Anda di halaman 1dari 21

Ekonomi Bisnis Internasional

Sistem Moneter Internasional dan Neraca Pembayaran

Valuta Asing dan Pasar Keuangan Internasional

DISUSUN OLEH :

Martin Pangestu ( 163304020523 )


Sandy Harsono ( 163304020550 )
Stephanie Suling ( 163304020384 )
Patrick Edhieson ( 163304020554 )
Winnie ( 163304020386 )
Wawan Logika ( 163304020527 )

Dosen Pembimbing

Purnama Yanti Purba, S.E., M.M.

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN

T.A 2019/2020

UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA


DAFTAR ISI

Bab I Pendahuluan ................................................................................................... 1


A. Latar Belakang ...................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................................2

Bab II Pembahasan .................................................................................................. 3


Bab 7

A. Sistem Moneter Internasional .......................................................................................... 3


B. Sejarah Sistem Moneter Internasional ........................................................................... 3
C. Sistem Akuntansi BOP ..................................................................................................... 5
D. Surplus dan Defisit Neraca Pembayaran ........................................................................ 7

Bab 8

A. Pengertian Valuta Asing ................................................................................................... 8


B. Struktur Pasar Valuta Asing ........................................................................................... 8
C. Pasar Modal Internasional .............................................................................................. 11

Bab III Penutup ....................................................................................................... 18


A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 18

Daftar Pustaka ........................................................................................................ 19


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bab 7
Sistem moneter internasional merupakan sistem keuangan yang berlaku untuk semua Negara di dunia
yang membahas tentang pembayaran atas transaksi lintas negara dilaksanakan. Sistem ini menentukan
bagaimana kurs tukar asing ditentukan dan bagaimana pemerintah dapat mempengaruhi kurs tukar.
Sistem moneter internasional yang berfungsi dengan baik akan memfasilitasi perdagangan
internasional dan investasi, serta mempermudah adaptasi terhadap perubahan. Pembahasan inti dari
sistem moneter internasional adalah menentukan pengaturan sistem kurs tukar. Untuk itu dalam
penulisan makalah ini penulis akan membahas terkait dengan pengertian sistem moneter
internasional, sejarah terbentuknya system moneter internasional, fenomena aktual yamg terkait
moneter, serta Faktor penghambat non ekonomi penerapan Mata uang tunggal di ASEAN.

Semenjak dimulainya sistem standar emas hingga abad ke 20, sistem moneter internasional telah
mengalami pasang surut. Perubahan dari sistem ke sistem yang lain diakibatkan oleh gejolak ekonomi
pada saat itu. Sampai saat ini pun sistem moneter internasional masih menjadi perhatian semua
negara dan masih ingin merubah sistemnya menjadi lebih berfungsi optimal. Belum lagi rencana
anggota Negara-negara asean untuk merumuskan kebijakan pemberlakuan mata uang bersama yang
hanya berlaku tunggal di kawasan asean. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkat tema
sistem moneter internasional.

Bab 8
Pentingnya aktivitas dalam foreign exchange timbul sehubungan dengan berkembangnya
perdagangan internasional serta semakin meningkatnya perpindahan uang dan capital
international. Dari sini bisa dilihat bahwa foreign exchange bukan sebatas money change
tetapi lebih luas dari itu. Oleh karena itu,dapat dikatakan bahwa pasar valuta asing adalah
suatu pasar di mana surat-surat berharga jangka pendek diperdagangkan. Dan dalam
perkembangannya uang berkembang menjadi komoditas yang bisa di perdagangkan. Pasar
valuta asing sendiri mengalami pertumbuhan yang pesat pada awal dekade 70’an.
Sesuai dengan namanya, pasar uang adalah keseluruhan permintaan dan penawaran dana-
dana atau surat-surat berharga yang mempunyai jangka waktu satu tahun atau kurang dari
satu tahun dan dapat disalurkan melalui lembaga-lembaga perbankan. Dan di pasar uang ini
diperjualbelikan instrumen kredit jangka pendek. Kredit yang dimaksud bisa berupa kredit
harian (On Call), kredit bulanan (Prolongasi) maupun kredit tiga bulanan (Belening).

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu system moneter internasional ?
2. Bagaimana sejarah terbentuknya system ini ?
3. Apa saja komponen dalam Neraca pembayaran ?
4. Apa itu valuta asing ? dan apa pentingnya hal ini ?
5. Bagaimana dengan Pasar Modal Internasional ? apa saja yang dapat kita lihat dari pasar
ini ?
BAB II

PEMBAHASAN

Bab 7 : Sistem Moneter Internasional dan Neraca Pembayaran

A. Sistem Moneter Intenasional


Dalam ekonomi internasional dikenal suatu sistem yang memungkinkan suatu negara dapat
saling berhubungan satu dangan yang lain. Sistem tersebut disebut sebagai sistem moneter
internasional. Sistem moneter internasional menunjukkan seperangkat kebijakan, institusi,
praktik, peraturan dan mekanisme yang menentukan tingkat dimana suatu mata uang
diitukarkan dengan mata uang lain.(Shapiro, 1992). Sistem keuangan internasional dari
sejarahnya telah mengalami begitu banyak perkembangan dan transpormasi dari masa ke
masa. Perkembangan ini disebabkan oleh adanya perubahan ekonomi dan politik domestik
serta internasional pada masing-masing masa.

Jika dalam skala domestik atau nasional problema ketidakseimbangan pembayaran antar
daerah dapat disesuaikan melaui pergerakan modal ataupun kebijakan fiskal dan moneter,
dalam skala internasional akan sedikit lebih rumit. Pembayaran yang tidak seimbang antar
negara dapat diselesaikan melalui financing, perubahan kebijakan domestik untuk menggeser
pola perdagangan dan investasi, melalui kontrol devisa untuk melakukan penjatahan pasokan
devisa, atau dengan cara membiarkan nilai tukar mata uang berubah sesuai situasi dan
kondisi. Sehingga yang terpenting dalam sistem moneter internasional adalah tersedianya alat
atau cara untuk menyesuaikan ketidakseimbangan pembayaran internasional.

B. Sejarah Sistem Moneter Internasional


1. Sistem Standar Emas (1876-1913)

Sistem standar emas internasional muncul mulai tahun 1870 di Inggris. Pemerintah
Inggris menetapkan nilai pounsterling dengan emas. Perkembangan industri yang terjadi
di Inggris serta perdagangan dunia yang makin berkembang pada abad 19 menambah
kepercayaan dunia terhadap emas. Kepercayaan ini diperkuat dengan ditemukannya
tambang emas di Amerika dan Afrika Utara. Dengan kejadian-kejadian tersebut sistem
standar emas merupakan suatu sistem yang dipakai oleh banyak negara semenjak 1970
hingga perang dunia pertama.
Perdagangan yang semakin meningkat membuat kebutuhan sistem pertukaran yang lebih
formal menjadi semakin terasa. Standar emas pada dasarnya menetapkan nilai tukar mata
uang negara berdasarkan emas. Pemerintah atau Negara yang bersangkutan harus
menjaga persediaan emas yang cukup untuk menjamin jual-beli emas. Jika pemerintah
negara lain juga menetapkan nilai mata uangnya berdasarkan, maka kurs antar dua mata
uang bisa ditentukan. Nilai emas terhadap barang lain tidak banyak berubah dalam jangka
panjang, stabilitas nilai uang dan kurs mata uang tidak banyak berfluktuasi dalam jangka
panjang.

Standar emas berbeda dengan mata uang fiat (fiat money). Dalam mata uang fiat, nilai
mata uang ditentukan berdasarkan kepercayaan terhadap kemauan pemerintah menjaga
integritas menjag mata uang tersebut. Seringkali kepercayaan tersebut disalahgunakan.
Pemerintah kadang tergoda menerbitan uang baru, karena biaya produksi penerbitan
tersebut adalah 0 rupiah. Dengan menggunakan standar emas, nilai mata uang didasarkan
pada emas. Pemerintah tidak bisa seenaknya menambah jumlah uang yang beredar ,
karena suplai uang dibatasi oleh suplai emas.

Dengan proses tersebut kurs mata uang bisa terjaga selama negara-negara di dunia
memakai emas sebagai standar mata uangnya. Inflasi yang berkepanjangan tidak akan
terjadi di dalam situasi semacam itu.

Dengan adanya Perang Dunia I (1919-1923) serta depresi dunia (1931-1934) negara-
negara di Eropa dilanda inflasi serta ketidaksetabilan politik. Sistem moneter
Internasional menjadi kacau. Kekacauan ini menimbulkan kurang kepercayaan dunia
terhadap pounsterling yang masih dikaikan dengan emas. Ponsterling makin lama makin
lemah posisinya. Kelemahan ini ditambah keharusan Inggris untuk memberi bantuan
kepada Jerman. Pada tahun 1931 Inggris menanggalkan standar emas dan pounsterlling
jatuh nilainya, diikuti oleh dolar Amerika.

2. Runtuhnya Standar Emas


Perang dunia I mengakhiri standar emas klasik. Periode antara kedua perang dunia secara
umum ditandai oleh kekacauan perdagangan dan keuangan internasional. Terjadinya
fluktuasi kurs sejak akhir perang sampai tahun 1925 (kecuali di Amerika Serikat, yang
kembali ke standar emas dalam tahun 1919). Mulai tahun 1925, suatu usaha dilakukan
untuk menetapkan kembali standar emas, akan tetapi runtuh tahun 1991 pada waktu
Depresi Besar. Kemudian disusul dengan periode persaingan Devaluasi, ketika negara-
negara mencoba untuk mengekspor pengangguran mereka (kebijakan mengemis
tetangga mereka). Tarif, kuota dan pengawasan nilai tukar juga meluas, dengan akibat
volume perdagangan dunia berkurang hampir setengahnya. Kecenderungan devlasioner
dapat diatasi sepenuhnya suaktu negara-negara dipersenjatai kembali untuk perang dunia
II.

