16.04.579 Bab1 PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Perusahaan


1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Yamaha Indonesia Motor
Manufacturing
Pada tahun 1971, Yamaha Motor Jepang mendirikan distributor resmi di
Indonesia bekerjasama dengan konglomerat lokal dan memulai ekspor motor
rakitan utuh dengan mesin 100 cc dari Jepang dan menjualnya secara lokal.
Pada 6 Juli 1974, Yamaha motor mendirikan PT YIMM (Yamaha Indonesia
Motor Manufacturing) yang berlokasi di daerah Pulogadung. Dalam
perkembangannya, untuk memperkuat dan memperlancar usahanya, pada tahun
1990 PT YIMM bergabung dengan beberapa perusahaan lain, yaitu PT. Adiasa
IIC, PT. Yamaha Harapan, PT. Sakti Cipta Logam Sakti, dan PT. Harapan Motor
Sakti (PT. Karya Bakti). Gabungan dari beberapa perusahaan ini tetap diberi nama
PT. YIMM. PT. YIMM merupakan Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM)
Yamaha di Inonesia yang berwenang atas produk Yamaha roda dua di Indonesia.
Pada tanggal 29 Agustus 2001 didirikan pabrik suku cadang di Indonesia
yang dinamakan PT. Moric Indonesia. Pabrik itu mulai beroperasi pada Januari
2002 dan didirikan dengan modal lima juta dolar AS yang terdiri dari 80% oleh
Moric Co.,Ltd dan 20% oleh Yamaha Motor Asia Pte.Ltd. Perusahaan ini
menyediakan dukungan finansial untuk semua perakitan dan manufacturing
Yamaha di kawasan Asia Tenggara dan promosi perdagangan.
Pada November 2004, Yamaha Motor membuat pabrik manufacturing
motor kedua di Karawang, Jawa Barat dengan nama PT. YMMWJ (Yamaha
Motor Manufacturing West Java). Perusahaan ini merupakan anak perusahaan
YIMM yang khusus membuat motor tipe moped (bebek) dan mempunyai
kemampuan untuk memproduksi moped dalam skala besar.
Yamaha di Indonesia sendiri dibagi menjadi beberapa perusahaan:
1. YMKI (Yamaha Motor Kencana Indonesia) di Pulogadung Jakarta Timur,
ditujukan untuk pemasaran motor saja.

1
2. YIMM (Yamaha Indonesia Motor Manufacturing) di Pulogadung Jakarta
Timur, ditujukan untuk perakitan dan produksi motor.
3. YMMWJ (Yamaha Motor Manufacturing West Java) di Karawang Jawa Barat
merupakan pabrik manufacturing kedua.
4. Yamaha POD di Cibitung untuk spare parts motor.
5. Yamaha Motor Electronic Indonesia untuk memproduksi alat-alat pengapian
seperti CDI, stator dan rotor.
6. YMPMI (Yamaha Motor Parts Manufacturing Indonesia) di Karawang
memproduksi spare part motor.

1.1.2 Visi, Misi dan Logo PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing
A. Visi PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing
1. Untuk menciptakan masyarakat Yamaha yang sejahtera dan loyal dan
mencapai perkembangan bisnis yang sehat dan berkelanjutan, dengan
memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi pelanggan dan mudah
diakses terhadap pelayanan dan produk yang berstandar kualitas dunia,
dengan mempergunakan sumber daya manusia yang handal, serta
menggunakan teknologi terdepan yang tepat guna dan sistem bisnis yang
berfokus pada pelanggan.
2. Untuk menjadi produsen sepeda motor yang paling depan di Indonesia.

B. Misi PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing


1. Menyediakan produk yang bermutu tinggi, produk yang inovatif dengan
harga yang terjangkau dan merupakan pilihan daripada pelanggan.
2. Akan senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, teknologi, dan
proses teknologi.

