Anda di halaman 1dari 6

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PENULARAN DAN PENCEGAHAN

TERHADAP KANKER SERVIKS


Hanifa Madihatillah¹, Marni Br Karo², Riyen Sari Manulang³
¹Mahasiswi Program Studi DIII Kebidanan, STIKes Medistra Indonesia, Bekasi, Indonesia
²,³ Dosen Program Studi DIII Kebidanan, STIKes Medistra Indonesia, Bekasi, Indonesia
Hanifahani30@gmail.com
Abstrak
Kanker serviks adalah tumor ganas primer yang berasal dari sel epitel skuamosa
serviks atau leher rahim. Penyebab tersering kanker serviks adalah infeksi virus
HPV(Human Papiloma Virus), beberapa faktor yang diduga meningkatkan kejadian kanker
serviks yaitu faktor sosiodemografis yang meliputi usia, status sosial ekonomi, dan faktor
aktifitas seksual yang meliputi usia pertama kali melakukan hubungan seks, pasangan seks
yang berganti-ganti, paritas, kurang menjaga kebersihan genital, merokok, riwayat penyakit
kelamin, trauma kronis pada serviks, serta penggunaan kontrasepsi hormona. Virus ini
terutama ditularkan melalui hubungan seksual termasuk oral sex, anal sex, dan hand sex.
Kanker mulut rahim atau disebut juga kanker serviks adalah sejenis kanker yang 99,7%
disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim.
Di Indonesia hanya 5 persen yang melakukan Penapisan Kanker mulut rahim, sehingga 76,6
persen pasien ketika terdeteksi sudah memasuki Stadium Lanjut.
Vaksinasi HPV merupakan pencegahan primer kanker serviks.Pap smear
merupakan
bagian dari pencegahan sekunder. Pencegahan yang terbaik adalah dengan melakukan
vaksinasi dan pap smear untuk menjangkau infeksi HPV risiko tinggi lainnya.Vaksinasi
HPVdiberikan dengan tujuan memberikan perlindungan terhadap infeksi virus HPV
terutama yang
dapat menyebabkan kanker serviks yaitu HPV tipe 16 dan 18. Vaksinasi diberikan 3 kali
pada
pada 0 – 1 – 6 bulan atau 0 – 2 – 6 bulan.
PENDAHULUAN
Kesehatan reproduksi adalah keadaan yang sejahtera fisik, mental dan sosial secara
utuh yang tidak hanya semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal
yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta fungsi dan prosesnya (Prawiroharjo,2011).
Kesehatan reproduksi pada wanita salah satunya meliputi kesehatan organ-organ
reproduksi pada wanita. Secara anatomi fisiologis, organ reproduksi wanita terbagi
menjadi dua bagian. Alat reproduksi bagian luar dan alat reproduksi bagian dalam.
Diantara alat reproduksi bagian dalam terdapat organ reproduksi servik. Serviks
merupakan bagian bawah dari rahim yang berfungsi sebagai jalur lahir dan pemisah antara
rahim dengan vagina. Salah satu penyakit yang dapat menganggu kesehatan organ
reproduksi wanita adalah kanker servik, Kanker serviks merupakan kanker yang mengenai
leher rahim atau serviks (Kemenkes,2015).
Kanker serviks disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang
menyerang leher rahim. Biasanya kanker serviks ini menyerang pada wanita usia subur
yaitu 15-49 tahun (Edianto,2006). Menurut
Badan Kesehatan Dunia, wanita resiko terkena kanker serviks di Negara
berkembang semakin tinggi dan tetap besar jumlanya. Dalam hal ini terjadi karena
kebiasaan dan perilaku masyarakatnya sering melakukan seks bebas sejak dini di luar
pernikahan (YKI,2013).
Kanker merupakan suatu kondisi sel tubuh kehilangan kemampuannya dalam
mengendalikan kecepatan pembelahan dan pertumbuhannya. Jaringan akan tumbuh secara
tidak terkontrol dan dapat bersifat fatal (Otto, 2001). Kanker serviks adalah tumor ganas
primer yang berasal dari sel epitel skuamosa. Kanker serviks merupakan kanker yang terjadi
pada serviks atau leher rahim, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan
pintu masuk ke arah rahim, letaknya antara rahim (uterus) dan liang senggama atau vagina
(Notodiharjo, 2002).
Saat ini kanker serviks menduduki urutan kedua dari penyakit kanker yang
menyerang perempuan di dunia dan urutan pertama di negara yang sedang berkembang
termasuk Indonesia. Diperkirakan 500.000 kasus baru kanker serviks terjadi setiap tahunnya
di dunia, 80% dari kasus tersebut terdapat dinegara-negara yang sedang berkembang (Aziz,
2006).
Menurut data WHO diketahui terdapat 493.243 jiwa pertahun penderita kanker
serviks baru di dunia. Dengan angka kematian karena kanker serviks ini sebanyak 273.505
jiwa pertahun (Emilia, 2010). Di Indonesia Kanker serviks merupakan kanker kedua
terbanyak ditemukan pada wanita setelah kanker payudara dan merupakan penyebab
kematian utama pada wanita (Aziz, 2006). Kasus baru kanker serviks ditemukan 40-45
kasus perhari dan setiap satu jam seorang perempuan meninggal karena kanker serviks. Ada
15.000 kasus baru per tahun dengan kematian 8000 orang pertahun. (Nurwijaya, 2010).
Terdapat beberapa faktor risiko yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks.
Beberapa faktor yang diduga meningkatkan kejadian kanker serviks yaitu faktor
sosiodemografis yang meliputi usia, status sosial ekonomi, dan faktor aktifitas seksual yang
meliputi usia pertama kali melakukan hubungan seks, pasangan seks yang berganti-ganti,
paritas, kurang menjaga kebersihan genital, merokok, riwayat penyakit kelamin, trauma
kronis pada serviks, serta penggunaan kontrasepsi oral dalam jangka lama yaitu lebih dari 4
tahun (Diananda,2007).

