Laporan Pendahuluan Maternitas
Laporan Pendahuluan Maternitas
KEPERAWATAN MATERNITAS
I. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi penyakit
a. Setio Caesarea
- Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membukadinding
perut dan dinding uterus. (Sarwono , 2005)
- Sectio caesarea adalah cara melahirkan anak dengan cara melakukan pembedahan /
operasi lewat dinding perut dan dinding uterus untuk m e l a h i r k a n a n a k y a n g
t i d a k b i s a d i l a k u k a n p e r v a g i n a m a t a u o l e h k a r e n a keadaan lain yang
mengancam ibu atau bayi yang mengharuskan kelahiran dengan cara segera
sedangkan persyaratan pervaginam tidak memungkinkan.
b. Fetal Distres (Gawat Janin)
- Fetal Distress adalah kondidsi hipoksia yang bila tidak dilakukan penyelamatan akan
berakibat buruk.Hipoksia adalah keada jaringan yang kurang oksigen,sedangkan
hipoksemia adalah kadar oksigen dalam darah yang kurang (Ilmu Kesehatan
Anak.Nelson.Vol 1.Edikator Rischard E.Berham, Robert M.Kliegman Ann M.Arvin,
edikator edisi B.Indonesia :A.Samik Wahab.Ed:15 jakarta: EGC,1999).
- Fetal Distres adalah keadaan ketidak seimbangan antara kebutuhan oksigen dan nutrisi
janin sehingga menimbulkan perubahan metabolisme janin menuju metabolisme
anaerob menyebabkan hasil akhir metabolismenya terakhir bukan karbondioksida
(Pengantar Kuliah Obstetri. Prof.dr.I.B.G. Manuaba, Sp.OG (K),dr.I.A. Chandranita
Manuaba, Sp.OG,dr.I.B.G.Fajar Manuaba, Sp.OG. jakarta:EGC,2007).
2. Manifestasi Klinik
Penyebab tanda-tanda gawat janin (Menurut Tuckor Martin 1997 Pemantauan janin)
1. Hipoksia awal pada janin Janin melakukan kompensasi untuk mengurangi aliran darah
dengan meningkatkan stimulasi simpatik atau melepaskan epinefrin dari medulla adrenal
atau keduanya.
2. Demam pada maternal
Mempercepat metabolisme dari miokardium janin, meningkatkan aktivitas kardia
akselerasi simpatik sampai 2 jam sebelum ibu demam.
a) Hipertensi pada ibu
b) Saturasi oksigen;oksigen ibu berkurang:penyakit jantung
c) Kelainan pasukan plasenta:solution plasenta,lilitan tali pusat
3. Etiologi
Penyebab dari Fetal Distress yaitu:
a. Insufisiensi uteroplasenter akut (kurangnya aliran darah uterus-plasenta dalam waktu
singkat)
1) Aktivitas uterus yang berlebihan, hipertonik uterus, dapat dihubungkan
dengan pemberian oksitosin.
2) Hipotensi ibu, anestesi epidural,kompresi vena kava, posisi terlentang.
3) Solusio plasenta.
4) Plasenta previa dengan pendarahan.
b. Insufisiensi uteroplasenter kronik (kurangnya aliran darah uterus-plasenta dalam waktu
lama)
1) Penyakit hipertensi
2) Diabetes melitus
3) Postmaturitas atau imaturitas
c. Kompresi (penekanan) tali pusat
4. Patofisiologi
Faktor yang mengakibatkan fetal distres terdapat tiga hal, yaitu :
1. faktor ibu yang mengandung
• Anemi / kekurangan darah otomatis hb darah akan turun juga, sehingga oksigenpun
berkurang.
• Hipertensi merupakan suatu pertanda adanya sumbatan pada vaskuler shingga tubuh
mengompensasi yaitu dengan berkontaksinya vaskuler sehingga menimbulkan hipertensi.
