Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan karuni-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan karya
tulis yang berjudul “Laporan Buku Strategi, Metode, Dan Teknik Mengajar
Menciptakan Keterampilan Mengajar Secara Efektif Dan Edukatif”.

Laporan buku ini merupakan salah satu panduan yang dapat dijadikan
pegangan disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi Keguruan. Saya
berterima kasih kepada Bapak Adriantoni, M.Pd selaku dosen pengampu maa kuliah
yang telah memberikan bimbingan sehingga tugas laporan buku ini dapat
diselesaikan. Selain itu saya berharap semoga laporan buku ini dapat bermanfaat bagi
pembaca terutama calon-calon guru dan diri saya sendiri. Oleh karena itu, besar
harapan saya akan kritik dan saran yang membangun dan dapat memperbaiki laporan
ini kedepannya. Saya mohon maaf sebesar-besarnya atas kesalahan maupun
kekurangan dalam penyusunan laporan ini.

Padang, 27 Oktober 2018

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………… 1

DAFTAR ISI………………………………………………………………….. 1

IDENTITAS BUKU………………………………………………………….. 4

BAB 1 MENGENAL PROFESI GURU……………………………........... 5

A. Beberapa Istilah Tentang Guru……………………………………… 5


B. Kedudukan Guru…………………………………………………….. 5
C. Tugas Guru………………………………………………………….. 5

BAB II GURU, DIBERDAYAKAN TERLEBIH DAHULU…………… 6

A. Pemberdayaan Guru………………………………………………… 6
B. Pendekatan Pemberdayaan Guru…………………………………… 6
C. Langkah-Langkah Pemberdayaan………………………………….. 7

BAB III KONSEP DASAR MENGAJAR

A. Guru Teladan Terdekat……………………………………………… 7


B. Mengajar Sebagai Profesi…………………………………………… 8
C. Wawasan Etika Mengajar Bagi Calon Guru………………………… 8
D. Kompetensi Guru…………………………………………………… 9

BAB IV KONSEP BELAJAR MIKRO

A. Pengertian Pengajaran Mikro…………………………...................... 10


B. Karakteristik Pengajaran Mikro…………………………………….. 10
C. Tujuan Pengajaran Mikro……………………………………………. 10
D. Manfaat Pengajaran Mikro………………………………………….. 11
E. Aspek Aspek Pengajaran Mikro…………………………………….. 11

2
BAB V KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENNUTUP
PELAJARAN

A. Pengertian ………………………………………………………….. 12
B. Membuka Pelajaran………………………………………………… 12
C. Prinsip-Prinsip Penerapan Membuka Pelajaran…………………….. 12
D. Pelaksanaan Membuka Dan Menutup Pelajaran……………………. 13
E. Komponen Keterampilan Membuka Pelajaran……………………… 13

BAB VI KETERAMPILAN MENJELASKAN

A. Pengertian…………………………………………………………… 14
B. Tujuan………………………………………………………………. 15
C. Prinsio-Prinsip Penggunaan……………………………………… 15
D. Perencanaan Dan Pelaksanaan Menjelaskan………………..……… 15

BAB VII KETERAMPILAN BERTANYA

A. Pengertian……………………………………………………………. 17
B. Jenis-Jenis Pertanyaan……………………………………………… 17
C. Komponen Keterampilan Bertanya…………………………………. 18

BAB VIII KETERAMPILAN MEMBERIKAN PENGUATAN

A. Rasionalisasi Dan Pengertian………………………………………… 19


B. Tujuan Diberikanpenguatan…………………………………………. 19
C. Prinsip-Prinsip………………………………………………………. 19
D. Komponen Keterampilan Memberikan Penuatan…………………… 20
E. Cara Penggunaan Penguatan………………………………………… 20

BAB IX KETERAMPILAN MENGGUNAKAN VARIASI

A. Pengertian…………………………………………………………… 20
B. Tujuan……………………………………………………………….. 20

3
C. Prinsip-Prinsip Penggunaan…………………………………………. 20
D. Komponen Keterampilan Variasi Mengajar………………………… 20

BAB X KETERAMPILAN MENGAKTIFKAN BELAJAR SISWA

A. Pendahulan………………………………………………………….. 20
B. Tipe Belajar Siswa…………………………………………. ………. 21
C. Strategi Mengaktifkan Kelas…………………………………………. 21

BAB XI MENYUSUN PERANGKAT KELAS

A. Pendahuluan………………………………………………………… 22
B. Menyusun Program Pembelajaran………………………………….. 22

PENUTUP

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU……………………………. 23

4
BAB I

PEMBAHASAN

A. IDENTITAS BUKU

JUDUL BUKU : Strategi, Metode dan Teknik Mengajar

NAMA PENULIS : Marno, M.Pd dan M. Idris, S.Si

PENERBIT : AR-Ruzz Media

TAHUN TERBIT : 2014

ALAMAT : Boston

JUMLAH HAL : 185 Halaman

JUMLAH BAB : XI Bab

WARNA SAMPUL : Biru Muda

ISBN : 978-602-7874-87-9

5
B. KAJIAN ISI BUKU

CHAPTER 1 : MENGENAL PROFESI GURU

A. Beberapa Istilah Tentang Guru


Dalam khazanah pemikiran islam, beberapa istilah guru yaitu
“ustad”, “muallim”, “muaddib”, dan “murabbi”. Istilah muallim
menekankan pada guru sebagai pengajar dan penyampai pengetahuan
(knowledge), dan ilmu (science). Istilah muaddib menekankan pada
guru sebagai pembina moralitas dan akhlak peserta didik dengan
ketauladanan. Sedangkan murabbi menekankan pada pengembangan
dan pemeliharaan baik dari aspek jasmani maupun rohani. Dan ustad
adalah istilalah umum yang digunakan dalam bahasa Indonesia yang
berarti guru.
B. Kedudukan Guru
Para penulis seperti al- Ghazali, M. Athiyah al- Abrasy, Asama
Hasan Fahmi, dan Zafar Iqbal mengemukakan kedudukan guru sangat
mulia dalam pandangan islam. Yaitu kemuliaan guru secara normative
dari perspektif hadits nabi dan rasul, yaitu: “Tinta para ulama lebih
baik dari darahnya para syuhada”.

C. Tugas Guru
Menurut darji Darmodiharjo, tugas guru minimal ada 3, yaitu
mendidik, mengajar dan melatih. Tugas mendidik lebih menekankan
pada pembentukan jjiwa, karakter dan kepribadian berdasarkan nilai-
nilai. Tugas mengajar menekankan pada pengembangan kemampuan
penalaran. Sedangkan tugas melatih lebih kepada pengembangan
kemampuan penerapan teknologi dengan cara melatih berbagai
keterampilan.
Dalam perspektif islam tugas guru memiliki dimensi yang
lebih luas dan agung, yaitu tugas ketuhanan, tugas kerasulan, dan

6
tugas kemanusiaan. Dikatakan tugas ketuhanan karena mendidik
merupakan fungsional Allah sebagai Rabb, yaitu sebagia guru bagi
semua makhluk, dengan mengirimkan wahyu, mengutus rasul-Nya,
dan lewat hamba-hamba-Nya. Guru bertugas kerasulan yaitu
menyampaikan pesan-pesan kepada umat manusia. Tugas kerasulan
tidak berhenti dengan wafatnya Rasulullah melainkan diteruskan oleh
seluruh umatnya yang beriman dengan cara meneruskan kepada
seluruh umat manusia. Sedangkan tugas sebgai kemanusiaan, seorang
guru terpanggil untuk membimbing, melayani, mengarahkan,
menolong, memotivasi, dan memberdayakan sesame, khususnya anak
didiknya

CHAPTER II : GURU, DIBERDAYAKAN TERLEBIH DAHULU

A. Pemberdayaan Guru
Dalam proses pembelajaran di sekolah, terutama sekolah dasar,
guru merupakan sumber daya edukatif. Karena itu, pemberdayaan
guru harus berdasarkan pada hal-hal berikut:
1. Peran guru sebagai sumber edukatif tidak dapat digantikan
walaupun teknologi pembelajaran berkembang pesat.
2. menuntut pertanggung jawaban proses penyelenggaraan
pendidikan dan proses pembelajaran disekolah secara transparan.
3. Perubaan social diikuti dengan perubahan masyarakat terhadap
kompetensi lulusan pendidikan.

B. Pendekatan Pemberdayaan Guru


Menurut gaff and smitt, dikutip Hadikoemoro, pemberdayaan
guru menggunaan 3 pendekatan : pendekatan personal, pendektan
instruksional, dan pendekatan organisasional. Pendekatan personal
menekankan pada aspek-aspek seperti efektivitas mengajar,
pengembangan professional, peningkatan kemampuan teknik dan

7
keterapilan mengajar. Pendekatan instruksional menekankan pada
perbaikan pengajaran, seperti pengembangan kurikulumdesain dan
system pengajar, bahan ajar, media dan lain-lain. Sedangangkan
pendekatan organisasional yaitu memfokuskan pada lingkungan dan
suasana belajar dimana murid berada.

C. Langkah-Langkah Pemberdayaan
1. Peningkatan kesejahteraan guru
2. Pengembangan karier guru
3. Peningkatan kemampuan para guru
4. Mengatasi beban psikologis guru

CHAPTER III : KONSEP DASAR MENGAJAR

A. Guru Teladan Terdekat


Dalam melaksanakan tugasnya seorang guru yang memiliki
profesinya harus melalui pendidikan khusus yang bertujuan utama
memberikan layanan sebaik baiknya kepada anggota masyarakat yang
membutuhkan. Profesi merupakan perpaduan antara keahlian dan
kepribadian yang mewujud dalam teknik atau cara khusus yang
diperlukan untuk menjalankan tugas sesuai dengan kematangan atau
derajat kepatuhannya dengan etika yang dipegangnya

B. Mengajar Sebagai Profesi


Pada hakikatnya, mengajar adalah proses yang dilakukan oleh
guru dalam mengembangkan kegiatan belajar siswa
(Witherington,1952). Dari hal tersebut mengandung arti bahwa proses
mengajar oleh guru menghadirkan proses belajar pada siswa yang
berwujud perubahan tingkah laku, meliputi perubahan keterampilan,
kebiasaan, sikap, pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi. Mengajar

8
secara umum adalah mengembangkan tingkah laku siswa menuju
kedewasaan. Guru bertanggung jawab dituntut untuk memiliki
kompetensi atau kewenangan professional.

C. Wawasan Etika Mengaajar Bagi Calon Guru


1. Etika mengajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Etika adalah : ilmu
tentang apa yang baik dan apa yang buruk, dan tentang hak dan
kewajiban, kumpulan asa atau nilai yang berkenaan dengan akhlak,
nilai mengenai benar dan salah yang dianut oleh golongan
masyarakat. Dari pengertian tersebut Solomon menambahkan
bahwa etika perlu dipelajarioleh kalangan tertentu (pendidik),
karena etika menunjukkan dua hal, yaitu disiplin ilmu yang
mempelajari nilai-nilai dan pembenaran dan permasalahan disiplin
ilmu itu sendiri.

2. Kegunaan etika mengajar bagi calon guru


Ikatan pendidik terhadap kode etik mengajar dimaksudkan
sebagai upaya membantu pendidik dalam mengatasi situasi dan
kondisi belajar mengajar yang sesuai dengan persyaratan
pendidikan.
Menurut Strike dan Stoltis, pendidik menggunakan cara
berpikir etis yaitu dengan menggunakan rasa kejujuran pribadinya
dan kewajiban profesionalnya dengan memberikan perlakuan sama
terhadap siswa mengenai penerapan hukuman dan kebebasan
intelektual
.

3. Perwujudan etika mengajar di sekolah

9
Tugas mengajar merupakan profesi khusus karena mengajar
merupakan pekerjaan yang harus memberikan jasa yang bermutu
tunggi dalam proses humanisasi dan hominisasi.
Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab guru dituntut
untuk membimbing pelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan sehingga etika mengajar sangat dibutuhkan; selain
itu dalam mengembangkan profesinya sebagai calon guru, terdapat
wadah mengemban misi melaksanankan pembelajaran yang dapat
,empertemukan pendidikan dengan islam

D. Kompetensi mengajar
Kemampuan mengajar menjadi tujuan pendidikan pra jabatan guru
dan menjadi indicator keberhasilan proses pembelajaran bagi siswa.
Kompetensi guru akan lebih baik jika didukung oleh aspek yang
meliputi kemampuan Profesi; Penguasaan bahan pembelajaran Prinsip;
strategi, dan teknik keguruan dan kependidikan; Perancangan peran
secara situasional;,Penyesuaian pelaksanaan yang bersifat
transaksional.

CHAPTER IV : KONSEP PENGAJARAN MIKRO

A. Pengertian Pengajaran Mikro


Pengajaran mikro (micro teaching) merupakan bentuk pelatihan
mengajar dan berlatih untuk menguasai keterampilan mengajar.
Menurut Waksito, micro teaching adalah suatu metode belajar
mengajar atas dasar performansi yang tekniknya adalah dengan jalan
mengisolasikan komponen-komponen proses belajar mengajar, sehingga
calon guru dapat menguasai setiap komponen satu per satu dalam situasi
yang disederhanakan atau dikecilkan.
B. Karateristik Pengajaran Mikro

10
Pengajaran mikro merupakan real teching tapi dalam skala mikro.
Karakteristik yang khas dalam micro teaching adalah komponen
komponen dalam pengajaran yang dimikrokan.
Bentuk bentuk penyederhanaaan komponen komponen pengajaran
sebagai karakteristik pengajaran mikro didasarkan pada asumsi tertentu,
yaitu: Seluruh komponen keterampilan mengajar akan dapat dikuasai
secara mudah. Penyederhanaan situasi dan kondisi latihan, praktikan
trearah pada keterampilan yang dilatihkan.

C. Tujuan Pengajaran Mikro


Tujuan umum pengajaran mikro adalah memberikan kesempatan
kepada mahasiswa untuk berlatih mempraktikan beberapa keterampilan
mengajar didepan teman-temannya dalam suasana yang konstruktif,
suportif, dan bersahabat sehingga memiliki kesiapan mnetal, keterampilan,
dan kemampuan perfomansi yang terintegrasi untuk bekal praktik
mengajar sesungguhnya disekolah.
Tujuan khusus pengajaran mikro adalah: Mahasiswa terampil
membentuk persiapan mengajar; Membnetuk sikap professional sebagai
calon guru; Berlatih menjadi guru yang bertanggung jawab dan berpegang
pada etika keguruan; Berbicara didepan kelas secara runtut; Terampil
membuka dan menutup pelajaran, dsb.

D. Manfaat Pengajaran Mikro


Brown dan Armstrong mencatat riset tentang manfaat pengajaran
mikro yaitu,
1. Kolerasi di antara pengajran mikro dan praktik keguruan sangat tinggi
2. Praktikan yang menempuh pengajaran mikro lebih terampil
3. Praktikan yang memiliki keterampilan tinggi,pengajaran mikro kurang
bermanfaat

11
4. Setelah mengiuti pengajaran mikro, praktikan dapat menciptakan
interaksi antara siswa lebih baik
5. Penyajian model rekaman mengajar lebih baik

E. Rencana Pembelajaran Dalam Pembelajaran Mikro


Praktikan dalam pengajaran mikro dituntut untuk menyusun program
pembeljaran selama satu semester dengan mengacu pada kurikulum
berbasis kompetensi oleh sekolah. Tugas guru dalam pelaksanaan KBK
adaah menyusun program pembelajaran selama satu semester yang
ditungkan dalam silabus dan pelaksanaannya dituangan dalam rencana
pembelajaran (RP).

F. Aspek Aspek Penilaian Praktikan Mengajar


Sebagai tolok ukur prktikan dalam mengajar, aspek aspek yang dinilai
yaitu:
1. Kemampuan membuka pelajaran,
2. kemampuan menggunakan metode, bahan, dan media
pembelajaran,
3. kemampuan menggunakan waktu secara efisien,
4. kemampuan menjelaskan, menanggapi respon, menutup pelajaran
dan melaksanakan penilaiain

CHAPTER IV : KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP


PELAJARAN

A. Pengertian
Keterampilan membuka dan menutup pelajara adalah keterampilan
dasar mengajar yang harus dikuasai dan dilatihkan bagi calon guru agar
dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif, efisien dan menarik.

