Bismillahirrahmanirrahiem
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala
rahmat dan hidayah-NYA sehingga program kerja Komite Farmasi dan Terapi
dapat kami buat.. Program kerja ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja
dari pada Komite Farmasi dan Terapi dan sebagai tindak lanjut program kerja
pada tahun sebelumnya yang belum terlaksana. Dengan program kerja ini
Barru ,
Ketua, Sekretaris,
Komite Farmasi dan Terapi Komite Farmasi dan Terapi
I. PENDAHULUAN
1) OBAT FORMULARIUM
Obat yang direkomendasi sebagai obat esensial untuk
perawatan pasien dan ada di pasaran. Semua dokter boleh
menulis obat ini.
2) OBAT YANG DISETUJUI UNTUK PERIODE PERCOBAAN
Obat yang sudah beredar di pasaran, tapi baru diusulkan
masuk formularium dan perlu dievaluasi selama 6 atau 12
bulan oleh PFT. Selama masa ini dokter boleh menulis obat
ini, kemudian dievaluasi dan diputuskan diterima atau
ditolak.
3) OBAT FORMULARIUM KHUSUS
Obat yang beredar di pasaran, direkomendasikan untuk
pasien tertentu. Obat ini diterima rapat KFT atas usul
anggota KFT atau dokter lain dan ditentukan siapa saja
yang boleh menulis resep obat itu.
4) OBAT UJI KLINIK (INVESTIGATIONAL DRUGS)
Obat ini belum beredar di pasaran, tapi oleh BPOM
diijinkan dipakai oleh peneliti utama untuk Uji Klinik,
dibawah tanggung jawab KFT.
b. Obat-obat yang tidak memenuhi kategori disebut obat Non
formularium
Dapat ditulis oleh dokter dalam jumlah yang terbatas dan
diberikan pada kondisi khusus dan kasus tertentu yang hanya
dapat diberikan oleh anggota staf medik senior, dengan
menggunakan blanko permohonan obat non formularium.
c. Blanko resep
d. Menetapkan kebijakan dalam dispensing
c. Mengadakan ketentuan dan peraturan untuk menentukan
Perwakilan perusahaan Farmasi
d. Penarikan obat
e. Mengusulan aturan untuk order obat bagi Penderita Rawat
Jalan
2. Peranan Khusus Komite Farmasi dan Terapi
a. Menentukan “Automatic Stop Order” untuk obat berbahaya
Contoh : narkotik, sedatif, hipnotik, antikoagulan
b. Membuat daftar obat emergensi
c. Membuat program pelaporan ESO
d. Melaksanakan pengkajian penggunaan obat (DUS)
e. Membantu klinisi untuk memilih obat yang paling efektif,
aman, ekonomis (POSR).
XV. PENUTUP