3. Era Bretton Woods


Periode ini dimulai dengan perjanjian Bretton Woods. Melalui perjanjian ini, semua
negara menetapkan nilai tukar mata uangnya melaui emas, tetapi tidak diharuskan
memenuhi konverbilitas mata uang mereka dalam emas. Negara anggota diminta
menjaga kursnya dalam batas 1% (naik atau turun) dan bersedia menjaga kurs tersebut.
IMF membantu negara anggotanya dalam rangka menjaga kurs mata uangnya.

Tekanan spekulasi menyebabkan sistem kurs tetap tidak layak lagi dipertahankan. Pasar
keuangan dunia sempat tutup selama beberpa minggu dalam bulan Maret 1973. Ketika
pasar tersebut dibuka, kurs mata uang dibiarkan mengambang sampai ke kurs yang
ditentukan oleh kekuatan pasar.

4. Post Bretton Woods


Pada tanggal 22 Juli 1944 diadakan suatu konferensi moneter Internasional, yang dikenal
dengan The Bretton Woods Conference, yang dihadiri oleh 44 negara. Konferensi
tersebut bertujuan untuk menyusun rencana pembuatan sistem moneter. Dua tahun
setelah konferensi tersebut, didirikan IMF dan Bank Dunia untuk mengawasi sistem
tersebut. .

Selama periode 1944-1973 dolar merupakan mata uang yang sangat penting dalam lalu
lintas pembayaran Internasional. Peranan dolar ini timbul setelah perang dunia II,
dusebabkan saat itu terjadi kekurangan dolar. Negara-negara Eropa yang sangat
memerlukan uang /dana untuk memulihkan keadaan ekonominya. Satu-satunya sumber
adalah Amerika Serikat, sehingga dolar banyak diminta. Konsekuensinya, emas menjadi
tergeser oleh dolar. Sebab, disamping memiliki tenaga beli yang kuat di Amerika,
reserves dalam bentuk dolar akan membelikan penghasilan bunga. Dengan semakin
pentingnya fungsi dolar, maka setiap anggota menetapkan perbandingan mata uangnya
terhadap dolar, yang kemudian apabila perlu dapat ditukarkan dengan emas.

DMI beranggotakan 134 negara, diantaranya 10 negara maju mempunyai posisi yang
sangat kuat di dalam mengambil keputusan. Setiap anggota memperoleh jatah/quota,
yang harus dibayar 25% dengan emas dan sisanya 75% dengan mata uangnya. Besarnya
quota menentukan hak suaranya serta jumlah pinjaman yang dapat diperoleh dari DMI.
Dana pertama DMI dengan sendirinya 25% terdiri dari emas dan 75% berbagai mata
uang negara anggota. Pinjaman diberikan kepada dalam mata uang negara lain yang
harus di tukar dengan mata uang negara peminjam.

5. Sistem semenjak 1973


Semenjak 1973 sistem moneter internasional merupakan campuran antara kurs tetap
dengan kurs berubah-ubah. Mata uang Yen, dolar Kanada, franc Perancis, dan Swiss
berfluktuas tergantung dari permintaan dan pernawaran. Sering juga penguasa moneter
negara-negara tersebut melakukan campur tangan di pasar valuta asing untuk mengurangi
fluktuasi kurs yang berlebihan. Caranya apabila negara mengalami defisit dalam neraca
pembayaran, kurs valuta asing cenderung naik. Untuk mencegah hal ini bank Central
menjual valuta asing. Demikian juga apabila surplus di dalam neraca pembayaran, bank
sentral membeli valuta asing di pasar untuk mengurangi penurunan kurs. Sisitem kurs
demikian di sebut “managed atau dirty” float, sebagai lawan dari “clean” floatt di mana
bank Sentral sama sekali tidak campur tangan di dalam pasar valuta asing. Lima negara
Eropa (Jerman Barat, Belgia, Luxembrug, Swedia, Netherlan dan Norwegia) mengadakan
pengaturan secara tersendiri. Krus tetap berlaku di antara mereka, tetapi berubah-ubah
secara bersama-sama terhadap mata uang negara lain. Sisten krus semacam ini
(mengambang bersama-sama) menghasilakan fluktuasi yang menyerupai ular, yang
kemudian disebut “Snake like”.

Negara-negara Eropa dan Jepang telah melepaskan ikatan mata uangnya dengan dolar
Amerika Serikat. Dengan demikian, telah merupakan mata uang yang mengambang.
Namun demikian Dolar masih memegang peranan penting dalam lalu lintas pembayaran
internasiolal. Pembayaran luar negeri, kebijakan campur tangan dalam valuta asing oleh
Bank Sentral, serta catatan-catatan statistik Dana Moneter Internasional dan Perserikatan
Bangsa-Bangsa masih menggunakan dasar mata uang Dolar.