12
Keterampilan membuka adalah upaya guru dalam meberikan pengantar/
pengarahan mengenai materi yang akan di pelajari. Sedangkan
keterampilan menutup adalah keterampilan merangkum inti palajaran pada
akhir setiap penggal kegiatan.

B. Membuka Pelajaran
Keterampilan membuka pelajaran adalah kegiatan guru pada awal-
awal pelajaran untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan
perhatian siswa agar terarah pada hal-hal yang akan dipelajari. Beberapa
cara yang dapat diusahakan oleh guru dalam membuka pelajaran adalah
dengan menarik perhatian siswa, memotivasi siswa, memberi acuan/
struktur pelajaran, mengaitkan antar topic yang sudah dikuasai dengan
topic baru dan menanggapi situasi kelas.

C. Prinsip-Prinsip Penerapan Membuka Pelajaran


1. Prinsip Bermakna
Artinya, cara guru dalam memilih dan menerapkan komponen
keterampilan membuka pelajaran mempunyai nilai yang sangat tepat
bagi siswa dalam mengakomodasikan kesiapan dan keterkaitan siswa
untuk mengikuti pelajaran
2. Kontinu (Berkesinambungan)
Membuka pelajaran bersifat kontinu berarti antara gagasan
pembukaan dengan pokok bahasan tidak terjadi pemisahan.
3. Fleksibel ( Luwes)
Dalam kaitan nya berarti penggunaan yang tidak kaku, dalam arti
yang tidak terputus-putus atau lancer
4. Antusiasme Dan Hangat
Antusiasme menandai kadar motivasi yang tinggi dari guru dan
hasil akan berpengaruh pada motivasi yang tinggi pula pada peserta
didik. Dengan antusiasme guru dalam membawakan pelajaran,

13
mendorong murid menilai bahwa materi yang akan dipelajari
mempunyai arti yang sagat penting.
5. Prinsip-Prinsip Teknis Penggunaan Keterampilan Membuka Pelajaran
1. Singkat, padat, dan jelas
2. Keterampilan tidak diulang-ulang atau berbelit-belit
3. Menggunaan bahasa yang mudah dipahami
4. Disertai contoh atau ilustrasi
5. Mengikat perhatian anak.

D. Pelaksanaan Membuka Dan Menutup Pelajaran


Kegiatan membuka dan menutup pelajaran dilaksanakan setiap awal
danakhir penggal kegiatan inti pembelajaran. Artinya guru setiap
mengawali dan mengakhiri satu penggal inti pokok pokok materi
pelajaran harus melakukan kegiatan membuka dan menutup pelajaran.
Sebelum guru menyampaikan materi yang akan dijelaskan terlebih dahulu
guru mengkondisikan mental dan menarik perhatian siswa pada materi
yang akan disampaikan. Demikian pula pada akhir pelajaran guru
menutup pelajaran, sebelum menutup terlebih dahulu memberikan
rangkuman atau mengadakan evaluasi.

E. Komponen Keterampilan Membuka Pelajaran


1. Membangkitkan Perhatian / Minat Siswa
2. Menimbulkan Motivasi
3. Memberi Acuan Atau Struktur
4. Menunjukkan Kaitan
5. Menutup Pelajaran

14
CHAPTER 6 : KETERAMPILAN MENJELASKAN

A. Pengertian
Kegiatan menjelaskan merupakan aktivitas mengajar yang tidak
dapat dihindari guru. Menjelaskan pada dasarnya merupakan menuturkan
secara lisan mengenai suatu bahan pelajaran yang disampaiakn secar
sistematis dan terencana sehingga memudahkan siswa untuk memahami
bahan pelajaran.
Ditinjau dari isi yang disampaikan makna menjelaskan terbagi menjadi:
1. Menyampaikan imformasi yaitu bentuk penyampaian fakta dan
memberikan instruksi
2. Menerangkan yaitu hal yang bersifat pengertian atau istilah
3. Menjelaskan yaitu imformasi lisan yang diorganisasikan secara
sistematis

B. Tujuan
Ada bebrapa tujuan penggunaan penjelasan dalam pembelajaran
yaitu membimbing pikiran peserta didik dalam memahami konsep,
memperkuat struktur kognitif peserta didik, dan membantu peserta didik
memacahkan masalah, membantu peserta didik dalam mengasimilasi dan
mengakomodasikan konsep, mengkomunikasikan ide dan gagasan kepada
peseta didik, melatih peserta didik mandiri dalam mengambil keputusan,
serta melatih peserta didik berpikir logis apabila penjelasan guru kurang
sistematis.

