PENDAHULUAN
1
perubahannya melalui pengetahuan, keterampilan, sikap dan perilaku sosial dari
karyawan itu sendiri.
Dewasa ini semakin disadari oleh banyak pihak mengenai dalam menjalankan
roda suatu organisasi manusia merupakan unsur yang terpenting. Bahwa berbagai alat
produksi lainnya seperti modal sarana kerja, mesin-masin, bahan mentah dan bahan
baku, perangkat lunak seperti metode kerja serta pasar bagi organisasi niaga, tetap
diperlukan serta tetap mempunyai arti pentin, tidak aka nada yang menyanggahnya,.
Mengingat bahwa sumber daya manusia merupakan unsur yang terpenting,
pemeliharaan hubugan yang continue dan serasi dengan para karyawan dalam setiap
organisasi menjadi sangat penting. Teory manajemen sumber daya manusia
memberikan petunjuk bahwa hal-hal yang penting di perhatikan dalam pemiliharaan
hubungan tersebut antara lain menyangkut motivasi kerja (Sondang P. Siagian:
MSDM)
Salah satu sasaran penting dalam rangka manajemen sumber daya manusia
dalam suatu organisasi yaitu terciptanya kepuasan kerja karyawan organisasi yang
bersangkutan, yang lebih lanjut akan meningkatkan perestasi kerja. Dengan kepuasan
karja tersebut diharapkan pencapaian tuajuan organisasi akan lebih baik dan akurat.
Untuk itu sangant penting untuk organisasi untuk memberikan faktor pendorong atau
motivasi kerja kepada karyawan-karyawannya, sehingga apa yang di inginkan dapat
tercapai.
Seringkali istila-istila kepuasan (satisfacation) dan motivasi (motivation)
digunakan secara bergantian. Kepuasan atau ketidakpuasan secara individual pegawai
secara subyektif berasal dari keseimpulan yang berdasarkan pada perbandingan antara
apa yang diterima pegawai dari pegawai dibandingkan dengan apa yang diharapkan,
diinginkan atau diharapkan seseorang.
Kepuasan kerja tampaknya dapat mempengaruhi kehadiran seseorang dalam
dunia kerja, dan ingin melakukan perubahan kerja, yang selanjutnya juga berpengaruh
terhadap kemauan untuk bekerja. Keinginan pegawai untuk bekerja biasanya
ditunjukan dengan dukungan aktivitas yang mengarah pada tujuan. Dengan demikian
apa yang disebut dengan motivasi pegawai adalah perilakunya yang diarahkan pada
tujuan-tujuan organisasi dan yang memiliki aktivitas-aktivitas yang dengan mudah
dapat terganggu.
2
1.2 Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa
permasalahan pada makalah ini adalah:
1. Apa Pengertian Pelatihan dan Pengembangan?
2. Apa Tujuan Pelatihan dan Pengembangan?
3. Bagimana Manfaat Pelatihan dan Pengembangan?
4. Apa yang di maksud dengan Motivasi kerja?
5. Bagaimana prinsip-prinsip dan teknik dalam motivasi kerja?
6. Bagaimana hubungan antara motivasi kerja dan kinerja?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.2 Pengertian Pengembangan
Karyawan yang telah diterima kemudian ditempatkan memerlukan program
pengembangan karyawan.Pengembangan karyawan ditujukan baik kepada karyawan
baru maupun lama agar karyawan dapat mengikutituntutan organisasi dan berperan
serta dalam organisasi secara nyata sehingga karyawan mampumenyelesaikan kinerja
terbaik bagi organisasinya.
Simamora (2003: 268) mendefinisikan pengembangan karyawan sebagai
aktivitas pengembangan karirkaryawan terhadap organisasi, penyediaan landasan bagi
karyawan agar dapat berprestasi secara efektif danmenghasilkan prestasi baru dalam
lingkungan perusahaan. Pengembangan karyawan dalam pelaksanaannyaseringkali
dilakukan untuk membantu karyawan memasuki dunia kerja yang kompetitif yang
berbeda dari kondisikehidupan sebelumnya. Karyawan yang akan mengikuti program
pengembangan adalah karyawan baru agarmemahami, terampil, dan ahli dalam
menyelesaikan pekerjaannya, dan karyawan lama supaya mereka lebihmemahami
technical skill, human skill, conceptual skill, dan managerial skill.
Handoko (2001:104) mengemukakan bahwa pengembangan karyawan
dimaksudkan untuk menyiapkankaryawan untuk memegang tanggung jawab pekerjaan
di masa yang akan datang. Pengembangan karyawanbisa dilakukan secara formal
maupun informal. Secara formal berarti karyawan ditugaskan oleh perusahaan.
Sedangkan secara informal berarti karyawan melatih dan mengembangkan dirinya atas
keinginan dan inisiatifsendiri tanpa ditugaskan oleh perusahaan. Program
pengembangan karyawan akan membuat karyawan semakin produktif sehingga
memungkinkan organisasi atau perusahaan mempertimbangkan untuk
melakukanpengembangan karir karyawan,Nawawi (2008:292) pengembangan
karyawan memiliki alternatif yaitu:
1. organisasi mempertahannya pada jabatan semula dalam jangkan waktu tertentu
2. organisasi perlu memindahkan pekerja pada jabatan atau posisilain secara
horizontal
3. organisasi perlu mempromosikan pekerja secara vertikal.
5
1. Meningkatkan produktivitas.
2. Meningkatkan mutu tenaga kerja
3. Meningkatkan ketepatan dalam perencanaan SDM
4. Meningkatkan semangat kerja: Suatu rangkaian reaksi positif dapat dihasilkan
dari program pelatihan perusahaan yang direncanakan dengan baik.
5. Menarik dan menahan tenaga kerja yang baik.
6. Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja.
7. Menunjang pertumbuhan pribadi (personal growht).
6
Melalui pelatihan dan pengembangan, perubah motivasi dari pengakuan,
prestasi, pertumbuhan, tanggung jawab, dan kemajuan di
internalisasikan dan dilaksanakan.
Membantu dalam mendorong dan mencapai pengembangan dan
kepercayaan diri.
Membantu seseorang dalam mengatasi stress, tensi, kekecewaan dan
konflik.
Menyediakan informasi untuk memperbaiki pengetahuan
kepemimpinan, keterampilan berkomunikasi dan sikap.
4. Manfaat untuk Personal, Hubungan Manusia dan Pelaksanaan Kebijakan
Memperbaiki komunikasi antara kelompok dan individual
Membantu dalam orientasi untuk karyawan baru dan mendapatkan
pekerjaan baru melalui pengalihan atau promosi
Menyediakan informasi tentang kesempatan yang sama dan kegiatan
yang disepakati
Memperbaiki keterampilan hubungan lintas personal
Memperbaiki kebijakan, aturan dan regulasi perusahaan yang dapat
dilaksanakan
7
tenaga kerja instansi pendidikan yang biasanya bekerja rnenggunakan mesin
ketik manual mungkin harus dilatih dengan mesin computer atau akses internet
3. Pelatihan Lintas Fungsional
Pelatihan lintas fungsional (cros fungtional training) melibatkan pelatihan
karyawan untukmelakukan aktivitas kerja dalam bidang lainnya selain dan
pekerjan yang ditugaskan.
4. Pelatihan Tim
Pelatihan tim merupakan bekerjasarna terdiri dari sekelompok Individu
untuk menyelesaikanpekerjaan demi tujuan bersama dalam sebuah tim kerja.
5. Pelatihan Kreatifitas
Pelatihan kreatifitas(creativitas training) berlandaskan pada asumsi hahwa
kreativitas dapatdipelajari. Maksudnya tenaga kerja diberikan peluang untuk
mengeluarkan gagasan sebebas mungkinyang berdasar pada penilaian rasional
dan biaya dan kelaikan.
