Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pengertian dan Epidemiologi


Tumor otak merupakan salah satu bagian dari tumor pada sistem saraf,
disamping tumor spinal dan tumor saraf perifer. Tumor otak bersifat jinak maupun
ganas dan timbul didalam otak, meningen dan tengkorak. Tumor ini dapat bersifat
primer ataupun merupakan metastase dari tumor pada organ lainnya.1

Tumor otak primer (80 %), sekunder (20 %). Tumor primer kira-kira 50%
adalah glioma, 20 % meningioma, 15 % adenoma dan 7 % neurinoma. Pada orang
dewasa 60 % terletak di supratentorial, sedangkan pada anak-anak 70 % terletak di
infratentorial. Tumor yang paling banyak ditemukan pada anak adalah tumor
serebellum yaitu meduloblastoma dan astrositoma.Statistik primer adalah 10 % dari
semua proses neoplasma dan terdapat 3 – 7 penderita dari 100.000 orang penduduk.6

Diagnosis tumor intrakranial ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan


pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi. Dengan
pemeriksaan klinis sulit menegakkan diagnosis tumor intrakranial dan membedakan
benigna atau maligna, karena gejala klinis yang ditemukan tergantung dari lokasi
tumor, kecepatan pertumbuhan masa tumor, dan cepatnya timbul gejala tekanan tinggi
intrakranial serta efek dari masa tumor kejaringan otak yang dapat menyebabkan
kompresi, infasi, dan destruksi dari jaringan otak. Walaupun demikian ada beberapa
jenis tumor yang mempunyai predileksi lokasi sehingga memberikan gejala yang
spesifik dari tumor intrakranial. Dengan pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi
dapat dibedakan tumor benigna dan maligna.2

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Anatomi dan Fisiologi Otak

Otak merupakan bagian dari susunan saraf pusat yang terletak di cavum
cranii, otak dibentuk oleh cavum neuralis yang membentuk 3 gelembung embrionik
primer, yaitu prosenchephalon, mesensephalon, rhombhencephalon, untuk
selanjutnya berkembang membentuk 5 gelombang embrionik sekunder, yaitu
telencephalon, dienchephalon, mesencephalon, metenchepalon, dan myelencephalon.
Telencephalon membentuk Hemispaherum cerebri, corteks cerebri. Diencephalon
membentuk epithalamus, thalamus, hipothalamus, subthalamus, dan methatalamus.
Didalam diencephalon terdapat rongga; ventriculus tertius yang berhubungan dengan
ventriculus lateralis melalui foramen interventriculare (Monroi). Mesencephalon
membentuk corpora quadgemina dan crura cerebri, dalam mesencephalon terdapat
kanal sempit aquaductus sylvii yang menghubungkan ventriculus tertius dengan
ventriculus quartus. Metencephalon membentuk cerebellum dan pons, sedangkan
Myelencephalon membentuk medulla oblongata.3

2
Gambar.2.1.Anatomi Otak Manusia1

Berat otak saat lahir 350 gram, dan berkembang hingga saat dewasa seberat
1400-1500 gram.. Otak di bungkus oleh meninges yang terdiri dari 3 lapis. Di dalam
otak terdapat rongga : systerna ventricularis yang berisi liquors erebrospinalis yang
lanjut ke rongga antar meninges, cavum subarachnoidea. Fungsi utama
liquorserebrospinalis yaitu melindungi dan mendukung otak dari benturan.

Hemispaerum cerebri memiliki 6 lobus; lobus frontalis, lobus parietalis, lobus


temporalis, lobus occipitalis, lobus insularis dan lobus limbik. Lobus frontalis, mulai
dari sulcus sentralis sampai kapolus centralis, terdiri dari gyrus precentralis, girus
frontalis superior, girus frontalis media, girus frontalis inferior,girus recrus, dirus
orbitalis, dan lobulus paracentralis superior.

Lobus parietalis, mulai dari sulcus centralis menuju lobus occipitalis dan
cranialis dari lobus temporalis, terdiri dari girus post centralis, lobulus parietalis
superior,dan lobulus parietalis inferior-inferior-posterior. Lobus temporalis, terletak
antara polus temporalis dan polus occipitalis dibawah sulcus lateralis. Lobus
occipitalis terletak antara sulcus parieto occipital dengan sulcus preoccipitalis,
memiliki dua bangunan, cuneus dan girus lingualis. Lobus insularis, tertanam dalam
sulcus lateralis. Lobus limbik, berbentuk huruf C dab terletak pada dataran medial
hemisfer cerebri.4

Lobus oksipitalis yang terletak di sebelah posterior (di belakang kepala)


bertanggungjawab untuk pengolahan awal masukan penglihatan. Sensasi suara mula-
mula diterima oleh lobus temporalis, yang terletak di sebelah lateral (di sisi kepala).3

Lobus parietalis terutama bertanggung jawab untuk menerima dan mengolah


masukan sensorik seperti sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan nyeri dari permukaan
tubuh. Sensasi-sensasi ini secara kolektif dikenal sebagai sensasi somestetik
(perasaan tubuh). Lobus parietal juga merasakan kesadaran megenai posisi tubuh,

3
suatu fenomena yang disebut propriosepsi.3 Kesadaran sederhana mengenai sentuhan,
tekanan, atau suhu dideteksi oleh thalamus, tingkat otak yang lebih rendah. 3

Lobus frontalis bertanggungjawab terhadap tiga fungsi utama: (1) aktivitas


motorik volunteer (2) kemampuan berbicara (3) elaborasi pikiran. Daerah di lobus
frontalis belakang tepat di depan sulkus sentralis akhir di neuron-neuron motorik
eferen yang mencetuskan kontraksi otot rangka.3

Area Broca yang betanggung jawab untuk kemampuan berbicara, terletak di


lobus frontalis kiri dan berkaitan erat dengan daerah motorik korteks yang
mengontrol otot-otot penting untuk artikulasi.3 Daerah Wernicke yang terletak di
korteks kiri pada pertemuan lobus-lobus parietalis, temporalis, dan oksipitalis
berhubungan dengan pemahaman bahasa baik tertulis maupun lisan. mengontrol
artikulasi pembicaraan.4

Korteks asosiasi parietalis-temporalis-oksipitalis dijumpai pada peetemuan


ketiga lobus. Di lokasi ini dikumpulkan dan diintegrasikan sensasi-sensasi somatic,
auditorik, dan visual yang berasal dari ketiga lobus untuk pengolahan persepsi yang
kompleks.3 Korteks asosiasi limbic di bawah dan dalam antara kedua lobus temporal.
Daerah ini berkaitan dengan motivasi dan emosi. 3

Sel glia, atau neoroglia (hanya berada pada susunan saraf pusat) berfungsi
untuk menyangga dan dukungan metabolik terhadap neuron. Ada 2 macam sel glia;
makroglia dan microglia. Mikroglia berfungsi sebagai sel fagosit yang sangat besar
jika terjadi infeksi atau kerusakan pada susunan saraf, sedangkan makroglia berfungsi
sebagai penyangga dan fungsi nutritif. Mikroglia ada 4 macam, yaitu
Oligodendroglia, sel schwann, sel astrosit, dan sel ependyma. Bersama-sama mereka
dipandang sebagai suatu sistem yang dinamik bermakna fungsional dalam pertukaran
metabolik antara neuron sistem saraf pusat lingkungannya. Terdapat tiga jenis sel
glia, mikroglia, oligodendroglia, dan astrosit. Mikroglia secara embriologis berasal
dari lapisan mesodermal sehingga pada umumnya tidak diklasifikasikan sebagi sel
glia sejati. Mikroglia memasuki SSP melalui sistem pembuluh darah dan berfungsi

4
sebagai fagosit, membersihkan debris dan melawan infeksi.4

Astrosit

Astrosit merupakan neuroglia terbesar, berbentuk bintang , berinti besar, bulat


atau lonjong, sitoplasmanya mengandung banyak ribosom dan nukleoli tidak jelas.
Astrosit protoplasma terutama terdapat dalam substantia grissea Fungsi astrosit
berperan dalam menghantarkan impuls dan transmisi sinaptik dari neuron dan
bertindak sebagai saluran penghubung antara pembuluh darah dan neuron3

Oligodendrosit

Disebut juga oligodendroglia, lebih kecil dari astrosit dengan cabang-cabang


yang lebih pendek dan jumlahnya lebih sedikit. Intinya kecil, lonjong, sitoplasma
lebih padat dengan ribosom bebas dan terikat dalam jumlah besar. Oligodendrosit
terutama terdapat dalam 2 lokasi, di dalam substansia grissea dan di antara berkas-
berkas akson di dalam substantia alba. Lainnya terletak dalam posisi perivascular
sekitar pembuluh darah. Oligodendroglia berperan dalam pembentukan myelin.3

Gambar.2.2. Sel Glia Otak3

5
Sel Ependim

Sel ependim berasal dari lapisan dalam tabung neuralis dan mempertahankan
susunan epitel mereka . sel ependim melapisi rongga otak dan medulla spinalis dan
terendam dalam cairan serebrospinal uang mengisi rongga-rongga ini.

Sel schwann

Sel schwann membungkus semua serat saraf dari susunan saraf perifer, dan
meluas sampai perlekatannya masuk atau keluar dari perlekatannya di medulla
spinalis dan batang otak sampai ke ujungnya. S

Pembuluh darah yang mendarahi otak terdiri dari :4

a. Sepasang pembuluh darah karotis : denyut pembuluh darah besar ini dapat
kita raba dileher depan, sebelah kiri dan kanan dibawah mandibula, sepasang
pambuluh darah ini setelah masuk ke rongga tengkorak akan bercabang
menjadi tiga :

1. Sebagian menuju ke otak depan (arteri serebri anterior)

2. Sebagian menuju ke otak belakang (arteri serebri posterior)

3. Sebagian menuju otak bagian dalam (arteri serebri interior)

Ketiganya akan saling berhubungan melalui pembuluh darah yang disebut


arteri komunikan posterior.

b. Sepasang pembuluh darah vertebralis : denyut pembuluh darah ini tidak dapat
diraba oleh karena kedua pembuluh darah ini menyusup ke bagian samping
tulang leher, pembuluh darah ini mendarahi batang otak dan kedua otak kecil,
kedua pembuluh darah tersebut akan saling berhubungan pada permukaan otak
pembuluh darah yang disebut anastomosis.

6
2.2. Definisi Tumor Otak

Tumor adalah adalah suatu pertumbuhan jaringan abnormal yang disebabkan


oleh mutasi DNA di dalam sel. Akumulasi dari mutasi-mutasi tersebut menyebabkan
munculnya tumor. Sebenarnya sel kita memiliki mekanisme perbaikan DNA (DNA
repair) dan mekanisme lainnya yang menyebabkan sel merusak dirinya dengan
apoptosis jika kerusakan DNA sudah terlalu berat. Apoptosis adalah proses aktif
kematian sel yang ditandai dengan pembelahan DNA kromosom, kondensasi
kromatin, serta fragmentasi nukleus dan sel itu sendiri. Mutasi yang menekan gen
untuk mekanisme tersebut biasanya dapat memicu terjadinya kanker.1,5

Tumor otak dapat bersifat benigna dan maligna. 1,2Tumor intrakranial


(termasuk lesi desak ruang) bersifat jinak maupun ganas, dan timbul dalam otak,
meningen, dan tengkorak. Tumor otak berasal dari jaringan neuronal, jaringan otak
penyokong, sistem retikuloendotelial, lapisan otak dan jaringan perkembangan
residual, atau dapat bermetastasis dari karsinoma sistemik.1

Gambar
2.3.Tumor
Otak4

2.3.Epidemiologi

Tumor primer biasanya timbul dari jaringan otak, meningen, hipofisis dan
selaput myelin. Tumor sekunder berasal adalah tumor metastasis yang biasa berasal

7
dari hampir semua tumor pada tubuh. Tumor metastasis SSP yang melalui perderan
darah yaitu yang paling sering adalah tumor paru-paru dan prostat, ginjal, tiroid, atau
traktus digestivus, sedangkan secara perkontinuitatum masuk ke ruang tengkorak
melalui foramina basis kranii yaitu infiltrasi karsinoma anaplastik nasofaring. 5
Pada umumnya tumor otak primer tidak memiliki kecenderungan bermetastasis,
hanya satu yaitu meduloblastoma yang dapat bermetastasis ke medulla spinalis dan
kepermukaan otak melalui peredaran likuor serebrospinalis. Perbandingan tumor otak
primer dan metastasis adalah 4 : 1.

2.4. Etiologi Tumor Otak


Penyebab tumor otak belum diketahui pasti, tapi dapat diperkirakan karena :7
a. Genetik

Riwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali
pada meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada anggota-
anggota sekeluarga. Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber yang dapat
dianggap sebagai manifestasi pertumbuhan baru, memperlihatkan faktor familial yang
jelas. Selain jenis-jenis neoplasma tersebut tidak ada bukti-buakti yang kuat untuk
memikirkan adanya faktor-faktor hereditas yang kuat pada neoplasma.
b. Bagian embrional yang tersisa.

Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan


yang mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Ada kalanya
sebagian dari bangunan embrional tertinggal dalam tubuh menjadi ganas dan merusak
bangunan di sekitarnya seperti meningioma, astrositoma, raniofaringioma, teratoma
intrakranial, kordoma

c. Radiasi

Pada manusia susunan saraf pusat pada masa kanak-kanak menyebablkan


terbentuknya neoplasma setelah dewasa. Radiasi dengan dosis terapeutik dapat

8
merangsang sel-sel mesenkhimal. Beberapa laporan bahwa radiasi berperan
timbulnya meningioma.

d.Kimia dan Virus

Zat-zat karsinogenik “methylcholanthrone” dan “nitro-ethyl-urea” dapat


menyebabkan tumor otak primer. Sedangkan virus (virus Epstein Barr) disangka
berperan dalam genesisnya “Burkitt’s lymphoma” juga karsinoma anaplastik
nasofaring.Pada binatang telah ditemukan bahwa karsinogen kimia dan virus
menyebabkan terbentuknya neoplasma primer susunan saraf pusat tetapi
hubungannya dengan tumor pada manusia masih belum jelas.

e. Metastase

Metastase ke otak dari tumor bagian tubuh lain juga dapat terjadi. Karsinoma
metastase lebih sering menuju ke otak dari pada sarkoma. Lokasi utama dari tumor
otak metastase berasal dari paru-paru dan payudara.

2.5. Patofisiologi Tumor Otak

Tumor otak terjadi karena adanya proliferasi atau pertumbuhan sel abnormal
secara sangat cepat pada daerah central nervous system (CNS). Sel ini akan terus
berkembang mendesak jaringan otak yang sehat di sekitarnya, mengakibatkan terjadi
gangguan neurologis. Gangguan neurologik pada tumor otak biasanya dianggap
disebabkan oleh dua faktor : gangguan fokal disebebkan oleh tumor dan kenaikan
tekanan intracranial.7

Gangguan fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak, dan
infiltrasi atau invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron.
Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang bertumbuh
menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada umumnya
bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan
dengan gangguan serebrovaskuler primer.7

9
Serangan kejang sebagai gejala perubahan kepekaan neuron dihubungkan
dengan kompesi invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak. Beberapa tumor
membentuk kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga
memperberat ganggguan neurologist fokal.

Peningkatan tekanan intrakranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor:


bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya edema sekitar tumor, dan
perubahan sirkulasi cairan serebrospinal. Pertumbuhan tumor menyebabkan
bertambahnya massa, karena tumor akan mengambil ruang yang relatif dari ruang
tengkorak yang kaku. Tumor ganas menimbulkan oedema dalam jaruingan otak.
Mekanisme belum seluruhnyanya dipahami, namun diduga disebabkan selisih
osmotik yang menyebabkan perdarahan. 6,7

Obstruksi vena dan edema yang disebabkan oleh kerusakan sawar darah
otak, semuanya menimbulkan kenaikan volume intracranial dan meningkatkan
tekanan intracranial. Obstruksi sirkulasi cairan serebrospinal dari ventrikel lateral ke
ruangan subaraknoid menimbulkan hidrosefalus. Mekanismenya belum seluruhnya
dipahami, tetapi diduga disebabkan oleh selisih osmotik yang menyebabkan
penyerapan cairan tumor. Mekanisme kompensasi memerlukan waktu berhari-hari
atau berbulan-bulan untuk menjadi efektif dan oleh karena itu tidak berguna apabila
tekanan intrakranial timbul cepat.6

Mekanisme kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan volume darah


intracranial, volume cairan serebrospinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi
sel-sel parenkim, kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi unkus
atau serebelum yang timbul bilagirus medialis lobus temporalis bergeser ke inferior
melalui insisura tentorial oleh massa dalam hemisfer otak. Herniasi menekan
mesensenfalon, menyebabkan hilangnya kesadaran dan menekan saraf otak ketiga.
Kompresi medula oblogata dan henti pernafasan terjadi dengan cepat.
Perubahan fisiologi lain terjadi akibat peningkatan intracranial yang cepat adalah

10
bradikardia progresif, hipertensi sistemik (pelebaran tekanan nadi), dan gangguan
pernafasan. 6

2.6. Klasifikasi Tumor Otak 9


1. Berdasarkan jenis tumor

 Jinak (Acoustic neuroma, Meningioma, Pituitary adenoma,


Astrocytoma (grade I)
 Malignant (Astrocytoma (grade 2,3,4), Oligodendroglioma,
Apendymoma)
2. Berdasarkan lokasi
 Tumor intradural
a. Ekstramedular, Cleurofibroma, Meningioma, intramedular,
Apendymoma,Astrocytoma,Oligodendroglioma,,
Hemangioblastoma
 Tumor ekstradural
Merupakan metastase dari lesi primer, biasanya pada payudara,
prostal, tiroid, paru – paru, ginjal dan lambung.

Tumor otak primer dapat dimulai pada satu jenis jaringan atau sel-sel
di dalam otak ataupun sumsum tulang belakang. Beberapa tumor mengandung
campuran jenis sel. Tumor di daerah yang berbeda dari sistem saraf pusat
dapat diobati secara berbeda dan memiliki prognosis yang berbeda.

A. Glioma
Jumlah glioma adalah sekitar 40-50% dari tumor otak. Glioma
dikelompokkan berdasarkan asal embriologis. Pada orang dewasa sel
neuroglia sistem saraf pusat berfungsi untuk memperbaiki, menyokong dan
melindungi sel-sel saraf yang lunak. Glioma terdiri dari jaringan penyambung
dan sel-sel penyokong. Neuroglia mempunyai kemampuan untuk terus
membelah selama hidup. Sel-sel glia berkumpul membentuk parut sikatriks
padat dibagian otak dimana neuron menghilang oleh karena cedera atau

11
penyakit. Tumor glia merupakan penyebab dari hampir separuh tumor otak
pada anak. Sebagian besar tumor glia pediatrik merupakan tumor derajat
rendah yang paling sering terletak di fossa posterior dan regio diensefalon.7

 Astrositoma
Astrositoma sering menginfiltrasi otak dan sering berkaitan dengan
kista dalam berbagai ukuran.walaupun menginfiltrasi bagian otak namun
efeknya pada fungsi otak hanya sedikit sekali pada permulaan penyakit. Pada
umumnya astrositoma tidak bersifat ganas, walaupun dapat mengalami
perubahan keganasan berupa glioblastoma, yaitu suatu astrositoma yang
sangat ganas.tumor-tumor ini pada umumnya tumbuh lambat. Astrositoma
derajat I memperlihatkan gambaran astrosit yang tidak banyak berbeda
dengan astrosit normal, hanya saja jumlahnya berbeda, sehingga
kepadatannya dalam suatu daerah menonjol.7

Gambar 2.4 Astrositoma4

12
Astrositoma derajat II,III, dan IV secara berturut-turut memperlihatkan
segi-segi keganasan yang meningkat. Astrositoma derajat III
menggambarkan gambaran histologik yang sudah mitotik, infiltratif dan
ekspansif sehingga banyak necrosis dan hemoragik terjadi. Apalagi
astrositoma derajat IV, berbagai jenis sel dalam tahap mitosis dijumpai baik
dalam formasi yang khas, maupun yang tersebar secara tidak teratur dengan
banyak nekrosis dan hemoragi.maka astrositoma derajat III dan IV diberi
nama tersendiri yaitu Glioblastoma multiform. Sampai timbul gejala (misal:
serangan epilepsi maupun nyeri kepala). Eksisi bedah lengkap pada
umumnya tidak dapat dilakukan karena tumor bersifat invasif, tapi bersifat
residif terhadap radiasi.7

 Glioblastoma multiform
Glioblastoma multiform adalah jenis glioma yang paling ganas. Tumor
ini memiliki kecepatan pertumbuhan yang sangat tinggi. Dan eksisi bedah
yang lengkap tidak mungkin dilakukan. Harapan hidup pada umumnya
sekitar 12 bulan. Tumor ini dapat timbul dimana saja tetapi predileksi
utamanya adalah lobus frontalis. dan sering menyebar ke sisi kontralateral
melalui korpus kalosum.7

13
Gambar 2.5 Glioblastoma Multiforme6

 Oligodendroglioma
Oligodendroglioma merupakan lesi yang tumbuh lambat menyerupai
astrositoma, tetapi terdiri dari sel-sel oligodendroglia. Tumor relatif avaskular
dan cenderung mengalami kalsifikasi; biasanya dijumpai pada hemisfer otak
dewasa muda. Tumor ini dapat timbul sebagai gangguan kejang parsial yang
timbul hingga 10 tahun, secara klinis bersifat agresif, dan menyebabkan
simptomatologi bermakna akibat peningkatan intrakranial.di dalam daerahnya
terdapat kista, perkapuran dan hemoragi.7 Regimen kemoterapi yang paling
sering digunakan adalah melfalan, thiotep, temozolomide, paklitaksel ( taxol)
dan regimen berdasar platinum.

