Disusun oleh:
NICO RICKY A
04061382
B/KP/IV
Penulis sampaikan puja dan puji syukur kehadapan Tuhan Yang maha Esa atas
rahmat beliau sehingga penulis dapat menyelesaikan NSP dngan tema “Pneumutorak”.
Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari bantuan bimbingan dan motifasi dari
berbagai pihak. Untuk itu ijin kan penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Darmasta Maulana, S.Kep, Ners. Selaku instruktur NSP semester III atas
bimbingan yang telah diberikan.
2. Eric Endra Cipta dan Dian Miftahul Mizan selaku asisten NSP yang telah
membimbng penulis dalam melakukan simulasi
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis
harapkan saran dan masukan yang membanggun dari berbagai pihak demi kesempurnaan
makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar......................................................................................................
Daftar isi................................................................................................................
BAB I. Landasan Teori
A. Pengertian ..................................................................................................
B. Penyebab.....................................................................................................
C. Gejala..........................................................................................................
D. Patogenesis.................................................................................................
E. Klasifikasi....................................................................................................
F. Pengobatan..................................................................................................
BAB II. ASKEP
1. PENGKAJIAN.........................................................................................
3. PEMERIKSAAN FISIK..........................................................................
4. DIAGNOSA KEPERAWATAN.............................................................
5. PERENCANAAN...................................................................................
A. Pengertian
Pneumotoraks adalah adanya udara di dalam rongga pleural antara pleura parietal
dan viseral.
Pneumotoraks adalah adanya udara di dalam rongga pleura. Pneumotoraks banyak
terjadi pada penderita umur dewasa (40 tahun ). Laki-laki lebih banyak dari pada
perempuan.
B. Etiologi
Penyebab tersering adalah valve mekanisme di distal dari bronchial yang ada
keradangan atau jaringan parut. Secara singkat penyebab terjadinya pneumotorak
menurut pendapat “MACKLIN“ adalah sebagai berikut :
Alveoli disanggah oleh kapiler yang lemah dan mudah robek, udara masuk ke arah
jaringan peribronchovaskuler apabila alveoli itu menjadi lebar dan tekanan didalam
alveoli meningkat. Apabila gerakan napas yang kuat, infeksi, dan obstruksi
endobronchial merupakan fakltor presipitasi yang memudahkan terjadinya robekan.
Selanjutnya udara yang terbebas dari alveoli dapat menggoyakan jaringan fibrosis
di peribronchovaskuler kearah hilus, masuk mediastinum dan menyebabkan
pneumotoraks atau pneumomediastinum.
E. Klasifikasi
1. Berdasarkan terjadinya yaitu artificial, traumatic dan spontan.
2. Berdasarkan lokasinya, yaitu Pneumotoraks parietalis, mediastinalis dan
basalis
3. Berdasarkan derajat kolaps, yaitu Pneumotoraks totalis dan partialis.
4. Berdasarkan jenis fistel.
Pneumotoraks terbuka. Pneumotoraks dimana ada hubungan terbuka antara
rongga pleura dan bronchus yang merupakan dunia luar. Dalam keadaan ini tekanan
intra pleura sama dengan tekanan barometer (luar). Tekanan intra pleura disekitar nol
(0) sesuai dengan gerakan pernapasan. Pada waktu inspirasi tekanannya negatif dan
pada waktu ekspirasi positif (+ 2 ekspirasi dan - 2 inspirasi).
Pneumotoraks tertutup. Rongga pleura tertutup tidak ada hubungan dengan dunia
luar. Udara yang dulunya ada di rongga pleura kemungkinan positif oleh karena
diresorbsi dan tidak adanya hubungan lagi dengan dunia luar, maka tekanan udara di
rongga pleura menjadi negatif. Tetapi paru belum mau berkembang penuh. Sehingga
masih ada rongga pleura yang tampak meskipun tekanannya sudah negatif (- 4
ekspirasi dan - 12 inspirasi).
