Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Agama pada hakekatnya bertujuan membina dan mengembangkan


kehidupan yang sejahtera di dunia dan akhirat. Secara universal agama memberi
tujuan kepada manusia untuk melakukan yang baik dan menghindari hal-hal yang
dilarang oleh agama termasuk masalah kesehatan. Masyarakat Indonesia sering
dikatakan sebagai masyarakat religious karena setiap warga masyarakat menganut
suatu agama atau kepercayaan dan menjalankan ajarannya sesuai dengan agama
dan kepercayaannya yang dianutnya itu. Sifat yang demikian telah dinyatakan
dalam sila pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.

Dewasa ini ilmu pengetahuan dan tekhnologi di bidang kesehatan


berkembang pesat. Salah satunya adalah kemajuan tekhnik inseminasi buatan
(Bayi Tabung), donor organ, bedah plastik, dan transgender. Tekhnik-tekhnik
tersebut merupakan tekhnik yang terdapat di dalam praktik kesehatan. Pada
umumnya praktik kesehatan sering menimbulkan berbagai kontroversi dikalangan
masyarakat seperti halal tidaknya praktik tersebut dilakukan.

1.2 Rumusan Masalah

Berikut rumusan masalah pada makalah ini.

1. Apa pengertian inseminasi buatan (bayi tabung), donor organ, bedah


plastik dan transgender?

2. Sebutkan hukum praktik kesehatan inseminasi buatan (bayi tabung),


donor organ, bedah plastik, dan transgender?

3. Sebutkan jenis-jenis donor organ dan bedah plastik?

4. Sebutkan perbedaan khuntsa dan waria?

5. Sebutkan hukum operasi kelamin?

1
1.3 Tujuan

Berikut ini tujuan penulisan makalah.

1. Untuk mengetahui pengertian inseminasi buatan (bayi tabung), donor


organ, bedah plastik, dan transgender.

2. Untuk mengetahui hukum praktik kesehatan inseminasi buatan (bayi


tabung), donor organ, bedah plastik, dan transgender.

3. Untuk mengetahui jenis-jenis donor organ dan bedah plastik.

4. Untuk mengetahui perbedaan khuntsa dan waria.

5. Untuk mengetahui hukum operasi kelamin.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Inseminasi Buatan (Bayi Tabung)

2.1.1 Pengertian Bayi Tabung

Bayi Tabung merupakan terjemahan dari artificial insemination. Artificial


artinya buatan atau tiruan, sedangkan insemination berasal dari kata latin.
Inseminatus artinya pemasukan atau penyampaian. Artificial insemination adalah
penghamilan atau pembuahan buatan. Dalam kamus seperti dalam kitab al-fatawa
karangan Mahmud Syaltut. Bayi yang di dapatkan melalui proses pembuahan
yang dilakukan di luar rahim sehingga terjadi embrio dengan bantuan ilmu
kedokteran. Dikatakan sebagai kehamilan, bayi tabung karena benih laki-laki yang
disebut dari zakar laki-laki disimpan dalam suatu tabung.

Untuk menjalani proses pembuahan yang dilakukan di luar rahim, perlu


disediakan ovom (sel telur dan sperma). Jika saat ovulasi (bebasnya sel telur dari
kandung telur) terdapat sel-sel yang masak maka sel telur itu di hisab dengan
sejenis jarum suntik melalui sayatan pada perut, kemudian di taruh dalam suatu
tabung kimia, lalu di simpan di laboratorium yang di beri suhu seperti panas
badan seorang wanita. Kedua sel kelamin tersebut bercampur (zygote) dalam
tabung sehingga terjadinya fertilasi. Zygote berkembang menjadi morulla lalu
dinidasikan ke dalam rahim seorang wanita. Akhirnya wanita itu akan hamil.

Bayi tabung adalah suatu istilah teknis. Istilah ini tidak berarti bayi yang
terbentuk di dalam tabung, melainkan dimaksudkan sebagai metode untuk
membantu pasangan subur yang mengalami kesulitan di bidang” pembuahan “sel
telur wanita oleh sel sperma pria. Secara teknis, dokter mengambil sel telur dari
indung telur wanita dengan alat yang disebut “laparoscop” ( temuan dr. Patrick C.
Steptoe dari Inggris ). Sel telur itu kemudian diletakkan dalam suatu mangkuk
kecil dari kaca dan dipertemukan dengan sperma dari suami wanita tadi. Setelah
terjadi pembuahan di dalam mangkuk kaca itu tersebut, kemudian hasil

3
pembuahan itu dimasukkan lagi ke dalam rahim sang ibu untuk kemudian
mengalami masa kehamilan dan melahirkan anak seperti biasa.

Bayi tabung dalam istilah ilmiahnya adalah usaha manusia untuk


mengadakan pembuahan, dengan menyatukan atau mempertemukann antara sel
telur wanita (ovum) dengan spermatozoa pria dalam sebuah tabung gelas. Proses
pembuah seperti ini disebut dengan in vivo. Sedangkan proses pembuahan secara
alamiah disebut dengan in vitro.3 Masalah bayi tabung, jika bayi tabung, jika
sperma dan ovum yang dipertemukan itu berasal dari suami istri yang sah, maka
hal itu dibolehkan. Tetapi jika sperma dan ovum yang dipertemukan itu bukan
berasal dari suami istri yang sah, maka hal itu tidak dibenarkan, bahkan dianggap
sebagai perzinahan terselubung.

Dibolehkannya bayi tabung bagi suami istri yang sah, disebabkan karena
manfaatnya sangat besar dalam kehidupan rumah tangga. bagi suami istri yang
sangat merindukan seorang anak, namun tidak bisa berproses secara alami, maka
setelah diproses melalui bayi tabung, anak yang dirindukan itu akan segera hadir
di sisiny. disinilah letak maslahatnya, sehingga kebolehannya didasarkan melalui
mashlahat al mursalah.

2.1.2 Hukum Bayi Tabung Menurut Pandangan Islam

Seperti yang diterangkan dalam surah QS. Al_Insyirah 5-6 bahwa Allah
SWT telah menjanjikan setiap kesulitan ada solusi termasuk kesulitan dalam
bereproduksi. Dengan adanya kemajuan teknologi kedokteran dan ilmu biologi
modern yang Allah karuniakan kepada umat manusia supaya manusia sealu
bersyukur dengan menggunakannya sesuai kaedah ajaran-Nya.