Gambar 2.6

14
Oligodendroglioma11

 Ependimoma
Ependimoma adalah tumor ganas yang jarang terjadi dan berasal dari
hubungan erat pada ependim yang menutupi ventrikel, paling sering terjadi
pada fossa posterior, tetapi dapat terjadi dari setiap bagian fossa ventrikularis.
Tumor ini lebih sering terjadi ada anak maupun orang dewasa.

Gambar 2.7
Ependimoma11

Diyakini bahwa
tumor embrional pada
anak berbeda dari tumor
pada dewasa dan semakin imatur jaringan tumor pada anak menyebabkan makin
agresifnya sifat tumor yang memperburuk prognosisnya.

B. Meningioma

Meningioma timbul dari meninges, lapisan jaringan yang mengelilingi


bagian luar dari otak dan sumsum tulang belakang. Meningioma berkontribusi
pada sekitar 1 dari 3 tumor otak primer dan tumor sumsum tulang belakang.
Mereka adalah tumor otak yang paling umum pada orang dewasa. Risiko tumor
ini meningkat sejalan dengan usia. Sekitar dua kali lebih umum terjadi pada
wanita. Dalam beberapa kasus tumor ini bersifat genetic (diturunkan), terutama
pada mereka dengan neurofibromatosis (sindrom tumor jinak pada jaringan
syaraf).

Meningioma menyebabkan gejala dengan menekan otak atau syaraf tulang


belakang. Sekitar 4 dari 5 meningioma bersifat jinak, dan sebagian besar dapat

15
disembuhkan dengan operasi. Tetapi beberapa meningioma tumbuh sangat dekat
dengan struktur vital dalam otak dan tidak bisa disembuhkan dengan pembedahan
saja. Sejumlah kecil meningioma bersifat ganas dan mungkin kembali berkali-kali
setelah operasi atau bahkan menyebar ke bagian lain dari tubuh.

Gambar 2.7 Meningioma11

C. Medulloblastomas

16
Medulloblastomas adalah tumor yang berkembang dari sel
neuroectodermal (sel saraf primitif) di otak kecil. Ini adalah tumor yang
tumbuh cepat dan sering menyebar ke seluruh jalur cairan serebrospinal, tetapi
mereka dapat diobati dengan terapi radiasi dan kemoterapi. Medulloblastomas
terjadi lebih sering pada anak-anak dibandingkan orang dewasa. bagian dari
kelas tumor disebut tumor neuroectodermal primitif (PNETs) yang dapat
terjadi pada otak besar dan di tempat lain dalam sistem saraf pusat.

Gambar 2.8
Medulloblastoma12

2.7. Gejala Tumor


Otak

Gejala peningkatan
tekanan intrakranial
 Sakit kepala
Nyeri kepala merupakan gejala yang paling sering dijumpai
pada penderita otak. Nyeri dapat digambarkan bersifat dalam, terus
menerus, tumpul, dan kadang-kadang hebat sekali. Nyeri ini paling
hebat pada waktu pagi hari dan menjadi lebih berat oleh aktivitas yang
biasanya dapat meningkatkan tekanan intrakranial seperti
membungkuk, batuk, atau mengejan sewaktu buang air besar. Nyeri
kepala yang dihubungkan dengan tumor otak disebabkan oleh traksi
dan pergeseran struktur peka nyeri dalam rongga intrakranial. Struktur
ini termasuk arteri, vena, sinus-sinus venadan saraf otak
 Muntah
Muntah terjadi sebagai akibat rangsangan pada pusat muntah pada
medulla oblongata akibat terjadinya peningkatan TIK. Muntah dapat
terjadi tanpa didahului mual dan dapat proyektil. Kadang-kadang
dipengaruhi oleh asupan makanan, yang selalu disebabkan adanya
iritasi pada pusat vagal di medulla.

17
 Papiledema (edema pada saraf optic)
Papiledema disebabkan oleh statis vena yang menimbulkan
pembengkakan papilla saraf optikus. Bila terlihat pada pemeriksaan
funduskopi, hal ini mengisyaratkan peningkatan TIK. Ada sekitar
70%-75% dari pasien dan dihubungkan dengan gangguan penglihatan
seperti penurunan tajam penglihatan, diplopia (pandangan ganda) dan
penurunan lapang pandangan.

 Perubahan kepribadian dan perubahan mental (iritabilitas, mudah


lelah, perubahan perilaku), dementia, apatia, gangguan watak dan
intelegensia, bahkan psikosis tidak peduli lokasinya
 Kejang lokal. Dapat merupakan manifestasi pertama tumor
intrakranial pada 15% penderita. Kejang umum dapat timbul sebagai
manifestasi tekanan intrakranial yang melonjak secara cepat terutama
bagi manifestasi glioblastoma multiform. Kejang tonik yang sesuai
dengan serangan rigiditas deserebrasi biasanya timbul pada tumor
fossa franii posterior dan secara tidak tepat dinamakan cereberal fits.
 Adanya variasi penurunan focal motorik,sensor dan disfungsi saraf
cranial

a) Gejala terlokalisasi
Lokasi gejala-gejala terjadi spesifik sesuai dengan gangguan daerah otak
yang terkena, menyebabkan tanda-tanda yang ditunjukkan lokal, seperti
pada ketidaknormalan sensori dan motorik, perubahan penglihatan dan
kejang.5
 Tumor korteks motorik memanifestasikan diri dengan menyebabkan
gerakan seperti kejang yang terletak pada satu sisi tubuh yang disebut
kejang jacksonian.
 Tumor lobus oksipital menimbulkan manifestasi visual, hemianopsia
homonimus kontralateral (hilangnya penglihatan pada setengah lapang
pandangan pada sisi yang berlawanan dari tumor) dan halusinasi
penglihatan.

18
 Tumor serebelum menyebabkan pusing, ataksia (kehilangan
keseimbangan) atau gaya berjalan yang sempoyongan dengan
kecenderungan jatuh kesisi yang lesi, otot-otot tidak terkoordinasi dan
nistagmus (gerakan mata berirama tidak disengaja) biasanya
menimbulkan gerakan horizontal.
 Tumor lobus frontal sering menyebabkan gangguan kepribadian,
perubahan status emosional dan tingkah laku, dan disintegrasi perilaku
mental, pasien kurang merawat diri.
 Tumor sudut serebropontin biasanya diawali pada sarung saraf akustik
dan memberikan rangkaian gejala yang timbul dengan semua
karakteristik gejala pada tumor otak. Yaitu: tisnitus dan kelihatan
vertigo, serta diikuti perkembangan saraf-saraf yang mengarah
terjadinya tuli (gangguan fungsi saraf cranial VIII). Berikutnya
kesemutan dan rasa gatal pada wajah dan lidah (berhubungan dgn
saraf cranial V). Selanjutnya terjadi kelemahan atau paralysis
(keterlibatan saraf cranial VII). Akhirnya karena pembesaran tumor
yang menekan serebelum, mungkin ada abnormalitas pada fungsi
motorik.
 Tumor intrakranial dapat menghasilkan gangguan kepribadian,
konfusi, gangguan funsi bicara dan gangguan gaya berjalan teutama
pada pasien lansia.
Tipe tumor yang paling sering adalah meningioma, glioblastoma, dan
metastase serebral dari bagian lain. Beberapa tumor tidak selalu mudah
ditemukan, karena tumor-tumor tersebut berada pada daerah tersembunyi dari
otak (daerah yang fungsinya tidak dapat ditentukan dgn pasti). Perkembangan
dan gejala menentukan apakah tumor tersebut berkembang atau menyebar.9

2.8. Pemeriksaan Diagnostik

Untuk menegakkan diagnosis pada penderita yang dicurigai menderita tumor


otak yaitu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik neurologik yang teliti, adapun

19
pemeriksaan penunjang yang dapat membantu yaitu CT-Scan dan MRI. Dari
anamnesis kita dapat mengetahui gejala-gejala yang dirasakan oleh penderita yang
mungkin sesuai dengan gejala-gejala yang telah diuraikan diatas. Misalnya ada
tidaknya nyeri kepala, muntah dan kejang. Sedangkan melalui pemeriksaan fisik
neurologik mungkin ditemukan adanya gejala seperti edema papil dan deficit
lapangan pandang.8

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan yang dilakukuan untuk mengobservasi tumor


otak adalah: 1
o Observasi saraf pergerakan mata Penglihatan : penurunan lapang
pandang, penglihatan kabur

o Pendengaran : tinitus, penurunan pendengaran, halusinasi

o Reflek Keseimbangan dan koordinasi

o Penciuman dan sentuhan

o Motorik : hiperekstensi, kelemahan sendi Jantung : bradikardi,


hipertensi. Sistem pernafasan : irama nafas meningkat, dispnea,
potensial obstruksi jalan nafas, disfungsi neuromuskuler Sistem
hormonal : amenorea, rambut rontok, diabetes mellitus

Untuk membantu menentukkan lokasi tumor yang tepat, dilakukan beberapa


pemeriksaan tambahan, yaitu: 8

 CT- Scan memberikan info spesifik mengenai jumlah, ukuran dan kepadatan
jejas tumor serta meluasnya edema serebral sekunder

20
Gambar 2.9 Hasil CT-Scan tumor otak9

 MRI membantu mendiagnosis tumor otak dengan cara mendeteksi jejas tumor
yang kecil dan tumor didalam batang otak dan daerah hipofisis.

Gambar
2.10 Hasil
MRI Tumot
Otak
(tampak
samping)9

21
Gambar
2.11 Hasil
MRI
Tumor
Otak
(tampak
atas)9

 Biopsy stereotaktik bantuan computer (3 dimensi) dapat digunakan untuk


mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam dan untuk memberikandasar-
dasar pengobatan dan informasi prognosis

 Angiografi serebral memberikan gambaran tentang pembuluh darah serebral


dan letak tumor serebral.

 EEG dapat mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati
tumor dan dapatmemungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada
waktu kejang. Penelitian pada cairan serebrospinal (CHF) dapat dilakukan
untuk mendeteksi sel-sel ganas, karena tumor-tumor pada system saraf pusat
mampu menggeser sel-sel kedalam cairan serebrospinal

 Ekoensefalogram ; Memberi informasi mengenai pergeseran kandungan


intraserebral

 Sidik otak radioaktif ; Memperlihatkan daerah-daerah akumulasi abnormal


dari zat radioaktif. Tumor otak mengakibatkan kerusakan sawar darah otak
yang menyebabkan akumulasi abnormal zat radioaktif

 Rontgen foto X-ray tengkorak. Erosi posterior atau adanya kalsifikasi


intracranial dan X-ray dada untuk mendeteksi tumor paru primer atau
penyakit metastase

2.9. Penatalaksanaan Tumor Otak

22
Tindakan terhadap tumor otak adalah paliatip dan melibatkan penghilangan
atau mengurangi simtomatologi serius. Pendekatan ter apeutik ini mencakup radiasi,
yang menjadi dasar pengobatan, pembedahan (biasanya pada metastase intrakranial
tunggal), kemoterapi.8

Pemilihan jenis terapi pada tumor otak tergantung pada beberapa faktor,
antara lain:8

 Kondisi umum penderita


 Tersedianya alat yang lengkap
 Pengertian penderita dan keluarganya
 Luasnya metastasis.

