Anda di halaman 1dari 39

USULAN TEKNIS

PT. KENCANA ADHI KARMA

E PENDEKATAN,
METODOLOGI
DAN PROGRAM
KERJA
Pada bagian ini menguraikan tentang
pendekatan teknis dan metodologi yang
akan akan digunakan untuk mencapai tujuan
dan sasaran. Selain itu juga menguraikan tentang program
kerja terkait dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan yang disusun secara
sistematis dan terarah guna mencapai tujuan dan sasaran. Serta juga akan
menguraikan tentang organisasi serta personil yang akan terlibat dalam pelaksanaan
pekerjaan baik tenaga inti maupun tenaga pendukung.

E.1 PENDEKATAN TEKNIS


A. OPERASI DAN PEMELIHARAAN UNIT IPLT

1. UMUM

Pengoperasian instalasi pengolahan air lumpur tinja (IPLT) mengacu pada

Petunjuk Teknis No. CT/AL/Op-TC/003/98 tentang Tata Cara Pengoperasian

IPLT Sistem Kolam. Ruang lingkup dalam petunjuk teknis ini memuat ketentuan

teknis dan cara persiapan pengoperasian, pelaksanaan pengoperasian,

pelaksanaan pemeliharaan dan pelaksanaan pengendalian IPLT.

Ketentuan umum yang harus dipenuhi untuk pengoperasian dan pemeliharaan

IPLT adalah sebagai berikut:

a. di instalasi dilengkapi dengan gambar bangunan

b. setiap peralatan harus dilengkapi katalog dan daftar operasi dan

pemeliharaan

c. air limbah yang diolah adalah lumpur tinja

d. tersedia influen air limbah

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E-1


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

e. tersedia fasilitas penyediaan air bersih yang memadai

f. telah diuji coba terhadap pengaliran air (profil hidrolis) dan kebocoran

g. ada penanggunjawab pengolah air limbah yang ditetapkan oleh pejabat yang

berwenang

h. tersedia biaya pengolahan yang dialokasikan pada institusi pengelola

i. kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan IPLT harus dilaksanakan sesuai

dengan ketentuan perundangan pengolahan air limbah dan ketentuan

kesehatan dan keselamatan kerja

j. masyarakat sudah diberi informasi

2. PERSYARATAN TEKNIS UNTUK UNIT-UNIT DALAM IPLT

Persyaratan teknis dalam operasional IPLT memuat ketentuan tentang kriteria

dan persyaratan yang harus diikuti untuk mendapatkan efisiensi pengolahan

sesuai dengan yang telah direncanakan. Persyaratan teknis ini meliputi kualitas

dan kuantitas influent lumpur tinja (air limbah) yang akan masuk ke tiap unit

pengolahan di dalam IPLT, waktu retensi (waktu tinggal) lumpur tinja di dalam

tiap unit, serta kriteria disain lainnya.

Persyaratan teknis untuk kualitas lumpur tinja yang masuk ke dalam IPLT harus

memenuhi:

 Laju/kapasitas lumpur tinja (cairan dan endapan) sebesar 0,5 L/org/hari

 KOB (BOD5) = 5.000 mg/L

 TS = 40.000 mg/L

 TVS = 2.500 mg/L

 TSS = 15.000 mg/L

Bila parameter-parameter influent lumpur tinja yang masuk ke IPLT melebihi

konsentrasi tersebut, maka diperlukan pengenceran dengan persyaratan:

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E-2


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

 Bahan yang digunakan sebagai pengencer tinja dapat menggunakan air

sungai atau air pengencer lain dengan konsentrasi KOB (BOD5) maksimal

10 mg/L

 Unit pengolahan yang memerlukan pengenceran adalah influent pada

tangki imhoff dengan kadar minyak dan lemak tinggi dan influent pada

kolam stabilisasi fakultatif dengan KOB yang melebihi 400 mg/L

Pengolahan lumpur tinja yang digunakan pada IPLT menggunakan pengolahan

secara biologis dengan memanfaatkan mikroba untuk menguraikan material

organik yang berada didalamnya. Mikroba sebagai makhluk hidup menggunakan

lumpur tinja sebagai sumber nutrien untuk hidup dan berkembang biak. Oleh

karena sifatnya sebagai makhluk hidup, maka pengolahan limbah dengan mikroba

memerlukan kehati-hatian terkait dengan kualitas influent yang masuk karena

akan mempengaruhi kinerja mikroba.

Persyaratan teknis untuk pengoperasian tangki imhoff

 Zona sedimentasi:

Kecepatan aliran horizontal I cm/det

Beban permukaan < 30 m3/m2hari

Waktu detensi > 1,5 jam

Efisiensi pemisahan TSS = (40-60)% dan konsentrasi KOB berkisar (30-

40)%

 pH antara 7-8

 Ketinggian zona netral 0,5 m

 Slot tidak boleh tersumbat

 Permukaan zona sedimentasi harus bersih dari buih dan kotoran mengambang

 Lumpur matang mempunyai karakteristik:

Kadar air (88-92)%

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E-3


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

Asam volatil < 2.000 mg/1

Lumpur berwarna hitam, berbau ter, kental dan mudah meresap

 Laju endapan lumpur 0,06 1/orang/hari dengan waktu retensi satu bulan

 Setiap pembuangan lumpur matang, pipa inlet dan distribusi harus digelontor

atau dibersihkan

Persyaratan teknis untuk pengoperasian kolam stabilisasi anaerobik

 Permukaan kolam harus tertutup buih

 Beban KOB volumetrik berkisar antara (60-100) g KOB/m3. hari

 Efisiensi pemisahan KOB > 50%

 ph influen (8-9)

 Lumpur harus dikuras secara berkala dengan pompa

Persyaratan teknis untuk pengoperasian kolam stabilisasi fakultatif

 Permukaan air harus berwarna hijau yang menandakan adanya algae

 Beban KOB volumetrik (60-100) g KOB/m3 .hari

 KOB influen < 400 mg/1

 Efisiensi pemisahan KOB > 70%

 pH antara 7-8

Persyaratan teknis untuk pengoperasian kolam stabilisasi maturasi

 Beban BOD volumetrik (40-60) g KOB/m3.hari

 Efisiensi pemisahan KOB 70%

 Efisiensi pemisahan E. Coli sebesar 95% (berdasarkan penurunan konsentrasi

E. Coli dari kolam-kolam sebelumnya

Persyaratan teknis untuk pengoperasian kolam stabilisasi aerasi

 Beban KOB volumetrik (400-600) g KOB/m3 .hari

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E-4


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

 Efisiensi pemisahan KOB 70%

 Tenaga pengadukan:

6 Watt/m3 untuk kolam aerasi aerobik

(2-3) Watt/m untuk kolam aerasi fakultatif

Persyaratan teknis untuk pengoperasian bak pengering lumpur

 Kadar air lumpur kering optimal (70-80)%

 Tebal lumpur kering di atas pasir (20-30) cm

 Tebal lumpur basah di atas pasir (30-45) cm

 Media pasir yang harus diganti secara berkala dan dipasang pada lapisan

teratas mempunyai kriteria seperti berikut:

Ukuran efektif = (0,30 — 0,50) mm o Koefisien keseragaman 5

Tebal pasir (15-22,5) cm

Kandungan kotoran ≤ 1 % terhadap volume pasir

 Waktu pengeringan lumpur (7-10) hari

3. PERSYARATAN TEKNIS UNTUK KEGIATAN PENDUKUNG

Ketentuan teknis lainnya yang dilakukan pada IPLT adalah sebagai berikut:

 Tenaga operator dibagi tiga shift dalam sehari dan setiap shift minimal

terdiri dari dua orang yaitu masing-masing operator proses/lab dan operator

mekanik/listrik

 Tenaga operator mekanik/listrik dengan kualifikasi minimal STM/SMU

 Tenaga operator proses/Lab dengan kualifikasi minimal analisis/SMU

 Setiap tenaga operator harus sudah mengikuti pelatihan sesuai bidangnya.