METODE
Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian Survey cross sectionaladalah
suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan
efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat.
Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan
terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan (Notoatmodjo,2012).
Wanita Usia Subur (WUS)
Wanita Usia Subur (WUS) adalah wanita yang berumur antara 15-49 tahun dan pada
masa atau periode ini dapat mengalami proses reproduksi ditandai masih mengalami
menstruasi. Alat reproduksinya sudah dapat berfungsi dengan baik, wanita tersebut
umumnya memiliki tingkat kesuburan yang baik (Hartanto, 2003). Dari pengertian diatas
dapat disimpulkan bahwa wanita usia subur adalah seorang wanita yang telah mengalami
mengalami menstruasi, mempunyai kesuburan yang tinggi dan masih mampu bereproduksi
dengan baik.
Kanker Serviks
Pengertian Kanker serviks adalah suatu proses keganasan yang terjadi pada leher
rahim, sehingga jaringan di sekitarnya tidak dapat melaksanakan fungsi sebagaimana
mestinya. Keadaan tersebut biasanya disertai dengan adanya perdarahan dan pengeluaran
cairan vagina yang abnormal, penyakit ini dapat terjadi berulang-ulang (Prayetni, 2007).
Kanker serviks dimulai dengan adanya suatu perubahan dari sel leher rahim normal
menjadi sel abnormal yang kemudian membelah diri tanpa terkendali. Sel leher rahim yang
abnormal ini dapat berkumpul menjadi tumor. Tumor yang terjadi dapat bersifat jinak
ataupun ganas yang akan mengarah ke kanker dan dapat menyebar (Rasjidi. I, 2007). Dari
dua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kanker serviks adalah kanker yang terjadi
pada leher rahim dengan hiperplasi sel jaringan sekitar sampai menjadi sel yang membesar,
menjadi borok/luka yang mengeluarkan cairan yang berbau busuk.
Penyebab
Penyebab Kanker serviks tidak diketahui secara pasti. Menurut Prayetni, (2007),
beberapa faktor predisposisi kankerserviks antara lain yaitu: 1) HPV (Human Papilloma
Virus) adalah virus penyebab kutil genetalia (kondiloma akuminata) yang ditularkan melalui
hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HPV tipe 16, 18, 45 dan 56. Sekitar
90-99% jenis kanker serviks disebabkan oleh HPV.
Virus ini bisa ditransfer melalui hubungan seksual dan bisa hadir dalam berbagai
variasi. 2) Tembakau dalam rokok bisa menurunkan system kekebalan tubuh dan
mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada leher rahim. 3)
Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini. Semakin muda seorang perempuan
melakukan hubungan seks, maka semakin besar risiko untuk terkena kanker serviks.
Berdasarkan penelitian para ahli, perempuan yang melakukan hubungan seks pada usia
kurang dari 17 tahun mempunyai risiko 3 kali lebih besar daripada yang menikah pada usia
lebih dari 20 tahun, selain itu sperma yang mengandung komplemen histone dapat bereaksi
dengan DNA sel leher rahim. Sperma yang bersifat alkalis dapat menimbulkan hiperplasia
dan neoplasia sel leher rahim. 4) Perilaku seksual berganti pasangan seks akan
meningkatkan penularan penyakit kelamin. Risiko terkena kanker serviks menjadi 10 kali
lipat pada wanita yang mempunyai partner seksual 6 orang atau lebih. 5) Pemakaian pil KB.
Penggunaan kontrasepsi oral dilaporkan meningkatkan insiden NIS (Neoplasia
Intraepitelial Kanker serviks) meskipun tidak langsung. Diduga mempercepat
perkembangan progresivitas lesi. Pemakaian pil KB lebih dari 6 tahun meningkatkan risiko
terjadinya Kanker serviks. Penjelasan yang rasional atas fenomena ini adalah karena
kontrasepsi oral menginduksi eversi epitel kolumnar sehingga meningkatkan atipia pada
wanita, menurunkan kadar asam folat darah sehingga terjadi perubahan megaloblastik sel
epitel leher rahim dan dapat meningkatkan efek ekspresi onkoprotein virus. 6) Suami yang
tidak disirkumsisi.
Telah diketahui bahwa frekuensi kanker serviks pada wanita Yahudi jauh lebih
rendah dibandingkan dengan wanita kulit putih lainnya. Mereka menyangka bahwa
persetubuhan dengan laki-laki yang tidak disirkumsisi lebih banyak menyebabkan Kanker
