Anda di halaman 1dari 4

TRENDS KEPERAWATAN ANAK

“Pemilihan Metode Perawatan yang Tepat pada Bayi dengan BBLR”


Dosen Pengampu : Yuni Sufyanti, A, S.Kp. M.Kes

Disusun Oleh :
Dina Muhyina Nur Rizqiana
13191123047
B22/ Alih Jenis 2 2019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2019
DAFTAR PUSTAKA

Eliyati, N., Faruk, A., Kresnawati, E,S., Arifieni, I. 2019. Support vector machines
for classification of low birth weight in Indonesia. Journal of Physics: Conf.
Series 1282

Nurhayati, et la. 2019. Effectiveness of kangaroo method to weight infants with


low birth weight at the perinatology room dr. achmad mochtar hospital
Bukittinggi. : Journal of Physics: Conf. Series 1175
BBLR atau Berat Badan Lahir Rendah adalah bayi baru lahir yang berat
badan pada saat kelahiran < 2.500 gram tanpa memandang masa gestasi.
Bayi BBLR dapat dikategorikan menjadi persalinan prematur, pertumbuhan janin
terhambat (IUGR) dan bayi baru lahir dengan pertumbuhan prematur. BBLR
memiliki korelasi yang tinggi dengan jumlah kasus kematian bayi. Bayi BBLR
yang dapat bertahan hidup secara umum akan mengalami masalah kesehatan dan
gangguan kognitif, kasus morbiditas dan mortalitas termasuk penyakit menular,
kerdil pada masa kanak-kanak dan berat badan kurang dari normal.

BBLR atau Berat Badan Lahir Rendah saat ini menjadi permasalahan yang
berkembang pesat di Indonesia. Menurut survei kesehatan dasar terbaru di
Indonesia persentase kejadian BBLR sekitar 10,2% di mana angka tertinggi
berada di Sulawesi Tengah (16,8%) dan tingkat terendah di Provinsi Sumatera
Utara (7,2%).

Faktor-faktor yang menjadi penyebab BBLR yaitu yaitu genetika (gen dan
interaksi dengan lingkungan), kecukupan gizi (nutrisi ibu hamil, protein dan
energi), berat dan karakteristik ibu (berat badan ibu hamil dan kesetaraan), catatan
medis ibu (anemia, malaria, sifilis dan rubella), komplikasi kehamilan (infeksi
ketika melahirkan), gaya hidup ibu (merokok dan konsumsi alkohol) dan
lingkungan (populasi dan faktor sosial ekonomi) serta perawatan antenatal yang
kurang tepat.

Bayi dengan BBLR memiliki resiko terkena masalah kesehatan lain seperti
asfiksia, hipotermi, infeksi, ikterus, gangguan pemberian ASI dan sebagainya
sehingga bayi dengan BBLR harus mendapatkan neonatal care yang tepat untuk
meningkatkan kesehatannya. Sebagai seorang perawat, perawatan bayi BBLR
bertujuan untuk mengoptimalkan tumbuh kembang bayi. Perawatan ini diberikan
secara terstruktur sesuai dengan kondisi fisik, psikologis dan kerentanan
emosional bayi dan keluarga, serta difokuskan dengan meminimalkan komplikasi
jangka pendek dan jangka panjang.
Di Rumah Sakit bayi dengan BBLR biasanya akan mendapatkan
perawatan khusus di ruang Perinatologi atau NICU (Neonatal Intensive Care
Unit). Bayi ditempatkan di dalam inkubator dengan tujuan untuk mempertahankan
suhu tubuh bayi supaya tidak terjadi hipotermi. Namun, penelitian yang dilakukan
oleh Nurhayati dkk (2019) menyimpulkan bahwa penggunaan inkubator memiliki
beberapa kekurangan seperti menghambat kontak awal dan menyusui ibu bayi,
kurang praktis dan memerlukan biaya yang cukup besar. Salah satu metode yang
dapat dipilih untuk bayi dengan BBLR yaitu metode kangaroo mother care
(KMC)
KMC atau kangaroo mother care merupakan metode yang dikenal sebagai
metode yang cepat untuk meningkatkan berat badan bayi. Selain itu, denyut
jantung bayi akan menjadi lebih stabil dan bernapas lebih teratur sehingga
penyebaran oksigen ke seluruh tubuh semakin baik. Ibu yang melakukan KMC
juga dapat menyusu secara langsung serta mencegah hipotermi pada bayi terjadi
kontak kulit antara ibu dan bayi secara langsung.

Anda mungkin juga menyukai