Anda di halaman 1dari 142

METODE PELAKSANAAN

PAKET PEMBANGUNAN RUMAH


SUSUN PROVINSI SULAWESI
SELATAN
1 TA. 2020
(RSNPP20-15)

METODE PELAKSANAAN
PAKET PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN PROVINSI SULAWESI
SELATAN
1.1 Pendahuluan
Metode konstruksi ini direncanakan berdasarkan BOQ (Bill of Quantity)
yang didapatkan dari dokumen lelang, dan kegiatan pada proyek ini tidak
terbatas pada proses kontruksi saja, tapi meliputi pekerjaan check, survey,
plotting, setting out, penyiapan shop-drawing, pelaksanaan, pemeliharaan,
serta pekerjaan-pekerjaan lain hingga tahap penyerahan pekerjaan secara
sempurna, yang tidak termasuk dalam penjelasan tentang metode
konstruksi ini.

1.2 Persyaratan Umum


a. Umum
Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk beluk
pekerjaan ini, Penyedia Konstruksi diwajibkan mempelajari secara seksama
seluruh gambar pelaksanaan beserta uraian pekerjaan dan persyaratan
pelaksanaan seperti yang akan diuraikan dalam buku ini.
Bila terdapat ketidakjelasan dan atau perbedaan dalam gambar dan uraian ini.
Penyedia Konstruksi diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan penyelesaian.

b. Lingkup Pekerjaan
Penyediaan tenaga kerja, bahan dan alat kerja yang dibutuhkan dalam
melaksanakan pekerjaan ini serta mengamankan, mengawasi dan memelihara
bahan, alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung
sehingga seluruh pekerjaan dapat selesai dengan sempurna.
c. Sarana Kerja
Penyedia Konstruksi wajib memasukkan Jadwal Kerja.
Penyedia Konstruksi juga wajib memasukkan identifikasi dari tempat kerja,
nama, jabatan dan keahlian masing masing anggota pelaksana pekerjaan, serta
inventarisasi peralatan yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini.
Penyedia Konstruksi wajib menyediakan tempat penyimpanan bahan / material di
tapak yang aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat
mengganggu pekerjaan lain. Semua sarana yang digunakan harus benar benar
baik yang memenuhi persyaratan kerja, sehingga kelancaran dan memudahkan
kerja di tapak dapat tercapai.
d. Gambar Dokumen
1. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam Gambar yang ada
dalam Buku Uraian Pekerjaan ini, maupun perbedaan yang terjadi akibat
keadaan di tapak, Penyedia Konstruksi wajib melaporkan hal tersebut kepada
Konsultan Pengawas secara tertulis untuk mendapatkan keputusan
pelaksanaan di tapak setelah Konsultan Pengawas berunding terlebih dahulu
dengan PPK / Direksi Teknis. Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan
alasan oleh Penyedia Konstruksi untuk memperpanjang waktu pelaksanaan.

2. Apabila terdapat perbedaan antara dokumen-dokumen sebagai berikut:


i. Dokumen Gambar – gambar dan Berita Acara Perubahan;
ii. RKS (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) dan Berita Acara Perubahan;
iii. BQ; maka:
a. Apabila item pekerjaan terdapat dalam sekurang-kurangnya salah
satu dari tiga dokumen diatas dan tidak terdapat pada dua dokumen
lainnya, maka item pekerjaan tersebut wajib dikerjakan dan
merupakan bagian biaya kontrak dan sebelumnya dikonsultasikan
dengan pihak-pihak yang berwenang / pemutus dan harus
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas dan PPK.
b. Apabila terdapat item pekerjaan yang ada pada sekurang-kurangnya
dua dokumen diatas, tetapi berbeda spesifikasinya, maka spesifikasi
yang dipakai adalah spesifikasi yang tercantum dalam dokumen,
menurut hirarki sebagai berikut:
 Dokumen Gambar – gambar dan Berita Acara Perubahan
 RKS
 BQ

3. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, Penyedia Konstruksi diwajibkan


memperhatikan dan meneliti terlebih dahulu semua ukuran yang tercantum
seperti, peil, ketinggian, lebar, ketebalan, luas penampang, dan lain lain sebelum
memulai pekerjaan dijadikan pegangan setelah berunding. Bila ada keraguan
mengenai ukuran atau bila ada ukuran yang belum tercantum dalam gambar
Penyedia Konstruksi wajib melaporkan hal tersebut secara tertulis kepada
Konsultan Pengawas dan Konsultan Pengawas memberikan keputusan ukuran
mana yang akan dipakai dan dulu dengan Perencana.

4. Penyedia Konstruksi tidak dibenarkan mengubah atau mengganti ukuran yang


tercantum didalam gambar pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan
Pengawas. Bila Hal tersebut terjadi, segala akibat yang akan menjadi
tanggungjawab Penyedia Konstruksi baik dari segi biaya maupun waktu.

5. Penyedia Konstruksi harus selalu menyediakan dengan lengkap masing-masing


dua salinan, segala gambar spesifikasi teknis, addendum, berita acara
perubahan dan gambar pelaksanaan yang telah disetujui dan ditempatkan di
Direksi Keet. Dokumen ini harus dapat dilihat Konsultan Pengawas disetiap
saat sampai dengan serah terima kesatu, dokumen tersebut akan
didokumentasikan oleh Pemberi Tugas

1.3 Data Informasi Proyek


Informasi Proyek
Pembangunan Rumah Susun Provinsi
Nama Paket :
Sulawesi Selatan 1 TA. 2020 (RSNPP20-50)
JL. Jend. Ahmad Yani Kel. Lapadde, Kec.
Lokasi :
Ujung, Kota Pare-Pare

Waktu 210 (Dua Ratus Sepuluh) hari kalender


:
Pelaksanaan sejak SPMK

Dokumen Pemilihan Nomor: 01/POKJA-


Dokumen : 16/03NG-WILIV/RSNPP20-15/2019
Tanggal 27 November 2019

APBN Tahun Anggaran 2020 pada DIPA


Pendanaan :
Satuan Kerja Pengembangan Perumahan
Tahun Anggaran 2020.
1.4 Manajemen Konstruksi
a. Manajemen Proyek
• Struktur Organisasi
Pelaksanaan proyek dikelola oleh suatu tim manajemen yang dipimpin
Project Manager, dibantu oleh Site Manager, estimator dan beberapa
tenaga Pelaksana Lapangan.

PROJECT MANAGER

SITE MANAGER
TENAGA AHLI STRUKTUR

TENAGA AHLI ARSITEKTUR

TENAGA AHLI MEKANIKAL

TENAGA AHLI ELEKTRIKAL

Project Manager
 Bertanggung jawab untuk perancanaan, manajemen, koordinasi
dan kontrol keuangan dari proyek konstruksi.
 Memastikan kebutuhan klien terpenuhi, proyek selesia tepat waktu
dan sesuai anggaran dan tim pekerja lain melakukan pekerjaan
mereka dengan baik.
 Mengorganisir berbagai orang professional yang bekerja pada
sebuah proyek
 Melakukan analisis, penilaian dan control terhadap risiko
 Memastikan standar kualitas terpenuhi
 Merekrut tenaga professional dan menentukan sub-kontraktor
pemenang tender pekerjaan
 Bertanggung jawab penuh pada seluruh kegiatan akuntansi, biaya
dan penagihan
 Bertanggung jawab pada kegiatan serah terima pekerjaan kepada
klien
Site Manager
 Bertanggung jawab secara umum terhadap proses transformasi
gambar kerja kehasil akhir pekerjaan sesuai dengan metode
pelaksanaan dan spesifikasi mutu produk yang ditetapkan.
 Memastikan tersedianya gambar kerja dan metode pelaksanaan
pekerjaan.
 Berdasarkan jadwal mingguan membuat detail perencanaan
material, alat dan lokasi tenaga kerja.
 Memastikan kesiapan lapangan, ketersediaan material serta alat
kerja untuk pelaksanaan pekerjaan.
 Memastikan kesiapan tenaga kerja (mandor atau sub Kontraktor)
dalam jumlah yang cukup.
 Melakukan pemeriksaan lapangan untuk memastikan setiap proses
konstruksi di lapangan sesuai dengan metode pelaksanaan yang
tercantum dalam project quality plan dan sesuai dengan gambar
kerja revisi baru.
 Mengatasi masalah-masalah mengenai pelaksanaan teknis dan
kelancaran proyek di lapangan.

Tenaga Ahli Struktur


 Bertanggung jawab kepada Site Manager
 Sebagai penanggung jawab teknis tertinggi pelaksanaan
Pengendalian Rencana Desain Struktur dalam konstruksi.
 Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan di lapangan
sesuai dengan persyaratan waktu, mutu dan biaya yang telah
ditetapkan.
 Bertanggung jawab atas hasil evaluasi dan koreksi Rencana Desain
Struktur yang dihasilkan oleh Perencana Struktur.
 Bertanggung jawab atas hasil evaluasi dan koreksi Gambar Shop
Drawing Struktur yang diajukan oleh Kontraktor.
 Bertanggung jawab atas hasil evaluasi dan koreksi Gambar AsBuilt
Drawing Struktur yang diajukan oleh Kontraktor.
 Melakukan koordinasi antar bidang/disiplin secara internal dalam
organisasi proyek.
 Bertanggung jawab atas kualitas & kuantitas implementasi di
lapangan untuk bidang Struktur Bangunan.

Tenaga Ahli Arsitektur


 Bertanggung jawab atas hasil pekerjaan pada bidangnya.
 Mendukung dan memberi input design arsitek.
 Memecahkan problem design.
 Mengadakan review dan diskusi.
 Konsultasi dengan bidang tenaga ahli terkait kebutuhan konstruksi
yang lain.
 Mendisain, menghitung secara konstruksi pada proses perencanaan
dan proses pelaksanaan.
 Mengumpulkan serta mengolah data dan informasi lapangan.
 Membuat gambar skematik sistem struktur yang akan digunakan.
 Pekerjaan Grading, Pekerjaan ini dimaksudkan untuk
mempersiapkan lahan agar siap untuk Dibangun.
Tenaga Ahli Mekanikal
 Menyiapkan data perencanaan yang dibutuhkan untuk pekerjaan
yang terkait dengan bidangnya.
 Melakukan kegiatan pembuatan sistem mekanikal berdasarkan
hasil rancangan.
 Melakukan pengawasan pelaksanaan pembuatan system mekanikal
sesuai dengan jadwal waktu dan spesifikasi yang telah ditentukan.
 Melakukan pengawasan pada kegiatan instalasi sistem mekanikal
mengacu pada manual pemasangan yang telah ditentukan.
 Melakukan pengujian hasil instalasi sistem mekanikal.
 Melakukan pemeliharaan sistem mekanikal yang telah dipasang.
 Membuat laporan hasil pekerjaan.

Tenaga Ahli Elektrikal


 Bertanggung jawab kepada Site Manager.
 Sebagai penanggung jawab teknis tertinggi pelaksanaan
pengendalian dan pengawasan pekerjaan elektrikal di lapangan.
 Mewakili Site Manager dalam rapat – rapat koordinasi mingguan
bidang elektrikal di lapangan.
 Memimpin dan mengendalikan pelaksanaan pekerjaan di lapangan
sesuai dengan persyaratan waktu, mutu dan biaya yang telah
ditetapkan.
 Melakukan koordinasi antar bidang/disiplin secara internal dalam
organisasi proyek.
 Melakukan pengawasan pelaksanaan pembuatan system mekanikal
sesuai dengan jadwal waktu dan spesifikasi yang telah ditentukan.
• Manajemen Mutu

Manajemen mutu proyek meliputi proses-proses dan aktivitas-aktivitas


menjalankan organisasi yang menentukan kebijakan kualitas, tujuan, dan
tanggung jawab sehingga proyek dapat memenuhi kebutuhan dasar proyek
tersebut dilaksanakan. Manajemen mutu menerapkan sistem manajemen
kualitas melalui kebijakan dan prosedur dengan kegiatan peningkatan
proses berkelanjutan (continuous process improvement activities) yang
dilaksanakan sepanjang sesuai dengan keadaan.
Kontrol mutu juga mempunyai sistem kerja antara lain ialah :

 menjamin mutu dari material, peralatan, kecakapan personil,


hasil akhir yang sesuai dan hal-hal lain yang berhubungan
dengan proyek yang sesuai dengan perjanjian kontrak;
 memeriksa dan meninjau semua pengajuan yang
berhubungan dengan kontrol mutu yang akan
dipergunakan di lapangan;
 mutu konstruksi;
 pengujian klaim kecelakaan;
 hemat dari segi biaya dan waktu dengan mencegah cara kerja
yang tidak efisien.

Sistem kontrol mutu ini dipakai oleh semua personil yang secara langsung
maupun tidak langsung cepat mempengaruhi penampilan dari kontraktor
utama termasuk sub-kontraktor dan personil kantor pusat.
• Manajemen Biaya

Pengendalian biaya meliputi usaha perencanaan biaya proyek yang


seefisien mungkin, dalam arti dengan biaya yang wajar mampu dihasilkan
bangunan yang sesuai standar yang diinginkan dan dalam pelaksanaannya
biaya yang diperlukan tidak lebih dari biaya rencana. Pengendalian biaya
meliputi biaya pembelian material, pengupahan tenaga kerja, perawatan
alat, asuransi tenaga kerja, dan biaya-biaya lainnya.
Pengendalian biaya dimaksudkan agar tidak terjadi penyimpangan
terhadap ketentuan anggaran proyek yang dilaksanakan. Perlu diadakan
usaha-usaha:
 Memprediksikan pengeluaran biaya per minggu dengan melihat
grafik kurva S (Time Schedule), sesuai dengan rencana atau
tidakMeninjau ulang biaya riil yang dikeluarkan dengan
 Prestasi pekerjaan yang telah diperoleh

 Kontraktor mencatat segala aktivitas pengeluaran proyek serta


mengevaluasi agar optimasi biaya yang telah ditetapkan tidak
terlampaui
 Menjaga disiplin pelaksanaan guna menghindari pengeluaran
biaya yang tidak termasuk dalam anggaran
 Mencatat setiap bahan atau material yang masuk ke lokasi
proyek.

Untuk menghindari kerugian yang besar, pihak kontraktor


berusaha mengejar keterlambatan dengan penambahan tenaga kerja
yang seefektif mungkin serta mencoba meminta toleransi-toleransi yang
berkaitan dengan waktu pelaksanaan maupun yang menyangkut
keberadaan material yang digunakan dalam pekerjaan proyek ini.

• Manajemen Waktu

Pada setiap pelaksanaan sebuah proyek, termasuk proyek ini pihak


kontraktor akan berusaha melaksanakan pekerjaan sesuai dengan time
schedule yang telah dibuat dan disetujui oleh pemberi tugas, pengawas
dan kontraktor sendiri. Akan tetapi sering kali terjadi keterlambatan.
Pekerjaan yang disebabkan oleh banyak hal, misalnya keterlambatan
material, kesalahan pada gambar rencana, cuaca buruk, kelalaian tenaga
kerja, dll.
Untuk mengatasi keterlambatan pekerjaan, maka kontraktor berusaha
untuk mencapai prestasi pekerjaan sesuai dengan time schedule dengan
cara:
 Menambah durasi waktu pekerjaan dengan cara sistem lembur
pada malam hari dan hari minggu. Waktu kerja lembur
diadakan di luar jam kerja biasa, yaitu pada malam hari untuk
menyelesaikan pekerjaan–pekerjaan yang tidak dapat ditunda
(pengecoran) dan pekerjaan terlambat dari time schedule.
 Menambah jumlah tenaga kerja.
Kegunaan dari time schedule antara lain:
 Pemimpin pelaksana pekerjaan dapat mengadakan koordinasi
semua kegiatan yang ada di lapangan mulai dari tahap
persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap penyelesaian bagian-
bagian pekerjaan.
 Sebagai pedoman kerja para pelaksana, terutama dalam
kaitannya dengan batas waktu yang telah ditetapkan untuk
masing-masing pekerjaan.
 Sebagai penilai kemajuan pekerjaan dalam hubungannya
dengan ketetapan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan.
 Sebagai evaluasi hasil pekerjaan.

Selain itu perlu diperhatikan pula mengenai sarana prasana yang


diperlukan untuk mempermudah pekerjaan selama proyek berlangsung
agar tidak terjadi keterlambatan pekerjaan terlebih apabila proyek yang
sedang berlangsung lebih dari satu dan berada di lokasi yang saling
berdekatan seperti :
 Mengevaluasi site dan penataannya. Perhatian pada alur proses
pekerjaan dan material. Site harus dievaluasi agar menghasilkan
suatu design site yang menghasilkan alur proses yang efektif
atau jalur alur sependek mungkin
 Mengidentifikasi adanya masalah pada site yang dapat
menghalangi alur proses dan material. Contoh adalah jalan
kerja harus memadai.
 Mengurangi genangan air akibat hujan. Genangan air
berpotensial menghambat laju pergerakan alur proses
pelaksanaan dan material.
 Lokasi site harus diupayakan dalam kondisi bersih dan rapi.
Kondisi ini akan sangat membantu secara psikologis para
pekerja yang bekerja di proyek.
 Memastikan akses masuk proyek sedemikian arus keluar masuk
material tidak terhambat

3.1 1.4 Metode Teknis Pelaksanaan Konstruksi


a. Metode Pekerjaan Persiapan, Site Management & Site Facility
• Pembersihan lapangan & perataan

 Kontraktor harus membersihkan lingkungan pekerjaan dari segala


sesuatu yang dapat menggangu pelaksanaan pekerjaan, dan mendapat
persetujuan pengawas/ direksi.
 Kelestarian segala jenis pohon yang ada dihalaman harus dijaga,
penebangan atau pemindahan pohon harus dengan persetujuan
tertulis dari konsultan pengawas.
 Pada umumnya, tempat-tempat untuk bangunan dibersihkan dengan
penebasan/pembabatan yang harus dilaksanakan terhadap semua
belukar/semak, sampah yang tertanam dan material lain yang tidak
diinginkan berada dalam daerah yang akan dikerjakan, harus
dihilangkan, ditimbun dan kemudian dibakar atau dibuang dengan
caracara yang disetujui oleh Direksi.
 Semua sisa-sisa tanaman ataupun kotoran seperti akar-akar, rumput-
rumput dibawah tanah dasar/permukaan tanah tempat bangunan yang
akan dibangun harus dibersihkan dan kotoran yang ditemukan harus
dibuang/dibakar.
 Bekas bangunan ataupun bangunan yang masih berada pada lokasi
pembangunan dengan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas/MK
harus dibongkar, maka Penyedia Jasa harusmelakukan pembongkaran
sampai bersih agar tidak menghalangi pelaksanaan pekerjaan
pembangunan.
 Semua daerah urugan, harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada
maupun terhadap urugan yang baru, Tanah urugan harus bersih dari
sisa-sisa tumbuhan atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan
pelapukan dikemudian hari.

• Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank


Papan bouwplank menggunakan papan 2/20/400 & kaso 5/7cm.
Pengukuran dan Titik Peil (0,00) Bangunan, melaksanakan pengukuran
yang tepat berkenaan dengan letak/kedudukan bangunan terhadap titik
patok/pedoman yang telah ditentukan, siku bangunan maupun datar
(waterpass) dan tegak lurus bangunan harus ditentukan dengan memakai
alat waterpass instrument/Theodolith. Hal tersebut dilaksanakan untuk
mendapatkan tegel, langit-langit dan sebagainya dengan hasil yang baik
dan siku, untuk mendapatkan titik Peil harap disesuaikan dengan notasi-
notasi yang tercantum pada gambar rencana (Lay Out), dan bila terjadi
penyimpangan atau tidak sesuainya antara kondisi lapangan dengan Lay
Out, kontraktor berkoordinasi pada Pengawas/Perencana.
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pemasangan Bouwplank :
 Bertanggung jawab atas ketepatan serta kebenaran persiapan
Bouwplank/pengukuran pekerjaan sesuai dengan referensi ketinggian,
dan bench mark yang diberikan konsultan pengawas secara tertulis
serta bertanggung jawab atas ketinggian, posisi, dimensi, serta
kelurusan seluruh bagian pekerjaan serta pengadaan peralatan, tenaga
kerja yang diperlukan.
 Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada
kesalahan dalam hal tersebut di atas, maka hal tersebut merupakan
tanggung jawab Kontraktor serta wajib memperbaiki kesalahan
tersebut dan akibat-akibatnya, kecuali bila kesalahan tersebut
disebabkan referensi tertulis dari Direksi Pekerjaan.
 Pengecekan pengukuran atau lainnya oleh Konsultan Pengawas atau
wakilnya tidak menyebabkan tanggung-jawab Kontraktor menjadi
berkurang. Kontraktor wajib melindungi semua benchmark, dan lain-
lain atau seluruh referensi dan realisasi yang perlu pada pengukuran
pekerjaan ini.m0
 Bahan dan Pelaksanaan.
Pemasangan bowplank harus sekeliling bangunan dengan jarak 2,00 m’
dari as tepi bangunan dengan patok patok yang kuat, bouwplank tidak
boleh dilepas atau dibongkar dan harus tetap berdiri tegak pada
tempatnya sehingga dapat dimanfaatkan hingga pekerjaan mencapai
tahapan trasraam tembok bawah.

• Direksi Keet
Direksi keet diperlukan untuk mendukung proses kegiatan dan monitoring
pelaksanaan proyek juga digunakan sebagai pusat kegiatan di lapangan.
 Direksi keet diperlukan untuk mendukung proses kegiatan dan
monitoring pelaksanaan proyek juga digunakan sebagai pusat kegiatan
di lapangan.
 Direksi keet dibangun menggunakan bahan ukuran 3x4 m', dinding
plywood, atap seng, lantai plesteran
 Peralatan yang diperlukan : Gergaji kayu, gergaji besi, ketam, ember
aduk, meteran, sekop, cangkul, stamper, cetok semen, sapu lidi, kuas,
tang, kunci inggris, obeng dan pensil.
 Metode Pelaksanaan :
- Penetapkan lokasi yang akan dijadikan tempat direksi keet.
- Permohonan ijin kepada pihak yang terkait.
- Pembersihan lokasi dan penataan tanah secara manual
- Pemasangan bouwplank.
- Pemadatan tanah dengan stamper pada lokasi yang sesuai dengan
rencana.
- Pembuatan pondasi dari kayu.
- Pembuatan dan pendirian rangka bangunan dari kayu.
- Pemasangan atap dari bahan seng gelombang.
- Pemasangan dinding tipleks untuk penyekat ruangan.
- Pasang kayu borneo double tripleks berikut kunci dan jendela kaca
nako.
-
• Pagar Seng Keliling Proyek
 Pagar pengaman proyek yang berfungsi untuk pembatas area kegiatan
pekerjaan dan mengamankan area pekerjaan dari tindakan orang luar
yang mengganggu dan membahayakan kegiatan proyek.
 Pagar pengaman proyek dibutuhkan selama pelaksanaan pekerjaan
berlangsung. Sebelum pagar pengaman proyek dibuat, telebih dahulu
dilakukan pengukuran untuk batas-batas area pekerjaan. Pagar
pengaman proyek dibuat dengan menggunakan penutup seng
gelombang dan tiang kaso. Pagar sementara didirikan mengelilingi
batas area lokasi pekerjaan. Untuk sirkulasi keluar masuk, pada bagian
depan pagar pengaman proyek dibuat pintu lengkap dengan pengunci.
Pagar pengaman proyek dapat dibongkar setelah pelaksanaan
pekerjaan proyek selesai.
Adapun metode pekerjaan pemasangan pagar seng keliling lokasi proyek yaitu;
b. Metode Pekerjaan Struktur (Pondasi dan Struktur Atas, termasuk Konstruksi
Atap)
I. Pekerjaan Struktur Bawah (Sub Structure)
• Pekerjaan Urugan Pasir atau Tanah
Urugan yang dimaksud adalah pekerjaan pengurugan / timbunan yaitu dimana
permukaan tanah yang direncanakan lebih tinggi dari permukaan tanah asli,
sebagaimana tertera dalam gambar kerja.
 Tebal urugan yaitu setebal spesifikasi yang diminta dari lapisan atas
tanah urugan di lokasi dalam bangunan.
 Tempat yang akan diurug harus bersih dari sampah dan sisa-sisa
material lain sebelum pekerjaan pengurugan dimulai.
 Pasir atau tanah yang akan digunakan untuk pengurugan harus
bersih dari sampah dan sisa-sisa material lainnya seperti akar
pohon, sisa puing bangunan dan lainnya.
 Pengurugan dilakukan lapis demi lapis dengan total mencapai
ketebalan yang diminta.
 Pemadatan dengan stamper harus dilakukan minimal 45 cm dari
saluran atau batas batas yang mungkin rusak akibat penggunaan
stamper, untuk itu untuk lokasi yang tidak bisa digunakan stamper
atau lokasi yang dianggap berbahaya dapat digunakan mesin gilas
dengan persetujuan konsultan pengawas.
 Hasil urugan dan pengerasan harus sesuai dengan gambar kerja,
dan material yang digunakan harus memenuhi spesifikasi yang
telah ditentukan.
 Tanah yang tidak dapat dipakai atau sisa harus dibuang keluar
lokasi pengurugan sesuai dengan petunjuk konsultan pengawas,
dengan tanggung jawab penuh kontraktor
• Pekerjaan Pondasi Tiang Pancang
1. Penentuan tititk-tititk dimana tiang pancang akan diletakkan
Penentuan ini harus sesuai dengan gambar konstruksi yang telah ditentukan oleh
perencana. Jika sudah fix titik mana yang akan dipancang, nah sampai saat itu,
pekerjaan tiang pancang sudah bisa dilakukan.
2. Mendirikan alat pemancang
Alat pemancang tiang didirikan didaerah titik letak pemancangan pondasi yang
akan di pancang, dimana alat pemancang ini harus berdiri tegak terhadap muka
tanah.
Bagian-bagian alat pemancang :
Lead
Rangka baja dengan dua bagian paralel sebagai pengatur tiang agar pada saat
tiang dipancang arahnya benar. Jadi leader berfungsi agar jatuhnya pemukul
tetap terpusat pada sistem tiang.
Blok Anvil
Bagian yang terletak pada dasar pemukul yang menerima benturan dari ram dan
mentranfernya ke kepala tiang
Topi Helment atau “drive cap”
Bahan yang dibuat dari baja coar yang diletakkan diatas tiang untuk mencegah
tiang dari kerusakan saat pemancangan dan untuk menjaga agar as tiang sama
dengan as pemukul.
Bantalan ( cushion )
Dibuat dari kayu keras atau bahan lain yang ditempatkan diantara penutup tiang
( pile cap )dan puncak tiang untuk melindungi kepala tiang dari kerusakan.
Ram
Bagian pemukul yang bergerak ke atas dan ke bawah yang terdiri dari piston dan
kepala penggerak.
Bagian-bagian dari alat pemancang

3. Proses pengangkutan tiang pancang


Sebelum melakukan pengangkutan menuju alat pemancang, terlebih dahulu
menentukan titik-titik letak pengikatan tiang.titik-titik ini di dasarkan pada
momen-momen lentur khusus yang dikembangkan selama waktu pengambilan
tiang pancang. Beberapa letak titik pengikatan adalah sebagai berikut:
Setelah meakukan penenuan titik, lalu dilakukan pengangkatan dilakukan
dengan menggunakan Service Crane. Dengan Service crane ,tiang dipasangkan
ke alat pemancang dimana biasa alat pemancang sudah berada tepat diarea titik
pancang.
4. Penyambungan tiang pancang dengan jenis pemukul tiang
Setelah tiang pancang berdiri, lalu diantara kepala penumbuk dan tiang pancang
diberi suatu bantalan dengan tujuan melindungi ujung tiang dari tegangan lokal
yang berlebihan, dan mempunyai pengaruh khusus pada gelombang tegangan
yang timbul pada tiang selama pemancangan. Pemilihan bantalan didasarkan
pada karakteristik pemancangan tiang, seberapa dalam tiang dapat dipancang,
daya dukung tiang dll.

Proses penyambungan tiang terhadap bantalan dan jenis pemukul


5. Pemancangan Tiang
Pemancangan tiang siap dilakukan setelah Pile terpasang dan posisi alat sudah
berada pada titik pemancangan. Berat penumbuk, tinggi jatuh, dll diperlihatkan
pada tabel dibawah

Pemancangan dihentikan jika telah mencapai tanah keras, indikasi jika


pemancangan sudah mencapai tanah keras adalah palu dari hammer sudah
mental tinggi, biasanya dalam tiap alat pancang sudah ada ukurannya, jika sudah
pada posisi seperti itu maka segera dilakukan pembacaan kalendering.
Proses pelaksanaan pemancangan
Kalendering
Kalendering adalah grafik catat yang berada pada alat pancangdimana berfungsi
untuk mengetahui sejauh mana pemancangan yang telah dilakukan sudah
memenuhi spesifikasi daya dukung yang diinginkan.
Pembacaan ini dilakukan pada alat pancang sewaktu memancang. Jika dari
bacaan tinggi bacaan sudah bernilai 1 cm atau lebih kecil, maka pemancangan
sudah siap dihentikan. Itu artinya tiang sudah menencapai titik tanah keras,
tanah keras itulah yang menyebabkan bacaan kalenderingnya kecil yaitu 1 cm
atau kurang. Jika diteruskan dikhawatirkan akan terjadi kerusakan pada tiang
pancang itu sendiri seperti pada topi tiang pancang atau badan tiang pancang itu
sendiri. Pembacaan 1 kalendering dilakukan dengan 10 pukulan.
• Pekerjaan Pondasi Tapak Untuk Tangga & Ramp

Pondasi telapak terbuat dari beton bertulang, yang langsung terhubung dengan
struktur di atasnya biasanya kolom ataupun tangga dan ramp.

Adapun metode pekerjaan pondasi tapak yaitu;


 Pengadaan material pondasi
 Pengadaan alat-alat yang dibutuhkan
 Spesifikasi pondasi mengacu pada spektek dan gambar rencana.
 Pembersihan lokasi yang akan dibuat pondasi
 Pengukuran lokasi untuk menentukan lokasi pemasangan pondasi
telapak sesuai dengan gambar rencana.
 Pekerjaan galian tanah sesuai kedalaman rencana, dengan
membuat miring sisi-sisinya hingga memperoleh sudut kemiringan
tanah yang stabil.
 Pasang patok bantu / bouwplank untuk acuan posisi pondasi
telapak sesuai dengan gambar.
 Gelar dan ratakan pasir urug dengan tebal sesuai spesifikasi dan
padatkan.
 Pabrikasi bekisting sesuai dengan dimensi dan ukuran gambar.
 Pabrikasi besi tulangan sesuai dengan gambar rencana, dengan
memperhatikan panjang sambungan dan panjang penyaluran.
 Pemasangan stek tangga / ramp yang bertumpu pada pondasi
telapak.
 Cor beton pondasi telapak sesuai mutu yang ditentukan
 Inspeksi dan perapihan hasil pengecoran
 Timbun kembali galian samping pondasi yang kosong

• Pekerjaan Pasangan Rolag Batu Kali Penahan Urugan Tanah

Rollag bata berfungsi sebagai pondasi dinding sederhana dan penahan urugan tanah
untuk peninggian level dari permukaan lantai agar tidak turun atau terkikis keluar.
Rollag bata dipasang dengan kedalaman sesuai dengan gambar dan spesifikasi.

Adapun metode pekerjaan pondasi rollag bata yaitu;


 Bersihkan lokasi yang akan digali
 Penggalian tanah dilakukan dengan kedalaman dan lebar sesuai
gambar dan spesifikasi
 Tanah sisa galian disingkirkan sementara sebelum digunakan
kembali atau dibuang ketempat yang telah ditentukan.
 Pekerjaan rollag bata dilakukan dengan konfigurasi bata berundak
membentuk tapak
 Pasangan bata menggunakan spesi 1 : 4
 Pengecekan ketinggian, kualitas dan kerataan dari rollag dilakukan
sebelum ditimbun kembali.
 Timbun kembali bagian yang kosong kemudian ratakan dan
padatkan.

• Pekerjaan Turap Batu Kali


Turap batu kali berfungsi sebagai penahan tanah yang beresiko untuk terjadi longsor
atau terjadi keruntuhan.
Adapun metode pekerjaan turap batu kali yaitu;
 Bersihkan lokasi yang akan dilakukan pekerjaan.
 Tanah yang akan dipasang turap diratakan dan dipadatkan terlebih
dahulu dengan kemiringan sesuai spesifikasi.
 Kemudian pekerjaan pasangan batu kali dimulai dari bawah
dengan arah horizontal hingga bagian bawah semua terisi batu kali.
 Kemudian dilanjutkan ke atas dengan arah horizontal lapis demi
lapis.
 Pasangan batu kali menggunakan spesi 1 : 4.
 Jika pemasangan mencapai ketinggian yang sulit dijangkau,
digunakan perancah sebagai workspace untuk pekerja melakukan
pasangan batu kali.
 Pekerjaan plesteran dilakukan di bagian atas, pinggiran dan bawah
turap
 Dilakukan pengecekan dan pembersihan lokasi pekerjaan.

• Pekerjaan Sloof / Tie Beam


Pekerjaan sloof dilakukan dengan beberapa persyaratan umum;
 Semua bekisting beton yang akan dipakai harus kuat, tidak berubah
bentuk waktu di isi adukan dan tidak bocor. Bahan yang dipakai
dapat berupa kayu yang bermutu baik dan tidak mudah lapuk, besi
atau bahan lainnya yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Bekisting harus dirakit dengan menggunakan paku kayu, baut atau
lainnya dengan ukuran yang sesuai.
 Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang
dibengkokkan, sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang
(ring), persyaratannya harus sesuai dengan ketentuan spesifikasi,
gambar dan RKS.
 Pemasangan dan penggunaan tulangan beton. harus disesuaikan
dengan gambar konstruksi.
 Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin besi
tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan harus bebas
dari papan acuan atau lantai kerja dengan memasang selimut beton
sesuai dengan ketentuan.

 Syarat pelaksanaan yang baik dan sempurna, harus dikerjakan dan


dibuat dari konstruksi beton bertulang.

• Persyaratan Bahan

a. Semen

- Semua semen yang digunakan adalah jenis


Portland Cement yang telah mengacu standart
SNI
- Penyedia Jasa harus menempatkan semen
tersebut dalam gudang yang baik untuk mencegah
terjadinya kerusakan. Semen yang menggumpal,
sweeping, tercampur dengan kotoran atau kena
air/lembab tidak diijinkan untuk digunakan dan
harus segera dikeluarkan dari proyek.
b. Agregat Kasar

- Berupa batu pecah yang diperoleh dari


pemecahan batu dan mempunyai ukuran terbesar
2 cm.
c. Agregat Halus

- Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang


dihasilkan dari pemecah batu dan harus bersih
dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan
tidak mengandung lebih dari 50% substansi-
substansi yang merusak beton.
d. Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak
mengandung minyak atau garam serta zat-zat
yang dapat merusak beton atau baja tulangan.
e. Baja Tulangan

- Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi


persyaratan PBI NI-2 1971, dengan tegangan
leleh karakteristik (fy) = 240Mpa atau baja BJTP
24
- Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak dan
karat serta bahan-bahan lain yang mengurangi
daya lekat.
- Untuk pembuatan tulangan untuk batang-batang
lurus atau dibengkokan, sambungan kait-kait dan
pembuatan sengkang disesuaikan dengan dengan
persyaratan yang tercantum pada SNI 2847:2013
Kecuali ada petunjuk yang lain dari perencana.
- Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa
sehinaga posisi dari tulangan sesuai dengan
rencana dan tidak mengalami perubahan bentuk
maupun tempat selama pengecoran berlangsung.
- Toleransi pembuatan tulangan disesuaikan
dengan persyaratan P.B.I. 1971.

- Toleransi baja tulangan.


Diameter, ukuran sisi atau Variasi dalam Toleransi
jarak antara dua berat yang Diameter
permukaan yang diperbolehkan
berlawanan
< 10 mm 7% 0,4 mm

10 < d < 16 mm 5% 0,4 mm

- Sambungan tulangan dan penjangkaran harus


dilaksanakan sesuai persyaratan untuk itu yang
tercantum dalam SNI 2847:2013
- Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau
mutu baja tulangan, maka pada saat pemesanan
baja tulangan Penyedia Jasa harus menyerahkan
sertifikat resmi dari laboratorium khusus ditujukan
untuk keperluan proyek ini.

Adapun tahapan dari pekerjaan sloof beton yaitu;


 Pekerjaan pembersihan lokasi kerja serta pengadaan alat dan
material
 Sebelum memulai pekerjaan, dipastikan telah menerima
persetujuan terlebih dahulu dari konsultan minimal 24 jam sebelum
pekerjaan dimulai
 Menyiapkan Papan Bekisting, Besi Beton, dan Job Mix Design dan
Job Mix Formula untuk pekerjaan sloof beton.
 Menyiapkan sepatu kolom dengan besi stek yang dibor ke lantai
kerja
 Memasang bekisting sloof sesuai dengan dimensi sloof yang telah
ditentukan di gambar, jangan lupa untuk memasang beton decking
atau tahu beton untuk menyangga besi tulangan.
 Pemasangan tie rod bisa dibuat sendiri ataupun beli yang sudah
jadi.
 Memasang pipa support Untuk menjaga horizontal dari sloof
terhadap kolom.Untuk mendapatkan sloof struktur yang sempurna,
bekisting tidak boleh miring ataupun goyang saat pengecoran Oleh
karena itu pemasangan pipa support dinilai sangat penting.
 Setelah kompenen bekisting dan besi serta celah bekisting
dirapatkan dan mendapatkan persetujuan dari direksi, maka
dilakukanlah pengecoran beton sesuai dengan jenis beton yang
diinginkan. Untuk hasil pengecoran merata harus dibantu dengan
menggunakan alat concreate vibrator

• Pekerjaan Jalan Rigid Beton dan Saluran Drainase


Pekerjaan jalan rigid beton meliputi syarat umum pekerjaan yaitu;
 Penyedia Jasa diwajibkan untuk melakukan pengukuran dan
penggambaran kembali lokasi pelaksanaan yang dilengkapi dengan
keterangan-keterangan mengenai elevasi ketinggian tanah, letak
batas-batas tanah dengan memakai alat-alat yang sudah ditera
kebenarannya.
 Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar kerja dan
keadaan lapangan yang sebenamya harus segera dilaporkan kepada
Direksi untuk dimintakan keputusannya.
 Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut dilakukan dengan
memakai alat - alat waterpas/theodolith yang ketepatannya dapat
dipertanggung jawabkan.
 Penyedia Jasa harus menyediakan alat theodolit/waterpass beserta
petugas yang melayaninya untuk kepentingan pemeriksaan Direksi
selama pelaksanaan kegiatan.
 Pengukuran sudut menyiku dengan prisma atau benang secara azas
segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil
yang disetujui oleh Direksi.
 Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan
penyedia jasa.

Adapun tahapan pekerjaan rigid beton yaitu;


 Pekerjaan persiapan lokasi berupa pembersihan dan pengadaan
material serta alat yang akan digunakan
 Pengukuran dan pemasangan patok bouwplank untuk mengukur
dimensi perkerasan yang akan dikerjakan
 Pekerjaan perataan tanah dasar dilakukan agar mendapatkan
struktur tanah dasar yang lebih rata
 Pekerjaan bekisting dan dilakukan sesuai dengan desain perkerasan
jalan. Besi yang digunakan menggunakan besi ulir atau polos
dengan standar kualitas mengacu pada
 Pekerjaan urugan tanah dilakukan lapis demi lapis dan dilakukan
pemadatan dan perataan hingga mencapai ketebalan yang diminta
 Pekerjaan urugan pasir dilakukan setelah urugan tanah selesai
dilakukan dan dilakukan pemadatan setelahnya, dengan ketebalan
sesuai spesifikasi.
 Pengecoran lantai kerja dilakukan
 Pemasangan besi tulangan menggunakan besi ulir atau polos
dengan standar kualitas mengacu pada peraturan SNI tentang
beton bertulang.
 Pengecoran perkerasan dengan mutu beton K-275 dengan
ketebalan sesuai gambar dan spesifikasi
 Melakukan pekerjaan pelepasan bekisting setelah beton kering
 Melakukan perapihan hasil pekerjaan dengan memotong sisa-sisa
besi tulangan dan perataan pinggiran hasil coran beton dengan bar
cutter dan concrete cutter.

• Penempatan CCTV Lokasi Pekerjaan


Adapun beberapa persyaratan untuk pemasangan CCTV di lokasi pekerjaan;
 Penempatan CCTV untuk lokasi pekerjaan haruslah diletakkan di
tempat-tempat yang terlindung dari cuaca dan aman dari gangguan
orang yang tidak bertanggung jawab.
 Titik-titik CCTV harus disesuaikan dengan lokasi vital pekerjaan
seperti gerbang utama, direksi keet, gudang alat, stockyard material
dan tempat-tempat lain yang rawan dan minim pengawasan.
 CCTV harus dalam keadaan hidup 24 jam dan dalam keadaan
merekam.
 Titik CCTV untuk lokasi pekerjaan proyek dibuat fleksibel agar
dapat menyesuaikan dengan perkembangan pekerjaan proyek.

II. Pekerjaan Struktur Atas (Upper Structure)


• Komponen Pelat Lantai dan Balok
Perancah
Perancah merupakan suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga
manusia dan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan besar
lainnya konstruksi sementara yang memungkinkan pelaksanaan konstruksi permanen
setelahnya.
Ada 3 tipe dasar perancah:
1. Supported scaffolds, yaitu platform yang disangga oleh tiang, yang dilengkapi
dengan pendukung lain seperti sambungan-sambungan, kaki-kaki, kerangka-
kerangka dan outriggers.
2. Suspended scaffolds, yaitu platform tergantung dengan tali atau lainnya.
3. Aerial Lifts, penopang untuk mengangkat seperti “Man Baskets” atau
keranjang manusia.
Jenis scaffolding yang dipakai tergantung pada jenis beban, jumlah beban yang harus
dipikul, dimana pada pelat konvensional yang sering dipakai adalah frame
scaffolding.

Adapun tahapan pekerjaan perancah yaitu;


Urutan Pelaksanaan
 Survey titik – titik scaffolding
Survey dilaksanakan untuk penempatan scaffolding, dilaksanakan
sesuai dengan beban yang dipikul, sehingga dapat juga ditentukan
jarak antar scaffolding
 Pasang Jack Base
Dipasang untuk menyesuaikan dan memperbaiki ketinggian di atas
base plate
 Pasang Main Frame
Main frame dimasukkan ke atas jack base
 Pasang Cross Brace
Cross brace digunakan untuk menyatukan dua scaffolding frame
 Pasang U-Head
U-Head dipasang untuk diatasnya dapat dipasang perkuatan
bekisting
 Jika ketinggian slab tidak cukup ditopang dengan 1 tinggi frame,
maka dapat ditambahkan frame lagi di atasnya, disambung dengan
joint pin.
Inspeksi
 Cek kelengkapan setiap scaffolding yang datang ke proyek, dicek
kelengkapannya setiap komponennya.
 Survey kelurusan penempatan scaffolding dan elevasi Setiap selesai
pemasangan scaffolding dan bekisting, tim surveyor akan
melaksanakan survey kelurusan dan elevasi. Kelurusan dapat diatur
dengan mengatur ketinggian jack base.

Bekisting
Formwork atau bekisting merupakan sarana struktur beton untuk mencetak beton
baik ukuran atau bentuknya sesuai dengan yang direncanakan, sehingga bekisting
harus mampu berfungsi sebagai struktur sementara yang bisa memikul berat sendiri,
beton basah, beban hidup dan peralatan kerja.
Persyaratan umum dalam mendisain suatu struktur, baik struktur permanen maupun
sementara seperti bekisting setidaknya ada 3 persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu:
1. Syarat Kekuatan, yaitu bagaimana material bekisting seperti balok kayu
tidak patah ketika menerima beban yang bekerja.
2. Syarat Kekakuan, yaitu bagaimana meterial bekisting tidak mengalami
perubahanbentuk / deformasi yang berarti, sehingga tidak membuat
struktur sia-sia.
3. Syarat Stabilitas, yang berarti bahwa balok bekisting dan
tiang/perancah tidak runtuh tiba-tiba akibat gaya yang bekerja.

Adapun tahapan pekerjaan bekisting yaitu;


Material bekisting yang digunakan :
 Plywood/papan bekisting
 Paku
 Minyak Bekisting
 Kayu Kaso
Tahapan Pekerjaan :
 Untuk pekerjaan bekisting pelat lantai yang perlu disiapkan
terlebih dahulu adalah gambar kerja untuk menentukan posisi kayu
bekisting dan letak sambungannya
 Bahan bekisting yang akan dipakai harus diminyaki terlebih dahulu
dengan minyak bekisting pada bagian yang akan mengenai coran
beton
 Bekisting dibuat bedasarkan spesifikasi dimensi dari balok dan plat
yang akan dicor, perlu diperhatikan kekuatan bekisting dan kondisi
bekisting yang akan digunakan
 Pemakuan harus diperhatikan serta sambungan antar material
bekisting haruslah kuat dan tidak mudah lepas.
 Setelah bekisting selesai dibuat, kemudian dilakukan penyetelan
kembali agar posisi bekisting dalam posisi yang seharusnya.
Penulangan
Pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini
memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi
tulangan yang penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode
pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan
tulangan.

1. Penyimpanan besi beton.


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahap penyimpanan:
a. Tumpukan besi jangan sampai bersentuhan dengan tanah. Oleh
karena itu harus diganjal dengan balok beton.
b. Besi harus berjarak minimal 5 cm dari logam yang lain
c. Besi harus terlindung dari kotoran, karat, benturan & minyak
d. Cara pelaksanaan dalam tahap penyimpanan:
1. Setiap bandel besi harus terdiri dari satu jenis besi (bentuk dan
diameter)
2. Maksimum berat tiap bandel disesuaikan dengan kapasitas crane
3. Jarak antar ikatan adalah sekitar 2 m
4. Di dalam label ditulis panjang, tipe, nomer referensi & kode besi
2. Pemotongan dan pembengkokan besi beton.
Cara pemotongan dan pembengkokan besi tulangan adalah sebagai
berikut:
a. Gunakanlah meja yang kuat dan rata
b. Siapkanlah gambar acuan
c. Cek diameter besi
d. Cek kembali besi-besi yang telah dibengkokan
e. Cek ukuan mandrel benar-benar pas. Inside Radius >2d
untuk besi kekuatan rendah, 3d untuk besi kekuatan tinggi
f. Jika ada besi yang susah dibengkokan maka boleh
dipanaskan dengan persetujuan engineer
Ikuti perubahan schedule pembesian & dapatkan dokumen
terbaru

3. Pemasangan Besi Beton


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan besi tulangan
adalah sebagai berikut :
a. Besi harus bersih (dari kotoran , minyak).
b. Peletakan tulangan pembesian harus diatur sehingga ada ruang
tersedia untuk proses pemadatan beton
c. Jika ada besi yang perlu disambung maka harus ada overlapping
yang sesuai perhitungan atau spesifikasi teknis.
d. Suatu ketika mungkin perlu merakit tulangan dahulu di luar
bekisting baru kemudian meletakan sesuai posisinya.
e. Flow proses penyimpanan hingga pemasangan harus direncanakan
paling efektif dan efisien.

Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan pada pelat dan balok lantai;
 Pembesian pada plat lantai harus berada di atas dudukan berupa
beton (bisanya disebut tahu beton)
 Ketinggian bantalan pembesian plat lantai tergantung dari
ketebalan selimut beton yang direncanakan

Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan pada kolom dan dinding:


 Pembesian kolom dirakit dengan cetakan yang telah dibuat
 Sejumlah ikatan dilakukan pada besi kolom sesuai tipe ikatan,
supaya susunan pembesian tersebut kuat untuk diangkat
 Setelah kolom dirakit dan kuat, maka kolom siap diangkat
 Rakitan pembesian kolom yang telah dipasang harus diikat ke
bekisting supaya kuat, jarak antar ikatan kira-kira setiap 1.5 m
 Pemasangan pembesian pada dinding sama dengan pemasangan
pada kolom
 Besi yang horizontal diikat pada besi yang vertikal
Beberapa persyaratan umum untuk baja tulangan yaitu;
 Baja Tulangan yang digunakan harus memenuhi persyaratan PBI
NI-2 1971, dengan spesifikasi yang telah ditentukan
 Tulangan harus bebas dari kotoran, lemak dan karat serta bahan-
bahan lain yang mengurangi daya lekat.
 Untuk pembuatan tulangan untuk batang-batang lurus atau
dibengkokan, sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang
disesuaikan dengan dengan persyaratan yang tercantum pada SNI
2847:2013 Kecuali ada petunjuk yang lain dari perencana.
 Pemasangan tulangan harus sedemikian rupa sehinaga posisi dari
tulangan sesuai dengan rencana dan tidak mengalami perubahan
bentuk maupun tempat selama pengecoran berlangsung.
 Toleransi pembuatan tulangan disesuaikan dengan persyaratan
 Sambungan tulangan dan penjangkaran harus dilaksanakan sesuai
persyaratan untuk itu yang tercantum dalam SNI 2847:2013
 Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu baja
tulangan, maka pada saat pemesanan baja tulangan Penyedia Jasa
harus menyerahkan sertifikat resmi dari laboratorium khusus
ditujukan untuk keperluan proyek ini.

Pengecoran Pelat dan Balok


Pelaksanaan pengecoran yang kurang baik dapat menimbulkan pengeroposan pada
balok dan plat lantai, dan hasil yang didapat tidak sesuai dengan apa yang
direncanakan. Untuk mencegah terjadinya pengeroposan tersebut, perlu dilakukan
proses- proses pengujian kualitas beton seperti slump test dan test kuat beton yang
dilakukan oleh bagian pengendalian mutu.

Adapun tahapan pekerjaan cor beton yaitu;


 Persiapan Cor (alat, personel dan infrastruktur proyek termasuk
jalan akses, lahan parkir dan manuver tm serta area cuci TM)
 Kapasitas batching plant
 Kapasitas batching plant harus ≥ kapasitas bongkar proyek
 Cycle time dari batching plant ke lokasi proyek
Cycle time terdiri atas :
1. Waktu loading beton
2. Waktu mixing beton
3. Waktu perjalanan berangkat ke lokasi
4. Waktu parkir, manuver dan tunggu di proyek
5. Waktu bongkar (cor)
6. Waktu cuci tm di proyek
7. Waktu perjalanan pulang dari proyek
 Jumlah kebutuhan minimal truck mixer
 Pengecoran dilakukan dengan menggunakan concrete pump
 Masukkan adukan beton ke dalam bak pompa
 Tembakkan adukan beton ke area pengecoran
 Adukan beton diratakan menggunakan tenaga manual
 Pindahkan pipa beton ke area pengecoran berikutnya
 Dengan kecepatan pengecoran dan kontuinitas pengecoran pada
mass concrete perlu diperhatikan, pengecoran dilakukan layer-
layer tanpa cold joint.
 Vibrator elektrik digunakan pada saaat pengeoran, sehingga
sumber listrik harus bisa menjangkau alat vibrator
 Penempatan vibrator harus dilakukan seperti berikut;

 Pemadatan dilakukan dengan mengunakan vibrator dengan metode


yang benar tanpa menyentuh permukaan bekisting. Kecepatan
pengecoran dan kontuinitas pengecoran pada mass concrete perlu
diperhatikan. Pengecoran dilakukan layer-layer tanpa cold joint.
 Tahap curing dilakukan Menyemprot Permukaan Pelat Beton
dengan lapisan khusus (compund)
 Kemudian Memproteksi Pelat dengan Plastik & Membasahi terus
menerus dengan Air
 Perawatan dilakukan minimal selama 7 (tujuh) hari dan beton
berkekuatan awal tinggi minimal selama 3 (tiga) hari serta harus
dipertahankan dalam kondisi lembab
• Komponen Tangga
Perancah & Bekisting
Perancah yang digunakan

Material & bahan bantu yang digunakan


Adapun urutan pekerjaan pemasangan bekisting tangga yaitu;
 Pekerjaan Persiapan, Meliputi pembersihan lokasi, pendatangan
material dan perancah serta mempersiapkan peralatan kerja
 Perlunya pembuatan dan persetujuan shop drawing, agar dapat
dipastikan ukuran / dimensi dan elevasi tangga tersebut
 Dilakukan marking elevasi sesuai dengan shop drawing yang telah
disetujui MK/ Owner
 Pemasangan perancah
 Pemasangan bekisting plat

 Pemasangan Trap Anak Tangga


• Penulangan
Pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini
memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi
tulangan yang penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode
pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan
tulangan.
1. Penyimpanan besi beton.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahap penyimpanan:
a. Tumpukan besi jangan sampai bersentuhan dengan tanah. Oleh
karena itu harus diganjal dengan balok beton.
b. Besi harus berjarak minimal 5 cm dari logam yang lain
c. Besi harus terlindung dari kotoran, karat, benturan & minyak
d. Cara pelaksanaan dalam tahap penyimpanan:
1. Setiap bandel besi harus terdiri dari satu jenis besi (bentuk dan
diameter)
2. Maksimum berat tiap bandel disesuaikan dengan kapasitas
crane
3. Jarak antar ikatan adalah sekitar 2 m
4. Di dalam label ditulis panjang, tipe, nomer referensi & kode besi
2. Pemotongan dan pembengkokan besi beton.
Cara pemotongan dan pembengkokan besi tulangan adalah sebagai
berikut:
a. Gunakanlah meja yang kuat dan rata
b. Siapkanlah gambar acuan
c. Cek diameter besi
d. Cek kembali besi-besi yang telah dibengkokan
e. Cek ukuan mandrel benar-benar pas. Inside Radius >2d untuk besi
kekuatan rendah, 3d untuk besi kekuatan tinggi
f. Jika ada besi yang susah dibengkokan maka boleh dipanaskan
dengan persetujuan engineer
Ikuti perubahan schedule pembesian & dapatkan dokumen terbaru

3. Pemasangan Besi Beton


Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan besi tulangan
adalah sebagai berikut :
a. Besi harus bersih (dari kotoran , minyak).
b. Peletakan tulangan pembesian harus diatur sehingga ada ruang
tersedia untuk proses pemadatan beton
c. Jika ada besi yang perlu disambung maka harus ada overlapping
yang sesuai perhitungan atau spesifikasi teknis.
d. Suatu ketika mungkin perlu merakit tulangan dahulu di luar
bekisting baru kemudian meletakan sesuai posisinya.
e. Flow proses penyimpanan hingga pemasangan harus direncanakan
paling efektif dan efisien.

Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan pada pelat dan balok lantai;
 Pembesian pada plat lantai harus berada di atas dudukan berupa
beton (bisanya disebut tahu beton)
 Ketinggian bantalan pembesian plat lantai tergantung dari
ketebalan selimut beton yang direncanakan

Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan pada kolom dan dinding:


 Pembesian kolom dirakit dengan cetakan yang telah dibuat
 Sejumlah ikatan dilakukan pada besi kolom sesuai tipe ikatan,
supaya susunan pembesian tersebut kuat untuk diangkat
 Setelah kolom dirakit dan kuat, maka kolom siap diangkat
 Rakitan pembesian kolom yang telah dipasang harus diikat ke
bekisting supaya kuat, jarak antar ikatan kira-kira setiap 1.5 m
 Pemasangan pembesian pada dinding sama dengan pemasangan
pada kolom
 Besi yang horizontal diikat pada besi yang vertikal
Adapun urutan pekerjaan pembesian tangga yaitu;
 Pekerjaan Persiapan, Meliputi pembersihan lokasi, pendatangan
material dan perancah serta mempersiapkan peralatan kerja

 Perlunya pembuatan dan persetujuan shop drawing, agar dapat


dipastikan ukuran / dimensi dan elevasi tangga tersebut
 Dilakukan marking elevasi sesuai dengan shop drawing yang telah
disetujui MK/ Owner
 Pemasangan Besi Plat Tangga
 Pemasangan Besi Trap (Anak Tangga)

 Pembesian Tangga Selesai

Pengecoran
Pekerjaan pengecoran adalah penuangan beton sesuai dengan spesifikasi ke dalam
bekisting yang telah dipasangi besi tulangan. Sebelum pelaksanaan pengecoran
dilakukan inspeksi terlebih dahulu pekerjaan bekisting dan pembesian sesuai shop
drawing.

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan pada pekerjaan pengecoran tangga yaitu
sebagai berikut:
1. Kebersihan area yang akan dicor
2. Zone area yang akan di cor
3. Pemasangan Blok out dan stop cor
4. Pemasangan beton decking
5. Perhitungan Volume beton
6. Kesiapan tenaga kerja, peralatan dan cuaca
7. Penggunaan APD , Safety shoes , Helm dll

• Alur pekerjaan
 Bekisting dan Pembesian Tangga Sudah Terpasang Sesuai Gambar
Shop Drawing
 Pengecoran Dimulai Dari Tangga Bagian Atas

 Pengecoran Dilanjutkan Ke Bagian Bordes Tangga

 Pengecoran Dilanjutkan Ke Tangga Bagian bawah


 Pengecoran selesai dan bekisting sudah boleh dibongkar setelah
beton mencapai umur yang cukup.

• Komponen Kolom
Bekisting, Tulangan dan Pengecoran
Kolom merupakan struktur utama dari bangunan portal yang berfungsi untuk
memikul beban vertikal, beban horisontal, maupun beban momen, baik yang berasal
dari beban tetap maupun beban sementara.
Dimensi kolom yang dirancang bervariasi menurut beban yang diterima. Semakin
besar bebannya,maka bisa semakin besar dimensi kolom yang digunakan. Beban
tersebut antara lain beban mati berupa beban berat sendiri, beban akibat balok dan
plat lantai serta beban hidup.
Material dan alat yang digunakan untuk bekisting:
1. Kayu bekisting
2. Kayu Kaso
3. Form Tie
4. Sabuk Kolom
5. Kayu Support
6. Unting-unting
7. Theodolit
8. Ready Mix
Adapun urutan pekerjaan kolom yaitu:
 Penentuan As Kolom, titik–titik as kolom diperoleh dari hasil
pekerjaan pengukuran, yaitu marking berupa titik-titik atau garis
yang digunakan sebagai dasar penentuan letak kolom. Cara
penentuan as-as kolom adalah dengan menggunakan alat teodolith,
yaitu dengan menentukan letak as awal dan kemudian dibuat as-as
yang lain dengan mengikuti jarak yang telah disyaratkan dalam
perencanaan awal.
 Pemasangan Tulangan Kolom dibantu dengan cetakan atau
bekisting
 Pemasangan sepatu kolom dengan di las menggunakan siku
50x50x5
 Pasang rangka kayu kaso 2 sisi kolom dalam satu rangkaian
berbentuk L
 Pasang triplek dengan menggunakan screw
 Gabungkan 2 rangkaian L membentuk kolom lalu kunci
 Pasang support pada keempat sisi kolom
 Setting kemiringan bekisting kolom dengan bantuan unting-unting
dan theodolit, dan pastikan bekisiting dalam keadaan siap dicor
 Pekerjaan Pengecoran menggunakan bantuan concrete pump
 Pemadatan dengan vibrator terus dilakukan seama proses
pengecoran berlangsung
 Setelah umur beton cukup, dilakukan pembongkaran bekisting
dengan melakukan pengendoran terlebih dahulu.
 Setelah dikendorkan kemudian bekisting dilepas satu persatu.

