[Utilization of Flour from Minor Tubes as an Alternative Natural Stabilizer in Increasing Physical and
Sensory Quality from Dragon Fruit Ice Cream (Hylocereus polyrhizus sp.)]
ABSTRACT
The study aimed to analyze the effect of using some local tuber flour as alternative stabilizer on dragon fruit ice
cream through physical and sensory quality. Tuber local utilizing was lombos (porang), meanwhile uwi, talas belitung, and
CMC as a control. The research was conducted in three stages: 1) making of flours: lombos, porang, and talas belitung 2)
making dragon fruit ice cream in addition of natural stabilizer of lombos flour, porang flour and talas belitung flour under
various concentration levels at 0.1, 0.3 and 0.5% w / v and 3) determining of the best treatment from each natural stabilizer.
The result showed that was red dragon fruit ice cream with 0.5% porang flour as stabilizer had similar effect to CMC as an
ice cream stabilizer. The porang 0,5% treatment was overrun, 87,41% emulsion stability, melting time 95,45 minutes / 100
gram, 54,5 dPa.s viscosity, and 3.95 hedonic score (mildly like to like), 4.33 (like) hedonic texture and 4,53 (mildly gentle to
soft) texture with scoring test.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh dari penggunaan beberapa tepung umbi lokal sebagai
alternatif stabilizer pada es krim buah naga terhadap sifat fisik dan sensori. Umbi lokal yang digunakan adalah umbi lombos
(porang), umbi uwi dan umbi talas belitung serta CMC sebagai kontrol. Penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu 1)
pembuatan tepung talas belitung, pembuatan tepung umbi porang, pembuatan tepung umbi uwi, 2) pembuatan es krim buah
naga dengan penambahan stabilizer alami berupa tepung umbi talas belitung, tepung umbi porang, tepung uwi pada
berbagai tingkat konsentrasi yaitu 0.1, 0.3 dan 0.5 %b/v dan 3) penentuan perlakuan terbaik dari masing-masing
penggunaan penstabil alami. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa es krim buah naga merah yaitu jenis penstabil
porang dengan konsentrasi 0,5% dan mampu menyamai CMC sebagai penstabil es krim. Pada perlakuan porang 0,5%
diperoleh overrun 68,50%, stabilitas emulsi 87,41 %, waktu leleh 97.7 menit/100 gram, viskositas 54.5 dPa s, skor hedonik
rasa 3,95 (agak suka mengarah ke suka), hedonik tekstur 4,33 (suka), skoring tekstur 4,53 (agak lembut mengarah ke
lembut).
268
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://www.profood.unram.ac.id/index.php/profood Vol 4 No. 1 Mei 2018
e-ISSN: 2443-3446 ISSN: 2443-1095
CMC (Carboxy Methyl Cellulosa), gum arab, timbang, oven, desikator, gelas ukur,
sodium alginat atau karaginan (Susilorini dan refraktometer dan kain penyaring.
Sawitri, 2007). Namun, pada penelitian ini
bahan penstabil yang digunakan bersumber Tahapan Penelitian
dari umbi minor, yaitu umbi talas belitung, Penelitian dilakukan dalam tiga tahap
umbi lombos (porang) dan umbi uwi. yaitu 1) pembuatan tepung talas belitung,
Pemanfaatan tepung umbi minor dalam pembuatan tepung umbi iles-iles, pembuatan
pembuatan es krim berfungsi sebagai tepung umbi uwi, 2) pembuatan es krim buah
stabilisator, meningkatkan kekentalan, naga dengan penambahan stabilizer alami
pencegah kristalisasi, sebagai pengikat dan berupa tepung umbi talas belitung, tepung
memperbaiki tekstur. Umbi minor adalah umbi iles-iles, tepung uwi dan 3) penentuan
umbi-umbian lokal yang belum dimanfaatkan perlakuan terbaik dari masing-masing
secara maksimal penggunaannya. penggunaan penstabil alami.
