Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENEGAKAN HUKUM INDONESIA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4 :


m. fajri wijaya

angga sepriadi

gilang prayoga

panji prapanca

mgs. M nasir

mulkan aziman

rama

k pkn tm.a 16.40


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu kenyataan hidup bahwa manusia itu tidak sendiri. Manusia hidup
berdampingan, bahkan berkelompok-kelompok dan sering mengadakan hubungan antar
sesamanya. Hubungan itu terjadi berkenaan dengan kebutuhan hidupnya yang tidak mungkin
selalu dapat dipenuhi sendiri. Kebutuhan hidup manusia bermacam-macam. Pemenuhan
kebutuhan hidup tergantung dari hasil yang diperoleh melalui usaha yang dilakukan. Setiap
saat manusia ingin memenuhi kebutuhannnya dengan baik. Jika dalam saat yang bersamaan
ada dua manusia yang ingin memenuhi kebutuhan yang sama dengan hanya satu objek
kebutuhan, sedangkan keduanya tidak mau mengalah, maka bentrokan dapat terjadi. Suatu
bentrokkan akan terjadi juga jika dalam suatu hubungan, antara satu manusia dengan manusia
lain ada yang tidak memenuhi kewajibannya.
Hal-hal semacam itu sebenarnya merupakan akibat dari tingkah laku manusia yang
ingin bebas. Suatu kebebasan dalam bertingkah laku tidak selamanya akan menghasilkan
sesuatu yang baik. Apalagi kalau kebebasan tingkah laku seseorang tidak dapat diterima oleh
kelompok sosialnya. Oleh karena itu, untuk menciptakan keteraturan dalam suatu kelompok
sosial, baik dalam situasi kebersamaan maupun dalam situasi sosial diperlukan ketentuan-
ketentuan. Ketentuan itu untuk membatasi kebebasan tingkah laku itu. Ketentuan-ketentuan
yang diperlukan adalah ketentuan yang timbul dari dalam pergaulan hidup atas dasar
kesadaran dan biasanya dinamakan hukum. Jadi, hukum adalah ketentuan-ketentuan yang
timbul dari pergaulan hidup manusia. Hal ini timbul berdasarkan rasa kesadaran manusia itu
sendiri, sebagai gejala-gejala sosial. Gejala-gejala sosial itu merupakan hasil pengukuran,
baik dari tingkah laku manusia dalam pergaulan hidupnya.
Peraturan hukum yang berlaku dalam suatu kelompok sosial ketentuannya tidak
terpisah-pisah dan tidak tersebar bebas, melainkan ada satu kesatuan yang masing-masing
berlaku sendiri. Setiap satu kesatuan yang merupakan keseluruhan aturan terdiri dari bagian-
bagian. Satu sama lain yang berkaitan disusun secara teratur dengan tatanan tertentu
merupakan suatu sistem yang disebut sistem hukum. Indonesia merupakan negara hukum
yang menganut sistem hukum tertentu untuk memelihara tata tertib demi keadilan bernegara.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hukum
Kata hukum berasal dari bahasa Arab dan merupakan bentuk tunggal. Kata jamaknya
adalah “Alkas”, yang selanjutnya diambil alih dalam bahasa Indonesia menjadi “Hukum”.
Didalam pengertian hukum terkandung pengertian bertalian erat dengan pengertian yang
dapat melakukan paksaan. Ada beberapa pengertian hukum menurut para ahli seperti berikut:
 Prof.Dr.P.Borst
Hukum adalah keseluruhan peraturan bagi kelakuan atau perbuatan manusia di dalam
masyarakat, yang pelaksaannnya dapat dipaksa dan bertujuan mendapatkan tata atau
keadilan
 Prof.Dr.Van Kan
Hukum adalah keseluruhan peraturan hidup yang bersifat memaksa untuk melindungi
kepentingan manusia di dalam masyarakat
 Kantorowich
Hukum adalah keseluruhan peraturan-peraturan sosial yang mewajibkan perbuatan
lahir yang mempunyai sifat keadilan serta dapat dibenarkan
 Dr.E.Utrecht SH
Hukum adalah himpunan petunjuk-petunjuk hidup tata tertib suatu masyarakat dan
seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang bersangkutan
 M.H.Tirtaamidjaja,SH
Hukum adalah semua aturan (norma) yang harus ditaati dalam tingkah laku,
tindakan-tindakan dalam pergaulan hidup dengan ancaman harus mengganti kerugian
jika melanggar aturan-aturan itu, akan membahayakan diri sendiri atau harta,
umpama orang akan kehilangan kemerdekaannya, didenda dan sebagainya.