Pandangan Islam terhadap bayi tabung termasuk masalah kontemporer


ijtihadiah, karena tidak terdapat hukumnya secara spesifik di dalam Al-Qur’an
dan As-Sunnah bahkan dalam kajian fiqih sekalipun. Hukum bayi tabung pada
manusia harus diklasifikasikan dengan jelas. Jika sperma yang diambil dari suami
dipasangkan dengan ovum istri yang sah, kemudian disuntikkan ke dalam vagina,
tuba palupi atau uterus istri yananng sah maka hukumnya diperbolehkan. Namun,
jika ditanamkan pada wanita lain atau donor sperma, maka jelas diharamkannya.

4
Dalil-dalil syar’i yang dapat dijadikan landasan menetapkan hukum haram bayi
tabung adalah

a. Firman Allah SWT dalam surat Al-Isra:70 dan AT-Tin:4. Ayat-ayat tersebut
menunjukkan bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk yang
mempunyai keistimewaan sehingga melebihi makhluk-makhluk Tuhan lainnya.
Dalam hal ini bayi tabung dengan donor pada hakikatnya dapat merendahkan
harkat manusia sejajar dengan hewan dan tumbuh-tumbuhan.

b. Hadits Nabi SAW yang mengatakan, “Tidak halal bagi seseorang yang beriman
kepada Allah dan hari akhir menyiramkan airnya (sperma) pada tanaman orang
lain (istri orang lain).” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, dan dipandang Shahih oleh Ibnu
Hibban).

c. Dalil lain untuk syarat kehalalan bayi tabung bagi manusia harus berasal dari
sperma dan ovum pasangan yang sah menurut syariah adalah kaidah hukum fiqih
yang mengatakan “Dar’ul mafsadah muqaddaam ‘ala jaibil mashlahah”
(menghindari mafsadah atau mudharat) harus didahulukan daripada mencari atau
menarik maslahaan/kebaikan.4

2.1.3 Hadist dan Ayat-Ayat Al-Quran yang Menjelaskan Tentang Bayi


Tabung

Al Qur’an Surat Al-Isra ayat 36

َ ‫ِع ْلم بِ ِه لَكَ لَي‬


‫ْس َما ت َ ْقف َو َل‬

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan

tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan


diminta pertanggungan jawabnya“.

‫ت ت ِبيْح َوالضَّر ْو َرة الضَّر ْو َرةِ َم ْن ِزلَةَ ت َِن ْْزل ْل َحا َجة‬
ِ ‫ْال َمحْ ظ ْو َرا‬

“Hajat (kebutuhan yang sangat penting) diperlakukan seperti dalam keadaan

terpaksa. Padahal keadaan darurat/terpaksa itu membolehklan melakukan hal-hal


yang terlarang”.

5
Dalil-dalil Syar’I yang dapat dijadikan sebagai landasan hukumnya adalah

Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 70

ْ‫ت ِمنَ َو َرزَ ْقنَاه ْم َو ْالبَحْ ِر ْالبَ ِر فِي َو َح َم ْلنَاه ْم آدَ َم َبنِي ك ََّر ْمنَا َولَقَد‬ َّ ‫َخ َل ْقنَا ِم َّم ْن َكثِير َعلَى َوفَض َّْلنَاه ْم ال‬
ِ ‫طيِبَا‬
ً ‫ض‬
‫يل‬ ِ ‫تَ ْف‬

“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka

di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami
lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang
telah Kami ciptakan”.

Al-Qur’an Surat At-tin ayat 4

‫سانَ َخلَ ْقنَا‬


َ ‫اْل ْن‬ َ ْ‫ت َ ْق ِويم أَح‬
ِ ْ ‫س ِن فِي‬

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-


baiknya”.

Kedua ayat tersebut menunjukan bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan


sebagai makhluk yang mempunyai kelebihan/keistimewaan sehingga melebihi
makhluk-makhluk Allah lainnya. Dan Allah sendiri berkenan memuliakan
manusia, maka sudah seharusnya manusia bisa menghormati martabatnya sendiri
dan juga menghormati martabat sesama manusia. Dan inseminasi buatan dengan
donor itu pada hakikatnya merendahkan harkat martabat manusia (human dignity)
sejajar dengan hewan yang diinseminasi.

Hadits Nabi

‫ي أ َ ْن ْاْل َ ِخ ِر َو ْاليَ ْو ِم ِباللِ يؤْ ِمن ِل ِم ْْرئ يَ ِحل َل‬ َ ‫َغي ِْر ِه زَ ْر‬
َ ‫ع َما َءه يَ ْس ِق‬

“Tidak halal bagi seseorang yang beriman kepada Alloh dan hari akhir

menyiramkan airnya (sperma) pada tanaman orang lain (vagina istri orang lain).
(Hadits Riwayat Abu Daud, Al-Tirmidzi, dan hadits ini dipandang shahih oleh
Ibnu Hibban)”

6
2.2 Donor Organ

2.2.1 Pengertian Donor Organ

Donor atau yang sering disebut dengan transplantasi adalah perpindahan


sebagian atau seluruh jaringan atau organ dari satu individu pada individu itu
sendiri atau pada individu lainnya baik yang sama maupun berbeda spesies. Saat
ini yang lazim di kerjakan di Indonesia saat ini adalah pemindahan suatu jaringan
atau organ antar manusia, bukan antara hewan ke manusia, sehingga
menimbulkan pengertian bahwa transplantasi adalah pemindahan seluruh atau
sebagian organ dari satu tubuh ke tubuh yang lain atau dari satu tempat ke tempat
yang lain di tubuh yang sama. Transplantasi ini ditujukan untuk mengganti organ
yang rusak atau tak berfungsi pada penerima dengan organ lain yang masih
berfungsi dari pendonor.

Berikut terdapat empat jenis transplantasi:

a. Transplantasi Autograft

Yaitu perpindahan dari satu tempat ketempat lain dalam tubuh itu sendiri,yang
dikumpulkan sebelum pemberian kemoterapi.

b. Transplantasi Alogenik

Yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang sama spesiesnya,baik dengan
hubungan keluarga atau tanpa hubungan keluarga.

c. Transplantasi Isograf

Yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang identik,misalnya pada
gambar identik.

d. Transplantasi Xenograft

Yaitu perpindahan dari satu tubuh ketubuh lain yang tidak sama spesiesnya.