Peralatan yang dibutuhkan untuk mengoperasikan IPLT diantaranya adalah

sebagai berikut yaitu peralatan pengoperasian, pemeliharaan, pemantauan dan

peralatan keselamatan dan kesehatan. Peralatan yang dibutuhkan untuk lebih

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E-5


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

detilnya dapat dilihat pada Petunjuk Teknis No. CT/AL/Op-TC/003/98 tentang

Tata Cara Pengoperasian IPLT Sistem Kolam.

4. PERSIAPAN PENGOPERASIAN UNIT-UNIT IPLT

Persiapan Pembangkit Tenaga Listrik Generator

 Periksa tegangan listrik yang tersedia dan PLN

 Periksa semua saklar ada pada posisi “off”

 Pindahkan saklar utama pada posisi “on”

Persiapan Pompa

 Pastikan semua skrup dan baut dalam keadaan kencang/ketat

 Periksa jumlah bahan bakar yang tersedia

 Periksa permukaan minyak pelumas mesin setiap kali akan menjalankan mesin

atau minimal seminggu sekali tambahkan bila ketinggiannya berkurang.

 Periksa air radiator harus penuh, tambahkan bila kurang

 Pastikan tidak ada benda yang menghalangi aliran udara untuk mesin pendingin

 Pastikan baterai dalam kondisi baik

 Periksa tegangan V-belt.

Pengujian Kolam Ekualisasi

 Pastikan unit pompa berada pada kondisi yang stabil dan kokoh

 Pastikan kabel tenaga tersambung pada sumber daya dengan baik

 Pastikan setiap komponen pompa dalam kondisi kering

Pengujian Tangki Imhoff dan/atau Kolam Stabilisasi Anaerobik

 Masukkan air kedalam unit ekualisasi melalui bagian inlet sampai air keluar

pada bagian peluap.

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E-6


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

 Ukur kedalaman air pada titik outlet, atur ketinggian sesuai ketentuan

rancangan

Pengujian Kolam Stabilisasi Fakultatif

 Masukkan lumpur tinja hingga penuh. Selama pengisian perlu diperhatikan

agar tidak terjadi pergolakan aliran.

 Jaga derajat keasaman lumpur sesuai ketentuan teknis

 Tambahkan bibit mikrooganisme (dapat berupa buangan resapan tangki septik

atau lumpur stabil dan unit digeser dan sistem pengolahan air Iimbah

konvensional)

 Biarkan selama seminggu agar bakteri pembentuk asam dapat tumbuh dan

berkembang, atau sebulan bila tidak dilakukan penambahan bibit. Selama

waktu tersebut tidak boleh ada aliran yang keluar (efluen). Untuk sementara

aliran air limbah masuk dapat di bypass ke saluran terdekat yang

direncanakan. Setelah waktu tersebut pengoperasian rutin dapat

dilaksanakan dimana air limbah dapat dialirkan secara kontinyu dan effluent

dapat dibuka.

 Amati perkembangan edapan lumpur yang terjadi dengan mencatat kenaikan

endapan lumpur untuk setiap penambahan lumpur tinja (m/m3)

 Ambil sampel endapan lumpur terbawah setelah ketebalan lumpur mencapai

zona netral

 Lakukan analisis kandungan KOB (Kebutuhan Oksigen Biologis) dan Suspended

Solid (SS) dalam sampel endapan lumpur

Pengujian Kolam Stabilisasi Fakultatif

Uji coba kolarn fakultatif dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

a) Metode kultur

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E-7


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

 Isikan air tawar biasa kedalam kolam sesuai ketinggian yang ditetapkan

 Tambahkan kultur algae sebagai bibit

 Jaga ketinggian permukaan air setiap hari dengan menambah air limbah baku

secukupnya ke dalam kolam

 Setelah pertumbuhan algae cukup banyak ( beberapa jam kemudian ),

sejumlah air limbah baku perlu ditambahkan ke dalam kolam hingga kedalaman

operasi yang direncanakan

 Biarkan selama 2-3 hari tanpa adanya pengaliran effluent

 Kolam siap dioperasikan secara kontinyu dengan mengalirkan air limbah baku

secara terus menerus dan membuka aliran pada pipa outlet

b) Metode alami:

 Isikan air limbah baku ke dalam kolam hingga mencapai kedalaman operasi

penuh

 Biarkan selama 15 hari agar terjadi pembibitan secara alamiah

 Biarkan selama 15 hari lagi atau hingga jumlah algae yang terdapat di dalam

kolam sesuai dengan ketentuan.

