Anda di halaman 1dari 6

A.

Pengertian Risiko
Sejatinya, risiko melekat pada semua aspek kehidupan dan aktivitas manusia,
dari urusan pribadi sampai perusahaan, dari urusan gaya hidup sampai pola penyakit,
dari bangun sampai tidur malam , dan masih banyak lagi. Para pakar manajemen
risiko di dalam dan luar negeri memiliki banyak definisi mengenai apa itu risiko dan
manajemen risiko. Namun demikian, secara umum risiko dapat didefinisikan dengan
berbagai cara, misalnya risiko didefinisikan sebagai kejadian yang merugikan, atau
risiko adalah bagi analis investasi dan, risiko adalah penyimpangan hasil yang
diperoleh dari yang diharapkan. Apapun definisi risiko, setidaknya mencakup dua
aspek penting, yaitu aspek probabilitas/kemungkinan dan aspek kerugian/dampak.
Eddie cade (2002) menyatakan bahwa definisi risiko berbedabeda, tergantung
pada tujuannya. Definisi risiko yang tepat menurutnya dilihat dari sudut pandang
adalah, exposure terhadap ketidakpastian pendapatan.
Sedangkan menurut Philip Best (2004) menyatakan bahwa risiko adalah
kerugian secara finansial, baik secara langsung maupun tidak langsung. Risiko bank
adalah keterbukaan terhadap kemungkinan rugi (exposure to the change of loss).
Sedangkan menurut Peraturan Bank Indonesia (PBI), risiko bisnis bank adalah risiko
yang berkaitan dengan pengelolaan usaha bank sebagai perantaraan keuangan.
Menurut kamus ekonomi, risiko adalah peluang dimana hasil yang
sesungguhya bisa berbeda dengan hasil yang diharapkan atau kemungkinan nilai yang
hilang atau diperoleh yang dapat diukur. Risiko berbeda dengan ketidakpastian yang
tidak dapat diukur (Alfandi).
Definisi risiko yang tepat dilihat dari sudut pandang bank adalah, exposure
terhadap ketidakpastian pendapatan. Bank Indonesia (PBI No.5/8/PBI/2003)
mendefinisikan risiko sebagai “potensi terjadinya peristiwa (event) yang dapat
menimbulkan kerugian bank”. Sehingga, risiko bank dapat didefinisikan sebagai
kombinasi dari tingkat kemungkinan terjadinya sebuah peristiwa beserta
konsekuensinya terhadap bank, dimana setiap kegiatan mengandung kemungkinan itu
dan memiliki konsekuensi untuk mendatangkan keuntungan atau kerugian atau
mengancam sebuah kesuksesan.
Djojosoedarsono (dalam Umar Hasan Bashori, 2008) mencatat beberapa
pengertian risiko secara umum seperti disampaikan beberapa penulis, antara lain:
1. Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode
tertentu (Arthur Williams Dan Richard MH.).
2. Risiko adalah ketidaktentuan (uncertainty) yang mungkin melahirkan
peristiwa kerugian (loos) (A. Abas Salim).
3. Risiko adalah ketidakpastian atas terjadinya peristiwa (Soekarto).
4. Risiko merupakan penyebaran/penyimpangan hasil aktual dari hasil yang
diharapkan (Herman Darmawi).
5. Risiko adalah probabilitas suatu hasil/outcome yang berbeda dengan yang
diharapkan(Herman Darmawi).
Dari definisi-definisi tersebut, risiko memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Merupakan ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa.
2) Merupakan ketidakpastian yang bila terjadi akan menimbulkan kerugian
B. Jenis Kejadian Risiko Operasional Berdasarkan Frekuensi dan Dampak
Terdapat empat jenis kejadian risiko operasional berdasarkan frekuensi dan
dampak, yaitu:
Low Frequency / Low Impact (LF/LI) – jarang terjadi dan dampaknya rendah
Low Frequency / High Impact (LF/ HI) – jarang terjadi namun dampaknya sangat
besar
High Frequency / Low Impact (HF/LI) – sering terjadi namun dampaknya rendah
High Frequency / High Impact (HF/HI) – sering terjadi dan dampaknya sangat besar
Berikut ilustrasi dari beberapa jenis kejadian risiko operasional :
Manajemen risiko operasional umumnya hanya terfokus kepada kejadian yang
sifatnya Low Frequency / High Impact (LF/HI) dan High Frequency / Low Impact
(HF/LI). Bank tidak terfokus kepada kejadian dengan frekwensi rendah dan dampak
yang ditimbulkan juga rendah (LF/LI), akibat biaya pengelolaan dan pemantauannya
mungkin lebih tinggi dari kerugian yang ditimbulkan. Sebaliknya, kejadian yang
sifatnya HF/HI (atau sering terjadi dan dampaknya besar) adalah tidak relevan,
mengingat kejadian ini akan mengakibatkan bank jatuh dalam waktu singkat.