Dari definisi-definisi yang dibuat oleh para pakar hukum terlihat bahwadefinisinya
berbeda-beda. Hal tersebut menunjukkan bahwa hukum memang sulit didefinisikan. Secara
umum hukum dapat didefinisikan sebagai himpunan peraturan-peraturan yang dibuat oleh
yang berwenang, dengan tujuan untuk mengatur tata kehidupan yang bermasyarakat yang
mempunyai ciri memerintah dan melarang serta mempunyai sifat memaksa dengan
menjatuhkan sanksi hukuman bagi mereka yang melanggarnya.
Jadi di dalam hukum terkandung unsur-unsur
a) Peraturan-peraturan yang dibuat oleh yang berwenang
b) Tujuannya mengatur tat tertib kehidupan bermasyarakat
c) Mempunyai ciri memerintah dan melarang
d) Bersifat memaksa dan ditaati

B. Pengertian Penegakan Hukum


Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau
berfungsinya norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Ditinjau dari sudut subjeknya, penegakan hukum itu dapat
dilakukan oleh subjek yang luas dan dapat pula diartikan sebagai upaya penegakan hukum
oleh subjek dalam arti yang terbatas atau sempit. Dalam arti luas, proses penegakan hukum
itu melibatkan semua subjek hukum dalam setiap hubungan hukum. Siapa saja yang
menjalankan aturan normatif atau melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu dengan
mendasarkan diri pada norma aturan hukum yang berlaku, berarti dia menjalankan atau
menegakkan aturan hukum. Dalam arti sempit, dari segi subjeknya itu, penegakan hukum itu
hanya diartikan sebagai upaya aparatur penegakan hukum tertentu untuk menjamin dan
memastikan bahwa suatu aturan hukum berjalan sebagaimana seharusnya. Dalam
memastikan tegaknya hukum itu, apabila diperlukan, aparatur penegak hukum itu
diperkenankan untuk menggunakan daya paksa.
Pengertian penegakan hukum itu dapat pula ditinjau dari sudut objeknya, yaitu dari
segi hukumnya. Dalam hal ini, pengertiannya juga mencakup makna yang luas dan sempit.
Dalam arti luas, penegakan hukum itu mencakup pula nilai-nilai keadilan yang terkandung di
dalamnya bunyi aturan formal maupun nilai-nilai keadilan yang hidup dalam masyarakat.
Tetapi, dalam arti sempit, penegakan hukum itu hanya menyangkut penegakan peraturan
yang formal dan tertulis saja. Karena itu, penerjemahan perkataan ‘law enforcement’ ke
dalam bahasa Indonesia dalam menggunakan perkataan ‘penegakanhukum’ dalam arti luas
dan dapat pula digunakan istilah ‘penegakan peraturan’ dalam arti sempit.
Dari uraian di atas jelaslah kiranya bahwa yang dimaksud dengan penegakan hukum
itu kurang lebih merupakan upaya yang dilakukan untuk menjadikan hukum, baik dalam arti
formal maupun materiil, sebagai pedoman perilaku dalam setiap perbuatan hukum, baik oleh
