Anda di halaman 1dari 4

NAMA : DINA MUHYINA NUR RIZQIANA

NIM : 131911123047/ ALIH JENIS 2 2019

PERBEDAAN STROKE HEMORAGIK DAN STROKE ISKEMIK BERDASARKAN


ANAMNESA DAN PEMERIKSAAN FISIK

1. Penurunan kesadaran

Pada stroke hemoragik sering kali terjadi penurunan kesadaran. Hal ini disebabkan oleh
pecahnya pembuluh darah otak akibat beberapa faktor, sehingga timbul suatu gumpalan
(hematoma) yang berakhir dengan peningkatan tekanan intrakarnial (TIK). Tekanan
intrakarnial tersebut akan menekan dan merusak subtansio retikularis diensefalon yang
pada akhirnya akan terjadi penurunan kesadaran yang sangat cepat.

Berbeda dengan stroke iskemik, pembuluh darah otak mengalami sumbatan (oklusi),
sehingga menyebabkan aliran darah menurun dan asam laktat tertimbun. Hal ini akan
mempercepat kematian sel, namun pada stroke iskemik tidak terlalu banyak
menimbulkan efek masa karena tidak ada hematoma, sehingga lesa jarang menimbulkan
efek peningkatan tekanan intrakarnial yang akibatnya kesadaran pada pasien masih
cukup baik.

2. Muntah Proyektil

Muntah terjadi pada stroke hemoragik akibat adanya peningkatan tekanan intrakarnial.
Ketika reseptor tekanan intrakarnial terangsang akan mengakibatkan pusat muntah di
dorsolateral farmatio reticularis terangsang. Selanjutnya akan menyalurkan rangsang
motorik melalui nervus vagus yang menyebabkan kontraksi duodenum dan sentrum
lambung dan terjadi peningkatan tekanan intraabdomen.Oleh karena itu terjadi muntah
menyemprot. Sedangkan pada stroke iskemik jarang ditemukan gejala muntah proyektil
karena tidak terjadi tekanan intra karnial.

3. Nyeri kepala

Keberadaan hematome pada stroke hemoragik akan menyebabkan distensi, distorsi,


deformasi dan peregangan dari struktur peka nyeri di susunan saraf pusat. Apabila
disusunan saraf pusat terjadi kerusakan, meskipun tidak ada rangsangan pada reseptor
nyeri akan menyebabkan nyeri kepala. Nyeri kepala yang terjadi terjadi spontan,
eksplosif, hebat, difusi dan sering kali dirasakan. Sedangkan pada kasus stroke iskemik
jarang ditemuka nyeri kepala.

Secara keseluruhan perbedaan tanda dan gejala yang terjadi pada stroke hemoragik dan stroke
iskemik yaitu :

Gejala (Anamnesa) Stroke Nonhemoragik Stroke Hemoragik


Awitan (onset) Sub-akut kurang Sangat akut/mendadak
Waktu (saat terjadi awitan) Mendadak Saat aktivitas
Peringatan Bangun pagi/istirahat -
Nyeri kepala +50% TIA +++
Kejang +/- +
Muntah - +
Kesadaran menurun - +++
Kadang sedikit
Koma/kesadaran menurun +/- +++
Kaki kuduk - ++
Tanda kernig - +
Edema pupil - +
Pendarahan retina - +
Bradikardia Hari ke-4 Sejak awal
Penyakit lain Tanda adanya aterosklerosis Hampir selalu hipertensi,
di retina, koroner, perifer, aterosklerosis, penyakit
emboli pada kelainan katub, jantung hemolisis (HHD)
fibrilasi, bising karotis
Pemeriksaan darah pada LP - +
Rontgen + Kemungkinan pergeseran
glandula pineal
Angiografi Oklusi, stenosis Aneurisma, AVM, massa
intrahemisfer/vasospasme
CT scan Densitas berkurang (lesi Massa intracranial densitas
hipodensi) bertambah (lesi hiperdensi)
Oftalmoskop Fenomena silang Pendarahan retina atau
korpus vitreum
Silver wire art
Lumbal fungsi
 Tekanan Normal Meningkat
 Warna
Jernih Merah
 Eritrosit
<250/mm3 >1000/mm3
Arteriografi Oklusi Ada pergeseran
EEG Di tengah Bergeser dari bagian tengah

 Gejala Klinis Stroke Hemoragik Stroke Non


PIS PSA Hemoragik
1.      Gejala defisit lokal Berat Ringan Berat/ringan
2.      SIS sebelumnya Amat jarang - +/ biasa
3.      Permulaan (onset) Menit/jam 1-2 menit Pelan (jam/hari)
4.      Nyeri kepala Hebat Sangat hebat Ringan/ tak ada
5.      Muntah pada awalnya Sering Sering Tidak, kecuali lesi di
batang otak
6.      Hipertensi Hampir selalu Biasanya tidak Sering kali
7.      Kesadaran Bisa hilang Bisa hilang sebentar Dapat hilang
8.      Kaku kuduk Jarang Bisa  ada pada Tidak ada
permulaan
9.      Hemiparesis Sering sejak awal Tidak ada Sering dari awal
10.  Deviasi mata Bisa ada Tidak ada mungkin ada
11.  Gangguan bicara Sering Jarang Sering
12.  Likuor Sering berdarah Selalu berdarah Jernih
13.  Perdarahan Subhialoid Tak ada Bisa ada Tak ada
14.  Paresis/gangguan N III - Mungkin (+) -

Referensi :
Bahrudin. 2010. Model Diagnostik Stroke Berdasarkan Gejala Klinis. Jurnal Ilmu Kesehatan
dan Kedokteran Keluarga.

Arif Muttaqin, 2008, Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Persyarafan, Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai