1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kali Lamong merupakan salah satu sungai yang ada di Propinsi Jawa Timur. Kali
Lamong merupakan bagian dari Satuan Wilayah Sungai Bengawan Solo yang
pengelolaannya dilakukan oleh Balai besar Wilayah Sungai Bengawan Solo. Secara
administratif Kali Lamong berada di wilayah Kabupaten Gresik, Lamongan,
Mojokerto dan Kota Surabaya. Bagian hulu Kali Lamong terletak didaerah Kabupaten
Lamongan dan Mojokerto berawal dari pegunungan Kendeng, sedang bagian hilirnya
berada diperbatasan antara Kotamadya Surabaya dan Kabupaten Gresik, serta
bermuara di Selat Madura.
Muara sungai Kali Lamong merupakan daerah pasang surut (Tidal Flat), dimana pada
saat pasang, daerah ini terendam air laut, tetapi pada saat surut daerah ini menjadi
D-97
Butyliastri Sulistyaningsih dan Umboro Lasminto
D-98
PERMODELAN MATEMATIS ALIRAN DI MUARA SUNGAI KALI LAMONG
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Umum
Mengawali kegiatan penelitian ini dilakukan tinjauan terhadap beberapa teori dari
buku-buku atau literatur yang menunjang. Disamping itu penelitian ini juga mengacu
pada hasil penelitian atau studi yang pernah dilakukan sebelumnya khususnya yang
berhubungan dengan muara Kali Lamong.Penelitian ini dilakukan untuk memodelkan
proses hidrodinamik di muara Kali Lamong, serta pengaruh dari sungai-sungai kecil
disekitar muara yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan pola arus dan
kecepatan yang terjadi. Sehingga pada saat dimodelkan, dibutuhkan suatu parameter-
parameter yang berpengaruh pada pola aliran.
2.2. Dasar Teori
Didalam membuat suatu model untuk proses hidrodinamik diperlukan suatu
pendekatan yaitu dengan model matematik. Pada model matematik ini diperlukan dua
persamaan yaitu persamaan konversi massa dan momentum. Hukum kontinuitas dari
aliran tidak tetap (unsteady flow) dapat diturunkan dengan pertimbangan konversi
ketetapan massa dalam suatu volume kontrol aliran. Anggapan air bersifat tidak
termampatkan (incompressible) dan massa jenis air terhadap jarak dan waktu tetap,
sehingga persamaan kontinuitas aliran tidak tetap dua dimensi menurut King dkk
(1998), yaitu :
∂h ⎛ ∂u ∂v ⎞ ∂h ∂h
+ h⎜⎜ + ⎟⎟ + u + v =0
∂t ⎝ ∂x ∂y ⎠ ∂x ∂y
............................................................. (1)
Untuk persamaan konversi momentum menurut King, dkk (1998), yaitu :
Arah x
∂u ∂u ∂u h ⎛ ∂ 2u ∂ 2u ⎞ ⎛ ∂a ∂h ⎞
+ (u 2 + v 2 )
gun2
h + hu + hv − ⎜⎜ E xx 2 + E xy 2 ⎟⎟ + gh⎜ + ⎟ +
1/ 2
∂t ∂x ∂y ρ ⎝ ∂x ∂y ⎠ ⎝ ∂x ∂x ⎠ (1,486h ) 1 / 6 2
∂t ∂x ∂y ρ ⎝ ∂x ∂y ⎠ ⎝ ∂y ∂y ⎠ 1,486 h 1 / 6 ( )2
D-99
Butyliastri Sulistyaningsih dan Umboro Lasminto
ρ = kerapatan fluida
g = percepatan gravitasi
E = koefisien kekentalan turbulen
a = elevasi dasar perairan
n = koefisien kekasaran Manning
ζ = koefisien tegangan geser angin empiris
Va = kecepatan angin
ψ = arah angin
ω = kecepatan rotasi bumi
φ = posisi lintang geografis
Untuk membuat suatu model diperairan dangkal, diperlukan suatu software/program
untuk dapat menghasilkan suatu output yang mendekati dengan data di lapangan.
Program atau software yang digunakan adalah Surface-Water Modelling System
(SMS). Surface-Water Modelling System (SMS) adalah prosesor pra dan pasca untuk
pemodelan elemen hingga dan elemen beda hingga. Di dalam SMS terdapat kumpulan
modul-modul (program) seperti GFGEN, RMA-2, RMA-4, RMA-10, HIVEL, SED2D
dan FESWMS. Untuk keperluan simulasi hidrodinamika yang dilakukan pada
penelitian ini cukup digunakan dua buah modul yaitu GFGEN dan RMA-2, dimana
versi yang akan digunakan adalah SMS versi 8.0.
2.2.1 Parameter Model
Didalam penggunaan software SMS ini, diperlukan suatu nilai parameter-parameter
yang berpengaruh pada hasil simulasi. Parameter-parameter tersebut yaitu :
1. Koefisien Kekasaran Manning
Manning (1889) mengembangkan rumus :
1 1/ 2
V = R 2 / 3i f ........................................................................................... (4)
n
dimana :
V = kecepatan aliran (m/det)
n = angka kekasaran Manning
R = Jari – jari hidrolik (m)
if = kemiringan garis energi (m/m)
Berdasarkan pada buku User guide To RMA2 WES Version 4.3 terdapat acuan sebagai
nilai koefisien kekasaran Manning untuk kondisi muara, seperti pada Tabel 1
Tabel 1.Nilai Koefisien Manning menurut US Army
Tipe Dasar Harga n
1. Permukaan halus tanpa vegetasi 0.015 – 0.020
2. Dasar pasir 0.020 – 0.025
3. Rip-rap (d50 = 50% ukuran partikel campuran 0.034 (d50)1/6
lebih halus dari ukuran partikel)
4. Vegetasi permukaan yang rapat 0.75 – 0.150
Sumber : US Army Corp of Engineers, 1997
Pengambilan harga n tersebut tergantung pula pada pengalaman perencana.
2. Koefisien Viskositas Eddy
Menurut Sulianto (2007), Koefisien Viskositas Eddy dapat juga disebut Koefisien
Perpindahan Momentum. Dalam suatu aliran terbuka nilai Koefisien Viskositas
Eddy dapat menjadi indikator terjadinya tingkat turbulensi.
D-100
PERMODELAN MATEMATIS ALIRAN DI MUARA SUNGAI KALI LAMONG
∑ (X )
N
2
i − Xi
i =1
RMSE = ........................................................................... (5)
n
dimana :i = nomor data
N = jumlah data
Xi = data kecepatan ke-i
Xi = nilai prediksi kecepatan/arus ke-i
3. METODE PENELITIAN
3.1 Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Pada penelitian ini, konsep penyelesaiannya dapat dilihat pada Gambar 2 diagram alur
berikut ini : MULAI
Tidak
Uji kesesuaian/Kalibrasi
Ya
Output :
- Identifikasi parameter model yang memiliki pengaruh terhadap
perubahan morfologi sungai di muara Kali Lamong
- Menetapkan parameter model yang sesuai
SELESAI
D-101
Butyliastri Sulistyaningsih dan Umboro Lasminto
Dari Gambar 2 dapat dijelaskan bahwa langkah awal penelitian meliputi pengumpulan
data primer dan data sekunder. Dari hasil studi terdahulu, dapat digunakan data yang
diperlukan yaitu peta bathimetri disekitar muara Kali Lamong, data pasang surut, data
pengukuran arus dan data debit anak-anak sungai yang bermuara disekitar muara Kali
Lamong. Untuk melakukan kalibrasi, digunakan data pengukuran arus. Data pasang
surut dan data debit dibutuhkan sebagai input dari program SMS untuk kondisi batas
model tersebut. Sedangkan data bathimetri digunakan sebagai data awal untuk
memodelkan muara Kali Lamong sehingga menjadi Mesh elemen hingga. Data
pasang surut yang digunakan yaitu di lokasi pengamatan pasang surut Gresik dan
Kesek. Untuk data debit yang digunakan adalah data debit rata-rata berdasarkan dari
hasil studi terdahulu.
Setelah data bathimetri dibuat menjadi peta jaring, dan memasukkan data kondisi
batas, maka langkah selanjutnya melakukan simulasi geometri menggunakan modul
GFGEN. Simulasi GFGEN merupakan simulasi dasar suatu program SMS 8.0 untuk
menguji peta jaring/geometri yang sudah dibuat dari peta bathimetri tadi. Kemudian
melakukan simulasi RMA2. Sebelum melakukan simulasi RMA2, mengisi parameter-
parameter yang diperlukan, yaitu meliputi koefisien viskositas eddy dan koefisien
kekasaran Manning. Penentuan parameter berdasarkan pada petunjukkan penggunaan
yang ada di program SMS versi 8.0.
Untuk melakukan kalibrasi, data kecepatan arus disuatu titik model didekatkan dengan
hasil pengukuran di lapangan. Untuk data elevasi muka air yang digunakan adalah
data elevasi muka air pada saat surut (neap) dan pada saat pasang (spring).
