Pembimbing:
dr. Jihan Rosita, SpKK
Disusun oleh :
Nadya Regina Permata - 1765050118
Presentasi Kasus
Oleh :
Liken simpleks kronik adalah peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip, dan khas
ditandai dengan likenifikasi. Keluhan dan gejala dapat mucul dalam waktu hitungan
minggu sampai bertahun-tahun. Liken simpleks kronik merupakan penyakit yang
sering ditemui pada masyarakat umum terutama pada usia dewasa, puncak
insidennya antara 30-50 tahun.1,2,3
Keluhan utama yang dirasakan pasien dapat berupa gatal dan seringkali
bersifat paroksismal. Gatal biasanya dikatakan lebih parah pada saat periode
dimana pasien tidak ada aktivitas, seperti pada waktu tidur dan pada saat malam
sehingga mempengaruhi kualitas tidur pasien. Liken simpleks kronik memiliki
gambaran yang khas dibanding penyakit lain. Lesi pada liken simpleks kronis dapat
terinfeksi secara sekunder akibat ekskoriasi yang terjadi akibat garukan.2,3
Liken simpleks kronik merupakan penyakit yang sering berulang.
Patogenesis terjadinya liken simpleks kronik belum dapat dijelaskan secara pasti.
Liken simpleks kronik dapat juga terjadi akibat komplikasi dari penyakit lain,
namun kebanyakan terjadi akibat adanya faktor pencetus stres.4
Pada laporan kasus ini akan dibahas mengenai bagaimana cara menegakkan
diagnosis liken simpleks kronik. Dengan demikian diharapkan dapat menjadi
sumber informasi mengenai liken simpleks kronik dan dijadikan bahan
pembelajaran selanjutnya.
BAB II
STATUS PASIEN
I.2 Anamnesis
Autonamnesis dilakukan pada tanggal 13 November 2019 di Poliklinik Kulit dan
Kelamin RSUD Pasar Minggu pada Pukul 11:00 WIB.
Keluhan Utama: Bercak kehitaman yang menebal disertai rasa gatal di kedua kaki sejak 1
tahun yang lalu.
Keluhan Tambahan: Tidak ada.
Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang ke Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD
Pasar Minggu tanggal 13 November 2019 dengan keluhan terdapat bercak kehitaman
yang menebal disertai rasa gatal di kedua punggung kaki sejak 1 tahun yang lalu. Pasien
mengatakan awalnya pasien merasa gatal di kaki kiri terlebih dahulu, lesi semula
berwarna merah dan luas permukaannya kecil. Beberapa minggu kemudian luas
permukaan lesi bertambah dan lesi menyebar ke kaki kanan pasien. Gatal dirasakan sering
kambuh, lebih sering jika pasien sedang beristirahat, jika terasa sangat gatal pasien
menggaruknya. Pasien sebelumnya pernah datang berobat ke Puskesmas dan diberi obat
salep betametason, setelah diberikan obat salep gatal berkurang tetapi gatal muncul
kembali. Lama kelamaan pasien merasakan kulit di kedua kakinya semakin lama semakin
menebal dan kehitaman.
Pasien mengatakan belum pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya. Gatal tidak
bertambah pada saat pasien berkeringat. Gatal tidak menyebar ke tempat lain khususnya
di daerah lipatan-lipatan kulit. Tidak ada riwayat gatal setelah mengkonsumsi makanan
tertentu. Tidak ada riwayat digigit serangga. Tidak ada demam, pusing, mual ataupun
muntah.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat keluhan yang sama : pasien belum pernah mengalami hal serupa
Riwayat penyakit kulit sebelumnya : disangkal
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat penyakit gula : disangkal
Riwayat pernyakit darah tinggi : pasien memiliki riwayat darah tinggi
Riwayat penyakit kronis lainnya : disangkal
Riwayat konsumsi imunosupresan : disangkal
jangka panjang
I.4 Resume
Pasien, perempuan, 54 tahun dengan keluhan terdapat bercak kehitaman yang menebal
disertai rasa gatal di kedua kaki sejak 1 tahun yang lalu. Pasien mengatakan awalnya
pasien merasa gatal di kaki kiri terlebih dahulu, lesi semula berwarna merah dan luas
permukaannya kecil. Beberapa minggu kemudian luas permukaan lesi bertambah dan lesi
menyebar ke kaki kanan pasien. Lama kelamaan pasien merasakan kulit di kedua
punggung kakinya semakin lama semakin menebal dan kehitaman.
