Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

NURSING SIMULATION PROGRAM (NSP)


PNEUMUTORAK
Dosen : Darmasta Maulana, S.kep

Disusun oleh:
NICO RICKY A
04061382
B/KP/IV

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA GLOBAL


PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
YOGYAKARTA
2008
KATA PENGANTAR

Penulis sampaikan puja dan puji syukur kehadapan Tuhan Yang maha Esa atas
rahmat beliau sehingga penulis dapat menyelesaikan NSP dngan tema “Pneumutorak”.
Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari bantuan bimbingan dan motifasi dari
berbagai pihak. Untuk itu ijin kan penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Darmasta Maulana, S.Kep, Ners. Selaku instruktur NSP semester III atas
bimbingan yang telah diberikan.
2. Eric Endra Cipta dan Dian Miftahul Mizan selaku asisten NSP yang telah
membimbng penulis dalam melakukan simulasi
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis
harapkan saran dan masukan yang membanggun dari berbagai pihak demi kesempurnaan
makalah ini.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 13 Maret 2008

Penulis
DAFTAR ISI

Kata pengantar......................................................................................................
Daftar isi................................................................................................................
BAB I. Landasan Teori
A. Pengertian ..................................................................................................
B. Penyebab.....................................................................................................
C. Gejala..........................................................................................................
D. Patogenesis.................................................................................................
E. Klasifikasi....................................................................................................
F. Pengobatan..................................................................................................
BAB II. ASKEP
1. PENGKAJIAN.........................................................................................

2. POLA FUNGSI KESEHATAN (GORDON)..........................................

3. PEMERIKSAAN FISIK..........................................................................

4. DIAGNOSA KEPERAWATAN.............................................................

5. PERENCANAAN...................................................................................

BAB III. PENUTUP


A. Kesimpulan........................................................................................
B. Saran-saran.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
a.
b. BAB I
c. PNEUMUTORAK

A. Pengertian
Pneumotoraks adalah adanya udara di dalam rongga pleural antara pleura parietal
dan viseral.
Pneumotoraks adalah adanya udara di dalam rongga pleura. Pneumotoraks banyak
terjadi pada penderita umur dewasa (40 tahun ). Laki-laki lebih banyak dari pada
perempuan.

B. Etiologi
Penyebab tersering adalah valve mekanisme di distal dari bronchial yang ada
keradangan atau jaringan parut. Secara singkat penyebab terjadinya pneumotorak
menurut pendapat “MACKLIN“ adalah sebagai berikut :
Alveoli disanggah oleh kapiler yang lemah dan mudah robek, udara masuk ke arah
jaringan peribronchovaskuler apabila alveoli itu menjadi lebar dan tekanan didalam
alveoli meningkat. Apabila gerakan napas yang kuat, infeksi, dan obstruksi
endobronchial merupakan fakltor presipitasi yang memudahkan terjadinya robekan.
Selanjutnya udara yang terbebas dari alveoli dapat menggoyakan jaringan fibrosis
di peribronchovaskuler kearah hilus, masuk mediastinum dan menyebabkan
pneumotoraks atau pneumomediastinum.

