Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik,
dan radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan
mortalitas tinggi yang memerlukan penatalaksanaan khusus sejak awal (fase syok)
Luka bakar dapat disebabkan oleh paparan api, baik secara langsung maupun tidak
langsung, misal akibat tersiram air panas yang banyak terjadi pada kecelakaan
rumah tangga. Selain itu, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik maupun bahan
kimia juga dapat menyebabkan luka bakar.
Paparan api
o Flame: Akibat kontak langsung antara jaringan dengan api terbuka, dan
panas. Luka bakar yang dihasilkan terbatas pada area tubuh yang
Terjadi akibat kontak dengan air panas. Semakin kental cairan dan semakin
lama waktu kontaknya, semakin besar kerusakan yang akan ditimbulkan. Luka
yang disengaja atau akibat kecelakaan dapat dibedakan berdasarkan pola luka
bakarnya. Pada kasus kecelakaan, luka umumnya menunjukkan pola percikan,
yang satu sama lain dipisahkan oleh kulit sehat. Sedangkan pada kasus yang
Uap panas
Uap panas menimbulkan cedera luas akibat kapasitas panas yang tinggi dari
uap serta dispersi oleh uap bertekanan tinggi. Apabila terjadi inhalasi, uap
Gas panas
Inhalasi menyebabkan cedera thermal pada saluran nafas bagian atas dan
Aliran listrik
Cedera timbul akibat aliran listrik yang lewat menembus jaringan tubuh.
Umumnya luka bakar mencapai kulit bagian dalam. Listrik yang menyebabkan
percikan api dan membakar pakaian dapat menyebabkan luka bakar tambahan.
Radiasi
EPIDEMIOLOGI
Kasus luka bakar yang memerlukan perawatan terjadi pada pasien 500.000
per tahun di Amerika Serikat. 46% adalah luka bakar akibat api . Jumlah luka bakar
serius menurun di Amerika Serikat karena peningkatan pencegahan seperti
detektorasap, regulasi suhu air dan berhenti merokok. Namun masih ada sekitar
3500 kematian dari kebakaran area permukiman setiap tahun.
Patofisiologi Luka Bakar(6)
Akibat pertama luka bakar adalah syok karena kaget dan kesakitan. Pembuluh
kapiler yang terpajan suhu tinggi, rusak dan permeabilitasnya meningkat. Sel darah yang
ada didalamnya ikut rusak sehingga dapat terjadi anemia. Meningkatnya permeabilitas
menyebabkan edema dan menimbulkan bula yang mengandung banyak elektrolit. Hal itu
menyebabkan berkurangnya volume cairan intra vaskuler. Kerusakan kulit akibat luka bakar
menyebabkan kehilangan cairan akibat penguapan yang berlebihan, masuknya cairan ke bula
yang terbentuk pada luka bakar derajat dua, dan pengeluaran cairan dari keropeng luka
Bila luas luka bakar <25%, biasanya mekanisme kompensasi tubuh, masih bisa
mengatasinya, tetapi bila lebih dari 20%, akan terjadi syok hipovolemik dengan gejala yang
khas, seperti gelisah, pucat, dingin, berkeringat, nadi kecil dan cepat, tekanan darah
menurun, dan produksi urin yang berkurang. Pembengkakan terjadi pelan-pelan, maksimal
Pada kebakaran dalam ruang tertutup atau bila luka terjadi di wajah, dapat terjadi
kerusakan mukosa jalan nafas karena gas, asap, atau uap panas yang terhisap. Edema laring
yang ditimbulkannya dapat menyebabkan hambatan jalan nafas dengan gejala sesak nafas,
takipnea, stridor, suara serak, dan dahak berwarna gelap akibat jelaga.
Dapat juga terjadi keracunan gas CO atau gas beracun lainnya. Karbon monoksida
akan mengikat hemoglobin dengan kuat, sehingga hemoglobin tidak mampu lagi mengikat
oksigen. Tanda keracunan ringan adalah lemas, bingung, pusing, mual dan muntah. Pada
keracunan yang berat terjadi koma. Bila dari 60% hemoglobin terikat CO, penderita dapat
meninggal.
serta penyerapan kembali cairan edema ke pembuluh darah. Ini ditandai dengan
meningkatnya diuresis.
Luka bakar sering tidak steril. Kontaminasi pada kulit mati, yang merupakan medium
yang baik untuk pertumbuhan kuman, akan mempermudah infeksi. Infeksi ini sulit untuk
diatasi karena daerahnya tidak tercapai oleh pembuluh kapiler yang mengalami trombosis.
Padahal pembuluh ini membawa sistem pertahanan tubuh atau antibiotik. Kuman penyebab
infeksi pada luka bakar selain berasal dari kulit penderita sendiri, juga dari kontaminasi
kuman saluran atas dan kontaminasi kuman di lingkungan rumah sakit. Infeksi nosokomial ini
biasanya sangat berbahaya karena kumannya banyak yang sudah resisten terhadap berbagai
macam antibiotik. Perubahan luka bakar derajat 2 menjadi derajat 3 akibat infeksi, dapat
Pada awalnya, infeksi biasanya disebabkan oleh kokus Gram positif yang berasal dari
kulit sendiri atau dari saluran nafas, tetapi kemudian dapat terjadi invasi kuman Gream
negatif. Peudomonas aeruginosa yang dapat menghasilkan eksotoksin protease dan toksin
lain yang berbahaya, terkenal sangat agresif dalam invasinya pada luka bakar. Infeksi
Pseudomonas dapat dilihat dari warna hijau pada kasa penutup luka bakar. Kuman
memproduksi enzim penghancur keropeng yang bersama dengan eksudasi oleh jaringan
Infeksi ringan dan non invasif (tidak dalam) ditandai dengan keropeng yang mudah
terlepas dengan nanah yang banyak. Infeksi yang invasif ditandai dengan perubahan
jaringan di tepi keropeng yang kering dengan perubahan jaringan di tepi keropeng yang
mula-mula sehat menjadi nekrotik; akibatnya, luka bakar yang mula-mula derajat 2 menjadi
derajat 3. Infeksi kuman menimbulkan vaskulitis pada pembuluh kapiler di jaringan yang
Bila luka bakar di biopsi dan eksudatnya dibiak, biasanya ditemukan kuman dan
terlihat invasi kuman tersebut ke jaringan sekelilingnya. Luka bakar demikian disebut luka
bakar septik. Bila penyebabnya kuman Gram positif, seperti Staphylococcus atau basil Gram
negatif lainnya, dapat terjadi penyebaran kuman lewat darah (bakteremia) yang dapat
menimbulkan fokus infeksi di usus. Syok septik dan kematian dapat terjadi karena toksin
Bila penderita dapat mengatasi infeksi, luka bakar derajat 2 dapat sembuh dengan
meninggalkan cacat berupa parut. Penyembuhan ini dimulai dari sisa elemen epitel yang
masih vital, misalnya sel kelenjar sebasea, sel basal, sel kelenjar keringat, atau sel pangkal
rambut. Luka bakar derajat 2 yang dalam mungkin menimbulkan parut hipertrofik yang
Luka bakar derajat 3 yang dibiarkan sembuh sendiri akan mengalami kontraktur. Bila
Pada luka bakar dapat ditemukan ileus paralitik. Pada fase akut, peristaltik usus
menurun atau berhenti karena syok, sedangkan pada fase mobilisasi, peristalsis dapat
Stress atau beban faali yang terjadi pada penderita luka bakar berat dapat
menyebabkan terjadinya tukak di mukosa lambung atau duodenum dengan gejala yang sama
dengan gejala tukak peptik. Kelainan ini dikenal sebagai tukak Curling. Yang di khawatirkan
pada tukak Curling ini adalah penyulit perdarahan yang tampil sebagai hematemesis
dan/atau melena.
protein menjadi negatif. Protein tubuh banyak hilang karena eksudasi, metabolisme tinggi,
dan infeksi. Penguapan berlebihan dari kulit yang rusak juga memerlukan kalori tambahan.
Tenaga yang diperlukan tubuh pada fase ini terutama didapat dari pembakaran protein dari
otot skelet. Oleh karena itu, penderita menjadi sangat kurus, otot mengecil dan berat
badan menurun. Dengan demikian, korban luka bakar menderita penyakit berat yang disebut
penyakit luka bakar. Bila luka bakar menyebabkan cacat, terutama bila luka bakar mengenai
wajah sehingga rusak berat, penderita mungkin menderita beban kejiwaan berat. Jadi,
Penilaian luas luka bakar dan derajat kedalamannya. Biasanya dihitung sebelum
Pasang NGT. Untuk dekompresi penderita yang mengalami ileus paralitik dan untuk
memasukkan makanan
Cuci luka dengan NaCl dan savlon, keringkan, olesi dengan salep (Dermazin) kemudian
Luka bakar termal, listrik dan bahan kimia membutuhkan penanganan dan pengobatan yang
berbeda. Terapi farmakologi memiliki peran yang terbatas dalam penatalaksanaan luka
bakar kimia. Disisi lain kunci dari penanganan luka bakar listrik adalah pada rehidrasi
sementara luka bakar termal memerlukan analgetik dan antibiotik topikal.
1. Analgetik
Untuk luka bakar termal dokter biasanya memberikan resep analgetik untuk
menghilangkan rasa nyeri dan memberikan kenyamanan pada pasien. Morfin sulfat,
Demerol dan Vicodin mungkin diresepkan untuk nyeri yang sangat hebat.
Golongan obat ini digunakan untuk nyeri akibat luka bakar ringan sampai sedang.
Ibuprofen biasanya digunakan untuk terapi awal, tapi pilihan lain seperti naproxen,
3. Antibiotik Topikal
Antibiotik topikal digunakan untuk mencegah infeksi dan pertumbuhan bakteri. Neo
bakar kimia pada umumnya namun antibiotik topikal, garam magesium dan kalsium mungkin
dapat digunakan. Setelah luka dibersihkan, terapi cairan IV dan obat-obat narkotik
diberikan
1. Antibiotik
Silvadene digunakan untuk luka bakar pada kulit dan berguna dalam pencegahan
infeksi pada luka bakar derajat 2 dan 3. Obat ini harus dioleskan pada kulit 1 atau 2x
sehari dan semua obat yang diberikan sebelumnya harus dibersihkan terlebih dahulu
2. Analgetik
dapat bertindak sebagai sedatif yang penting bagi pasien yang mengalami cedera pada
daerah mata.
Advil, Motrin, Ansaid, Naprosyn, dan anaprox adalah obat anti inflamasi yang
dapat menurunkan morbiditas. Jika kerusakan otot terjadi sangat parah, diuretik osmotik
diberikan.
1. Terapi Cairan
Ringer Lactat biasanya digunakan untuk terapi. Ringer lactat adalah larutan isotonik dan
berfungsi sebagai pengganti volume cairan tubuh. Pemberiannya melalui jalur intra vena
2. Osmosis diuretik
Manitol adalah diuretik osmosis yang tidak dimetabolisme secara signifikan dan