(JOB GRADING)
Dosen Pengampu,
Oleh :
Kelas :
P (Analisis Jabatan)
FAKULTAS PSIKOLOGI
April, 2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah berkat Rahmat dan Hidayah Allah SWT, Serta dorongan untuk dapat
menyelesaikan makalah ini, maka penyusunan makalah dapat kami selesaikan tanpa ada
halangan apapun.
Semoga sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW sebagai figur yang hasanah untuk kita ikuti dan kita teladani dalam
kehidupan kita sehari-hari .Sehingga kita selaku umatnya dapat komit dan konsisten dengan
ajaran yang diperjuangkan oleh beliau dengan demikian kita akan selamat di dunia dan
akhirat.
Dalam penyusunan makalah yang berjudul “Penentuan Tingkat Jabatan” ini, kami
banyak menerima bimbingan dan pengarahan serta bantuan dari berbagai pihak , baik secara
langsung maupan tidak. Oleh karena itu, patut kiranya penulis menyampaikan terimakasih
yang sebesar-besarnya dan penghargaan setinggi-tingginya kepada;
1. Ibu Retno Mangestuti, M.Si, selaku dosen mata kuliah Analisis Jabatan.
2. Semua pihak lain yang membantu kesuksesan tugas kami yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh
karena itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat konstruktif produktif.
Akhirnya penulis berharap penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
umumnya bagi para pembaca.
PENDAHULUAN
Tingkat, sebuah kata yang biasa akan tetapi sangat menimbulkan kontroversi apabila
kita sandingkan dengan kata jabatan, terutama dalam dunia kerja. Tingkat atau yang biasa
kita dengar dengan istilah pangkat, sangat sering kita jumpai bahkan dimanapun kita
berorganisasi misalnya, walaupun organisasi itu tidak sebesar di perusahaan yang telah diakui
negara. Dalam organisasi kecil pun kita sudah mengenal tingkat, kita ambil satu contoh
dalam organisasi siswa intra sekolah (OSIS) didalamnya pun terdapat berbagai macam
tingkat jabatan atau kedudukan. Hal demikian itu, menimbulkan suatu pertanyaan apa
sebenernya jabatan itu, seberapa pentingnya jabatan itu diperlukan ? pertanyaan-pertanyaan
dasar tersebut pasti akan muncul dari manapun dan siapapun, sekalipun orang yang tidak
berpendidikan utuh.
Dari pengertian diatas, menimbulkan pertanyaan dari penulis sendiri yaitu apakah ada
perbedaan dari penentuan tingkat jabatan dan kenaikan pangkat. Karena dalam penentuan
tingkat jabatan selalu terkait dengan kenaikan pangkat. Sedangkan Kenaikan pangkat itu
sendiri merupakan penghargaan yang diberikan atas pengabdian pegawai yang bersangkutan
terhadap instansi tertentu. Kenaikan pangkat dimaksudkan agar pegawai tersebut mampu
meningkatkan tingkat produktivitasnya, memiliki motivasi yang lebih untuk lebih melakukan
hal-hal yang bersifat inovatif atau setidaknya tidak akan melanggar aturan yang ada didalam
instansi. Itulah mengapa pertanyaan ini muncul sebagai akibatdari pembahasan terkait
penentuan tingkat jabatan. Maka dari itu, penulis disini akan lebih menekankan apa
sebenarnya yang dimaksud penentuan tingkat jabatan dan apakah terdapat hubungan dengan
kenaikan tingkat jabatan dalam hal ini. Berikut akan dibahas dalam bab pembahasan pada
makalah kali ini.
1.3 Tujuan
1. Nama jabatan
2. Ikhtisar jabatan
3. Rincian tentang pekerjaan yang diselesaikan dan waktu yang dipergunakan
4. Alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan
5. Lingkungan fisik, khususnya risiko dan kondisi pekerja
6. Sifat-sifat atau ciri-ciri pegawai yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan.
Ketika seluruh hal di atas telah selesai dilakukan, lalu ikhtisar jabatan
dipersiapkan dan hal ini dapat digambarkan sebagai suatu daftar yang menunjukkan
isi pekerjaan seluruhnya dari Departemen secara keseluruhan. Setelah dibuat daftar
tentang semua jabatan dan diadakan penyelidikan secara seksama, maka jabatan-
jabatan tersebut ditempatkan dalam sejumlah tingkat yang diperlukan. Jumlah
tingkatan jabatn yang dibentuk tidak memiliki batasan umum, tetapi bila terlalu
banyak tingkat jabatan akan membingungkan dan bila terlalu sedikit mungkin tidak
adil bagi pegawai.