C. Tanda dan Gejala


Timbulnya mendadak, biasanya setelah mengangkat barang berat, habis batuk
keras, kencing yang mengejang, penderita menjadi sesak yang makin lama makin
berat.
Sesak, napas berat, bias disertai batuk-batuk. Nyeri dada dirasakan pada sisi sakit,
terasanya berat (kemeng), terasa tertekan, terasa lebih nyeri pada gerakan respirasi.
Sesak ringsn sampai berat, napas tertinggal, senggal pendek-pendek. Tanpa atau
dengan cyanosis. Tampak sakit ringan sampai berat, lemah sampai shock, berkeringat
dingin. Berat ringannya keadaan penderita tergantung dari keadaan
pneumotoraksnya :
Tertutup dan terbuka biasanya tidak berat, ventil ringan tekanan positif tinggi
biasanya berat dan selain itu tergantung juga keadaan paru yang lain dan ada atau
tidaknya obstruksi jalan napas. Nyeri dada yang mendadak, Sesak napas yang
mendadak, Kegagalan pernapasan dan mungkin pula disertai sianosis.
D. Patofisiologi
Normal tekanan negatif pada ruang pleura adalah -10 s/d -12 mmHg. Fungsinya
membantu pengembangan paru selama ventilasi. Pada waktu inspirasi tekanan intra
pleura lebih negatif daripada tekanan intra bronchial, maka paru akan berkembang
mengikuti dinding thoraks sehingga udara dari luar dimana tekanannya nol (0) akan
masuk bronchus sampai ke alveoli.
Pada waktu ekspirasi dinding dada menekan rongga dada sehingga tekanan intra
pleura akan lebih tinggi dari tekanan di alveolus ataupun di bronchus sehingga udara
ditekan keluar melalui bronchus.
Tekanan intra bronchial meningkat apabila ada tahanan jalan napas. Tekanan intra
bronchial akan lebih meningkat lagi pada waktu batuk,bersin, atau mengejan, pada
keadaan ini glottis tertutup. Apabila di bagian perifer dari bronchus atau alveolus ada
bagian yang lemah maka akan pecah atau terobek..
Pneumotoraks terjadi disebabkan adanya kebocoran dibagian paru yang berisi
udara melalui robekan atau pecahnya pleura. Robekan ini akan berhubungan dengan
bronchus.
Pelebaran dari alveoli dan pecahnya septa-septa alveoli yang kemudian
membentuk suatu bula di dekat suatu daerah proses non spesifik atau granulomatous
fibrosis adalah salah satu sebab yang sering terjadi pneumotoraks, dimana bula
tersebut berhubungan dengan adanya obstruksi emfisema.

E. Klasifikasi
1. Berdasarkan terjadinya yaitu artificial, traumatic dan spontan.
2. Berdasarkan lokasinya, yaitu Pneumotoraks parietalis, mediastinalis dan
basalis
3. Berdasarkan derajat kolaps, yaitu Pneumotoraks totalis dan partialis.
4. Berdasarkan jenis fistel.
Pneumotoraks terbuka. Pneumotoraks dimana ada hubungan terbuka antara
rongga pleura dan bronchus yang merupakan dunia luar. Dalam keadaan ini tekanan
intra pleura sama dengan tekanan barometer (luar). Tekanan intra pleura disekitar nol
(0) sesuai dengan gerakan pernapasan. Pada waktu inspirasi tekanannya negatif dan
pada waktu ekspirasi positif (+ 2 ekspirasi dan - 2 inspirasi).
Pneumotoraks tertutup. Rongga pleura tertutup tidak ada hubungan dengan dunia
luar. Udara yang dulunya ada di rongga pleura kemungkinan positif oleh karena
diresorbsi dan tidak adanya hubungan lagi dengan dunia luar, maka tekanan udara di
rongga pleura menjadi negatif. Tetapi paru belum mau berkembang penuh. Sehingga
masih ada rongga pleura yang tampak meskipun tekanannya sudah negatif (- 4
ekspirasi dan - 12 inspirasi).
Pneumotoraks ventil. Merupakan pneumotoraks yang mempunyai tekanan positif
berhubung adanya fistel di pleura viseralis yang bersifat ventil. Udara melalui
bronchus terus ke percabangannya dan menuju ke arah pleura yang terbuka. Pada
waktu inspirasi udara masuk ke rongga pleura dimana pada permulaan masih negatif.
Pada waktu ekspirasi udara didalam rongga pleura yang masuk itu tidak mau keluar
melalui lubang yang terbuka tadi bahkan udara ekspirasi yang mestinya dihembuskan
keluar dapat masuk ke dalam rongga pleura, apabila ada obstruksi di bronchus bagian
proksimal dari fistel tersebut. Sehingga tekanan pleura makin lama makin meningkat
sehubungan dengan berulangnya pernapasan. Udara masuk rongga pleura pada waktu
ekspirasi oleh karena udara ekspirasi mempunyai tekanan lebih tinggi dari rongga
pleura, lebih-lebih kalau penderita batuk-batuk, tekanan udara di bronchus lebih kuat
lagi dari ekspirasi biasa
Komplikasi
Atelektasis, ARDs, infeksi, edema pulmonary, emboli paru, efusi pleura, empyema,
emfisema, penebalan pleura.
1)Pemeriksaan diagnostic Foto dada :
a. Pada foto dada PA terlihat pinggir paru yang kolaps berupa garis.
b. Mediastinal shift dapat dilihat pada foto PA atau fluoroskopi pada saat
penderita inspirasi atau ekspirasi.
2)Penatalaksanaan
a. Pada ICS 5 atau 6 dilakukan pemasangan WSD dengan memakai trokar.
b. WSD dilepas bila paru sudah mengembang dengan baik, tidak ada
komplikasi dan setelah selang plastic atau diklem 24 jam untuk membuktikan
bahwa pneumothoraks sudah sembuh.
c. Bila penderita sesak dapat diberikan oksigen konsentrasi tinggi.
d. Untuk megnobati nyeri dapat diberikan analgetika seperti Antalgin 3 X 1
tablet atau analgetik kuat.
e. Fisioterapi dapat diberikan karena dapat mencegah retensi sputum.
f. Apabila pengembangan paru agak lambat, bias dilakukan penghisapan
dengan tekanan 25-50 cm air.
g. Pada pneumothoraks berulang dapat dilakukan perlekatan kedua pleura
dengan memakai bahan yang dapat menimbulkan iritasi atau bahan sclerosing
agent.