para subjek hukum yang bersangkutan maupun oleh aparatur penegakan hukum yang resmi
diberi tugas dan kewenangan oleh undang-undang untuk menjamin berfungsinya norma-
norma hukum yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
C. Fungsi Penegakan Hukum
a) Sebagai alat pengatur tata tertib hubungan masyarakat
Manusia dalam masyarakat, hukum menunjukkan mana yang baik dan mana yang
tidak. Hukum juga membatasi apa yang harus diperbuat dan mana yang tidak boleh,
sehingga segala sesuatunya dapat berjalan tertib dan teratur. Kesemuanya ini
dimungkinkan karena hukum mempunyai sifat dan watak mengatur tingkah laku
manusia serta mempunyai ciri memerintah dan melarang. Begitu pula hukum dapat
memaksa agar hukum itu ditaati anggota masyarakat. Sebagai contoh dapat
dikemukakan : “orang yang menonton bioskop sama-sama mengerti apa yang harus
dilakukan seperti beli karcis harus antri, mau masuk antri, bila pertunjukan selesai
para penonton keluar lewat pintu keluar yang sudah ditentukan”. Kesemuanya
berjalan tertib dan teratur, karena semua sama-sama mengerti dan menaati peraturan-
peraturan yang telah ditentukan.
b) Sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir batin
Karena hukum mempunyai ciri, sifat, dan daya pengikat, maka hukum dapat memberi
keadilan ialah dapat menentukan siapa yang bersalah dan siapa yang benar. Hukum
dapat menghukum siapa yang salah, hukum dapat memaksa peraturan ditaati dan
siapa yang melanggar diberi sanksi hukuman. Contohnya, siapa yang berhutang harus
membayar adalah perwujudan daripada keadilan.
c) Sebagai penggerak pembangunan
Daya mengikat dan memaksa dari hukum dapat digunakan atau didayagunakan untuk
menggerakkan pembangunan. Disini, hukum dijadikan alat untuk membawa
masyarakat ke arah yang lebih maju. Dalam hal tersebut sering timbul kritik, bahwa
hukum hanya melaksanakan dan mendesak masyarakat sedangkan aparatur otoritas
lepas dari kontrol hukum. Sebagai timbangan dapat dilihat dari fungsi kritis daripada
hukum.
D. Aparatur Penegak Hukum
Aparatur penegak hukum mencakup pengertian mengenai institusi penegak hukum dan aparat
(orangnya) penegak hukum. Dalam arti sempit, aparatur penegak hukum yang terlibat dalam
proses tegaknya hukum itu, dimulai dari saksi, polisi, penasehat hukum, jaksa, hakim, dan
petugas sipir pemasyarakatan. Setiap aparatur terkait mencakup pula pihak-pihak yang
bersangkutan dengan tugas atau perannya yaitu terkait dengan kegiatan pelaporan atau
pengaduan, penyelidikan, penuntutan, pembuktian, penjatuhan vonis dan pemberian sanksi,
serta upaya pemasyarakatan kembali (resosialisasi) terpidana.