Tabel 2.
Persentase faktor dan sub faktor
Awal dari tahap ini adalah menentukan persentase dari tiap faktor, kemudian
menentukan pula total nilai poin yang akan dipakai. Total nilai poin yang diinginkan
PT X adalah 1000, sehingga nilai 1000 akan dikalikan dengan persentase yang telah
disepakati bersama. Setelah mengetahui nilai pada masing-masing sub faktor langkah
selanjutnya adalah membagi nilai tersebut untuk tiap level yang terdapat pada tiap sub
faktor. Contohnya jika di sub faktor pendidikan memiliki 4 level dan memiliki total
nilai poin 60, maka nilai level SMA adalah 15, nilai D3 adalah 30, nilai S1 adalah 45,
dan nilai S2 adalah 60. Hal ini berlaku untuk menentukan semua nilai level.
Review hasil grading bersama GM, manajer HRD, dan manajer Finance
Setelah langkah berikutnya adalah review bersama dengan GM, manajer HRD,
dan manajer finance. Review ini hanya dihadiri oleh manager finance dan internal
HRD. Hasil dari penelitian ini manajer finance menyetujui hasil grading yang sudah
dibuat dan akan dibuat bahan perbandingan dengan proyek konsultan yang akan
dilakukan pada beberapa bulan mendatang.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Penentuan tingkat jabatan pada hakikatnya adalah suatu tekhnik untuk
mementukan perbedaan diantara jabatan-jabatan dan tingkat pembayaran dalam
organisasi-organisasi yang besar.Penetuan tingkat jabatan ini terdiri atas suatu
penyelidikan secara ilmiah dari semua jabatan. (penilaina jabatan) dan kemungkinan
menempatkan jabatan-jabatan tersebut dalam kategori-kategori yang luas yang
disebut tingkat jabatan (job grades). Penentuan tingkat jabatan sebagai teknik untuk
menentukan perbedaan di antara jabatan-jabatan dan tingkat pembayaran dalam
organisasi-organisasi yang besar.
Dalam menentukan suatu hal, pasti memiliki keuntungan dan dan kekurangan.
Seperti contohnya pada Job Grading, walaupun telah dilakukan dengan berbagai
prosedur, akan tetapi job grading pun memiliki keuntungan dan kekurangan.
Metode job evaluation yang menghasilkan job grading menghasilkan 8 grade
untuk masing-masing layer. Penggunaan job grading menghasilkan 2 posisi yang
tidak sesuai, yaitu head of engineering dan head of sales and marketing. Posisi head
of engineering memiliki nilai yang tinggi dalam sub faktor tanggung jawab inovasi
dan posisi head of sales and marketing memiliki nilai tinggi dalam sub faktor
pengaruh pengambilan keputusan. Saran yang diberikan pada penelitian ini adalah job
grading hingga saat ini hanya digunakan untuk jabatan di bawah level general
manager. Job grading dapat dikembangkan lagi untuk menilai posisi general manager.
3.2 Saran
Dari tersusunnya makalah ini, penulis berharap agar makalah ini dapat
membantu bagi penulis maupun pembaca untuk memahami tentang Job Grading.
Penulis berharap agar parapembaca dapat memanfaatkan makalah ini dengan baik,
dengan tidak menjadikan makalah ini sebagai satu-satunya referensi baik dalam hal
apapun, sehingga selalu membandingkan dengan referensi lainnya. Serta para
pembaca dan penulis sendiri harus memiliki rasa kurang puas dengan hasil yang
dicapai selama menggali ilmu, karena ilmu itu tidak hanya kita dapat di satu tempat
dan di satu waktu, tapi ilmu itu harus kita gali dan kita dapatkan dimanapun,
kapanpun kita berada dan berusaha.
DAFTAR PUSTAKA
Lukito, dkk., (2014). Penentuan job grading di PT X. Jurnal Titra, Vol. 2, No. 2, 71-74.
http://debluesearching.blogspot.com/2010/08/anajab-penentuan-tingkat-jabatan.html