F. Pengobatan
- Sesuai sebab lain di paru
- TB Paru
- Bronchitis kronis
- Istirahat total/ tidur
Pengobatan tambahan
1. Apabila terdapat proses lain di paru, maka pengobatan tambahan ditujukan
terhadap penyebanya
- Tehadap proses tuber kulosis paru, diberi obat anti tuberculosis .
- Untuk mencegah obstipasi dan memperlancar defekasi, penderita diberi
laksan ringan, dengan tujuan supaya saat defekasi, penderita tidak perlu
mengejan terlalu keras.
2. Istirahat total
- Penderita dilarang melakukan kerja keras (mengangkat barang) batuk,
bersin terlalu keras, mengejan.
Pencegahan pneumothorik
1. Pada penderia PPOM, berikanlah pengobatan dengan sebaik – baiknya,
terutama bila penderita batuk, pemberian bronkodilator anti tusif ringan sering
sering dilakukan dan penderita dianjurkan kalau batuk jangan keras – keras. Juga
penderita tidak boleh mengangkat barang berat, atau mengejan terlalu kuat.
2. Penderita TB paru, harus diobatai dengan baik sampai tuntas. Lebih baik
lagi. Bila penderita TB masih dalam tahap lesi minimal, sehingga penyembuhan
dapat sempurna tanpa meninggalkan cacat yang berarti.
Rehabilitasi
1. Penderita yang telah sembuh dari pneumothoraks harus dilakukan
pengobatan secara baik untuk penyakit dasar.
2. untuk sementara waktu (dalam beberapa minggu), penderita dilarang
mengejan, mengangkat barang berat, batuk / bersin terlalu keras.
3. bila mengalami kesulitan defekasi karena pemberian anti tusif, berilah
laksan ringan.
4. Kontrol penderita pada waktu tertentu, terutama kalau ada keluhan batuk
sesak nafas.
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN MASALAH ”PNEUMUTORAK”
Tanggal masuk : 13 MARET 2008
Jam : 08.00 WIB
Dx medis : PNEUMUTORAK
Ruang : Bedah