Dan sumbatan inilah yang dapat mengurangi aliran pada vaskuler, dalam hal ini adalah
pada plasenta, sehingga janin tidak dapat memenuhi kebutuhan yang cukup akan nurisi dan
oksigen.
• Dibetes militus (DM pada dasarnya gula dapat menjadikan suatu aliran darah menjadi
mengental(viskositas). Maka dari itu akan dapat menimbualkan sebuah gangguan pada
laju/aliran darah, terutama pada plasenta.
2. faktor uteroplasental
1) kelainan tali pusat Bentuk plasenta yang yang normal ialah ceper dan bulat. diameternya
antara 15-20 cm dan tebal 1,5-3 cm. panjang tali pusat adalah sektar 55 cm.
a.Tali pusat pendek
Kadang tali pusat sedemikian pendeknya sehingga perut anak berhubungan dengan
plasenta, dalam hal ini selalu disertai umbelikalis. Tali pusat harus lebih panjang dari
20-30m untuk memungkinkan kelahiran anak ,bergantung pada apakah plasenta terletak
dibawah atau diatas. Tali psat yang terlalu pendek dapat menimbulkan herniaumbilikalis,
solusio plasenta,persalinan tak maju dalam pengeluaran dan karena tali pusat tertarik
mungkin bunyi jantung menjadi buruk dan inversio uteri.
b.Tali pusat terlalu panjang
Memudahkan terjadinya lilitan tali pusat, lilitan tali pusat, biasanya terdapat pada leher
anak. Lilitn tali pusat menyebabkan tali pusat menjadi relatif pendek dan mungkin juga
menyebabkan letak defleksi. setelah kepala anak lahir, lilitan perlu di bebaskan melalui
kepala atau di gunting antara 2 kocher.(obstetri patofisiologi,prof.Dr.D jamhoer
martaadisoebrata, Dkk. 2004 Jakarta; EGC)
2) trauma Seperti benturan yang dapat menimbulkan edema pada plasenta sehingga
menyebabkan pada pelepasan sebagian atau semuanya.
3. faktor pada janin
• kompresi tali pusat sehingga menghambat aliran darah dari ibu kejanin bisa
karena puntiran tali pusat yang menghambat ataupun karena prolaps tali pusat
• penurunan kemampuan janin membawa oksigen di karenakan hb yang turun atau
dari plasenta yang tidak berfungsi secara normal
5. Klasifikasi
Jenis Fetal Distress yaitu :
a. Gawat janin yang terjadi secara ilmiah
b. Gawat janin iatrogenik
Gawat janin iatrogenik adalah gawat janin yang timbul akibat tindakan medik atau
kelalaian penolong. Resiko dari praktek yang dilakukan telah mengungkapkan
patofisiologi gawat janin iatrogenik akibat dari pengalaman pemantauan jantung janin.
6. Pemeriksaan diagnostic
1. USG (Ultrasonographi) Dapat mengungkapkan posisi rendah berbaring placnta tapi apakah
placenta melapisi cervik tidak biasa diungkapkan
2. Sinar X Menampakkan kepadatan jaringan lembut untuk menampakkan bagian-bagian
tubuh dari janin.
3. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laborat yaitu ada hemoglobin dan hematokrit
menurun. Faktor pembekuan pada umumnya di dalam batas normal.
4. Pengkajian vaginal Pengkajian ini akan mendiagnosa placenta previa tapi seharusnya
ditunda jika memungkinkan hingga kelangsungan hidup tercapai (lebih baik sesuadah 34
minggu). Pemeriksaan ini disebut pula prosedur susunan ganda (double setup procedure).
Double setup adalah pemeriksaan steril pada vagina yang dilakukan di ruang operasi
dengan kesiapan staf dan alat untuk efek kelahiran secara cesar.
5. Isotop Scanning Atau lokasi penempatan placenta. Yaitu untuk mengetahu letak atau posisi
plasenta.
1. Pengkajian
a. Identitas
Meliputi identitas klien, yang terdiri dari nama, umur, alamat, status perkawinan.