Dalam proses bekerjanya aparatur penegak hukum itu, terdapat tiga elemen penting yang
mempengaruhi, yaitu:
(i) institusi penegak hukum beserta berbagai perangkat sarana dan prasarana
pendukung dan mekanisme kerja kelembagaannya
(ii) budaya kerja yang terkait dengan aparatnya, termasuk mengenai kesejahteraan
aparatnya
(iii) perangkat peraturan yang mendukung baik kinerja kelembagaannya maupun yang
mengatur materi hukum yang dijadikan standar kerja, baik hukum materielnya
maupun hukum acaranya
Upaya penegakan hukum secara sistemik haruslah memperhatikan ketiga aspek itu
secara simultan, sehingga proses penegakan hukum dan keadilan itu sendiri secara internal
dapat diwujudkan secara nyata. Namun, selain ketiga faktor di atas, keluhan berkenaan
dengan kinerja penegakan hukum di negara kita selama ini, sebenarnya juga memerlukan
analisis yang lebih menyeluruh lagi. Upaya penegakan hukum hanya satu elemen saja dari
keseluruhan persoalan kita sebagai Negara Hukum yang mencita-citakan upaya menegakkan
dan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Karena itu, ada empat fungsi
penting yang memerlukan perhatian yang seksama, yaitu sebagai berikut:
(i) pembuatan hukum (‘the legislation of law’ atau ‘law and rule making’)
(ii) sosialisasi, penyebarluasan dan bahkan pembudayaan hukum (socialization and
promulgation of law
(iii)penegakan hukum (the enforcement of law)
(iv) adminstrasi hukum (the administration of law) yang efektif dan efisien yang
dijalankan oleh pemerintahan (eksekutif) yang bertanggung jawab (accountable)
E. Pengaruh kesadaran hukum dalam penegakan hukum
Hukum merupakan aturan untuk mengatur masyarakat, karena itu hukum harus dapat
mengikuti irama perkembangan masyarakat, bahkan hukum harus dapat mengarahkan dan
mendorong berkembangnya masyarakat secara lebih tepat dan terkendali. Tidak dapat
diabaikan salah satu faktor yang mempengaruhi penegakan hukum dalam masyarakat adalah
kesadaran hukum masyarakat itu sendiri.
Faktor kesadaran hukum ini sangat memainkan peran penting dalam penegakan
hukum. Artinya semakin lemah tingkat kesadaran masyarakat, semakin lemah pula kepatuhan
hukumnya sebaliknya semakin kuat kesadaran hukumnya semakin kuat pula faktor kepatuhan
hukum. Berbagai pelanggaran hukum yang tejadi merupakan dampak dari lemahnya
kesadaran hukum dalam masyarakat. Sehingga proses perkembangan dan efektifitas hukum
dapat dirasakan langsung oleh masyarakat itu sendiri.
Kesadaran hukum dalam masyarakat merupakan rangkaian proses yang terjadi
setahap demi tahap. Semakin berkembangnya pemikiran sebuah masyarakat, maka semakin
tinggi pula kesadaran hukumnya. Kesadaran hukum berawal dari pemikiran masyarakat
untuk menciptakan kehidupan yangtentram dan aman. Hal tersebut tentunya akan terlaksana
dengan baik jika masyarakat telah mempunyai tingkat kesadaran hukum yang tinggi.
Kesadaran hukum masyarakat sangat berpengaruh terhadap kepatuhan hukum, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Dalam masyarakat maju orang yang patuh pada
hukum karena memang jiwanya sadar bahwa mereka membutuhkan hukum dan hukum itu
bertujuan baik untuk mengatur masyarakat secara baik, benar dan adil. Sebaliknya dalam
masyarakat tradisional kesadaran hukum masyarakat berpengaruh secara tidak langsung pada
kepatuhan hukum. Dalam hal ini mereka patuh pada hukum bukan karena keyakinannya
secara langsung bahwa hukum itu baik atau karena mereka memang membutuhkan hukum
melainkan mereka patuh pada hukum lebih karena dimintakan, bahkan dipaksakan oleh para
pemimpinnya.
F. Peran Hukum dalam Masyarakat
Adapun peranan hukum dalam kehidupan bermasyarakat yaitu
a) Dengan keluarga