Organ atau jaringan tubuh yang akan dipindahkan dapat diambil dari
donor yang hidup atau dari jenazah orang yang baru meninggal. Organ-organ

7
yang diambil dari donor hidup adalah kulit, ginjal, sumsum tulang, dan darah
(transfusi darah). Organ-organ yang diambil dari jenazah adalah jantung, hati,
ginjal, kornea, pankreas, paru-paru, dan sel otak. Semua upaya dalam bidang
transplantasi tubuh tentu memerlukan peninjauan dari sudut hukum dan etik
kedokteran. Menurut Cholil Uman (1994), Pencangkokan adalah pemindahan
organ tubuh yang mempunyai daya hidup yang sehat untuk menggantikan organ
tubuh yang tidak sehat dan tidak berfungsi dengan baik, yang apabila diobati
dengan prosedur medis biasa. Harapan klien untuk bertahan hidup tidak ada lagi.

2.2.2 Jenis-Jenis Donor Organ Tubuh

a. Donor dalam keadaan hidup sehat

Tipe ini memerlukan seleksi yang cermat dan pemeriksaan kesahatan yang
lengkap, baik terhadap donor maupun resipien untuk menghindari kegagalan
karena penolakan tubuh oleh resipien dan untuk mencegah resiko bagi donor.

- Contoh donor dalam keadaan sehat

Donor dalam keadaan sehat. Yang dimaksud disini adalah donor anggota tubuh
bagi siapa saja yang memerlukan pada saat si donor masih hidup. Donor semacam
ini hukumnya boleh. Karena Allah SWT memperbolehkan memberikan
pengampunan terhadap qisash maupun diyat.

Allah Swt berfirman:

َ ‫ش ْْيئ اَ ِخـ ْي ِه ِم ْن لَه عـ ِف‬


‫ي فَ َم ْن‬ َ ‫َربــِك ْم ِم ْن تـ َ ْخـ ِفيف ذلِكَ بــإِحْ ــ‬
ِ ‫سـان اِلـَيْــ ِه َواَدَاء ِبال َمـ ْعر ْو‬
َ ‫ف فَـاتـ ِ َبـاع‬
‫َو َرحْ َمة‬

Artinya: “Maka barang siapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya,
hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah
(yang diberi maaf) membayar (diat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang
baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan
suatu rahmat. Barang siapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya
siksa yang sangat pedih”. (QS al-Baqarah 2:178).

8
Namun, donor seperti ini dibolehkan dengan syarat yaitu, donor tersebut
tidak mengakibatkan kematian si pendonor. Misalnya, dia mendonorkan jantung,
limpha, atau paru-parunya. Hal ini akan mengakibatkan kematian pada diri si
pendonor. Padahal manusia tidak boleh membunuh dirinya, atau membiarkan
orang lain membunuh dirinya meski dengan kerelaannya.

Allah Swt berfirman:

َ‫ســك ْم تـَـقـْـتلوا َول‬


َ ‫اَنـــْف‬

Artinya: “Dan janganlah kamu membunuh dirimu”. (QS an-Nisa 4:29).

Selanjutnya Allah Swt berfirman:

َ ‫ـر َم الـَّتِى النـْ ْف‬


َ‫س تـَـقـْـتلوا َول‬ َّ َ ‫ـــق اِلَّ هللا حـ‬ ْ ِ ‫بـ‬
ِ ‫ـال َح‬

Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik


yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu
membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan
sesuatu (sebab) yang benar”. (QS al-An’am 6:151). Sebagaimana tidak bolehnya
manusia mendonorkan anggota tubuhnya yang dapat mengakibatkan terjadinya
pencampur-adukan nasab atau keturunan. Misalnya, donor testis bagi pria atau
donor indung telur bagi perempuan. Sungguh Islam telah melarang untuk
menisbahkan dirinya pada selain bapak maupun ibunya.

Allah SWT berfirman

“Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka”. (QS al-
Mujadilah 58:2).

Selanjutnya Rasulullah SAW bersabda

“Barang siapa yang menasabkan dirinya pada selain bapaknya, atau mengurus
sesuatu yang bukan urusannya maka atas orang tersebut adalah laknat Allah,
Malaikat dan seluruh manusia”.

Sebagaimana sabda Nabi SAW

9
“Barang siapa yang dipanggil dengan (nama) selain bapaknya maka surga haram
atasnya”

Begitu pula yang dinyatakan oleh sabda Nabi SAW

“Wanita manapun yang telah mamasukkan nasabnya pada suatu kaum padahal
bukan bagian dari kaum tersebut maka dia terputus dari Allah, dia tidak akan
masuk surga dan laki-laki manapun yang menolak anaknya padahal dia
mengetahui (bahwa anak tersebut anaknya) maka Allah menghijab Dirinya dari
laki-laki tersebut, dan Allah akan menelanjangi (aibnya) dihadapan orang-orang
yang terdahulu maupun yang kemudian”.

Imam Bukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud Ra, dia berkata:

َ ‫ نِسـَـاء لـَـنـَا لـَي‬، ‫ فَـقــ ْلـنـَا‬: ‫ارسـو َل‬


‫ْــس النـَّـِبي ِ َم َع نَـ ْغــز ْوا كـنـا‬ َ َ ‫صي أَلَ هللا يـ‬ َ ‫ذَ ِلك‬.
ِ ‫ع ْن فـَـنَـهـَانــَا ؟ نَسْـت َْخ‬

Artinya: “Kami dulu pernah berperang bersama Rasulullah sementara pada kami
tidak ada istri–istri. Kami berkata ”Wahai Rasulullah bolehkah kami melakukan
pengebirian?”. Maka beliau melarang kami untuk melakukannya. Adapun donor
kedua testis maupun kedua indung telur, hal tersebut akan mengakibatkan
kemandulan. Tentu hal ini bertentangan dengan perintah islam untuk memelihara
keturunan.

b. Donor dalam keadaan koma atau diduga akan meninggal

Untuk tipe ini pengambilan organ donor memerlukan alat control


kehidupan misalnya alat bantu pernafasan khusus. Alat bantu akan dicabut setelah
pengambilan organ itu selesai.