A. PENGKAJIAN
1. Biodata
a. Identitas pasien
Nama :
Ttl :
Umur :
Agama :
Jenis kelamin :
Alamat :
Suku / bangsa :
Pekerjaan :
Pendididkan :
Daignosa medis :

b. Penaggumg jawab
Nama :
Ttl :
Umur :
Agama :
Jenis kelamin :
Suku / bangsa :
Pekerjaan :
Pendididkan :
2. Riwayat kesehatan
a. keluhan utama
Nyeri dada dirasakan pada sisi sakit, tersanya sangat berat (kemeng), terasa
tertekan, teraa lebih nyeri pada gerakan respirasi.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Batuk dan sesak nafas sampai menggunakan otot-otot tambahan untuk
bernafas.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pernah menderita penyakit asma.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Didalam keluarga pasien terdapat anggota keluarga yaitu ibu pasien Nn. W
yang menderita migain.
e. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

f. Riwayat kesehatan lingkungan


Bergaul dengan warga/ teman-temannya yang perokok dan kurang bersihnya
lingkungan disekitar.
g. Riwayat alergi
Tidak alergi dengan makanan maupun obat- obatan.

3. Pola Fungsi Kesehatan (Gordon)


a. Persepsi terhadap kesehatan
Merasa psimis dengan keadaan penyakit yang dialaminya sekarang karena
sulit untuk disembuhkan.
b. Pola Aktivitas dan Latihan
Kadang- kadang memerlukan bantuan untuk memenuhi kebutuhannya sehari-
hari. Seperti mandi, berpakaian, eliminasi, mobilisasi di tempat tidur,
ambulasi dan makanan.
c. Pola Istirahat/Tidur
Mengalami gangguan pola tidur disebabkan oleh sesak nafas dan batuk-batuk.
d. Pola Nutrisi Metabolik
Nafsu makan menurun.
e. Pola Eliminasi
BAB masih noraml dan tidak ada gangguan
f. Pola Koping
Merasa cemas karena penyakitnya susah untuk disembuhkan.
g. Pola Konsep diri
Gambaran diri: kurang mengetahui tentang penyakitnya, bila ada masalah
selalu membicarakannya bersama keluarga
Ideal diri : yakin bahwa penyakit itu bisa disembuhkan, berusaha
dengan keras agar penyakitnya bisa sembuh.
Harga diri : merasa dicintai anggota keluarganya.
Identitas diri : keluarga yang sederhana dn hidup rukun
Peran diri : mempunyai peran sebagai seorang anak maupun anggota
masyarakat.
h. Pola Peran dan berhubungan
Mempunyai hubungan baik dengan keluarganya, maupun masyarakat di
sekitarnya.
i. Pola Kognitif Perseptual
Status mental klien normal, bicara lancer, pendengaran normal, penglihatan
normal tanpa alat Bantu dan tidak mengalami vertigo.
j. Pola Seksual dan Reproduksi
Tidak ada gangguan pada sistem seksual.
k. Pola Nilai dan Kepercayaan
Meyakini agama yang dianutnya dan menjalankan ajaran- ajarannya.

3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Tergantung dengan beat ringan penyakit (composmentis, apatis, somenolen,
delirium, sopor, dan koma).
b. Tanda-tanda Vital
 Tekanan darah : 100/60 mmHg
 Suhu : 36,5º C
 Nadi : 92 x/menit
 Respirasi : 32 x/menit
c. Pemeriksaan Kepala dan Rambut
Inspeksi : kulit pucat, lesi tidak ada, rambut tebal, tidk ada uban, dan warna
kuku merah keputih- putihan.
Palpasi : kelembaban lembab turgor kulit jelek dan saat diraba teasa hangat.
d. Pemeriksaan Mata
Mata lengkap kanan dan kiri, kedua mata simetris, selera putih, reflek cahaya
baik, dan iris hitam.

e. Pemeriksaan Telinga
Inspeksi : Bentuk simetris, lubang terdapat sedikit serumen, tidak ada
pendarahan.
Palpasi : kartilago elastis/ lentur
f. Pemeriksaan Mulut
Inspeksi : bibir kering dan pucat, warna gigi kekuningan dan tidak ada
perdarahan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
g. Pemeriksaan Kulit
Inspeksi : Kulit agak kotor, teraba halus, hangat dan terlihat pucat.
Palpasi : Turgor kulit jelek, tidak ada nyeri tekan.
h. Pemeriksaan Dada dan Paru-Paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris, napas dangkal, respirasi > 32 x/menit.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
Auskultasi : Irama napas irregular.
i. Pemeriksaan Jantung
Inspeksi : jantung tidak teraba.
Palpasi : jantung tidak teraba.
Perkusi : redup
Auskutasi : vasokaler.
j. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : bentuk simetris retraksi bilateral, penonjolan tidak ada, dan
bisingarteri darah mengalir secara lambat.
Palpasi : ringan.
k. Pemeriksaan Genetalia
Tidak dilakukan pemeriksaan
l. Pemeriksaan Status Mental
Adanya penurunan kemampuan berorientasi, berpikir dan berkomunikasi
karena nyeri yang dirasakannya

4. Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan hemoglobin
 Pemeriksaan trombosit
 Pemeriksaan leukosit
 CT Scan

B. DATA FOKUS
Data Subyektif :
 Sesak nafas sampai menggunakan otot- otot penafasan tambahan untuk
bernafas
 Ketakutan dan gelisah
 Batuk
 Infeksi/ inglamasi paru
 Nyeri dada
 Tekanan darah : 100/60 mmHg
 Suhu : 36,5º C
 Nadi : 92 x/menit
 Respirasi : 32 x/menit
 Mulut kering
 Turgor kulit jelek
 Tamapk cemas dan gelisah

ANALISA DATA
NO SIMPTOM PROBLEM ETIOLOGI
1. DO :
- Kebutuhan WSD Kerusakan pertukaran gas Kekolaps paru,
terjaga pergeseran mediastinum.
- Aliran udara/ cairan
lancar
- Selang tidak ada
obstruksi
- Tidak terjadi
sianosis pada klien

2. DO :
- Mengalami Nyeri akut Agen cidera biologis
gangguan tidur
- Muka pasien tampak
gelisah
3. DO :
- Tampak gelisah Pola nafas tidak efektif Nafas pendek, lendir,
- Susah nafas bronko konstruksi, dan
iritan jalan nafas.
4. DO :
- Lemah Intoleransi aktivitas Kelemahan secara
menyeluruh
5. DO :
- Pola intake nutrisi Ketidakseimbangan nutrisi Kelemahan otot
berkurang kurang dari kebutuhan
- Terlihat pucat, bibir
mukosa kering, dan
turgor kulit jelek.
6. DO :
- Mengalami Gangguan pola tidur Nyeri akut
kesulitan dalam
beristirahat
7. - Terlihat gelisah
DO : Kurang perawatan diri Keletihan sekunder akibat
- Terlihat kumuh, peningkatan upaya
Kusam dan kotor pernafasan
8.
DO : Kurang pengetahuan Keterbatasan kognitif dan
- Kurang mengetahui kurangnya informasi
tentang penyakitnya

Diagnosa keperawatan ( prioritas masalah ) :


1. kerusakan petukaran gas b/d Kekolaps paru, pergeseran mediastinum
2. Nyeri akut b/d agen cidera biologi
3. pola nafas tidak efektif b/d Nafas pendek, lendir, bronko konstruksi, dan
iritan jalan nafas
4. Intoleransi aktifitas b/d Kelemahan yang menyeluruh
5. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
6. Gangguan pola tidur b/d nyeri akut
7. kurang perawatan diri b/d Keletihan sekunder akibat peningkatan upaya
pernafasan
8. Kurang pengetahuan b/d tidak mengenal sumber informasi