Kejadian yang sifatnya high frequency / low impact (HF/LI) dikelola oleh
bank untuk menciptakan efisiensi. Kejadian ini cenderung sudah diantisipasi atau
dapat diperkirakan (expected loss) dan dianggap sebagai biaya pelaksanaan usaha.
Misal: untuk mengantisipasi terjadinya fraud karyawan dalam penyaluran kredit,
sebuah bank akan menambahkan faktor ‘premi risiko’ dalam tingkat bunga yang
ditawarkan kepada debitur. Fraud dan kesalahan pemrosesan dalam aktivitas bank
seperti ini, umumnya dapat diatasi oleh bank dengan penerapan kebijakan dan
prosedur rutin yang dilakukan sehari-hari untuk meminimumkan frekwensi maupun
dampaknya.
Untuk kejadian risiko yang bersifat Low Frequency / High Impact perlu
diperhatikan secara seksama mengingat kejadian ini dapat mengakibatkan kerugian
yang sangat besar bahkan dapat menyebabkan kejatuhan bank. Dalam manajemen
risiko operasional, bank dipersyaratkan untuk memperhitungkan kerugian yang
diperkirakan (expected loss) dan kerugian yang tidak diperkirakan (un-expected loss)
dalam kebutuhan modal bagi risiko operasional.
Expected loss / kerugian yang diperkirakan didefinisikan sebagai kerugian
yang timbul akibat pelaksanaan kegiatan usaha secara normal. Jenis kerugian ini
diasumsikan selalu ada sepanjang bank melaksanakan kegiatan usahanya. Olehnya
bank telah mengantisipasinya dengan menawarkan harga produk yang mana
didalamnya telah mengcover potensi kerugian tersebut (sebagaimana contoh pada
kasus fraud karyawan di atas).
Un-Expected Loss / kerugian yang tidak diperkirakan didefinisikan sebagai
kerugian yang timbul dari kejadian luar biasa yang menurut bank potensi kejadiannya
sangat kecil dan besarnya kerugian yang ditimbulkan sangat signifikan jauh berada di
atas nilai wajar yang dapat dikategorikan sebagai kerugian yang diperkirakan.
Kejadian ini merupakan bukan kejadian yang timbul akibat kegiatan usaha bank.
C. Keputusan Memilih Alternatif Manajemen Risiko
Secara umum jika risiko mempunyai frekuensi yang sering
dengan severity yang rendah, maka alternatif risiko ditahan merupakan alternatif yang
paling optimal. Jika risiko mempunyai frekuensi yang kecil tetapi
mempunyai severity yang besar, maka alternatif ditransfer merupakan alternatif yang
optimal. Jika frekuensi dan severity tinggi, maka perusahaan bisa berpikir untuk
menghidari risiko tersebut. Tabel berikut ini meringkaskan alternatif risiko tersebut.

Frekuensi Severity (Keseriusan Teknik


(Probabilitas) ) yang Dipilih
Rendah Rendah Ditahan
Tinggi Rendah Ditahan
Rendah Tinggi Ditransfer
Tinggi Tinggi Dihindari
Beberapa ilustrasi bisa diberikan disini. Risiko kecelakaan mobil dari
perspektif individu mempunyai ciri frekuensi rendah, dengan tingkat severity yang
tinggi. Untuk risiko semacam itu, alternatif ditransfer merupakan alternatif yang
optimal. Karena itu akan lebih jika individu membeli auransi kecelakaan mobil
dibandingkan menahan risiko tersebut. Risiko kebakaran atau terkena serangan badai
mempunyai ciri frekuensi rendah dengan severity yang tinggi. Untuk jenis risiko
tersebut, alternatif transfer risiko merupakan alternatif yang optimal.
Tentunya besar kecil severity dan frekuensi bersifat relatif, tergantung dari
sudut pandang tertentu. Sebagai contoh, kerugian sebesar Rp 1 miliar bagi perusahaan
kecil akan terlihat sangat besar, tetapi bagi perusahaan besar, angka tersebut
merupakan angka yang kecil. Disamping itu, alternatif-alternatif tersebut tidak saling
menghilangkan. Perusahaan bisa menggunakan kombinasi alternatif risiko. Sebagai
contoh, perusahaan mengasuransikan kerugian dari kebakaran diatas angka Rp 1
miliar. Dibawah angka tersebut, perusahaan bersediah menanggung (menahan) risiko
tersebut. Perusahaan berarti menggunakan alternatif menahan dan sekaligus
mentransfer risiko.
Disamping itu, penggunaan alternatif-alternatif tersebut perlu dilengkapi
dengan pengendalian risiko. Pengendalian risiko berkaitan dengan alternatif-alternatif
risiko seperti terlihat berikutini. Untuk alternatif menahan risiko, maka pengendalian
risiko menjadi penting dilakukan. Pengendalian risiko yang baik bisa memperkecil
risiko, sehingga alternatif menahan risiko menjadi lebih layak. Untuk alternatif
mentransfer risiko, pengendalian risiko bisa menurunkan harga  yang dibayar untuk
mentransfer risiko tersebut. Sebagai contoh, perusahaan bisa mencoba mengendalikan
risiko kebakaran bangunan dengan jalan memasang alarm kebakaran dan tabung
pemadam kebakaran dibangunan tersebut. Jika hal tersebut dilakukan, premi untuk
asuransi kebakaran bisa diturunkan. Bagian berikut ini membicarakan pengendalian
risiko.

D. Strategi Risiko
Risiko bisa dikelola dengan berbagai cara, seperti penghindaran, ditahan
(retention), diversifikasi, atau ditransfer ke pihak lainnya. Erat kaitannya dengan
manajemen risiko adalah pengendalian risiko (risk control), dan pendanaan risiko
(risk financing).
a. Penghindaran.
Cara paling mudah dan aman untuk mengelola risiko adalah menghindar.
Tetapi cara semacam ini barangkali tidak optimal. Sebagai contoh, jika kita
ingin memperoleh keuntungan dari bisnis, maka mau tidak mau kita harus
keluar dan menghadapi risiko tersebut. Kemudian kita akan mengelola risiko
tersebut.
b. Ditahan (Retention).
Dalam beberapa situasi, akan lebih baik jika kita menghadapi sendiri risiko
tersebut (menahan risiko tersebut, atau risk retention). Sebagai contoh,
misalkan seseorang akan keluar rumah membeli sesuatu dari supermarket
terdekat, dengan menggunakan kendaraan. Kendaraan tersebut tidak
diasuransikan. Orang tersebut merasa asuransi terlalu repot, mahal, sementara
dia akan mengendarai kendaraan tersebut dengan hati-hati. Dalam contoh
tersebut, orang tersebut memutuskan untuk menanggung sendiri (menahan,
retention) risiko kecelakaan.
c. Diversifikasi.
Diversifikasi berarti menyebar eksposur yang kita miliki sehingga tidak
terkonsentrasi pada satu atau dua eksposur saja. Sebagai contoh, kita
barangkali akan memegang aset tidak hanya satu, tetapi pada beberapa aset,
misal saham A, saham B, obligasi C, properti, dan sebagainya. Jika terjadi
kerugian pada satu aset, kerugian tersebut diharapkan bisa dikompensasi oleh
keuntungan dari aset lainnya.
d. Transfer Risiko.
Jika kita tidak ingin menanggung risiko tertentu, kita bisa mentransfer risiko
tersebut ke pihak lain yang lebih mampu menghadapi risiko tersebut. Sebagai
contoh, kita bisa membeli asuransi kecelakaan. Jika terjadi kecelakaan,
perusahaan asuransi akan menanggung kerugian dari kecelakaan tersebut.
Strategi Risiko
a. Menghindari risiko
Terkadang, sebuah risiko akan begitu serius hingga anda ingin
menghilangkannya, contohnya dengan menghindari seluruh aktivitas, atau
menggunakan pendekatan yang benar - benar berbeda. Jika sebuah jenis
trading tertentu sangat berisiko, anda mungkin memutuskan bahwa itu tidak
sebanding dengan apa yang akan didapat, dan meninggalkannya.
Keuntungan strategi ini adalah bahwa ini merupakan cara yang paling efektif
dalam berurusan dengan risiko. Dengan menghentikan aktivitas yang
menyebabkan masalah - masalah potensial, anda menghilangkan peluang
kerugian. Namun kelemahannya adalah bahwa anda juga kehilangan beberapa
keuntungan juga. Aktivitas yang berisiko dapat menjadi sangat
menguntungkan, atau mungkin memiliki keuntungan lainnya bagi perusahaan
anda. Jadi strategi ini sangat baik digunakan sebagai langkah terakhir, ketika
anda mencoba strategi lainnya dan menemukan bahwa tingkat risiko masih
terlalu tinggi.
b. Mengurangi Risiko
Jika anda tidak menghilangkan seluruh aktivitas, pendekatan umum
adalah mengurangi risiko yang berkaitan dengan itu. Ambil langkah untuk
membuat hasil negatif lebih sedikit terjadi, atau meminimalkan dampaknya
ketika itu terjadi.
