BOLAANG MONGONDOW
Jl. Desa Lolak II, Kec. Lolak, Kab. Bolaang Mongondow- Sulawesi Utara
BAB I
PENDAHULUAN
dapat berlangsung efektif, efisien dan tepat sasaran maka diperlukan suatu kegiatan
kemampuan program TB baik dalam hal mendeteksi kasus TB, menjamin selesainya
Penyakit Tuberkulosis sebagai salah satu penyakit menular, sampai saat ini
Menurut data survei kesehatan rumah tangga (SKRT) Tahun 2012 penyakit
1
setelah India dan China, serta diperkirakan setiap tahun terjadi 583.000 kasus baru
TB, dan kematian karena TB sekitar 130.000 atau secara kasar diperkirakan setiap
100.000 penduduk di Indonesia terdapat 130 penderita baru TB Paru atau BTA
Positif.
2
Dari latar belakang di atas, dilakukan pelaksanaan surveilans Program Tb Di
RSUD Datoe Binangkang Lolak Bolaang Mongondow.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, Bagaimana distribusi data penyakit
Tuberkulosis (TB) paru dari tahun 2018 sampai tahun 2019 di RSUD Datoe
Binangkang Lolak Bolaang Mongondow.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui Gambaran Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien TB Paru Di RSUD
Datoe Binangkang Lolak Bolaang Mongondow.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan penyebaran infeksi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan itu, yang cukup
akurat dan sempurna yang relevan untuk penanggulangan yang efektif 4. Sementara
Tidak Menular Terpadu, menyebut bahwa surveilans adalah adalah kegiatan analisis
kesehatan
Dari kedua definisi tersebut diatas, maka dapat dirumuskan bahwa kegiatan-
4
Surveilans kesehatan masyarakat adalah pengumpulan, analisis, dan analisis data
surveilans epidemiologi.
populasi, sehingga penyakit dan faktor risiko dapat dideteksi dini dan dapat
Tujuan Surveilans
suatu wilayah
2. Sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan prioritas masalah kesehatan.
masalah, dan tersedianya biaya untuk mengatasi masalah. Dengan data surveilans
yang layak dapat diketahui besaran masalah dari setiap masalah kesehatan yang
5
tertentu dari penderita, dengan membandingkan proporsi penderita menurut
menurut karakteristik yang sama di populasi dasar atas dasar data statistic dari
secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu 1. Setiap kasus
gizi buruk juga diperlakukan sebagai KLB.Salah satu penyakit yang dapat
intervensi dilakukan, kita dapat menilai berhasil atau tidaknya intervensi tersebut
dari data surveilans di rentang waktu berikutnya, apakah sudah terjadi penurunan
outbreak
3. Memantau kesehatan populasi, menaksir besarnya beban penyakit (disease
6
5. Mengevaluasi cakupan dan efektivitas program kesehatan;
6. Mengidentifikasi kebutuhan riset
1) Surveilans pasif
2) Surveilans aktif
pelayanan kesehatan. Kelebihan surveilans pasif, relatif murah dan mudah untuk
infeksi yang harus dilaporkan, sehingga dengan surveilans pasif dapat dilakukan
kesehatan formal. Selain itu, tingkat pelaporan dan kelengkapan laporan biasanya
rendah, karena waktu petugas terbagi dengan tanggung jawab utama memberikan
7
Surveilans aktif menggunakan petugas khusus surveilans untuk kunjungan
penyakit atau kematian, disebut penemuan kasus (case finding), dan konfirmasi
laporan kasus indeks. Kelebihan surveilans aktif, lebih akurat daripada surveilans
pasif, sebab dilakukan oleh petugas yang memang dipekerjakan untuk menjalankan
tanggung jawab itu. Selain itu, surveilans aktif dapat mengidentifikasi outbreak lokal.
Kelemahan surveilans aktif, lebih mahal dan lebih sulit untuk dilakukan daripada
surveilans pasif. Sistem surveilans dapat diperluas pada level komunitas, disebut
community surveilance.
bagi kader kesehatan. Definisi kasus yang sensitif dapat membantu para kader
Mycobacterium tuberculosis.