- Contoh donor dalam keadaan koma

Hukum islam pun tidak memperbolehkan karena salah satu hadist mengatakan
bahwa ”Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh membayakan diri
orang lain”. (HR Ibnu Majah). Yakni penjelasannya bahwa kita tidak boleh
membahayakan orang lain untuk keuntungan diri sendiri. Perbuatan tersebut
diharamkan dengan alasan apapun sekalipun untuk tujuan yang mulia.

10
c. Donor dalam keadaan mati

Tipe ini merupakan tipe yang ideal, sebab secara medis tinggal menunggu
penentuan kapan donor dianggap meninggal secara medis dan yuridis.

- Contoh donor dalam keadaan mati

Menurut hukum islam ada yang memperbolehkan dan ada yang mengharamkan.
Yang memperbolehkan menggantungkan pada syarat sebagai berikut:

1. Resipien (penerima organ) berada dalam keadaan darurat yang mengancam


dirinya setelah menmpuh berbagai upaya pengobatan yang lama

2. Pencangkokan tidak akan menimbulkan akibat atau komplikasi yang lebih


gawat

3. Telah disetujui oleh wali atau keluarga korban dengan niat untuk menolong
bukan untuk memperjual belikan.

Selain itu ada yang tidak memperbolehkan alasannya karena seseorang


yang sudah mati tidak dibolehkan menyumbangkan organ tubuhnya atau
mewasiatkan untuk menyumbangkannya. Karena seorang dokter tidak berhak
memanfaatkan salah satu organ tubuh seseorang yang telah meninggal dunia
untuk ditransplantasikan kepada orang yang membutuhkan. Adapun hukum
kehormatan mayat dan penganiayaan terhadapnya, maka Allah SWT telah
menetapkan bahwa mayat mempunyai kehormatan yang wajib dipelihara
sebagaimana orang hidup. Dan Allah telah mengharamkan terhadap pelanggaran
kehormatan mayat sebagaimana pelanggaran kehormatan orang hidup.
Diriwayatkan dari Aisyah Ummul Muminin RA bahwa Rasulullah SAW
bersabda:

‫ــر‬
َ ‫س‬ ْ ‫ت َع‬
َ ‫ظــم كَـ‬ ْ ‫َحــيًّـا َككَــس ِْر ِه‬
ِ ‫المـَيِــ‬

11
Artinya: “Memecahkan tulang mayat itu sama saja dengan memecahkan tulang
orang hidup”. (HR Ahmad, Abu dawud, dan Ibnu Hibban). Tindakan mencongkel
mata mayat atau membedah perutnya untuk diambil jantungnya atau ginjalnya
atau hatinya untuk ditransplantasikan kepada orang lain yang membutuhkan dapat
dianggap sebagai mencincang mayat. Padahal islam telah melarang perbuatan ini.
Imam Bukhari telah meriwayatkan dari Abdullah bin Zaid Al-Anshasi RA, dia
berkata 4

ْ ‫َوالمـثَـلَّــ ِة الـن ْهـ ِبي َع ِن هللا َرس‬


‫ــول نـ َ َهى‬

Artinya: “Rasulullah SAW telah melarang (mengambil) harta hasil rampasan dan
mencincang (mayat musuh)”. (HR Bukhari).

2.2.3 Hukum Donor Organ

Dari segi hukum, donor organ dan jaringan sel tubuh dipandang sebagai
suatu usaha mulia dalam upaya menyehatkan dan mensejahterakan manusia.
Walaupun ini adalah suatu perbuatan yang melawan hukum pidana yaitu tindak
pidana penganiayaan. Tetapi karena adanya pengecualian maka perbuatan tersebut
tidak lagi diancam pidana dan dapat dibenarkan. Transplantasi dengan donor
hidup menimbulkan dilema etik, dimana transplantasi pada satu sisi dapat
membahayakan donor namun di satu sisi dapat menyelamatkan hidup pasien
(resipien). Di beberapa negara yang telah memiliki Undang-Undang
Transplantasi, terdapat pembalasan dalam pelaksanaan transplantasi misalnya
adanya larangan untuk transplantasi embrio, testis, dan ovarium baik untuk tujuan
pengobatan maupun tujuan eksperimental.

Namun ada pula negara yang mengizinkan dilakukannya transplantasi


organ-organ tersebut di atas untuk kepentingan penelitian. Di Indonesia sudah ada
Undang-Undang yang mengatur yaitu Undang-Undang No 36 Tahun 2009
mengenai transplantasi atau donor organ:

- Pasal 64

12
1. Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan melalui
transplantasi organ atau jaringan tubuh, implan obat atau alat kesehatan, bedah
plastik dan rekonstruksi serta penggunaan sel punca.

2. Transplantasi organ atau jaringan tubuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk dikomersialkan.

3. Organ atau jaringan tubuh dilarang diperjual belikan dengan dalih apapun.

- Pasal 65

1. Transplantasi organ atau jaringan tubuh hanya dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan di
fasilitas pelayanan kesehatan tertentu.

2. Pengambilan organ atau jaringan tubuh dari seorang donor harus


memperhatikan kesehatan pendonor yang bersangkutan dan mendapat persetujuan
pendonor atau ahli waris atau keluarganya.

3. Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan transplantasi organ


atau jaringan tubuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah.

- Pasal 66

1. Transplantasi sel, baik yang berasal dari manusia maupun dari hewan, hanya
dapat dilakukan apabila telah terbukti keamanan dan kemanfaatannya.

- Pasal 67

1. Pengambilan dan pengiriman spesimen atau bagian organ tubuh hanya dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan serta
dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan tertentu.

2. Ketentuan mengenai syarat dan tata cara pengambilan dan pengiriman spesimen
atau bagian organ tubuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

13
2.3 Bedah Plastik

2.3.1 Pengertian Bedah Plastik

Bedah plastik adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang bertujuan untuk
merekonstruksi atau memperbaiki bagian tubuh manusia melalui operasi
kedokteran. Bedah plastik, berasal dari bahasa Yunani, yaitu “plastikos” yang
berarti “membentuk” atau “memberi bentuk”. Ilmu ini sendiri merupakan cabang
dari ilmu bedah yang bertujuan untuk mengembalikan bentuk dan fungsi yang
normal dan menyempurnakan bentuk dengan proporsi yang lebih baik.

