Anda di halaman 1dari 11

TUGAS

MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN KESEHATAN

MAKALAH KOORDINASI

OLEH

ST. RAMLAH YULITA

K012181044

KELAS E

PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2018
KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
kelak.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah dari mata kuliah Manajemen dan Kebijakan Kesehatan dengan judul
“Koordinasi”.
Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan. Kami pun menyadari makalah ini masih banyak kekurangan
didalamnya, sehingga saran dan kritikan yang positif sangat di harapkan demi
penyempurnaan makalah kedepannya, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Ibu
Dr. dr. H. Noer Bahry Noor, M.Sc selaku dosen yang telah membimbing kami dalam menulis
makalah ini. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah sederhana ini dapat
berguna bagi pembaca yang budiman.

Makassar, 29 Oktober 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii
A. PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
B. PEMBAHASAN ................................................................................................................. 2
1. Defenisi/Batasan ............................................................................................................. 2
2. Pengertian/Ruang Lingkup ............................................................................................. 2
3. Pendapat Para Ahli .......................................................................................................... 3
4. Karakteristik Koordinasi yang Efektif ............................................................................ 3
5. Syarat-syarat Koordinasi ................................................................................................. 4
6. Tipe-tipe Koordinasi ....................................................................................................... 4
7. Mekanisme Dasar Koordinasi ......................................................................................... 5
C. RINGKASAN ..................................................................................................................... 6
D. REKOMENDASI ............................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 8

iii
A. PENDAHULUAN
Kebutuhan akan koordinasi tdak hanya dibutuhkan oleh suatu organisasi atau
perkumpulan yang memiliki sebuah struktur yang struktural. Dalam dirikita pun
sangat membutuhkann sebuah koordinasi yang baik untuk menjalankan setiap hal
yang ingin kita lakukan. Beruntungnya kita memiliki otak yang dapat mengkoordinasi
semua organ di tubuh kita. Otak dapat dengan mudah bekerja karena otak yang
berkuasa dan yang mutlak mengambil keputusan.
Tidak seperti halnya kerja koordinasi yang terdapat dalam tubuh kita, sistem
koordinasi yang tedapat dalam sebuah organisasi sangatlah kompleks karena dalam
sebuah organisasi terdapat lebih dari satu individu yang memiliki tujuan yang
berbeda, mulai tujuan yang bersifat kepentingan bersama maupun tujuan utuk diri
masing- masing maka dari itu dibutuhkan suatu kordinasi yang baik agar organisasi
dapat berjalan secaar efektif dan efisien.
Koordinasi sendiri didefinisikan sebagai proses penyatuan tujuan-tujuan
organisasi dan kegiatan pada tingkat satu satuan yang terpisah dalam suatu organisasi
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Koordinisasi yang
efektif dalam organisasi diperlukan karena tanpa adanya koordinasi maka setiap
anggota dalam organisasi tidak memiliki pegangan mana yang harus diikuti, yang
akhirnya akan merugikan organisasi itu sendiri.
Organisasi merupakan suatu lembaga atau kelompok fungsional, seperti
organisasi perusahaan, rumah sakit, perwakilan pemerintahan, atau suatu
perkumpulan olahraga. Atau organisai juga bisa disebut proses pengorganisasian,
sebagai suatu cara dalam mana kegiatan organisasi dialokasikan dan ditugaskan
diantara para anggotanya agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien. Di
dalam sebuah organisasi diperlukan adanya sebuah koordinasi antara manajer dan
bawahannya untuk kelangsungan organisasi itu sendiri.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka kami menyusun makalah ini dengan
membahas beberapa hal pokok diantaranya yaitu defenisi dan pengertian koordinasi,
pendapat para ahli tentang koordinasi, karakteristik koordinasi yang efektif, syarat-
syarat koordinasi, tipe-tipe dan mekanisme dasar koordinasi.

1
B. PEMBAHASAN

1. Defenisi/Batasan
Koordinasi didefinisikan sebagai proses pengintegrasian (penyatuan) tujuan
dan kegiatan perusahaan pada satuan yang terpisah dalam suatu organisasi untuk
mencapai tujuan organisasi secara efisien.
Koordinasi menurut Chung & Megginson (1981) dapat didefinisikan sebagai
proses motivasi, memimpin, dan mengkomunikasikan bawahan untuk mencapai
tujuan organisasi. Sutisna (1989) mendefinisikan koordinasi ialah proses
mempersatukan sumbangan-sumbangan dari orang-orang, bahan, dan sumber-sumber
lain ke arah tercapainya maksud-maksud yang telah ditetapkan.
Anonim (2003) mendefinisikan koordinasi sebagai suatu sistem dan proses
interaksi untuk mewujudkan keterpaduan, keserasian, dan kesederhanaan berbagai
kegiatan inter dan antar institusi-institusi di masyarakat melalui komunikasi dan
dialog-dialog antar berbagai individu dengan menggunakan sistem informasi
manajemen, dan teknologi informasi.