2
C. Logo PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing

Gambar 1. 1

Logo PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing

Sumber :http://www.yamaha-motor.co.id/

Seperti halnya sebuah nama, logo perusahaan pun memiliki arti atau makna
tersendiri. Adapun arti dari logo pada perusahaan PT. Yamaha Indonesia Motor
Manufacturing tersebut adalah :
1. Warna biru pada tulisan “Semakin Di Depan” melambangkan warna
kebanggaan Yamaha diajang balap sepeda motor paling bergengsi didunia.
MotoGP. Penggunaan warna ini mencerminkan semangat untuk melakukan
eksplorasi teknologi otomotif dan mengekspresikan kepercayaan diri dan
pemikiran yang jernih dalam menghadapi tantangan.
2. Warna merah menunjukan semangat, keberanian, kehangatan dan energi
untuk selalu menjadi yang terdepan.
3. Gradasi warna mencerminkan passion dan excitement saat menjalani tahap
proses untuk mencapai hasil maksimal.
4. Bentuk huruf didesain untuk merefleksikan karakter Yamaha yang ingin
ditonjolkan, yaitu Sporti dalam setiap penampilan dan performa, inovatif
dalam setiap aktifitas, trendi untuk selalu memimpin tren dalam kompetisi.
Huruf A berwarna merah memiliki arti sebagai berikut:
1. Affirmative yang berarti selalu berfikir sebagai pemenang.
2. Aspiration yang berarti selalu memiliki cita-cita dan standar kualitas tinggi.

3
3. Action yang berarti selalu berjuang bersama-sama dengan arah tujuan sama
secara persistent dan focus.
4. Achievement yang berarti selalu percaya bahwa kita bisa mencapai kesuksesan
dan melewati rintangan.
Desain huruf dengan garis desain yang mengarah ke atas mencerminkan
bahwa keluarga besar Yamaha selalu bergerak maju dengan visi yang searah,
berjuang bersama-sama untuk membangun diri dan Yamaha agar menjadi
Semakin di Depan. Desain logo ini mencerminkan semangat baru dari seluruh
keluarga besar Yamaha : konsumen, komunitas, fans, karyawan dan Yamaha.

1.1.3 Bidang Usaha PT. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing


PT. YIMM merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan
dan pereakitan sepeda motor (motor cycle) dengan merek YAMAHA serta
pengadaan onderdilnya (spare parts). Sebagai perusahaan otomotif yang berfokus
untuk memproduksi sepeda motor, PT. YIMM melakukan diversifikasi dalam
usaha yang digelutinya. Hal ini terlihat dari ketiga kategori motor yang
diproduksinya :
1. Motor Automatic
Motor jenis automatic merupakan motor yang dilengkapi dengan kopling
otomatis sehingga pengendara tidak perlu repot-repot melakukan penggantian
gigi. Beberapa tipe motor automatic yang diproduksi oleh Yamaha Indonesia
adalah Mio Sporty, Mio, dan Nouvo.
2. Motor 4 Tak
Motor 4 tak adalah motor yang dilengkapi dengan 4 mesin tak, yaitu mesin
yang cara bekerjanya terdiri dari 4 langkah (hisap, tekan, hisap, buang).
Proses pembakaran dalam mesin 4 tak berlangsung 4 kali sehingga lebih
sempurna. Beberapa tipenya adalah Yamaha New Jupiter Z, Yamaha New
Jupiter Z CW dan Yamaha New Vega R-DB.
3. Motor 2 Tak
Pada motor 2 tak, proses pembakaran dalam mesinnya berlangsung 2 kali
sehingga gas buangannya masih banyak mengandung zat berbahaya. Dalam