Pasien belum pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya. Pasien sebelumnya pernah
datang berobat ke Puskesmas dan diberi obat salep betametason, setelah diberikan obat salep
gatal berkurang tetapi gatal muncul kembali.
I.7 Penatalaksanaan
Non-medikamentosa :
2. Topikal
- Emolien 10%
I.10 Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Liken simpleks kronik (LSK) merupakan peradangan kulit kronis, gatal, dan
sirkumskrip yang ditandai dengan penebalan kulit dan kulit tampak lebih menonjol
(likenifikasi) akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang. Liken simpleks
kronik disebut juga sebagai neurodermatitis sirkumskripta atau liken vidal.1
2.2 Etiologi
Faktor penyebab dari liken simpleks kronik (LSK) dapat dibagi menjadi
dua, yaitu :2,4
2.2.1 Faktor ekterna
1. Lingkungan
Faktor lingkungan seperti panas dan udara yang kering dapat berimplikasi
dalam menyebabkan iritasi yang dapat menginduksi gatal. Suhu yang tinggi
memudahkan seseorang berkeringat sehingga dpat mencetuskan gatal, hal ini
biasanya menyebabkan neurodermatits sirkumskripta pada daerah anogenital.
2. Gigitan serangga
Asosiasi antara liken simpleks kronik dan gangguan atopik telah banyak
dilaporkan, sekitar 26% sampai 75% pasien dengan dermatitis atopik terkena
liken simpleks kronik.
2. Psikologi/ Stres
Gatal yang berat merupakan gejala dari liken simpleks kronik. Gatal bias
paroksismal, terus-menerus, atau sporadik. Menggosok dan menggaruk mungkin
disengaja dengan tujuan menggantikan sensasi gatal dan nyeri, atau dapat secara
tidak sengaja yang terjadi pada waktu tidur. Keparahan gatal dapat diperburuk
dengan berkeringat, suhu atau iritasi dari pakaian. Gatal juga dapat bertambah parah
pada saat terjadi stres psikologis.2
Pada liken simpleks kronik, penggosokan dan penggarukan yang berulang
menyebabkan terjadinya likenifikasi (penebalan kulit dengan garis-garis kulit
semakin terlihat) plak yang berbatas tegas dengan ekskoriasis, sedikit edematosa dan
eritema atau kelompok papul, lambat laun edema dan eritema menghilang. Bagian
tengah berskuama dan menebal, sekitarya hiperpigmentasi, batas dengan kulit normal
tidak jelas. Biasanya, hanya satu plak yang tampak, namun dapat melibatkan lebih
dari satu tempat.
Tempat yang biasa terjadi liken simpleks kronik adalah kulit kepala, tengkuk
leher (terutama pada wanita) pergelangan kaki, eksremitas ekstensor, dan region
anogenital. Daerah genital yang sering terkena adalah labia mayora pada wanita dan
skrotum pada laki-laki. Pada pasien dengan eczema atopi, intervensi kulit lebih
berlikenifikasi dan serotik.4,8
2.4 Histopatologi
2.6 Diagnosis
Dermatitis kontak alergi adalah inflamasi dari kulit yang diinduksi oleh bahan
kimia yang secara langsung merusak kulit dan oleh sensitifitas spesifik pada
kasus . penderita umumnya mengeluh gatal. Kelainan kulit tergantung pada
keparahan dermatitis dan lokalisasinya. Pada yang akut dimulai dengan bercak
eritematous yang berbatas jelas kemudian diikuti dengan edema, papulovesikel,
vesikel atau bulla. Vesikel atau bulla dapat pecah menimbulkan erosi dan
eksudasi.
