Anda di halaman 1dari 57

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan hal yang perlu diperhatikan
dalam operasional di tempat kerja.Dengan berkembangnya industrialisasi di
Indonesia maka sejak awal perlu tentang kemungkinan timbulnya dampak baik
terhadap tenaga kerja maupun pada masyarakat di lingkungan sekitarnya.Dampak
yang ditimbulkan berupa penyakit akibat kerja dapat digolongkan dengan beberapa
jenis yaitu fisik,kimia,infeksi,fisiologis,dan mental psikologis.Kebisingan,yang
termasuk dalam golongan fisik,dapat menyebabkan kerusakan pendengaran/tuli
(Soemonegara & Miller,1975).

Kebisingan yang terus menerus akan menimbulkan ketulian secara


perlahan,dalam waktu hitungan bulan sampai tahun.Dengan kondisi seperti ini jarang
disadari oleh penderita sehingga ketika penderita baru menyadari menderita ketulian
stadium akhir sudah tidak bisa disembuhkan lagi.Maka akan mempengaruhi
produktivitas dalam bekerja.Di samping itu,ketulian juga akan menganggu
komunikasi.

Untuk mengetahui kebisingan di tempat kerja,penting bagi kami sebagai


mahasiswa untuk melakukan analisa pengukuran kebisingan.Maka dilakukan
pengukuran kebisingan di lingkungan kerja atau ruang publik,di lokasi di depan
pasar sentral atau area pelabuhan .Di lokasi tersebut sumber kebisingan berasal dari
kendaraan bermotor,kendaraan ringan,dan kendaraan berat.Hasil dari pengujian
tersebut dalam laporan ini.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang kami angkat pada laporan praktikum analisa
kebisingan adalah sebagai berikut dari :
1. Bagaimana cara menetukan nilai kebisingan suatu area atau suatu daerah
dengan menggunakan alat sound level meter sesuai dengan SNI 7231 ;2009 ?

1
2. Bagaimana cara membandingkan nilai kebisingan yang di peroleh
dengan baku mutu kebisingan berdasarkan KEPMENLH No. 48 Tahun
1996 tentang baku mutu kebisingan ?
3. Bagaimana cara mengendalikan kebisingan yang sudah melewati
ambang batas yang telah di tetapkan ?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian praktikum analisa kebisingan sebagai berikut ini :
1. Untuk mengetahui cara menetukan nilai kebisingan suatu area atau
suatu daerah dengan menggunakan alat sound level meter sesuai
dengan SNI 7231 ;2009.
2. Untuk membandingkan nilai kebisingan yang di peroleh dengan baku
mutu kebisingan berdasarkan KEPMENLH No. 48 Tahun 1996.
3. Untuk mengetahui cara mengendalikan kebisingan yang sudah
melewati ambang batas yang telah di tetapkan.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat penelitian praktikum analisa kebisingan sebagai berikut ini :
1. Dapat mengetahui cara menetukan nilai kebisingan suatu area atau
suatu daerah dengan menggunakan alat sound level meter sesuai
dengan SNI 7231 ;2009.
2. Dapat membandingkan nilai kebisingan yang di peroleh dengan baku
mutu kebisingan berdasarkan KEPMENLH No. 48 Tahun 1996.
3. Dapat mengetahui cara mengendalikan kebisingan yang sudah
melewati ambang batas yang telah di tetapkan.

2
5

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu


2.1.1 Hubungan Antara Tingkat Kebisingan Dengan Gangguan Stress Masyarakat
Dipemukiman Sekitar Rel Kereta Api Srago Gede.(2007)
Penelitian ini dilakukan oleh Sri Indah Kusumaningrum, Sigid Sudaryanto,
dan Sri Handayani.Lokasi penelitian ini di dipemukiman sekitar rel kereta api Srago
Gede.

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey dengan pendekatan cross


cestional populasi. Penelitian ini adalah ibu rumah tangga dipemukiman sekitar rel
kereta api Srago Gede sebanyak 169 orang. Sampel penelitian sebanyak 30 orang
yang diambil dengan teknik purposive samplingg dengan batasan umur 35-50 tahun.
Pengumpulan data menggunakan sound level meter untuk mengukur kebisingan
sedangkan stres diukur berdasarkan tekanan darah dengan menggunakan alat tensi
meter.

Hasil pengukuran tingkat kebisingan di Srago Gede diketahui bahwa 50%


responden menerima paparan kebisingan yang masih memenuhi syarat dan 50%
responden yang menerima paparan tidak memenuhi syarat.Sedangkan hasil
pengukuran gangguan stress diketahui 47% responden mangalami stress tinggi dan
27% mengalami stress rendah.Dari 15 responden yang terpapar kebisingan yang
tidak memenuhi syarat, 33% mangalami gangguan stress tinggi dan 7% berada dalam
kondisi normal. Sedangan 15% responden yang mengalami paparan kebisingan
memenuhi syarat, 10% responden mengalami gangguan stres tinggi dan 20%
responden berada dalam kondisi normal. Berdasarkan hasil uji statistik Chi Square
diperoleh nilai P volume=0,034 (P<0,05), hal ini berarti ada hubungan antara tingkat
kebisingan dengan gangguan stress di sekitar pemukiman rel kereta api Srago
Gede.Untuk mengurangi kebisingan dapat dilakukan dengan memasang gorden,
menanam pohon.

3
2.1.2 Pengaruh Kebisingan dari Aktivitas Bandara Internasional Juanda
Surabaya.(2011)
Penelitian ini dilakukan oleh Ninda Ramita dan Rudy Laksmono dari prodi
Teknik Lingkungan,Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas
Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur.Lokasi penelitiannya berlangsung di
area Bandara Internasional Juanda,Surabaya dengan Pemilihan beberapa Lokasi
penelitian adalah
1. Parkiran Pesawat (A1).
2. Jalan Raya Sedati Gede (A2).
3. Jalan H.A.Rahman Sedati Gede(A3).
4. Jalan Bypass Juanda(A4)
5. Perumahan Menanggal (A5) control

Metode penelitiannya adalah :


1. Pengukuran tingkat bising ekuivalen pagi,siang,dan malam.
2. Pengukurannya dilakukan pada saat ada pesawat terbang dan dilakukan pada
saat normal (tidak ada kegiatan take off dan landing),saat take off dan
landing.
3. Untuk menghitung tingkat kebisingan saat di titik- titik pengukuran,Baku
tingkat kebisingan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor : Kep./MENLH/II/1996
tanggal 25 Nopember 1996.
4. Persepsi Karyawan bandara dan penduduk terhadap kebisingan diukur
melalui kuisioner.

Hasil penelitian yang diperoleh adalah :


1. Apron/Parkir Pesawat (A1) sebesar 76,41 dBA masih dibawah ambang batas
baku mutu 85 dBA sesuai baku mutu Tingkat Kebisingan Keputusan Mentri
Tenaga Kerja No Kep.51/MEN/1999. 16 April 1999.
2. Jalan Raya Sedati Gede (A2) 77,48 dBA.
3. Jalan H.Abd Rahman Sedati Gede (A3) 67,43 dBA.
4. Jalan Bypass Juanda (A4) 72,38 dBA, pemukiman disekitar bandara

4
khususnya daerah sebagai jalur lepas landas dan pendaratan tidak memenuhi
syarat pemukiman, tingkat kebisingan diatas ambang batas baku mutu
kebisingan untuk pemukiman 55 dBA sesuai Keputusan Mentri Negara
Lingkungan Hidup Kep 48/MENLH/11/1996. 25 November 1996.
5. Hasil responden masyarakat sekitar dan karyawan oprasional Bandar Udara
Internasional Juanda :
a. Gangguan terhadap pembicaraan atau komunikasi.
b. Gangguan terhadap waktu istirahat.
c. Gangguan tidur dan aktifitas kerja.
d. Berpengaruh tidak baik terhadap bayi dalam kandungan.
e. Menyebabkan menurunnya ambang pendengaran manusia.
f. Menyebabkan menurunya kualitas lingkungan hidup.

2.1.3 Kebisingan Memengaruhi Tekanan Darah Pekerja PT.PLN (Persero) sektor


Barito PLTD Trisakti,Banjarmasin.(2012)
Penelitian ini dilakukan oleh Huldani dari bagian Fisiologi Fakultas
Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru,Kalimantan
Selatan,Indonesia.Lokasi penelitiannya adalah di PT.PLN (persero) sektor Barito
PLTD Trisakti,Banjarmasin

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kohort prospektif.


Populasi penelitian ini adalah semua pekerja PT. PLN (Persero) Sektor Barito PLTD
Trisakti Banjarmasin yang berjumlah 135 orang.Kemudian pemilihan sampel
sebanyak 15 responden dengan teknik quota sampling.Kemudian pada penelitian
digunakan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sound Level Meter
(SLM) untuk mengukur intensitas bising yang dihasilkan dari suatu mesin dengan
model SLM 308 aproval 2G-2556 dan Sphygmomanometer digital merk Omron
untuk mengukur tekanan darah. Pengukuran intensitas kebisingan mesin dengan
Sound Level Meter (SLM) dibantu oleh teknisi, dilakukan pada 6 titik lokasi berbeda.
Pengukuran tekanan darah sebanyak 3 kali pada posisi duduk dengan selang waktu
1-2 menit dan diambil rata-ratanya. Analisis data dilakukan dengan uji Chi Square
dengan derajat kepercayaan 95%.