Pneumotoraks ventil. Merupakan pneumotoraks yang mempunyai tekanan positif
berhubung adanya fistel di pleura viseralis yang bersifat ventil. Udara melalui
bronchus terus ke percabangannya dan menuju ke arah pleura yang terbuka. Pada
waktu inspirasi udara masuk ke rongga pleura dimana pada permulaan masih negatif.
Pada waktu ekspirasi udara didalam rongga pleura yang masuk itu tidak mau keluar
melalui lubang yang terbuka tadi bahkan udara ekspirasi yang mestinya dihembuskan
keluar dapat masuk ke dalam rongga pleura, apabila ada obstruksi di bronchus bagian
proksimal dari fistel tersebut. Sehingga tekanan pleura makin lama makin meningkat
sehubungan dengan berulangnya pernapasan. Udara masuk rongga pleura pada waktu
ekspirasi oleh karena udara ekspirasi mempunyai tekanan lebih tinggi dari rongga
pleura, lebih-lebih kalau penderita batuk-batuk, tekanan udara di bronchus lebih kuat
lagi dari ekspirasi biasa
Komplikasi
Atelektasis, ARDs, infeksi, edema pulmonary, emboli paru, efusi pleura, empyema,
emfisema, penebalan pleura.
1)Pemeriksaan diagnostic Foto dada :
a. Pada foto dada PA terlihat pinggir paru yang kolaps berupa garis.
b. Mediastinal shift dapat dilihat pada foto PA atau fluoroskopi pada saat
penderita inspirasi atau ekspirasi.
2)Penatalaksanaan
a. Pada ICS 5 atau 6 dilakukan pemasangan WSD dengan memakai trokar.
b. WSD dilepas bila paru sudah mengembang dengan baik, tidak ada
komplikasi dan setelah selang plastic atau diklem 24 jam untuk membuktikan
bahwa pneumothoraks sudah sembuh.
c. Bila penderita sesak dapat diberikan oksigen konsentrasi tinggi.
d. Untuk megnobati nyeri dapat diberikan analgetika seperti Antalgin 3 X 1
tablet atau analgetik kuat.
e. Fisioterapi dapat diberikan karena dapat mencegah retensi sputum.
f. Apabila pengembangan paru agak lambat, bias dilakukan penghisapan
dengan tekanan 25-50 cm air.
g. Pada pneumothoraks berulang dapat dilakukan perlekatan kedua pleura
dengan memakai bahan yang dapat menimbulkan iritasi atau bahan sclerosing
agent.
F. Pengobatan
- Sesuai sebab lain di paru
- TB Paru
- Bronchitis kronis
- Istirahat total/ tidur
Pengobatan tambahan
1. Apabila terdapat proses lain di paru, maka pengobatan tambahan ditujukan
terhadap penyebanya
- Tehadap proses tuber kulosis paru, diberi obat anti tuberculosis .
- Untuk mencegah obstipasi dan memperlancar defekasi, penderita diberi
laksan ringan, dengan tujuan supaya saat defekasi, penderita tidak perlu
mengejan terlalu keras.
2. Istirahat total
- Penderita dilarang melakukan kerja keras (mengangkat barang) batuk,
bersin terlalu keras, mengejan.
Pencegahan pneumothorik
1. Pada penderia PPOM, berikanlah pengobatan dengan sebaik – baiknya,
terutama bila penderita batuk, pemberian bronkodilator anti tusif ringan sering
sering dilakukan dan penderita dianjurkan kalau batuk jangan keras – keras. Juga
penderita tidak boleh mengangkat barang berat, atau mengejan terlalu kuat.
2. Penderita TB paru, harus diobatai dengan baik sampai tuntas. Lebih baik
lagi. Bila penderita TB masih dalam tahap lesi minimal, sehingga penyembuhan
dapat sempurna tanpa meninggalkan cacat yang berarti.
Rehabilitasi
1. Penderita yang telah sembuh dari pneumothoraks harus dilakukan
pengobatan secara baik untuk penyakit dasar.
2. untuk sementara waktu (dalam beberapa minggu), penderita dilarang
mengejan, mengangkat barang berat, batuk / bersin terlalu keras.
3. bila mengalami kesulitan defekasi karena pemberian anti tusif, berilah
laksan ringan.
4. Kontrol penderita pada waktu tertentu, terutama kalau ada keluhan batuk
sesak nafas.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN MASALAH ”PNEUMUTORAK”
Tanggal masuk : 13 MARET 2008
Jam : 08.00 WIB
Dx medis : PNEUMUTORAK
Ruang : Bedah
A. PENGKAJIAN
1. Biodata
a. Identitas pasien
Nama :
Ttl :
Umur :
Agama :
Jenis kelamin :
Alamat :
Suku / bangsa :
Pekerjaan :
Pendididkan :
Daignosa medis :
b. Penaggumg jawab
Nama :
Ttl :
Umur :
Agama :
Jenis kelamin :
Suku / bangsa :
Pekerjaan :
Pendididkan :
2. Riwayat kesehatan
a. keluhan utama
Nyeri dada dirasakan pada sisi sakit, tersanya sangat berat (kemeng), terasa
tertekan, teraa lebih nyeri pada gerakan respirasi.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Batuk dan sesak nafas sampai menggunakan otot-otot tambahan untuk
bernafas.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pernah menderita penyakit asma.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Didalam keluarga pasien terdapat anggota keluarga yaitu ibu pasien Nn. W
yang menderita migain.
e. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Tergantung dengan beat ringan penyakit (composmentis, apatis, somenolen,
delirium, sopor, dan koma).
b. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Suhu : 36,5º C
Nadi : 92 x/menit
Respirasi : 32 x/menit
c. Pemeriksaan Kepala dan Rambut
Inspeksi : kulit pucat, lesi tidak ada, rambut tebal, tidk ada uban, dan warna
kuku merah keputih- putihan.
Palpasi : kelembaban lembab turgor kulit jelek dan saat diraba teasa hangat.
d. Pemeriksaan Mata
Mata lengkap kanan dan kiri, kedua mata simetris, selera putih, reflek cahaya
baik, dan iris hitam.
e. Pemeriksaan Telinga
Inspeksi : Bentuk simetris, lubang terdapat sedikit serumen, tidak ada
pendarahan.
Palpasi : kartilago elastis/ lentur
f. Pemeriksaan Mulut
Inspeksi : bibir kering dan pucat, warna gigi kekuningan dan tidak ada
perdarahan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
g. Pemeriksaan Kulit
Inspeksi : Kulit agak kotor, teraba halus, hangat dan terlihat pucat.
Palpasi : Turgor kulit jelek, tidak ada nyeri tekan.
h. Pemeriksaan Dada dan Paru-Paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris, napas dangkal, respirasi > 32 x/menit.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
Auskultasi : Irama napas irregular.
i. Pemeriksaan Jantung
Inspeksi : jantung tidak teraba.
Palpasi : jantung tidak teraba.
Perkusi : redup
Auskutasi : vasokaler.
j. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : bentuk simetris retraksi bilateral, penonjolan tidak ada, dan
bisingarteri darah mengalir secara lambat.
Palpasi : ringan.
k. Pemeriksaan Genetalia
Tidak dilakukan pemeriksaan
l. Pemeriksaan Status Mental
Adanya penurunan kemampuan berorientasi, berpikir dan berkomunikasi
karena nyeri yang dirasakannya
4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan hemoglobin
Pemeriksaan trombosit
Pemeriksaan leukosit
CT Scan
B. DATA FOKUS
Data Subyektif :
Sesak nafas sampai menggunakan otot- otot penafasan tambahan untuk
bernafas
Ketakutan dan gelisah
Batuk
Infeksi/ inglamasi paru
Nyeri dada
Tekanan darah : 100/60 mmHg
Suhu : 36,5º C
Nadi : 92 x/menit
Respirasi : 32 x/menit
Mulut kering
Turgor kulit jelek
Tamapk cemas dan gelisah
ANALISA DATA
NO SIMPTOM PROBLEM ETIOLOGI
1. DO :
- Kebutuhan WSD Kerusakan pertukaran gas Kekolaps paru,
terjaga pergeseran mediastinum.