Pati dalam tepung umbi dapat
bergelatinasi (Winarno, 1997), gelatinasi dari 1. Pembuatan Tepung Talas Belitung,
pati berperan dalam pembentukan es krim Pembuatan Tepung Umbi Iles-Iles,
sehingga dapat menggantikan fungsi dari Pembuatan Tepung Umbi Uwi
CMC (Carboxil Metil Celullose) sebagai bahan Umbi yang akan diproses setalah
stabilisator kimiawi. Pati mempunyai melalui proses pengupasan kemudian
kemampuan menyerap air sangat besar dilakukan pencucian dan perendaman dengan
(Winarno, 2004) salah satu sifat dari pati natrium metabisulfit 0.5 % selama 30 menit.
sama seperti CMC yaitu dapat mengikat air, Selanjutnya dilakukan pengecilan ukuran
dimana kemampuan menyerap air sangat hingga 2 mm. Proses berikutnya adalah
besar (Winarno, 2004). Menurut Maape dan pengovenan atau pengeringan selama 8 jam
Donald (1979), Yamaguchi (1983) dan Pinus dengan suhu 50°C, lalu kemudian dilakukan
et al. (1986) bahwa salah satu komponen proses penepungan dan pengayakan dengan
karbohidrat dalam talas-talasan adalah saringan 100 mesh. Umbi iles-iles memiliki
polisakarida yang berbentuk gum, yaitu kadar oksalat yang cukup tinggi sehingga
glukomanan. Glukomanan merupakan suatu perlu dilakukan penurunan kadar oksalat
bahan pengemulsi (emulgator) pada industri dengan perendaman dalam larutan garam 5%
makanan, kertas dan kosmetika, karena selama 4 jam dan pencucian dengan air
bahan ini di dalam cairan akan membentuk mengalir.
gel yang mempunyai viskositas cukup tinggi
(Meir, 1967; Ohtsuki, 1968; Tipson, 1975). 2. Pembuatan Es Krim Buah Naga
Berdasarkan uraian tersebut, maka Dengan Penambahan Stabilizer Alami
dilakukan penelitian untuk mengetahui Berupa Tepung Umbi Talas Belitung,
penambahan tepung dari berbagai umbi lokal Tepung Umbi Iles-Iles, Tepung Uwi
dengan konsentrasi yang tepat agar dapat Pembuatan es krim menggunakan
menghasilkan es krim buah naga berkualitas bahan baku ekstrak buah naga merah, susu
baik, ditinjau dari kualitas fisik dan krim, susu skim, kuning telur, gula, air, whip
organoleptik es krim. cream dan ditambahkan berbagai jenis
tepung umbi dengan konsentrasi yang
METODOLOGI berbeda. Setalah diaduk hingga rata selama 1
jam, kemudian di aging selama 4 jam pada
Bahan dan Alat suhu 5⁰C dan dilanjutkan dengan pembekuan
Bahan utama yang digunakan dalam pada suhu -30⁰C.
proses pembuatan es krim buah naga merah
antara lain buah naga merah, talas belitung, 3. Penentuan perlakuan terbaik dari
umbi iles-iles (lombos/porang) dan umbi uwi, masing-masing penggunaan
susu krim bubuk, susu skim, gula pasir, penstabil alami.
pengemulsi, garam, CMC dan es batu. Bahan Penentuan perlakuan terbaik
yang digunakan untuk analisis adalah dilakukan dengan melihat pengaruh
aquades. penambahan penstabil alami pada berbagai
Alat-alat yang digunakan dalam konsentrasi terhadap beberapa parameter
penelitian ini adalah timbangan analitik, pisau, fisik dan organoleptik es krim.
blender, pengaduk, baskom, homogenizer, ice
cream maker, refrigator, freezer. Alat yang
digunakan untuk analisis adalah botol
269
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://www.profood.unram.ac.id/index.php/profood Vol 4 No. 1 Mei 2018
e-ISSN: 2443-3446 ISSN: 2443-1095
Parameter Penelitian talas Belitung namun tidak berbeda nyata
Parameter yang diamati dalam dengan porang. Hasil uji lanjut Duncan yaitu
penelitian meliputi sifat fisik dan organoleptik. overrun es krim buah naga merah dengan
Parameter sifat fisik utama yang diamati penambahan penstabil 0,1% dan 0,3%
adalah overrun, stabilitas emulsi, daya leleh berbeda nyata dengan penambahan penstabil
es krim buah naga yang dilakukan dengan 0,5% den dengan meningkatnya konsentrasi
metode dari modifikasi Malaka (2010), bahan penstabil maka overrun semakin
viskositas dan warna. Sedangkan parameter menurun.
organoleptik meliputi rasa, warna, tekstur dan
aroma dilakukan menggunakan uji Hedonic
dan uji Scoring (Rahayu,1998).
270
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://www.profood.unram.ac.id/index.php/profood Vol 4 No. 1 Mei 2018
e-ISSN: 2443-3446 ISSN: 2443-1095
adalah dengan meningkatkan kekentalannya emulsi yaitu fase terdispersi (lemak), fase
melalui penambahan penstabil ke dalam pendispersi (air) dan emulsifier.
adonan es krim. Semakin tinggi penstabil maka
Nilai stabilitas emulsi pada es krim stabilitas emulsi cenderung semakin
buah naga merah yang diberi perlakuan meningkat. Konsentrasi penstabil yang
berbagai jenis dan konsentrasi penstabil semakin tinggi di dalam adonan es krim akan
menujukkan kisaran rataan 81,21% hingga mengikat lebih banyak partikel-partikel es dan
93.45%. Nilai stabilitas emulsi rata-rata dibantu dengan proses homogenisasi adonan
tertinggi dihasilkan oleh es krim buah naga yang sempurna menyebabkan adonan
merah yang menggunakan bahan penstabil menjadi lebih kental dan memiliki kestabilan
Tepung Porang 0.1% yaitu sebesar 93.45%, yang tinggi. Arbuckle (1986) menyatakan
sedangkan nilai stabilitas emulsi rata-rata bahwa stabilitas emulsi dipengaruhi oleh jenis
terendah (81,21%) dihasilkan oleh es krim dan jumlah bahan penstabil, ukuran dan
buah naga merah dengan bahan penstabil keseragaman globula lemak, serta kekentalan
talas belitung 0,1%. Nilai rata-rata stabilitas adonan. Semakin kecil dan semakin seragam
emulsi es krim buah naga merah pada globula lemak maka stabilitas emulsi semakin
berbagai jenis dan konsentrasi penstabil dapat tinggi. Oleh karena itu, perpaduan jenis dan
dilihat pada Gambar 2. proses homogenisasi adonan yang sempurna
akan menyebabkan adonan menjadi kental
dan memiliki ukuran globula lemak yang kecil
sehingga stabilitas emulsi yang dihasilkan
tinggi.
3. Waktu Leleh
Waktu leleh / daya leleh adalah salah
satu faktor mutu yang sangat menentukan
mutu es krim, karena waktu leleh akan
memberikan gambaran berapa lama es krim
dapat mempertahankan teksturnya setelah es
krim dikeluarkan dari freezer. Es krim yang
Gambar 2. Pengaruh jenis dan konsentrasi
terbaik adalah es krim yang paling tahan
penstabil terhadap stabilitas
terhadap pelelehan pada saat dihidangkan
emulsi es krim buah naga merah
pada suhu ruang, sehingga semakin
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam lama/besar waktu leleh es krim maka es krim
bahwa perlakuan jenis penstabil, konsentrasi tersebut semakin baik kualitasnya. Waktu
bahan penstabil dan interaksi kedua leleh es krim sangat dipengaruhi oleh bahan-
perlakuan tersebut berpengaruh nyata bahan yang digunakan dalam pembuatan es
terhadap stabilitas emulsi es krim buah naga krim. Salah satu bahan yang sangat
merah yang dihasilkan. Uji lanjut Duncan berpengaruh terhadap waktu leleh adalah
menunjukkan bahwa penggunaan penstabil jenis dan konsentrasi bahan penstabil. Bahan
CMC tidak berbeda nyata dengan penstabil penstabil dapat mencegah pelelehan yang
tepung porang namun kedua jenis penstabil berlebih, bertanggung jawab terhadap bentuk
tersebut berbeda nyata dengan penstabil body, kelembutan dan kesegaran. (Goff,
tepung talas belitung dan tepung uwi ungu. 2000). Pengaruh jenis dan konsentrasi
CMC (penstabil kontrol) merupakan penstabil penstabil yang digunakan terhadap waktu
es krim yang telah digunakan secara leleh es krim buah naga merah dapat dilihat
komersial karena mampu menghasilkan es pada Gambar 3.
krim dengan tekstur yang lembut dan Es krim yang baik mempunyai
stabilitas yang tinggi. kecepatan meleleh antara 20 – 30 menit/100
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gram (1200-1800 detik/100 gram bahan)
porang mampu menyamai kemampuan CMC pada suhu kamar (Akesowan, 2008). Pada
dalam mempertahankan stabilitas emulsi es penelitian ini semua perlakuan memenuhi
krim buah naga merah. Hal ini disebabkan kriteria tersebut. Gambar 3 menunjukkan
oleh adanya glukomanan pada porang rata-rata waktu leleh es krim buah naga
sehingga mampu menstabilkan es krim buah merah 57.6 hingga 97.7 menit/100 gram.
naga merah. Suatu emulsi bersifat stabil Kecepatan leleh es krim sari buah naga merah
apabila tidak terjadi pemisahan antar fase- cenderung meningkat dengan semakin
fase, tiga komponen utama pembentukan banyaknya konsentrasi penstabil yang
271
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://www.profood.unram.ac.id/index.php/profood Vol 4 No. 1 Mei 2018
e-ISSN: 2443-3446 ISSN: 2443-1095
ditambahkan. Hal ini disebabkan apabila Sumarwoto 2005). Peran Glukomanan ini lah
penstabil didispersikan pada fase cair, maka yang menyamai peran CMC dan pati pada
penstabil akan mengikat sejumlah besar air produk emulsi seperti es krim. Hal ini sesuai
dan membentuk kerangka gel yang dapat dengan pernyataan Winarno (1997) yaitu pati
mencegah molekul air bergerak bebas dan mempunyai kemampuan menyerap air sangat
membentuk selaput yang terbentuk akan besar, pati dapat bergelatinasi, gelatinasi dari
melindungi komponen es krim dari pengaruh pati berperan dalam pembentukan es krim,
suhu luar dan membatasi mobilitas air pada dapat menggantikan fungsi dari CMC (Carboxil
emulsi. Oleh karena itu semakin banyak Metil Celullose) sebagai bahan stabilisator
konsentrasi penstabil yang ditambahkan maka kimiawi.
akan mengakibatkan terjadi peningkatan
jumlah air bebas yang terperangkap sehingga 4. Viskositas
akan menghasilkan es krim yang lebih tahan Viskositas adalah ukuran ketahanan
dan memiliki waktu leleh paling lama (Hartel, zat cair untuk mengalir. Semakin
2004). meningkatnya viskositas menyebabkan hasil
es krim buah naga merah mengental.
Viskositas es krim mempengaruhi mobilitas
molekul air dalam ruang antar partikel di es
krim menjadi semakin sempit atau lebar.
Pengaruh jenis dan konsentrasi penstabil yang
digunakan terhadap viskositas es krim buah
naga merah dapat dilihat pada Gambar 4.
272
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://www.profood.unram.ac.id/index.php/profood Vol 4 No. 1 Mei 2018
e-ISSN: 2443-3446 ISSN: 2443-1095
penambahan penstabil dengan konsentrasi menerjemahkan nilai unit L,a,b kedalam nilai
0,5% yaitu sebesar 54.83 dPa.S dengan jenis ohue. Dari hasil uji yang dilakukan, secara
penstabil porang. Rata-rata viskositas umum hasil analisa warna pada es krim buah
terendah diperoleh pada perlakuan naga berada pada nilai ohue 342o – 18 yaitu
penambahan penstabil konsentrasi 0,1% yaitu berada daerah kisaran warna merah hingga
sebesar 2.73 dPa.S dengan jenis penstabil ungu. Nilai ini sesuai dengan warna tampak
talas belitung. Hal ini disebabkan karena pada es krim berdasarkan uji organoleptik.
porang mempunyai kemampuan yang cukup Warna merah hingga ungu ini dipengaruhi
kuat dalam mengikat air bebas dalam produk oleh pigmen warna dari buah naga merah
membentuk kerangkan gel yang kuat. yang berwarna merah keunguan. Pengaruh
Kekentalan meningkat karena molekul air penambahan jenis dan konsentrasi bahan
banyak terperangkap dalam struktur 3 penstabil terhadap warna es krim buah naga
dimensi akibat ikatan silang yang dibentuk merah Gambar 5.
susunan heliks dan interaksinya. Air yang
sebelumnya berada di luar granula dan bebas
bergerak dengan adanya penstabil maka tidak
dapat bergerak bebas karena terserap dan
terikat pada butiran penstabil sehingga
keadaan larutan menjadi lebih mantap akibat
peningkatan viskositas.
Menurut Maape dan Donald (1979),
Yamaguchi (1983) dan Pinus et al. (1986)
bahwa salah satu komponen karbohidrat
dalam talas-talasan adalah polisakarida yang
berbentuk gum, yaitu glukomanan.
Glukomanan merupakan suatu bahan
pengemulsi (emulgator) pada industri Gambar 5. Pengaruh jenis dan konsentrasi
makanan, kertas dan kosmetika, karena penstabil terhadap warna es krim
bahan ini di dalam cairan akan membentuk buah naga merah
gel yang mempunyai viskositas cukup tinggi
(Meir, 1967; Ohtsuki, 1968; Tipson, 1975). Gambar 5 menunjukkan rata-rata nilai
Umbi iles-iles (porang) mengandung o
Hue es krim buah naga merah adalah 355.25
glukomanan yang tinggi, sekitar 55% dari hingga 357.18. Nilai tersebut berada pada
bahan kering (Ohtsuki 1968; Jansen et al. daerah kisaran warna merah hingga ungu.
1996; Sumarwoto 2005). Kekentalan pada Warna es krim sari buah naga merah
adonan es krim akan berpengaruh pada cenderung menurun dengan semakin
tingkat kehalusan tekstur, serta ketahanan es banyaknya konsentrasi penstabil yang
krim sebelum mencair. ditambahkan, namun penurunan konsentrasi
ini tidak terlalu besar, sehingga ketika
5. Warna dilakukan uji anova dilihat jenis penstabil dan
Warna adalah spektrum cahaya yang konsetrasi yang ditambahkan berpengaruh
dipantulkan oleh benda yang kemudian terhadap nilai oHue, namun setalah dilakukan
ditangkap oleh indra penglihatan manusia uji lanjut didapatkan hasil yang tidak
(yaitu mata) lalu diterjemahkan oleh otak signifikan. Hal ini disebabkan karena secara
sebagai sebuah warna tertentu. Warna yang matematis nilai oHue mempunyai perbedaan
diterima jika mata memandang objek yang nilai, namun secara daerah kisaran warna,
disinari berkaitan dengan tiga faktor: sumber nilai oHue tiap perlakuan masih berada pada
sinar, ciri kimia dan fisika objek, dan sifat-sifat kisaran yang sama yaitu merah hingga ungu.