 Seorang laki-laki dan perempuan yang akan hidup bersama sebagai suami
isteri mengikatkan diri dalam suatu hubungan perkawinan sebagaimana yang
telah diatur dalam Undang-undang Perkawinan (UU Perkawinan No. 1 Tahun
1974)
 Orang mencatatkan kelahiran anak, pernikahan, perceraian, dan kematian pada
Kantor Pencatatan Sipil. Tanpa disadari telah memenuhi peraturan pasal 4 Bab
ke dua Buku ke II Undang-undang Hukum Perdata.
 Anak bersikap hormat dan segan pada kedua orang tuanya tanpa sadar telah
melaksanakan pasal 298 Undang-undang Hukum Perdata
 Orang tua mengawasi anaknya yang belum dewasa yang dalam keadaan
dungu, sakit saraf atau buta telah melakukan hal yang diatur dalam Undang-
undang (KUH Perdata pasal 462)
b) Dalam Pekerjaan
 Orang bekerja dalam suatu instansi menandatangani perjanjian kerja adalah
sesuai denga peraturan yang berlaku (KUH Perdata Bab 7A pasal 1601, 1601
a sampai 1601 c)
 Seorang pemimpin perusahaan membuat peraturan merupakan sesuatu yang
telah diatur dalam UU Perburuhan
 Seorang majikan yang membayar upah kepada buruh pada setiap bulan tanpa
sadar telah memenuhi kewajibannya yang ditentukan dalam bab ke tiga KUH
Perdata
 Seorang sarjana yang bekerja pada pemerintah maupun pada perusahaan yang
ditunjuk oleh pemerintah dengan sendirinya memenuhi kewajibannya yang
diatur dalam Undang-undang Perburuhan (UU No. 8/1961 tanggal 29 April
tentang Wajib Kerja Sarjana)
 Permintaan bantuan seorang penuntut umum kepada dokter atau ahli-ahli
lainnya dilindungi oleh hukum
c) Di dalam Menjalankan Profesi
 Di dalam menjalankan pekerjaan orang terikat pada peraturan kepegawaian
 Dokter yang menyimpan rahasia kodekteran merupakan kewajiban yang diatur
dalam Peraturan Pemerintah No. 10 tanggal 21 Mei 1966, LN 1966 No. 2
 Seorang dokter tidak akan melakukan pengguguran pasiennya, karena terikat
oleh undang-undang tentang larangan abortus
 Seorang bendaharawan pemerintah dalam melakukan tugasnya terikat pada
undang-undang Perbendaharaan Negara (UU ICW) da peraturan-peraturan
lainnya
d) Hubungan dengan Hak
Untuk mempertahankan haknya, orang tentu menggunakan hukum yang
berlakuseperti:
 Seorang pemilik tanah akan menuntut ganti rugi kepada pihak yang
menggusur atau menguasai tanahnya
 Seorang buruh akan menuntut pesangon kepada majikannya, apabila ia
diberhentikan oleh perusahaan tanpa salah
e) Dalam Perkembangan Masyarakat
Makin majunya masyarakat, makin berkembangnya teknologi, makin pesatnya
pertambahan penduduk berakibat makin terlihatnya kepentingan hukum di dalam
masyarakat luas. Di dalam hubungan satu sama lain orang harus mengetahui
kedudukan, hak dan kewajibannya sebagai anggota masyarakat. Ia wajib mengetahui
perbuatan mana yang dibenarkan oleh Undang-undang dan perbuatan mana yang
melanggar hukum.
G. Penegakan Hukum di Indonesia
Saat ini tidak mudah memaparkan kondisi hukum di Indonesia tanpa adanya prihatin
yang mendalam mendengar ratapan masyarakat yang terluka oleh hukum, dan marahan
masyarakat pada mereka yang memanfaatkan hukum untuk mencapai tujuan mereka tanpa
menggunakan hati nurani. Dunia hukum di Indonesia tengah mendapat sorotan yang amat
tajam dari sejumlah lapisan masyarakat baik dalam negri maupun luar negri.
Dari sekian banyak bidang hukum dapat dikatakan bahwa hukum pidana menempati
peringkat pertama yang bukan saja mendapat sorotan tetapi juga celaan yang luar biasa
dibandingkan dengan biddang hukum lainnya. Corak hukum yang sebagian besar telah
bobrok oleh pelaku yang hnaya mementingkan pribadi atau kelompok. Walaupun ada
kebaikan- kebaikan serta berjalannya hukum sesuai alur, namun itu hanya sebagian kecil dari
kerusakan sistem yang berlaku sekarang.
Hukum di negara ini dapat diselewengkan dengan mudahnya, dengan inkonsisten