8
Bentuk pelatihan dan pengembangan ini dilakukan ditempat kerja
oleh atasan atau karyawanyang berpengalaman. Metode ini dilakukan
dengan pelatihan secara informal dan tidakterencana dalam melakukan
pekarjaan seperti menyelesaikan masalah, partisipasi dengantim,
kekompakan, pembagian pekerjaan dan hubungan dengan atasan atau
teman kerja.
b) Pelatihan magang /apprenticeship training
Pelatihan yang mengombinasikan antara pelajaran dikelas dengan
praktik ditempat kerjasetelah beberapa teori diberikan pada karyawan.
Karyawan akan dibimbing untukmempraktikkan dan mengaplikasikan
semua prinsip belajar pada keadaan pekerjaansesungguhnya.
9
e) Studi kasus
Teknik ini dilakukan dengan memberikan sebuah atau beberapa
kasus manajemen untukdipecahkan dan didiskusikan dikelompok atau
tim di mana masing-masing tim akan salingberinteraksi dengan anggota
tim yang lain.
f) Self study
Merupakan teknik pembelajaran senidiri oleh peserta dimana
peserta dituntut untuk proaktifmelalui media bacaan, materi, video, kaset
dan lain-lain. Hal ini biasanya dilakukan karenabeberapa faktor,
diantaranya ketrbatasn biaya, keterbatasan frekuensi pertemuan, dan
faktor jarak.
g) Laboratory training
latihan untuk meningkatkan kempampuan melalui berbagai
pengalaman, perasaan, pendangan,dan perilaku di antara para peserta.
h) Action learning
Teknik ini dilakukan dengan membentuk kelompok atau tim kecil
dengan memecahkanpermasalahan dan dibantu oleh seorang ahli bisnis
dari dalam perusahaan atau luarperusahaan.
Organisasi dapat memilih slah satu atau lebih teknik di atas untuk
diterapkan pada program pendidikan dan pelatihan sesuai dengan
kondisi organisasi. Dalam memilih metode pelatihan, agar efektif perlu
memerhatikan diterapkannya prinsip belajar, yaitu partisispasi, repetisi,
relevan,transfer, dan umpan balik. Disamping itu, perlu memerhatikan
biaya, materi, pelatih, dan peserta pelatihan.
10
sesuatu. Dengan demikian motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi
sebab seseorang melakukan suatu perbuatan/keinginan, yang berlangsung secara sadar.
Untuk mempermudah pemehaman motivasi kerja, di bawah ini dikemukakan
pengertian motiv, motivasi, dan motivasi kerja, menurut para tokoh-tokoh yang di kutip
dari mangku Negara adalah sebagai berikut:
Abraham Sperling (1967) mengatakan, Motivasi didevenisikan sebagai suatu
kecendrungan untuk beraktivitas. Di mulai dari dorongan dalam diri (drive) dan diakhiri
dengan penyusuaian diri. Penyusuaian diri dikatakan untuk memuaskan motiv.
Wiliam J. Stanton (1978) mengatakan bahwa suatu motiv adalah kebutuhan
yang distimulasi yang berorentasi kepada tujuan individu dalam mencapai rasa puas.
Robert A. Baron, et,al. (1980) mengatakan motivasi sebagai energi untuk
membangkitkan dorongan dalam diri (drive arousal).
Berdasarkan pendapat para tokoh-tokoh diatas, dapat disimpulkan bahwa motiv
merupakan suatu dorongan kebutuhan dalam diri menyusuaikan diri terhadap
lingkungannya, sedangkan motivasi adalah kondisi yang menggrakkan pegawai agar
mampu mencapai tujuan dari motivnya.
Rumusan lain tentang motivasi diberikan oleh Stephan P. Robbins dan Mary
Coulter dalam karya mereka yang berjudul management, kata mereka apakah yang
kiranya dimaksud dengan motivasi karyawan?. Kita akan merumuskan sebagai:
“kesediaan untuk melaksanakan upaya tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan
keorganisasian, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya untuk memenuhi kebutuhan
individual tertentu.