C. Prinsip Penggunaan
1. Pada awal, tengah dan akhir pembelajaran
2. Pembelajaran harus relevan dengan tujuan pembelajaran
3. Penjelasan diberikan apabila ada pertanyaan yang memerlukan
penjelasan guru

15
4. Penjelasan harus sesuai dengan kemampuan siswa

D. Perencanaan Dan Pelaksanaan Menjelaskan


1. Perencanaan
a. Perenncanaan isi : analisis pengertian
Dalam merencanakna isi penjelasan yang disampaikan guru
mengadakan analisis pengertian yang akan diterangkan
b. Penerimaan oleh murid
Penjelasan yang diberikan guru dianggap berhasil apabila
dapat menimbulkan pemgertian dalam diri siswa.
2. Pelaksanaan
a. Orientasi
Orintasi akan menghantarkan siswa pada pokok bahasan yang akan
dibahas
b. Bahasa yang sederhana
Kejelasan suatu penjelasan dapat ditingkatkan dan didukung
dengan penggunaan bahasa yang baik
c. Penggunaan contoh
Pemahaman siswa terhadap prinsip / dalil/ hokum dapat
ditingkatkan dengan menghubungkannya dengan kejadian sehari-hari
d. Struktur atau sismatika
hendaknya tata susunan atau urutan langkah-langjah atau jalan
pikiran ditunjuk dengan jelas
e. Variasi
guru sepanjang jam pelajaran harus pandai dlam memvariasikan
sikap dan gaya belajar
f. Umpan balik

16
CHAPTER VII : KETARMPILAN BERTANYA

A. Pengertian
Keterampilan bertanya adalah keterampilan yang digunakan untuk
mendapatkan jawaban/balikan dari orang lain. Bertanya dapat meningkatkan
partisipasi murid dalam kegiatan pembelajaran serta membangkitan minat dan
rasa ingin tahu murid terhadap suatu masalah.

B. Jenis-Jenis Pertanyaan
1. Pertanyaan Menurut Maksudnya
a. Pertanyaan permintaan contohnya “Dapatkah kamu tenang, agar
keterangan saya ini dapat didengar oleh semua murid kelas ini?”
b. Pertanyaan retoris contohnya, “Mengapa beriman kepada malaikat
akan berdampak positif bagi kehidupan sehari hari?”
c. Pertanyaan mengarahkan/menntut yaitu pertanyaan yang diajukan
untuk memberi arah kepada murid dalam proses berpikirnya.
d. Pertanyaan menggali yaitu mendorong murid untuk lebih mendalami
terhadap pertanyaaan sebelumnya.
2. Pertanyaan Menurut Taksonomi Bloom
a. Pertanyaan pengetahuan contohnya ”Sebutkan lima syarat utama
menjadi imam?”
b. Pertanyaan pemahaman contohnya “Jelaskan dengan kata-katamu
sendiri tentang manfaat micro teaching?”
c. Pertanyaan penerapan contohnya ”tulislah bukti bahwa islam sangat
memperhatikan kebersihan!”
d. pertanyaan analisis conyohnya “Identifikasi motif mengapa orang
orang yang tergolong mukhlisin lebih sulit digoda setan daripada
orang-orang yang tidak mukhsisin!”

17
C. Komponen Keterampilan Bertanya
1. Kecepatan Dan Selang Waktu.
2. Arah Dan Distribusi Penunjukan
3. Teknik Penguatan
4. Teknik Menuntun
5. Teknik Menggali
6. Pemusatan
7. Pindah Gilir

CHAPTER 8 : KETERAMPILAN MEMBERIKAN PENGUATAN

A. Rasionalisasi Dan Pengertian


Penguatan adalah respon positif yang dilakukan guru atas prilaku
positif yang dicapai anak dalam proses mengajarnya, dengan tujuan untuk
mempertahankan dan meningkatkan prilaku tersebut.

B. Tujuan Pemberian Penguatan


Bertujuan untuk: meningkatkan perhatian siswa dalam proses
mengajar; membnagkitkan, memelihara, dan meningkatkan motivasi
belajar siswa; mengarahkan pengembangan berpikir kearah divergen; dan
lain sebagainya, memberikn tanda persetujuan guru terhadap tingkah
laku.
C. Prinsip-Prinsip Penguatan
Dalam penguatan kelas prinsip yang digunakan adalah sama seperti
prinsip pengelolaan kelas yaitu antusiame, Antusiasme menandai kadar
motivasi yang tinggi dari guru dan hasil akan berpengaruh pada motivasi
yang tinggi pula pada peserta didik. Selanjutnya bermakna , yaitu cara
guru dalam memilih dan menerapkan komponen keterampilan membuka
pelajaran mempunyai nilai yang sangat tepat bagi siswa dalam

18
mengakomodasikan kesiapan dan keterkaitan siswa untuk mengikuti
pelajaran serta menghindari respon negative

D. Komponen Keterampilan Memberikan Penguatan


1. Penguatan Verbal
2. Penguatan Berupa Mimik Muka Dan Gerakan
3. Mendekati Murid
4. Penguatan Dengan Sentuhan
5. Dengan Kegiatan Menyenangkan
6. Pengutan Berupa Simbol Atau Benda

E. Cara Menggunakan Penguatan


1. Penguatan Pada Pribadi Tertentu
yaitu harus jelas ditujukan pada siswa tertentu, pandangan guru
harus tegas diarahkan pada siswa yang memperoleh penguatan.
2. Pengutan Pada Kelompok
Penelompokan juga dapat diberikan pada sekelompok siswa,
misalnya dengan menyajikan pembelajaran kelompok.
3. Penguatan Yang Tidak Penuh
Sering jawaban yang diberikan anak atas pertanyaan guru sedikit
mengandung kebenaran. Untuk itu, penguatan yang digunakan bukan
penguatan tidak penuh.
4. Variasi Penggunaan
Untuk menghindari ketidakbermaknaan, guru dapat
memvariasikan penggunaannya.

CHAPTER IX : KETERAMPILAN MENGGUNAKAN VARIASI

A. Pengertian
Keterampilan menggunakan variasi merupakan salah satu
keterampilan mengajar yang harus dikuasai guru, guru harus pandai

19
menggunakan seni mengajar situasi dengan mengubah gay mengajar,
menggunakan media pembelajaran, atau mengubah pola interaksi dengan
maksud menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan.

B. Tujuan
Bertujuan menarik perhatian peseta didik terhadap mata pelajaran
yang tengah dibicarakan, menjaga kestabilan pembelajaran,
membangkitkan motivasi belajar, mengatasi situasi dan mengurangi
kejenuhan dalam pembelajaran, dan memberikan kemungkinan layanan
pembelajaran individual.
C. Komponen Keterampilan Variasi Mengajar
1. Variasi Gaya Mengajar yaitu meliputi variasi suara guru, guru dapat
memvariasikan suaranya untuk memikat perhatian anak,
menyesuaikan tinggi rendah suara dan tekanan tekanan tertentu. Kedua
yaitu variasi mimic dan gerak, variasi posisi seorang guru dalam kelas
dituntut untuk dapat menguasai kelas tidak monoton pada suatu tempat
untuk menghindari kebosanan anak, selanjutnya pemusatan dan
kesenyapan.
2. Variasi media pengajaran seperti penggunaan media dengar, media
pandang dan media pandang dengar, namun penggunaannya tidak
lepas dari pertimbangan tujuan belajar yang akan dicapai.
3. Variasi pola interaksi yaitu divariasikan dengan metode-metode dan
strategi, sehingga pola kegiatan anak akan bervariasi pula.

CHAPTER X : KETERAMPILAN MENGAKTIFKAN BELAJAR SISWA

A. Pendahuluan
Mengaktifkan kegiatan belajar berarti menuntut kreatifitas dan
kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan kegiatan
pembelajran. Cara mengaktifkan belajar siswa adalah dengan memberikan

20
berbagai pengalaman belajar berm akna yang bermanfaat bagi kehidupan
siswa dngan memberikan rangsangan tugas, tantangan, memecahkan
masalah, atau mengembangkan pembiasaan agar dalam dirinya tumbuh
kesadaran bahwa belajar menjadi kebutuhan hidupnya dan oleh sebab itu
perlu dilakukan sepanjang hari.

B. Tipe Belajar Siswa


Pada umumnya, ada 3 tipe belajar yaitu (1) visual, yaitu siswa
yang cenderung lebih memahami belajar dengan cara melihat atau
mengamati (2) auditori, dimana siswa lebih memahami belajar dengan
mendengarkan, dan (3) kinestetik, yaitu siswa yang dalam memahami
pelajaran lebih mudah dengan melakukan.

C. Strategi Megaktifkan Kelas


1. Learning starts with a question yaitu membagi siswa secara berpasang-
pasangan
2. Everyone is teacher here, adalah diterapkan dengan memandang
bahwa siswa sudah memiliki pengetahuan atau kemampuan tentang
topic yang hendak dipelajari.
3. The power of two, yaiyu memandang bahawa siswa sudah memiliki
pengetahuan lalu mengajak siswa berpikir lebih serius lagi tenteang
suatu topic yang akan didiskusikan lalu guru memberikan pertanyaan.
4. Jigsaw learning,

CHAPTER XI : MENYUSUN PERANGKAT PEBELAJARAN

A. Pendahuluan
Pembelajaran adalah upaya pengembangan daya manusia yang
harus dilakukan secara terus-menerus selama hidup. Untuk mencapainya,
maka isi pembelajaran harus berbasis kompetensi. Untuk mendukung

21
pembelajaran kompetensi, perlu dilakukan penyusunan standard nasional
seluruh mata pelajaran yang mencakup, standard nasional, kompetensi
dasa yaitu ukuran kemampun minimal yang mencakup pengetahuan,
materi pokok berupa bahan ajar, dan indicator yang merupakan
pencapaian kemampuan.

B. Menyusun Program Pembelajaran


1. Analisis hari efektif program pembelajaran
Untuk mengawali penyusunan program pembelajaran, guru perlu
membuat analisi hari efektif selama satu semester.
2. Membuat program tahunan, program semester, dan program tagihan.
a. Program tahunan
Dimaksudkan agar keutuhan dan kesinambungan program
pembelajan yang akan dilaksanankn dalam dua semester terjaga
b. Program semester
Didasarkan pada hasil analisis hari efektif program pembelajaran
tahunan
c. Program tagihan
Tagihan merupakan kegiatan yang harus dilakukan atau
ditampilkan siswa
3. Menyusun silabus
Silabus merupakan penjabaran dari standard kompetensi,
kompetensi dasar yang ingin dicapai siswa dalam pembelajaran.
Pengembanagn silabus adalah salah satu tahapan pengembangan
kurikulum.

22
PENUTUP

A. Kelebihan Buku
1. Dari segi kover buku, kover buku sangat menarik dengan dilengkapi
dengan guru yang tengah mengar dan murid menunjuk tangan, warna
buku sangat menarik sehingga dari tampak luar pembaca sudah tertarik
membaca buku
2. Buku secara keseluruhan menggambarkan bagaimana seorang guru
bertindak dan bersikap
3. Darib isi buku cukup menarik karena jelas menjabarkan subtopic
pembahasan dengan warna yang tidak menyakitkan mata ketika ingin
membaca buku terebut di malam hari.
4. Buku tidak terlalu tebal, dan bahsa yang digunakan adalah bahasa formal,
sehingga tidak ada memakai bahasa yang sulit dipahami pembaca
B. Kekurangan Buku
Buku terlalu monoton kepada teks sehingga pembaca dengan tipe
belajar visual kurang tertarik karena tidak ada sedikitpun gambar yang
mengilustrasikan penjabaran teks.

23

Anda mungkin juga menyukai