INTERVENSI
WAKTU TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONAL
TGL/J DX KRITERIA HASIL
AM
Kerusakan Setelah dilakukan
pertukaran tindakkan keperawatan
gas selama ...x24 jam
Kerusakan petukaran
gas dapat teratasi,
dengan kriteria hasil :

Nyeri akut Setelah dilakukan Menejement nyeri (1400)


tindakan keperawatan - Kaji secara - Menentukan tipe
selama ...x24 jam, komprehensif tentang tindakan yang tepat
nyeri dapat terkontrol, nyeri
dengan kriteria hasil : - Berikan informasi - Memberi
(160502) tentang nyeri, penyebab pengetahuan pada
Mengenal onset nyeri dan pengobatan pasien dan
(160503) maupun menentukan tindakan
Mengguanakan pencegahannya apa yang harus
langkah pertolongan dilakukan
non analgesik
(160508) - Beritahu dokter jika - Mengganti intervensi
Menggunakan sumber tindakan tidak berhasil lain yang lebih tepat
yang tersedia atau terjadi keluhan terutama dalam hal
(160509) medis
Mengenal gejala nyeri
(160511) - Lakukan teknik variasi - Untuk menguragi rasa
Melaporkan kontrol untuk mengurangi nyeri
nyeri nyeri (farmakologi,
Keterangan NOC: nonfarmakologi dan
- Selalu dilakukan interpersonal)
- Sering dilakukan - Berikan analgesik - Mengurangi nyeri
- Kadang-kadang sesuai anjuran
dilakukan
- Jangan dilakukan
- Tidak pernah
dilakukan

Pola nafas Setelah dilakukan Monitor pernfasan


tidak efektif tindakan keperawatan (3350):
selama ...x24 jam, pola - monitor frekuensi - perubahan respirasi
nafas menjadi efektif, irama dan kedalaman dapat merupakan
dengan kriteria hasil : pola nafas indikasi terjadinya
(040201) komplikasi
status mental pernafasan
(040202) - isap lendir, bila perlu - suction dapat meng
Fase bernafas catat karakteristik dan eluarkan sekret
(040203) warna sekret apabila pasien dalam
Tidak ada sesak nafas keadaan koma untuk
(040206) mem bersihkan jalan
Tidak ada sianosis nafas
(040215)
Perfusi fentilasi - mengatur posisi tidur - meningkatkan
seimbang sesuai aturannya posisi ekspansi paru,
Keterangan NOC: miring sesuai indikasi menentukan resiko
- kuat obstruksi jalan nafas
- sedang - beri oksigen 1-2 liter/ - untuk mencegah dan
- ringan menit bila perlu menemukan
atelektasis
- auskultasi jalan nafas - sebagai identifikasi
oedema paru

Intoleransi Setelah dilakukan Terapi aktivitas (0180):


aktifitas tindakan keperawatan - Bantu untuk - Membantu pasien
selama ...x 24 jam, mendapatkan alat bantu untuk belajar
Pasien dapat aktivitas beraktivitas
melakukan aktifitas - Bantu untuk - Mendorong pasien
secara perlahan dan mengidentifikasi agar dapat melakukan
bertahap, dengan aktivitas yang mampu aktivitas yang dapat
kriteria hasil: dilakukan dilakukannya
(000502) - Bantu untuk memilih - Melatih kekuatan otot
denyut jantung rata- aktivitas konsisten pasien agar dapat
rata dalam rentang yang sesuai dengan beraktifitas lagi
yang diharapkan kemampuan fisik
dalam merespon - Bantu pasien untuk - Membantu proses
aktifitas mengembangkan kecepatan
(000503) frekuensi motivasi diri dari penyembuhan
pernapasan dalam penguatan
rentang yang - Bantu pasien/keluarga - Menentukan
diharapkan dalam untuk mengidentifikasi intervensi yang tepat
merespon aktifitas penurunan tingkat untuk selanjutnya
(000504) aktifitas
TD sistolik dalam
rentang yang
diharapkan dalam
merespon aktifitas
(000505)
TD diastolik dalam
rentang yang
diharapkan dalam
merespon aktifitas
(000508)
usaha dalam
pernapasan dalam
merespon aktifitas
(000509)
langkah berjalan
(000510)
jarak berjalan
(000513)
melaporkan aktifitas
dalam penampilan
kehidupan sehari-hari
keterangan NOC:
- kuat
- sedang
- ringan
- tidak