C. Sistem Akuntansi BOP


1. Neraca berjalan (current account)

a. Neraca perdagangan

Neraca perdagangan mencatat transaksi ekspor dan impor di antara dua negara atau lebih.
Terdapat tiga kemungkinan yang terjadi pada neraca perdagangan, yaitu surplus, defisit,
atau seimbang.

b. Neraca jasa

Neraca jasa mencatat transaksi jasa dari atau kepada negara lain. Transaksi yang dimasukkan
ke dalam neraca jasa adalah seluruh transaksi ekspor dan impor jasa seperti tenaga kerja,
pengiriman uang, biaya transportasi, biaya asuransi, dan pariwisata.

c. Neraca transaksi sepihak (transaksi unilateral)

Neraca unilateral mencatat transaksi sepihak berupa hadiah atau bantuan sosial yang diterima
atau diberikan dari/ke luar negeri tanpa kewajiban untuk membayar kembali.
2. Neraca modal (capital account)

Neraca modal mencatat transaksi penerimaan atau pembayaran sehubungan dengan


peminjaman dan penanaman modal (ekspor dan impor modal) yang terjadi di antara dua
negara atau lebih baik untuk investasi jangka pendek atau jangka panjang. Investasi jangka
pendek misalnya membeli obligasi untuk memperoleh keuntungan. Sedangkan investasi
jangka panjang misalnya membeli saham untuk investasi jangka panjang.

Selain itu, dalam neraca ini juga dicatat jual beli efek, penanaman modal asing, bantuan luar
negeri, dan pembayaran utang luar negeri.

3. Neraca moneter (monetary account)

Neraca moneter mencatat mutasi dalam hubungannya dengan IMF serta memperlihatkan
perkembangan/perubahan cadangan devisa suatu negara. Cadangan tersebut bisa berupa emas
atau valuta asing lainnya.

4. Selisih yang Belum Diperhitungkan (Error and Omissions)

Selisih yang belum diperhitungkan ialah suatu rekening penyeimbang jika suatu saat nilai
transaksi-transaksi kredit tidak balance dengan nilai transaksi debit. Jumlah total nilai
transaksi kredit dari suatu Neraca Pembayaran Internasional (NPI) akan selalu balance
dengan transaksi debitnya dengan menggunakakn rekening selesih perhitungan ini.

D. Surplus dan Defisit Neraca Pembayaran


Surplus neraca pembayaran berarti suatu negara mempunyai ekspor yang lebih tinggi
daripada impornya. Selain itu, surplus juga menandakan bahwa mayoritas penduduk dan
pemerintah dari negara tersebut adalah penabung. Dengan begitu, negara mempunyai
modal yang cukup untuk membayar semua produksi dalam negeri dan bahkan
meminjamkan uangnya ke negara lain. Namun, sayangnya hal itu akan membuat negara
menjadi terlalu bergantung pada pendapatan ekspor sehingga perlu usaha lebih untuk
mendorong penduduknya membelanjakan uang yang dimiliki. Sementara itu, defisit
neraca pembayaran berarti negara tersebut mempunyai impor yang lebih tinggi daripada
ekspornya sehingga tabungan yang dimiliki relatif rendah.

Ketika defisit terjadi, negara lain cenderung akan meminjamkan dan menginvestasikan
uangnya di negara yang mengalami defisit. Hal itu tak jarang akan memberikan win win
solution bagi kedua negara yang terlibat, namun jika terjadi secara berkepanjangan tentu
akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi menjadi lambat.

Pasalnya, negara pemberi pinjaman akan menuntut pengembalian lebih dari negara
peminjam sehingga tak ayal akan mengarah pada inflasi seiring dengan menurunnya nilai
mata uang negara peminjam tersebut.

BAB 8 : VALUTA ASING DAN PASAR KEUANGAN INTERNASIONAL

A. Pengertian Valuta Asing


Valuta Asing yang biasa disingkat Valas atau dalam Bahasa Inggris dikenal sebagai forex
(Foreign Exchange), yang berarti pertukaran uang dari nilai mata uang yang berbeda. Valuta
asing merupakan suatu mekanisme di mana orang dapat mentransfer daya beli antarnegara,
memperoleh atau menyediakan kredit untuk transaksi perdagangan internasioanal, dan
meminimalkan kemungkinan resiko kerugian (exposure of risk) akibat terjadinya fluktuasi
kurs suatu mata uang. Pasar Valuta Asing menyediakan pasar sarana fisik maupun dalam
pasar kelembagaan untuk melakukan perdagangan mata uang asing, menentukan nilai tukar
mata uang asing, dan menerapkan managemen mata uang asing.

B. Struktur Pasar Valuta Asing


Pasar valas dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu:

1. Pasar Spot (Pasar Tunai)

Menurut Madura (2000:58-66) kurs spot adalah nilai tukar berjalan suatu valuta.Kemudian
yang dimaksud pasar spot adalah pasar yang memfasilitasi transaksi-transaksi nilai tukar
berjalan suatu valuta. Dimana komoditi atau valas dijual secara tunai dengan penyerahan
segera. Disebut juga actual market atau physical market.

Menurut Kuncoro (1996:106-107) transaksi spot terdiri dari transaksi valas yang biasanya
selesai dalam maksimal dua hari kerja. Dalam pasar spot, dibedakan atas tiga jenis transaksi:

1. Cash, dimana pembayaran satu mata uang dan pengiriman mata uang lain diselesaikan
dalam hari yang sama.
2. Tom (kependekan dari tomorrow/besok), dimana pengiriman dilakukan pada hari
berikutnya.
3. Spot, dimana pengiriman diselesaikan dalam tempo 48 jam setelah perjanjian.