Jenis bedah plastik secara umum dibagi dua jenis pembedahan untuk
rekonstruksi dan pembedahan untuk kosmetik (Estetik). Yang membedakan
operasi rekonstruksi dan estetik adalah dari tujuan prosedur pembedahan itu
sendiri. Pada operasi rekonstruksi diusahakan mengembalikan bentuk atau
penampilan serta fungsi menjadi lebih baik atau lebih manusiawi setidaknya
mendekati kondisi normal. Pada operasi estetik, pembedahan dilakukan pada
pasien-pasien normal (sehat), namun menurut norma bentuk tubuh yang kurang
harmonik (misalnya hidung pesek), maka diharapkan melalui operasi bedah
plastik estetik didapatkan bentuk tubuh yang mendekati sempurna. Yang perlu
dipahami mengenai bedah plastik merupakan tindakan pembedahan sendiri
didasarkan ilmu pengetahuan kedokteran khususnya mengenai luka dan proses
penyembuhan yang berjalan alami. Penyembuhan luka dapat berlangsung sampai
12 bulan, dengan akan meninggalkan bekas luka, disinilah peran bedah plastik,
dalam upaya menyembunyikan bekas luka sayatan atau meninggalkan bekas luka
yang samar.

Bedah plastik biasanya memang bertujuan untuk mempercantik atau


memperbaiki satu bagian didalam anggota badan, baik yang nampak atau tidak,.
Dengan cara ditambah, dikurangi atau dibuang sehingga anggota tubuh tampak
lebih indah, dan hal ini disebut dengan “operasi yang disengaja”. Namun, selain
untuk kecantikan, bedah plastik juga dilakukan untuk tujuan kesehatan. Misalnya
pada kasus tertentu, ada orang yang mengalami luka bakar atau kena air keras,
sehingga ada bagian tubuhnya yang rusak. Maka untuk memperbaiki kerusakan

14
ini dianjurkan melakukan bedah plastik yang dikenal dengan “Operasi tanpa ada
unsur kesengajaan”.

2.3.2 Jenis-Jenis Bedah Plastik

a. Cosmetic Surgery (Bedah Kosmetik)

Bedah kosmetik adalah bagian dari bedah plastik yang lebih ditujukan
untuk nilai estetika daripada fungsinya. Bedah kosmetik biasanya dilakukan untuk
menunjang penampilan para wanita agar terlihat semakin menarik.

b. Facelift

Dilihat dari namanya saja, Anda mungkin sudah tahu kalau facelift adalah
operasi untuk mengencangkan kulit. Tidak hanya itu, facelift juga dapat
meghilangkan kerutan pada wajah. Tapi perlu Anda ketahui, tidak semua facelift
akan berhasil dengan baik pada setiap wanita yang sudah berumur. Facelift akan
berhasil dengan baik untuk wanita dengan struktur tulang wajah sempurna dan
mempunyai kulit yang tipis. Contohnya, Demi Moore yang melakukan facelift
untuk membuat penampilannya lebih menarik dan terlihat lebih muda dari usia
sebenarnya.

c. Rhinoplasty

Ingin hidung pesek menjadi lebih bangir, merubah ukuran hidung, atau
ingin hidung yang bengok menjadi lurus. Rhinoplasty adalah operasi untuk
memperbaiki hidung sesuai dengan keinginan Anda. Selain bertujuan untuk
memperbaiki penampilan, rhinoplasty bisa membantu jalan pernafasan yang
terhambat. Hidung akan terlihat indah dan sempurna. Rhinoplasty menjadi salah
satu cosmetic surgery favorit beberapa selebriti hollywood seperti Nicole Kidman,
Britney Spears dan Ashley Simpson.

15
d. Eyelid Surgery

Mata adalah salah satu daya tarik dari penampilan seorang wanita. Kita
melihat dunia dengan mata, begitupun juga dunia melihat kita melalui mata.
Eyelid surgery dibuat untuk mengangkat lemak serta mengencangkan kulit dan
otot di sekitar mata. Prosedur ini akan membuat Anda terlihat lebih fresh.
Perubahan kecil pada mata juga membuat penampilan Anda terlihat lebih muda
dan vibrant.

Kandidat ideal untuk eyelid surgery adalah Anda yang mempunyai


kelopak mata kecil dan turun atau mempunyai kantung mata. Operasi ini banyak
dilakukan karena untuk menginginkan mata indah. Tapi perlu Anda ketahui kalau
eyelid surgery tidak akan menghilangkan garis atau kerutan di sekitar mata, atau
menghilangkan warna hitam dibawah mata.

e. Cheek Implant

Operasi ini berguna untuk menambah tinggi tulang pipi. Untuk sebagian
orang, tulang pipi tinggi seperti supermodel akan menambah nilai kecantikan pada
dirinya. Operasi ini dilakukan dengan memasukkan silikon lewat rongga mulut.
Pipi tembem atau chubby juga bisa dihilangkan dengan menyedot lemak di bagian
pipi dan mengencangkan ototnya.

f. Liposuction

Suatu cara menghilangkan lemak tubuh dengan cara membuat lubang kecil
pada kulit dan mengeluarkan lemak tersebut dengan tenaga vakum. Hasil yang
ditimbulkan memang sepadan, perut akan terlihat lebih ramping dan langsing.
Namun jangan anggap prosesnya sesederhana itu. Sakit yang tersisa pasca operasi
bukan main rasanya. Setelah operasi ini seseorang harus tetap mengontrol makan
serta olahraga.

g. Breast Augmentation

16
Breast Augmentation adalah operasi untuk merubah ukuran payudara
dengan menggunakan silikon. Hal ini bisa mengembalikan kembali bentuk
payudara setelah melahirkan atau merubah ukuran payudara sesuai keinginan.

h. Lip Augmentation

Karena faktor umur, banyak wanita yang sudah kehilangan volume di


bibirnya dan mulai mendapat kerutan di bibir. Lip augmentation bisa membantu
mengembalikan bentuk bibir seperti semula yaitu dengan cara operasi.

i. Botox

Botulinum Toxin atau biasanya disebut Botox adalah injeksi tanpa operasi
yang bersifat sementara untuk mengurangi kerutan pada dahi, seputar mata dan
kerutan pada bagian leher. Proses Botox memakan waktu sekitar 20 menit, dan
hasilnya akan terlihat dalam 2 sampai 7 hari. Botox biasanya bertahan hingga
empat bulan. Botox Cosmetic dapat digunakan oleh berbagai wanita segala umur.
Hasil terbaik adalah pada wanita yang masih mempunyai tanda-tanda minimal
penuaan. Botox disarankan pada pasien yang mempunya kerutan pada wajah dan
leher. Botox mempunyai beberapa efek samping seperti garis kecil atau kulit
menjadi kemerahan setelah melakukan injeksi, tapi biasanya hal ini akan hilang
dalam beberapa hari.