Ketidak Setelah dilakukan Menejemen nutrisi


seimbangan tindakan keperawatan (1100):
nutrisi selama ...x 24 jam, - Kaji adanya alergi - Memberikan
kebutuhan nutrisi makanan makanan yang sesuai
dapat terpenuhi dengan kondisi pasien
dengan kriteria hasil :
(100401) - Anjurkan pasien untuk - Menambah energi
intake nutrisi meningkatkan intake bagi tubuh pasien
(100402) Fe
intake makanan dan - Anjurkan pasien untuk - Menjaga kekebalan
cairan meningkatkan antake tubuh dari resiko
(100403) protein dan vitamin C infeksi
energi - Berikan subtansi gula - Menambah energi
(100404) massa badan bagi tubuh pasien
(100405) - Berikan makanan yang - Memenuhi nutrisi
Berat terpilih yang dibutuhkan
(100406) pasien
ukuran biokimia - Monitor jumlah nutrisi - Memberi informasi
dan kandungan kalori tentang jumlah dan
jenis nutrisi yang
dibutuhkan pasien
Gangguan Setelah dilakukanMeningkatkan pola tidur
pola tidur tindakan keperawatan - Monitor dan catat pola - Menentukan
selama ...x 24 jam, tidur pasien dan intervensi yang tepat
pasien tidur adekuat, lamanya tidur pasien
dengan kriteria hasil :- Monitor TTV - Mengetahui adanya
(000401) perubahan kondisi
Jam tidur tubuh
(000402)
Observasi waktu tidur - Menciptakan - Meningkatkan
(000403) lingkungan untuk keinginan untuk tidur
Pola tidur meningkatkan tidur
(000404) - Bantu untuk - Mengurangi beban
Kualitas tidur menghilangkan pikiran dan
(000405) masalah sebelum tidur mempermudah untuk
Efisiensi tidur mulai tidur
(000407)
Rutinitas tidur - Tetapkan tindakan - Meningkatkan
(000414) kenyamanan message keinginan untuk tidur
VS dalam rentang dan memposisikan
yang diharapkan pasien
Keterangan NOC:
- kuat
- sedang
- ringan
- tidak

Kurang ke Setelah dilakukan Self care asistance


perawatan tindakan keperawatan (1800):
diri selama ...x 24 jam, - pantau kemampuan - Untuk mengetahui
kurang keperawatan klien untuk perawatan sejauh mana pasien
diri pasien teratasi diri dapat beraktifitas
dengan kriteria hasil : - sediakan barang yang - Untuk memudahkan
(030501) di perlukan pasien dalam melakukan
Mencuci tangan seperti sabun, odol, beraktifitas
(030502) sikat gigi dll
berhias - sediakan bantuan - Untuk memudahkan
(030503) hingga pasien dapat dalam melakukan
Membersihkan bagian melakukan perawatan beraktifitas
perineal diri sepenuhnya
(030504) - bantu klien dalam - Supaya pasien tidak
Membersihkan bagian ketergantungan ketergantungan
hidung penerimaan bantuan bantuan orang lain
(030505) terhadap orang lain
Oral hygien - dorong pasien untuk - Supaya pasien ada
Keterangan NOC: melakukan aktifitas semangat untuk bisa
- dibantu alat kehidupan sehari- melakukan
- dibantu orang lain harinya sesuai dengan aktifitasnya
- dibantu alat dan tingkat kemampuan
orang lain - dorong pasien untuk - Supaya kebersihan
- ketergantungan mandi tapi ketika pasien terjaga
pasien memerlukan
bantuan