Penatalaksanaan Menurut Brunner dan Suddarth : 9

1. Pembedahan
Merupakan pilihan pertama bagi pasien dengan tumor otak. Tujuan
diagnosis definitive dan memperkecil tumor tersebut. Pengangkatan dari
semua tumor menimbulkan defisit neurologis yang berat. Banyak faktor
yang mempengaruhi keberhasilan suatu pembedahan tumor otak yakni:
diagnosisyang tepat, rinci dan seksama, perencanaan dan persiapan pra
bedah yang lengkap, teknik neuroanastesi yang baik, kecermatan dan
keterampilan dalam pengangkatan tumor, serta perawatan pasca bedah
yang baik, berbagai cara dan teknik operasi dengan menggunakan
kemajuan teknologi seperti mikroskop, sinar laser, ultrasound aspirator,
bipolar coagulator, realtime ultrasound yang membantu ahli bedah saraf
mengeluarkan massa tumor otak dengan aman.
Indikasi utama dari pembedahan tumor otak yaitu :

 Lokasi tumor adalah faktor utama, misalnya tumor yang letaknya pada kortek
dominan, hipotalamus, batang otak, sinus karvenosus dan tumor otak intrinsik
dari chiasma optikum tidak perlu dilakukan reseksi total. Tumor ganas
mempunyai batas yang tidak jelas dan lebih luas dari pada apa yang terlihat
dengan mata biasa. Bila reseksi total tidak dapat dilaksanakan, maka biasanya

23
dilakukan pembuangan inkomplit untuk dekompresi. Tindakan ini seringkali
dilaksanakan dengan cara “Suction” (penyedotan). Untuk tumor di fossa
posterior, dilakukan “splitting” (pemisahan) korteks serebelum, biasanya
vermis dan dilaksanakan suction untuk membersihkan tumor. Pembedahan
pada meningoma biasanya sulit dilakukan karena sering terjadi perdarahan
dan menyebabkan edema serebral. Pembedahan yang ideal pada tumor
hipofisis dilakukan pengangkatan tumor beserta kapsulnya, namun pada
kenyataannya kapsula tumor dibuka dan tumor dikuret atau disedot.
Pembersihan atau pembuangan tumor ini sering inkomplit, tapi dekompresi
chiasma dan nervus optikus dapat tercapai. Bila tumor menyebabkan
hidrosefalus akibat obstruksi ventrikel III atau akuaduktus maka biasnya
dilakukan ventrikulosisternotomy dengan cara memasang tube dari ventrikel
lateral ke sisterna magna.

 Ukuran tumor dan jumlah tumor, analisis yang terliti dari pemeriksaan
radiologi bisa memberikan gambaran apakah tumornya infiltratif atau
berdiferensiasi baik sehingga sangat resektabilitas tumor.

 Status neurologis preoperative penderita merupakan faktor yang sangat


penting pada penderita dengan defisit neurologis yang berat oleh karena tumor
yang besar perlu tindakan dekompresi segera. Defisit neurologis oleh karena
pertumbuhan infiltratif dari tumor biasanya permanen dan tidak reversibel
setelah operasi, kecuali kalau kejadiannya baru. Reseksi yang agresif kadang-
kadang menyebabkan defisit neurologis justru bertambah setelah penderita
dioperasi.

 Jenis Tumor. Kalau tumor multipel maka perlu pemeriksaan neurologis klinis
yang seksama untuk menentukan tumor yamg memberikan gejala yang lebih
dominan untuk diangkat terlebih dahulu kalau tidak mungkin mengangkat
tumor sekaligus.

24
 Kondisi umum dan umur penderita juga sangat menentukan strategi
penanganan penderita

2. Radiotherapi

Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak


jarang pula merupakan therapy tunggal.

Indikasi radioterapi: ( Glioma maligna, Oligodendroglioma, Dysgerminoma,


Limfoma SSP primer, Meduloblastoma, Ependimoma, Meningioma
(maligna, inoperable), Adenoma hipofise (sesudah pembedahan sebagain dan
sesudah pengobatan yang gagal, Kordoma basis kranii, sedagkan Radioterapi
(sesudah komfirmasi biopsi) pada profilaksis iradiasi kranium dan corpus
vertebralis.

3. Kemotherapy

Jika tumor tersebut tidak dapat disembuhkan dengan pembedahan,


kemoterapi tetap diperlukan sebagai terapi tambahan dengan metode
yang beragam. Pada tumor-tumor tertentu seperti meduloblastoma dan
astrositoma stadium tinggi yang meluas ke batang otak, terapi
tambahan berupa kemoterapi dan regimen radioterapi dapat membantu
sebagai terapi paliatif. Indikasi dilakukannya kemoterapi:

 Kemoterapi adjuvant

Pengobatan tumor primer dikontrol dengan cara lain ( bedah/ Radiasi)


Diyakini masih adanya sisa sel-sel tumor yang sukar dideteksi sehingga
perlu tambahan kemoterapi.

 Kemoterapi Primer

25
Kemoterapi sebagai pengobatan pertama sebelum pengobatan lain
( bedah/ radiasi)

 Kemoterapi Neo-adjuvant

Setelah pengobatan bedah/ radiasi ditambahkan kemoterapi atau


dilanjutkan kembali kemoterapi.