serviks karena hygiene penis tidak terawat, di mana terdapat kumpulan-kumpulan smegma.
Tanda dan Gejala
Fluor albus (keputihan) merupakan gejala yang sering ditemukan getah yang keluar
dari vagina ini makin lama aka berbau busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan. Dalam
hal demikian, pertumbuhan tumor menjadi ulseratif. Perdarahan yang dialami segera setelah
bersenggama (disebut sebagai perdarahan kontak) merupakan gejala karsinoma Kanker
serviks (75-80%) (Wiknjosastro, 2005).
Pada tahap awal, terjadinya Kanker serviks tidak ada gejala-gejala khusus. Biasanya
timbul gejala berupa ketidakteraturannya siklus haid, amenorhea, hipermenorhea, dan
penyaluran sekret vagina yang sering atau perdarahan intermenstrual, post koitus serta
latihan berat. Perdarahan yang khas terjadi pada penyakit ini yaitu darah yang keluar
berbentuk mukoid. Nyeri dirasakan dapat menjalar ke ekstermitas bagian bawah dari daerah
lumbal. Pada tahap lanjut, gejala yang mungkin dan biasa timbul lebih bervariasi, sekret
dari vagina berwarna kuning, berbau d an terjadinya iritasi vagina serta mukosa vulva.
Perdarahan pervagina akan makin sering terjadi dan nyeri makin progresif.
Gejala lebih lanjut meliputi nyeri yang menjalar sampai kaki, hematuria dan
gagal ginjal dapat terjadi karena obstruksi ureter. Perdarahan rektum dapat terjadi karena
penyebaran sel kanker yang juga merupakan gejala penyakit lanjut (Rasjidi. I, 2007). Dari
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa gejala awal kanker serviks tidak tampak,
perlahan-lahan sejalan dengan aktivitas hiperplasi sel maka tanda dan gejala akan meningkat
dan pada akhirnya wanita akan mengetahui kondisi ini pada stadium lanjut dengan
leukorean patologis yang keluar secara berlebihan dan berbau busuk serta kontak berdarah
setelah berhubungan seksual.
Deteksi Dini pada Kanker Serviks
Metode pemeriksaan deteksi dini yang ditemukan oleh para ahli yang mampu
mendeteksi adanya kelainan pada leher rahim merupakan lompatan raksasa di bidang ilmu
kedokteran, karena tingkat penyembuhan dan penanggulangan kanker serviks telah
mencapai 80 persen (Elizabeth 2001). Ada pun cara metode-metode dalam deteksi dini pada
Kanker serviks antara lain yaitu: (1) Pap smear merupakan salah satu cara deteksi dini
Kanker serviks, test ini mendeteksi adanya perubahan-perubahan sel leher rahim yang
abnormal, yaitu suatu pemeriksaan dengan mengambil cairan pada leher rahim dengan
spatula kemudian dilakukan pemeriksaan dengan mikroskop.
Pap smear hanyalah sebatas skrining, bukan diagnosis adanya kanker serviks. Jika
ditemukan hasil pap smear yang abnormal, maka dilakukan pemeriksaan standar berupa
kolposkopi. Kolposkopi merupakan pemeriksaan dengan pembesaran (seperti mikroskop)
yang digunakan untuk mengamati secara langsung permukaan Kanker serviks dan bagian
Kanker serviks yang abnormal.
Dengan kolposkopi akan tampak jelas lesi-lesi pada permukaan leher rahim,
kemudian dilakukan biopsy pada lesilesi tersebut, (2) Biopsi ini dilakukan untuk
melengkapi hasil pap smear. Teknik yang biasa dilakukan adalah punch biopsy yang tidak
memerlukan anestesi dan teknik cone biopsy yang menggunakan anestesi. Biopsi dilakukan
untuk mengetahui kelainan yang ada pada kanker serviks. Jaringan yang diambil dari daerah
bawah kanal servikal. Hasil biopsi akan memperjelas apakah yang terjadi itu kanker invasif
atau hanya tumor saja (Prayetni, 2007), (3) Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) tes
merupakan alternatif skrining untuk kanker serviks. Tes sangat mudah dan praktis
dilaksanakan, sehingga tenaga kesehatan non dokter ginekologi, bidan praktek dan lain-lain.
Prosedur pemeriksaannya sangat sederhana skrining untuk kanker serviks. Tes sangat
mudah dan praktis dilaksanakan, sehingga tenaga kesehatan non dokter ginekologi, bidan
praktek dan lain-lain. Prosedur pemeriksaannya sangat sederhana, permukaan leher rahim
diolesi dengan asam asetat, akan tampak bercak-bercak putih pada permukaan Kanker
serviks yang tidak normal (Elizabeth 2001).
DAFTAR PUSTAKA
http://proceeding.unisba.ac.id/index.php/BaMGMH/article/download/1481/pdf

https://www2.health.vic.gov.au/Api/downloadmedia/%7B6ED3394D-E85B-4094-84D0-
BB52CC084200%7D

http://jurnal.htp.ac.id/index.php/keskom/article/download/51/40/

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/2681/Agnes%20Widhiya%20Pangesti_
20120320101_6_BAB%202.pdf?sequence=6&isAllowed=y

https://indonesia.unfpa.org/sites/default/files/pub-pdf/document_0.pdf

https://eprints.uny.ac.id/35315/2/BAB%20II.pdf

http://journal.uii.ac.id/JKKI/article/view/3389/3038

https://e-journal.unair.ac.id/JBE/article/viewFile/1299/1058.pdf

http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Al-Sihah/article/download/1969/1898

http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/INJ/article/viewFile/6342/5209

http://eprints.ums.ac.id/30948/3/BAB_I.pdf

http://digilib.unila.ac.id/20597/131/BAB%20II.pdf

http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/122569-S09011fk-Analisa%20faktor-Literatur.pdf

http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/buletin-kanker.pdf

http://kanker.kemkes.go.id/guidelines/PPKServiks.pdf

https://www21.ha.org.hk/smartpatient/EM/MediaLibraries/EM/Diseases/Cancer/Cervical%20Ca
ncer/ancer-Cervical-Cancer-Indonesian.pdf?ext=.pdf

Anda mungkin juga menyukai