Pengembangan pengendalian
Inovasi hama2011:
Pertanian 4(1), ... 63-75 63
Baehaki S.E.
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi
Jalan Raya No. 9, Sukamandi, Subang 41172
Telp. (0260) 520157, Faks. (0260) 520158
e-mail: bbpadi@litbang.deptan.go.id
ABSTRAK
Posisi serangan wereng batang coklat pada tahun 2011 menjadi sangat penting walaupun serangan yang
sampai puso belum terlalu luas. Hal ini karena pada tahun 2011 pemerintah mengeluarkan Instruksi
Presiden agar produksi nasional gabah kering giling mencapai target 70,6 juta t dan surplus beras 10 juta
ton sampai 2015. Sehubungan dengan hal tersebut, pengendalian hama padi menjadi prioritas utama
karena kegagalan pengendalian hama akan menurunkan produksi secara drastis. Teknologi pengendalian
wereng batang coklat sudah banyak tersedia, mulai dari penggunaan varietas tahan, musuh alami, cara budi
daya (waktu tanam, pengairan, dan lain-lain), dan insektisida. Namun, penerapannya di lapangan kurang
berhasil karena melupakan aspek sosial kemasyarakatan, antara lain belum adanya kesepakatan waktu
tanam. Teknik pengendalian wereng batang coklat terbaru adalah menerapkan tiga strategi pengendalian,
yaitu strategi sosial (sosiologi), strategi teknologi (SOP pengendalian wereng batang coklat), dan strategi
kebijakan pemerintah. Pengendalian wereng batang coklat tidak dapat diselesaikan hanya dengan teknologi,
tetapi perlu peran aktif masyarakat tani sebagai penggerak utama dan pengguna teknologi. Bila penerapannya
ada sesuatu yang tidak baik yang berlaku umum, untuk menyelamatkan produksi padi diperlukan strategi
ketiga yaitu kebijakan pemerintah untuk menata ulang pengendalian dengan membuat rencana tindak
lanjut setelah terjadi ledakan hama.
Kata kunci: Padi, pengendalian hama, wereng batang coklat, produksi padi
ABSTRACT
Position of brown planthopper (BPH) damage as pest of rice in 2011 is very important although the
damage caused by BPH until hopperburn is not large yet. This is bacause in 2011 the government
launched Presidential Instruction in an effort to achieve unhulled rice production of 70.6 millions t and
about 10 million t surplus of rice until 2015. Therefore, the control of BPH must be first priority because
1)
Naskah analisis kebijakan disampaikan pada Consultation and Planning Workshop on Rice Planthopper
Problems and Insecticide Use - Developing Sustainable, Structure, and Policies, 15-16 Maret 2011.
64 Baehaki S.E.
failure in BPH control will decrease rice production drastically. The BPH control technologies have been
prepared in various kinds, namely resistant varieties, applying natural enemies, cultural practices, and
insecticides. However, its implementation in the field is mostly unsuccessful because it forgets the social
culture and civilization, for example not implementing synchronous planting. For breaking plateau, new
triangle strategies were introduced, namely social strategy, technological strategy with standard opera-
tional procedure, and government policy. BPH control is not sufficient by applying technology only, but
it requires active participation of farmers as the end users of the technologies. The government policy is
also important to help farmers as rescuer in rice production, by repositioning BPH control with make
continuous action plan after the pest outbreak.
SOP pengen-
dalian WBC Teknologi
erin si
tah
pem erven
So
sia
Int
lp
oli
tik
Sosiologi Kebijakan
pemerintah
oleh batas administrasi pemerintahan. Hal 70,6 juta ton, Ditjen Tanaman Pangan
ini karena wereng batang coklat terbang didukung oleh Badan Penyuluhan dan
bermigrasi tanpa terhalang oleh sungai Pengembangan SDM Pertanian, Badan
atau lautan. Bila suatu daerah mengalami Litbang Pertanian, dan Ditjen Prasarana
panen atau puso maka wereng makroptera dan Sarana Pertanian. Oleh karena itu,
(bersayap panjang) dalam jumlah banyak untuk menyamakan persepsi, tugas ke-
akan terbang bermigrasi mencari perta- negaraan dan kemasyarakatan perlu
naman padi muda untuk berkembang biak. dilakukan penyegaran dalam perlindungan
Bila areal tempat migrasi sempit maka tanaman dengan melibatkan petugas
populasi wereng imigran akan semakin lapangan (POPT, PPL, dan KCD/UPTD).