Terdapat juga identitas penanggung, misal suami.
b. Keluhan utama
Biasanya klien mengeluh nyeri / ketidaknyamanan pada daerah kemaluannya setelah
melahirkan.
c. Status Kesehatan sekarang
Meliputi keluhan saat masuk rumah sakit dan keluhan utama saat ini. Dituliskan
dengan format PQRST.
d. Riwayat kesehatan dahulu
a) Pengeluaran ASI lancar / tidak
b) BB bayi
c) Riwayat ber KB / tidak
e. Riwayat kesehatan keluarga
Tanyakan apakah keluarga menderita penyakit menular, menurun dan menahun.
f. Riwayat Obstetri dan ginekologi
Obstetric Meliputi riwayat menstruasi, riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang
lalu
Gynekologi – tanyakan menarche pada usia berapa, siklus berapa kali, dan berapa
lama, apakah ada keluhan selama haid.
g. Riwayat Kontrasepsi
Apakah klien melaksanakan KB
1) Bila ya, jenis kontrasepsi apa yang digunakan.
2) Sudah berapa lama menggunakan kontrasepsi.
3) Apakah terdapat masalah dalam penggunaan kontrasepsi.
h. Aktifitas sehari-hari
1) Pola persepsi dan tata laksana kesehatan
Karena kecemasannya terhadap jahitan perineum biasanya klien BAK atau
BABnya menjadi sulit dan takut karena jahitannya dapat robek. Oleh karena itu
perlu dilakukan perawatan dan pengetahuan tentang cara vulva hygiene setiap
BAK atau BAB agar dapat terjadi infeksi dan jahitannya dapat kering.
2) Pola nutrisi dan metabolisme
Biasanya klien pada masa nifas mengalami peningkatan nafsu makan dan
penurunan nafsu makan.
3) Pola eliminasi
Pada penderita post partum sering terjadi adanya perasaan sering atau susah
untuk BAK yang ditimbulkan oleh terjadinya odem dari trigono, yang
menimbulkan obstruksi dari uretra sehingga sering terjadi konstipasi. Selain itu
klien takut BAB atau BAK karena jahitannya robek atau nyerinya bertambah.
4) Pola istirahat dan tidur
Pada klien nifas terjadi perubahan pada pola istirahat dan tidur karena
merasakan nyeri pada perineum.
5) Pola aktivitas dan latihan
Biasanya klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan terbatas, misalnya
makan, minum, duduk dan biasanya klien dengan nyeri perineum terjadi
keterbatasan aktivitas.
6) Pola sensori dan kognitif
Pada pola sensori klien mengalami nyeri pada perineum akibat luka jahitan dan
nyeri perut akibat involusi uteri. Pada pola kognitif terjadi pada ibu primipara
yang mengalami kecemasan atas nyeri yang dialaminya.
7) Pola persepsi dan kensep diri
Biasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan kehailannya lebih menjelang
persalinan. Dampak psikologisnya adalah terjadinya perubahan konsep diri
yaitu Body Image dan ideal diri.
8) Pola reproduksi dan sexual
Terjadi perubahan sexsual atau disfungsi sexual yaitu perubahan dalam
hubungan sexual yang tidak adekuat karena adanya proses persalinan dan nifas.
9) Pola hubungan dan peran
Dalam hubungan peran biasanya mengalami sedikit gangguan karena masa nifas
adalah masa dimana ibu harus istirahat dan melakukan aktivitas terbatas.
10) Pola tata nilai dan kepercayaan
Klien dengan masa nifas tidak dapat melakukan ibadah, tetapi klien hanya bisa
berdoa karena klien masih dalam keadaan bedrest dan belum bersih
i. Pemeriksaan fisik head to toe
1) Kepala
Pada klien dengan nyeri perineum biasanya tidak terdapat kelainan pada kepala
2) Payudara
Biasanya ibu nifas, payudaranya tegang dan membesar, puting susu menonjol, dan ini
sebelumnya harus mendapatkan perawatan payudara agar tidak terjadi infeksi, lecet
dan bendungan ASI
3) Lochea
Lochea rubra warna merah kehitaman
4) Vulva
Vulva bersih dan biasanya tidak ada masalah
5) Vagina
Dari vagina dapat dilihat ada tidaknya perdarahan, jumlah perdarahan dan ada /
tidaknya fluor albus
6) Uterus
Biasanya uterus lama kelamaan akan mengecil dan biasanya apabila ibu baru post
partum tinggi uterus adalah 1 jari bawah pusat
7) Perineum
Terdapat perobekan alami atau akibat episiotomi sehingga ini dapat menyebabkan
nyeri
8) Cervix
Biasanya ibu nifas, keadaan cervixnya menganga seperti corong berwarna merah
kehitaman, konsistensi lunak dan biasanya ada perobekan
2. Diagnosa Keperawatan
Adalah suatu pernyantaan yang jelas tentang masalah kesehatan klien yang dapat diatasi
dengan tindakan keperawatan yang ditetapkan berdasarkan analisa dan intervensi.
Diagnosa yang muncul pada klien dengan nifas adalah :
a. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan adanya luka post partum,
peregangan perineum, luka episiotomi
b. Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubung dengan personal hygiene kurang
c. Menyusui tidak efektif b.d. Kurang pengetahuan ibu, terhentinya proses menyusui.
d. Gangguan pemenuhan ADL berhubungan dengan kelemahan fisik
e. Gangguan eliminasi BAB : Konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik,
nyeri episiotomi, penurunan aktivitas.
3. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
1 Gangguan rasa Tujuan : a. Lakukan Diharapkan klien dan
nyaman (nyeri) dalam waktu 1x24 pendekatan keluarga kooperatif
berhubungan jam nyeri secara terapeutik dalam setiap
dengan adanya berkurang pada pasien dan tindakan yang akan
luka post partum, /menghilang keluarga dilakukan
peregangan Kriteria hasil : b. Kaji tingkatan Untuk mengetahui
perineum, luka a. Klien mampu skal nyeri klien tingkat ambang nyeri
episiotomi beradaptasi c. Berikan posisi dengan
dengan nyeri yang nyaman mempermudah
b. TTV dalam pada pasien dalam memberikan
batas normal sesuai dengan asuhan keperawatan.
c. Wajah klien keinginan ibu. Dengan memberikan
tidak d. Ajarkan pada posisi yang klien
menyeringai klien teknik dapat beristirahat dan
kesakitan relaksasi dengan nyeri berkurang
d. Klien tidak nafas dalam Nafas dalam dapat
memegangi e. Observasi TTV membuat otot-otot
daerah yang setiap 2 jam abdomen rilex
sakit f. Kolaborasi sehingga nyeri
e. Skala nyeri 0 dengan dokter berkurang
(0-10) dalam pemberian Untuk mengetahui
analgesik kondisi dan keadaan
pasien
Analgesik dapat
mengurangi rasa
nyeri.
2 Resiko terjadinya Tujuan : dalam a. Observasi TTV Untuk mengetahui
infeksi waktu 1x24 jam b. Lakukan vulva tanda-tanda adanya
berhubungan Infeksi dapat Hygiene tiap infeksi
dengan personal dicegah dan tidak selesai BAK dan Untuk mengetahui
hygiene kurang terjadi BAB tanda-tanda adanya
Kriteria hasil : c. Berikan infeksi
a. Bebas tanda- penjelasan pada Melatih personal
tanda infeksi klien tentang cara hygiene
(REEDA) melakukan vulva Mencegah terjadinya
b. TTV dalam hygiene dengan infeksi
batas normal benar
c. Tidak adanya d. Kolaborasi dengan
PUS pada dokter dalam
perineum pemberian
Antibiotik
i