- Aliran udara/ cairan
lancar
- Selang tidak ada
obstruksi
- Tidak terjadi
sianosis pada klien
2. DO :
- Mengalami Nyeri akut Agen cidera biologis
gangguan tidur
- Muka pasien tampak
gelisah
3. DO :
- Tampak gelisah Pola nafas tidak efektif Nafas pendek, lendir,
- Susah nafas bronko konstruksi, dan
iritan jalan nafas.
4. DO :
- Lemah Intoleransi aktivitas Kelemahan secara
menyeluruh
5. DO :
- Pola intake nutrisi Ketidakseimbangan nutrisi Kelemahan otot
berkurang kurang dari kebutuhan
- Terlihat pucat, bibir
mukosa kering, dan
turgor kulit jelek.
6. DO :
- Mengalami Gangguan pola tidur Nyeri akut
kesulitan dalam
beristirahat
7. - Terlihat gelisah
DO : Kurang perawatan diri Keletihan sekunder akibat
- Terlihat kumuh, peningkatan upaya
Kusam dan kotor pernafasan
8.
DO : Kurang pengetahuan Keterbatasan kognitif dan
- Kurang mengetahui kurangnya informasi
tentang penyakitnya
INTERVENSI
WAKTU TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
TGL/J DX KRITERIA HASIL
AM
Kerusakan Setelah dilakukan
pertukaran tindakkan keperawatan
gas selama ...x24 jam
Kerusakan petukaran
gas dapat teratasi,
dengan kriteria hasil :
A. KESIMPULAN
Pneumotoraks adalah adanya udara di dalam rongga pleura. Pneumotoraks banyak
terjadi pada penderita umur dewasa (40 tahun ). Laki-laki lebih banyak dari pada
perempuan.
Penyebab tersering adalah valve mekanisme di distal dari bronchial yang ada
keradangan atau jaringan parut. Secara singkat penyebab terjadinya pneumotorak
menurut pendapat “MACKLIN“ adalah sebagai berikut :
Alveoli disanggah oleh kapiler yang lemah dan mudah robek, udara masuk ke arah
jaringan peribronchovaskuler apabila alveoli itu menjadi lebar dan tekanan didalam
alveoli meningkat. Apabila gerakan napas yang kuat, infeksi, dan obstruksi
endobronchial merupakan fakltor presipitasi yang memudahkan terjadinya robekan.
Pneumotoraks tertutup. Rongga pleura tertutup tidak ada hubungan dengan dunia
luar. Udara yang dulunya ada di rongga pleura kemungkinan positif oleh karena
diresorbsi dan tidak adanya hubungan lagi dengan dunia luar, maka tekanan udara di
rongga pleura menjadi negatif. Tetapi paru belum mau berkembang penuh. Sehingga
masih ada rongga pleura yang tampak meskipun tekanannya sudah negatif (- 4
ekspirasi dan - 12 inspirasi).
B. SARAN
Jangan terlalu banyak merokok, apalagi 1 pak dalam sehari.selain itu juga kita
harus sering olah raga misalkan renang, lari/ joging, ataupun hanya sekedar jalan,
yang penting dilakukan setiap hari/ rutin.
DAFTAR PUSTAKA
Caine, R,M. and Bufalino, P.M, 1987. Nursing Care Planing guides For adult William
and Wilkins, , USA
Purwadianto, A, dan Sampurna, B, 2000. Kedaruratan Medik : Pedoman
Penatalaksanaan Praktis, Edisi revisi, Bina rupa Aksara, Jakarta
Wilson, S.F. and Thompson, J. M, 1997. Respiratori disorder ijn clinical nursing
Series Mosbi year book Inc, USA
Doenges E. Marilynn, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3, EGC: JAKARTA