padat. Keharmonisan tripartit sangat penting
Hal ini perlu disadari oleh petugas untuk membawa petani melakukan tanam
maupun petani bahwa wereng batang berjamaah dalam satu kawasan yang luas
coklat dapat bermigrasi sampai 200 km dari dengan jadwal waktu tanam antara tanam
daerah/titik serangan ke daerah yang pertama dan tanam terakhir 15 hari.
pertanaman padinya berada pada fase Dari sisi tujuan, implementasi otono-
vegetatif. Dilaporkan bahwa wereng mi daerah adalah untuk meningkatkan
batang coklat dari daratan China dan kemampuan dan kemandirian daerah dalam
Vietnam Selatan bermigrasi melintasi mengembangkan daerah sendiri. Wijaya
lautan menuju Korea dan Jepang. (2002) berpandangan bahwa otonomi
daerah bertujuan untuk: (1) meningkatkan
pelayanan publik dan pengembangan
Tanggung Jawab Pemerintah kreativitas serta aparatur pemerintahan di
Membimbing Petani untuk daerah; (2) menyetarakan hubungan antara
Tanam Padi Berjamaah pusat dan daerah dalam kewenangan dan
keuangan; (3) menjamin peningkatan rasa
Secara teknis perlu dilakukan pertemuan kebangsaan, demokrasi, dan kesejah-
dengan Komisi Perlindungan Tanaman teraan masyarakat; dan (4) menciptakan
untuk membahas perbaikan pedoman ruang yang lebih luas bagi kemandirian
pengamatan dan pengendalian wereng daerah. Oleh karena itu, pemerintah
batang coklat dengan mengacu kepada terutama pemerintah daerah harus mem-
SOP terbaru yang dikeluarkan Balai Besar bawa masyarakat untuk membangun
Penelitian Tanaman Padi (BB Padi). daerahnya. Satu hal penting berkaitan
Pertemuan koordinasi harus terus dila- dengan community relations adalah
kukan dan ditindaklanjuti dengan program pengembangan kreativitas masyarakat.
aksi di lapangan.
Harmonisasi petugas di lapangan,
yaitu tripartit pengamat organisme peng- Tanggung Jawab Pengusaha
ganggu tanaman (POPT), penyuluh Sarana Produksi
pertanian lapangan (PPL), dan petugas
kantor cabang dinas pertanian (KCD/ Tanggung jawab para pengusaha sarana
UPTD) sangat diperlukan untuk kelan- produksi yaitu melakukan tindakan sosial,
caran operasional di lapangan. Di tingkat termasuk lingkungan hidup, lebih dari
pusat, dalam pencapaian produksi GKG batas-batas yang dituntut oleh undang-
68 Baehaki S.E.
undang. Tanggung jawab sosial sebagai Strategi teknologi telah dituangkan dalam
komitmen berkelanjutan kalangan bisnis SOP pengendalian wereng batang coklat
adalah berperilaku etis dan memberikan (Baehaki 2011).
bantuan pada pembangunan ekonomi
sekaligus memperbaiki mutu hidup ang-
katan kerja dan keluarganya serta komu- Varietas Pilihan
nitas lokal dan masyarakat secara kese-
luruhan (Natufe 2001). Pilar dasar tersebut Dalam perjalanannya, pelaksanaan pe-
bertujuan untuk mendorong kesejahteraan ngendalian hama terpadu (PHT) di Indo-
ekonomi, memperbaiki lingkungan hidup, nesia sejak 10 tahun yang lalu terdapat
dan sebagai tanggung jawab sosial. rantai yang putus (missing link) antara
Organisasi bisnis maupun pemerintah program PHT dan perakitan varietas tahan.
perlu dilengkapi dengan konsep pengem- Pada saat itu, program PHT terlalu terfokus
bangan masyarakat untuk memberdayakan pada upaya mengaktifkan agens hayati,
kemampuan dan potensi masyarakat. sedangkan penggunaan varietas tahan
Kindervatter (1979) menyebutkan bahwa dan insektisida secara rasional dan bijak-
masyarakat akan berorientasi pada ke- sana kurang diapresiasi. Padahal Inter-
butuhan material maupun nonmaterial, national Rice Research Institute (IRRI)
mempunyai misi dan visi masa depan aktif dan memfokuskan programnya pada
berdasarkan sumber daya yang dikuasai, perakitan varietas padi tahan wereng,
memanfaatkan sumber daya secara apalagi setelah pertanaman padi IR5
rasional-berkelanjutan, dan menuntut pe- dan IR8 hancur terserang wereng batang
rubahan dalam relasi sosial, ekonomi, dan coklat biotipe 1.
kelembagaan. Dalam proses pengem- Setelah pertanaman padi Pelita I/1
bangan tersebut, masyarakat perlu di- hancur terserang wereng batang coklat
libatkan dalam perencanaan, pelaksanaan, biotipe 1, Badan Penelitian dan Pengem-
pemantauan, dan evaluasi program pem- bangan Pertanian (Badan Litbang Per-
bangunan (Rianingsih 1996 dalam tanian) mulai tahun 1980 berusaha merakit
Iriantara 2007). Pengembangan kreativitas varietas padi tahan wereng. Pemetaan
masyarakat bukan hanya menjadi tang- penyebaran biotipe serta tingkat per-
gung jawab pemerintah, tetapi juga pihak kembangannya dan variasi genetik biotipe
swasta, khususnya organisasi bisnis de- wereng batang coklat di daerah sentra
ngan memberi bimbingan usaha tani padi produksi padi di Jawa dan Sumatera telah
secara serempak dalam suatu hamparan. tersedia, tinggal melanjutkan bagaimana
mendistribusikan varietas tersebut sesuai
dengan tingkat biotipe hama.
STRATEGI TEKNOLOGI Sejak tahun 2008, BB Padi telah meng-
hasilkan 33 varietas unggul baru (VUB),
Sudah banyak teknologi yang dihasilkan yang terdiri atas 13 Inpari, 6 Inpara, 3
untuk pengendalian wereng batang coklat Inpago, dan 11 Hipa. Inpari 11, 12, dan 13
sejak ditemukannya varietas tahan IR64 memiliki produktivitas lebih tinggi dari
sampai yang terakhir varietas Inpari 13 IR64, sedangkan Inpara 3, 4, dan 5 tahan
yang tahan wereng batang coklat di rendaman dan diharapkan dapat meng-
lapangan dan toleran penyakit virus kerdil. ganti varietas sebelumnya di lahan rawa
Strategi fundamental pengendalian hama ... 69
dan rawan banjir (Suprihatno et al. 2010). penting karena wereng yang pertama kali
Inpari 13 mempunyai keunggulan lain, datang di persemaian atau pertanaman
yaitu tahan wereng batang coklat di adalah wereng makroptera betina/jantan
lapangan dan toleran terhadap penyakit imigran.
virus kerdil hampa, sedangkan Inpari 2, 3, Lampu perangkap dipasang pada
dan 6 tahan wereng batang coklat biotipe ketinggian 150-250 cm dari permukaan
3 di laboratorium, namun bereaksi agak tanah. Hasil tangkapan dengan lampu
rentan sampai agak tahan terhadap wereng 100 watt dapat mencapai 400.000 ekor/
di lapangan. malam. Keputusan yang diambil setelah
wereng terperangkap adalah: (1) wereng
yang tertangkap dikubur; (2) pertanaman
Lampu Perangkap (Light Traps) padi dikeringkan sampai tanah retak; dan
(3) setelah dikeringkan, wereng diken-
Lampu perangkap (Gambar 2) merupakan dalikan dengan insektisida yang dire-
alat penting untuk mendeteksi kehadiran komendasi.
wereng imigran pada pertanaman atau
persemaian padi atau menangkap wereng
dalam jumlah besar. Untuk keperluan Waktu Penyemaian Padi
deteksi, satu lampu perangkap cukup
untuk mengontrol areal 200-500 ha. Namun, Waktu penyemaian ditetapkan berdasar-
bila digunakan untuk pengendalian, diper- kan saat puncak wereng imigran yang
lukan lampu perangkap lebih banyak dari tertangkap lampu perangkap. Bila da-
yang ditetapkan. Lampu perangkap sangat tangnya wereng imigran tidak tumpang
Atap seng
V
diameter 50 cm
Kantong plastik
V
pengumpul hama
lalu dihitung jumlah wereng pada minggu dengan ambang ekonomi (AE) pada harga
ke-i (Ai) dan musuh alami laba-laba + padi saat panen (Tabel 2).