 Kolam siap dioperasikan secara kontinyu

Pengujian Kolam Aerasi

 Isi reaktor aerasi dengan air secara perlahan

 Hidupkan aerator bila air di reaktor aerasi sudah penuh

 Tes semua pipa pembuang, katup, pintu air dan pompa

 Reaktor aerasi diisi dengan air Iimbah, sehingga aerator dapat mentransfer

udara ke air Iimbah

Pengujian Kolam Maturasi

 Isikan air tawar biasa kedalam kolam maturasi yang dipasang seri

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E-8


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

 Unit kolam maturasi pertama dapat menerima langsung effluent kolam

fakultatif primer/sekunder yang telah diuji coba. Dalam hal ini lokasi outlet

kolam fakultatif agar dibuat sedemikian rupa sehingga banyak algae yang

lolos ke kolam maturasi

 Unit kolam maturasi kedua juga dapat menerima langsung buangan dan kolam

maturasi pertama. Demikian seterusnya hingga pengaliran sampai pada unit

kolam maturasi yang terakhir

 Kolam maturasi siap dioperasikan secara kontinyu dengan beban pengolahan

sesuai perancangan yang disusun

5. OPERASI DAN PEMELIHARAAN UNIT-UNIT IPLT

Operasi dan Pemeliharaan Truk Tinja

Truk penguras lumpur tinja ini umumnya terdiri dari tangki tertutup dengan

bahan baja dengan kapasitas antara (4-6) m3 yang dilengkapi atau dihubungan

dengan satu unit pompa penguras baik berupa pompa vakum ataupun pompa

sentrifugal. Secara umum model truk penguras tinja ini mirip dengan truk

pembawa air bersih, namun untuk membedakannya maka truk penguras Lumpur

tinja harus diberi warna yang berbeda, untuk truk tinja tangki maupun truk

umumnya dicat dengan warna kuning.

Pengoperasian Truk Tinja

Untuk mengoperasikan vacuum truk yang tepat dan benar adalah penting untuk

memperoleh hasil kerja secara efektif dan efisien. Operasi dan pemeliharaan

truk tinja mengacu pada Petunjuk Teknis Tata Cara Operasi Dan Pemeliharaan

Truk Tinja. Operator (pengemudi dan mekanik) harus benar-benar mengerti dan

memahami petunjuk yang diberikan sebelum memulai operasi.

Hal-hal yang harus dipersiapkan dalam pengoperasian truk tangki antara lain:

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E-9


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

 Hentikan kendaraan pada tempat yang rata dan keras.

 Hidupkan mesin kendaraan pada putaran yang rendah/idle.

 Hidupkan pompa vakum.

Pada saat penyedotan langkah prinsip yang dilakukan terdiri dari:

 Lakukan langkah 1,2 dan 3 dalam Persiapan Untuk Operasi.

 Siapkan lubang manhole tangki septik yang akan disedot.

 Masukan selang penyedot/penghisap ke dalam tangki septik.

 Tutuplah katup (valve) penyedot dan pembuangan/discharge. Buatlah pompa

dalam keadaan vakum dengan bantuan pompa.

 Pastikan hubungan antar tangki dan pompa vakum dalam kondisi normal.

 Tunggu sesaat, apabila manometer (pressure gauge) menunjukkan angka

vakum (0 bar), atau minus (-40 psi s/d 0 psi), maka buka valve

penyedot/suction valve.

 Perhatikan tanda masuk lumpur ke tangki melalui sight glass, apabila

ketinggian sudah mencapai maksimum, tutup kembali valve penyedot,

kemudian matikan pompa vakum.

 Periksa kelengkapan kendaraan untuk persiapan dalam perjalanan dan gulung

selang penyedot pada posisinya semula, untuk kemudian kendaraan dapat

dijalankan.