hukum di Indonesia, seperti pemberian hukuman kepada para pejabat Negara yang menyalahi
aturan hukum, misalnya saat terkena tilang polisi lalulintas, ada beberpa oknum polisi yang
mau bahkan terkadang minta disuap agar kasus ini tidak diperpanjang polisanya pun
mendapatkan keuntungan materi dengan cepat namun salah tempat. Ini merupakan contoh-
contoh dalam lingkungan terdekat kita. Masih banyak kasus-kasus yang dapat dijadikan
contoh dari penyelewenagan hukum di Indonesia.
Kita dapat mengambil beberpa contoh tentang salahnya penegakan hukum di
Indonesia. Saat seseorang mencuri sandal misalnya, seperti yang pernah diberitakan, ia
disidang dan didenda hanya karena mencuri sandal seorang briptu yang harganya tak
seberapa mana, sedangkan di Indonesia para koruptor di Indonesia bisa dengan leluasa
merajalela, menikmati tanpa dosa, karena mereke memandang rendah hukum yang ada di
Indonesia. Ambil contoh Arthalyta Suryani, ia menempati rutan dengan saranaekslusifdimana
dipenjaranya tersedia untukkaraokean, ini juga bisa dinilai sebagai pembelian hukum di
Indonesia.
Kasus korupsi dinilai sebagai penyakit yang sangat kronis, meski pemerintah berjanji
tidak pandang bulu dalam penegakan supremasi hukum di Indonesia. Pada kenyataannya
tidak sejalan dengan harapan kita semua, banyak kasus korupsi yang dalam pengusutannya
tidak mampu menguak fakta apalagi menangkap dalang intelektualnya. Banyakoknum
penegak hukum yang ikut terlihat dalam pusaran kasus korupsi, sehingga tidak dapat
ditangkap dan diadili sesuai hukum.
H. Arti Penting Hukum Bagi Warga Negara
Interakasi individu antar warga negara merupakan konsekuensi manusia sebagai
makhluk sosial. Untuk mengatur agar pola hubungan tersebut dapat berjalan secara tertib,
maka dibutuhkan suatu peraturan yang jelas dan tegas. Adanya peraturan yang jelas dan tegas
dapat menjamin hak-hak individu dalam interaksi sosial. Oleh karena itu semua segala
sesuatunya berdasarkan hukum dan setiap warga negara Indonesia harus taat dan tunduk
kepada hukum. Jadi, hukum mempunyai arti yang sangat penting bagai warga Negara karena
hal – hal sebagai beikut:
 Untuk menjamin rasa keadilan bagi warga negara.
 Untuk mencegah atau menghindari perbuatan menghakimi sendiri oleh warga
negara.
 Untuk mendapatkan perlakuan yang sama di depan hukum.
 Untuk melindungi dan mengayomi hak-hak asasi warga negara.
 Untuk menjamin kepastian hukum bagi warga negara.
 Untuk melindungi pihak-pihak yang lemah dari tindakan kewenang-wenangan
yang dilakukan oleh pihak-pihak yang kuat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Ada beberapa definisi hukum yang telah di paparkan oleh beberapa ahli
hukum
 Pengertian penegakan hukum bisa ditijau dari subjeknya dan objeknya
 Fungsi dari penegakan hukum adalah sebagai alat pengatur tata tertib
hubungan masyarakat, sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan sosial lahir
batin dan sebagai penggerak pembangunan
 Dalam penegakan hukum di suatu negeri diperlukannya aparatur penegak
hukum yan dapat mencerminkan perasaan atau nilai-nilai keadilan yang hidup
dalam masyarakatnya
 Kesadaran hukum dalam masyarakat merupakan rangkaian proses yang terjadi
setahap demi tahap, semakin lemah tingkat kesadaran masyarakat, semakin
lemah pula kepatuhan hukumnya sebaliknya semakin kuat kesadaran
hukumnya semakin kuat pula faktor kepatuhan hukum
 Hukum memiliki peran di dalam masyarakat seprti dengan keluarga, di dalam
pekerjaan, di dalam menjalankan profesi, hubungan dengan hak, dalam
perkembangan masyarakat
 Hukum di Indonesia belumlah berjalan dengan baik karena hukum yang
diterapkan masih memandang bulu

Anda mungkin juga menyukai