• Komponen Rangka Atap


 Pekerjaan rangka atap baja ringan adalah pekerjaan pembuatan
dan pemasangan struktur atap berupa rangka batang baja ringan
yang telah dilapisi lapisan anti karat
 Material baja ringan yang digunakan ada 2 yaitu C chanel serta
reng

 Rangka batang berbentuk segitiga, trapesium dan persegi panjang


yang terdiri dari :
- Rangka utama atas (top chord)
- Rangka utama bawah (bottom chord)
- Rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung
menggunakan baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan
jumlah yang cukup.
- Rangka gording (batten) langsung dipasang diatas struktur
rangka atap utama dengan jarak sesuai dengan ukuran jarak
genteng.
- Jenis material atap mengacu ke spesifikasi teknis dan gambar
rencana
 Pekerjaan rangka atap baja ringan meliputi:
- Pengiriman kuda-kuda dan bahan lain yang terkait ke lokasi
kegiatan.
- Penyediaan tenaga kerja beserta alat / bahan lain yang diperlukan
untuk pelaksanaan pekerjaan.
- Pekerjaan pemasangan seluruh rangka atap kuda-kuda meliputi
struktur rangka kuda- kuda (truss), balok tembok (top plate /
murplat), gording, sekur overhang, ikatan angin dan bracing
(ikatan pengaku).
- Pemasangan jurai dalam (valley gutter)
 Pekerjaan rangka atap baja ringan tidak meliputi:
- Pemasangan penutup atap
- Pemasangan kap finishing atap
- Talang selain jurai dalam
- Accesories atap
 Persyaratan Material Rangka Atap
Material struktur rangka atap: Properti mekanikal baja (Steel
mechanical properties)
- Baja Mutu Tinggi G 550
- Kekuatan Leleh Minimum 550 Mpa
- Tegangan Maksimum 550 Mpa
- Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
- Modulus geser 80.000 Mpa

Lapisan anti karat : Material baja harus dilapisi perlindungan


terhadap serangan korosi, dua jenis lapisan anti karat (coating):
- Galvanised (Z220)
a. Pelapisan Galvanised
b. Jenis Hot-dip zinc
c. Kelas Z22
d. Ketebalan pelapisan 220 gr/m²
e. Komposisi 95% zinc, 5% bahan campuran

- Galvalume (AZ100)
a. Pelapisan Zinc-Aluminium
b. Jenis Hot-dip-allumunium-zinc
c. Kelas AZ100
d. Ketebalan pelapisan 100 gr/m²
e. Komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.

- Multigrip ( MG )

Konektor antara kuda-kuda baja ringan dengan murplat (top plate)


berfungsi untuk menahan gaya lateral tiga arah, standart teknis
sebagai berikut:
- Galvabond Z275
- Yield Strength 250 MPa
- Design Tensile Strength 150 MPa

Alat Sambung (Screw) Baut menakik sendiri (self drilling screw)


digunakan sebagai alat sambung antar elemen rangka atap yang
digunakan untuk fabrikasi dan instalasi, spesifikasi screw sebagai
berikut:
- Kelas Ketahanan Korosi Minimum Kelas 2
- Panjang (termasuk kepala baut) 16 mm
- Kepadatan Alur 16 alur / inci
- Diameter Bahan dengan alur 4,80 mm
- Diameter Bahan tanpa alur 3,80 mm

Kekuatan Mekanikal
- Gaya geser satu baut 5,10 KN
- Gaya aksial 8,60 KN
- Gaya Torsi 6,90 KN

Persyaratan Pra Konstruksi


- Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum
pelaksanaan pemasangan rangka atap baja ringan, sesuai dengan
RKS (Rencana Kerja dan Syarat).
- Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan
brosur yang dilampirkan pada dokumen tender.
- Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap
berserta detail dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-
ukuran yang tercantum dalam gambar kerja. Dalam hal ini
meliputi dimensi profil, panjang profil dan jumlah alat sambung
pada setiap titik buhul.
- Perubahan bahan / detail karena alasan apapun harus diajukan
ke Konsultan Pengawas, dan Pihak Direksi Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan secara tertulis.
- Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi di
workshop permanen dengan menggunakan alat bantu mesin JIG
yang menjamin keakurasian hasil perakitan (fabrikasi).
- Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga
dari Fabrikan penyedia jasa Rangka Atap Baja ringan.
- Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja
ringan dari badan akreditasi nasional (instansi yang berwenang
sesuai dengan kompetensinya).
 Persyaratan Pelaksanaan
- Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait,
harus dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang telah
dihitung dengan aplikasi khusus perhitungan baja ringan sesuai
dengan standar perhitungan mengacu pada standar peraturan
yang berkompeten.
- Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan
gambar kerja.
- Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen
dengan menggunakan mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup
dilakukan dengan mesin screw driver yang dilengkapi dengan
kontrol torsi.
- Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok
penopang dengan kondisi rata air (waterpas level) untuk
dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem rangka atap.
- Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan
semua struktur yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda.
- Pihak kontraktor bersedia menyediakan contoh genteng metal
yang akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia
konstruksi baja ringan dapat memasang gording dengan jarak
yang setepat mungkin, dan penyediaan genteng metal tersebut
sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi kegiatan.
• Pekerjaan Struktur Ground Water Tank
Adapun alur pekerjaan Ground Water Tank

• Pekerjaan Instalasi Biotank


Cara pelaksanaan pemasangan tangki biofilter harus mengikuti urutan berikut:
Pekerjaan Persiapan
 Berupa pembersihan lapangan,
 pengukuran
 Mobilisasi alat dan bahan.
Pekerjaan galian tanah
 Sebelum pekerjaan penggalian dimulai, teliti dulu keadaan
bangunan, kondisi tanah, air tanah dan kondisi kekuatan di bawah
tanah sekeliling tempat pemasangan
 Buatlah saluran pipa pembuangan air di tempat pengerjaan
penggalian
 Ruangan yang digali akan tergantung pada cara penggalian
 Ukuran ruang yang digali harus 300 mm lebih besar dari ukuran
yang direncanakan
 Kemiringan galian > 3/10.
 Penimbunan tanah dijaga saat penimbunan tidak terjadi kerusakan
pada tangki
 Penimbunan dilakukan dengan pasir tanpa batu atau barang-barang
yang dapat merusak tangki
 Padatkan dan rapihkan dengan tanah dan siram dengan air
 Pada tahap ini, penimbunan pasir dilakukan sampai pipa efluen.
 Pemindahan tanah hasil galian dipindahkan ke lokasi yang telah
ditentukan,
 Untuk kebutuhan penimbunan tangki biofilter, 1/3 dari hasil galian
dapat dimanfaatkan untuk timbunan tersebut
 Setelah pekerjaan penggalian, tanah runtuhan dan serpihan bekas
galian digunakan untuk pemadatan tanah pada dasar tanah
 Pemadatan tanah, , dasar pondasi dibuat 100 mm lebih dalam.
 Pemasangan pasir urug minimal 10 cm
 Pekerjaan lantai kerja; ukuran beton dibuat sesuai dengan ukuran
struktur beton
 Batang kerangka penguat beton sesuai ukuran D10 – 200
 Pekerjaan lantai kerja dari beton tumbuk dengan kekuatan tekan
minimal 175 kg/cm2.
 Dalam hal penggalian tanah yang terlalu banyak, aturlah posisi
kedudukan pondasi dengan penambahan adukan beton.
 Permukaan beton harus rata dan datar.
Pemasangan tangki biofilter hasil fabrikasi dilakukan sebagai berikut
 Pada saat pemasangan tangki biofilter hasil pabrikasi dilakukan,
tangki harus dalam keadaan kosong
 Bersihkan lantai kerja dari benda-benda yang akan merusak tangki
biofilter,
 Gunakan tambang plastik dalam penempatan tangki dan usahakan
dalam keadaan seimbang pada waktu penurunan ke tempat
penempatan
 Perhatikan arah sambungan pipa dan pada waktu mendudukan
tangki harus dilakukan dengan hati-hati
 Periksa apakah pipa telah tersambung dengan baik apabila
pemasangan tangki telah selesai
 Periksa apakah pipa telah tersambung dengan baik apabila
pemasangan tangki telah selesai

Uji kebocoran
 Masukkan air ke dalam tangki
 Pastikan tidak terjadi kebocoran tangki

c. Pekerjaan Arsitektur dan Finishing


I. Pekerjaan Perapihan
• Perapihan/Perbaikan Beton
Cacat beton yang paling sering terjadi dan selanjutnya dibahas antara lain sebagai
berikut :
• Honeycomb ( Pada ketebalan selimut beton )
• Keretakan pada lantai
• Beton keropos
• Beton tidak rata atau menggelembung/bunting pada permukaan
beton
• Keretakan pada struktur (balok) – diperlukan strengthening
Peralatan yang digunakan :

Material & bahan bantu yang digunakan adalah sebagai berikut :


• Pasangan Rollag Bata
 Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan serta tempat yang
akan dipakai untuk praktek
 Melakukan pencampuran kapur dan pasir dengan perbandingan 1:
4 dan menambahkan air secukupnya
 Memotong balok yang akan digunakan sebagai pengganti kusen.
 Meletakkan Balok pada susunan bata terakhir sebagai
tempatmeletakkan rollag nantinya dan meratakan peletakan belok
tersebutmenggunakan waterpass
 Mengambil spesi menggunakan sendok spesi kemudian
meletakkannyapada balok
 Menyusun bata penyanggah untuk membantu dalam penyusunan
Rollag
 Mulai menyusun Rollag sedikit memiring kekiri dan kekanan
dansemakin tegak lurus ditengah-tengah (pertemuan dari kanan
dan kiri).Kemirinngan batu sekitar 60 derajat
 dan campuran/spesi yang diberikan padabagian tengah sedikit lebih
banyak untuk mengisi kekosongan.8.
 Mengecek kedataran dengan menggunakan waterpass9.
 Setelah pemasangan Rollag selesai melanjutkan pemasangan bata
disamping kiri dan kanan rollag datar.10.
 Melanjutkan pemasangan batu diatasnya sebanyak 3 susun/lapis.

II. Pekerjaan Kusen Pintu / Jendela + Aksesoris
• Kusen, Pintu dan Jendela (Aluminium)
Aluminium digunakan secara luas dalam dunia modern. Memiliki penampilan
berwarna putih keperakan dan menampilkan banyak sifat yang tidak biasa.
Aluminium memiliki aplikasi luas dalam domain yang berbeda, seperti transportasi,
dekorasi rumah dan aksesoris, bangunan dan konstruksi, dll. Tidak ada logam lain
dapat digunakan dalam banyak hal seperti aluminium. Sifat yang luar biasa dan tidak
biasa telah memungkinkan unsur ini untuk menemukan begitu banyak kegunaan luas
dan aplikasi dalam berbagai bidang.
Adapun tahapan pekerjaan kusen yaitu;
 Pendatangan material fabrikasi ke lokasi proyek
 Mengecek proteksi dan keadaan material
 Mengukur mengecek dimensi
 Mengecek dimensi opening untuk pemasangan kusen
 Pengecekan opening untuk dimensi dan kesiapan apakah sudah
siap dipasang kusen atau belum.
 Pemasangan posisi kusen aluminium
 Pengecekan kelurusan vertikal kusen aluminium terhadap opening
 Pengecekan presisi kusen alumunium sisi luar & dalam terhadap
openingan
 Melubangi Kusen Alumunium, Bor Beton openingan
 Proses pembuatan Lubang kusen untuk perkuatan kusen
alumunium perhatkan jarak, jumlah dan posisinya sesuai
shopdrawing
 Pemasangan Perkuatan Kusen
 Masukkan fischer ke dalam lubang tersebut, kemudian
kencangkann fischer dengan obeng (screw fischer).
 Pemasangan Daun Pintu Alumunium
 Proses pemasangan 1 screw pada masing-masing Engsel pada kusen
 Memastikan pintu bisa di buka/tutup sempurna
 Memasang srew pada engsel sesuai jumlahnya & Kuat
 Pemasangan Karet Pengganjal Kaca
 Proses Pemasangan dudukan karet & pengganjal kaca agar saat
proses sealant kaca tidak bergerak
 Pemasangan Kaca
 Pemasangan Pengunci kaca
 Pemasangan Sealant Kaca
 Proses pembersihan dan pemasangan proteksi lakban kertas pada
area yang akan disealant
 Proses Sealant pada kaca
 Pemasangan Aksesoris Aluminium
 Pemasangan aksesoris pintu aluminium
 Pemasangan aksesoris jendela aluminium

• Glassblock
Glass Block adalah bahan yang digunakan untuk menciptakan sistem pencahayaan
alami dari sinar matahari yang dimasukkan ke dalam ruangan. Bahan utama
pembuatan glass block adalah kaca. Ciri utama dari glass block meskipun terlihat
bening, namun tidak bersifat transparan. Sehingga ketika diaplikasikan di dalam
ruang, bagian yang ada di dalam ruangan tersebut tidak terlihat dari arah luar,
sehingga menjadi perlindungan privacy bagi penghuni.
Karena fungsi utama sebagai memberi cahaya alami, maka penggunaan glass block
bisa membuat pemakaian daya listrik bisa ditekan serendah mungkin. Dan proses
pemasangan glass block tidak terlalu sulit, konsepnya hampir sama dengan
pemasangan bata atau roster namun peletakannya memakai sistem berjajar dan dapat
dilaksanakan bersamaan dengan pasangan dinding.

• Roster
Secara fungsional, roster merupakan elemen sirkulasi udara atau penghawaan pada
bangunan. Pemasangan roster biasanya diletakkan di atas pintu atau jendela, supaya
fungsi roster sebagai ventilasi ruangan bisa lebih baik. Selain itu roster juga
diaplikasikan sebagai partisi eksterior berupa pagar seperti yang biasa diaplikasikan di
taman atau pagar rumah. Lebih jauh lagi karena roster umumnya memiliki motif-
motif tertentu yang bila disusun akan membentuk pola geometris tersendiri,
pemakaian roster dalam dunia arsitektur berkembang bukan hanya sebagai ventilasi,
namun juga sebagai pembentuk aksen supaya fasade bangunan lebih manis dan juga
bisa diaplikasikan sebagai secondary skin pada bangunan.

III. Pekerjaan Atap


• Penutup Atap Metalroof
Metal roof adalah bahan atap yang dibuat dari genteng yang terbuat dari bahan metal
Zincalume. Sebagaimana atap dari bahan lain, genteng metal ini digunakan untuk
mengatapi rumah atau bangunan.
Kelebihan dari Atap metal dibanding genting beton dan bahan atap lainnya adalah
sangat ringan, beratnya hanya 1/10 dari genting beton. Atap logam ini sangat cocok
digunakan di daerah rawan gempa atau yang memiliki tanah gambut. Karena ringan
maka atap dari metal tidak membebani bangunan, juga memiliki warna-warna indah
yang tidak mungkin dimiliki genting beton atau yang lainnya.
Bentuknya berupa lembaran, menyerupai bahan seng. Genteng tersebut ditanam di
balok gording dari rangka atap (kuda-kuda), menggunakan baut.. Ukuran yang
tersedia bervariasi, 60-120cm (lebar), dengan ketebalan 0.3mm dan panjang antara
1.2-12m.

