PENDIDIKAN KESEHATAN
Pencegahan Stroke Berulang
di Ruang Cempaka Bawah RSUD DR. Slamet Garut
Disusun Oleh :
1. Pengertian stroke
2. Macam-macam stroke
3. Faktor risiko terjadinya stroke
4. Tanda dan gejala stroke
5. Pencegahan stroke berulang
Sasaran : Ny. T di ruangan cempaka bawah RSUD dr. Slamet Garut
Hari/Tanggal : Jumat, 07 Desember 2019
Waktu : 14.40 – 14.55 (1x 15 menit)
Penyuluh : Rizka Ananda R
Tempat : Ruang Cempaka Bawah RSUD dr. Slamet Garut
C. Materi (Terlampir)
D. Kegiatan Penyuluhan
D. Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara lisan dengan teknik sumatif, yaitu dilakukan di akhir
penkes. Penyuluh memberikan pertanyaan seputar materi yang telah
disampaikan. Evaluasi diberikan untuk mengetahui sejauh mana peserta
mengetahui dan memahami tentang materi manajemen konstipasi pada pasien
bedah orthopedi yang telah disampaikan oleh penyuluh.
Pertanyaan yang diberikan:
Apa yang dimaksud dengan stroke?
Sebutkan minimal 2 tanda gejala stroke
Sebutkan minimal 2 cara pencegahan stroke berulang
Lampiran Materi
1. Pengertian stroke
Stroke adalah penyakit pembuluh darah otak. Definisi menurut WHO, Stroke
adalah suatu keadaan dimana ditemukan tanda-tanda klinis yang berkembang cepat
berupa defisit neurologik fokal dan global, yang dapat memberat dan berlangsung
lama selama 24 jam atau lebih dan atau dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vascular. Stroke terjadi apabila pembuluh darah
otak mengalami penyumbatan atau pecah. Akibatnya sebagian otak tidak
mendapatkan pasokan darah yang membawa oksigen yang diperlukan sehingga
mengalami kematian sel/jaringan (AHA, 2014)
2. Macam-macam stroke
Menurut Kemenkes (2013), ada 2 macam stroke :
Stroke Iskemik (sumbatan)
- Emboli
Terdapat bekuan darah atau plak dari arteri besar yang terangkut menuju ke otak
- Trombotik
Stroke Hemoragik (Pendarahan)
- Intraserebral
Pecahnya pembuluh darah di ruang intra serebral yang menyebabkan sel-sel otak
mati, biasanya disebabkan oleh hipertensi
- Subarachnoid
Pecahnya pembuluh darah dekat otak di antara otak dan tulang tengkorak. Biasanya
disebabkan oleh aneurisma
3. Faktor risiko stroke
Tidak dapat dimodifikasi
- Umur - Jenis Kelamin
- RAS - Genetik
Dapat dimodifikasi
- Hipertensi - Hiperkolesterolemia
- Diabetes Mellitus - Penyakit jantung
- Obesitas - Stres
4. Tanda dan gejala stroke
Gejala umum
Mati rasa atau kelemahan pada wajah. Tanpa perfusi yang memadai, oksigen
juga rendah, dan jaringan wajah tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa mereka.
Perubahan status mental. Karena oksigen berkurang, pasien mengalami
kebingungan.
Kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan. Sel berhenti berfungsi sebagai
hasil dari perfusi yang tidak memadai.
Gangguan visual. Mata juga membutuhkan oksigen yang cukup untuk fungsi
yang optimal.
Hemianopsia homonim. Ada kehilangan setengah dari bidang visual.
Hilangnya penglihatan tepi. Pasien mengalami kesulitan melihat di malam hari
dan tidak menyadari objek atau batas objek.
Hemiparesis. Ada kelemahan pada wajah, lengan, dan tungkai pada sisi yang
sama karena lesi di belahan yang berlawanan.
Hemiplegia. Kelumpuhan wajah, lengan, dan tungkai pada sisi yang sama karena
lesi di belahan yang berlawanan.
Ataxia. Kiprah mengejutkan, tidak stabil, dan ketidakmampuan untuk menjaga
kaki bersama.
Disartria. Inilah kesulitan dalam membentuk kata-kata.
Disfagia. Ada kesulitan menelan.
Paresthesia. Ada mati rasa dan kesemutan pada ekstremitas dan kesulitan dengan
proprioception.
Afasia ekspresif. Pasien tidak dapat membentuk kata-kata yang dapat dimengerti
namun dapat berbicara dalam respon kata tunggal.
Afasia reseptif. Pasien tidak dapat memahami kata yang diucapkan dan dapat
berbicara tetapi mungkin tidak masuk akal.
Afasia global. Ini adalah kombinasi antara afasia ekspresif dan reseptif
5. Pencegahan stroke berulang (Kemenkes, 2013)
- Berhenti merokok
- Menjaga tensi dan kolesterol
- Makan sehat dan olahraga
- Kurangi stress
- Kurangi hal yang dapat meningkatkan hipertensi
Daftar Pustaka
American Heart Association, (2014). Heart Disease and Stroke Statistics. AHA
Statistical Update, p. 205.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2008). Pedoman Pengendalian
Diabetes Melitus Dan Penyakit Metabolik.
Riset Kesehatan Dasar(Riskesdas). (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian RI tahun 2013.Diakses: 19 Oktober 2014, dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%2
0 2013.pdf.