Paederus + Ophionea + Coccinella pada Pada saat harga gabah kering panen
minggu ke-i (Bi) dan Cyrtorhinus pada Rp3.000/kg, ambang ekonominya adalah 3
minggu ke-i (Ci) (Tabel 1). Jumlah wereng ekor/rumpun saat tanaman padi berumur
batang coklat terkoreksi musuh alami (Di) kurang dari 40 HST, dan ambang ekonomi-
pada minggu ke-i dapat dihitung dengan nya adalah 5 ekor/rumpun saat tanaman
menggunakan formula Baehaki (1996) padi berumur lebih dari 40 HST. Hukum
sebagai berikut: pengendalian yang diberlakukan adalah
bila nilai Di lebih dari 3 pada tanaman
Ai - (5Bi + 2Ci) 505 - (5x45 + 2x59) padi berumur kurang dari 40 HST dan
Di = —————— = ————-——— nilai Di lebih dari 5 pada tanaman padi
20 20 berumur lebih dari 40 HST harus diaplikasi
= 8,1 ekor/rumpun dengan insektisida yang direkomendasi.
Hasil perhitungan Di = 8,1 ekor/rumpun
Pada contoh tersebut, hasil perhi- melebihi ambang ekonomi sehingga ha-
tungan menunjukkan nilai Di = 8,1 ekor/ rus dikendalikan dengan insektisida yang
rumpun. Nilai tersebut lalu diselaraskan direkomendasi.
Tabel 1. Contoh kertas kerja pengamatan populasi wereng batang coklat dan musuh alaminya pada
pertanaman padi.
1 30 2 1
2 30 3 3
3 23 4 3
4 25 5 2
5 25 1 1
6 28 0 8
7 22 3 4
8 24 2 5
9 21 1 7
10 19 1 2
11 30 2 2
12 32 2 4
13 22 2 5
14 34 1 1
15 35 5 5
16 22 3 1
17 27 4 2
18 20 2 1
19 19 1 1
20 17 1 1
Total Ai = 505 Bi = 45 Ci = 59
72 Baehaki S.E.
Tabel 2. Ambang ekonomi pengendalian wereng batang coklat selaras harga jual padi saat
panen (ekor/rumpun).
< 40 9 5 4 3 3
> 40 18 9 7 6 5
Gambar 4. Tanaman padi yang terserang virus kerdil rumput tipe 2 (kiri), virus kerdil hampa
(tengah), dan campuran virus kerdil rumput dan kerdil hampa (kanan).
digunakan PHT (2002-2006), pelandaian tuk tanam serempak, Pemda Jawa Barat
produksi tetap terjadi dengan kisaran 54 telah memberlakukan pemberhentian air
juta t sehingga diperlukan strategi lain irigasi pascaperbaikan rutin bulan Sep-
yaitu Sekolah Lapang PTT sejak 2007 tember 2010.
dalam rangka program Peningkatan Pro- Pemda Jawa Barat dapat meredam
duksi Beras Nasional (P2BN). gejolak hama wereng batang coklat dengan
Pada saat terjadi ledakan wereng kebersamaan dan meraih sukses pada MT
batang coklat tahun 2010 dengan luas 2010/2011. Sementara itu, Jawa Tengah dan
serangan 105.000 ha, segala upaya telah Jawa Timur pada musim tanam tersebut
dilakukan, namun belum memberikan hasil masih dilanda serangan wereng batang
karena belum menggunakan strategi coklat karena belum menerapkan tanam
pertama yaitu sosiologi tanam berjamaah. serentak. Dalam upaya mensukseskan
Dari pengalaman tersebut, pemerintah target produksi GKG 70,6 juta t maka
melakukan reorientasi pengendalian hama strategi segitiga tersebut akan dibawa ke
wereng batang coklat dengan menata Jawa Tengah dan Jawa Timur untuk
ulang pengendalian dengan membuat membuat RTL.
rencana tindak lanjut (RTL) pascaledakan.
