SAMPAH NEGERI
Karya Haji Adjim Arijadi
Para Pelaku :
1. Pengemis
2. Gelandangan Gadis
3. Gelandangan Tua
4. Cina
5. Lelaki
6. Suami
7. Isteri
Pada sebuah kaki lima, toko milik warga negara Cina, para pengemis tengah mengakhiri
istirahatnya dan langsung menyibukkan diri dengan membersihkan lantai kaki lima tersebut.
Seorang pengemis yang menguasai wilayah kaki lima itu pada bingung menempatkan bendanya
berupa keranjang sampah yang selalu dianggapnya sebagai tempat demokrasi dan berkas rahasia.
Keserbasalahan tersebut karena ia merasa bahwa harta bendanya selalu diincar-incar oleh mata
manusia. Dimatanya dalam penempatan benda itu sudah cukup baik, tetapi belum tentu kena
bagi mata pemilik toko.
Pengemis : Memang serba salah. Salah bagi orang yang tidak mau mengerti akan kebenaran dan
kepastian yang kumiliki-kutaruh disini, memang tepat menurut anggapanku. Tapi apakah tepat
bagi rasa dan biji mata orang lain ?
Lebih-lebih bagi bibir ceriwis si Cina itu.
Lantas dimana ?
Nah disini……oh, tidak. Disini akan jadi alas an tepat bagi si Cina untuk menendang keranjang
ini. Keranjang bagi orang kota memang tempat sampah. Tapi bagiku adalah sebuah almari
Cabinet indah yang serasi untuk dokumen rahasia atau harta yang mengandung nilai sejarah.
Disini letak perbedaan yang paling prinsipil.
Penulis,
Haji Adjim Arijadi.