Motivasi merupakan hasil sejumlah proses yang bersifat internal atau eksternal
bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap entuisme dan persistensi
dalam hal melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu (Gari Dessler, dkk:50).
Rumusan tersebut menenggapai perbincangan yang berlangsung dalam bidang
riset motivasional, tentang mengapa kiranya seseorang dapat bersikap entusias dan
persisten, dalam hal melaksanakan tugas. Salah satu pandangan mengatakan, bahwa
kebutuhan-kebutuhan yang tidak dapat diobservasi (kebutuhan internal) memotivasi
perilaku. Pada saatnya kita akan memperbincangkan berbagai macam teori motivasi
yng berlandaskan kebutuhan.
A = Attention (perhatian)
I = Intereset (minat)
12
D = Desire (hasrat)
D = Decision (keputusan)
A = Action (aksi/tindakan)
S = Satisfaction (keputusan)
13
Oleh karna itu bagian yang engelola sumber daya manusia mutlak perlu
memehami hal ini dalam usahanya memilihara hubungan yang harmonis dengan seluru
anggota organisasi.
Dikalangan para teoritikus dan praktisi manajemen telah lama diketahui bahwa
masalah motivasi bukanlah masalah yang mudah, baik memehaminya apalagi
menerapkannya. Tidak mudah karna berbagai alasan dan pertimbanga. Akan tetapi
yang jelas ialah bahwa dengan motivasi yang tepat para karyawan akan terdorong untuk
berbuat semaksimal mungkin dalam melakukan tugasnyakarna meyakini bahwa dengan
keberhasilan organisasi mencapai tujuan dan berbagai sasarannya, kepentingan-
kepentingan pribadi para anggota organisasi tersebut akan terpilihara pula. Begitu
pantingnya teori motivasi di terapkan secara tepat sehingga makin banyak ilmuan yang
menikuni kegiatan pengembangan teori tersebut. Berikut adalah beberapa teori yang
paling di kenal dewasa ini (Sondang P. Siagian: MSDM).
A. Teori Abraham H. Malow
Salah seorang ilmuan yang dipandang sebagai pelopor teori motivasi
adalah Abraham H. Malow. Hasil-hasil pemekirannya tertuang dalam bukunya
berjudul “Motivation end personality.” Teori motivasi yang di kembangkannya
pada tahun 40-an itu pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia
mempunyai lima tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu:
Kebutuhan fisiologikal, seperti sandang, pangan dan papan. Apabila
kebutuhan fisiologikal ini belum terpenuhi secukupnya, maka
kebutuhan lain tidak akan memotivasi manusia.
Kebutuhan rasa aman (safety needs) kebutuhan akan terbebasnya dari
bahaya fisik rasa takut kehilangan pekerjaan dan materi.
Kebutuhan akan sosial (social needs or afilitation) sebagai mahluk social
manusia membutuhkan pergaulan dengan sesamenya dan sebagai bagian
dari kelompok
Kebutuhan penghargaan (esteem needs) kebutuhan merasa dirinya di
hargai oleh orang lain.
Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs) kebutuhan untuk
mengembangkan diri dan menjadi orang sesuai dengan yang di cita-
citakannya.
14
B. Teori herzberg
Teori yang di kembangkan oeh Herzberg yang dikenaL dengan “model
dua faktor” dari moivasi yaitu, faktor motivasional dan faktor higine atau
“pemiliharaan’’. Menurut teori ini yang di maksud dengan teori motivasional
adalah hal-hal pendorong berperestasi yang sifatnya intrinsik, yang berarti
bersumber dari dalam diri seseorang sedangkan yang dimaksud dengan faktor
higiene atau pemiliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang
berarti bersumber dari luar dari sesorang, misalnya dari organisasi, tetapi turut
menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan kekaryawannya.
Menurut herzbreg, yang tergolong sebagai faktor motifasional antara
lain ialah pekerjaan sesorang, keberhasilan yang di raih, kesempatan bertumbuh,
kemajuan dalam berkarir dan pengakuan orang lain. Sedangkan faktor-faktor
hygiene atau pemiliharaan mencakup antara lain status seseorang dalam
organisasi, hubungan seseorang karyawan dengan atasannya, hubungan
sseorang dengan rekan-rekan kerjanya, teknik penyeliaan yang diterapkan oleh
oleh para penyelia, kebijaksanaan organisasi, system administrasi dalam
organisasi, kendisi kerja dan sisitem imbalan yang berlaku.
Salah satu tantangan dalam memehami dan menerapkan teori ini ialah
memperhitungkan dengan tepat faktor mana yang lebih berpengaruh kuat dalam
kehidupan kekaryaan seseorang, apakah yang bersifat intrinsik ataukah yang
bersifat eksrintsik.
C. Teori keadilan
Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia terdorong untuk
menhilangkan kesenjangan antara usaha yang di buat bagi kepentingan
organisasi dan imbalan yang diterima. Artinya apabila seseorang karyawan
mempunyai persepsi bahwa imbalan yang diterianya tidak memadai, dua
kemungkinan dapat terjadi, yaitu:
Seseorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih besar, atau
Mengurangi intensitas usaha yang di buat dalam pelaksanaan tugas yang
menjadi tanggungjawabnya.
15
1. Harapannya tentang jumlah imbalan yang di anggapnya layak di terima
berdasarkan kualifikasi diri pribadi seperti pendidikan, keterampilan, sifat
pekerjaan dan pengelamannya;
2. Imbalan yang di terima oleh orang lain dalam organisasi yang
berkualisifaksi dan sifat pekerjaannya relative sama dengan yang
bersangkutan sendiri;
3. Imbalan yang di terima karyawan lain di organisasi lain di kawasan yang
sama serta melakukan kegiatan sejenis;
4. Peraturan perundang-undangan yang berlaku mengenai jumlah dan jenis
imbalan yang merupakan hak para karyawan. (Prof. Dr. J.Winardi SE
Motivasi Pemotivasian)
D. Teori Harapan
Victor H. Vroom, dalam bukunya yang berjudul “workand motivation”
mengetengahkan suatu teori yang di sebut sebagai teori harapan, menurut teori
ini, motivasi merupakan akibat dari suatu hasil yang ingin di capai oleh
seseorang dan perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah
kepada hasil yang diinginkannya itu. Artinya, apabila seseorang sangat
menginginkan sesuatu, dan jalan nampaknya terbuka untuk memperolehnya,
yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya.
Dinyatakan dengan cara yang sangat sederhana, teori harapan berkata
bahwa jika seseorang menginginkan sesuatu dan harapan untuk memperoleh
sesuatu itu cukup besar, yang bersangkutan akan sangat terdorong untuk
memperoleh hal yang diinginkannya itu tipis, motivasinya pun untuk berupaya
akan menjadi rendah.
Di kalangan ilmuan dan praktisi manajemen sumber daya manusia teori
harapan ini mempunyai daya tarik tersendiri karna penekanan tentang
pentingnya bagian kepegawaian membantu para karyawan dalam menentukan
hal-hal yang diinginkannya serta menunjukan cara-cara yang paling tepat untuk
mewujudkan keinginannya itu. Penekanan ini dianggap penting karena
pengelaman menunjukan bahwa para karyawan tidak selalu mengetahu secara
pasti apa yang diinginkannya, apa lagi cara untuk memperolehkannya.
16
2.10 Hubungan Antara Motivasi Kerja dan Kinerja
Faktor-faktor yang mempengeruhi kinerja seseorang menurut casio, (2003), di
antaranya motivasi kerja karna kita ketehui bahwa kinerja karyawan adalah catatan
hasil kerja/aktivitas tertentu yang di capai selama periode waktu tertentu. (Benardin dan
Russell, 1998) ada lima criteria primer untuk mengukur kinerja menurut bernardin dan
rusel, yaitu:
1. Quality, merupakan tingkat atau sejauh mana proses atau hasil pelaksanaan
kegiatan mendekati tujuan yang di harapkan.
2. Quantity, merupakan jumlah yang di hasilkan, misalnya jumlah rupiah, jumlah
unit.
3. Timeliness, adalah tingkat sejauh mana suatu kegiatan di selesaikan pada waktu
yang di kehendaki dengan memperhatikan koordinasi ouput lain serta waktu
yang tersedia untuk kegiatan lain.
4. Need for supervision, adalah tingkat sejauhmana seseorang pekerja dapat
melaksanakan suatu fungsi pekerjaan taa memerlukan pengewasan seseorang
manajer untuk mencegah tindakan yang kurang di inginkan.
5. Interpersonal impact, merupakan tingkat sejauh mana karyawan memilihara
harga diri, nama baik dan kerja sama di antara rekan kerja dan bawahan.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pelatihan lebih terarah pada peningkatan kemampuan dan keahlian SDM
organisasi yang berkaitan dengan jabatan atau fungsi yang menjadi tanggung jawab
individu yang bersangkutan saat ini (current job oriented).Sasaran yang ingin dicapai
dari suatu program pelatihan adalah peningkatan kinerja individu dalam jabatan
ataufunsi saat ini.
Pengembangan lebih cenderung bersifat formal, menyangkut antisipasi
kemampuan dan keahlian inividu yangharus dipersiapkan bagi kepentingan jabatan
yang akan datang.
Pelatihan dan pengembangan merupakan salah satu solusi terhadap sejumlah
problem penurunan kualitaskinerja organisasi atau lembaga dan instansi yang
disebabkan oleh penurunan kemampuan dan keusangankeahlian yang dimiliki oleh
karyawan atau tenaga kerja. Pelatihan dan pengembangan bukanlah solusi utamayang
dapat menyelesaikan semua persoalan organisasi, lembaga atau sebuah instansi. Tetapi
mengarah padapeningkatan kinerja para karyawan atau tenaga kerja yang baik dan
benar. Dan tujuan pelatihan danpengembangan adalah untuk merubah sikap, perilaku,
pengalaman dan performansi kinerja.
Dalam sejarah teory motivasi berkembang di era tahun 1950-an, dimana proes
dan formulasi telah terbentuk ketika itu. Kata motivasi (motivation) kata dasarnya yaitu
motiv (motive) yang berarti dorongan, sebab atau alasan seseorang orang melakukan
sesuatu. Dengan demikian motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi
sebab seseorang melakukan suatu perbuatan/keinginan, yang berlangsung secara sadar.
Berdasarkan pendapat para tokoh-tokoh dapat disimpulkan bahwa motiv
merupakan suatu dorongan kebutuhan dalam diri menyusuaikan diri terhadap
lingkungannya, sedangkan motivasi adalah kondisi yang menggrakkan pegawai agar
mampu mencapai tujuan dari motivnya.
Motivasi kerja sangat penting dilaksanakan oleh seorang manajer pada
karyawannya guna meningkatkan kemampuan karyawan dan loyalitas keryawan pada
18
perusahaan dan perusahaan akan memperoleh keuntungan dari kinerja karyawan yang
begitu baik.
19
DAFTAR PUSTAKA
Gary Dessler. Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi kesepuluh, jilid II. Indeks. Jakarta.
Nawawi, Hadari. 2008. Manajemen Sumber daya Manusia untuk Bisinis yang Kompetitif.
Yogyakarta:University Press.
Prof. Dr. J. Winardi, SE. 2011. Motivasi Pemotivasiaan. PT. Raja Grafindopersada. Jakarta
Prof. Dr. Sondang. P. Siagian, MPA. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara.
Jakarta.
Sirnamora, Henry. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN.
http://nailasuhada-m.blogspot.com/2012/04/pelatihan-dan-pengembangan-sumberdaya.html
20