Pembuatan RTL melibatkan Dinas per-
tanian provinsi/kabupaten/kota, Bakorluh KESIMPULAN
dan Bapeluh, BBPOPT, penyuluh, dan
POPT. Di luar kedinasan tersebut, BB Padi Posisi serangan wereng batang coklat
berperan sebagai koordinator dan inisiator. pada tahun 2011 menjadi sangat penting
RTL telah diterapkan di Jawa Barat dengan karena serangan wereng pada tahun 2010
hasil yang sangat memuaskan, dapat dilihat telah menghambat perekonomian masya-
dari hasil panen MT 2010/2011. Di BB Padi, rakat tani. Pengendalian hama merupakan
hasil Inpari 13 mencapai 9,3-10,7 t GKG/ prioritas utama setelah padi ditanam di
ha, suatu prestasi yang spektakuler. Un- lapangan karena kegagalan pengendalian
74 Baehaki S.E.
hama akan menurunkan produksi secara nerapkan PHT, produksi padi tetap
drastis. mengalami pelandaian 54 juta t sejak
Teknologi pengendalian wereng ba- 2002 sampai 2006 sehingga perlu strategi
tang coklat sudah sangat banyak, mulai lain yaitu SLPTT yang mulai diterapkan
penyediaan varietas tahan, penggunaan pada 2007 dalam rangka P2BN.
musuh alami, cara budi daya (waktu tanam,
pengairan, dan lain-lain), dan insektisida.
Namun, penerapannya di lapangan belum
berhasil karena melupakan aspek sosial DAFTAR PUSTAKA
kemasyarakatan, antara lain waktu tanam
tidak serentak. Teknik pengendalian Bae, S.H and M.D. Pathak. 1970. Life
wereng batang coklat terbaru adalah history of Nilaparvata lugens (Homop-
menerapkan tiga strategi pengendalian, tera: Delphacidae) and susceptibility
yaitu strategi sosial (sosiologi), strategi of rice varieties to its attacks. Ann.
teknologi (SOP pengendalian wereng Entomol. Soc. Am. 63: 149-155.
batang coklat), dan strategi kebijakan Baehaki, S.E. 1985. Studi Perkembangan
pemerintah. Populasi Wereng Coklat (Nilarparvata
Pengendalian wereng batang coklat lugens Stal) Asal Imigran dan Pemen-
tidak dapat diselesaikan hanya dengan carannya di Pertanaman. Disertasi,
menggunakan teknologi tanpa peran aktif Institut Pertanian Bogor.
petani sebagai penggerak utama teknologi, Baehaki, S.E. 1993. Berbagai Hama Se-
yaitu harus diselesaikan secara sosial rangga pada Tanaman Padi. Penerbit
dengan waktu tanam serempak yang Angkasa, Bandung. 145 hlm.
dibingkai oleh kebijakan pemerintah. Tiga Baehaki, S.E. 1996. Formula pengendalian
komponen utama penting dalam modal wereng coklat menggunakan ambang
sosial adalah (1) kepercayaan (trust) ekonomi berdasar musuh alami. Suatu
antarkomponen/anggota masyarakat yang Sintesis Data Mendasari Rasionalisasi
memudahkan proses komunikasi dan Pengendalian Hama Secara Kuantitatif
pengelolaan suatu persoalan; (2) jejaring pada Tanaman Padi. Tidak diterbitkan.
organisasi kelompok (social networking) 5 hlm
atau jejaring individu berupa ikatan (bond) Baehaki, S.E. 2011. Standar operasional
atau pertemanan (bridge) untuk men- prosedur pengendalian wereng coklat
dukung gerak aksi kolektivitas menjadi dan virus kerdil. Balai Besar Penelitian
makin bersinergi; dan (3) norma dan sistem Tanaman Padi, Sukamandi. 6 hlm.
nilai (norms and institutions) yang bi- Dharmawan, A.H. 2006a. Konflik-konflik
asanya berciri lokal, yang mengawal dan kekuasaan dan otoritas kelembagaan
menjaga proses pembangunan agar tidak lokal dalam reformasi tata kelola
terjadi penyimpangan. pemerintahan desa: Investigasi teoritik
Pada saat produksi padi mencapai dan empirik. Working Paper Series
pelandaian (leveling off) dengan segera Project No.1. Partnership-Based Rural
pemerintah berupaya untuk merakit vari- Governance Reform. Kemitraan Indo-
etas baru melalui Badan Litbang Pertanian nesia dan Pusat Studi Pembangunan
agar produksi meningkat kembali. Dalam Pertanian dan Pedesaan, Institut Per-
pengelolaan hama, meskipun telah me- tanian Bogor.
Strategi fundamental pengendalian hama ... 75