Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH SAPI BALI

Dosen Pengampu : Bapak Engkus Ainul Yakin, S.Pt., M.Sc.

Disusun Oleh :

Yusro Annur Khafifadin (1850500033)

M. Hadi Sholihin (1850500053)

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan karunia-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Makalah ini saya buat untuk melengkapi tugas Mata Kuliah Ilmu Ternak Potong,
selain itu makalah ini juaga bertujuan supaya pembaca dapat mengetahui dan
memahami secara jelas mengenai Sapi Bali.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini tidak mungkin dapat
selesai dengan baik tanpa adanya dorongan dan bimbingan dari beberapa pihak.
Ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Engkus Ainul Yakin, S.Pt., M.Sc. selaku dosen pengampu mata
kuliah Ilmu Ternak Potong.
2. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Demikian makalah ini saya susun, semoga dapat bermanfaat bagi
penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya. Saran dan kritik yang
membangun sangat saya harapkan demi kasempurnaan makalah ini.

Sukoharjo,Desember 2019

penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................. 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Sapi Bali .......................................................... 3
B. Fisik Sapi Bali ................................................................... 3
C. Sapi Bali Dalam Kehidupan Petani Bali ........................... 3
D. Keunggulan Dan Kekurangan Sapi Bali ........................... 4
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................ 6
B. Saran .................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA .................................................................. 7
LAMPIRAN ................................................................................. 8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan sub-sektor peternakan merupakan bagian dari
pembangunan sektor pertanian, dimana sektor memiliki nilai strategis
dalam memenuhi kebutuhan pakan yang terus meningkat atas
bertambahnya jumlah penduduk Indonensia, dan peningkatan rata-rata
pendapatan penduduk Indonesia dan taraf hidup pertani dan nelayan.
Keberhasilan pembangunan tersebut ternyata berdampak pada perubahan
konsumsi masyarakat yang semula lebih banyak mengkonsumsi
karbohidrat ke arah konsumsi seperti daging, telur, susu (Putu, et al.,
1997).
Sapi Bali merupakan breed sapi asli Indonesia mempunyai potensi
yang besar, diharapkan dapat mensuplay sebagian dari kekurangan
tersebut. Sapi Bali mempunyai populasi dengan jumlah 2.632.125 ekor
atau sekitar 26,92% dari total populasi sapi potong yang ada di Indonesia
(Anonimus, 1999).
Sapi Bali merupakan sapi potong asli Indonesia yang merupakan
hasil domestikasi dari banteng (Bibos banteng) adalah jenis sapi yang unik,
hingga saat ini masih hidup liar di Taman Nasional Bali Barat, Taman
Nasional Baluran dan Taman Nasional Ujung Kulon. Sapi asli Indonesia
ini sudah lama didomestikasi suku bangsa Bali di pulau Bali dan sekarang
sudah tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Kekhasan sapi Bali yakni berukuran sedang, dadanya dalam, tidak
berpunuk dan kaki-kakinya ramping. Kulitnya berwarna merah bata.
Cermin hidung, kuku dan bulu ujung ekornya berwarna hitam. Kaki di
bawah persendian karpal dan tarsal berwarna putih. Kulit berwarna putih
juga ditemukan pada bagian pantatnya dan pada paha bagian dalam kulit
berwarna putih tersebut berbentuk oval (white mirror). Pada punggungnya

1
selalu ditemukan bulu hitam membentuk garis (garis belut) memanjang
dari gumba hingga pangkal ekor.
Sapi Bali jantan berwarna lebih gelap bila dibandingkan dengan
sapi Bali betina. Warna bulu sapi Bali jantan biasanya berubah dari merah
bata menjadi coklat tua atau hitam legam setelah sapi itu mencapai dewasa
kelamin. Warna hitam dapat berubah menjadi coklat tua atau merah bata
apabila sapi itu dikebiri.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran fisik khas sapi Bali?
2. Bagaimana keunggulan da kelemahan sapi Bali?
3. Bagaimana manfaaat sapi Bali bagi petani Bali?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu sapi Bali secara luas
2. Sebagai syarat terpenuhinya nilai mata kuliah Ilmu Ternak Potong

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sapi Bali
Sapi Bali merupakan sapi potong asli Indonesia yang merupakan
hasil domestikasi dari banteng (Bibos banteng) adalah jenis sapi yang unik,
hingga saat ini masih hidup liar di Taman Nasional Bali Barat, Taman
Nasional Baluran dan Taman Nasional Ujung Kulon. Sapi asli Indonesia
ini sudah lama didomestikasi suku bangsa Bali di pulau Bali dan sekarang
sudah tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
B. Fisik Sapi Bali
Sapi Bali berukuran sedang, dadanya dalam, tidak berpunuk dan
kaki-kakinya ramping. Kulitnya berwarna merah bata. Cermin hidung,
kuku dan bulu ujung ekornya berwarna hitam. Kaki di bawah persendian
karpal dan tarsal berwarna putih. Kulit berwarna putih juga ditemukan
pada bagian pantatnya dan pada paha bagian dalam kulit berwarna putih
tersebut berbentuk oval (white mirror). Pada punggungnya selalu
ditemukan bulu hitam membentuk garis (garis belut) memanjang dari
gumba hingga pangkal ekor.
Sapi Bali jantan berwarna lebih gelap bila dibandingkan dengan
sapi Bali betina. Warna bulu sapi Bali jantan biasanya berubah dari merah
bata menjadi coklat tua atau hitam legam setelah sapi itu mencapai dewasa
kelamin. Warna hitam dapat berubah menjadi coklat tua atau merah bata
apabila sapi itu dikebiri.
C. Sapi Bali dalam Kehidupan Petani Bali
Sapi Bali merupakan hewan ternak yang tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan masyarakat petani di Bali.
1. Sapi Bali sebagai tenaga kerja pertanian
Sapi Bali sudah dipelihara secara turun menurun oleh masyarakat
petani Bali sejak zaman dahulu. Petani memeliharanya untuk
membajak sawah dan tegalan, untuk menghasilkan pupuk kandang
yang berguna untuk mengembalikan kesuburan tanah pertanian.

3
2. Sapi Bali sebagai sumber pendapatan
Sapi Bali mempunyai sifat subur, cepat beranak, mudah
beradaptasi dengan lingkungannya, dapat hidup di lahan kritis, dan
mempunyai daya cerna yang baik terhadap pakan. Keunggulan lain
yang sudah dikenal masyarakat adalah persentase karkas yang tinggi,
juga mempunyai harga yang stabil dan bahkan setiap tahunnya
cenderung meningkat membuat sapi Bali menjadi sumber pendapatan
yang diandalkan oleh petani.
3. Sapi Bali sebagai sarana upacara keagamaan
Dalam agama Hindu, sapi dipakai dalam upacara butha yadnya
sebagai caru, yaitu hewan korban yang mengandung makna
pembersihan. Demikian juga umat Muslim juga membutuhkan sapi
untuk hewan Qurban pada hari raya Idhul Adha.
4. Sapi bali sebagai hiburan dan obyek pariwisata
Sapi Bali juga dapat dipakai dalam sebuah atraksi yang unik dan
menarik. Atraksi tersebut bahkan mampu menarik minat wisatawan
manca negara untuk menonton. Atraksi tersebut adalah megembeng
( di kabupaten Jembrana) dan gerumbungan (di kabupaten Buleleng).
D. Keunggulan Dan Kelemahan Sapi Bali
1. Keunggulan Sapi Bali
 Subur (cepat berkembang biak/ fertilitas tinggi)
 Mudah beradaptasi dengan lingkungannya,
 Dapat hidup di lahan kritis.
 Mempunyai daya cerna yang baik terhadap pakan.
 Persentase karkas yang tinggi.
 Harga yang stabil dan bahkan setiap tahunnya cenderung
meningkat.
 Khusus sapi bali Nusa Penida, selain bebas empat macam penyakit,
yaitu jembrana, penyakit mulut dan kuku, antraks, serta MCF
(Malignant Catarrhal Fever). Sapi Nusa Penida juga dapat
menghasilkan vaksin penyakit jembrana.

4
 Kandungan lemak karkas rendah.
 Keempukan daging tidak kalah dengan daging impor.
 Fertilitas sapi Bali berkisar 83 - 86 %, lebih tinggi dibandingkan
sapi Eropa yang 60 %.
 Karakteristik reproduktif antara lain : periode kehamilan 280 - 294
hari, rata-rata persentase kebuntingan 86,56 %, tingkat kematian
kelahiran anak sapi hanya 3,65 %, persentase kelahiran 83,4 %, dan
interval penyapihan antara 15,48 - 16,28 bulan.
2. Kelemahan Sapi Bali
 Dapat terserang virus Jembrana yang menyebar melalui media
“lalat”.
 Rentan terhadap Malignant Catarrhal Fever , jika berdekatan
dengan domba.
 Pertumbuhannya lambat

5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa sapi Bali
merupakan breed sapi asli Indonesia mempunyai potensi yang besar,
dikarenakan memiliki keunggulan yang lebih banyak daripada
kekurangannya.
B. Saran
Demikianlah makalah yang kami sampaikan tentunya ini semua
jauh dari kesempurnaan , kritik dan saran yang konstruktif kami harapkan
demi perbaikan makalah agar lebih baik. Dan akhirnya , semoga semua
apa yang kitapelajari bisa bermanfaat bagi orang lain dan khususnya bagi
diri kita dan terutama bagi perkuliahan psikologi islam supaya kita bisa
menambah khasanah ilmu dan menambah pengetahuan, amin.

6
DAFTAR PUSTAKA

Hardjosubroto, Wartomo. 1994. Aplikasi Pemuliabiakan Ternak Di Lapangan. PT.


Percetakan Gramedia : Jakarta
Djagra, I.B. 2009. Diktat Ilmu Tilik Sapi Potong. Fakultas Peternakan Universitas
Udayana, Denpasar.
Santosa, Undang. 2006. Seri Agribisnis Tata Laksana Pemeliharaan Ternak
Sapi. PT. Penerbit Penebar Swadaya : Bogor.

7
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai