Anda di halaman 1dari 4

Nama : Baiq Indah Pratiwi

Nim : 1609511001

Kelas : C

“TUGAS UTS LEGISLASI”

PRODUK LEGISLASI YANG MELIBATKAN DOKTER HEWAN

1. Produk : Undang – Undah Republik Indonesia No.18 Tahun 2009


Inti : Peternakan dan Kesehatan Hewan
Peraturan Pelaksanaan :
a) Peternakan dan kesehatan hewan dapat diselenggarakan di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang dilaksanakan secara tersendiri dan/atau melalui
integrasi dengan budi daya tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan,
kehutanan, atau bidang lainnya yang terkait.
b) Penyelenggaraan peternakan dan kesehatan hewan berasaskan kemanfaatan dan
keberlanjutan, keamanan dan kesehatan, kerakyatan dan keadilan, keterbukaan dan
keterpaduan, kemandirian, kemitraan, dan keprofesionalan.

2. Produk : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 1967


Inti : Ketentuan-Ketentuan Pokok Peternakan Dan Kesehatan Hewan
Peraturan Pelaksanaan :
Peraturan pelaksanaan yang dimaksud dalam Undang-Undang ini tidak lepas dari
istilah-istilah biologis dan teknis dalam bidang peternakan dan kesehatan hewan, yang
tertera pada Pasal 1, yang mencakup hewan, hewan piara, rumpun (segolongan hewan
dari suatu jenis), ternak, peternak, peternakan, peternakan murni, persilangan, perusahaan
peternakan, penyakit hewan menular, anthropozoonosis, kesehatan masyarakat veteriner,
ahli yang di tetapkan oleh menteri dan kesejahteraan hewan. Dimana tujuan nya yang
dapat di lihat di Pasal 2 yaitu, di bidang peternakan dan pemeliharaan kesehatan hewan
diadakan perombakan dan pembangunan-pembangunan dengan tujuan utama
penambahan produksi untuk meningkatkan taraf hidup peternak Indonesia dan untuk
dapat memenuhi keperluan bahan makanan yang berasal dari ternak bagi seluruh rakyat
Indonesia secara adil merata dan cukup.
3. Produk : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 1992
Inti : Karantina Hewan, Ikan, Dan Tumbuhan Dengan Rachmat Tuhan
Yang Maha Esa
Peraturan Pelaksanaan :
Ruang lingkup pengaturan pelaksanaan tentang karantina hewan, ikan, dan tumbuhan
meliputi :
a. Persyaratan karantina (Pasal 5,6,7,8)
b. Tindakan karantina ( Pasal 9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22)
c. Kawasan karantina (Pasal 23)
d. Jenis hama dan penyakit, organisme pengganggu, dan media pembawa (Pasal 24,25)
e. Tempat pemasukan dan pengeluaran (Pasal 26,27)

4. Produk : UU RI No.41 Tahun 2014


Inti : Perubahan atas UU No.18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan
Kesehatan Hewan dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa
Peraturan Pelaksanaan :
Undang-Undang ini merupakan perubahan dari Undang-Undang No.18 tentang
Peternakan dan Kesehatan Hewan. Perubahan tersebut dimaksudkan agar
penyelenggaraan Peternakan dan Kesehatan Hewan dapat mencapai tujuan yang
diharapkan, yaitu: mengelola sumber daya Hewan secara bermartabat, bertanggung
jawab, dan berkelanjutan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat; mencukupi kebutuhan
pangan, barang, dan jasa asal Hewan secara mandiri, berdaya saing, dan berkelanjutan
bagi peningkatan kesejahteraan Peternak dan masyarakat; melindungi, mengamankan,
dan/atau menjamin wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari ancaman yang
dapat mengganggu kesehatan atau kehidupan manusia, Hewan, tumbuhan, dan
lingkungan; mengembangkan sumber daya Hewan; serta member kepastian hukum dan
kepastian berusaha dalam bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan. Tujuan
penyelenggaraan Peternakan dan Kesehatan Hewan tersebut harus dilandasi dengan
semangat untuk mewujudkan kedaulatan, kemandirian, dan ketahanan pangan.
Sedangkan asas dari penyelenggaraan Peternakan dan Kesehatan Hewan adalah
kemanfaatan dan keberlanjutan, keamanan dan kesehatan, kerakyatan dan keadilan,
keterbukaan dan keterpaduan, kemandirian, kemitraan, dan keprofesionalan. Secara
umum perubahan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan
Kesehatan Hewan mencakup pemasukan Benih, Bibit, Bakalan, Ternak Ruminansia
Indukan, dan/atau Prociuk Hewan; kemitraan usaha Peternakan; pengaturan mengenai
Ternak Ruminansia Betina Produktif; pencegahan Penyakit Hewan; dan penguatan
Otoritas Veteriner.

5. Produk : PP RI No. 95 Tahun 2012


Inti : Kesehatan Masyarakat Veteriner Dan Kesejahteraan Hewan
Peraturan Pelaksanaan :

Kesehatan Masyarakat Veteriner merupakan rantai penghubung antara kesehatan


Hewan dan produk Hewan, kesehatan manusia, serta kesehatan lingkungan. Kesehatan
Masyarakat Veteriner, sebagai salah satu unsur dari kesehatan Hewan dalam arti luas,
adalah segala urusan kesehatan Hewan dan produk Hewan yang secara langsung atau
tidak langsung mempengaruhi kesehatan manusia. Penyakit Hewan yang dapat menular
kepada manusia melalui Hewan dan/atau produk Hewan adalah penyakit Hewan yang
masuk dalam kategori Zoonosis. Oleh karena itu penyelenggaraan Kesehatan Masyarakat
Veteriner menjadi bagian penting dari aktivitas masyarakat untuk melindungi kesehatan
dan ketentraman batin masyarakat melalui penjaminan Higiene dan Sanitasi pada rantai
produksi produk Hewan, penjaminan produk Hewan dalam hal kehalalan bagi yang
dipersyaratkan, keamanan, kesehatan, dan keutuhan, serta Pengendalian dan
Penanggulangan Zoonosis.

6. Produk : PP RI No.3 Tahun 2017


Inti : Otoritas Veteriner
Peraturan Pelaksanaan :
Penyelenggaraan Kesehatan Hewan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia merupakan hal yang harus dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan pemerintah
daerah. Dalam penyelenggaraan Kesehatan Hewan, Pemerintah Pusat dan pemerintah
daerah berkewajiban meningkatkan penguatan tugas, fungsi, dan wewenang Otoritas
Veteriner sebagai kelembagaan yang berwenang mengambil kepuiusan tertinggi yang
bersifat teknis Kesehatan Hewan. Otoritas Veteriner bertugas menyiapkan rumusan dan
melaksanakan kebijakan dalam penyelenggaraan Kesehatan Hewan dengan mengacu
pada Siskeswaanas yang ditetapkan oleh presiden.

7. Produk : PP RI No. 22 Tahun 1983


Inti : Kesejahteraan Masyarakat Veteriner
Pengaturan Pelaksanaan :

Dalam PP ini membahas mengenai atan masyarakat veteriner mempunyai peranan


yang penting dalam mencegah penularan penyakit kepada manusia baik melalui hewan
maupun bahan makanan asal hewan atau bahan asal hewan lainnya, dan ikut serta
memelihara dan mengamankan produksi bahan makanan asal hewan dari pencemaran dan
kerusakan akibat penanganan yang kurang higienis. Fungsi kesehatan masyarakat
veteriner sebagaimana diuraikan dalam Peraturan Pemerintah ini, antara lain untuk
melindungi konsumen-konsumen dari bahaya yang dapat mengganggu kesehatan
("foodborne disease") akibat menggunakan baik untuk dipakai atau dimakan bahan
makanan asal hewan, melindungi dan menjamin ketentraman baik masyarakat dari
kemungkinan-kemungkinan penularan zoonosa yang sumbernya berasal dari kerugian-
kerugian sebagai akibat penurunan nilai dan kualitas bahan makanan asal hewan yang
diproduksi.

8. Produk : PP RI No. 78 Tahun 1992


Inti : Obat Hewan
Pengaturan Pelaksanaan :
Didalam PP ini mengatur tentang pembuatan, penyediaan, peredaran , pemakaian
obat hewan dalam arti luas yang meliputi sediaan biologi, farmasetik, dan premiks. Selain
itu juga didalam PP ini membahas mengenai upaya pengamanan berupa ketentuan yang
harus ditaati dalam melakukan kegiatan pembuatan, penyediaan, peredaran, dan
pemakaian obat hewan serta persyaratan teknis lain yang harus dipenuhi baik oleh
produsen, pengedar, maupun pemakaian obat hewan.

Anda mungkin juga menyukai