5
Hasil dari penelitian ini adalah ditemukannya peningkatan tekanan darah
pekerja pada intensitas kebisingan >NAB (>85 dB) dibandingkan pada intensitas
kebisingan <NAB (<85 dB) di PT. PLN (Persero) sektor Barito PLTD Trisakti
Banjarmasin.

2.1.4 Pengaruh Kebisingan Mesin Las Disel Listrik Terhadap Fungsi Pendengaran
Pada Pekerja Bengkel Las di Kecamatan Mapanget Kota Manado.(2013)
Penelitian ini dilakukan oleh Ivana Anggelia Koagouw merupakan kandidat
skripsi Fakultas Kedokteran,Universitas Sam Ratulangi,Wenny Supit dari bagian
Fisika Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi dan Jimmy F. Rumampuk
dari Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.Lokasi Penelitiannya
berlangsung di Bengkel Las di Kecamatan Mapanget Kota Manado untuk mengukur
pengaruh kebisingan dari mesin las disel listrik.

Metode penelitian yang digunakan bersifat survey analitik dengan desain


potong lintang..Kemudian dilakukan fungsi pendengaran di RSUP. Prof. dr. R. D.
Kandou Manado yaitu pemeriksaan audiometer. Sebelumnya pengukuran tingkat
kebisingan bengkel las dilakukan dengan pengukuran Sound Level Meter. Data
dianalisis dengan menggunakan Statistical Program Product and Service Solution
(SPSS) dan menggunakan uji Fisher Exact.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 27 pekerja mengalami


paparan kebisingan 90 dB, dengan presentrase (90%) mengalami gangguan
pendengaran dan 3 pekerja (10%) tidak mengalami gangguan pendengaran. Hasil
analisis Fisher Exact menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara pengaruh
kebisingan terhadap fungsi pendengaran (p = 0,002).

2.2 Dasar Teori


2.2.1 Kebisingan dan Penyebabnya
Menurut keputusan menteri negara lingkungan hidup No. Kpe-
48/menlh/II/1996 definisi kebisingan adalah “ bunyi yang tidak diinginkan dari usaha

6
atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tetentu yang dapat menimbulkan gangguan
kesehatan dan kenyamanan lingkungan”. Kebisingan juga didefinisikan sebagai
bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan dan
kenyamanan lingkungan yang dinyatakan dalam satuan (dB). Menurut Davis
Cornwell (1998) bahwasanya kebisingan didefinisikan sebagai bunyi yang tidak di
inginkan yang dapat menyebabkan polusi lingkungan. Bunyi yang menimbulkan
kebisingan disebabkan oleh sumber suara yang bergetar. Getaran sumber suara ini
mengganggu keseimbangan molekul udara sekitarnya sehingga molekul-molekul
udara ikut bergetar. Getaran

sumber ini menyebabkan terjadinya gelombang rambatan energi mekanis


dalam medium udara menurut pola rambatan longitudinal. Rambatan gelombang di
udara ini dikenal sebagai suara atau bunyi sedang dalam konteks ruang dan waktu
sehingga dapat menimbulkan gangguan kenyamana dan kesehatan Sifat dari
kebisngian antara lain:
1. Kadarnya berbeda
2. Jumlah tingkat bising bertambah maka gangguan akan bertambah pula
3. Bising perlu dikendalikan karena sifatnya menggangu.

Umumnya Sumber kebisngan dapat berasal dari kegiatan industri.


Perdagangn baik dari sumber bergerak, pembanguan, alat-alat pembangkit tenaga
listrik, kegaiatn pengangkutan dan kegiatan rumah tangga. Kebisingan lalu lintas
berasal dari suara yang dihasilkan dari kendaraan bermotor, terutama dari mesin
kendaraan, knalpot, serta akibat interaksi antara roda dengan jalan.Kendaraan berat
(truk, bus) dan mobil penumpang merupakan sumber kebisingan utama di jalan raya.

Secara garis besar strategi pengendalian bising dibagi menjadi tiga elemen
yaitu pengendalian terhadap sumber bising, pengendalian terhadap jalur bising dan
pengendalian terhadap penerima bising. Getaran yang diakibatkan oleh transportasi
darat antara lain sebagai berikut. Presentase getaran yang di akibatkan oleh
kendaraan berat adalah 73%, untuk bis kota dan bis antar kota adalah 42% dan 51%.
Sedangkan untuk sepeda motor dan mobil masing-masing 21% dan 12%.

7
Dalam kegiatan Industri sumber kebisingan daoat diklasifikasikan menjadi
tiga macam :
 Mesin
Yakni kebisingan yang ditimbulkan oleh aktifitas mesin
 Vibrasi
Yakni kebisingan yang ditimbulkan oleh akibat getaran yang ditimbulkan
akibat gesekan.benturan ketidak seimbangan, getaran bagian mesin, terjadi
pada roda gigi.
 Pergerakan udara gas dan cairan

Secara umum sumber bising dapat dikategorikan atas dua yakni:


1. Indoor : manusia, alat-alat rumah tangga dan mesin
2. Outdoor : lalulintas industri dan kegiatan lain

2.2.2 Klasifikasi Kebisingan


Di tempat kerja, kebisingan diklasifikasikan kedalam dua jenis golongan
besar (Tambunan, 2005):
1. kebisingan tetap ( unsteady noise) yang kemudian dapat dibagi lagi kedalam
dua jenis, yaitu :
a) kebisingan dengan frekuensi terputus
kebisingan ini berupa “nada-nada” murni pada frekuensi yang beragam.
Contohnya suara mesin, suara kipas dan sebagainya .
b) Broad band noise
Kebisingan dengan frekuensi terputus dan broad band noise sama-sama
digolongkan sebagai kebisingan tetap (steady noise).Perbedaannya adalah broad
band noise terjadi pada frekuensi yang lebh bervariasi( bukan nada murni)
2. Kebisingan tidak tetap (unsteady noise) dibagi lagi menjadi tiga jenis,
yaitu :
a) Fluktuatif
Kebisingan yang selalu berubah-ubah selama rentang waktu tertentu
b) Intermittent noise

8
Seusai dengan terjemahanya, intermittent noise adalah kebisingan yang
terputus-putus dan besarnya dapat berubah-ubah, contohnya kebisingan lalin
c) Impulsive noise
Kebisigan impulsive dihasilkan oleh suara-suara berintensitas tinggi (
memekakkan telinga) dalam waktu relatif singkat, misalkan suara ledakan senjata api
dan alat sejenisnya. Jenis-jenis kebisingan berdasarkan sifat dan spektrum bunyi
dapat dibagi menjadi :
- Bising terus-menerus (continuous noise)
Bising terus menerus dihasilkan oleh mesin yang beroperasi tanpa
henti.Misalnya blower, pompa, kipas angin, geregaji dan peralatan pemprosesan.
Bising terus menerus adalah bising dimana fluktuasi dan intensitasnya tidak lebih
dari 6 dB dan tidak putus-putus. Bising continue dibagi menjadi dua yaitu:
a) Wide spektrum adalah bising dengan spektrum frekuensi yang luas bising ini
relatif tetap dalam batas kurang dari 5 dB untuk periode 0.5 detik berturut-
turut, seperti suara kipas angin, mesin tenun.
b) Norrow spektrum adalah bising ini relatif tetap, akan tetapi hanya
mempunyai frekuensi tertentu saja (frekuensi, 500, 1000, 4000) misalnya
geregaji sirkuler , maupun katup gas.
- Bising tiba-tiba (impulsive noise)
Merupakan kebisingan dengan kejadian yang singkat dan tiba-tiba, effek
awalnya menyebabkan gangguan yang lebih besar. Seperti akibat ledakan, misalnya
dari mesin pemancang. Bising jenis ini memiliki perubahan intenstitas suara melebihi
40 dB dalam waktu yang sangat cepat dan biasnya mengejutkan pendengarnya
misalnya suara meriam
- Bising impulsive berulang
Sama dengan bising impulsiv, hanya bising ini terjadi berulangulang,
misalnya mesin tempa.
- Bising berpola
Merupakan bising yang disebabkan oleh ketidak seimbangan atau
pengulangan yang ditransmisikan melalui permukaan ke udara. Pola gangguan
misalnya diesbabkan oleh putaran bagian mesin seperti motor, kipas dan pompa. Pola

9
dapat di identifikasikan secara subjektif dengan mendengarkan atau secara objektif
dengan analisa frekuensi.
- Bising frekuensi rendah ( low frequency noise )
Mudah ke segala arah dan dapat didengar sejauh bermil-mil

Berdasarkan pengaruhnya pada manusia, bising dapat di bagi atas:


- Bising yang mengganggu (irritating noise), merupakan bising yang
mempunyai nintensitas tidak terlalu keras misalnya mendengkur.
- Bising yang menutupi (masking noise), merupakan bunyi yang menutupi
pendengaran yang jelas, secara tidak langsung bunyi ini membahayakan
kesehatan dan keselamtan tenaga kerja, karena teriakan atau isyarat tanpa
bahaya tenggelam dalam bising dari sumber yang lain.
- Bising yang merusak (damaging/injurious noise), merupakan bunyyi yang
intensitasnya melampaui nilai ambang batas, bunyi jenis ini akan merusak
dan menurunkan fungsi pendengaran.

2.2.3 Dampak Kebisingan Terhadap Kesehatan Manusia


Adapun kebisingan ditinjau dari segi kesehatan, tingkat kebisingan yang
dapat diterima tergantung pada berapa lama kebisingan tersebut diterima. Berbagai
penelitian dibeberapa negara mendapatkan tingkat kebisingan yang dapat diterima di
pemukiman. tingkat kebisingan yang dapat ditolelir oleh seorang tergantung pada
kegiatan apa yang sedang dilakukan oleh orang tersebut. Seseorang yang sedang
sakit atau beribadah akan terganggu oleh kebisingan yang rendah sekalipun.
Sebaliknya seseorang yang berada di pasar akan dapat menerima kebisingan yang
lebih tinggi. Bising menyebabkan berbagai gangguan pada tenaga kerja (roestam,
2004). Seperti :
a) Gangguan fisiologis
Pada umumnya bising bernada tinggi sangat mengganggu, apalagi bila
terputus-putus atau yang datangnya tiba-tiba. Gangguan ini dapat berupa

peningkatan tekanan darah (mmHg), peningkatan nadi, kontrkasi pembuluh


darah perifer terutama pada tangan dan kaki, serta dapat menyebabkan pucat dan

10
gangguan sensoris. Gangguan psikologis dapat berupa rasa tidak nyaman, kurang
konsentrasi, susah tidur, cepat marah. Bila kebisingan diterima dalam lokasi dan
waktu yang lama dapat menyebabkann penyakit psikosomatik berupa grastritis,
stress, kelelahan dan lain-lain

b) Gangguan komunikasi
Gangguan komunikasi biasanya disebabkan masking effect (bunyi yang
menutupi pendengaran yang jelas) atau gangguan kejelasan suara. Komunikasi
pembicaraan harus dilakukan dengan cara berteriak. Gangguan ini bisa menyebabkan
terganggunya pekerjaan, sampai padakemungkinan terjadinya kesalahan karena tidak
mendengar isyarat atau tanda bahaya; gangguan komunikasi ini secara tidak
lamgsung membahayakan keselamatan tenaga kerja.

c) Gangguan keseimbangan
Berada pada lokasi dengan kebisingan yang sangat tinggi dapat menyebabkan
seakan berjalan di ruang angkasa atau melayang. Yang dapa menyebabkan gangguan
fisiologis berupa kepala pusing (vertigo) atau mual-mual.

d) Efek pada pendengaran


Efek pada pendengaran adalah gangguan paling serius karena dapat
menyebabkan ketulian. Pada umumnya ketulian yang bersifat progresif. Pada
awalnya bersifat sementara dan akan segera pulih kembali bila meninggalkan atau
menghindari sumber bunyi, namun bila terus menerus bekerja pada tempat bising,
daya dengar akan hilang sejenak secara menetap dan tidak akan pulih kembali.

Alat standar untuk mengukur kebisingan adalah sound level meter


(SLM).SLM dapat mengukur tiga jenis karakterisitik respon frekuensi, yang
ditunjukkan dalam skala A, B dan C. Dimana skala A adalah paling mewakili
batasan pendengaran manusia dan respon terhadap lalu lintas, pabrik, pembangkit
dan lain-lain serta kebisingan yang dapat menimbulkan gangguan pendengaran.
Skala A dinyatakan dalam satuan dBA. Pemerintah Indonesia, melalui SK menteri
Negara Lingkungan Hidup No:Kep. 48/MENLH/XI/1996, tanggal 25 November

11
1996. Tentang kriteria batas tingkat kebisingan maximum untuk outdoor adalah
sebesar 55 dBA
Tabel 2.1 Pembagian zona tingkat kebisingan
tingkat kebisingan
No zona
min. yang di anjurkan max yang dianjurkan
1 A 35 45
2 B 45 55
3 C 50 60
4 D 60 70
Sumber : Permenkes No 718

Zona A.
Zona A adalah zona yang diperuntukkan bagi tempat penilitian, RS, tempat
parawisata, kesehatan sosial, dan sejenisnya.

Zona B
Zona yang diperuntukan bagi perumahan, tempat pendidikan, rekreasi dan
Sejenisnya.

Zona C
Zona yang diperuntukan bagi perkantoran perdagangan pasar dan sejenisnya.

Zona D
Zona yang diperuntukkan untuk aktifitas stasiun, terminal bus dan
Sejenisnya
Tabel 2.2 Kriteria Pendengaran Manusia
kriteria pendengaran Tingkat kebisingan Ilustrasi

Kerusakan pendengaran 120 Batas dengar tertinggi,


Halilintar, Meriam, mesin
uap

12
Tabel 2.2 Kriteria Pendengaran Manusia (Lanjutan)

kriteria pendengaran Tingkat kebisingan Ilustrasi

Kerusakan 120 Batas dengar


pendengaran tertinggi,
Halilintar,
Meriam, mesin
uap

Sangat hiruk 80-90 Hiruk pikuk jalan


raya, perusakan
sangat gaduh,
peliut polisi

Kuat 60-70 Kantor bising,


jalanan pada
umumnya, radio,
perusahaan

Sedang 40-50 Rumah gaduh,


kantor,
percakapan kuat,
radio perlahan

Tenang 20-30 Rumah tenang ,


kantor
perorangan,
auditorium,
percakapan.

Sangat tenang 10 – 20 Suara daun


berbisik( batas
pendengaran
terendah.
Sumber : Permenkes No 48 tahun 1996

Pekerja yang bekerja di daerah atau zona kebisingan yang tinggi harus
menggunakan alat pelindung telinga dan pengaturan jadwal kerja dengan
memperhatikan lama paparan pendengaran terhadap kebisingan. Berikut kami
paparkan tabel lama mendengarkan yang dianjurkan

13
Tabel 2.3 tingkat kebisingan per hari
No Tingkat kebisingan(L) dBA Lama mendengar/ hari

1 90 8

2 92 6

3 95 4

4 97 3

5 100 2

6 102 1,5

7 105 1

8 110 0,5

9 115 0,25 atau Kurang

Sumber : IATA (International Air Tranportation Assotation)


Adapun nilai ambang batas tingkat kebisingan yang diperbolehkan dalam satu
hari adalah :
Tabel 2.4 Nilai ambang batas (NAB)

baku mutu tingkat kebisingan


Waktu pemaparan perhari Intensitas kebisingan(dBA)
8 Jam 85
4 Jam 88
2 Jam 91
1 Jam 94
30 menit 97
15 menit 100
7,5 menit 103
3,75 menit 106
1,88 menit 109
0,99 menit 112
28,12 menit 115
14,06 detik 118
7, 03 detik 121

14
Tabel 2.4 Nilai ambang batas (NAB) (lanjutan)

baku mutu tingkat kebisingan


Waktu pemaparan perhari Intensitas kebisingan(dBA)
3,52 detik 124
1,76 detik 127
0,88 detik 130
0,44 detik 133
0,22 detik 136
0,11 detik 139
Tidak boleh terpapar lebih dari 140 dB(A)
walaupun hanya sesaat
Sumber : kemenkes No. 1405 tahun 2002

Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi dampak dari kebisingan.


Metode yang umumnya digunakan untuk mengendalikan kebisingan dengan cara
mengendalikan sumber suara antara lain dengan menggunakan peralatan dengan
kebisingan rendah. Menghilangkan sumber kebisingan, melengkapi alat dengan
insulasi. Silencer, dam vibration dumper, jalur transmisi suara yang dapat dilakukan
dengan cara pengadaan penghalang dan absorsi oleh peredam. Kebisingan juga dapat
dikendalikan dengan cara memodifikasi elemen penerima akhir. Hal ini dapat
dilakukan dengan improvisasi, pola kerja, dan penggunaan pelindung pekerjaan.

2.2.4 Bunyi
Bunyi adalah sesuatu yang dihasilkan dari benda yang bergetar. Benda
yangmenghasilkan bunyi disebut sumber bunyi. Sumber bunyi yang bergetar akan
menggetarkan molekul-molekul udara yang ada disekitarnya. Dengan demikian,
syarat terjadinya bunyi adalah adanya benda yang bergetar. Perambatan bunyi
memerlukan medium. Kita dapat mendengar bunyi jika ada medium yang dapat
merambatkan bunyi. Ada beberapa syarat yang harusdipenuhi agar bunyi dapat
terdengar. Syarat terjadi dan terdengarnya bunyi adalah:
a. ada benda yang bergetar (sumber bunyi)
b. ada medium yang merambatkan bunyi, dan
c. ada penerima yang berada di dalam jangkauan sumber bunyi

15
Bunyi memiliki cepat rambat yang terbatas. Bunyi memerlukan waktu untuk
berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Cepat rambat bunyi sebenarnya tidak
terlampau besar. Cepat rambat bunyi jauh lebih kecil dibandingkan denga cepat
rambat cahaya. Bahkan sekarang orang telah mampu membuat pesawat yang dapat
terbang beberapa kali daripada cepat rambat bunyi.Bunyi memiliki sifat-sifat
tertentu. Sifat-sifat gelombang bunyi tersebut, antara lain:
a. Merupakan gelombang longitudinal
b. Tidak bisa merambat pada ruang hampa
c. Kecepatan rambatnya dipengaruhi oleh kerapatan medium perambatannya
(padat, cair, gas). Paling cepat pada medium yang kerapatannya tinggi.
d. Dapat mengalami resonansi dan pemantulan.

Bunyi dikategorikan ke dalam beberapa jenis. Jenis-jenis bunyi antara lain


sebagai berikut:
a. Bunyi infrasonik: yaitu bunyi yang frekuensinya kurang dari 20 Hz, dan
dapat didengar oleh anjing, jangkrik, angsa, dan kuda.
b. Bunyi audiosonik, yaitu bunyi yang frekuensinya berada antra 20 Hz- 20.000
Hz dan dapat didengar manusia.
c. Bunyi untrasonik, yaitu bunyi yang frekuensinya lebih dari 20.000 Hz, dapat
didengar oleh kelelawar dan lumba-lumba.
d. Nada, yaitu bunyi yang frekuensinya beraturan.
e. Desah, yaitu bunyi yang frekuensinya tidak teratur.
f. Gaung atau kerdam, yaitu bunyi pantul yang sebagian datang bersamaan
dengan bunyi asli, sehingga menggangu bunyi asli.
g. Gema yaitu, bunyi pantul yang datang setelah bunyi asli, sehingga
memperkuat bunyi asli.