2. Pengertian/Ruang Lingkup
Pengertian koordinasi adalah proses mengintegrasikan (memadukan),
mensinkronisasikan, dan menyederhanakan pelaksanaan tugas yang terpisah-pisah
secara terus-menerus untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Tanpa adanya
koordinasi, individu-individu dan bagian-bagian akan tidak dapat melihat peran
mereka dalam suatu organisasi. Mereka akan terbawa untuk mengikuti kepentingan-
kepentingan sendiri (ego sektoral) dan bahkan sampai mengorbankan sasaran-sararan
organisasi yang lebih luas.
Koordinasi adalah bagian penting di antara anggota-anggota atau unit-unit
organisasi yang pekerjaannya saling bergantung. Semakin banyak pekerjaan individu-
individu atau unit-unit yang berlainan yang erat hubungannya, semakin besar pula
kemungkinan terjadinya masalah-masalah koordinasi. Koordinasi adalah penyatuan,
integrasi, sinkronisasi upaya anggota kelompok sehingga memberikan kesatuan
tindakan dalam mengejar tujuan bersama. Ini adalah kekuatan tersembunyi yang
mengikat semua fungsi lain dari manajemen. Menurut Mooney dan
Reelay, "koordinasi adalah Co susunan teratur dari upaya kelompok untuk
memberikan kesatuan tindakan dalam mengejar tujuan bersama". Manajemen
berupaya untuk mencapai koordinasi melalui fungsi dasar perencanaan,

2
pengorganisasian, staffing, memimpin dan mengendalikan. Itulah sebabnya,
koordinasi bukan merupakan fungsi yang terpisah dari manajemen karena mencapai
keselarasan antara usaha-usaha individu terhadap pencapaian tujuan kelompok
merupakan kunci keberhasilan manajemen.

3. Pendapat Para Ahli

Menurut G.R. Terry koordinasi adalah suatu usaha yang sinkron dan teratur
untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat, dan mengarahkan pelaksanaan
untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam dan harmonis pada sasaran yang
telah ditentukan. Sedangkan menurut E.F.L. Brech, koordinasi adalah mengimbangi
dan menggerakkan tim dengan memberikan lokasi kegiatan pekerjaan yang cocok
dengan masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu dilaksanakan dengan
keselarasan yang semestinya di antara para anggota itu sendiri (Hasibuan, 2007:85).
Menurut Mc. Farland (Handayaningrat, 1985:89) koordinasi adalah suatu
proses di mana pimpinan mengembangkan pola usaha kelompok secara teratur di
antara bawahannya dan menjamin kesatuan tindakan di dalam mencapai tujuan
bersama.
Sementara itu, Handoko (2003:195) mendefinisikan koordinasi (coordination)
sebagai proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-
satuan yang terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien. Menurut Handoko (2003:196)
kebutuhan akan koordinasi tergantung pada sifat dan kebutuhan komunikasi dalam
pelaksanaan tugas dan derajat saling ketergantungan bermacam-macam satuan
pelaksananya. Hal ini juga ditegaskan oleh Handayaningrat (1985:88) bahwa
koordinasi dan komunikasi adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan. Selain itu,
Handayaningrat juga mengatakan bahwa koordinasi dan kepemimpinan (leadership)
adalah tidak bisa dipisahkan satu sama lain, karena satu sama lain saling
mempengaruhi.

4. Karakteristik Koordinasi yang Efektif


Karakteristik koordinasi yang efektif yaitu sebagai berikut:
a. Tujuan berkoordinasi tercapai dengan memuaskan semua pihak terkait
b. Koordinator sangat proaktif dan stakeholders kooperatif
c. Tidak ada yang mementingkan diri sendiri atau kelompoknya (egosektoral)

3
d. Tidak terjadi tumpang tindih tugas
e. Komitmen semua pihak tinggi
f. Informasi keputusan mengalir cepat ke semua pihak yang ada dalam sistem
jaringan koordinasi
g. Tidak merugikan pihak-pihak yang berkoordinasi
h. Semua masalah terpecahkan
i. Tersedianya laporan tertulis yang lengkap dan rinci oleh masing-masing
stakeholder

5. Syarat-syarat Koordinasi

Untuk mengkoordinasi suatu tingkatan dalam sebuah organisasi kita tidak bisa
serta merta tinggal memerintahkan bawahan untuk mengerjakan yang kita inginkan.
Jika kita sebagai atasan mengkordinasi bawahan dengan dengan sesuka hati dantidak
memperhatikan keadaan hanya akan menjadikan koordinasi yang kita harapkanakan
memberikan kebaikan sebalikan akan memnimbulkan kekacauan dalam birokrasi
organisasi. Agar suatu kordinasi benar- benar memberikan kontribusi yang baik dalam
organisasi harus diperhatikan beberapa poin berikut:
a. Sense of cooperation (perasaan untuk bekerjasama), ini harus dilihat dari sudut
bagian per bagian bidang pekerjaan, bukan orang per orang
b. Rivalry, dalam perusahaan-perusahaan besar sering diadakan persaingan antara
bagian-bagian, agar bagian-bagian ini berlomba-lomba untuk mencapai kemajuan
c. Team spirit, artinya satu sama lain pada setiap bagian harus saling menghargai
d. Esprit de corps, artinya bagian-bagian yang diikutsertakan atau dihargai,
umumnya akan menambah kegiatan yang bersemangat.

6. Tipe-tipe Koordinasi
Menurut Hasibuan (2007:86-87) terdapat 2 (dua) tipe koordinasi, yaitu:
a. Koordinasi vertikal adalah kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang
dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan unit-unti, kesatuan-kesatuan kerja yang
ada di bawah wewenang dan tanggungjawabnya.
b. Koordinasi horisontal adalah mengkoordinasikan tindakan-tindakan atau kegiatan-
kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan dalam
tingkat organisasi (aparat) yang setingkat.
Dan terdapat 3 (tiga) sifat kordinasi diantaranya:

4
1) Koordinasi adalah dinamis bukan statis
2) Koordinasi menekankan pandangan menyeluruh oleh seorang koordinator
(manajer) dalam rangka mencapai sasaran
3) Koordinasi hanya meninjau suatu pekerjaan secara keseluruhan. Asas
koordinasi adalah asas skala (hirarki) artinya koordinasi itu dilakukan menurut
jenjang-jenjang kekuasaan dan tanggungjawab yang disesuaikan dengan
jenjang-jenjang yang berbeda-beda satu sama lain. Tegasnya, asas hirarki ini
bahwa setiap atasan (koordinator) harus mengkoordinasikan bawahan
langsungnya.

7. Mekanisme Dasar Koordinasi


Menurut Mintzberg (1993), terdapat 6 mekanisme dasar dalam melakukan
koordinasi yaitu :
a. Penyesuaian Mutual (Mutual adjustment)
Penyesuaian mutual dalah salah satu cara dalam melakukan koordinasi kerja
yaitu dengan cara proses komunikasi informal yang sederhana. sehingga dengan
koordinasi cara ini pengawasan dari suatu tugas akan terdapat pada tangan
pekerja. Biasanya digunakan untuk organisasi yang sederhana, tapi juga
digunakan pada organisasi yang sangat kompleks.
b. Supervisi Langsung (Direct supervision)
Supervisi langsung merupakan salah satu cara dalam melakukan koordinasi
dengan menempatkan seseorang untuk bertanggung jawab terhadap pekerjaan
orang lain. Seseorang yang ditunjuk tersebut memberikan instruksi dan
mengawasi tindakan yang lainnya.
c. Standarisasi Proses Kerja (Standardization of work process)
Standarisasi proses kerja yaitu penyeragaman mengenai bagaimana cara
seseorang melakukan/melaksanakan tugas-tugasnya. Misalnya, pekerja assembly
line memiliki proses kerja yang terspesifik, sehingga pekerja/operator tidak
memiliki peluang untuk mengimprovisasikan pekerjaannya.
d. Standarisasi Keluaran (Standardization of work outputs)
Standarisasi keluaran adalah suatu mekanisme koordinasi dengan cara
melakukan standarisasi dan spesialisasi hasil kerja/ kinerjanya. Misalnya, seorang
pengrajin diminta untuk membuat sebuah format lukisan ukuran tertentu, dan
telah diberitahu cara dan proses membuatnya.

5
e. Standarisasi Keterampilan Pekerja (Standardization of worker skills)
Standarisasi keterampilan pekerja merupakan suatu mekanisme koordinasi
dengan cara jenis training/pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
mengerjakan suatu tugas telah dispesifikasikan. Hal ini individu akan belajar
bagaimana cara berkoordinasi sebelum mereka melaksakanan tugas-tugasnya.
f. Standarisasi Norma (Standardization of norms)
Standarisasi norma adalah adanya suatu kepercayaan bersama yang dimiliki
oleh para pekerja dalam suatu organisasi sehingga dapat tercapai koordinasi yang
baik sberdasarkan hal tersebut.