4
mesin jenis ini, piston hanya bekerja melalui dua tahap, yaitu hisap dan
buang. Tipe dari jenis ini adalah Yamaha RX King.
1.2 Latar Belakang Penelitian
Dewasa ini perkembangan ekonomi mengakibatkan persaingan antar
perusahaan semakin ketat terutama pada perusahaan sejenis yang mengharuskan
setiap perusahaan untuk cerdik dalam menargetkan pangsa pasar yang potensial
dan responsif terhadap permintaan konsumen sehingga perusahaan dapat
mengetahui dengan baik apa saja yang diinginkan dan dibutuhkan oleh konsumen.
Kreatifitas dan inovasi dari perusahaan sangatlah penting dan diperlukan agar
produk ataupun jasa yang ditawarkan oleh perusahaan memiliki suatu keunikan
tersendiri yang dapat memikat konsumen yang pada akhirnya perusahaan dapat
mempertahankan atau merebut pangsa pasar yang sudah ada.
Perkembangan dunia bisnis pada saat ini bukan hanya berfokus pada segi
fisik dari suatu produk saja, tetapi sudah mengarah pada bagian yang berhubungan
dengan kondisi psikologis konsumen yaitu merek. Merek merupakan aset tak
berwujud yang berharga dan memiliki sifat khas yang membuat pelanggan
menyadari perbedaan diantara merek-merek dalam sebuah produk. Faktor yang
dipertimbangkan dalam suatu citra merek atau brand image adalah kualitas
produk tersebut, yang mana kualitas sangat berkaitan dengan citra merek yang
diberikan. Penilaian konsumen atas kinerja produk tergantung pada banyak faktor,
terutama jenis hubungan loyalitas yang dimiliki konsumen dengan sebuah merek.
Konsumen sering membentuk persepsi yang lebih menyenangkan tentang sebuah
produk dengan merek yang sudah mereka anggap positif menurut Kotler dan
Keller (2009:139).
Suatu produk yang memiliki citra merek yang tinggi akan dapat
memberikan tingkat permintaan yang aman dan dapat diperkirakan bagi
perusahaan, serta dapat menciptakan penghalang yang mempersulit perusahaan
lain untuk memasuki pasar dalam jangka waktu yang panjang. Meskipun pesaing
dapat meniru proses manufaktur dan desain produk, mereka tidak dapat dengan
mudah menyesuaikan kesan yang tertinggal lama di pikiran konsumen (Kotler dan
Keller, 2009:259). Haerudin (2010:3) menyatakan jika citra merek sudah tertanam

5
baik dibenak konsumen maka hal tersebut akan membantu mengatasi
kebingungan konsumen dalam memilih produk, sehingga konsumen akan
membeli produk tersebut karena percaya akan produk yang dibelinya sesuai
dengan apa yang dipersepsikan tanpa terlalu mempertimbangkan banyak hal dan
secara emosional pun merek tersebut dianggap mampu menjaga atau
meningkatkan citra dan gengsi penggunanya.
Romadhoni (2015:2) menyatakan keputusan dalam memilih dan membeli
suatu produk sangat dipengaruhi oleh penilaian dari kualitas produk tersebut.
Banyaknya permintaan akan sebuah produk yang semakin berkualitas membuat
perusahaan diberbagai bidang usaha harus cepat menyadari dan berlomba-lomba
untuk meningkatkan kualitas produk yang mereka miliki agar dapat
mempertahankan brand image (citra merek) produk yang mereka miliki.
Dalam mempertahankan citra mereknya perusahaan harus mampu
menyediakan produk dengan spesifikasi yang berbeda-beda termasuk pada inovasi
teknologi keunggulan yang dimiliki produk tersebut, penetapan harga yang
bersaing dan promosi yang tepat sasaran, sehingga terbentuk citra merek produk
yang baik yang akan memikat konsumen dan pada akhirnya berdampak pada
keputusan pembelian oleh konsumen bahkan menghasilkan loyalitas konsumen
yang tinggi (Kotler dan Keller, 2009:258).
Setiadi dalam Sangadji dan Sopiah (2013:121) mendefinisikan bahwa inti
dari keputusan pembelian konsumen adalah proses pengintegrasian yang
mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua perilaku alternatif atau
lebih, dan memilih salah satu diantaranya. Engel et al dalam Sangadji dan Sopiah
(2013:32) menyebutkan dalam pengevaluasian ada tiga atribut penting yang sering
digunakan yaitu harga, merek, dan negara asal atau pembuat produk. Merek
merupakan sebuah simbol dan indikator kualitas dari sebuah produk. Merek-
merek produk yang sudah lama dikenal oleh konsumen menjadi sebuah citra,
bahkan simbol status bagi produk tersebut. Maka, tidaklah mengherankan jika
merek seringkali dijadikan kriteria untuk menjadi salah satu keputusan pembelian.
Salah satu industri yang tumbuh pesat sampai saat ini adalah industri
otomotif, perkembangannya ditunjang dengan bertambah luasnya sarana jalan dan