2.2.5 Sound Level Meter


Sound Level Meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tingkat
berapa frekuensi/berat suara yang akan ditampilkan pada dB-SPL. 0.0 dB-SPL
adalah ambang pendengaran, dan sama dengan 20uPa (micropascal). Semua Sound
Level Meter (SLM) memiliki fitur pengukuran kondensor mikrofon omnidirectional,

16
preamp mic, jaringan pembobotan frekuensi, rangkaian detektor RMS, layar
pengukuran, AC dan DC output yang digunakan untuk merekam. Banyak SLM
memiliki set yang sama dari

pengaturan pengguna, termasuk pemilihan jangkauan SPL, filter pembobotan


A dan C, respon detektor lambat dan cepat, dan minimum atau maksimum SPL.
Kisaran SPL tergantung pada keseimbangan antara mengurangi the preamp noise
level dan mengukur berbagai tingkat tekanan suara. Sebagian besar ukuran SLM
secara umum tersedia dari sekitar 30-130 dB-SPL dan lakukan dalam rentang 3-4.
SLM yang lebih terdepan dan mahal memiliki fitur mikrofon yang dapat dilepas, 1-
octave and/or 1/3-octave filter sets, filter bobot tambahan termasuk B, D dan datar
atau Linear (tanpa filter), opsi tambahan respon detector (Impulse and Peak) dan data
logging atau penyimpanan (baik on-board, sebagai file komputer atau keduanya).
Adapun bagian-bagian sound level meter antara lain :
1. Mikrofon
2. Layar LCD
3. Tombol Power – Menyalakan/mematikan alat
4. Tombol Rec – Merekam nilai pengukuran
5. Tombl MAXHLD – membekukan nilai maksimal
6. Tombol C/A – memilih frekwensi tertimbang
7. Tombol BA MODE – Mengaktifkan penyerapkebisingan latar
8. Tombol F/S – memilih respon alat
9. Tombol DOWN – Menyesuaikan rentang pengukuran
10. Tombol UPPER - Menyesuaikan rentang pengukuran
11. BACKLIT – Menyalakan / Mematikan lampu latar

Sound level meter digunakan untuk mengukur tingkat kebisngan dalam


desibel (dB). Pengukuran dengan menggunakan sond level meter in biasanya
digunakan dalam studi polusi suara untuk kuantifikasi kebisingan, namun pada
umumnya untuk daerah industri, lingkungan, bandara.Sound level meter sudah sering
digunakan dalam berbagai macam penelitian tentang kebisingan baik untuk
keperluan jurnal,kesehata,maupun skripsi

17
Tabel 2.5 Baku Mutu Kebisingan

Sumber : KEPMENLH No.48 Tahun 1996

18
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat

3.1.1 Waktu Pelaksanaan

Praktikum kebisingan ini dilaksanakan pada hari Selasa, 16 Mei 2017 dengan
rincian waktu pengukuran sebagai berikut :

a. Pengukuran La : 07.40 – 08.40 WITA


b. Pengukuran Lb : 08.46 – 09.46 WITA
c. Pengukuran Lc : 10.00 – 11.00 WITA
d. Pengukuran Ld : 17.15 – 18.15 WITA
e. Pengukuran Le : 18.30 – 19.30 WITA
f. Pengukuran Lf : 19.45 – 20.45 WITA
g. Pengukuran Lg : 21.00 – 22.00 WITA

3.1.2 Tempat Pelaksanaan

Praktikum ini bertempat di Jalan Pembangunan, tepatnya berada di depan


Pasar Sentral Kota Lama Kendari.

LOKASI PENGUKURAN

Gambar 3.1 Lokasi Pengukuran


Sumber : Google Earth, 2017

19
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kebisingan ini adalah sebagai
berikut :
a. Sound Level Meter
Sound Level Meter berfungsi untuk mengukur tingkat kebisingan

4
1
3 5
6 8
9 10

7 11

Gambar 3.2 Sound Level Meter


Sumber : Modul Praktikum Analisa Kebisingan

Keterangan :

1. Mikrophone berfungsi untuk menangkap gelombang bunyi


2. Layar LCD berfungsi untuk menampilkan pembacaan
3. Tombol power – menyalakan atau mematikan alat
4. Tombol rec – merekam nilai pengukuran
5. Tombol MAXHLD – membekukan nilai maksimal
6. Tombol C/A – memilih frekuensi tertimbang

20
7. Tombol BA MODE – mengaktifkan penyerap kebisingan latar
8. Tombol F/S – memilih respon alat
9. Tombol DOWN – menyesuaikan rentang pengukuran
10. Tombol UPPER – menyesuaikan rentang pengukuran
11. BACKLIT – menyalakan atau mematikan lampu latar

b. GPS

Gambar 3.3 GPS


Digunakan untuk mengetahui koordinat lokasi praktikum.
c. Stopwatch

Gambar 3.4 Stopwatch


Digunakan untuk menghitung rentang waktu setiap 5 detik selama 10 menit dalam
percatatan data kebisingan

21
d. Tripod

Gambar 3.5 Tripod


Digunakan sebagai tempat diletakkanya alas LSM

3.3 Prinsip Percobaan


Tingkat tekanan bunyi diukur dengan alat sound level meter yang
mempunyai kelengkapan Leq A dengan rentang waktu tertentu pada pembobotan
waktu S. Tekanan bunyi menyentuh membran mikropon pada alat, sinyal bunyi
diubah menjadi sinyal listrik dilewatkan kepada filter hingga pembobotan
(weightingnetwork), sinyal dikuatkan oleh amplifier diperlukan pada layar hingga
dapat terbaca tingkat intensitas bunyi yang terukur. Dengan sebuah sound level meter
bisa diukur tingkat tekanan bunyi dB (A) selama 10 menit untuk tiap pengukuran,
pembacaan dilakukan tiap 5 detik. Setiap Pengukuran harus dapat mewakili selang
waktu tertentu dengan menetapkan paling sedikit empat waktu pegukuran pada siang
hari dan pada waktu malam paling sedikit 3 kali pengukuran dengan menghitung
nilai Ls dan Lm. Untuk Mengetahui apakah kebisingan sudah melampaui tingkat
kebisingan baku mutu atau tidak maka perku dicari nilai Lsm dari pengkuran
lapangan.

3.4 Prosedur Percobaan


Adapun prosedur percobaan analisa kebisingan ini antara lain sebagai berikut:
1. Menempatkan tripod pada titik pengukuran yang telah ditentukan

22
2. Mengatur nivo dengan menyetel gagang pemutar
3. Memasang alat Sound Level Meter pada tripod
4. Mengarahkan alat tegak lurus dengan sumber bunyi atau suara
5. Setelah itu melakukan pengukuran dengan menekan tombol power pada
Sound Level Meter, kemudian menunggu beberapa menit.
6. Mengatur SLM sesuai standar pengukuran yang ditentukan yaitu BA MODE,
A, dan respon slow
7. Menekan tombol rec pada alat bersamaan dengan stopwatch untuk percobaan
kebisingan
8. Mencatat hasil pembacaan setiap 5 detik selama 10 menit, untuk pembacaan
pertama
9. Setiap 10 menit, mencatat kebisingan minimum dan maksimum dengan
menekan tombol rec, kemudian menekan tombol rec lagi untuk pembacaan
tingkat kebisingan maksimum.

23
24
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Data Pengamatan Untuk Setiap Waktu Pengukuran

Hari / Tanggal : Selasa, 16 Mei 2017

Lokasi : Jl. Pembangunan (Depan Pasar Sentral)

Cuaca : Berawan

Koordinat : x = 0453162 dan y = 9561025

Tabel 4.1 Data pengamatan untuk Pengukuran La

menit detik ke-


ke- 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
1 60.2 62.6 61 59.7 65.1 59.4 67.4 64.1 65.7 63.6 62.3 65.7
2 65.4 69.3 67.1 63.8 61.4 69.9 72.7 61.9 69.7 76.1 76.3 60.4
3 61.1 65.6 62.8 64 62.6 63.1 63.1 59.2 59.4 64.2 65.8 64.6
4 62 63.9 73.5 63.7 62.1 62.4 60.3 66.5 58.7 56.6 59.4 61.4
5 71 58.5 57.2 61.7 61.6 58.1 64.2 67.2 69.3 65.9 67.9 66.3
6 68.9 63.9 64.9 65.7 62 67.4 65 58.2 66.4 68.5 67.2 62.4
7 65.7 65.8 62.3 64 65.8 62.9 68.8 71.1 65.1 65.3 62.9 69.2
8 64.5 59.5 70.5 65.5 63.7 65.7 68 65.6 68.2 66.1 69.7 74.7
9 68.9 69.6 68.4 63.4 68.4 71.1 67.8 65.1 65.9 70.4 64.1 59.6
10 63.6 64.2 68.9 66.6 64.3 69.5 76.7 65.8 64.3 68.3 59.9 63.9
Sumber : Hasil Pengamatan, 2017

24
24
Hari / Tanggal : Selasa, 16 Mei 2017

Lokasi : Jl. Pembangunan (Depan Pasar Sentral)

Cuaca : Berawan

Koordinat : x = 0453162 dan y = 9561025

Tabel 4.2 Data pengamatan untuk Pengukuran Lb

menit detik ke-


ke- 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
1 65 64.5 67.3 66.4 71.9 68.3 68.8 71 70.4 70.2 64.5 71.5
2 66.3 68.6 66.8 73.1 83.9 68.9 65.8 70.3 69.3 73.1 69.5 69.1
3 64.6 67.3 68.3 65 63.1 67.3 65.1 63.7 66.7 68 77.9 69.1
4 67 70.5 67.4 71.2 74.5 83.2 80 66.5 83.2 68.8 67.7 66.4
5 70.3 68.9 65.2 71.1 64.2 70 72.7 65.9 66.5 71.4 64.9 69.7
6 72.3 63.5 66.5 69 68.4 66.2 68.1 66.8 67.8 79.8 79.9 71.9
7 67.8 76 74.5 70.4 68.7 67.8 65.6 69.7 63.5 65.6 67.5 77.9
8 66.9 64.2 70.8 64.4 63.7 72.2 66.2 71 67.2 72.2 75.2 62
9 69.7 81.8 71 71.5 70.3 71.1 70.2 68.9 67.1 80.9 76.6 68
10 70.2 65.3 70.8 68.1 74 64.9 66.2 80.7 74.7 73.2 78.8 74.3
Sumber : Hasil Pengamatan, 2017

25
Hari / Tanggal : Selasa, 16 Mei 2017

Lokasi : Jl. Pembangunan (Depan Pasar Sentral)

Cuaca : Berawan

Koordinat : x = 0453162 dan y = 9561025

Tabel 4.3 Data pengamatan untuk Pengukuran Lc

menit detik ke-


ke- 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
1 69.1 63.5 65 66.8 77.3 67.2 77 77.6 73 77.7 77.4 68.2
2 69.7 68.5 65 68.4 63.9 66.8 63.7 65.6 66.3 65.6 68.5 78.6
3 68 72.9 88.9 74.6 67.4 65.7 79.1 64.9 72.4 68.5 68.6 68.3
4 63.7 77.3 65.7 64.2 70.3 75.2 66.9 67.7 68.5 72 64 67.8
5 72.8 67.4 71.8 70.8 67.1 66.6 71.2 66.5 67.7 70.6 62.8 63.8
6 74.8 64.6 61.5 67.3 65.5 66.2 70.6 70.9 66.2 62.8 65.6 70.7
7 74.3 87.4 77 70.1 66.7 68.1 65.9 65.1 65.3 65.2 66.8 79.2
8 64.4 70.7 66.2 62.5 66.7 67.1 65.5 67.2 66.4 72.2 71.5 68.6
9 78.7 70.1 66.8 68.2 67.1 70.8 72.2 64.9 69 63.8 71.8 62.5
10 64.9 67.8 61.8 68 76 64.2 69.6 78.1 70.1 64.4 72.8 69.8
Sumber : Hasil Pengamatan, 2017

26
Hari / Tanggal : Selasa,16 Mei 2017

Lokasi : Jl. Pembangunan (Depan Sentral Kendari)

Cuaca : Berawan

Koordinat : x = 0453162 dan y = 9561025

Tabel 4.4 Data pengamatan untuk Pengukuran Ld

menit detik ke-


ke- 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
1 61.5 58.8 68.5 62.3 63.8 63 67.7 71.9 69.7 65.4 64 64.5
2 64.8 72 60.3 72 64.6 62.7 63.9 60.7 72 66.8 63.2 64.6
3 66.8 69.2 66.8 66.9 64.6 71.9 71.2 66.3 67.1 70.1 65.7 71.6
4 73.8 68.3 63.5 66.8 66.2 62.7 74.4 63.9 63.8 68.7 70.6 67.8
5 65.2 64.3 70.7 64.5 72.7 67.2 69.5 67.2 74.3 74.4 78 65.8
6 67.1 71.9 63.3 61.9 66.2 63.7 69.6 66.1 72.5 66.7 60.9 66.6
7 61.3 65.3 67 66 63.7 69.2 63.6 69.6 79.7 68.8 76.4 74.8
8 68.2 68 69.4 65.4 81.9 75.8 70.6 80 71 76.1 62.7 64.7
9 73.3 68.7 63.8 66.4 69.9 73.3 66.4 64.3 65.2 66.9 68.6 71.5
10 73.1 72.4 67.7 72.2 67.4 69.6 67.9 66.6 63.6 60.2 62.5 68.4
Sumber : Hasil Pengamatan, 2017

27
Hari / Tanggal : Selasa,16 Mei 2017

Lokasi : Jl. Pembangunan (Depan Pasar Sentral)

Cuaca : Berawan

Koordinat : x = 0453162 dan y = 9561025

4.5 Data pengamatan untuk Pengukuran Le

menit detik ke-


ke- 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
1 72 68.9 67.4 65.5 67.6 62.2 71 73.7 72.4 64.9 68.4 61.6
2 70.3 58.9 58.6 66.5 67 79.6 73.8 65.9 66.4 63.7 71.9 68.2
3 65.5 66 63.4 74.1 69.8 78.6 81.2 67.4 74.1 75.1 69.6 74.2
4 64.2 64.4 70.9 63.7 66 71.5 72.6 67.7 76.4 81.5 72 71.6
5 74.4 77 70.6 70.7 65.2 63.3 65.6 64.9 64.2 66.6 66.9 60.1
6 63 66.2 65.5 60.7 73.1 65.6 76.6 74.6 75.5 68.5 66.4 64.3
7 79.5 69.5 63.6 64.9 59.1 74 74.5 72.1 74.4 64.4 64.5 60.2
8 72.1 70.3 68.8 66.2 70.1 82 70.6 64.5 70.9 61.2 70.5 67.7
9 63.8 55.5 65.4 63 60.5 59.2 69.7 66.6 63 62.9 69.8 67.2
10 64.7 65.5 65.2 58.2 70.1 59.2 60.6 62.4 61.9 63.5 63.1 64.4
Sumber :Hasil Pengamatan, 2017

28
Hari / Tanggal : Selasa,16 Mei 2017

Lokasi : Jl. Pembangunan (Depan Pasar Sentral)

Cuaca : Berawan

Koordinat : x = 0453162 dan y = 9561025

Tabel 4.6 Data pengamatan untuk Pengukuran Lf

menit detik ke-


ke- 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
1 73.1 65.9 61.9 63.1 69.3 68.6 59.3 67.4 62.6 58.9 71.5 70.1
2 65.7 68.3 62.5 63 74.8 68 57 54.7 59.4 60.5 69.5 57.3
3 63.2 65.7 71.2 71.6 71 70.2 67.3 62.2 63.7 70.2 61.5 74.6
4 64 62.5 74.8 61.8 62.3 61.3 58.9 64.3 56 57 70.8 71.3
5 73.4 67 63.6 60.2 62.8 59.3 62.5 62.6 62.9 58.3 77.3 67
6 71.5 67.4 80.2 71 66.2 63 61.8 63.8 64.6 75.5 92.2 72.3
7 72.6 69.8 63.8 63.5 65.3 67.6 69 69.6 68.9 72.2 61.1 62.3
8 61 63.2 61.2 64.6 63.2 60.6 62.1 69.3 65.2 68.1 77.5 59.7
9 61.6 57.6 57.3 68.1 64.8 64.8 62.5 66.3 62.8 61.5 63.1 70.6
10 78.2 59.2 65.1 65.8 69 61.2 67.2 72.7 67.4 61.1 62.4 66.7
Sumber :Hasil Pengamatan, 2017

29
Hari / Tanggal : Selasa,16 Mei 2017

Lokasi : Jl. Pembangunan (Depan Pasar Sentral)

Cuaca : Berawan

Koordinat : x = 0453162 dan y = 9561025

Tabel 4.7 Data pengamatan untuk Pengukuran Lg

menit detik ke-


ke- 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
1 57.6 58.1 75.2 59.3 70.7 61.7 60.5 69.1 78.4 64.3 63 62.5
2 67.6 57 53.9 60.3 58.3 56.1 57.9 55.2 52.5 64.8 56.4 60.9
3 58.4 60.6 60.5 57.1 62.3 63.9 59.2 68 58.9 70.4 57.8 60.1
4 64.1 64.8 57.8 70.6 64.2 64.1 63 62.7 60.2 72.7 58.8 58
5 73.2 62.4 66.4 61 65.2 64.7 61.5 61.5 71.3 61.4 58.3 63.1
6 65.6 61.2 58.8 62.2 67.3 68.3 60.6 63.2 56.3 61.3 65.7 63.4
7 57.3 55.3 64.2 67.8 66.2 64.9 71.2 72.3 64.1 62.1 57.8 56.3
8 54.2 59.7 53.4 50.4 62.2 61 65.9 69.8 64.5 73.7 70.2 71.9
9 61.3 58.6 60.4 63.2 75.8 65.4 61.4 56.5 63.5 58.2 58.4 61.1
10 83.3 67.4 70.6 67.9 69.2 58.2 61.7 68 62.2 61.5 57 54.8
Sumber :Hasil Pengamatan, 2017

30
31
4.2.1 Analisa Data

4.2.1 Perhitungan Leq 1 Menit

1
Leq (1 menit) = 10 log 60(100,1 x L1 + 100,1 x L2 +…+ 100,1 x L12) x 5 dB

Waktu : 06.00 – 06.10 WITA

1
Leq 1 = 10 log 60 [ (100,1 x 60,2 + 100,1 x 62,6 + 100,1 x 61 + 10 0,1 x 59,7 + 100,1 x 65,1

+ 10 0,1 x 59,4 + 10 0,1x67,4 + 10 0,1 x 64,1 + 100,1 x 65,7 + 100,1x63,6 +

100,1 x 62,3 + 100,1 x 65,7 ) x 5]