2. Plak Psoriasis
Peradangan kulit kronis yang residif disertai gatal, yang umumnya sering
terjadi selama masa bayi dan anak-anak berhubungan dengan peningkatan kadar
IgE dalam serum dan riwayat atopi pada keluarga atau penderita. Kelainan kulit
berupa papul gatal, yang kemudian mengalami ekskoriasi dan likenifikasi,
distribusinya di lipatan. Gambaran lesi kulit pada remaja dan dewasa dapat
berupa plak papuler, eritematosa, dan berskuama atau plak likenifikasi yang
gatal.
4. Liken Planus
2.8 Penatalaksanaan
Liken simpleks kronik adalah peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip, dan
khas ditandai dengan likenifikasi. Likenifikasi merupakan pola yang terbentuk dari
respon kutaneus akibat garukan dan gosokan yang berulang dalam waktu yang cukup
lama. Likenifikasi timbul secara sekunder dan secara histology memiliki karakteristik
berupa akantosis dan hiperkeratosis, dan secara klinis tampak berupa penebalan kulit,
dengan peningkatan garis permukaan kulit pada daerah yang terkena sehingga tampak
seperti kulit batang kayu.
Pada kasus ini pasien Ny. SR berusia 54 tahun, dengan keluhan terdapat bercak kehitaman
yang menebal disertai rasa gatal di kedua kaki sejak 1 tahun yang lalu. Pasien mengatakan
awalnya pasien merasa gatal di kaki kiri terlebih dahulu, lesi semula berwarna merah dan
luas permukaannya kecil. Beberapa minggu kemudian luas permukaan lesi bertambah dan
lesi menyebar ke kaki kanan pasien. Lama kelamaan pasien merasakan kulit di kedua
punggung kakinya semakin lama semakin menebal dan kehitaman.
. Diagnosis liken simpleks kronik pada pasien ini didasarkan pada anamnesis dan
status dermatologikus.
Anamnesis
2,3
Fakta Teori
- Keluhan bercak kehitaman yang - Keluhan utama yang dirasakan
menebal disertai rasa gatal di kedua pasien dapat berupa gatal dan sering
kaki kali bersifat paroxismal. Lesi kulit
- Gatal dirasakan kumat-kumatan yang mengalami likenifikasi
lebih sering jika pasien sedang umumnya akan dirasakan sangat
Pada anamnesis pasien ini didapatkan adanya rasa gatal yang dialami besifat
terus-menerus dan dirasakan di daerah kaki. Berdasarkan teori, anamnesis di atas
adalah sesuai untuk mendukung ke arah diagnosis liken simpleks kronik.
Status Dermatologikus
5,6
Fakta Teori
- Pada regio dorsum pedis sinistra - Pada stadium awal kelainan
Diagnosis Banding
1,2 1,4
Liken simplek Psoriasis Dermatitis atopik
1,2,3
kronik
Definisi Peradangan kulit Penyakit autoimun Peradangan kulit
kronis, gatal, bersifat kronik dan kronis residif
sirkumskrip, dan khas residif, ditandai disertai gatal,
ditandai dengan adanya sering
likenifikasi. hiperproliferatif kulit. berhubungan
dengan
peningkatan kadar
IgE dalam serum
dan riwayat atopi
pada penderita
atau
keluarganya.
Anamnesis Keluhan dan gejala Gatal ringan, hampir Gatal- gatal,
dapat mucul dalam di seluruh tubuh, pada gelisah sampai
waktu hitungan lesi yang kronik dapat tidak bisa
minggu sampai menetap tidak berubah tidur,sering
bertahun-tahun. selama berbulan-bulan kambuh, dan
Keluhan utama bahkan bertahun- terdapat riwayat
berupa gatal dan tahun. Pada lesi yang atopic
seringkali bersifat akut dapat timbul lesi-
paroxismal. lesi baru yang
Lesi kulit sangat mendadak dalam
nyaman bila jangka waktu
digaruk beberapa hari.
