Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEGAWATDARURATAN IBU NIFAS

DENGAN MASTITIS

OLEH :

Cindy F. Putri Kasman

Della Denesti

Nur Azizah Putri Anisa

Putri Nur Mutmainah

Sefti Annisa

Yolanda Basri

UNIVERSITAS MH. THAMRIN

FAKULTAS KESEHATAN - PRODI D III KEBIDANAN

Jl. Raya Bogor KM.20, RT.2/RW.5, Kampung Tengah, Kramatjati. Jakarta


Timur
MASTITIS

A. PENGERTIAN

Mastitis adalah infeksi peradangan pada mamma, terutama pada primipara


yang biasanya disebabkan oleh staphylococcus aureus, infeksi terjadi melalui luka
pada putting susu, tetapi mungkin juga mungkin juga melalui peredaran darah
(Prawirohadjo, 2005 : 701).

Mastitis adalah suatu peradangan pada payudara disebabkan kuman,


terutama Staphylococcus aureus melalui luka pada puting susu, atau melalui
peredaran darah.

B. KLASIFIKASI
 Berdasarkan lokasinya mastitis terbagi atas:

-di bawah areola mammae

-di tengah areola mammae

-mastitis yang lebih dalam antara payudara dan otot-otot.

 Menurut penyebab dan kondisinya dibagi pula menjadi 3, yaitu :

-Mastitis periductal

Mastitis periductal biasanya muncul pada wanita di usia menjelang


menopause, penyebab utamanya tidak jelas diketahui. Keadaan ini
dikenal juga dengan sebutan mammary duct ectasia, yang berarti
peleburan saluran karena adanya penyumbatan pada saluran di
payudara.

-Mastitis puerperalis/lactational

Mastitis puerperalis banyak dialami oleh wanita hamil atau menyusui.


Penyebab utama mastitis puerperalis yaitu kuman yang menginfeksi
payudara ibu, yang ditransmisi ke puting ibu melalui kontak langsung.

-Mastitis supurativa

Mastitis supurativa paling banyak dijumpai. Penyebabnya bisa dari


kuman Staphylococcus, jamur, kuman TBC dan juga sifilis. Infeksi
kuman TBC memerlukan penanganan yang ekstra intensif. Bila
penanganannya tidak tuntas, bisa menyebabkan pengangkatan
payudara/mastektomi.

C. ETIOLOGI

1. Bakteri stafilokokkus aureus

Mastitis adalah suatu peradangan pada payudara disebabkan kuman,


terutama Staphylococcus aureus melalui luka pada puting susu, atau melalui
peredaran darah. Sebagian besar yang ditemukan pada pembiakan pus ialah
stafilokokkus aureus.

Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam saluran air
susu melalui sobekan atau retakan di kulit (biasanya pada puting susu). Mastitis
biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering terjadi dalam waktu
1-3 bulan setelah melahirkan. Sekitar 1-3% wanita menyusui mengalami mastitis
pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan.

2. Daya tahan tubuh yang lemah dan kurangnya menjaga kebersihan puting
payudara saat menyusui

3. Saluran ASI tersumbat tidak segera diatasi sehingga menjadi mastitis

D. PATOFISIOLOGI

Biasanya mastitis yang tidak segera diobati akan menyebabkan abses


payudara yang bisa pecah ke permukaan kulit dan menimbulkan borok yang
besar. Keluhannya adalah payudara membesar, keras, nyeri, kulit memerah, dan
membisul (abses), dan akhirnya pecah dengan borok serta keluarnya cairan nanah
bercampur air susu. Dapat disertai suhu badan naik dan menggigil.
E. TANDA DAN GEJALA
-suhu meningkat dengan cepat mencapai 39,5°C – 40 °C
-denyut nadi meningkat
-menggigil, malaise, sakit kepala
-daerah payudara menjadi merah, tegang, nyeri, disertai benjolan yang keras
F. PENANGANAN
1. Bila terjadi mastitis pada payudara yang sakit penyusuan bayi dihentikan.
2. Karena penyebab utama adalah Staphylococcus aureus, antibiotika jenis
penisislin dengan dosis tinggi dapat membantu, sambil menunggu hasil
pembiakan dan uji kepekaan air susu.
3. Lokal dilakukan kompres dan pengurutan ringan dan penyokong payudara;
bila panas dan nyeri berikan obat-obat anti panasdan analgetika.
4. Bila terjadi abses lakukanlah insisi radial sejajar dengan jalannya duktus
laktiferus. Pasang pipa (drain) atau tamponade untuk mengeringkan nanah.
G. PENCEGAHAN