= 63,78 dB

1
Leq 2 = 10 log 60 [ (100,1 x 65,4 + 100,1 x 69,3 + 100,1 x 67,1 + 10 0,1 x 63,8 + 100,1 x 61,4

+ 10 0,1 x 69,9 + 10 0,1 x 72,7 + 10 0,1 x 61,9 + 100,1 x 69,7 + 100,1 x 76,1 +

100,1 x 76,3 + 100,1 x 60,4 ) x 5]

= 70,81 dB

1
Leq 3 = 10 log 60 [ (100,1 x 61,1+ 100,1 x 65,6 + 100,1 x 62,8+ 10 0,1 x 64 + 100,1 x 62,6

+ 10 0,1 x 63,1 + 10 0,1 x 63,1 + 10 0,1 x 59,2 + 100,1 x 59,4 + 100,1 x 64,2 +

100,1 x 65,8+ 100,1 x 64,6 ) x 5]

= 63,40 dB

31
1
Leq 4 = 10 log 60 [ (100,1 x 62 + 100,1 x 63,9 + 100,1 x 73,5 + 10 0,1 x 63,7 + 100,1 x 62,1

+ 10 0,1 x 62,4 + 10 0,1 x 60,3 + 10 0,1 x 66,5 + 100,1 x 58,7 + 100,1 x 56,6 +

100,1 x 59,4+ 100,1 x 61,4 ) x 5]

= 65,35 dB

1
Leq 5 = 10 log 60 [ (100,1 x 71+ 100,1 x 58,5 + 100,1 x 57,2+ 10 0,1 x 61,7+ 100,1 x 61,6

+ 10 0,1 x 58,1 + 10 0,1 x 64,2 + 10 0,1 x 67,2 + 100,1 x 69,3 + 100,1 x 65,9 +

100,1 x 67,9 + 100,1 x 66,3 ) x 5]

= 66,03 dB

1
Leq 6 = 10 log 60 [ (100,1 x 68,9 + 100,1 x 63,9 + 100,1 x 64,9 + 10 0,1 x 65,7 + 100,1 x 62

+ 10 0,1 x 67,4 + 100,1 x 65 + 10 0,1 x 58,2 + 100,1 x 66,4 + 100,1 x 68,5 +

100,1 x 67,2 + 100,1 x 62,4 ) x 5]

= 65,87 dB

1
Leq 7 = 10 log 60 [ (100,1 x 65,7+ 100,1 x 65,8 + 100,1 x 62,3+ 10 0,1 x 64 + 100,1 x 55,8

+ 10 0,1 x 62,9 + 10 0,1 x 68,8 + 10 0,1 x 71,1 + 100,1 x 65,1 + 100,1 x 65,3 +

100,1 x 62,9 + 100,1 x 69,2 ) x 5]

= 66,60 dB

1
Leq 8 = 10 log 60 [ (100,1 x 64,5 + 100,1 x 59,5 + 100,1 x 70,5 + 10 0,1 x 65,5 + 100,1 x 63,7

32
+ 10 0,1 x 65,7 + 10 0, 1x 68+ 10 0,1 x 65,6 + 100,1 x 68,2 + 100,1 x 66,1 +

100,1 x 69,7 + 100,1 x 74,7 ) x 5]

= 68,45 dB

1
Leq 9 = 10 log [ (100,1 x 68,9 + 100,1 x 69,6 + 100,1 x 68,4 + 10 0,1 x 63,4 + 100,1 x 68,4
60

+ 10 0,1 x 71,1 + 10 0,1 x 67,8 + 10 0,1 x 65,1 + 100,1 x 65,9 + 100,1 x 70,4 +

100,1 x 64,1 + 100,1 x 59,6 ) x 5]

= 67,86 dB

1
Leq 10 = 10 log 60 [ (100,1 x 63,6 + 100,1 x 64,2 + 100,1 x 68,9 + 10 0,1 x 66,6 + 100,1 x 64,3

+ 10 0,1 x 69,5 + 10 0,1x 76,7 + 10 0,1 x 65,8 + 100,1 x 64,3 + 100,1 x 68,3 +

100,1 x 59,9 + 100,1 x 63,9 ) x 5]

= 68,86 dB

4.2.2 Perhitungan Leq 10 Menit


1
Leq ( 10 Menit ) = 10 log 10 ( 100,1 x LI + 100,1 x LII +…+ 100,1 x Lx) x 1 dB

Waktu 06.00 – 06.10 WITA

1
Leq = 10 log 10 [ (100,1 x 63,78+ 100,1 x 70,81 + 100,1 x 63,40+ 10 0,1 x 65,35+

100,1 x 66,03 + 10 0,1 x 65,87 + 10 0,1 x 66,60 + 10 0,1 x 68,45+ 100,1 x 67,86 +

100,1 x 68,86) x 1]

= 67,27 dB

33
4.2.3 Perhitungan Leq Siang (Ls)
1
Ls = 10 log 16 (Ta 100,1 x La + Tb 100,1 x Lb + Tc 100,1 x Lc + Td 100,1 x Ld ) dB

Waktu pengukuran = La,Lb,Lc dan Ld

1
Ls = 10 Log 16 [(3 x 100,1 𝑥 67,27 + 2 x 100,1 𝑥 73,32 + 6 x 100,1 𝑥 73,78 + 5 x

100,1 𝑥 70,57)]
= 72,10 dB

4.2.4 Perhitungan Leq Malam (Lm)


1
Ls = 10 log 8 (Te 100,1 x Le + Tf 100,1 x Lf + Tg 100,1 x Lg) dB

Waktu pengukuran = le,lf,dan lg

1
Lm = 10 Log [(2 x 100,1 𝑥 71,57 + 3 x 100,1 𝑥 68,99 + 3 x 100,1 𝑥 67,92)]
8

= 69,49 dB

4.2.5 Perhitungan Siang dan Malam Hari (Lsm)


1
Lsm = 10 log 24 (16 x 100,1 x Ls + 8 x 100,1 x (Lm+s)) dB
1
Lsm = 10 log 24 [(16 x 100,1 𝑥 72,10 + 8 x 100,1 𝑥 69,49+5 )]

= 73,05 dB

Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel rekapitulasi hasil


perhitungan

34
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Analisa Untuk Pengukuran La

menit detik ke- Lequivalen


ke- 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 1 menit 10 menit
1 60.2 62.6 61 59.7 65.1 59.4 67.4 64.1 65.7 63.6 62.3 65.7 63.78
2 65.4 69.3 67.1 63.8 61.4 69.9 72.7 61.9 69.7 76.1 76.3 60.4 70.81
3 61.1 65.6 62.8 64 62.6 63.1 63.1 59.2 59.4 64.2 65.8 64.6 63.40
4 62 63.9 73.5 63.7 62.1 62.4 60.3 66.5 58.7 56.6 59.4 61.4 65.35
5 71 58.5 57.2 61.7 61.6 58.1 64.2 67.2 69.3 65.9 67.9 66.3 66.03
67.27
6 68.9 63.9 64.9 65.7 62 67.4 65 58.2 66.4 68.5 67.2 62.4 65.87
7 65.7 65.8 62.3 64 65.8 62.9 68.8 71.1 65.1 65.3 62.9 69.2 66.60
8 64.5 59.5 70.5 65.5 63.7 65.7 68 65.6 68.2 66.1 69.7 74.7 68.45
9 68.9 69.6 68.4 63.4 68.4 71.1 67.8 65.1 65.9 70.4 64.1 59.6 67.86
10 63.6 64.2 68.9 66.6 64.3 69.5 76.7 65.8 64.3 68.3 59.9 63.9 68.86
Sumber : Hasil Analisa Perhitungan, 2017

35
Tabel 4.9 Rekapitulasi Hasil Analisa Untuk Pengukuran Lb

menit detik ke- Lequivalen


ke- 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 1 menit 10 menit
1 65 64.5 67.3 66.4 71.9 68.3 68.8 71 70.4 70.2 64.5 71.5 69.05
2 66.3 68.6 66.8 73.1 83.9 68.9 65.8 70.3 69.3 73.1 69.5 69.1 74.65
3 64.6 67.3 68.3 65 63.1 67.3 65.1 63.7 66.7 68 77.9 69.1 69.70
4 67 70.5 67.4 71.2 74.5 83.2 80 66.5 83.2 68.8 67.7 66.4 77.01
5 70.3 68.9 65.2 71.1 64.2 70 72.7 65.9 66.5 71.4 64.9 69.7 69.23
73.32
6 72.3 63.5 66.5 69 68.4 66.2 68.1 66.8 67.8 79.8 79.9 71.9 73.50
7 67.8 76 74.5 70.4 68.7 67.8 65.6 69.7 63.5 65.6 67.5 77.9 71.87
8 66.9 64.2 70.8 64.4 63.7 72.2 66.2 71 67.2 72.2 75.2 62 69.80
9 69.7 81.8 71 71.5 70.3 71.1 70.2 68.9 67.1 80.9 76.6 68 75.33
10 70.2 65.3 70.8 68.1 74 64.9 66.2 80.7 74.7 73.2 78.8 74.3 74.46
Sumber : Hasil Analisa Perhitungan, 2017

36
Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Analisa Untuk Pengukuran Lc

menit detik ke- Lequivalen


ke- 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 1 menit 10 menit
1 69.1 63.5 65 66.8 77.3 67.2 77 77.6 73 77.7 77.4 68.2 74.33
2 69.7 68.5 65 68.4 63.9 66.8 63.7 65.6 66.3 65.6 68.5 78.6 67.80
3 68 72.9 88.9 74.6 67.4 65.7 79.1 64.9 72.4 68.5 68.6 68.3 79.04
4 63.7 77.3 65.7 64.2 70.3 75.2 66.9 67.7 68.5 72 64 67.8 70.92
5 72.8 67.4 71.8 70.8 67.1 66.6 71.2 66.5 67.7 70.6 62.8 63.8 69.24
73.78
6 74.8 64.6 61.5 67.3 65.5 66.2 70.6 70.9 66.2 62.8 65.6 70.7 68.88
7 74.3 87.4 77 70.1 66.7 68.1 65.9 65.1 65.3 65.2 66.8 79.2 77.96
8 64.4 70.7 66.2 62.5 66.7 67.1 65.5 67.2 66.4 72.2 71.5 68.6 68.31
9 78.7 70.1 66.8 68.2 67.1 70.8 72.2 64.9 69 63.8 71.8 62.5 71.25
10 64.9 67.8 61.8 68 76 64.2 69.6 78.1 70.1 64.4 72.8 69.8 71.63
Sumber : Hasil Analisa Perhitungan, 2017

37
Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Analisa Untuk Pengukuran Ld

menit detik ke- Lequivalen


ke- 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 1 menit 10 menit
1 61.5 58.8 68.5 62.3 63.8 63 67.7 71.9 69.7 65.4 64 64.5 66.60
2 64.8 72 60.3 72 64.6 62.7 63.9 60.7 72 66.8 63.2 64.6 67.65
3 66.8 69.2 66.8 66.9 64.6 71.9 71.2 66.3 67.1 70.1 65.7 71.6 68.85
4 73.8 68.3 63.5 66.8 66.2 62.7 74.4 63.9 63.8 68.7 70.6 67.8 69.26
5 65.2 64.3 70.7 64.5 72.7 67.2 69.5 67.2 74.3 74.4 78 65.8 71.76
70.57
6 67.1 71.9 63.3 61.9 66.2 63.7 69.6 66.1 72.5 66.7 60.9 66.6 67.80
7 61.3 65.3 67 66 63.7 69.2 63.6 69.6 79.7 68.8 76.4 74.8 72.44
8 68.2 68 69.4 65.4 81.9 75.8 70.6 80 71 76.1 62.7 64.7 75.09
9 73.3 68.7 63.8 66.4 69.9 73.3 66.4 64.3 65.2 66.9 68.6 71.5 69.35
10 73.1 72.4 67.7 72.2 67.4 69.6 67.9 66.6 63.6 60.2 62.5 68.4 69.11
Sumber :Hasil Analisa Perhitungan, 2017

38
Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Analisa Untuk Pengukuran Le

menit detik ke- Lequivalen


ke- 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 1 menit 10 menit
1 72 68.9 67.4 65.5 67.6 62.2 71 73.7 72.4 64.9 68.4 61.6 69.42
2 70.3 58.9 58.6 66.5 67 79.6 73.8 65.9 66.4 63.7 71.9 68.2 71.50
3 65.5 66 63.4 74.1 69.8 78.6 81.2 67.4 74.1 75.1 69.6 74.2 74.63
4 64.2 64.4 70.9 63.7 66 71.5 72.6 67.7 76.4 81.5 72 71.6 73.64
5 74.4 77 70.6 70.7 65.2 63.3 65.6 64.9 64.2 66.6 66.9 60.1 70.22
71.57
6 63 66.2 65.5 60.7 73.1 65.6 76.6 74.6 75.5 68.5 66.4 64.3 71.22
7 79.5 69.5 63.6 64.9 59.1 74 74.5 72.1 74.4 64.4 64.5 60.2 72.39
8 72.1 70.3 68.8 66.2 70.1 82 70.6 64.5 70.9 61.2 70.5 67.7 73.23
9 63.8 55.5 65.4 63 60.5 59.2 69.7 66.6 63 62.9 69.8 67.2 65.52
10 64.7 65.5 65.2 58.2 70.1 59.2 60.6 62.4 61.9 63.5 63.1 64.4 64.39
Sumber : Hasil Analisa Perhitungan, 2017

39
Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Analisa Untuk Pengukuran Lf

menit detik ke- Lequivalen


ke- 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 1 menit 10 menit
1 73.1 65.9 61.9 63.1 69.3 68.6 59.3 67.4 62.6 58.9 71.5 70.1 68.07
2 65.7 68.3 62.5 63 74.8 68 57 54.7 59.4 60.5 69.5 57.3 67.20
3 63.2 65.7 71.2 71.6 71 70.2 67.3 62.2 63.7 70.2 61.5 74.6 69.49
4 64 62.5 74.8 61.8 62.3 61.3 58.9 64.3 56 57 70.8 71.3 67.59
5 73.4 67 63.6 60.2 62.8 59.3 62.5 62.6 62.9 58.3 77.3 67 69.12
73.37
6 71.5 67.4 80.2 71 66.2 63 61.8 63.8 64.6 75.5 92.2 72.3 81.91
7 72.6 69.8 63.8 63.5 65.3 67.6 69 69.6 68.9 72.2 61.1 62.3 68.55
8 61 63.2 61.2 64.6 63.2 60.6 62.1 69.3 65.2 68.1 77.5 59.7 68.65
9 61.6 57.6 57.3 68.1 64.8 64.8 62.5 66.3 62.8 61.5 63.1 70.6 65.00
10 78.2 59.2 65.1 65.8 69 61.2 67.2 72.7 67.4 61.1 62.4 66.7 70.01
Sumber : Hasil Analisa Perhitungan, 2017

40
Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Analisa Untuk Pengukuran Lg

menit detik ke- Lequivalen


ke- 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 1 menit 10 menit
1 57.6 58.1 75.2 59.3 70.7 61.7 60.5 69.1 78.4 64.3 63 62.5 70.46
2 67.6 57 53.9 60.3 58.3 56.1 57.9 55.2 52.5 64.8 56.4 60.9 60.81
3 58.4 60.6 60.5 57.1 62.3 63.9 59.2 68 58.9 70.4 57.8 60.1 63.70
4 64.1 64.8 57.8 70.6 64.2 64.1 63 62.7 60.2 72.7 58.8 58 66.00
5 73.2 62.4 66.4 61 65.2 64.7 61.5 61.5 71.3 61.4 58.3 63.1 66.61
67.91
6 65.6 61.2 58.8 62.2 67.3 68.3 60.6 63.2 56.3 61.3 65.7 63.4 64.04
7 57.3 55.3 64.2 67.8 66.2 64.9 71.2 72.3 64.1 62.1 57.8 56.3 66.38
8 54.2 59.7 53.4 50.4 62.2 61 65.9 69.8 64.5 73.7 70.2 71.9 67.67
9 61.3 58.6 60.4 63.2 75.8 65.4 61.4 56.5 63.5 58.2 58.4 61.1 66.49
10 83.3 67.4 70.6 67.9 69.2 58.2 61.7 68 62.2 61.5 57 54.8 73.32
Sumber : Hasil Analisa Perhitungan, 2017

41
42
4.3 Hasil Perhitungan Kelompok Lain
Tabel 4.15 Hasil Perhitungan Kelompok 2

Leq Waktu dB
La 06.00 - 09.00 69,240
Lb 09.00 - 11.00 69,071
Lc 11.00 - 17.00 71,40
Ld 11.00 - 17.00 73,710
LS Siang Hari 72,001
Le 22.00 - 24.00 68,845
Lf 24.00 - 03.00 69,191
Lg 03.00 - 06.00 66,204
LM Malam Hari 67,360
LSM 24 Jam 72,124
Sumber: Hasil analisa perhitungan kelompok 2,2017

Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Kelompok 3


Leq Waktu dB
La 06.00 - 09.00 70,59
Lb 09.00 - 11.00 73,187
Lc 11.00 - 17.00 70,685
Ld 11.00 - 17.00 75,090
LS Siang Hari 66,786
Le 22.00 - 24.00 71,917
Lf 24.00 - 03.00 66,122
Lg 03.00 - 06.00 64,789
LM Malam Hari 64,521
LSM 24 Jam 67,898
Sumber: Hasil analisa perhitungan kelompok 3,2017

42
Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Kelompok 4
Leq Waktu dB
La 06.00 - 09.00 71,74
Lb 09.00 - 11.00 89,63
Lc 11.00 - 17.00 71,54

Ld 11.00 - 17.00 73,60

LS Siang Hari 81,32

Le 22.00 - 24.00 70,57

Lf 24.00 - 03.00 73,05


Lg 03.00 - 06.00 64,04

LM Malam Hari 70,56

LSM 24 Jam 70,18

Sumber: Hasil analisa perhitungan kelompok 4,2017

Tabel 4.18 Hasil Perhitungan Kelompok 5

Leq Waktu dB

La 06.00 - 09.00 74,49

Lb 09.00 - 11.00 74,07

Lc 11.00 - 17.00 77,02

Ld 11.00 - 17.00 73,52

LS Siang Hari 75,37

Le 22.00 - 24.00 63,38

Lf 24.00 - 03.00 64,08

Lg 03.00 - 06.00 70,26

LM Malam Hari 68,23

LSM 24 Jam 74,76

Sumber: Hasil analisa perhitungan kelompok 5,2017

43
Tabel 4.19 Hasil Perhitungan Kelompok 6
Leq Waktu dB
La 06.00 - 09.00 73,7
Lb 09.00 - 11.00 75,30
Lc 11.00 - 17.00 72,51
Ld 11.00 - 17.00 74,31

LS Siang Hari 72,3

Le 22.00 - 24.00 74,14


Lf 24.00 - 03.00 72,20
Lg 03.00 - 06.00 68,35

LM Malam Hari 69,16

LSM 24 Jam 73,01

Sumber: Hasil analisa perhitungan kelompok 6,2017

Tabel 4.20 Hasil Perhitungan Kelompok 7

Leq Waktu dB

La 06.00 - 09.00 73,7

Lb 09.00 - 11.00 75,3

Lc 11.00 - 17.00 72,51

Ld 11.00 - 17.00 79,31

LS Siang Hari 73,75


Le 22.00 - 24.00 74,14

Lf 24.00 - 03.00 72,2

Lg 03.00 - 06.00 68,35

LM Malam Hari 71,84

LSM 24 Jam 75,03


Sumber: Hasil analisa perhitungan kelompok 7,2017

44
Tabel 4.21 Hasil Perhitungan Kelompok 8
Leq Waktu dB
La 06.00 - 09.00 81,13
Lb 09.00 - 11.00 76,18
Lc 11.00 - 17.00 73,99
Ld 11.00 - 17.00 78,73

LS Siang Hari 71,06

Le 22.00 - 24.00 71,67


Lf 24.00 - 03.00 72,48
Lg 03.00 - 06.00 77,94

LM Malam Hari 71,86

LSM 24 Jam 77,61

Sumber: Hasil analisa perhitungan kelompok 8,2017

Tabel 4.22 Hasil Perhitungan Kelompok 9


Leq Waktu dB

La 06.00 - 09.00 84,48

Lb 09.00 - 11.00 74,69

Lc 11.00 - 17.00 72,28

Ld 11.00 - 17.00 73,18

LS Siang Hari 78,40

Le 22.00 - 24.00 76,20

Lf 24.00 - 03.00 76,22

Lg 03.00 - 06.00 73,10

LM Malam Hari 75,30

LSM 24 Jam 79,13

Sumber: Hasil analisa perhitungan kelompok 9,2017

45
Tabel 4.23 Hasil Perhitungan Kelompok 10

Leq Waktu dB

La 06.00 - 09.00 78,765

Lb 09.00 - 11.00 67,877

Lc 11.00 - 17.00 66,924

Ld 11.00 - 17.00 71,691

LS Siang Hari 73,291

Le 22.00 - 24.00 63,740

Lf 24.00 - 03.00 68,343

Lg 03.00 - 06.00 62,969

LM Malam Hari 65,905

LSM 24 Jam 72,631

Sumber: Hasil analisa perhitungan kelompok 10,2017

Perbandingannya dengan kelompok 1.


Tabel 4.24 Hasil Perhitungan Kelompok 1
Leq Waktu dB

La 06.00 - 09.00 67.27

Lb 09.00 - 11.00 73.32

Lc 11.00 - 17.00 73.78

Ld 11.00 - 17.00 70.57

LS Siang Hari 72.10

Le 22.00 - 24.00 71.57

Lf 24.00 - 03.00 73.37

eLg 03.00 - 06.00 67.91

LM Malam Hari 71.48

LSM 24 Jam 74.09

Sumber: Hasil analisa perhitungan kelompok 1,2017

46
4.4 Pembahasan
Praktikum analisa kebisingan dengan menggunakan alat Sound Level
Meter (SLM) yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kebisingan di lokasi
praktikum dan untuk memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang cara
mengoperasikan alat Sound Level Meter dengan baik dan benar. Pada praktikum
ini analisa kebisingan, kami lakukan di Jalan Pembangunan tepatnya di depan
Pasar Sentral,Kota Lama Kendari, Sulawesi Tenggara. Pengukuran tingkat
kebisingan yang dilakukanya itu dengan cara langsung, dengan menggunakan alat
Sound Level Meter (SLM) dimana Leq dengan waktu pengukuran dilakukan
setiap 5 detik selama 10 menit.

Waktu pengukuran dilakukan selama aktivitas 24 jam (LSM) ini dengan


cara pada siang hari tingkat aktivitas yang paling tinggi selama 16 jam (Ls) pada
selang waktu 06.00 – 22.00 dan aktivitas malam hari selama 8 jam (Lm) pada
selang 22.00 – 06.00. Setiap pengukuran harus dapat mewakili selang waktu
tertentu dengan menetapkan paling sedikit 4 waktu pengukuran pada siang hari
dan 3 waktu pengukuran pada malam hari.

Berdasarkan analisa data yang telah diolah, diketahui bahwa nilai


kebisingan selama 10 menit pertama mewakili pukul 06.10 – 06.20 adalah 67,27
dB. Karena lokasi praktikum berada pada daerah perdagangan dan jasa, keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep-48/MENLH/II/1996 menyatakan
baku mutu tingkat kebisingan di daerah tersebut adalah 70 dB. Maka dapat
dikatakan bahwa tingkat kebisingan yang terjadi di lokasi memenuhi Standar
Baku Mutu.Namun lain halnya untuk waktu lain dengan pengamatan kedua
hingga ketujuh berturut-turut adalah : 73,32 dB; 73,78 dB; 70,57 dB; 71,57 dB;
73,37 dB; dan 67,91 dB. Dari nilai-nilai tersebut didapat LS = 72,10 dB, LM =
71,48 dB, dan LSM = 74,09 dB yang hasilnya tidak sesuai dengan Standar Baku
Mutu intensitas kebisingan untuk wilayah perdagangan dan jasa di sekitar jalan
Pembangunan (di depan Pasar Sentral) kecuali untuk waktu ke-7 pada malam hari
tidak melampaui batas tingkat kebisingannya.

47
Kelompok yang melakukan pengukuran di sekitar ruas jalan pembangunan
dan sekitarnya berturut-turut adalah kelompok 2, 3, 4,dan 5. Dari hasil
perhitungan tiap-tiap kelompok maka dapat diperoleh perbandingan nilai LSM
yaitu untuk Kelompok 2 nilai LSM = 72,124 dB ; Kelompok 3 LSM = 67,89 dB ;
Kelompok 4 LSM = 70,18 dB ; dan Kelompok 5 LSM = 74,76 dB

Dari hasil perhitungan masing-masing kelompok di atas dapat disimpulkan


bahwa tingkat kebisingan di sekitar Jalan Pembangunan dan sekitarnya sudah
melewati standar baku mutu yang ditetapkan Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. Kep-48/MENLH/II/1996 untuk daerah perdagangan dan
jasa, yaitu 70 dB kecuali untuk hasil kelompok 3 di area samping pasar sentral.

Metode penanggulangan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir


dampak dari kebisingan tersebut yaitu dengan mengurangi aktifitas kendaraan di
sekitar jalan tersebut, selain itu penanaman tanaman-tanaman juga dapat
meminimalisir hal tersebut.

48
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Tingkat kebisingan siang dan malam di lokasi praktikum yaitu 74,09


dB.
2. Dari hasil perbandingan nilai kebisingan lokasi dengan baku mutu
kebisingan, maka lokasi tersebut tingkat kebisingannya termasuk
dalam kategori 'buruk'. Sebab untuk lokasi Perdagangan dan jasa,
tingkat kebisingan yang diijinkan yaitu sampai 70 dB.
3. Metode penanggulangan yang dapat dilakukan untuk meminimalisir
dampak dari kebisingan tersebut yaitu dengan mengurangi aktifitas
kendaraan di sekitar jalan tersebut, selain itu penanaman tanaman-
tanaman juga dapat meminimalisir hal tersebut.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan, sebaiknya alat yang digunakan pada
praktikum ini lebih dari satu agar waktu selama pengukuran praktikum bisa sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan.

49
DAFTAR PUSTAKA

Kusumaningrum,Sri Indah dkk.2007. Hubungan Antara Tingkat Kebisingan


dengan Gangguan Stres Masyarakat Di Pemukiman Sekitar Rel Kereta
Api Srago.Jurnal.D.I. Yogyakarta

Ramita,Ninda dkk.2011. Pengaruh Kebisingan dari Aktivitas Bandara


Internasional Juanda Surabaya.Jurnal.Jawa Timur

Huldani.2012. Kebisingan Memengaruhi Tekanan Darah Pekerja PT.PLN


(Persero) sektor Barito PLTD Trisakti,Banjarmasin.Jurnal.Kalimantan
Selatan

Koagouw,Ivana Anggelia dkk.2013.Pengaruh Kebisingan Mesin Las Disel Listrik


Terhadap Fungsi Pendengaran Pada Pekerja Bengkel Las di Kecamatan
Mapanget Kota Manado.Jurnal.Sulawesi Utara

Depkes, RI. 1999. KepMenkes RI Nomor 829/menkes/VII/1999 tentang kebisingan


di Perumahan dan Pemukiman. Jakarta

Soeripto, 2000. Teknologi Pengendalian Intensitas Kebisingan. Majalah Hyperkes


dan Keselamatan Kerja, XXXIII No 3

Wardhana, WA. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta

Soemonegara dan Miller.1975.Kesehatan dan Keselamatan


Kerja.Erlangga.Semarang

Davis Cornwell.1998.Ability in Work.American Press.United State

Roestam.2004.Pengaruh Kebisingan terhadap Mobilitas


Kerja.Sriwijaya.Sumatera Barat

Tambunan.2005.Kesehatan Telinga.Erlangga.Semarang

50
51
52
53

Anda mungkin juga menyukai