Menurut Hamdi (2000:20) contoh transaksi spot yaitu pada tanggal 22 Desember 1996
seorang ayah membutuhkan US$ 10.000 untuk uang saku anaknya yang akan sekolah diluar
negeri. maka seorang ayah tersebut dapat menghubungi bank-bank devisa atau money
changer untuk dapat mengetahui dan membuat kesepakatan selling price pada tanggal
tersebut. Apabila telah tercapai kesepakatan selling price pada tanggal 22 Desember 1996
adalah US$1 = Rp 5.500 maka perhitungannya:

Jumlah Rupiah yang dibutuhkan = US$ yang dibutuhkan x selling price


= US$ 10.000 x Rp 5.5000
= Rp 55.000.000,-
maka untuk mendapatkan US$ 10.000 diperlukan Rp 55.000.000,- yang harus diserahkan
paling lambat tanggal 24 Desember 2004 (2 x 24 jam atau t +2).

2. Pasar Forward

Menurut Kuncoro (1996:106-107) transaksi forward merupakan transaksi valas dimana


pengiriman mata uang dilakukan pada suatu tanggal tertentu di masa datang. Kurs dimana
transaksi forward akan diselesaikan telah ditentukan pada saat kedua belah pihak menyetujui
kontrak untuk membeli dan menjual. Waktu antara ditetapkannya kontrak dan pertukaran
mata uang yang sebenarnya terjadi dapat bervariasi dari dua minggu hingga satu tahun. Jatuh
tempo kontrak forward biasanya satu, dua, tiga atau enam bulan. Transaksi forward biasanya
terjadi bila eksportir, importir, atau pelaku ekonomi lain yang terlibat dalam pasar valas
harus membayar atau menerima sejumlah mata uang asing pada suatu tanggal tertentu di
masa mendatang.

Menurut Madura (2000:63) contoh transaksi forward yaitu apabila suatu perusahaan akan
membutuhkan 1 juta Mark Jerman, 90 hari dari sekarang untuk mengimpor barang dari
Jerman. Asumsikan bahwa perusahaan tersebut dapat langsung membeli Mark Jerman untuk
pengiriman langsung (yaitu, dari pasar spot) dengan kurs spot $0,50 per Mark. Berdasarkan
kurs spot ini maka perusahaan membutuhkan $500.000 ($0,50 per Mark x 1.000.000). namun
perusahaan belum memiliki dana saat ini juga untuk membeli Mark.

Perusahaan dapat menunggu 90 hari dan kemudian menukarkan US Dolar dengan Mark
menurut kurs yang berlaku saat itu. Tetapi perusahaan tidak mengetahui berapa kurs spot 90
hari dari sekarang. Jika naik menjadi $0,60 per Mark, perusahaan akan membutuhkan
$600.000 ($0,60 per Mark x 1.000.000 Mark). Dengan danya ini maka perusahaan akan
merugi sebesar $100.000. akan lebih baik perusahaan mengunci kurs untuk 90 hari dari
sekarang.

Dimana kurs forward 90 hari sekarang adalah $0,51 per mark, maka perusahaan dapat
melakukan perjanjian kontrak forward dengan menggunakan kurs forward 90 hari dari
sekarang. Sehingga dana yang dibutuhkan perusahaan sebesar
$510.000 ($0,51 per Mark x 1.000.000 Mark). Maka dengan mengunci kurs, perusahaan
tidak perlu khawatir dengan adanya perubahan kurs spot 90 hari ke depan.
C. Pasar Modal Internasional
1. Bank Internasional Utama

Perbankan internasional terkoneksi di beberapa kota yang sekaligus juga dikenal sebagai
pusat-pusat keuangan dunia. London, Tokyo, dan New York adalah pusat keuangan yang
terbesar. Setidaknya ada 3 jenis transaksi yang terjadi di pusat-pusat keuangan tersebut,
yaitu:

1. Menyediakan dana bagi pelanggan domestik, dengan peran klasik menjembatani antara
investor/deposan dan peminjam.
2. Melayani pasar internasional dimana dana domestik disalurkan kepada langganan di luar
negeri disalurkan untuk langganan domestik.
3. Melayani pasar offshore, dimana dana luar negeri disalurkan untuk langganan luar negeri.

Jenis Perbankan Internasional

1. Bank Koresponden (Correspondent Banks)

Bank koresponden adalah bank yang berlokasi di negara lain dan memberikan jasa kepada
bank lain secara “koresponden”, yaitu lewat fax, telex, surat dan hubungan mutual deposit.
Manfaat bagi kalangan bisnis adalah kemampuan menangani masalah financial di berbagai
negara lewat bank local yang paham betul dengan langganan di negara tersebut. Masalah
yang mungkin muncul bila mengandalkan bank korespoden adalah bank koresponden dapat
saja tidak memprioritaskan bank langganan di luar negeri dan lebih memprioritaskan pada
langganan permanen di negerinya.