Dengan kasus kita sebelumnya, "Klien utama XYZ Corp terlambat
membayar tagihan" kita dapat mengurangi kecendrungan untuk terjadi dengan
menawarkan insentif kepada klien yang membayar tagihannya tepat waktu.
Mungkin diskon 10% untuk pembayaran yang lebih cepat, dan penalti untuk
pembayaran yang terlambat. Berurusan dengan pelanggan yang terlambat
membayar dapat sangat mengecok, dan kami telah membahasnya lebih pada
tutorial tentang menangani cash flow lebih efisien, namun berikut adalah
beberapa pilihan.
Pada contoh yang sama, kita dapat mengurangi dampak dengan
mengatur akses ke fasilitas kredit jangka pendek. Dengan cara tersebut,
bahkan jika klien terlambat membayar, kita tidak kehilangan uang. Untuk
mengetahui lebih lanjut tentang pilihan peminjaman jangka pendek seperti
factoring and lines of credit, lihat tutorial kami tentang meminjam uang untuk
mendanai bisnis.
Ini mungkin merupakan strategi yang paling umum, dan cocok
digunakan untuk rentang risiko yang luas. Pada strategi anda anda dapat
melanjutkan aktivitas anda, namun dalam pengukuran yang membuat
bahayanya berkurang. Jika dilakukan dengan benar, anda mendapatkan yang
terbaik. Namun bahayanya adalah kendali anda menjadi tidak efektif, dan anda
berakhir dengan tetap menderita kerugian yang anda takutkan.
c. Memindahkan Risiko
Kita semua familiar dengan konsep asuransi dari kehidupan sehari -
hari, dan hal yang sama berlaku dalam bisnis. Sebuah kontrak asuransi pada
dasarnya merupakan transfer risiko dari satu pihak ke pihak lainnya, dengan
imbalan bayaran.
Contohnya ketika anda memiliki sebuah rumah, ada risiko besar akan
kebakaran, pencurian atau kerusakan lainnya. Jadi anda membayar sebuah
polis asuransi rumah, dan memindahkan risiko tersebut ke perusahaan
asuransi. Jika sesuatu terjadi, perusahaan asuransi yang akan menanggung
kerugiannya, dan sebagai imbalan untuk jaminan tersebut, anda membayar
premi.
Ketika anda memiliki sebuah bisnis, anda memiliki pilihan untuk
memindahkan banyak risiko anda ke perusahaan asuransi. Anda dapat
mengasuransikan properti dan kendaraan anda, juga mengambil berbagai jenis
asuransi liabilitas untuk melindungi anda dari tuntutan hukum. Kita akan
membahas lebih detil tentang asuransi pada tutorial selanjutnya dalam seri ini,
namun ini adalah pilihan yang bagus dalam menangani risiko yang memiliki
dampak yang besar, sepanjang anda dapat menemukan polis yang terjangkau.
d. Menerima Risiko
Seperti yang telah kita lihat, manajemen risiko mempunyai harga.
Menghindari risiko berarti membatasi aktivitas perusahaan anda dan
melewatkan peluang keuntungan. Mengurangi risiko dapat melibatkan sistem
baru yang mahal atau proses dan kontrol yang melelahkan. Memindahkan
risiko juga ada harganya, contohnya seperti pada premi asuransi.
Jadi dalam kasus risiko tingkat minor, langkah terbaik adalah
menerimanya. Tidak masuk akal bila menginvestasikan dalam serangkaian
software yang mahal hanya untuk mengecilkan sebuah risiko yang tidak akan
memiliki dampak yang besar. Untuk risiko yang mendapatkan nilai dampak
dan kecendrungan yang rendah, carilah solusi sederhana dan murah, dan jika
anda tidak dapat menemukannya, maka mungkin akan lebih berharga untuk
menerimanya dan melanjutkan bisnis seperti biasa.
Keuntungan dalam menerima risiko adalah cukup jelas: tidak ada
biaya, dan membebaskan sumber daya untuk fokus pada risiko yang lebih
serius. Kelemahannya adalah juga cukup jelas: anda tidak memiliki kendali.
Jika dampak dan kecenrungannya minor, itu mungkin tidak masalah. Namun
pastikan bahwa anda telah menilai semua hal tersebut dengan benar, sehingga
anda tidak akan mendapat kejutan yang tidak menyenangkan.

Anda mungkin juga menyukai