C. RINGKASAN
Prinsip rentang manajemen berkaitan erat dengan jumlah bawahan yang dapat
dikendalikan secara efektif oleh manajer atau atasan. Antara rentang manajemen dan
koordinasi saling berhubungan erat. Ada anggapan bahwa semakin besar jumlah
rentangan semakin sulit untuk mengkoordinasikan kegiatan bawahan secara efektif.
Koordinasi sangatlah dibutuhkan dalam setiap organisasai ataupun kelompok
apapun, demi tercapainya segala tujuan yang hendak dicapai. Komunikasi merupakan
suatu kunci utama dalam tercapainya suatu koordinasi yang efektif. Pada dasarnya
koordinasi merupakan suatu pemrosesan informasi. Di sini peranan manajer sangat
dibutuhkan dalam melaksanakan tugasnya dalam bidang pengontrolan, pengawasan dan
evaluasi. Kedekatan hubungan dan kelancaran informasi antara menejer dengan bawahan
pun juga sangat perlu diperhatikan agar dalam pelakasanaan tugas tidak terdapat
kesalahan informasi (miss comunications) ataupun tekanan dalam bekerja. Sehingga
dengan koordinasi yang baik dapat mempermudah suatu organisasi menjadi lebih maju
karena tercapainya tujuan dari organisasi tersebut.
Karakteristik koordinasi yang efektif antara lain yaitu: Tujuan berkoordinasi
tercapai dengan memuaskan semua pihak terkait; Koordinator sangat proaktif dan
stakeholders kooperatif; Tidak ada yang mementingkan diri sendiri atau kelompoknya
(egosektoral); Tidak terjadi tumpang tindih tugas; Komitmen semua pihak tinggi;
Informasi keputusan mengalir cepat ke semua pihak yang ada dalam sistem jaringan
koordinasi; Tidak merugikan pihak-pihak yang berkoordinasi; Semua masalah
terpecahkan dan Tersedianya laporan tertulis yang lengkap dan rinci oleh masing-masing
stakeholder.

6
Agar suatu kordinasi benar- benar memberikan kontribusi yang baik dalam
organisasi harus diperhatikan beberapa poin berikut: Sense of cooperation, Rivalry, Team
spirit dan Esprit de corps. Dan Menurut Hasibuan, ada dua tipe koordinasi yaitu
koordinasi vertikal dan koordinasi horisontal.

D. REKOMENDASI
Dengan koordinasi diharapkan keharmonisan atau keserasian seluruh kegiatan
untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Sehingga tiap departemen atau perusahaan atau
bagian menjadi seimbang dan selaras. Koordinasi merupakan usaha untuk menciptakan
keadaan yang berupa tiga S, yaitu serasi,selaras dan seimbang. Kebutuhan koordinasi
tergantung pada sifat dan kebutuhan komunikasi dalam pelaksanaan tugas dan derajat
ketergantungan dari tiap satuan pelaksanaan.
Koordinasi sebaiknya harus terpusat, sehingga ada unsur pengendalian guna
menghindari tiap bagian bergerak sendiri-sendiri yang merupakan kodrat yang telah ada
dalam setiap bagian, ingat bahwa organisasi merupakan kumpulan dari orang-orang yang
punya kebutuhan dan keinginan berbeda. Koordinasi juga mesti terpadu, keterpaduan
pekerjaan menunjukkan keadaan yang saling mengisi dan memberi. Koordinasi harus
berkesinambungan, yaitu rangkaian kegiatan yang saling menyambung, selalu terjadi,
selalu diusahakan dan selalu ditegaskan adanya keterkaitan dengan kegiatan sebelumnya.
Selain itu, koordinasi juga hendaknya menggunakan pendekatan multi instansional,
dengan wujud saling memberikan informasi yang relevan untuk menghindarkan saling
tumpang tindih tugas yang satu dengan tugas yang lain.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Usman. 2015. http://12042ma.blogspot.com/2015/01/pengertian-dan-tujuan-


koordinasi.html (Diakses pada tanggal 29 Oktober 2018)

Basmar, Indrawati. 2013. Makalah Dasar-dasar Manajemen: Sistem Koordinasi. Fakultas


Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar.

Handayaningrat, Soewarno (1985). Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan Managemen.


Cetakan Keenam. Jakarta: PT Gunung Agung

Handoko, T. Hani (2003), Manajemen. Edisi Kedua. Cetakan ke delapan belas. Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta

Hasibuan, Malayu S.P. (2007), Manajemen: Dasar, Pengertian, dan Masalah. Edisi Revisi.
Cetakan Keenam. Jakarta: Bumi Aksara.

Jamil, Abdurrohim. 2011. Makalah Koordinasi. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil
Universitas Jember.

Robbins, Stephen P. 2008. Perilaku Organisasi Buku 2. Jakarta : Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai