E PENDEKATAN,
METODOLOGI
DAN PROGRAM
KERJA
Pada bagian ini menguraikan tentang
pendekatan teknis dan metodologi yang
akan akan digunakan untuk mencapai tujuan
dan sasaran. Selain itu juga menguraikan tentang program
kerja terkait dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan yang disusun secara
sistematis dan terarah guna mencapai tujuan dan sasaran. Serta juga akan
menguraikan tentang organisasi serta personil yang akan terlibat dalam pelaksanaan
pekerjaan baik tenaga inti maupun tenaga pendukung.
1. UMUM
IPLT Sistem Kolam. Ruang lingkup dalam petunjuk teknis ini memuat ketentuan
pemeliharaan
f. telah diuji coba terhadap pengaliran air (profil hidrolis) dan kebocoran
g. ada penanggunjawab pengolah air limbah yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang
sesuai dengan yang telah direncanakan. Persyaratan teknis ini meliputi kualitas
dan kuantitas influent lumpur tinja (air limbah) yang akan masuk ke tiap unit
pengolahan di dalam IPLT, waktu retensi (waktu tinggal) lumpur tinja di dalam
Persyaratan teknis untuk kualitas lumpur tinja yang masuk ke dalam IPLT harus
memenuhi:
TS = 40.000 mg/L
sungai atau air pengencer lain dengan konsentrasi KOB (BOD5) maksimal
10 mg/L
tangki imhoff dengan kadar minyak dan lemak tinggi dan influent pada
lumpur tinja sebagai sumber nutrien untuk hidup dan berkembang biak. Oleh
karena sifatnya sebagai makhluk hidup, maka pengolahan limbah dengan mikroba
Zona sedimentasi:
40)%
pH antara 7-8
Permukaan zona sedimentasi harus bersih dari buih dan kotoran mengambang
Laju endapan lumpur 0,06 1/orang/hari dengan waktu retensi satu bulan
Setiap pembuangan lumpur matang, pipa inlet dan distribusi harus digelontor
atau dibersihkan
ph influen (8-9)
pH antara 7-8
Tenaga pengadukan:
Media pasir yang harus diganti secara berkala dan dipasang pada lapisan
Ketentuan teknis lainnya yang dilakukan pada IPLT adalah sebagai berikut:
Tenaga operator dibagi tiga shift dalam sehari dan setiap shift minimal
terdiri dari dua orang yaitu masing-masing operator proses/lab dan operator
mekanik/listrik
Persiapan Pompa
Periksa permukaan minyak pelumas mesin setiap kali akan menjalankan mesin
Pastikan tidak ada benda yang menghalangi aliran udara untuk mesin pendingin
Pastikan unit pompa berada pada kondisi yang stabil dan kokoh
Masukkan air kedalam unit ekualisasi melalui bagian inlet sampai air keluar
Ukur kedalaman air pada titik outlet, atur ketinggian sesuai ketentuan
rancangan
atau lumpur stabil dan unit digeser dan sistem pengolahan air Iimbah
konvensional)
Biarkan selama seminggu agar bakteri pembentuk asam dapat tumbuh dan
waktu tersebut tidak boleh ada aliran yang keluar (efluen). Untuk sementara
dilaksanakan dimana air limbah dapat dialirkan secara kontinyu dan effluent
dapat dibuka.