Etiologi belum diketahui, Autoimun ada warisan genetik
namun diduga dari orang tua
pruritus dan dipicu faktor
memainkan lingkungan, cuaca,
peranan central. makanan, maupun
psikologis (emosi,
stres).
Lesi Pada stadium awal Plak eritema dengan Lesi bersifat kronik
kelainan kulit yang skuama berlapis-lapis, dengan likenifikasi,
terjadi dapat berupa kasar dan berwarna skuama, hipo dan
eritem dan edema putih seperti mika hiperpigmentasi
atau kelompok serta transparan. Akibat garukan
papul, selanjutnya Ukuran lentikular, dapat timbul erosi,
karena garukan nummular, plakat, dan ekskoriasi, krusta,
berulang, bagian berkonfluensi. dan likenifikasi
tengah menebal, Dapat dilakukan
kering dan pemeriksaan goresan
berskuama serta lilin dan auspitz sign.
pinggirnya
hiperpigmentasi.
Ukuran lesi
lentikular sampai
plakat, bentuk
umum lonjong atau
tidak beraturan. lesi
juga dapat berupa
plak solid dengan
likenifikasi, disertai
papul kecil di tepi
lesi, dan berskuama
tipis.
Predileksi Tungkai bawah, Scalp, perbatasan Pada bayi lesi kulit
pergelangan kaki daerah tersebut tampak pada wajah
dan punggung kaki, dengan muka, dan bokong. Pada
skalp, paha bagian ekstremitas bagian anak atau dewasa
medial, lengan ekstensor terutama lesi tampak muncul
bagian ekstensor, siku serta lutut, dan di kaki, tangan,
skrotum dan vulva, daerah lumbosacral. belakang lutut, dan
juga diatas alis atau lipat siku.
21
kelopak mata dan
periauricle
22
Penatalaksanaan
1. Umum Umum
23
liquor carbonat detergent 5% -
10%
atau crude coaltar 1% - 5%.
Prognosis
Liken simpleks kronik dapat menjadi lesi yang persisten dan bersifat
berulang. Eksaserbasi dapat terjadi bila dipicu adanya respon terhadap
stres emosional.
24
BAB V
KESIMPULAN
Liken simpleks kronik adalah peradangan kulit kronis dengan keluhan utama
rasa gatal, dan ditandai dengan likenifikasi. Liken simpleks kronik merupakan
penyakit yang sering ditemui pada masyarakat umum terutama pada usia dewasa,
puncak insidennya antara 30-50 tahun. Dari hasil anamnesis ditemukan seorang
perempuan berusia 54 tahun dengan keluhan bercak kehitaman yang menebal
disertai rasa gatal di kedua kaki sejak 1 tahun yang lalu. Pasien mengeluhkan
gatal pada kaki kiri terlebih dahulu, lesi kecil dan kemerahan. Kemudian lesi
muncul pada kaki kanan pasien. Gatal dirasakan sering kambuh dan membuat
pasien menggaruknya sehingga kulit dirasakan semakin menebal dan kehitaman.
Pada efloresensi ditemukan di regio dorsum pedis sinistra dan dextra terdapat
plak hiperpigmentasi, berbatas tegas, bentuk tidak beraturan, ditutupi oleh
skuama, terdapat erosi, krusta dan likenifikasi. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa pasien mengalami liken simpleks kronik.
Terapi yang utamanya adalah menghindari menggaruk lesi yang terasa
gatal karena akan melukai kulit dan memperberat lesi. Untuk mengurangi rasa
gatal dapat digunakan obat antihistamin sedatif. Dan mengkonsumsi obat-obatan
topikal dengan kortikosteroid, antibiotik, preparat tar, dan emolien.
.
.
25
DAFTAR PUSTAKA
26