Penanganan terbaik mastitis adalah dengan pencegahan. Pencegahan


dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Perawatan puting susu atau perawatan payudara

2. Susukan bayi setiap saat tanpa jadwal

3. Pembersihan puting susu sebelum dan sesudah menyusui untuk menghilangkan


kerak dan susu yang sudah kering

4. Teknik menyusui yang benar, bayi harus menyusu sampai ke kalang payudara.

5. Bra yang cukup meyangga tetapi tidak ketat

6. Perhatian yang cermat saat mencuci tangan dan perawatan payudara

7. Kompres hangat pada area yang terkena

8. Masase area saat menyusui untuk memfasilitasi aliran air susu

9. Peningkatan asupan cairan

10. Istirahat

11. Membatu ibu menentukan prioritas untuk mengurangi stress dan keletihan
dalam kehidupannya
12. Suportif, pemeliharaan perawatan ibu

13. Menyusui secara bergantian payudara kiri dan kanan

14. Untuk mencegah pembengkakan dan penyumbatan saluran, kosongkan


payudara dengan cara memompanya

15. Rajin mengganti bh / bra setiap kali mandi atau bila basah oleh keringat dan
ASI, BH tidak boleh terlalu sempit dan menekan payudara.

16. Senam laktasi (menggerakkan lengan secara berputar sehingga sendi bahu ikut
bergerak kearah yang sama guna membantu memperlancar peredaran darah dan
limfe di payudara.

17. Tindakan rutin sebagai bagian perawatan kehamilan

Misalnya bayi harus mendapat kontak dini dengan ibunya dan mulai menyusui
segera setelah tampak tanda-tanda kesiapan,biasanya dalam jam pertama atau
lebih

18. Penatalaksanaan yang efektif pada payudara yang penuh dan kencang

Misalnya ibu harus dibantu memperbaiki kenyutan pada payudara oleh bayinya
untuk memperbaiki pengeluaran ASI

19. Perhatian dini terhadap semua tanda stasis ASI

Ibu harus tahu cara merawat payudara dan tanda stasis ASI atau mastitis sehingga
mereka dapat mengobatinya sendiri di rumah dan mencari pertolongan secepatnya
bila keadaan tersebut tidak menghilang

20. Perhatian dini pada kesulitan menyusui lain

Pemberian pengetahuan dan keterampilan dari petugas kesehatan untuk para


ibu agar dukungan menyusui terus menerus harus tersedia di masyarakat,serta
pemberian pengobatan secar dini

21. Pengendalian infeksi

Misalnya petugas kesehatan harus mencuci tangan setiap kali setelah kontak
dengan ibu dan bayi,kontak kulit dini dan rawat gabung bayi dengan
ibu,pemijatan,salep dan semprotan payudara (penisilin, klorheksidin)

22. Jika ibu melahirkan bayi lalu bayi tersebut meninggal, sebaiknya dilakukan
bebat tekan pada payudara dengan menggunakan kain atau stagen dan ingat untuk
minta obat penghenti ASI pada dokter atau bidan.
DAFTAR PUSTAKA

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisisologi Obstetri Patologi.


Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Varney, Helen, Jan M. Kriebs dan Carolyn L. Gegor. 2002. Buku Saku Bidan.
Diterjemahkan oleh: Endah Pakaryaningsih. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Medforth, Janet dkk. 2011. Kebidanan Oxford:Dari Bidan untuk Bidan. Jakarta:
EGC

Journal of Midwifery & Women's Health Breast Abscess in Lactation oleh


Jennifer G. Martin, CNM, MS. J Midwifery Womens Health. 2009;54(2):150-151

Saleha,Sitti.2009.AsuhanKebidananPadaMasaNifas.Jakarta:SalembaMedika

Anda mungkin juga menyukai