Chapter II PDF
Chapter II PDF
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
ditemukan dari nenek moyang vertebrata. Organ yang berbeda memiliki keunikan
evolusi yang berbeda juga (Davies, 2004).
payudara bergantung pada variasi jumlah jaringan lemak dan jaringan ikat, bukan
pada jumlah jaringan glandular aktual. Jaringan glandular terdiri dari 15 sampai
20 lobus mayor. Tubulus-tubulus dikelilingi jaringan adiposa dan dipisahkan oleh
ligamen suspensorium cooper (berkas jaringan fibrosa) (Gambar 2.1). Lobus
mayor bersubdivisi menjadi 20 sampai 40 tubulus. Setiap lobus kemudian
bercabang menjadi duktus-duktus kecil yang berakhir di alveoli sekretori. Putting
memiliki kulit berpigmen dan berkerut yang membentang keluar sekitar 1 cm
sampai 2 cm untuk membentuk aerola. Aerola mengandung kelenjar sebasea dan
kelenjar keringat yang besar (Sloane, 2003).
Pertumbuhan dan perkembangan kelenjar payudara merupakan suatu seri
peristiwa yang melibatkan interaksi berbagai macam tipe sel yang berbeda yang
dimulai sejak kelahiran dan terus berlangsung di bawah pengaruh siklus
menstruasi dan proses gestasi. Rangkaian peristiwa tersebut diatur oleh interaksi
yang kompleks antara berbagai hormon steroid dan faktor pertumbuhan, baik dari
sel yang berdekatan dengannya maupun dari komponen dalam lingkungan sel
tersebut. Stimulasi tersebut akan mempengaruhi perubahan morfologi dan
metabolismenya. Kerentanan kelenjar payudara terhadap tumorigenesis
dipengaruhi oleh perkembangan normal dari kelenjar itu sendiri yang
dikarakterisasi dengan berbagai perubahan dalam proliferasi dan diferensiasi sel
payudara (Guyton and hall, 1997).
Gambar 2.1. Gambaran histologi kelenjar mamma manusia dalam keadaan inaktif,
perbesaran 90x (Martoprawiro dkk, 1986).
8
Gambar 2.3. C-myc bekerja sama dengan p53 dalam menghambat ekspresi dari
gen- gen pertumbuhan (Hoffman dan Liebermann, 2008).
11
Apoptosis dimediasi oleh dua jalur apoptosis utama yaitu jalur ekstrinsik
dan instrinsik. Jalur aktivasi yang diinduksi, masing-masing jalur tersebut
menimbulkan aktivasi protease selektif yang disebut kaspase. Kaspase dikenal
sebagai eksekutor apoptosis, merupakan sistein protease selektif yang mengontrol
semua tahap apoptosis. Jalur ekstrinsik dikenal sebagai death receptor pathway
dan jalur intrinsik sebagai mitochondrial pathway. Baik jalur ekstrinsik dan
intrinsik diaktifkan oleh tumor suppressor protein p53 (Miettinen, 2009).
Untuk menjamin bahwa DNA berduplikasi dengan akurat dan pemisahan
dari kromosom terjadi dengan benar, maka siklus sel melakukan mekanisme
checkpoint. Checkpoint bertugas mendeteksi kerusakan atau penyimpangan yang
terjadi pada DNA. Apabila terdapat kerusakan DNA, checkpoint akan memacu
cell cycle arrest sementara untuk melakukan perbaikan DNA atau cell cycle arrest
permanen sehingga sel memasuki fase senescent. Bila mekanisme cell cycle arrest
tidak cukup menjamin DNA yang rusak diperbaiki, maka sel akan dieliminasi
dengan cara apoptosis (Siu et al., 1999).