zona netral
Uji coba kolarn fakultatif dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a) Metode kultur
Isikan air tawar biasa kedalam kolam sesuai ketinggian yang ditetapkan
Jaga ketinggian permukaan air setiap hari dengan menambah air limbah baku
sejumlah air limbah baku perlu ditambahkan ke dalam kolam hingga kedalaman
Kolam siap dioperasikan secara kontinyu dengan mengalirkan air limbah baku
b) Metode alami:
Isikan air limbah baku ke dalam kolam hingga mencapai kedalaman operasi
penuh
Biarkan selama 15 hari lagi atau hingga jumlah algae yang terdapat di dalam
Reaktor aerasi diisi dengan air Iimbah, sehingga aerator dapat mentransfer
Isikan air tawar biasa kedalam kolam maturasi yang dipasang seri
fakultatif primer/sekunder yang telah diuji coba. Dalam hal ini lokasi outlet
kolam fakultatif agar dibuat sedemikian rupa sehingga banyak algae yang
Unit kolam maturasi kedua juga dapat menerima langsung buangan dan kolam
Truk penguras lumpur tinja ini umumnya terdiri dari tangki tertutup dengan
bahan baja dengan kapasitas antara (4-6) m3 yang dilengkapi atau dihubungan
dengan satu unit pompa penguras baik berupa pompa vakum ataupun pompa
sentrifugal. Secara umum model truk penguras tinja ini mirip dengan truk
pembawa air bersih, namun untuk membedakannya maka truk penguras Lumpur
tinja harus diberi warna yang berbeda, untuk truk tinja tangki maupun truk
Untuk mengoperasikan vacuum truk yang tepat dan benar adalah penting untuk
memperoleh hasil kerja secara efektif dan efisien. Operasi dan pemeliharaan
truk tinja mengacu pada Petunjuk Teknis Tata Cara Operasi Dan Pemeliharaan
Truk Tinja. Operator (pengemudi dan mekanik) harus benar-benar mengerti dan
Hal-hal yang harus dipersiapkan dalam pengoperasian truk tangki antara lain:
Pastikan hubungan antar tangki dan pompa vakum dalam kondisi normal.
vakum (0 bar), atau minus (-40 psi s/d 0 psi), maka buka valve
penyedot/suction valve.
dijalankan.
Pastikan hubungan antar pompa vakum dan tangki dalam keadaan normal.
Buka valve pembuangan, pastikan tekanan pada pressure gauge tidak lebih
pembuangan.
dijalankan
kondisi vakum, sedangkan pada proses pembuangan aliran akan terjadi secara
gravitasi
kendaraan serta ujung dari selang yang kotor, maka dapat mengunakan air pada
tangki air pembersih yang dapat diisi melalui lubang pengisian dengan air bersih.
Apabila proses pencucian sudah selesai, injak pedal kopling dan matikan
vakum.
Proses pengisian tangki air bersih dapat dilakukan dengan menggunakan sistem
hanya pada langkah ke-6, three way valve di putar ke arah water tank, kemudian
drain dibuka dan melalui selang penyemprotan dapat difungsikan sebagai selang
Sirkulasi oli pelumas pompa tidak bekerja. Oli habis tidak ada sama
sekali, juga kemungkinan oli sudah kotor dan perlu penggantian dengan
membuka plug.
Jumlah aliran oil pelumas terlalu banyak, atur penyetel valve pompa.
Ada kebocoran pada sistem pipa, flens atau klem selang, diatasi dengan
Terdapatnya jebakan air pada mesin vakum, diatasi dengan membuang air
membersihkannya.
4. Ujung selang pada saat menyedot dalam tangki septik mampat oleh kotoran.
5. Penggantian Suku Cadang, hal ini dilakukan jika terjadi kerusakan bagian-
bagian tertentu dari truk tinja dan tidak dapat diperbaiki lagi, maka perlu
dilakukan penggantian suku cadang. Pada saat kita membeli truk tinja untuk
truk tersebut dan di mana saja suku cadang tersebut dapat diperoleh. Ada
baiknya memiliki persediaan beberapa suku cadang truk tinja yang diketahui
Selain suku cadang tinja perlu pula diadakan persediaan suku cadang pompa
Bak pengumpul atau tangki ekualisasi berupa bak penampung sementara yang
Lokasi fasilitas akan bervariasi dan tergantung dari sistem yang digunakan,
tinja.
Amati aliran air yang mengalir ke dalam Sump Well, dimana apabila tidak
menyumbat
Hasil buangan kotoran dan pasir dari bak penampung awal tidak diperkenankan
penyaring
Letak bak pengumpul berada di hulu proses pengolahan sehingga unit ini
effluent dari bak pengumpul ke dalam kolam anaerobik agar jangan sampai
merusak lapisan kerak buih yang menutupi kolam. Buih tersebut berfungsi untuk
Operasi dan Pemeliharaan Pompa, Alat Ukur Debit dan Sump Well
Amati level/kedalaman limbah dalam Sump Well, dan jika sudah penuh maka
telah masuk
Pompa secara otomatis berhenti jika level air telah mencapai titik tertentu,
dan apabila pompa masih tetap menyala maka lakukan pengecekan pada switch
otomatisnya
Hidupkan pompa I dan II (back up) secara bergantian dari waktu ke waktu
Bila waktu tinggal air limbah di sump pit terlalu lama akan berakibat
Waktu kerja pompa efluen dari sump pit dilakukan secara bergiliran dan
bekerja bersama-sama pada saat beban puncak. Waktu detensi dapat diatur
Pada pompa sump pit secara periodk harus dilakukan perawatan karena air
pompa.
dan
Unit penyaringan merupakan proses pertama dalam pengolahan limbah tinja, yang
berfungsi untuk menahan padatan yang ada pada lumpur tinja. Penyaring terdiri
dari batangan-batangan paralel atau kawat, kawat jala, kisi-kisi atau piringan
persegi panjang. Beberapa tipe saringan yang sering digunakan pada pengolahan
limbah dapat dilihat pada Tabel. Saringan batang juga digunakan untuk
Permukaan Penyaring
Pembagian Tipe
Aplikasi
Penyaring
Klasifikasi Rentang (inci) Materi
Saringan Batang Kasar 0,6 - 1,5 Besi, stainless steel Pra pengolahan
Stainless steel, kawat besi
Lengkungan (tetap) Sedang 0,01 - 0,1 Pengolahan primer
berlubang piringan
Lengkungan 0,03 x 0,09 x Tembaga atau gilingan
Kasar Pra pengolahan
(berputar) 2 perunggu
Permukaan Penyaring
Pembagian Tipe
Aplikasi
Penyaring
Klasifikasi Rentang (inci) Materi
Pengolahan primer,
Stainless steel dan variasi pengolahan sekunder
Sentrifugal Halus 0,002 - 0,02
penyaring polyester dengan pengendapan
materi padat
Sumber: Balai Pelatihan Air Bersih Dan Penyehatan Lingkungan Permukiman, 2000
Pembersihan saringan dilakukan setiap kali selesai pemasukan limbah dari mobil
kerja
secara teratur
Melakukan pengaturan tekanan pada rantai kerja dan mengatur lengan kerja
mechanical screen
Isi Tangki Imhoff dengan air hingga penuh dan melimpah keluar melalui pipa
Masukkan lumpur tinja melalui ruang penerima lumpur tinja sebanyak dua atau
Buka kran pipa pembuang lumpur untuk mengalirkan lumpur ke bak pengering
Biarkan lumpur tersebar di bak pengering selama 10 hari dan buat catatan
lumpur tinja menjadi bagian padat dan bagian cair yang terjadi dalam ruang
mengalir keluar melalui penyekat (baffle) dari pipa outlet menuju kolam
Lumpur tinja dari truk dipompakan ke dalam TangkiImhoff melalui pipa ke ruang
Pembersihan lemak dan zat-zat padat yang mengapung pada permukaan air di
Pengikisan/pengerukan zat pada yang menempel pada dinding dan pada bagian
dasar yang landai dari ruang sedimentas dengan sikat atau sapu karet dan
Saluran inlet dan outlet Tangki Imhoff harus dibersihkan secara berkala dari
Sebuah IPLT pada umumnya akan terdiri dari beberapa kolam, yaitu:
Kolam/Bak Pengumpul
Kolam Maturasi
Bak pengumpul telah dijelaskan pada bagian segingga sehingga tidak akan
diuraikan lagi. Namun, perlu diingatkan agar pengaliran effluent dari bak
pengumpul ke dalam kolam anaerobik jangan sampai merusak lapisan kerak buih
Kolam anaerobik dapat diletakkan setelah bak pengumpul, atau juga dapat
berfungsi sebagai penerima apabila bak pengumpul tidak ditemukan. Hal yang
Buih (scum) dan alga dari kolam fakultatif dikurangi dan dibersihkan
Inlet dan outlet dari kolam untuk pengaliran air harus bebas dari akumulasi
lumpur
sehingga kolam ini relatif dangkal (< 1 m) dan mempunyai waktu tinggal
(retention time) selama 5-7 hari. Operasi dan pemeliharaannya adalah sebagai
berikut:
Inlet dan outlet harus dijaga kelancaran pengolahannya, dimana inlet harus
Alga yang terbentuk tidak boleh tinggal dan harus dibuang dari permukaan
Pencatatan debit, kualitas efluen, inlet dan outlet dilakukan agar proses
dapat dikontrol dari segi kualitas (efluen, beban aliran hidrolik dan organik)
Adapun estimasi keperluan tenaga kerja untuk kolam ini akan tergantung dari
jumlah populasi yang dilayani. Estimasi kebutuhan tenaga kerja dapat dilihat
(***) : tergantung ada tidaknya fasilitas kendaraan atau mesin pemotong rumput
perencanaan yang baik dan waktu istirahat yang memadai. Masalah yang mungkin
menghasilkan efluen yang dapat diendapkan dengan baik pada unit clarifier
2. Rembesan tinggi pada Kondisi ini sering terjadi pada dasar kolam, yang nantinya akan
kolam tertutup dengan sendirinya. Kolam memerlukan bahan proteksi air
misalnya plastik, semen, dsb. Alternatif lain adalah memakai
penutup/sealing secara menyeluruh dengan tanah liat
3. Tanaman yang tumbuh Semua jenis tanaman haras dijauhkan dari dasar kolam sebelum kolam
diisi
4. Lapisan alga tumbuh pada kolam Semprotkan air dengan tekanan tinggi secara teliti pada permukaan,
fakultatif dan maturasi atau tambahkan CuSO4 dengan konsentrasi 1 mg/liter
5 Ketinggian tanaman di kolam Pemotongan dilakukan secara periodik untuk menjaga agar tanaman
tersebut dikendali dan tidak tumbuh liar
6. Tumbuhan berkembang Kedalaman kolam ditambah atau ditingkatkan beban untuk menutup
sampai permukaan kolam cahaya dari dasar kolam. Rumput liar harus dihilangkan secara hati-
hati dari dasar kolam dengan alat (perahu) agar lapisan kedap air tidak
rusak
7. Lubang hewan dan Lubang yang ada harus ditutup, hindarkan keberadaan makanan hewan
serangga pada tanggul yang mungkin tumbuh di sekitar fasilitas pengolahan air limbah.
kolam Perangkap atau racun bila diperlukan
Gangguan hewan terbang Usahakan agar bagian pinggir kolam dalam keadaan bersih dari
8.
tumbuhan liar
Pengukuran Biomasa
Pengolahan lumpur
menjaga F/M ratio (rasio makanan dengan jumlah mikroba) atau waktu
karakteristik dan kuantitas dari lumpur yang akan diolah. Permasalahan yang
terolah
dari materi organik yang berasal dari lumpur tinja atau air limbah tetapi
1. Penyaring/screening Menyangkut semua tipe materi organik and anorganik yang banyak
tersaring pada jaring-jaring
2. Buih dan lemak Buih mengandung materi-materi terapung yang tersaring dipermukaan
pada proses pengendapan. Buih mengandung lemak dan minyak yang
berasal dari hewan dan tumbuhan
3. Lumpur pada pengolahan Biasanya tipis, berwarna abu-abu, dan sering berbau menusuk. Lumpur ini
primer mudah terurai
4. Lumpur aktif/activated Umumnya berwarna coklat dan berupa gumpalan-gumpalan. Jika berwarna
sludge hitam maka lumpur tersebut dalam kondisi septik (tidak mengandung
oksigen). Jika berwarna lebih terang maka lumpur tersebut telah
diaerasi. Lumpur aktif akan terurai dengan sendirinya atau ketika
bercampur dengan lumpur primer
5. Lumpur yang terurai Umumnya berwarna hitam kecoklatan dan berupa gumpalan. Baunya tidak
secara aerobik terlalu menusuk dan lumpur yang terurai dengan baik secara biologi akan
mudah dikeringkan pada bak pengering lumpur
6. Lumpur yang terurai Umumnya berwarna kehitaman dan banyak mengandung gas ketika terjadi
secara anaerob proses penguraian sehingga menimbulkan bau menusuk
7. Lumpur hasil Umumnya berwarna coklat kehitaman, namun juga bervariasi jika
pengomposan terdapat zat-zat lain dalam proses pengomposan seperti golongan-
golongan kayu tidak akan menimbulkan bau busuk
8. Lumpur tangki septik Umumnya berwarna hitam walaupun lumpur tersebut terurai dengan baik
melalui proses penyimpanan yang lama, berbau menusuk karena
mengandung gas H2S
Sumber: Balai Pelatihan Air Bersih Dan Penyehatan Lingkungan Permukiman, 2000
Volume Lumpur
Volume lumpur bergantung pada kandungan airnya. Sebagai contoh lumpur yang
terdiri dari 90% air dan 10% materi padatan akan disebut lumpur 10%. Kuantitas
IPLT.
Secara umum, pengolahan lumpur terbagi atas 2 jenis yaitu pengolahan secara
biologi dan bukan biologi dengan tahapan mulai dari stabilisasi, pengkondisian dan
akhirnya pengeringan.
Mengurangi bau
lumpur
lain:
Biaya yang diperlukan untuk mengangkut lumpur kering akan lebih murah
antara lain biaya operasi yang murah, tidak dibutuhkan operator yang banyak,
yang kecil, serta tidak terlalu sensitif terhadap variasi perubahan lumpur.
Lumpur dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu dari unit pengolahan awal
(preliminary treatment) dan dari unit pengolahan sekunder (kolam fakultatif dan
kolam maturasi). Lama waktu yang diperlukan untuk mengeringkan lumpur adalah
Ketebalan lumpur di dalam setiap sel bak pengering harus selalu dijaga
setebal 0,1-0,3 m
Pengisian bak pengering lumpur dilakukan secara bertahap (satu per satu atau
Pengambilan lumpur kering dari setiap sel kolam pengering dilakukan setelah
Apabila setelah hujan lebat, di atas permukaan pasir yang masih kosong
Pada saat pengerukan, perhatikan apakah ada lapisan pasir yang terangkat.
Apabila ada maka perlu penambahan pasir agar ketebalan media di dalam bak
Hasil buangan endapan lumpur dari Tangki Imhoff akan mengalami pengeringan
Klorin juga digunakan pada pembersih nitrogen, melalui sebuah proses yang
limbah
Untuk desinfeksi dengan klorin, waktu kontak antara klorin dengan aliran air
domestik.
Program Pemeliharaan
yang telah ditanam dalam pembangunan sistem pengolahan air limbah domestik,
agar dapat dioperasikan dengan efisien dan kinerja yang optimum. Jenis-jenis
Pendataan dan Pelaporan (Records and Report): Pendataan dan pelaporan ada
dua kelompok, yaitu data intern dan ekstern. Data internal yaitu data sistem
Permasalah hidrolis
selalu dapat berang hanyut, melainkan sebagian kandas, tertinggal dan lengket
pada dasar saluran. Hal ini dapat mengakibatkan kekerasan pipa menjadi besar
dan mengecilnya ruang dalam pipa, di samping itu emisi gas H2S tidak dapat
Mejaga agar kotoran pada dari luar tidak masuk ke dalam pipa dengan
membuat saringan pada setiap inlet pemasukan, misal inlet pengenceran air
clean out sering dilakukan, serta sistem penggelontor yang ada diefektifkan
Elevasi setiap bak kontrol dibuat lebih tinggi dari elevasi permukaan tanah
disektiarnya, agar tidak terbenan oleh limpasan air hujan yang mungkin dapat
Sistem drainase jalan yang dilalui jalur perpipaan diperbaiki, agar air
penyumbatan
Sistem drainasei yang buruk menyebabkan infiltrasi air hujan yang membawa
hanyutan suspensi diskrit padat dan sampah. Hal ini berpotensi untuk membuat
karena adanya gas CO2 yang bisa meracuni operator. Agar dihindari pengujian
dengan nyala lampu lilin atau lantera, karena bisa menimbulkan ledakan bila
Inspeksi rutin sistem penyaluran air limbah baik kinerja maupun peralatan
dan perlengkapan
Akar serabut yang halus dapat masuk ke dalam celah-celah sambungan pipa
Alternatif Penanganan:
Dilarang menanam pohon terlalu dekat dengan jalur perpipaan, terutama jenis
Beberapa masalah teknis yang sering terjadi dalam pemeliharaan suatu sistem
Masalah Hidrolis
sehingga air untuk menggelontor saluran tidak mencukupi dan ini akan dapat
saluran
Masalah Endapan
Tutup manhole air limbah harus jauh dari bahaya limpasan air hujan, yakni
penyaluran air limbah yang ada untuk dapat mengatasi masalah yang timbul
sedini mungkin
Alat angkat dengan gulungan tangan harus digunakan dalam satu set yang
terdiri dari 2 unit. Alat gulung mempunyai tali kawat yang akan dimasukkan ke
dimasukkan, pasang ember pada ujung kawat. Dengan alat angkat ini, tanah
Mesin pengangkat dengan ember penjepit (bucket machine), yaitu mesin yang
dilengkapi dengan alat angkat dengan gulungan mesin dilengkapi dengan suatu
rangka dengan alat penarik dipasang pada kendaraan atau traktor trailer
Mesin pemberih khusus, yang terdiri dari 2 tipe yaitu tipe manual dan tipe
tenaga penggerak. Pembersih dipasang pada tongkat (rod) yang dapat diputar
dengan handle dan bergerak maju mundur untuk membuang tanah, pasir dan
sampah
air dalam tangki air sehinigga terbentuk pancaran air (water jet) sebesar 70-
100 kg/cm2 yang keluar dari nozzle khusus yang dipasang pada kepala/ujung
pipa dan mendorong pasir dan tanah yang berada dalam pipa saluran keluar
melalui manhole
Mesin pembersih berkecepatan tinggi ukuran kecil, yaitu sebuah mesin yang
dilengkapi dengan pompa dan tangki air. Pipa mensuplai air dari tangki dan
nozzle khusus yang dipasang pada kepala pipa, semprotan air dapat
dalam 2 tipe yaitu tipe mobil penghisap dengan tenaga reguler dan
Konstruksi tutup manhole harus diberi lubang penghawaan (vent) dan dikunci
Harus dihindarkan jalur saluran air limbah domestik, khususnya yang memiliki
banyak manhole, berada pada jalur jalan lalu lintas kelas berat
penyuluhan
c. Seluruh operator dan pengawas yang bertugas pada bangunan pengolahan air
d. Program pemeliharaan harus sesuai dengan instruksi yang ada pada manual
serta harus diletakkan pada tempat yang mudah untuk ditemukan secara
cepat
9. PEMANTAUAN (MONITORING)
Pemantauan perlu dilakukan tidak hanya untuk melihat efisiensi pengolahan yang
ada juga untuk melihat bagaimana kualitas effluent limbah (baik lumpur maupun
baku mutu yang ada. Jika konsentrasi (beberapa paramater seperti KOB, TSS
dan mikrobiologi masih tinggi, maka kondisi ini menunjukkan bahwa IPLT
bermasalah dan tidak berjalan dengan baik. Parameter yang rutin dipantau dapat
Tabel Lembar Pemantauan Pengujian Kuantitas Dan Kualitas Air Limbah Pada
IPLT
SUB SISTEM DAN PARAMETER SATUAN SPESIFIKASI FREKUENSI KETERANGAN
YANGDIUJI
Air Limbah Baku
- Debit rata-rata M3/hari Sesuai desain 1 Hari -1 kali
-PH 6-8 1 Hari -1 kali
-SS mg/L <3000 1 Hari -1 kali
- SS endapan 30 menit mg/L - 30 Hari-1 kali
- VSS endapan 30 menit mg/L - 30 Hari-1 kali
- Kadar air endapan 30 menit % - 30 Hari-1 kali
-BOD mg/L <8000 7 Hari -1 kali
- COD/BOD <2 7 Hari -1 kali
- Paremeter air limbah industri Bila COD/BOD > 3 7 Hari -1 kali
Bar screen
- Kotoran screening M3/hari ■ 15 Hari-1 kali
- Kecepatan aliran M/detik 0.30-0.60 1 Hari -1 kali
Grit chamber
- Kotoran grit mg/L - 30 Hari-1 kali
- Kecepatan aliran mg/L 0.3 (konstan) 1 Hari -1 kali
Tabel Lembar Pemantauan Pengujian Kuantitas Dan Kualitas Air Limbah Pada
IPLT (Lanjutan)
SUB SISTEM DAN PARAMETER SATUAN SPESIFIKASI FREKUENSI KETERANGAN
YANG DIUJI
Kolam anaerobik
- DO Mg/L 0 1 Hari -1 kali
- Beban BOD volumetrik grBOD5(M3/hari) 100-400 1 Hari -1 kali
- PH lumpurteratar 6-8 1 Hari -1 kali
- Efisiensi pemisahan: SS % 30-40 7 Hari - 1 kali Per-unit
E.2 METODOLOGI
Metodologi adalah prosedur atau cara yang ditempuh dalam mencapai suatu
evaluasi aspek teknis dan non teknis, yang dijabarkan sebagai berikut:
A. ASPEK TEKNIS
1. Tingkat Pelayanan
2. Tingkat Kapasitas
4. Unit Pengolah
5. Imhoff Tank
6. Kolam Fakultatif
7. Kolam Maturasi
12. Sarana dan Prasarana meliputi kantor, jalan masuk dan truk tinja
1. Tenaga kerja
3. Sistem operasional
Hal tersebut di atas dijabarkan dalam pengerjaan evaluasi dan optimalisasi IPLT
Klungkung ini terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan yang digambarkan
pada diagram
alir berikut
ini:
lapangan di IPLT
di lapangan
suatu system dan susunan organisasi konsultan secara rinci. Hal ini dilakukan
Untuk memberikan hasil yang optimal dari suatu kegiatan, maka disusun team
work dalam suatu organisasi pelaksanaan pekerjaan. Dalam organisasi ini akan
terakomodir.
1. Team Leader, akan berkoordinasi dengan direksi pekerjaan dan PPK untuk
pekerjaan.
mengatur pelaksanaan pekerjaan agar diperoleh hasil yang optimal yaitu selesai
tepat waktu, hasil pekerjaan yang bermutu, efisien, tepat sasaran serta sesuai
untuk mengatur hubungan internal tenaga ahli konsultan, tetapi juga untuk
penugasan personil sesuai arahan Kerangka Acuan Kerja yang dapat dilihat