Kurang pe Setelah dilakukan Pengetahuan : proses


ngetahuan tindakan keperawatan penyakit (5620)
selama ...x 24 jam, - Berikan penilaian - Meningkatkan
pasien mengetahui hal- tentang penyakit pemahaman pasien
hal yang berkaitan tentang penyakit
dengan penyakitnya, - Jelaskan patofisiologi - Mengetahui tentang
dengan kriteria hasil : dari penyakit dan bagaimana proses
(180301) bagaimana hal ini berjalannya penyakit
Familiarkan dengan berhubungan dengan
nama penyakit anatomi, fisiologi
(180302) dengan cara yang tepat
Deskripsikan proses - Gambarkan tanda dan - Mengantisipasi
penyakit gejala yang biasa adanya kekambuhan
(180304) muncul pada penyakit
Deskripsikan fator - Gambarkan proses - Meningkatkan
resiko penyakit dengan cara pemahaman pasien
(180305) yang tepat tentang penyakit
Deskripsikan efek
penyakit - Identifikasi - Menentukan cara
(180306) kemungkinan penyebab mengatasi penyakit
Deskripsikan tanda dengan cara yang tepat sesuai dengan
dan gejala penyebabnya
Keterangan NOC: - Sediakan info pada - Menghindari adanya
- luas pasien tentang kondisi kesalahan informasi
- sedang dengan cara yang tepat
- terbatas
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pneumotoraks adalah adanya udara di dalam rongga pleura. Pneumotoraks banyak
terjadi pada penderita umur dewasa (40 tahun ). Laki-laki lebih banyak dari pada
perempuan.
Penyebab tersering adalah valve mekanisme di distal dari bronchial yang ada
keradangan atau jaringan parut. Secara singkat penyebab terjadinya pneumotorak
menurut pendapat “MACKLIN“ adalah sebagai berikut :
Alveoli disanggah oleh kapiler yang lemah dan mudah robek, udara masuk ke arah
jaringan peribronchovaskuler apabila alveoli itu menjadi lebar dan tekanan didalam
alveoli meningkat. Apabila gerakan napas yang kuat, infeksi, dan obstruksi
endobronchial merupakan fakltor presipitasi yang memudahkan terjadinya robekan.
Pneumotoraks tertutup. Rongga pleura tertutup tidak ada hubungan dengan dunia
luar. Udara yang dulunya ada di rongga pleura kemungkinan positif oleh karena
diresorbsi dan tidak adanya hubungan lagi dengan dunia luar, maka tekanan udara di
rongga pleura menjadi negatif. Tetapi paru belum mau berkembang penuh. Sehingga
masih ada rongga pleura yang tampak meskipun tekanannya sudah negatif (- 4
ekspirasi dan - 12 inspirasi).
B. SARAN
Jangan terlalu banyak merokok, apalagi 1 pak dalam sehari.selain itu juga kita
harus sering olah raga misalkan renang, lari/ joging, ataupun hanya sekedar jalan,
yang penting dilakukan setiap hari/ rutin.

DAFTAR PUSTAKA

Caine, R,M. and Bufalino, P.M, 1987. Nursing Care Planing guides For adult William
and Wilkins, , USA
Purwadianto, A, dan Sampurna, B, 2000. Kedaruratan Medik : Pedoman
Penatalaksanaan Praktis, Edisi revisi, Bina rupa Aksara, Jakarta
Wilson, S.F. and Thompson, J. M, 1997. Respiratori disorder ijn clinical nursing
Series Mosbi year book Inc, USA
Doenges E. Marilynn, 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3, EGC: JAKARTA

Anda mungkin juga menyukai