Pemberian obat-obatan anti tumor yang sudah menyebar dalam aliran


darah. Obat-obatan yang digunakan : Nitroseurea, BCNU dan CCNU
karena obat ini mampu melewati sawar darah / otak. Selama pemberian
obat-obatan ini pasien harus menghindari makanan yang tinggi tiramin
(misalnya anggur, yogurt, keju, hatiayam, pisang) dan alcohol, karena
pokorbazine menghambat dan melemahkan aktivitas inhibitor monoamine
oksidase (MAO). Prokabazine dikaitkan dengan mual dan muntah yang
mungkin hilang atau berkurang saat pertama kali atau saat pengobatan
sedang dilakukan. Efek samping : lelah, mual,muntah, hilang nafsu
makan, kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.8

 Glioma maligna : BCNU intravena (kasus-kasus yang terseleksi)


 Limfoma SSP : MTX (metotrexate) + cytosine-arabinoside (ArAC)
intravena

 Infiltrasi tumor mening : MTX + ArA CIV + iradiasi kraniospinalis

4. Manipulasi hormonal dan imunoterapi


Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk tumor yang sudah
bermetastase. Sedangkan untuk imunoterapi dengan menggunakan
antibody monoclonal yang diciptakan secara khusus untukmenyerang dan
menghancurkan sel tumor otal.b. Interleukin-2 digunakan untuk
mengganti lesi-lesi metastatic dari kanker primer ginjal dan melanoma,
akan tetapi kemanjurannya masih perlu dibuktikan.9

26
5. Terapi Kortikosteroid
Kortikosteroid dapat membantu mengurangi sakit kepala dan
perubahan kesadaran. Hal ini dianggap bahwa kortikosteroid
(deksametason, prednison) menurunkan radang sekitar pusat metastase
dan menurunkan edema sekitarnya. Obat-obat lain mencakup agen-agen
osmotic (manitol, gliserol) untuk menurunkan cairan pada otak, yang
ditunjukkan dengan penurunan TIK. Obat-obat anti kejang (penitoin)
digunakan untuk mencegah dan mengobati kejang. Bila pasien
mempunyai nyeri hebat, morfin dapat diinfuskan kedalam ruang epidural
atau subaraknoid melalui jarum spinal dan kateter sedekat mungkin ke
segmen spinal dimana nyeri dirasakan. Morfin disis kecil diberikan pada
interval yang ditentukan.9
2.10. Diagnosa Banding

Gejala yang paling sering dari tumor otak adalah peningkatan tekanan
intrakranial, kejang dan tanda deficit neurologik fokal yang progresif. Setiap proses
desak ruang di otak dapat menimbulkan gejala diatas, sehingga agak sukar
membedakan tumor otak dengan beberapa hal berikut :10

 Abses intraserebral
 Epidural hematom
 Hipertensi intrakranial benigna
 Meningitis kronik.

2.12.Prognosis Tumor Otak

Berdasarkan data di Negara-negara maju, dengandiagnosis dini dan juga


penanganan yang tepat melalui pembedahan dilanjutkan dengan radioterapi, angka
ketahanan hidup 5 tahun (5 years survival) berkisar 50-60% dan angka ketahanan
hidup 10 tahun (10 years survival) berkisar 30-40%.9

Terapi tumor otak di Indonesia secara umum prognosisnya masih buruk,


berdasarkan tindakan operatif yang dilakukan pada beberapa rumah sakit di Jakarta.

27
Meskipun diobati, hanya sekitar 25% penderita kanker otak yang bertahan hidup
setelah 2 tahun. Prognosis yang lebih baik ditemukan pada astrositoma dan
oligodendroglioma, dimana kanker biasanya tidak kambuh dalam waktu 3-5 tahun
setelah pengobatan. Sekitar 50% penderita meduloblastoma yang diobati bertahan
hidup lebih dari 5 tahun. Pengobatan untuk kanker otak lebih efektif dilakukan
pada:10

a. Penderita yang berusia dibawah 45 tahun.

b. Penderita astrositoma anaplastik.

c. Penderita yang sebagian atau hampir seluruh tumornya telah diangkat


melalui pembedahan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Harsono, Tumor Otak dalam Buku Ajar Neurologi Klinis edisi I, Gajah Mada
University Press, Yogyakarta, 1999 : 201 – 207
2. Mahar, M., Proses Neoplasmatik di Susunan Saraf dalam Neurologi Klinis
Dasar edisi 5, Dian Rakyat, Jakarta, 2000 : 390 – 402
3. Uddin,Jurnalis. Kerangka Umum Anatomi Susunan Saraf dalam Anatomi
susunan saraf manusia. Langgeng sejati. Jakarta; 2001: 3-13
4. Price,Sylvia A.Tumor Sistem Saraf Pusat dalam Patofisiolosi edisi 6, EGC.
Jakarta.2005. 1183-1189
5. Stephen,Huff. Brain neoplasms.Access on www.emedicine.com. March, 9th
2012
6. Informasi tentang Tumor Otak access on http://www.medicastore.com March,
6th 2012.
7. Syaiful Saanin, dr, Tumor intrakranial Access on

28
www.angelfire.neurosurgery. March 6th 2012.
8. Japardi, Iskandar. Gambaran CT SCAN Pada Tumor Otak Benigna. Access on
www.usudigitallibrary.com. March, 6th 2012
9. National Center for Biotechnology Information, “Brain Tumor – Primary –
Adults,” http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0004485/ (diakses
8 Maret 2012).
10. S.C., “Brain Tumor Survival Rate,” http://www.buzzle.com/articles/brain-
tumor-survival-rate.html (diakses 5 Maret 2012).
11. Informasi tentang Tumor Otak access on
(sumber:http://www.gfmer.ch/selected_images_v2/search_result_list.php)
March 14th, 2012
12. Meduloblastoma. (Sumber: http://www.braintumors.in/medulloblastoma)
March 17th, 2012

29

Anda mungkin juga menyukai