Kanker kelenjar ludah muncul di tiga kelenjar ludah utama (parotid, sublingual, dan submandibular) dan 600-1000 kelenjar ludah minor dengan sebagian besar terjadi di parotid. Kanker kelenjar ludah jarang terjadi, secara internasional, tingkat kejadian standar usia bervariasi dari 0,5 hingga 2,0 kasus per 100.000 orang per tahun. Karena kelangkaannya, sangat sedikit yang diketahui tentang faktor resiko kanker kelenjar ludah.1 Beberapa penelitian telah menyatakan bahwa paparan radiasi (misalnya paparan radiasi ke daerah kepala dan leher), paparan tempat kerja tertentu (misalnya, debu paduan nikel, debu silika, asbes, pertambangan, dan tempat produksi karet), penggunaan tembakau, konsumsi alkohol, diet rendah sayuran dan tinggi lemak hewani, dan penggunaan ponsel yang berat adalah faktor risiko yang mungkin dapat membuat terjadinya penyakit ini. Dikatakan juga, yang dapat terlibat adalah riwayat kanker sebelumnya dan pajanan terhadap virus tertentu termasuk HIV, Epstein Barr, dan mungkin HPV. 1
1.2. Imaging Salivary Gland Cancer
Imaging/Pencitraan memiliki peran penting dalam membuat diagnosis dan dalam merencanakan manajemen lebih lanjut, operatif atau lainnya. Ada berbagai teknik pencitraan yang tersedia terhadap pendekatan diagnostik terhadap kanker kelenjar ludah, yaitu3,5,7 : Ultrasonography (US) Computed tomography (CT) Magnetic resonance imaging (MRI) Positron Emission Tomography (PET) 1.2.1. Ultrasonography Ultrasonografi (USG) bermanfaat untuk memvisualisasikan struktur superfisial seperti kelenjar parotis dan submandibular, meskipun bagian dalam kelenjar parotis sulit divisualisasikan karena adanya tulang yang terletak di atas lobus dalam. Ultrasonografi juga membantu untuk membedakan antara massa intra glandular dan ekstraglandular serta antara massa padat atau kistik. Sekarang ini, dengan ketersediaan probe resolusi tinggi dapat membantu untuk menggambarkan lokasi, homogenitas atau heterogenitas, bentuk, dan margin tumor saliva. Media kontras ultrasonografi yang lebih baru bahkan dapat mengungkapkan jumlah vaskularisasi tumor sebelum operasi. Ultrasonografi dapat memandu aspirasi jarum halus hingga ketepatan 97%, sehingga mengurangi kebutuhan untuk biopsi intraoperatif. Ultrasonografi juga dapat memandu sistem biopsi inti otomatis dengan sensitivitas 75%, spesifisitas 96,6%, dan akurasi 91,9% .
1.2.2. CT Scan dan MRI
CT dan MRI adalah beberapa teknik pencitraan yang lebih canggih dan lebih baik yang digunakan untuk mengevaluasi patologi kelenjar saliva, struktur normal yang berdekatan, dan kedekatan lesi saliva dengan beberapa struktur vital seperti saraf wajah, vena retromandibular, arteri karotis, kelenjar getah bening dll. Gambar Computed tomography (CT) dapat memproduksi di gambar yaitu Coronal, Saggital dan Axial. Sebuah gambar yang direkonstruksi kemudian dapat dibentuk dengan analisis terkomputerisasi yang dihasilkan dari ketiga bagian tersebut. Magnetic Resonance Imaging (MRI) menggunakan kadar air yang bervariasi dari jaringan tubuh untuk membedakannya. Ketika terkena medan elektromagnetik yang kuat, jaringan menyerap dan kemudian memancarkan kembali energi elektromagnetik. Analisis magnetisasi dengan frekuensi radio kemudian direkonstruksi pada software komputer untuk memberikan gambar. CT scan dan / atau MRI berguna untuk menentukan batas luar tumor besar, ekstensi ekstrakelenjar, dan kedalaman sebenarnya dari tumor tersebut. Selain itu, mereka membantu dalam membedakan antara 2 tumor yang berbeda yang berdekatan satu sama lain dan untuk evaluasi metastasis kelenjar getah bening servikal. Biopsi jarum yang dipandu CT berguna untuk mengevaluasi area anatomi tertentu yang dalam seperti ruang parapharyngeal.
1.2.3 Positron Emission Tomography (PET) Scan
Biasanya PET Scan di kombinasikan dengan CT Scan yang disebut PET – CT Scan. Pemindaian PET adalah cara untuk membuat gambar organ dan jaringan di dalam tubuh. Sejumlah kecil zat gula radioaktif disuntikkan ke tubuh seseorang. Zat gula ini diambil oleh sel-sel yang menggunakan energi paling banyak. Karena kanker cenderung menggunakan energi secara aktif, kanker menyerap lebih banyak zat radioaktif. Pemindai kemudian mendeteksi zat ini untuk menghasilkan gambar bagian dalam tubuh. 1. Pan, S. Y., de Groh, M., & Morrison, H. (2017). A case-control study of risk factors for salivary gland cancer in Canada. Journal of cancer epidemiology, 2017. 2. TASSOKER, M., & OZCAN, S. (2016). CONTEMPORARY IMAGING OF SALIVARY GLANDS. International Journal of Development Research.2016. 3. Dhameja, M., Singla, V., Dhameja, K., & Singla, N. Diagnostic Imaging of the Salivary Glands- A Review.International Journal of Contemporary Medicine Surgery and Radiology. 2016 4. American Society of Clinical Oncology. Salivary Gland Cancer: Diagnosis.ASCO Journal. 2018