2. Kantor Perwakilan (Representative Offices)

Kantor perwakilan adalah kantor kecil yang dibuka untuk memberikan jasa konsultasi kepada
bank, langganan, serta bank koresponden. Tujuan suatu bank mendirikan kantor perwakilan
di negara lain terutama untuk membantu langganan bank induk apabila mereka melakukan
bisnis di negara tersebut atau negara tetangga.
3. Kantor Cabang (Branch Banks)

Kantor cabang di luar negeri merupakan bagian operasi dari bank induk dengan dukungan
sumber daya sepenuhnya dari bank induk. Bank semacam ini terkena dua peraturan
perbankan. Sebagai bagian dari bank induk, cabang harus mengikuti peraturan di negara
asalnya. Selain itu, cabang juga terkena peraturan di negara mana dia berada, yang bisa saja
mengenakan berbagai pembatasan atas operasi usahanya.

Manfaat utama menggunakan cabang bank bagi kalangan bisnis adalah bahwa cabang bank
tersebut akan melakukan semua jasa perbankan di bawah nama dan kewajiban hukum dari
bank induknya.

4. Banking Subsidiaries

Bank semacam ini merupakan bank yang terpisah namun dimiliki seluruh atau sebagian besar
sahamnya oleh bank induk (asing). Sebagai perusahaan yang terpisah, bank ini wajib tunduk
dengan semua peraturan di negara mana ia berada.

5. Bank Afiliasi (Affiliates)

Bank afiliasi adalah bank yang secara lokal terpisah dan dimiliki sebagian, namun tidak
selalu dikontrol oleh bank asing. Kepemilikan lainnya mungkin saja lokal, ataupun dari bank
asing lain. Keuntungan utama bank afiliasi adalah hubungan patungan antarberbagai
kewarganegaraan. Bank ini menawarkan keahlian dari dua atau lebih pemilik. Bank afiliasi
tetap menjaga status sebagai bank lokal dengan kepemilikan dan manajemen lokal, namun
juga terus melanjutkan hubungan permanen dengan pemilik asing, termasuk kemampuan
menyerap keahlia internasional dari pemilik asing. Kerugian potensial yang mungkin muncul
biasanya sama seperti patungan pada umumnya: Beberapa pemilik tidak setuju terhadap
suatu kebijakan.

2. Pasar Eurocurrency

Pasar Eurocurency memudahkan transfer dana internasional khususnya yang berjangka


waktu pendek. Dalam pasar ini bank-bank komersial memakai perantara: menerima deposito
berjangka pendek dalam berbagai mata uang kemudian memanfaatkan dana ini untuk
disalurkan dalam kredit yang berjangka pendek juga. Biasanya transaksi dilakukan dalam
kategori “perdagangan besar”, dengan nilai transaksi yang besar.Deposan dan peminjam
utama dalam pasar ini adalah perusahaan besar dan lembaga pemerintah.Volume transaksi
Eurocurency dalam suatu area tertentu biasanya tergantung pada besar kecilnya tingkat bisnis
internasional dalam area tersebut. Pasar Eurocurrency secara luas termasuk bank-bank di
Asia yang menerima deposito dan menyalurkan pinjaman dalam mata uang asing (terutama
dollar).Pasar Eurocurrency di Asia (sering disebut Asian market) terkonsentrasi khususnya di
Hongkong dan Singapura. Perbedaan antara Pasar Eurocurrency di asia dan Eropa hanya
masalah lokasi. Pasar dolar Asia tumbuh untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang
menggunakan dolar AS (dan mata uang “kertas” lainnya) sebagai alat tukar dalam
perdagangan internasional.Para pengusaha yang melakukan bisnis di Asia tidak dapat hanya
mengandalkan bank-bank di Eropa karena jarak dan perbedaan zona waktu. Apalagi
pemerintah Singapura memberikan kemudahan- kemudahan pajak dalam wujud penghapusan
40% withholding tax atas bunga yang dibayar kepada orang asing pada tahun 1968 dan
mengurangi pajak atas laba mereka khususnya Asian dollar offshore loan dari 40% menjadi
10% pada tahun 1973. keringanan dan penghapusan pajak seperti ini jelas amat berpengaruh
terhadap pertumbuhan pasar dollar Asia.

Dalam tiap Negara terdapat pasar keuangan yang berfungsi membantu efisiensi transfer dana
dari unit-unit yang mengalami surplus dana ke unit-unit yang mengalami deficit. Pasar ini
dikendalikan oleh berbagai regulasi yang berupaya mempertinggi efektivitas dan
efisiensinya.Alasan utama keberadaan institusi-institusi keuangan yang membentuk pasar
keuangan ini adalah untuk menyediakan informasi dan keahlian. Unit-unit yang mengalami
surplus dana biasanya tidak mengetahui siapa yang membutuhkan dana. Selain itu, mereka
seringkali tidak dapat mengevaluasi resiko kredit dari calon peminjam, atau menciptakan
dokumentasi yang diperlukan serta mengawasi penerima pinjaman. Institusi-institusi
keuanganlah yang berspesialisasi dalam mengumpulkan danadari para penabung, mengemas
ulang dana-dana tersebut, dan kemudian mentransfernya ke unit-unit yang membutuhkan
dana.
Komposisi Pasar Eurocurrency

 Pasar Eurocurrency terdiri dari beberapa bank besar (disebut Eurobank) yang menerima
deposito dan menawarkan kredit dalam berbagai valuta. Negaranegara yang menjadi anggota
Organizatio of Petroleum ExportingCountries (OPEC) juga menggunakan pasar
Eurocurrency untuk mendepositokan dolar AS, karena OPEC umumnya meminta
pembayaran minyak dalam dolar. Deposito dolar dari Negara-negara anggota OPEC tersebut
kadang-kadang disebut dengan Petrodolar. (Petrodolar adalah depositodeposito dolar yang
ditempatkan oleh negara-negara yang menerima dolar hasil penjualan minyak ke negara-
negara lain.

 Pasar Eurocurrency secara historis merupakan tempat perputaran pendapatan minyak


dari negara-negara OPEC ke Negara-negara lain. Yaitu, pendapatan minyak yang
didepositokan dalam Eurobank dan kadang-kadang dipinjamkan ke negara-negara pengimpor
minyak yang kekurangan kas.Sejalan dengan bertambahnya permintaan minyak dari negara-
negara pengimpor minyak, dana-dana tersebut sekali lagi dipindahkan ke negara-negara
pengekspor minyak, yang selanjutnya muncul dalam deposito-deposito baru. Proses
perputaran ini telah menjadi sumber dana yang penting bagi sejumlah negara.

 Transaksi-transaksi dalam pasar Eurocurrency umumnya berbentuk kredit dan deposito


yang bernilai besar, biasanya diatas $1juta. Transaksi-transaksi keuangan yang bernilai tinggi
seperti ini bisa mengurangi beban operasional sebuah bank. Ini adalah alasan lain mengapa
sebuah Eurobank dapat menawarkan suku bunga deposito maupun kredit yang menarik. Pada
saat suatu valuta didepositokan pada atau diberikan (sebagai kredit) oleh Eurobank, valuta
tersebut biasanya diberi awalan “Euro”. Sebagai contoh, suatu kredit dalam Franc Swiss yang
diberikan oleh Eurobank dinamakan “Euro-Swiss Franc”, sementara deposito yen pada
Eurobank disebut deposito ”Euroyen”.

 Suku bunga bagi tiap Eurocurrency tidak berbeda jauh dengan suku bunga valuta
tersebut di Negara asalnya. Yakni, suku bunga kredit Eurodolar mungkin hanya berbeda
sedikit dari kredit dolar yang sama di AS, dan suku bunga kredit Euro- Swiss franc mungkin
sedikit lebih kecil dari suku bunga kredit Franc-swiss di Swiss. Namun, besarnya suku bunga
yang dikenakan atas kredit dalam valuta yang berlainan saling berbeda jauh, karena dana
yang didenominasi dalam masing-masing valuta memiliki tingkat permintaan dan penawaran
mereka sendiri.

3. Pasar Obligasi Internasional

Pasar lain yang digunakan oleh MNC untuk memperoleh dana jangka panjang adalah adalah
pasar obligasi internasional. 3 alasan MNC memilih dan menjual obligasi di pasar obligasi
internasional adalah :

a. Para penjual obligasi dapat menarik permintaan yang tinggi di negara asing tertentu
dibandingkan dengan menjual di negara mereka. Beberapa negara memiliki basis investor
terbatas.

b. MNC lebih menyukai untuk mendanai proyek asing tertentu dengan mata uang tertentu
dan karenanya berusaha memperoleh dana dalam mata uang yang banyak digunakan.

c. Pendanaan di negara asing dengan tingkat bunga yang lebih rendah memungkinkan MNC
mengurangi biaya pendanaan.

Mata uang obligasi akan tergantung pada di negara mana obligasi tersebut dijual. Obligasi
asing ini kadang disebut obligasi paralel (parallel bond).

Salah satu contoh pasar obligasi internasional adalah pasar obligasi Eropa. Obligasi yang
dijual disebut dengan Eurobond yaitu obligasi yang dijual di negara selain negara asal mata
uang yang digunakan dalam obligasi tersebut.

Berdirinya pasar Eurobond sebagian disebabkan oleh Interest Equalization Tax (IET) yang
dikenakan oleh pemerintah AS pada tahun 1963 untuk menghalangi investor AS berinvestasi
di negara asing yang menyebabkan peminjam non AS mencari pendanaan di tempat lain.
Faktor lain yang mendukung pertumbuhan pasar terjadi pada tahun 1984 ketika pemerintah
AS menghapuskan pajak penghasilan yang dulunya dikenakan pada investor non AS dan
mengizinkan perusahaan AS untuk menjual obligasi langsung ke investor non AS.

Fitur Eurobond biasanya dijual atas nama pemilik (bearer bond) dan membayar bunga tiap
tahun, memiliki kemungkinan dikonversi sehingga dapat dikonversi menjadi sejumlah saham
biasa tertentu. Keuntungan bagi penjual obligasi adalah Eurobond umumnya mengharuskan
sejumlah kecil jaminan atau bahkan tidak sama sekali. Mata uang yang umum digunakan
adalah beberapa jenis mata uang walaupun yang paling sering digunakan adalah dollar AS
(70 – 75%).

Pada pasar uang internasional, pasar kredit internasional dan pasar obligasi internasional
terdapat bunga pinjaman yang harus dibayarkan oleh peminjam kepada pemberi pinjaman.
Tingkat bunga pinjaman ini berbeda antara mata uang satu dengan yang lainnya, hal tersebut
dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran mata uang tersebut pada suatu waktu tertentu.

4. Pusat Keuangan Lepas Pantai

Perbankan lepas pantai adalah bank legal pemberi fasilitas perbankan luar yurisdiksi negara
setempat tersedia bagi penempatan simpanan deposito dengan pembebasan atau pajak
rendah sehingga memberikan keuntungan baik secara financial, rekening bersifat anonym
dengan demikian kerahasian lebih terjamin, proteksi terhadap ketidakstabilan politik atau
sesuatu financial negara, termasuk perlindungan asset adalah salah satu tawaran utama dari
offshore banking, offshore banking sulit dijangkau oleh proses pengadilan karena di luar
pengawasan bank sentral negara setempat. Keberadaan offshore banking dianggap
mendorong pengelakan pajak dengan menyediakan tempat menarik untuk penyimpanan
hidden income mereka dan yurisdiksi offshore seringkali bersifat tak terlacak, sehingga
akses fisik dan akses informasi sering menemui kesulitan. Namun bagi nasabah dengan
telekomunikasi global saat ini rekening dapat di akses secara online melalui telepon atau
email.

Keuntungan dan Kerugian utama perbankan lepas pantai termasuk:

Keuntungan utama perbankan lepas pantai termasuk:

1. Diversifikasi mata uang dan lindung nilai


2. Menghindari risiko politik dan kontrol mata uang
3. Mengakses beragam produk dan layanan investasi daripada di negara Anda sendiri
4. Perlindungan aset yang lebih baik
5. Keuntungan perencanaan pajak
6. Perencanaan real yang lebih fleksibel
7. Akses ke visa tinggal di negara itu,

dalam banyak kasus Keuntungan dari perbankan luar negeri adalah bahwa dana bebas pajak,
di mana bank berada. Bank lepas pantai menawarkan layanan yang sama dengan bank
domestik dan seringkali mereka menawarkan lebih banyak anonimitas (kerahasiaan lebih
besar) daripada bank "darat".

Beberapa keuntungan finansial dan hukum:

1. Privasi yang lebih baik


2. Pajak sedikit atau tidak sama sekali (yaitu bebas pajak)
3. Akses mudah ke deposito (setidaknya dalam hal regulasi)
4. Perlindungan terhadap ketidakstabilan lokal, politik, atau keuangan
5. Perbankan lepas pantai sering dikaitkan dengan ekonomi bawah tanah, kejahatan
terorganisir, penggelapan pajak dan pencucian uang.

Kerugian utama meliputi:

1. Meningkatkan kepatuhan peraturan dan pajak


2. Masalah bahasa dan zona waktu
3. Peningkatan persyaratan untuk pertemuan berkala di bank dengan waktu dan biaya
perjalanan yang sesuai serta persyaratan pembukaan Negara
4. Biaya internasional yang lebih tinggi dibandingkan perbankan eksotis

Jika ada kebutuhan nyata atau keinginan untuk keuntungan yang disebutkan di atas, maka
kerugian dapat dengan mudah dikelola sebagai " biaya melakukan bisnis " dan tidak boleh
menjadi penghalang bagi perbankan internasional , Bagi mereka yang ingin
menyembunyikan uang dari pajak negara asal mereka otoritas, hari-hari itu sudah lama
berlalu. Bagi mereka yang hanya menginginkan rekening bank internasional sebagai
semacam "piala" untuk dipamerkan kepada teman-teman bermain golf mereka, waktu, usaha
dan biaya perbankan internasional mungkin membuatnya kurang menarik untuk dimiliki
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bab 7

Sistem moneter internasional adalah satu perangkat kebijakan, institusi, praktisi, regulasi,
mekanisme yang menentukan tingkat dimana mata uang satu di tukarkan dengan mata uang
yang lain. Perubahan sistem moneter diakibatkan oleh gejolak ekonomi. Dengan mempelajari
pengalaman historis akan dapat diperoleh gambaran timbulnya ketidakstabilan ekonomi serta
proses penyesuaian neraca pembayaran internasional.

Bab 8

Pasar valas dibuat dengan tujuan untuk mempermudah pertukaran valuta sehingga
mempermudah transaksi perdagangan jual beli perdagangan internasional. Banyak tempat
lembaga keuangan yang memberi keuntungan dalam hal keuangan namun mempunyai resiko
dan kerugian
DAFTAR PUSTAKA
https://id2.fibogroup.com/clients/glossary/off-shore/

https://docplayer.info/31370665-Pasar-ekuitas-internasional.html

https://www.academia.edu/38507755/offshore.docx

http://ikhasuci4.blogspot.com/2014/03/a.html

https://portal-ilmu.com/sistem-moneter-internasional/#

Anda mungkin juga menyukai