6
peningkatan kebutuhan masyarakat akan motor. Kenyataan ini merupakan peluang
yang dimanfaatkan oleh produsen motor untuk mengeluarkan berbagai jenis dan
merek yang lebih inovasi sesuai dengan kebutuhan serta permintaan masyarakat
Indonesia sehingga kendaraan-kendaraan yang dipasarkan mampu menarik minat
konsumen.
Yamaha adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang sektor
produksi otomotif yang memproduksi kendaraan roda dua (sepeda motor).
Haerudin dalam penelitiannya (2010) menyatakan banyaknya perusahaan-
perusahaan yang menawarkan produk yang sejenis membuat Yamaha tidak
terlepas dari persaingan yang ketat dan semakin tajam. Produk yang ditawarkan
oleh perusahaan-perusahaan pesaing Yamaha tidak kalah hebatnya, seperti halnya
Suzuki terkenal dengan kecepatan motor bebek sekelasnya, Kawasaki yang
mempunyai keunggulan dari desain motornya, Honda terkenal dengan iritnya.
Disamping itu kelebihan lainnya adalah pada harga, desain, merek, nilai jual.
Dengan berbagai kelebihan dari masing-masing pesaingnya tersebut, dalam
melaksanakan aktifitas penjualannya Yamaha dituntut untuk selalu merancang
strategi pemasaran yang lebih kreatif agar dapat mencapai tujuan perusahaan
dalam menciptakan dan meningkatkan pembelian serta keloyalitasan konsumen
terhadap produk Yamaha.
Salah satu survei merek di Indonesia yang dijadikan sebagai indikator
kinerja sebuah merek adalah Top Brand Award. Survei ini diselenggarakan oleh
Majalah Marketing yang bekerja sama dengan lembaga survei Frontier Consulting
Group. Top Brand didasarkan atas hasil riset terhadap konsumen Indonesia.
Pemilihan merek terbaik berdasarkan atas pilihan konsumen. Pemilihan oleh
konsumen ini dilakukan melalui survei dari Frontier Consulting Group di sebelas
kota besar di Indonesia yakni Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan,
Makassar, Pekanbaru, Balikpapan, Denpasar, Palembang dan Samarinda. Yang
menjadi kriteria merek untuk menang dalam Top Brand adalah merek tersebut
harus terpilih oleh konsumen melalui hasil survei dengan melihat tiga parameter
yaitu: merek yang paling diingat (top of mind share), merek yang menguasai
pangsa pasar (top of market share), serta merek yang memiliki komitmen (top of

7
commitment share). Ketiga parameter tersebut diformulasikan dengan cara
menghitung rata-rata terboboti masing-masing parameter untuk membentuk Top
Brand Index (TBI). Kriteria yang harus dipenuhi agar sebuah merek berhak
menyandang predikat Top Brand adalah memperoleh Top Brand Index minimum
sebesar 10% dan berada dalam posisi top three di dalam kategori produknya.
Dengan adanya dua kriteria tersebut tidak menutup kemungkinan dalam satu
kategori produk terdapat lebih dari satu merek – maksimal tiga merek yang
meraih predikat Top Brand (www.topbrand-award.or.id).
Survei Top Brand juga melakukan survei pada motor matic seperti yang
terlihat dalam tabel 1.1:

Tabel 1. 1

Top Brand Index Kategori Otomotif Motor Matic 2012-2015

Motor Merek Top Brand Index (TBI)

2012 2013 2014 2015


Yamaha Mio 60,0% 53,0% 44,2% 36,6%

Honda Beat 16,8% 21,0% 21,4% 28,9%

Honda Vario 13,7% 13,4% 14,7% 15,6%

Sumber : www.topbrand-award.or.id (13 November 2015)

Berdasarkan tabel 1.1 terlihat bahwa Yamaha Mio selalu berada pada
peringkat pertama market share versi Top Brand Award sepeda motor automatic
di tahun 2012, 2013, 2014 dan 2015 Yamaha Mio mengalahkan merek pesaingnya
yaitu Honda Beat dan Honda Vario. Namun Yamaha Mio mengalami penurunan
nilai TBI dimana pada tahun 2012 (60%), 2013 (53%), 2014 (44,2%) dan 2015
(36,6%), seperti yang terlihat pada tabel 1.1 pesaing Yamaha Mio, Honda Beat
walaupun berada di peringkat kedua untuk nilai TBI nya terus mengalami
peningkatan dari tahun 2012 hingga 2014.
Yamaha Mio berawal dari dapur Research & Development Yamaha, dan
awalnya mio adalah project lanjutan Yamaha Nouvo. Berbeda dengan Nouvo