2.3.3 Hukum Bedah Plastik

Operasi plastik (plastic surgery) atau dalam bahasa Arab disebut jirahah at
tajmil adalah operasi bedah untuk memperbaiki penampilan satu anggota tubuh
yang nampak, atau untuk memperbaiki fungsinya, ketika anggota tubuh itu
berkurang, hilang atau lepas, dan rusak. (Al Mausu’ah at Thibbiyah al Haditsah,
3:454). Hukum bedah plastik dibagi menjadi 2 yaitu:

a. Hukum mubah

Operasi plastik yang berhukum mubah adalah yang bertujuan untuk


memperbaiki cacat sejak lahir (al uyub al khalqiyyah) seperti bibir sumbing, atau
cacat yang datang kemudian (al uyub al thariah) akibat kecelakaan, kebakaran,

17
atau semisalnya, seperti wajah yang rusak akibat kebakaranatau kecelakaan. (M
Al Mukhtar asy Syinqithi, Ahkam Jirahah Al Thibbiyyah, hal 183: Fahad bin
Abdullah Al Hazmi, Al Wajiz fi Ahkam Jirahah Al Thibbiyyah, hal 12: Hani al
Jubair, Al Dhawabith al Syariyyah li al Amaliyyat al Tajmiiliyyah, hal 11: Walid
bin Rasyid as Saidan, Al Qawaid al Syariyah fi al Masa`il Al Thibbiyyah, hal 59).

Operasi plastik untuk memperbaiki cacat yang demikian hukumnya adalah


mubah, berdasarkan dalil yang menganjurkan untuk berobat (al tadawiy). Nabi
SAW bersabda “Tidaklah Allah menurunkan suatu penyakit, kecuali Allah
menurunkan pula obatnya”. (HR Bukhari 5246). Nabi SAW bersabda pula
”Wahai hamba-hamba Allah berobatlah kalian, karena sesungguhnya Allah tidak
menurunkan satu penyakit, kecuali menurunkan pula obatnya”. (HR Tirmidzi
1961).

b. Hukum haram

Adapun operasi plastik yang diharamkan, adalah yang bertujuan semata


untuk mempercantik atau memperindah wajah atau tubuh, tanpa ada hajat untuk
pengobatan atau memperbaiki suatu cacat. Contohnya, operasi untuk
memperindah bentuk hidung, dagu, buah dada, atau operasi untuk menghilangkan
kerutan-kerutan tanda tua di wajah, dan sebagainya.

Dalil keharamannya firman Allah SWT yang artinya “Dan akan aku
(syaithan) suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka
mengubahnya” (QS An-Nisaa 119). Ayat ini datang sebagai kecaman atas
perbuatan syaitan yang selalu mengajak manusia untuk melakukan berbagai
perbuatan maksiat, di antaranya adalah mengubah ciptaan Allah (taghyir
khalqillah). Operasi plastik untuk mempercantik diri termasuk dalam pengertian
mengubah ciptaan Allah, maka hukumnya haram. (M. Al-Mukhtar asy-Syinqithi,
Ahkam Jirahah Al-Thibbiyyah, hal 194).

Selain itu, terdapat hadis Nabi SAW yang melaknat perempuan yang
merenggangkan gigi untuk kecantikan (HR Bukhari dan Muslim). Dalam hadis ini
terdapat keharamannya, yaitu karena untuk mempercantik diri (M. Utsman Syabir,
Ahkam Jirahah At-Tajmil fi Al-Fiqh Al-Islami, hal. 37). Imam Nawawi

18
berkata,”Dalam hadis ini ada isyarat bahwa yang haram adalah yang dilakukan
untuk mencari kecantikan. Adapun kalau itu diperlukan untuk pengobatan atau
karena cacat pada gigi, maka tidak apa-apa” (Imam Nawawi, Syarah Muslim,
7/241). Maka dari itu, operasi plastik untuk mempercantik diri hukumnya adalah
haram.

Kalau bedah plastik yang sifatnya bedah rehabilitasi, maka itu justru
dianjurkan dalam islam, sebab hal itu mutlak dibutuhkan. Misalnya bibir sumbing
atau kasus Lisa, yang cukup menyedot perhatian khalayak. Wajahnya tak lagi
berbentuk selayak orang yang normal. Bayangkan kalau Lisa tidak di operasi, hal
itu akan menjadi beban fisik dan psikologis tersendiri baginya. Sedangkan apabila
kasusnya merubah-rubah apa yang telah diciptakan oleh Allah,hal itu jelas telah
melampaui batas kewajaran. Allah telah mengingatkan kita agar jangan sampai
melebihi batas. Seperti dalam firman berikut yang artinya “Oleh karena itu Kami
tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: Barangsiapa yang membunuh
seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain atau bukan
karena membuat kerusakan dimuka bumi, Maka seakan-akan Dia telah
membunuh manusia seluruhnya dan Barangsiapa yang memelihara kehidupan
seorang manusia, Maka seolah-olah Dia telah memelihara kehidupan manusia
semuanya. dan Sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-rasul Kami
dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak diantara
mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan
dimuka bumi” (Al-Maidah 32).

2.4 Transgender

2.4.1 Pengertian Transgender

Pada hakikatnya, masalah kebingungan jenis kelamin atau yang lazim


disebut juga sebagai gejala transgender merupakan suatu gejala ketidakpuasan
seseorang karena merasa tidak adanya kecocokan antara bentuk fisik dan kelamin
dengan kejiwaan ataupun adanya ketidakpuasan dengan alat kelamin yang
dimilikinya. Ekspresinya bisa dalam bentuk dandanan, make up, gaya dan tingkah
laku, bahkan sampai kepada operasi penggantian kelamin

19
Pada dasarnya Allah menciptakan manusia ini dalam dua jenis saja, yaitu
laki-laki dan perempuan, sebagaimana firman Allah SWT:

‫الز ْو َجي ِْن َخلَقَ َوأَنَّه‬


َّ ‫نث الذَّك ََر‬
َ ‫َو ْاْل‬

”Dan Dia (Allah) menciptakan dua pasang dari dua jenis laki-laki dan perempuan”
(QS an-Najm, 53:45). Dari ayat tersebut, menunjukkan bahwa manusia di dunia
ini hanya terdiri dari dua jenis saja, laki-laki dan perempuan, dan tidak ada jenis
lainnya. Tetapi di dalam kenyataannya, kita dapatkan seseorang tidak mempunyai
status yang jelas, bukan laki-laki dan bukan perempuan.