kepekaan spektrum mata. Pada produk Perbedaan warna yang tidak signifikan
pangan warna merupakan faktor yang tersebut dipengaruhi oleh penambahan
menentukan mutu, indikator kematangan, penstabil yang sangat sedikit pada bahan
indikator kesegaran dan juga indikator yaitu maksimal hanya dalam jumlah 0,5%
kerusakan pangan. sehingga tidak berpengaruh, dan juga karena
Warna bahan diukur dalam unit L, a, warna dari penstabil putih kecoklatan dalam
b yang merupakan standar internasional bentuk bubuk namun saat dilarutkan akan
pengukuran warna, diadopsi oleh CIE berwarna bening sehingga tidak
(Commission Internationale d'Eclairage). mempengaruhi warna es krim secara
Pengukuran yang dilakukan adalah dengan
273
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://www.profood.unram.ac.id/index.php/profood Vol 4 No. 1 Mei 2018
e-ISSN: 2443-3446 ISSN: 2443-1095
keseluruhan. Sedangkan nilai a dan b porang Demikian pula untuk uji hedonik rasa
dengan konsentrasi 0.5% menunjukkan nilai a pada konsentrasi 0.3 untuk semua bahan
25.55 (merah), nilai b -6.16 (kuning penstabil, tidak terdapat perbedaan nyata
mengarah ke biru-ungu) dan nilai L 73.37 baik untuk Talas Belitung, Porang, Uwi Ungu
(sangat cerah). maupun CMC. Berdasarkan Gambar 6 dapat
dilihat bahwa rata-rata CMC mendapatkan
Uji Organoleptik Es Krim Buah Naga nilai tertinggi dengan skala 4 (Suka)
1. Uji Hedonik sedangkan Porang mendapatkan nilai rata-
Uji hedonik merupakan pengujian rata terendah dengan 3.37 (Agak suka
yang paling banyak digunakan untuk mengarah ke tidak suka).
mengukur tingkat kesukaan terhadap suatu Seperti halnya pada konsentrasi 0.1
produk. Tingkat kesukaan ini disebut skala dan 0.3 pada konsentrasi 0.5 juga tidak
hedonic, pada penelitian ini digunakan terdapat perbedaan nyata terhadap rasa dari
beberapaka skala yaitu : sangat suka, suka, keempat bahan penstabil yang digunakan .
agak suka, agak tidak suka, tidak suka, Padahal CMC yang digunakan bertujuan
sangat tidak suka. Tingkat kesukaan ini sebagai kontrol pada es krim buah naga yang
kemudian dirubah menjadi skala numerik dan diproduksi. Sehingga dapat disimpulkan
dilakukan analisis secara statistik. Penilaian bahwa penggunaan bahan penstabil tidak
dalam uji hedonik ini bersifat spontan. Ini mempengaruhi rasa secara organoleptik.
berarti panelis diminta untuk menilai suatu Berdasarkan hasil uji (Gambar 6), rata-rata
produk secara langsung saat itu juga pada CMC menunjukkan skala hedonic tertinggi
saat mencoba tanpa membandingkannya dengan nilai 4 (Suka) sedangkan UU
dengan produk sebelum atau sesudahnya. mendapatkan rata-rata 3.53 (Agak suka
Penelitian ini menggunakan komposisi mengarah ke suka).
yang sama untuk bahan baku utamanya,
perbedaannya hanya pada bahan penstabil Uji Hedonik Tesktur
yang digunakan, karenanya uji hedonik yang Uji hedonik tekstur pada konsentrasi
dilakukan hanya untuk parameter rasa dan 0.1 menujukkan terdapat perbedaan nyata
tekstur. Sedangkan parameter aroma dan dari bahan penstabil yang digunakan,
warna tidak dilakukan karena tidak sehingga dilakukan uji lanjut dengan
menunjukkan perbedaan bila dilihat secara menggunakan uji duncan (Gambar 7). Dari
sensori sederhana. hasil yang didapat TB berbeda nyata dengan
CMC, P dan UU. Sedangkan CMC, P dan UU
Uji Hedonik Rasa tidak menunjukkan perbedaan nyata dari
Uji hedonik rasa pada konsentrasi 0.1 ketiganya. Dan berdasarkan data rata-rata
untuk semua bahan penstabil tidak nilai hedonik (Gambar 7) CMC adalah yang
menunjukkan perbedaan nyata pada taraf 5% paling disukai dengan nilai 3.67 (Agak suka
sehingga tidak lakukan uji lanjut (Gambar 6). mengarah ke suka) sedangkan TB adalah
Menurut rata-rata hasil uji penstabil pada yang paling tidak disukai dengan nilai 2.83
taraf 0.1%, Talas Bitung (TB) memiliki rata- (Tidak suka mengarah ke agak suka).
rata yang sama dengan Uwi Ungu (UU) yaitu Berdasarkan data dapat dilihat bahwa dengan
3.47 (Agak suka mengarah ke tidak suka) dan konsentrasi minimal (konsentrasi standar
Porang (P) memiliki rata-rata tertinggi dengan untuk bahan penstabil pada es krim adalah
3.84 (Suka). dibawah 1%, umumnya hanya 0.1-0.5%
bahan penstabil mempengaruhi nilai hedonik
terutama tekstur dari es krim buah naga yang
dihasilkan namun dirasa kurang maksimal
untuk mendapat nilai hedonik 4 (suka).
Namun konsentrasi 0.3 tidak menunjukkan hal
yang sama, keempat bahan penstabil tidak
menunjukkan hal yang berbeda nyata. Hal ini
dimungkinkan bahwa dengan semakin banyak
penstabil yang ditambahkan pada formulasi es
krim buah naga maka tidak berpengaruh
terhadap tekstur yang dihasilkan. Tapi jika
dilihat dari rata-rata yang dihasilkan, nilai
Gambar 6. Hasil Uji Hedonik Rasa Es Krim hedonik CMC
Buah Naga
274
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://www.profood.unram.ac.id/index.php/profood Vol 4 No. 1 Mei 2018
e-ISSN: 2443-3446 ISSN: 2443-1095
adalah 3.83 (Agak suka mengarah ke suka) Uji Skoring Tekstur
dan nilai hedonic TB 2.89 (Tidak suka Pengujian skoring dilakukan untuk
mengarah ke agak suka) (Gambar 7) maka mengetahui skor dari suatu mutu produk
sama halnya dengan konsentrasi 0.1 dirasa pangan, dalam hal ini adalah tekstur dari es
konsentrasi penstabil yang ditambahkan krim buah naga. Skala yang digunakan untuk
kurang memuaskan untuk mencapai nilai uji skoring ini adalah 1(Kasar), 2 (agak kasar),
minimal 4 (suka). 3 (Netral), 4 (Agak Lembut) dan 5 (Lembut).
Kekentalan es krim buah naga diharapkan
juga mempengaruhi tekstur yang dihasilkan.
Konsentrasi 0.1 % bahan penstabil
yang ditambahkan sudah menunjukkan
perbedaan yang nyata dari tekstur es krim
yang dihasilkan, dimana CMC berbeda nyata
dengan TB, UU dan P sekaligus memiliki rata-
rata tertinggi dengan nilai 3.68 (Netral kearah
agak Lembut). Sedangkan TB, P dan UU tidak
berbeda nyata, dengan nilai rata-rata
terendah adalah TB dengan nilai 2.16 (Agak
Kasar mengarah ke Kasar) (Gambar 8).
275
Versi Online: Pro Food (Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan)
http://www.profood.unram.ac.id/index.php/profood Vol 4 No. 1 Mei 2018
e-ISSN: 2443-3446 ISSN: 2443-1095
daripada CMC sebagai kontrol. CMC yang Hartel RW dan Muse MR. 2004. Ice cream
digunakan pada konsentrasi ini hanya tidak structural Elements that affect
berbeda nyata dengan TB, sedangkan UU Melting Rate and Hardness. J of
merupakan bahan penstabil yang memiliki Dairy Science, 87(1): Proquest
tekstur paling tidak disukai dengan skor 2. 53 Agriculture Journals pg.1
( Agak kasar mengarah ke netral) perlakuan
Maape E and Donald P. 1979. The Philippines
porang 0,5% diperoleh kadar air 64,39%,
Recommends for Gabi, 1-11. The
total padatan terlarut 14,80%, overrun
Philippine Council for Agric. and Res.
68,50%, stabilitas emulsi 87,41 %, waktu
Reseach College, Laguna.
leleh 95,45 menit/100 gram, viskositas 54.5
dPa.s, skor hedonik rasa 3,95 (agak suka Malaka R. 2010. Pengantar Teknologi Susu.
mengarah ke suka), hedonik tekstur 4,33 Masagena Press. Makassar.
(suka), skoring tekstur 4,53 (agak lembut
Meir H. 1967. Mannan and Galactomannan
mengarah ke lembut).
Advance in Carbohydrate 21,102-
123. Academic, New York.
KESIMPULAN
Ohtsuki T. 1968. Studies on reserve
Berdasarkan hasil penelitian diketahui carbohidrates of flour
bahwa perlakuan terbaik adalah es krim buah Amorphophallus sp. with special
naga merah yaitu jenis penstabil porang reference to mannan. Botanical
dengan konsentrasi 0,5%. Perlakuan tersebut Magazine 81: 119-126.
secara umum mampu menyamai CMC sebagai
Pinus L, Sarwono B dan Rahadi F. 1986.
penstabil es krim. Pada perlakuan porang
Bertanam Umbiumbian, 141-185;
0,5% diperoleh overrun 68,50%, stabilitas
260-281. Penebar Swadaya, Jakarta.
emulsi 87,41 %, waktu leleh 97.7 menit/100
gram, viskositas 54.5 dPa s, skor hedonik rasa Rahayu WP. 1998. Penuntun Praktikum
3,95 (agak suka mengarah ke suka), hedonik Penilaian Organoleptik. Jurusan
tekstur 4,33 (suka), skoring tekstur 4,53 Teknologi Pangan dan Gizi. Fakultas
(agak lembut mengarah ke lembut). Pertanian, Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
DAFTAR PUSTAKA Sumarwoto. 2005. Iles-iles (Amorphophallus
muelleri Blume); description and
Akesowan A. 2008. Effect of combined
other characteristics. Biodiversitas.
stabilizer containingkonjac flour and
6(3): 185-190. http://doi.org/bpnz
k-carragenan on ice cream.
AUJournal of Thailand, 12(2):81-85 Susilorini TE dan Sawitri ME. 2006. Produk
Olahan Susu. Penebar Swadaya.
Arbuckle WS. 2000. Ice Cream Third Edition.
Jakarta
Avi Publishing Company. Inc West
Port, Connecticut Susrini. 2003. Pengantar Teknologi
Pengolahan Susu. Fakultas
Cahyono B. 2009. Buku Terlengkap Sukses
Peternakan Universitas Brawijaya.
Bertanam Buah Naga. Pustaka Mina,
Malang
Jakarta.
Tipson RS. 1975. Advences in Carbohydrate
Estiasih T. 2005. Teknologi Pengolahan
Chemistry and Biochemistry 31:
Pangan. PT Bumi Aksara. Jakarta
241-309. Academic, New York.
Goff HD. 2000. Controlling Ice Cream
Winarno FG. 1997. Bahan Tambahan untuk
Structureby Examining Fat Protein
Makanan dan Kontaminan. Pustaka
Interactions. J. Dairy Technology.
Sinar Harapan. Jakarta
Australia:1-82.
Winarno FG. 2004. Kimia Pangandan Gizi.. PT
Hakim L. 2013. Penambahan Gum Guar pada
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Pembuatan Es Krim Instan Ditinjau
dari Viskositas, Overrun, dan Yamaguchi M. 1983. World Vegetables, 148-
Kecepatan Meleleh. [Skripsi]. 157. AVI, Westport.
Malang: Fakultas Peternakan,
Universitas Brawijaya.
276