Gejala utama pasien TB paru adalah batuk selama 2-3 minggu atau lebih.
Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah,batuk
darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun,
8
malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu
bulan. Gejala-gejala tersebut dapat dijumpai pula pada penyakit paru selain TB
seperti bronkiektasis, bronchitis kronis, asma, kanker paru, dan lain-lain. Mengingat
prevalensi TB di Indonesia masih tinggi, maka setiap orang yang datang ke UPK
dengan gejala tersebut di atas dianggap sebagai seorang tersangka (suspek) pasien
9
Gambar 2.1
Faktor Risiko
10
Gambar 2.2
Alur Diagnosis TB
11
RSUD DATOE BINANGKANG KABUPATEN
BOLAANG MONGONDOW
12
Jl. Desa Lolak II, Kec. Lolak, Kab. Bolaang Mongondow- Sulawesi Utara
Gambar 5.1 Peta Rumah Sakit Datoe Binangkang Desa Lolak II (Bolaang
Mongondow) di ambil dari (Google Map) 2019
Data ini diperoleh dari surveilans pasif dimana data dikumpulkan dari hasil
rekam medis yaitu pada saat pasien berkunjung ke Rumah Sakit dan terdiagnosa TB
paru BTA (+). Data yang dikumpulkan dari tahun 2018 sampai tahun 2019 untuk
melihat trends penyakit TB di Puskesmas Sukabumi dari Tahun 2018 sampai tahun
2019.
13
Frekuensi BTA Persentase BTA Persentase BTA
Bulan
Positif Negatif Positif (%) Negatif (%)
Januari 5 21 5.7 8.2
Februari 4 21 4.6 8.2
Maret 14 21 14.1 8.2
April 6 19 6.9 7.4
Mei 7 22 8.1 8.6
Juni 1 23 1.1 9
Juli 11 23 12.6 9
Agustus 11 11 12.6 4.3
September 6 33 6.9 12.8
Oktober 9 18 10.3 7
November 9 20 10.3 7.8
Desember 4 25 4.6 9.8
Jumlah 87 257 100 100
RSUD Datoe Binangkang didapatkan kasus TB paru BTA (+) dengan angka
2018 dan angka terendah kejadian TB adalah pada Bulan Juni berjumlah 1
14
Desember 3 5 2.6 1.7
Jumlah 115 296 100 100
RSUD Datoe Binangkang didapatkan kasus TB paru BTA (+) dengan angka
(24.3%) dan angka terendah kejadian TB adalah pada bulan Agustus dan
1.2. Pembahasan
Kegiatan surveilans yang dilakukan di RSUD Datoe Binangkang
pada laporan kegiatan ini adalah surveilans pasif yaitu data diambil dari rekam
medis untuk melihat angka kejadian TB paru BTA positif pada tahun 2018
BTA (+) dengan angka tertinggi kejadian TB adalah pada Bulan Maret
berjumlah 14 Pasien (14.1%) 2018 dan angka terendah kejadian TB adalah pada
didapatkan kasus TB paru BTA (+) dengan angka tertinggi kejadian TB adalah
pada Bulan Oktober 2019 berjumlah 28 pasien (24.3%) dan angka terendah
15
kejadian TB adalah pada bulan Agustus dan Desember tahun 2019 .masing-
BAB IV
4.1. Simpulan
sebagai berikut :
tahun 2018 di RSUD Datoe Binangkang didapatkan kasus TB paru BTA (+)
Pasien (14.1%) 2018 dan angka terendah kejadian TB adalah pada Bulan Juni
tahun 2019 di RSUD Datoe Binangkang didapatkan kasus TB paru BTA (+)
(2.6%).
4.2. Saran
16
RSUD Datoe Binangkang dapat mengoptimalkan tenaga kerja yang ada untuk
diberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai surveilans terutama mengenai
surveilans TB agar kegiatan surveilans ini lebih aktif karena kegiatan surveilans TB
ini sangat membantu untuk mendeteksi kasus TB, menjamin selesainya pengobatan
TB dan kesembuhan pasien TB. Hal ini bertujuan untuk menurunkan angka kejadian
TB, tingkat penularan, kekambuhan pada pasien dan kematian akibat TB.
17