2.4.2 Perbedaan Khuntsa dan Waria

Al Khuntsa, dari kata khanitsa yang secara bahasa berarti lemah dan
lembut. Maka dikatakan Khannatsa Ar Rajulu Kalamahu, yaitu: laki-laki yang
cara bicaranya seperti perempuan, yaitu lembut dan halus (al Fayumi, al-Misbah
al Munir – Kairo, Daar al Hadist, 2003,- hlm : 112). Waria atau dalam bahasa
Arabnya disebut al-Mukhannats adalah laki-laki yang menyerupai perempuan
dalam kelembutan, cara bicara, melihat, dan gerakannya. Dalam kamus Wikipedia
disebutkan bahwa “waria” (portmanteau dari wanita-pria) atau “wadam” (dari
hawa-adam) adalah laki-laki yang lebih suka berperan sebagai perempuan dalam
kehidupannya sehari-hari. Waria Ini Terbagi Menjadi Dua:

1. Orang yang mempunyai sifat-sifat tersebut sejak dilahirkan, maka tidak ada
dosa baginya, karena sifat-sifat tersebut bukan atas kehendaknya, tetapi dia harus
berusaha untuk menyesuaikan diri.

2. Orang yang sebenarnya laki-laki, tetapi sengaja menyerupai sifat-sifat wanita.


Orang seperti ini termasuk dalam kategori yang dilaknat oleh Allah SWT dan
Rasulullah SAW di dalam beberapa hadisnya.

2.4.3 Hukum Operasi Kelamin

Dalam dunia kedokteran dikenal tiga bentuk operasi kelamin, masing-


masing mempunyai hukum tersendiri dalam fikih:

20
a. Masalah seseorang yang lahir dalam kondisi normal dan sempurna organ
kelaminnya yaitu penis (dzakar) bagi laki-laki dan vagina (farj) bagi perempuan
yang dilengkapi dengan rahim dan ovarium tidak dibolehkan dan diharamkan oleh
syariat Islam untuk melakukan operasi kelamin. Para ulama fiqih mendasarkan
ketetapan hukum tersebut pada dalil-dalil yaitu (1) firman Allah SWT dalam surat
Al-Hujurat ayat 13 yang menurut kitab Tafsir Ath-Thabari mengajarkan prinsip
equality (keadilan) bagi segenap manusia di hadapan Allah dan hukum yang
masing-masing telah ditentukan jenis kelaminnya dan ketentuan Allah ini tidak
boleh diubah dan seseorang harus menjalani hidupnya sesuai kodratnya, (2)
firman Allah SWT dalam surat an-Nisa’ ayat 119. Menurut kitab-kitab tafsir
seperti Tafsir Ath-Thabari, Al-Shawi, Al-Khazin (I/405), Al-Baidhawi (II/117),
Zubat al-Tafsir (hal 123) dan al-Qurthubi (III/1963) disebutkan beberapa
perbuatan manusia yang diharamkan karena termasuk “Mengubah ciptaan Tuhan”
sebagaimana dimaksud ayat di atas yaitu seperti mengebiri manusia,
homoseksual, lesbian, menyambung rambut dengan sopak, pangur dan sanggul,
membuat tato, mengerok bulu alis dan takhannus (seorang pria berpakaian dan
bertingkah laku seperti wanita layaknya waria dan sebaliknya), (3) Hadits Nabi
SAW “Allah mengutuk para tukang tato, yang meminta ditato, yang
menghilangkan alis, dan orang-orang yang memotong (pangur) giginya, yang
semuanya itu untuk kecantikan dengan mengubah ciptaan Allah” (HR. Al-
Bukhari), (4) Hadits Nabi SAW “Allah mengutuk laki-laki yang menyerupai
wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki” (HR. Ahmad). Oleh karena itu
kasus ini sebenarnya berakar dari kondisi kesehatan mental yang penanganannya
bukan dengan merubah ciptaan Allah melainkan melalui pendekatan spiritual dan
kejiwaan (spiritual and psychological therapy).

b. Operasi kelamin yang bersifat tashih atau takmil (perbaikan atau


penyempurnaan) dan bukan penggantian jenis kelamin menurut para ulama
diperbolehkan secara hukum syariat. Jika kelamin seseorang tidak memiliki
lubang yang berfungsi untuk mengeluarkan air seni dan mani baik penis maupun
vagina, maka operasi untuk memperbaiki atau menyempurnakannya dibolehkan
bahkan dianjurkan sehingga menjadi kelamin yang normal karena kelainan seperti
ini merupakan suatu penyakit yang harus diobati. Para ulama seperti Hasanain

21
Muhammad Makhluf (tokoh ulama Mesir) dalam bukunya Shafwatul Bayan
(1987:131) memberikan argumentasi hal tersebut bahwa orang yang lahir dengan
alat kelamin tidak normal bisa mengalami kelainan psikis dan sosial sehingga
dapat tersisih dan mengasingkan diri dari kehidupan masyarakat normal serta
kadang mencari jalannya sendiri, seperti melacurkan diri menjadi waria atau
melakukan homoseks dan lesbianisme. Semua perbuatan ini dikutuk oleh Islam
berdasarkan hadits Nabi SAW “Allah dan rasulnya mengutuk kaum homoseksual”
(HR.al-Bukhari) Guna menghindari hal ini, operasi perbaikan atau
penyempurnaan kelamin boleh dilakukan berdasarkan prinsip “Mashalih
Mursalah” karena kaidah fiqih menyatakan “Adh-Dhararu Yuzal” (Bahaya harus
dihilangkan) yang menurut Imam Asy-Syathibi menghindari dan menghilangkan
bahaya termasuk suatu kemaslahatan yang dianjurkan syariat Islam. Hal ini
sejalan dengan hadits Nabi SAW “Berobatlah wahai hamba-hamba Allah, Karena
sesungguhnya Allah tidak mengadakan penyakit kecuali mengadakan pula
obatnya, kecuali satu penyakit, yaitu penyakit ketuaan” (HR. Ahmad).

c. Apabila seseorang mempunyai alat kelamin ganda, yaitu mempunyai penis dan
juga vagina, maka untuk memperjelas dan memfungsikan secara optimal dan
definitif salah satu alat kelaminnya, ia boleh melakukan operasi untuk
‘mematikan’ dan menghilangkan salah satu alat kelaminnya. Misalnya, jika
seseorang memiliki penis dan vagina, sedangkan pada bagian dalam tubuh dan
kelaminnya memiliki rahim dan ovarium yang menjadi ciri khas dan spesifikasi
utama jenis kelamin wanita, maka ia boleh mengoperasi penisnya untuk
memfungsikan vaginanya dan dengan demikian mempertegas identitasnya sebagai
wanita. Hal ini dianjurkan syariat karena keberadaan penis (dzakar) yang berbeda
dengan keadaan bagian dalamnya bisa mengganggu dan merugikan dirinya sendiri
baik dari segi hukum agama karena hak dan kewajibannya sulit ditentukan apakah
dikategorikan perempuan atau laki-laki maupun dari segi kehidupan sosialnya.

Adapun konsekuensi hukum penggantian kelamin adalah sebagai berikut


apabila penggantian kelamin dilakukan oleh seseorang dengan tujuan tabdil dan
taghyir (mengubah-ubah ciptaan Allah), maka identitasnya sama dengan sebelum
operasi dan tidak berubah dari segi hukum. Menurut Mahmud Syaltut, dari segi

22
waris seorang wanita yang melakukan operasi penggantian kelamin menjadi pria
tidak akan menerima bagian warisan pria (dua kali bagian wanita) demikian juga
sebaliknya.

Sementara operasi kelamin yang dilakukan pada seorang yang mengalami


kelainan kelamin (misalnya berkelamin ganda) dengan tujuan tashih atau takmil
(perbaikan atau penyempurnaan) dan sesuai dengan hukum akan membuat
identitas dan status hukum orang tersebut menjadi jelas. Menurut Wahbah Az-
Zuhaili dalam Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuhubahwa jika selama ini penentuan
hukum waris bagi orang yang berkelamin ganda (khuntsa) didasarkan atas
indikasi atau kecenderungan sifat dan tingkah lakunya, maka setelah perbaikan
kelamin menjadi pria atau wanita, hak waris dan status hukumnya menjadi lebih
tegas. Dan menurutnya perbaikan dan penyempurnaan alat kelamin bagi khuntsa
musykil sangat dianjurkan demi kejelasan status hukumnya.

23
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bayi Tabung merupakan terjemahan dari artificial insemination. Artificial


artinya buatan atau tiruan, sedangkan insemination berasal dari kata latin.
Inseminatus artinya pemasukan atau penyampaian. Artificial insemination adalah
penghamilan atau pembuahan buatan. Hukum bayi tabung terdapat dalam surat
Al-Isra ayat 70 dan AT-Tin ayat 4.
Donor atau yang sering transplantasi adalah perpindahan sebagian atau
seluruh jaringan atau organ dari satu individu pada individu itu sendiri atau pada
individu lainnya baik yang sama maupun berbeda spesies. Donor organ terbagi
menjadi 3 yaitu donor organ dalam keadaan sehat, koma (sebelum meninggal) dan
meninggal.
Bedah plastik adalah suatu cabang ilmu kedokteran yang bertujuan untuk
merekonstruksi atau memperbaiki bagian tubuh manusia melalui operasi
kedokteran. Hukum bedah plastik dibagi menjadi 2 yaitu mubah dan haram.
Transgender merupakan gejala ketidakpuasan seseorang karena merasa
tidak adanya kecocokan antara bentuk fisik dan kelamin dengan kejiwaan ataupun
adanya ketidak puasan dengan alat kelamin yang dimilikinya. Ekspresinya bisa
dalam bentuk dandanan, make up, gaya dan tingkah laku, bahkan sampai kepada
operasi penggantian kelamin.

24
3.2 Saran
Pada makalah ini penulis berharap 4agar pembaca dapat mengetahui

pandangan agama terhadap beberapa praktik kesehatan seperti praktik inseminasi

buatan (bayi tabung), donor darah, bedah plastik dan transgender. Kemudian

penulis berharap agar pembaca mengetahui halal tidaknya praktik tersebut dalam

kehidupan sehari-hari.

DAFTAR RUJUKAN

https://keperawatanreligiondinnyria.wordpress.com

Aktual.com. 2017. Pandangan Islam Tentang Muslim yang Terlanur Jadi

Transgender. (http://www.aktual.com/pandangan-islam-tentang-muslim-yang-

telanjur-jadi-transgender/), diakses 14 Oktober 2017.

Umy.ac.id. 2017. Transgender dan Operasi Kelamin dalam Pandangan

Islam. (http://muhsinhar.staff.umy.ac.id/transgender-dan-operasi-kelamin-dalam-

pandangan-islam/), diakses 14 Oktober 2017.

jnahdya. 2013. Bayi Tabung Dalam Islam

(https://keperawatanreligionjannanahdya.wordpress.com/), diakses 15 Oktober

2017

Handayani. 2013. Problematika Bayi Tabung Menurut Hukum Islam,

(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=318488&val=7149&title=P

ROBLEMATIKA%20BAYI%20TABUNG%20MENURUT%20HUKUM%20IS

LAM), diakses 15 Oktober 2017

25
Wordpress.com. 2017. Bayi Tabung Dalam Pandangan Hukum Islam,

(https://keperawatanreligionirinegemasari.wordpress.com/), diakses 15 Oktober

2017

file:///C:/Users/Personal/AppData/Local/Temp/WPDNSE/%7B0176012E-

0172-0177-2201-310152013801%7D/Contoh-NA-Tansplantasi-Organ-

Manusia.pdf, diakses pada tanggal 14 Oktober 2017.

file:///C:/Users/Personal/AppData/Local/Temp/WPDNSE/%7B0176012E-

0172-0177-2201-310152013801%7D/102111055_Bab3.pdf, diakses pada tanggal

14 Oktober 2017.

26

Anda mungkin juga menyukai