Beberapa keunggulan metal roof yaitu:


a. Tahan Terhadap Beban dan benturan.
b. Tahan terhadap serangan karat, pecah, lumut dan jamur.
c. Tahan terhadap perubahan warna dalam berbagai kondisi cuaca.
d. Dapat memberikan Nilai Tambah yang lebih tinggi (hemat konstruksi
dan pemeliharaan)
Adapun urutan pelaksanaan pekerjaan metalroof adalah;
 Pekerjaan persiapan meliputi, pembuatan shopdrawing, approval
material, pendatangan material dll
 Pastikan pendatangan material masih dalam keadaan bagus dan
terlindungi di dalam cover

 Material disimpan & diletakkan di Atas papan penyangga untuk


menghindari kontak langsung dengan air & lembabnya tanah.
 Marking lokasi pemasangan sesuai shopdrawing
 Pasang benang acuan
 Pasang rangka dan genteng tiap bidang
 Pasang Terlebih Dahulu Genteng Kedua dari Atas / NOK sebagai
Acuan. Pastikan Pemasangan tidak Terbalik antara Atas & Bawah

 Pastikan pemasangan genteng berikutnya mengunci pada genteng


yang sudah terpasang.

 Pastikan Bagian Atas, Bawah, Kanan & Kiri Genteng Terpasang


Rapat.
 Genteng dipaku ke Reng 3.25 – 4 cm dari Titik Tengah Gelombang
Besar Genteng. Pemakuan dilakukan pada Dinding Genteng.
 Pemasangan Genteng Juga dapat dilakukan dengan Menggunakan
Sekrup yang dibantu dengan Mesin Bor

 Genteng dipotong Menggunakan Gunting Seng dengan Ukuran


sesuai dengan jarak Genteng ke NOK yang sudah ditambahkan
5cm.
 Kemudian Genteng ditekuk dengan Alat Penekuk untuk
Mempermudah Pemasangan ke Papan NOK.
 Setelah Genteng dipotong & ditekuk ke Atas, Kemudian Memaku
Genteng ke Papan NOK Bagian Atas.
 Pemakuan NOK Atas dilakukan di Samping Kanan dan Kiri. NOK
dipaku pada Kayu Penyangga / Papan Dudukan NOK.
• Pasangan Talang

Berikut adalah flowchart pekerjaan talang air hujan


• Lisplang + Cat
Lisplang yang digunakan merupakan lisplang GRC dengan finish cat exterior
dipasang ke rangka atap baja ringan.

IV. Pekerjaan Plafond


• Penutup Plafond Gypsum/GRC + Rangka
Plafon adalah permukaan interior atas yang berhubungan dengan bagian atas sebuah
ruangan. Umumnya, langit-langit bukan unsur struktural, melainkan permukaan yang
menutupi lantai struktur atap di atas bagian konstruksi yang merupakan lapis
pembatas antara rangka bangunan dengan rangka atapnya. Plafon atau sering disebut
juga langit-langit merupakan bidang atas bagian dalam dari ruangan bangunan.
Plafon merupakan bagian dari interior yang perlu didesain sehingga ruangan menjadi
sejuk dan enak dipandang (artistik).
Peralatan yang digunakan :
 Amplas
 Benang atau senar
 Obeng
 Meteran
 Gergaji
 Mistar
 Spidol
Material yang digunakan :
 Plafond gypsum calsiboard dan gypsumboard
 Batang Penggantung / Channel clip & hanger
 T Spline & H bar (pengaku).
 Plaster
 Bahan pengisi sambungan plafond/compound
 Vaseline / isolasi plastik
Adapun urutan pelaksanaan pekerjaan plafond yaitu;
 Marking rencana elevasi dan posisi titik penggantung, buat garis
sipatan pada dinding & as sumbu ruangan.
 Pasang penggantung dan rangka hollow tepi (Wall Angle) tepat
pada sipatan
 Pasang tarikan benang memanjang, melintang dan diagonal sebagai
acuan elevasi dan kelurusan plafon
 Pasang rangka plafon arah melintang dan memanjang, pastikan
pasangan rangka rata dan lurus
 Pasang panel gypsum pada rangka hollo yang sudah terpasang rata
dan lurus sesuai elevasi rencana. Perhatikan bahwa ujung panel
gypsum tepat berada pada as rangka, dan sambungan panel gypsum
adalah saling silang (staggered). Disarankan menggunakan screw
gypsum type “S”
 Ratakan sambungan panel gypsum
 Marking posisi accessories M/E pada panel gypsum yang sudah
terpasang
 Lubangi posisi accessories M/E yang sudah dimarking pada panel
gypsum
 Finishing permukaan plafon
 Pasang accessories M/E pada plafon

• Pekerjaan list plafond


Pekerjaan list plafon adalah pekerjaan finishing diplafon yang biasanya digunakan
untuk mempercantik suatu tampilan sudut plafond, ada juga yang memanfaatkan list
plafon untuk menutupi sambungan pertemuan plafond dan dinding. Ragam macam
untuk pekerjaan list ini modelnya sangat bervariasi, mengikuti selera dan kondisi
tempat yang ada.
Peralatan yang digunakan:
Adapun urutan pekerjaan list plafond yaitu;
 Marking elevasi list plafond dan buat garis sipatan pada
dinding sesuai shop drawing.
 Pasang tarikan benang sebagai acuan elevasi dan kelurusan
pasangan list
 Buat adukan compound
 Potong list sesuai ukuran yang akan dipasang
 Pasang list dan rekatkan dengan compound
 Rapikan dan ratakan sambungan serta sudutan list

V. Pekerjaan Pengecatan
• Pengecatan Dinding
 Pengecatan dimulai dengan pembersihan permukaan dinding
dilanjutkan dengan pelapisan alkali resistance.

 Setelah 1hari lapisi dgn wall filler/ plamur/ semen filler dgn
memakai kape
 Setelah plamur kering diamplas sampai halus / untuk semua
permukaan

 Bersihkan dengan lap hingga bebas dari debu


Yang menempel
 Cat dasar dengan rol 1 lapis

 Ulangi 1-2 kali lagi sampai rata dan tidak membayang


 Untuk tempat yang tidak terjangkau dengan rol gunakan kuas
• Pengecatan Plafond
 Cek kerataan permukaan material plafond dgn
jidar allumunium

 Perapihan sambungan material plafond dengan compound dan


papertape
 Lapisi permukaan plafond yang telah rapih dengan lapisan pertama

 Ulangi 1-2 kali lagi sampai rata dan tidak membayang, diamkan
hingga mengering
VI. Pekerjaan Finishing dan Aksesoris
• Pasang Handrail Galvanis
 Pekerjaan handrail dilakukan di atas railing bata
 Handrail terbuat dari besi galvanis

• Secondary Skin GRC


Secondary skin GRC atau façade yang terbuat dari GRC. GRC adalah kepanjangan
dari Glassfibre Reinforced Cement Board atau lebih dikenal papan semen fiber.
Papan GRC terbuat dari campuran gipsum, semen, pasir, dan serat (fiber). Papan
GRC lebih kuat daripada gipsum. Ia dapat digunakan untuk dinding interior maupun
dinding eksterior. Tapi papan GRC tidak dapat digunakan sebagai dinding struktural.
Papan ini hanya bisa digunakan sebagai dinding penyekat.
• Finishing Façade Plesteran
Finishing pada façade dengan plesteran dilakukan sesuai dengan spesifikasi plesteran
yang diminta, finishing berupa plester pada bagian ban-banan horizontal dan façade
GRC.

• Pekerjaan Ban banan


Ban-banan dipasang pada sambungan antara atap atau sambungan antara atap dan
dinding, bertujuan untuk mencegah kebocoran.
• Pasang Logo PU Stainlesssteel
Pemasangan logo stainlesssteel telah dipabrikasi terlebih dahulu sesuai dengan
spesifikasi dan pemasangan sesuai dengan lokasi di gambar.

• Penanaman Tanaman Perdu + Pot


Penanaman tanaman perdu dilakukan sesuai dengan tata letak landscape yang telah
direncanakan.

VII. Pekerjaan Perkerasan Keliling Bagian Luar Bangunan


• Pasangan Paving Block & Kansteen
Menurut SNI 03 0691 1996, Concrete Paving Block (CBP) Merupakan suatu
komposisi bahan bangunan yang dibuat dari campuran semen portland, pasir/ agregat
dan air dan dengan atau tanpa bahan tambah lainnya. Sebagai pilihan pembuatan
jalan, selain jalan aspal dan beton. Paving kaya akan warna dan motif untuk
aplikasinya
Concrete Paving Block dapat dibentuk untuk menghasilkan efek yang menarik
baik sebagai jalur, atau teras, atau dicampur dengan jenis paving lain untuk
menciptakan sebuah fitur unik. Paving blok adalah alternatif untuk pengganti aspal
yang lebih tradisional atau jenis jalan yang menggunakan makadam, dan terlihat jauh
lebih baik daripada tarmacadam ataupun rabat beton . Saat ini paving blok bahkan
digunakan di daerah-daerah beban berat, seperti pelataran parkir, dermaga dan jalan
umum.

Lapisan bahan pada paving


d. Pekerjaan Dinding, Plester & Aci
• Pasangan Dinding Bata
Alat yang digunakan

Material dan bahan bantu


Dari masing-masing jenis bata , material perekatnya pun berbeda-beda, hal ini untuk
mendapatkan hasil terbaik perekat antar bata tersebut. Bahan material ini sudah
terjual dipasaran di toko-toko bangunan di sekitar kita.

Adapun urutan pelaksanaan pekerjaan pasangan data;


 Pekerjaan persiapan meliputi persiapan material, alat kerja dan
perlengkapan kerja

 Pekerjaan pengukuran : Marking lokasi yang akan dipasangi bata


 Pekerjaan pengukuran : Marking lokasi yang akan dipasangi bata

 Pasang bata awal sebagai acuan


 Pasang bata sampai ketinggian 1 m

 Pasang kolom praktis


 Lanjutkan pemasangan bata sampai ketinggian rencana dan Pasang
balok praktis jika diperlukan
• Plesteran dan Acian Mortar
Pekerjaan Plester acian merupakan langkah akhir dari rangkaian pemasangan
dinding, dimulai dari pekerjaan pasangan dinding batu bata, batako atau selcon
kemudian dilakukan plesteran dan diakhiri dengan acian. setelah acian dilakukan
maka bisa ditinggal begitu saja untuk mendapatkan nuansa dinding bertekstur batu
buatan atau dilapisi dengan cat agar dinding menjadi berwarna sesuai selera.
meskipun terkesan sederhana yaitu hanya mengoleskan dan menghaluskan semen di
permukaan dinding namun pekerjaan acian ini memerlukan keahlian khusus agar
finishing dinding bisa benar-benar bagus, oleh karena itu diperlukan tukang bangunan
yang telah profesional dalam mengaci dinding sehingga dapat menghasilkan
pekerjaan yang baik serta dapat selesai dalam waktu secepat mungkin.
Pekerjaan Plester acian merupakan langkah akhir dari rangkaian pemasangan
dinding, dimulai dari pekerjaan pasangan dinding batu bata, batako atau selcon
kemudian dilakukan plesteran dan diakhiri dengan acian. setelah acian dilakukan
maka bisa ditinggal begitu saja untuk mendapatkan nuansa dinding bertekstur batu
buatan atau dilapisi dengan cat agar dinding menjadi berwarna sesuai selera.
meskipun terkesan sederhana yaitu hanya mengoleskan dan menghaluskan semen di
permukaan dinding namun pekerjaan acian ini memerlukan keahlian khusus agar
finishing dinding bisa benar-benar bagus, oleh karena itu diperlukan tukang bangunan
yang telah profesional dalam mengaci dinding sehingga dapat menghasilkan
pekerjaan yang baik serta dapat selesai dalam waktu secepat mungkin.
Adapun urutan pelaksanaan pekerjaan plesteran;
 Basahi permukaan dinding secara merata, sampai kondisi
jenuh air

 Pasang benang untuk menentukan ketegakan vertikal dan


horizontal untuk keperluan caplakan & kepala plesteran

 Pasang kepalaan sesuai caplakan dan tarikan benang

 Lakukan pekerjaan plesteran berdasarkan kepalaan yang


sudah terpasang
 Basahi dinding yang akan di aci hingga basah , hal ini
dimaksudkan agar nantinya dinding tidak banyak
menyerap air semen .
 Melaburkan bahan acian semen yang sudah jadi ke
permukaan dinding dengan menggunakan cetok
 Haluskan pekerjaan acian dengan menggunakan kertas semen
bekas, sehingga permukaan benar-benar rata dan halus.

 Usahakan agar hasil acian dinding t idak cepat kering, yaitu


dengan menyiram air, karena pengeringan yang terlalu cepat
dapat menyebabkan keretakan dinding.
e. Pekerjaan Lantai
• Pasangan Keramik (Lantai & Dinding)
Pemasangan lantai keramik dimulai dengan pengecekan material keramik disite
apakah sudah sesuai dengan standar yang diminta baik bentuk, warna, tidak pecah
dan rata. Berikutnya adalah pembersihan area kerja dari debu yang menempel
menggunakan compressor. Setelah itu dimulai proses marking sesuai gambar/ pola
yang telah disetujui. Pekerjaan selanjutnya adalah pemasangan kepalaan keramik
dimulai dengan pemasangan spesi kemudian memasang keramik. Khusus untuk
keramik harus direndam dulu sebelum dipasang. Setelah pemasangan kepalaan
dilanjutkan dengan pemasangan keramik keseluruhan sambil mengecek kelurusan
dan kerataan. Setelah satu hari dilaksanakan pemasangan Nat. Seteleh Nat selesai
dipasang dilakukan pengecekan keseluruhan. Apabila tidak ada kesalahan pekerjaan
selesai dilakukan.

Adapun tahap pekerjaan keramik lantai yaitu;


• Slab lantai yang akan dipasangkan keramik sebelumnya dibersihkan
dari debu dengan menggunakan compressor

• Pemasangan kepalaan keramik

• Pemasangan keramik dengan memakai adukan pasir air dan semen


• Pemasangan keramik

• Pemasangan keramik selesai


• Pemasangan rambu dan ralling untuk menghindari orang lewat
sebelum digunakan.

• Pasangan Plint
• Bidang keramik lantai yang telah terpasang
• Marking ketinggian plint & skirting (10cm)

• Bobok area pemasangan plint & skirting hingga ketinggian 10cm


dari lantai (sesuai marking) dan kedalaman yang ditentukan
• Pasang plint & skirting sesuai pola pada gambar dengan perekat
spesi, ratakan dengan palu karet

• Pekerjaan Waterproofing (liquid/cement base & membrane)


Waterproofing adalah bahan atau material yang dipergunakan dalam kontruksi untuk
melindungi permukaan untuk menolak atau menahan tembusnya air
terhadap struktur yang dilapisi. Dalam pelaksanaannya material yang digunakan
untuk melindungi struktur akan dilapisi dengan lembaran logam, membran, coating
dan flash band self adhisive.
1. Sistem Membran . Adalah perlindungan dengan meggunakan membran atau
lembaran yang terbuat dari karet terhadap permukaan struktur . Dipergunakan
untuk struktur pelat atau atap beton. Lembaran membran di susun sesuai dengan
keperluan seluruh permukaan struktur yang akan dilindungi. Waterproofing
dengan jenis membran terbuat dari bahan monomer kimia, etilena, propilena yang
dicampur dengan bahan karet.
2. Sistem Coating/ Liquid . Adalah perlindungan terhadap ketahanan air dengan
menggunakan bahan polimer berbentuk bahan cat untuk menutup permukaan
struktur yang dilindungi. Umumnya digunakan untuk perlindungan dinding,
bak, tanki dan juga dapat dipergunakan untuk perlindungan terhadap permukaan
kayu. Untuk permukaan luas dan perlindungan yang lebih kuat dapat
menggabungkan dengan bahan polyester pada permukaan yang dilindungi.
 Bersihkan Permukaan yang akan di waterproofing dari debu,
kotoran, dan pecahan beton, lalu lembabkan
permukaan.Permukaan yang belum rata di chipping.
 Dibuat tanggulan untuk tes rendam.
 Buat fillet pada sudut-sudut siku dengan bahan mortar.
 Pada daerah potongan (sambungan pipa), lakukan grouting.
 Mixing material waterproofing.
 Laburkan area yang hendak di waterproofing dengan menggunakan
kuas ( sebelum dilaksanakan waterproofing pastikan area dalam
keadaan lembab).
 Laburkan lapis kedua dengan selang waktu 3-4 jam.
 Tes Rendam Area yang sudah diwaterproofing.

• Pekerjaan Screed
Screed adalah suatu lapisan bahan plester, untuk finishing kayu atau lainnya yang
ditempatkan pada permukaannya. Sebagai panduan untuk ketebalan yang tepat dari
plester atau beton yang akan diterapkan di area tersebut. Sebuah bagian yang
sangat penting dari konstruksi adalah screed. Tidak peduli apa yang
sedang dibangun, pekerjaan screed memainkan peran yang sangat penting dalam
mencapai tampilan dan elevasi yang tepat dari desain yang diinginkan. Dengan
demikian, screeding merupakan bagian yang sangat penting dalam setiap
pekerjaan bangunan atau konstruksi.
Adapun urutan pekerjaan screeding yaitu;
 Buat marking untuk elevasi screed dengan selang air /
waterpass.
 Bersihkan permukaan lantai dari debu dan puing dengan sapu /
compressor.
 Siram permukaan lantai dengan air sampai lembab.
 Pasang benang pada jalur kepalaan ( elevasi sesuai dengan
marking )
 Tentukan tebal screed lantai sesuai dengan jenis finishing
lantai.
 Buat caplaan pada jalur kepalaan dengan jarak 1,5 s/d 2 m ,
elevasi sesuai benang. Pada bagian atas caplaan diberi triplek 5
x 5 cm.
 Isi adukan dengan campuran 1 : 4 diantara kepalaan, elevasi
sesuai benang.
 Demikian seterusnya untuk jalur kepalaan yang lain dengan
jarak antar kepalaan 1,5 m s/d 2 m sejajar kepalaan pertama.
 Isi adukan dengan campuran 1 : 4 diantara 2 kepalaan. Dan
ratakan dengan jidar aluminium, lalu haluskan dengan roskam
kayu.
 Aci permukaan bidang screed setelah umur screed 2 – 3 hari
( khusus finishing lantai keramik, permukaan screed tidak
perlu di aci tetapi di kasarkan ).

f. Pekerjaan Kamar Mandi (termasuk Pekerjaan Waterproofing)


• Instalasi Sanitary
a. Regulasi
Standar Nasional Indonesia (SNI)
SNI 03-6481-2000 tentang sistem plumbing.
SNI 03-7065-2005 tentang tata cara perencanaan sistem plumbing.
b. Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan sanitary meliputi pengadaan dan pemasangan sanitary antara
lain ;
 Closet
 Wastafel
 Kran
 Shower
 Floor Drain
• Pekerjaan Waterproofing (liquid/cement base & membrane)
Waterproofing adalah bahan atau material yang dipergunakan dalam kontruksi untuk
melindungi permukaan untuk menolak atau menahan tembusnya air
terhadap struktur yang dilapisi. Dalam pelaksanaannya material yang digunakan
untuk melindungi struktur akan dilapisi dengan lembaran logam, membran, coating
dan flash band self adhisive.
1. Sistem Membran . Adalah perlindungan dengan meggunakan membran atau
lembaran yang terbuat dari karet terhadap permukaan struktur . Dipergunakan
untuk struktur pelat atau atap beton. Lembaran membran di susun sesuai dengan
keperluan seluruh permukaan struktur yang akan dilindungi. Waterproofing
dengan jenis membran terbuat dari bahan monomer kimia, etilena, propilena yang
dicampur dengan bahan karet.
2. Sistem Coating/ Liquid . Adalah perlindungan terhadap ketahanan air dengan
menggunakan bahan polimer berbentuk bahan cat untuk menutup permukaan
struktur yang dilindungi. Umumnya digunakan untuk perlindungan dinding,
bak, tanki dan juga dapat dipergunakan untuk perlindungan terhadap permukaan
kayu. Untuk permukaan luas dan perlindungan yang lebih kuat dapat
menggabungkan dengan bahan polyester pada permukaan yang dilindungi.

 Bersihkan Permukaan yang akan di waterproofing dari debu,


kotoran, dan pecahan beton, lalu lembabkan
permukaan.Permukaan yang belum rata di chipping.
 Dibuat tanggulan untuk tes rendam.
 Buat fillet pada sudut-sudut siku dengan bahan mortar.
 Pada daerah potongan (sambungan pipa), lakukan grouting.
 Mixing material waterproofing.
 Laburkan area yang hendak di waterproofing dengan menggunakan
kuas ( sebelum dilaksanakan waterproofing pastikan area dalam
keadaan lembab).
 Laburkan lapis kedua dengan selang waktu 3-4 jam.
 Tes Rendam Area yang sudah diwaterproofing.

g.Pekerjaan MEP; air bersih, air kotor, air bekas, air hujan/buangan, sistem
penanggulangan kebakaran/hydrant
I. Pekerjaan Elektrikal Arus Kuat
• Saklar dan Stop Kontak
 Marking jalur instalasi saklar dan stop kontak dengan level
ketinggian dari lantai sesuai dengan yang dipersyaratkan.
 Lakukan cutter jalur marking yang telah dibuat sebelumnya dengan
menggunakan mesin cutter.
 Pasang conduit dan inbow dos pada jalur marking yang telah
dibuat.
 Tutup tembok jalur instalasi tersebut dengan plester serta
bersihkan kembali lokasi kerja.
 Pasang kawat pancing, ikat dengan kabel dan tarik kawat pancing
tersebut. Setelah kabel masuk ke dalam jalur conduit, potong kabel
instalasi sesuai dengan kebutuhan.
 Sambungkan instalasi kabel pada tee dos dan tutup sambungan
tersebut dengan las dop. Lalu tutup dengan tee dos. Lakukan test
konektivitas sambungan dan tahanan isolasi kabel instalasi yang
telah terpasang.
 Setelah hasil tes dinaytakan baik, pasang saklar dan stop kontak
pada lokasi yang telah disediakan saat proses finishing telah selesai.

• Titik Instalasi (Kabel dan Konduit PVC)


 Lakukan marking terlebih dahulu pada plat lantai untuk jalur pipa
conduit.
 Pasang pipa conduit sesuai dengan jalur marking yang telah dibuat
dengan menggunakan klam berwarna yang sesuai dengan jenis
pekerjaannya.
 Masukkan kawat pancing untuk menarik kabel dan sambung ujung
kabel dengan kawat pancing tersebut.
 Kemudian tarik kawat pancing tersebut dan hubungkan kabel yang
ditarik tersebut dengan jalur instalasi titik percabangan di dalam
tee dos.
 Tutup sambungan pada tee dos dengan lasdop.
 Lakukan marger resistensi kabel instalasi yang telah dipasang untuk
menguji kualitas sambungan kabel pada tiap tee dos.

• Fixtures Lampu + Armatur


 Sebelum memulai pekerjaan, pastikan instalasi listrik sudah
terpasang dengan baik.
 Lakukan marking lokasi penempatan lampu / armatur pada titik
yang sudah ditentukan pada shop drawing.
 Lakukan pengeboran lokasi tempat gantungan (support) dan
pasang gantungan pada titik bor tersebut.
 Sambungkan instalasi yang telah tersedia dengan armatur.
Rapihkan posisi armatur dan kondisi ceiling sekitar.

• Exhaust Fan
 Pertama tentukan terlebih dahulu lokasi pemasangan exhaust
sesuai dengan gambar.
 Pastikan titik penempatan exhaust tersebut bebas dari halangan
seperti pipa atau benda lainnya.
 Selanjutnya bor lubang yang sudah ditentukan tersebut dan tandai
langit-langitnya.
 Gunakan bor listrik dan sekop yang ekstra panjang 1,9 cm untuk
mengebor lubang di langit-langit dimana exhaust tersbut akan
diletakkan.
 Langkah selanjutnya letakkan kipas exhaust di posisi yang telah
ditentukan.
 Sebelum kipas tersebut dipasang, satukan pipa siku 90 derajat ke
pipa saluran pembuangan dengan tepat bagian luar menggunakan
selotip pipa kertas.
 Tambahkan kabel konektor menembus lubang pada sisi kipas lalu
potong kurugnan logam yang menyokongnya.
 Letakkan kipas di posisi tengah dari lubang langit-langit yang
dibuat.
 Pastikan tiap titik koneksi sudah diarahkan ke tempat yang tepat.

• Kipas Angin
 Pertama tentukan terlebih dahulu lokasi pemasangan kipas angin
sesuai dengan gambar.
 Pastikan titik penempatan kipas angin tersebut bebas dari halangan
seperti pipa atau benda lainnya.
 Selanjutnya bor lubang yang sudah ditentukan tersebut dan tandai
langit-langitnya.
 Langkah selanjutnya letakkan kipas angin di posisi yang telah
ditentukan.
 Tambahkan kabel konektor menembus lubang pada sisi kipas.
 Pasang kipas di posisi tengah dari titik langit-langit yang dibuat.
 Pastikan tiap titik koneksi sudah diarahkan ke tempat yang tepat

• Cealing Fan
 Pertama tentukan terlebih dahulu lokasi pemasangan cealing fan
sesuai dengan gambar.
 Pastikan titik penempatan cealing fan tersebut bebas dari halangan
seperti pipa atau benda lainnya.
 Selanjutnya bor lubang yang sudah ditentukan tersebut dan tandai
langit-langitnya.
 Langkah selanjutnya letakkan cealing fan di posisi yang telah
ditentukan.
 Tambahkan kabel konektor menembus lubang pada sisi kipas.
 Pasang kipas di posisi tengah dari titik langit-langit yang dibuat.
 Pastikan tiap titik koneksi sudah diarahkan ke tempat yang tepat

II. Pekerjaan Sumber Daya dan Kabel Utama


• Penyambungan PLN
Kordinasikan dengan PLN setempat untuk melakukan permintaan penyambungan
listrik dengan daya sesuai dengan spesifikasi. Permintaan harus diajukan dari jauh-
jauh hari untuk mengantisipasi jalur distribusi yang belum tersedia ke lokasi proyek.

• Kabel MDP ke Trafo


 Siapkan jalur instalasi terlebih dahulu.
 Pastikan jalur instalasi tersebut aman dari ganguan luar.
 Lakukan instalasi kabel utama tersebut antara MDP dengan panel.
 Pastikan inslatasi telah dilakukan dengan baik dan tertutup rapat
kembali.
 Uji resistensi dari sambungan yang telah dilakukan.

III. Pekerjaan Panel dan Kabel Feeder


• Panel Daya Listrik
 Siapkan forklift jika panel MDP terlalu berat untuk diangkat oleh
pekerja.
 Persiapkan alat-alat yang dibutuhkan dalam proses
pemasangannya, diantara lain adalah sebagai berikut :
 Setelah peralatan dipersipakan, langkah pertama pastikan bahwa
pondasi yang dibuat untuk panel MDP telah dibuat dengan benar.
 Lakukan marking pada lokasi penempatan panel.
 Kemudian bor lubang dinabolt sebagai penguat panel dan
tempatkan panel pada posisi yang telah ditentukan.
 Selanjutnya pasang dan kencangkan baut dinabolt.
 Setelah itu, pasang semua aksesoris yang dibutuhkan.
 Pastikan kabel tray terpasang dengan baik sesuai dengan kebutuhan
yang tertera dalam shopdrawing.
 Langkah terakhir adalah hubungkan kabel instalasi dengan panel.

• Pekerjaan Kabel Tray


 Untuk instalasi kabel tray, pastikan plat lantai sudah bersih dari
bekisting.
 Lakukan marking untuk jalur kabel tray sesuai dengan shop
drawing.
 Selanjutnya tandai lokasi gantungan akan dipasang.
 Bor titik gantungan sesuai dengan marking yang telah dibuat.
 Selanjutnya pasang kawat gantungan pada titik bor tersebut, lalu
pasang kabel tray satu per satu.
 Setelah terpasang, sambungkan kabel tray satu persatu.
 Pastikan kabel tray telah terpasang rapih dan sesuai dengan
ketentuan yang dipersyaratkan.

• Pekerjaan Penangkal Petir


Pembuatan sistem penangkal petir Pembuatan sistem penangkal petir bertujuan
untuk melindungi suatu area gedung beserta isinya dari bahaya arus lebih yang
diakibatkan dari sambaran petir yang mungkin terjadi ketika musim penghujan,
sistem tersebut terdiri dari:
 Terminal penangkal petir, dipasang di puncak bangunan, harus
terisolasikan dari bangunan yang dilindunginya pada seluruh
kondisi.
 Dipasang pada ujung batang peninngi yang kuat dan berdiri kokoh
dan tegak lurus pada ketingian.
 Saluran / Penghantar yang memenuhi test standard IEC 60 -1 : 1989
dari kabel high voltage shielded 50/70 mm2 tanpa sambungan.
 Sambungan pada bak kontrol harus menjamin suatu kontak yang
baik dan diusahakan agar dapat dibuka untuk keperluan
pemeriksaan atau pengetesan tahanan tanah.
 Pentanahan, dengan tahanan tanah harus lebih kecil dari 2 ohm
dan ditanamkan minimal 12 meter dan mencapai air tanah.
 Sistem pembumian (grounding) bertujuan mengamankan peralatan
elektrik maupun elektronik serata gedung itu sendiri dari bahaya
kerusakan maupun kebakaran saat terjadi beban lebih. sistem
tersebut terdiri dari:
 Peralatan Utama pada tiap Substation (panel dan genset)
dihubungkan dengan ground melalui terminal masingmasing.
 Sistem grounding dari gedung penunjang operasional gedung
menggunakan kabel BC 70 mm2 atau sesuai dengan dokumen
kontrak.
IV. Pekerjaan Elektrikal Arus Lemah
• Pekerjaan CCTV
 Lakukan marking pada plat lantai untuk menentukan jalur konduit
yang akan digunakan sebagai jalur instalasi cctv.
 Bor plat lantai untuk memasang klem pipa konduit dan pasang pipa
konduit pada klem tersebut.
 Masukkan kawat pancing dan ikat kabel instalasi dengan kawat
tersebut dan tarik kawat pancingnya.
 Lakukan test kontinuitas pada kabel cctv yang digunakan untuk
mengecek koneksi kabel.
 Pasang titik kamera pada titik yang sudah ditentukan.
 Pasang peralatan utama seperti DVR, Monitor, dan lain lain sesuai
dengan yang dipersyaratkan pada ruang kontrol
• Pekerjaan Fire Alarm
 Lakukan marking plat lantai untuk jalur konduit yang akan
digunakan sebagai jalur instalasi fire alarm.
 Bor plat lantai tersebut dan pasang kelm untuk memasang pipa
konduit sesuai dengan jalur marking yang telah dibuat.
 Masukkan kawat pancing dan ikat ujung kabel instalasi dengan
kawat pancing lalu tarik kawat pancing tersebut.
 Potong kabel instalasi dengan panjang sesuai dengan kebutuhan.
 Pasang tee dos pada sambungan dan tutup sambungan dengan
menggunakan las dop.
 Lakukan uji resistensi untuk mengetes kualitas sambungan kabel
pada tee dos.
 Hubungkan kabel instalasi yang telah dipasang dengan peralatan
sound system fire alarm
V. Pekerjaan Plumbing
• Pekerjaan Air Bersih
Pemipaan Polypropelyne

• Pekerjaan Air Kotor


 Pemipaan Air Kotor ke Biofil Dengan PVC
 Distribusi Air Kotor Dengan Pipa PVC
 Shaft
• Testing & Commisioning
VI. Pekerjaan Mekanikal dan Plumbing
• Meteran Air
 Lakukan pemasangan Reinforcement Clamp Saddle pada Pipa
Distribusi.
 Dilanjutkan dengan Pemasangan Pipa Fleksibel, yang akan
menghubungkan Reinforcement Clamp Saddle dengan Meteran
Air konsumen.
 Selanjutnya Ujung Pipa Fleksibel tersebut dihubungkan dengan
Meteran Air Konsumen.
 Pemasangan selesai, tinggal melaksanakan pengecekan dengan cara
membuka Kran yang tersedia pada Meteran Air tersebut.

• Water Filter
 Marking lokasi sand & carbon filter serta pompa filter.
 Pasang instalasi pemipaan.
 Pasang Pompa Filter.
 Pasang Sand & Carbon Filter.
 Sambungkan sistem pemipaan antara pompa, water tank dan filter.
 Pasang panel serta instalasi kabel-kabelnya.
 Isi media pada tabung sand & carbon filter.
 Test & commissioning
 Marking lokasi filter dan letak pompa filter.
 Pasang instalasi pemipaan pada ruang pompa/ruang water
treatment plant.
 Pasang UF Feed Pump Pasang RO Feed Pump
 Pasang UF dan RO Water Tank. Pasang paket Pre Filter system.
 Pasang paket RO Filter system.
 Sambungkan sistem pemipaan antara pompa, water tank dan paket
filter.
 Pasang panel kontrol serta instalasi kabel-kabelnya.
 Test secara partial sistem mulai dari UF filter system kemudian ke
RO filter system.
 Test & commissioning (termasuk pengukuran kualitas air)
• Pompa Air Bersih & Tekan
 Marking lokasi penempatan pompa Air.
 Buat pondasi pompa, perhatikan kelurusan dan rata pondasi.
 Pasang instalasi pemipaan ruang pompa Air. Pasang Pompa Air
dan valve-valvenya.
 Sambung instalasi daya ke pompa.
 Atur pressure switch pompa. Lakukan running test pompa

• Pipa Pengisi GWT


 Marking lokasi penempatan pompa GWT.
 Buat pondasi pompa GWT, perhatikan kelurusan dan rata pondasi.
 Pasang instalasi pemipaan ruang pompa GWT.
 Pasang Pompa GWT dan valve-valvenya.
 Sambung instalasi daya ke pompa. Atur pressure switch pompa.
Lakukan running test pompa GWT.

• Pipa Pompa Air


 Marking jalur pipa sesuai shop drawing dan koordinasikan dengan
jalur pekerjaan lain seperti jalur Tray Cable dll.
 Bor plat lantai untuk memasang gantungan pipa air bersih.
 Pasang gantungan pipa sesuai dengan jalur marking yang telah
dibuat.
 Dan perhatikan level kemiringan pemasangannya (1-2%).
• Tangki Air
 Pastikan pondasi untuk alas tangki harus bersih, datar, rapat dan
rata (usahakan diatur dengan waterpass).
 Tempat untuk membuat pondasi harus dalam kondisi padat dan
stabil.
 Lebar pondasi harus lebih besar daripada diameter tangki.
 Usahakan untuk tidak menempatkan tangki air di atas instalasi pipa
dan/atau kabel tertimbun (untuk memudahkan bila suatu saat pipa
atau kabel tersebut akan diservis atau perawatan rutin).
 Tenpat yang akn dipasang tangki sebaiknya terbebas dari lalu lintas
atau mobilitas sehingga seluruh peralatan yang berhubungan
dengan tangki aman dari gangguan.

• Pekerjaan STP & Drainase Bangunan


 Sebelum pekerjaan penggalian dimulai, teliti dulu keadaan
bangunan, kondisi tanah, air tanah dan kondisi kekuatan di bawah
tanah sekeliling tempat pemasangan;
 buatlah saluran pipa pembuangan air; di tempat pengerjaan
penggalian :
 ruangan yang digali akan tergantung pada cara penggalian
 ukuran ruang yang digali harus 300 mm lebih besar dari ukuran
yang direncanakan;
 kemiringan galian > 3/10.
 Pekerjaan Buangan Tanah
 Jaga saat penimbunan tidak terjadi kerusakan pada tangki;
 Penimbunan dilakukan dengan pasir tanpa batu atau barang-barang
yang dapat merusak tangki;
 Padatkan dan rapihkan dengan tanah dan siram dengan air;
 Pada tahap ini, penimbunan pasir dilakukan sampai pipa efluen.
 Tanah hasil galian dipindahkan ke lokasi yang telah ditentukan,
 Untuk kebutuhan penimbunan tangki septiktank, 1/3 dari hasil
galian dapat dimanfaatkan untuk timbunan tersebut.
 Setelah pekerjaan penggalian, tanah runtuhan dan serpihan bekas
galian digunakan untuk pemadatan tanah pada dasar tanah.
 Pemadatan tanah, dasar pondasi dibuat 100 mm lebih dalam.
 Pemasangan pasir urug minimal 10 cm
Pekerjaan Septitank
 Pekerjaan lantai kerja
 Ukuran beton dibuat sesuai dengan ukuran struktur beton;
 Batang kerangka penguat beton sesuai ukuran D10 – 200;
 Pekerjaan lantai kerja dari beton tumbuk dengan kekuatan tekan
minimal 175 kg/cm2.
 Dalam hal penggalian tanah yang terlalu banyak, aturlah posisi
kedudukan pondasi dengan penambahan adukan beton.
 Permukaan beton harus rata dan datar.

• Pekerjaan Sumur Resapan


 Cara pembuatan sumur resapan dengan talang air adalah sebagai
berikut:
 Buat sumur dengan diameter dan kedalaman yang diinginkan,
namun tidak melebihi muka air tanah.
 Untuk memperkuat dinding tanah, gunakan buis beton, pasangan
bata kosong (tanpa plesteran) atau pasangan batu kosong.
 Buatlah saluran pemasukan yang mengalirkan air hujan dari talang
ke dalam sumur resapan dengan menggunakan pipa paralon.
 Buatlah saluran pembuangan dari sumur resapan menuju parit yang
berfungsi membuang limpahan air saat sumur resapan kelebihan
air.
 Ketinggian pipa pembuangan harus lebih tinggi dari muka air tanah
tertinggi pada selokan drainase jalan tersebut.
 Isi lubang sumur resapan air dengan koral setebal 15 cm.
 Tutup bagian atas sumur resapan dengan plat beton.
 Di atas plat beton ini dapat diurug dengan tanah..

• Pekerjaan Saluran Keliling Bangunan


 Pastikan saluran yang akan dipasang gravelnya bersih terlebih
dahulu.
 Bersihkan saluran tersebut dari segala kotoran termasuk debu-debu
untuk memperlancar proses pemasangan.
 Setelah saluran dinaytakan bersih, lakukan pekerjaan pemasangan
gravel pada saluran sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan
 Pasangan Grill Besi
 Pemasangan grating dan grill cast iron biasa digunakan pada
saluran air di area terbuka seperti jalan raya dan stadion.
 Desainnya yang berlubang memungkinkan air dapat langsung
masuk ke saluran drainase melalui grill dan grating tersebut.
 Selain itu komponen drainase ini memiliki konstruksi yang kokoh,
sehingga dapat berfungsi sebagai jalan penyeberangan.
 Karena didesain tanpa frame, penggunaannya yaitu dipasangkan
langsung pada beton saluran.
 Dalam pemasangan grill dan grating ini perlu memperhatikan
beberapa hal agar dapat berfungsi dengan baik.
 Beton landasan grill dan grating (kanan dan kiri) harus rata atau
sama tinggi.
 Bagian bawah grill & grating menempel sempurna dengan landasan
bawah.
 Beton landasan bawah ini harus dibuat kokoh agar mampu
menahan beban grill/ grating, dan juga beban yang melewatinya.
 Grill dan grating cast iron bagian atas harus dipasang rata dengan
beton samping.
 Hal ini bertujuan agar beban yang melewatinya smooth (halus) dan
tidak terjadi goncangan pada grill dan grating.
 Selain itu grill dan grating cast iron tidak dirancang untuk beban
kejut karena permukaan tidak rata, sehingga pemasangan bagian
atas grating ini harus benar-benar rata

• Pekerjaan Alat Pemadam Api Ringan


Penempatan APAR diatur dalam Permenakertrans RI No. 4/MEN/1980 tentang
syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan APAR. Persyaratan tersebut diantaranya
adalah:
1. Mudah dilihat, diakses dan diambil serta dilengkapi dengan tanda pemasangan
APAR / Tabung Pemadam.
2. Tinggi pemberian tanda pemasangan ialah 125 cm dari dasar lantai tepat di atas
satu atau kelompok APAR bersangkutan (jarak minimal APAR / Tabung
Pemadam dengan laintai minimal 15 cm).
3. Jarak penempatan APAR / Tabung Pemadam satu dengan lainnya ialah 15
meter atau ditentukan lain oleh pegawai pengawas K3 atau Ahli K3.
4. Semua Tabung Pemadam / APAR sebaiknya berwarna merah.
Sedangkan Syarat Tanda Pemasangan APAR adalah sebagai berikut :
1. Segitiga sama sisi dengan warna dasar merah.
2. Ukuran tiap sisi 35 cm.
3. Tinggi huruf 3 cm berwarna putih.
4. Tinggi Tanda Panah 7.5 cm berwarna putih.

• Pekerjaan Bor Dalam


 Lakukan persiapan lokasi meliputi pembersihan, perataan dan
pengerasan lokasi untuk posisi tumpuan mesin bor, pembuatan bak
lumpur, bak kontrol dan saluran untuk sirkulasi lumpur bor, pasang
casing pengaman sedalam 1-2 m pada posisi titik bor (apabila
formasi lapisan tanah paling atas yang akan dibor mudah runtuh),
setting mesin bor beserta menara (rig), setting pompa lumpur
beserta selang-selangnya, penyedian air serta pengadukan lumpur
bor untuk sirkulasi pemboran.
 Lakukan pemboran awal. Untuk pemboran tahap awal dengan
diameter lobang kecil sampai kedalaman yang dikehendaki.
 Pemboran pilot hole dengan sistem bor putar (rotary drilling) yang
disertai dengan sirkulasi lumpur bor (mud flush) kedalam lubang
bor, diameter pilot hole tergantung ukuran casing yang dipasang.
 Ambil sample gerusan (pecahan) formasi lapisan dalam setiap
meternya.
 Masukan sample lapisan tanah kedalam plastik kecil/kotak sample
dan diberi nomor sesuai dengan kedalamannya
 Lakukan pembersihan lubang bor untuk memperbesar lubang bor
sesuai dengan diameter konstruksi pipa casing dan saringan
(screen).
 Tahap pekerjan reaming sama seperti pada tahap pekerjaan pilot
hole, hanya pada pekerjaan reaming cutting (formasi lapisan tanah)
tidak perlu diambil lagi.
 Ideal selisih diameter lobang bor dengan pipa casing adalah 4-6
inchi. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah masuknya
konstruksi pipa casing dan saringan (sreen) serta masuknya
penyetoran kerikil pembalut (gravel pack)
 Lakukan uji pemompaan untuk mengetahui kondisi akuifer,
kapasitas serta kualitas sumur dalam.
 Catat data-data dalam uji pemompaan meliputi ; muka air tanah
awal (pizometrikawal), debit pemompaan, penurunan muka air
tanah selama pemompaan (draw-down), waktu sejak dimulai
pemompaan, kenaikan muka air tanah setelah pompa dimatikan,
waktu setelah pompa dimatikan.
 Lakukan uji pemompaan bertahap (step draw-doen test), dilakukan
3 step, masing-masing selama 2 jam dengan variasi debit yang
berbeda.
 Lakukan uji pemompaan panjang, dilakukan selama 2x 24 jam
dengan debit tetap.
 Ambil sample air 3 kali pada saat uji pemompaan panjang, yaitu
pada awal pemompaan, pertengahan dan akhir pemompaan.
 Sample air digunakan untuk analisa kualitas air.
 Kualitas air yang dianalisa meliputi ; PH, kadar unsur-unsur kimia
terkandung dalam air & jumlah zat pada terlarut (TDS).
 Setelah pengeboran deephole telah dilakukan, Pasang pompa
submersible permanent, panel listrik serta instalasi kabel-kabelnya.
 Buat bak kontrol/manhole apabila well head posisinya dibawah
level tanah, pembuatan apron apabila well head posisinya diatas
level tanah.
 Sambungkan instalasi perpipaan dari deepwell ke bak
penampungan (water tank).
 Pembersihan dan perapihan lokasi.

Anda mungkin juga menyukai