8
yang bongsor, Mio tampil lebih langsing dan elegan. Tahun 2003, Mio mulai
diluncurkan se-Asia Tenggara dan pertama kali hadir di Indonesia dengan
memasang tagline Mio sebagai sepeda motor yang “mengerti wanita”. Dengan
body-nya yang ramping dan ringan banyak kaum hawa mulai menggunakan motor
ini mulai siswa sekolah hingga kalangan pekerja. Pangsa pasar Mio terus
berkembang sehingga penjualannya dapat dikatakan sukses dari saat muncul
pertama kali di 2003 hingga 2011 dan merupakan pembuka bagi populernya
skuter dipasar Indonesia.
Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menampilkan data
penjualan motor Yamaha Mio dengan Honda Beat se Indonesia pada tahun 2008
hingga 2011 menunjukkan bahwa Yamaha dengan tipe Mio berada di atas motor
Honda dengan tipe Beat, dengan angka penjualan pada tahun 2008 200,000 unit,
pada tahun 2009 dengan angka penjualan 225,000 unit, tahun 2010 dengan angka
penjualan 370,000 unit dan pada tahun 2011 dengan angka penjualan 420,000
unit. Namun pada tahun 2012 penjualan motor Yamaha Mio tersaingi oleh motor
Honda Beat yang bisa dilihat pada grafik, gambar 1.2 dibawah ini.

2,500,000

2,000,000

1,500,000
Mio
1,000,000
Beat
500,000

0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Gambar 1. 2

Data Jumlah Unit Penjualan Motor Yamaha Mio dan Honda Beat (2008-2014) di
Indonesia

Sumber: Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI)

9
Berdasarkan gambar 1.2 di atas, Yamaha Mio dari segi penjualannya selalu
berada di atas dibandingkan Honda Beat pada tahun 2008-2011, tetapi pada tahun
2012-2014 penjualan Yamaha Mio tersaingi oleh Honda Beat bahkan bisa dilihat
perbedaan penjualan pada tahun tersebut penjualan Honda Beat melaju sangat
pesat. Walaupun menurut Survei Top Brand Yamaha Mio selalu berada di
peringkat atas mengalahkan Honda Beat tetapi dari segi penjualan Honda Beat
lebih berkembang signifikan dan mengalahkan Yamaha Mio.
Rangkuti (2002:337) mendefinisikan citra merek sebagai sekumpulan
asosiasi merek yang terbentuk dibenak konsumen. Faktor-faktor pendukung
terbentuknya brand image dalam keterkaitannya dalam asosiasi merek adalah
keunggulan asosiasi merek (favorability of brand association), kekuatan asosiasi
merek (strength of brand association) dan keunikan asosiasi merek (uniqueness of
brand association). Kotler dan Keller (2009:188) dalam melaksanakan maksud
pembelian, konsumen dapat membentuk lima subkeputusan, yaitu keputusan
merek, keputusan penyalur, keputusan kuantitas, keputusan waktu dan keputusan
metode pembayaran. Sangadji dan Sopiah (2013:338) dengan adanya brand image
yang dikelola dengan baik menjadi perimbangan penting dalam pengambilan
keputusan pembelian konsumen.
Perusahaan Yamaha telah melakukan penjualannya di seluruh daerah di
Indonesia, dengan berbagai kantor cabang yang tersebar di setiap penjuru tanah
air, sehingga konsumen yang tertarik pada produk motor Yamaha dapat dengan
mudah untuk memiliki produk motor Yamaha yang diinginkan. Berdasarkan
wawancara yang dilakukan dengan Bapak Anton yang bertugas di bagian
penjualan Yamaha Kantor Pusat yang bertempat di jalan Soekarno-Hatta No.
474A, Bandung pada hari Kamis tanggal 26 November 2015 mengatakan bahwa
di Indonesia target penjualan motor Yamaha termasuk motor dengan tipe Mio
pada setiap daerahnya relatif sama, akan tetapi mayoritas penjualannya diperoleh
dari kota Bandung karena pada umumnya masyarakat kota Bandung lebih cepat
dalam menerima perubahan dan karakter konsumen yang lebih konsumtif.

10
Gambar 1. 3

Data Jumlah Unit Penjualan Motor di Kota Bandung Bulan Januari-Desember


Tahun 2014

Sumber: Data Olah Perusahaan


Dari data dalam gambar 1.3 menunjukkan bahwa secara keseluruhan untuk
penjualan sepeda motor pada tahun 2014 di kota Bandung, Honda terus
mengungguli dan mengalahkan para pesaing sepeda motor lainnya termasuk
Yamaha. Dalam satu tahun tersebut disetiap bulannya dapat dilihat bahwa
penjualan Yamaha hanya mencapai dirata-rata 30% sedangkan Honda mencapai
penjualan hingga 60%. Sehingga jika dilihat dari penjualan khusus Honda dengan
tipe Beat dan Yamaha dengan tipe Mio dari bulan januari hingga desember tahun
2014 di kota Bandung, penjualan Yamaha Mio masih tertinggal jauh dari
penjualan Honda Beat, seperti yang terlihat dari gambar 1.4 sebagai berikut :

11
5000
4000
3000
2000 BEAT
1000 MIO
0

Okt
Agus
Juli

Nov
Maret
Feb

Juni

Sep

Jan
Jan

April

Des
Mei
Gambar 1. 4

Data Jumlah Unit Penjualan Yamaha Mio dan Honda Beat di Kota Bandung
Bulan Januari-Desember Tahun 2014

Sumber: Data Olah Perusahaan


Dari wawancara yang dilakukan terhadap 30 orang konsumen Yamaha Mio
di kota Bandung terkait dengan citra mereknya diperoleh data sebagai berikut:
a. Jika dilihat dari segi keunggulan asosiasi merek Yamaha Mio 72% responden
menyatakan Yamaha Mio unggul dengan alasan model dan tipe yang variatif,
diproduksi oleh perusahaan yang memiliki kredibilitas yang tinggi serta motor
dengan teknologi dan inovasi yang canggih.
b. Jika dilihat dari segi kekuatan asosiasi mereknya 87% responden setuju
dengan alasan mereka mengenali motor Yamaha Mio diiklan, mudah untuk
memperoleh suku cadangnya, memiliki citra merek yang baik dan merupakan
motor matic yang tangguh.
c. Jika dilihat dari segi keunikan asosiasi mereknya 84% responden menyatakan
motor Yamaha Mio mudah untuk dijual kembali dengan nilai jual yang stabil,
memiliki banyak pilihan warna dan mudah jika ingin melakukan perbaikan.
Namun dilihat dari segi keputusan pembelian diperoleh data sebagai berikut:
a. Terkait dengan keputusan merek, 87% responden menyatakan lebih memilih
untuk membandingkan dengan produk motor pesaing dilihat dari harga,
kualitas, segi kehematan bahan bakar, model, kecepatan dan ketahanannya.
b. Terkait dengan keputusan penyalur, 100% responden lebih memilih untuk
membeli langsung di dealer karena jika di dealer proses pembelian lebih cepat
dan mudah serta suku cadang di dealer lebih terjamin keasliannya.

12
c. Terkait dengan keputusan kuantitas, 100% reponden hanya memiliki 1 unit
Yamaha Mio karena beberapa alasan diantaranya menyesuaikan kebutuhan,
ada yang tidak terlalu menyukai motor matic, Yamaha Mio cenderung
memiliki varian yang sama, adanya keinginan mengoleksi motor matic dengan
produk inovasi baru dari pesaing, serta adanya perbedaan selera yang
berbeda-beda dalam satu rumah.
d. Terkait dengan keputusan pembayaran, 70% responden melakukan
pembayaran melalui cash karena dengan pembayaran cash tidak memberikan
beban sehingga lebih murah dibandingkan jika harus membayar melalui
kredit.
Berdasarkan wawancara lanjutan dengan respoden, didapatkan alasan:
a. Jika dilihat dari segi keunggulan asosiasi mereknya, 28% responden
meyatakan desain dari motor Yamaha Mio kurang bagus, teknologinya masih
kalah dengan pesaing yaitu seperti pada motor pesaing saat penurunan standar
berdampak pada matinya mesin motor secara otomatis untuk keselamatan dari
anak-anak.
b. Jika dilihat dari segi kekuatan asosiasi merek, 13% responden menyatakan
motor Yamaha Mio hanya nyaman digunakan pada awalnya saja karena
onderdilnya tidak begitu tahan lama.
c. Jika dilihat dari segi keunikan asosiasi merek, 16% responden menyatakan
pilihan dari warna motor Yamaha Mio kurang menarik.
d. Jika dilihat dari segi keputusan merek, 13% responden langsung memilih
produk motor Yamaha Mio tanpa perlu membandingkan karena sudah adanya
rasa percaya pada produk motor Yamaha Mio dan rancangan atau
terobosannya yang lebih berani.
e. Jika dilihat dari segi keputusan pembayaran, 30% responden lebih memilih
untuk melakukan pembayaran dengan kredit karena alasan keuangan sehingga
mereka memutuskan untuk menggunakan jasa leasing.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitiaan ini berjudul
“Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Yamaha Mio di Kota
Bandung”.

13
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah yang
akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu :
a. Bagaimana citra merek Yamaha Mio di kota Bandung berdasarkan persepsi
konsumen?
b. Bagaimana keputusan pembelian Yamaha Mio di kota Bandung berdasarkan
persepsi konsumen?
c. Seberapa besar pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian Yamaha
Mio di kota Bandung?

1.4 Tujuan Penelitian


Berdasarkan perumusan masalah pada laporan diatas, maka penulis
melakukan penelitian tersebut yang bertujuan untuk :
a. Untuk mengetahui citra merek motor Yamaha Mio di kota Bandung
berdasarkan persepsi konsumen.
b. Untuk mengetahui keputusan pembelian Yamaha Mio di kota Bandung
berdasarkan persepsi konsumen.
c. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh citra merek terhadap keputusan
pembelian Yamaha Mio di kota Bandung.

1.5 Kegunaan Penelitiaan


Adapun kegunaan penelitian ini disusun oleh penulis, adalah sebagai
berikut:
1. Kegunaan Teoritis
a. Bagi peneliti dapat digunakan untuk menerapkan ilmu manajemen
pemasaran yang diperoleh dibangku kuliah dan untuk mempertajam
pengetahuan serta wawasan dalam ilmu manajemen pemasaran khususnya
mengenai citra merek, keputusan pembelian, dan pengaruh citra merek
terhadap keputusan pembelian.
b. Bagi Universitas Telkom, hasil penelitian ini dapat menambah referensi
bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai pentingnya

14
pengaruh citra merek (brand image) terhadap keputusan pembelian
konsumen.
2. Kegunaan Praktis
a. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
bagi perusahaan mengenai pentingnya pengaruh citra merek (brand image)
terhadap keputusan pembelian konsumen Yamaha Mio di kota Bandung.
b. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan
sebagai bahan referensi guna melakukan penelitian sejenis.

1.6 Sistematika Penulisan


Dalam penyusunan laporan ini, sistematika penelitian ini disusun untuk
memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan. Sistematika
penelitian dari penelitian ini disusun sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini merupakan pengantar menuju penelitian yang berisi gambaran singkat
mengenai isi skripsi yang menyangkut latar belakang, rumusan masalah, tujuan
dan kegunaan penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN
Merupakan tinjauan yang membuat konsep teori sebagai penguat dalam skripsi
ini. Dalam bab ini juga akan dibahas mengenai penelitian terdahulu, kerangka
pemikiran, dan hipotesis yang digunakan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Merupakan metode penelitian yang digunakan, skala pengukuran, teknik
pengumpulan dan pengolahan data, populasi dan sampel serta sistematika
penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisikan tentang uraian hasil penelitian dan pembahasan secara
kronologis dan sistematis sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian.

15
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menyajikan pemaknaan dan penafsiran peneliti terhadap hasil analisis
temuan penelitian yang disajikan dalam bentuk kesimpulan penelitian dan saran
yang merupakan implikasi dari kesimpulan yang berhubungan dengan masalah
dan alternatif pemecahan masalah.

16

Anda mungkin juga menyukai