D-102
PERMODELAN MATEMATIS ALIRAN DI MUARA SUNGAI KALI LAMONG
Grafik Hubungan kecepatan data lapangan dan model kondisi neap Grafik Hubungan kecepatan data lapangan dan model kondisi neap
0.600 0.600
0.500 0.500
Kecepatan (m /dt)
0.400 0.400
Kecepatan (m/dt)
0.300 0.300
0.200 0.200
0.100
0.100
0.000
0.000
10/15/2000 10/15/2000 10/15/2000 10/16/2000 4:19 10/16/2000 9:07
10/15/2000 13:55 10/15/2000 18:43 10/15/2000 23:31 10/16/2000 4:19 10/16/2000 9:07
13:55 18:43 23:31
T ime [days] T ime [days]
Gambar 3. Grafik kalibrasi di node 5393 Gambar 4. Grafik kalibrasi di node 5380
Grafik Hubungan kecepatan data lapangan dan model kondisi neap Hubungan kecepatan data lapangan dan model kondisi Spring di node 5393
0.700 0.600
0.600 0.500
0.500
K ecep atan (m /d t)
0.400
Kecepatan (m/dt)
0.400 0.300
0.300 0.200
0.200
0.100
0.100
0.000
0.000 10/21/2000 10/21/2000 10/22/2000 0:43 10/22/2000 5:31 10/22/2000 10/22/2000
10/15/2000 13:55 10/15/2000 18:43 10/15/2000 23:31 10/16/2000 4:19 10/16/2000 9:07 -0.10015:07 19:55 10:19 15:07
Time [days]
T ime [days]
Gambar 5. Grafik kalibrasi di node 5680 Gambar 6. Grafik kalibrasi di node 5393
D-103
Butyliastri Sulistyaningsih dan Umboro Lasminto
Grafik Hubungan kecepatan data lapangan dan model kondisi spring di node 5388 Grafik Hubungan kecepatan data lapangan dan model
0.600 0.600
0.500 0.500
0.400 0.400
Kecepatan (m/dt)
Kecepatan (m/dt)
0.300 0.300
0.200 0.200
0.100 0.100
0.000 0.000
10/21/2000 15:07 10/21/2000 19:55 10/22/2000 0:43 10/22/2000 5:31 10/22/2000 10:19 10/22/2000 15:07 10/21/2000 10/21/2000 10/22/2000 10/22/2000 10/22/2000 10/22/2000
-0.100 -0.10015:07 19:55 0:43 5:31 10:19 15:07
Gambar 7. Grafik kalibrasi di node 5380 Gambar 8. Grafik kalibrasi di node 5680
6. DAFTAR PUSTAKA
1. Anggrahini. (1997), Hidrolika Saluran Terbuka, Surabaya: CV Citra Media.
2. Anggrahini. (2004), Aliran Seragam, Surabaya: Modul Ajar Hidrolika, Teknik Sipil, ITS.
3. Dake, J.M.K, Taeachyan, E dan Pangaribuan, Y.P. (1985), Hidrolika Teknik, Jakarta:,
Edisi Kedua, Airlangga.
4. Jansen, Bendegom, Berg, Vries, dan Zanen. (1979), Principles of River Engineering The
Non-tidal Alluvial River, Netherland: Delftse Uitgevers Maatschappij b.v, Delft.
5. King dan Norton. (1997), Users Guide To RMA2 WES Version 4.3, New York: US Army
Corps of Engineers - Waterways Experiment Station, Hydraulics Laboratory.
6. Lembaga Penelitian ITS. (2001), Studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak ke Arak Muara Kali Lamong dan Teluk
Lamong, Surabaya: Analisa Dampak Lingkungan (ANDAL), ITS.
7. Pelabuhan Indonesia III, PT. (2008), Kajian Teknis dan Lingkungan Terhadap Alur
Pelayaran, Sedimentasi dan Tahapan Pelaksanaan Reklamasi di Pesisir Selat Madura,
Surabaya.
8. Poerbandono dan Djunasjah, E. (2005), Survey Hidrografi, Cetakan Pertama, Bandung:
PT. Refika Aditama.
9. Soewarno (1991), Hidrologi (Pengukuran dan Pengolahan Data Aliran Sungai),
Bandung: Nova.
10. Sulianto (2007), Identifikasi Pengaruh Besaran Parameter pada Model Aliran Dinamika
dan Transport Sedimen di Waduk Selorejo dengan Surface Water Modelling System
(SMS) , Surabaya: Thesis MT, ITS.
D-104