Pada saat pembuangan, sistem sirkulasi pada peralatan vakum dapat

dikemukakan sebagai berikut:

 Lakukan langkah persiapan untuk operasi seperti diterangkan di atas

 Siapkan selang pembuangan ke dalam unit pengumpul.

 Normalkan tekanan dalam tangki sesuai dengan tekanan sekitar 1 bar.

 Pastikan hubungan antar pompa vakum dan tangki dalam keadaan normal.

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E - 10


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

 Buka valve pembuangan, pastikan tekanan pada pressure gauge tidak lebih

dari 20 psi di atas nol pada saat pembuangan.

 Apabila langkah pembuangan sudah selesai, maka tutup kembali valve

pembuangan.

 Matikan pompa vacuum.

 Periksa kelengkapan kendaraan untuk persiapan dalam perjalanan dan gulung

selang pembuangan pada posisi semula, untuk kemudian kendaraan dapat

dijalankan

 Dalam proses penyedotan maka diperlukan waktu cukup untuk dapat ke

kondisi vakum, sedangkan pada proses pembuangan aliran akan terjadi secara

gravitasi

Gambar Proses Penyedotan Lumpur Tinja Dari Tangki Septik

(Sumber: Indah Water, 2011)

Pemeliharaan truk tinja

Setelah pengoperasian bila diperlukan untuk peralatan dan bagian-bagian

kendaraan serta ujung dari selang yang kotor, maka dapat mengunakan air pada

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E - 11


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

tangki air pembersih yang dapat diisi melalui lubang pengisian dengan air bersih.

Langkah-langkah pencucian truk tangki adalah sebagai berikut:

 Lakukan langkah 1, 2 dan 3 dalam Persiapan Untuk Operasi.

 Putar valve mesin vakum pada posisi pressure.

 Putar valve yang menghubungkan sistem sirkulasi pressure ke tangki

air/water tank, ke arah on.

 Buka drain dan bersihkan dengan semprotan air.

 Apabila proses pencucian sudah selesai, injak pedal kopling dan matikan

vakum.

Proses pengisian tangki air bersih dapat dilakukan dengan menggunakan sistem

vakum seperti cara pengoperasian dalam langkah penyedotan seperti di atas,

hanya pada langkah ke-6, three way valve di putar ke arah water tank, kemudian

drain dibuka dan melalui selang penyemprotan dapat difungsikan sebagai selang

penyemprot air bersih. Dalam mengunakan air untuk mengisi maupun

pembersihan, tidak dianjurkan mengunakan sistem pompa vakum karena

kapasitas pompa yang besar tekanannya.

Beberapa petunjuk teknis mengatasi kemungkinan adanya gangguan saat operasi

dan cara penggulangannya.

1. Pompa Vakum Tidak Berputar

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kondisi ini antara lain:

 Buka drain dan bersihkan dengan semprotan air.

 Posisi switch belum on sehingga pompa vakum belum bekerja.

 Kabel mesin vakum putus dan tidak bekerja.

 Sirkulasi oli pelumas pompa tidak bekerja. Oli habis tidak ada sama

sekali, juga kemungkinan oli sudah kotor dan perlu penggantian dengan

membuka plug.

 Pompa vakum terlalu panas, karena terlalu lama beroperasi.

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E - 12


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

2. Sirkulasi sistem penyedot dan pembuangan tidak bekerja

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kondisi ini antara lain:

 Pompa vakum terlalu panas, karena terlalu lama beroperasi.

 Pompa vakum tidak berputar (penyebabnya seperti item 1 di atas).

 Jumlah aliran oil pelumas terlalu banyak, atur penyetel valve pompa.

 Ada kebocoran pada sistem pipa, flens atau klem selang, diatasi dengan

mengencangkan pada baut-bautnya.

 Terdapatnya jebakan air pada mesin vakum, diatasi dengan membuang air

rembesan tersebut melalui plug.

3. Suction filter kotor, diatasi dengan membuka flens penutup untuk

membersihkannya.

4. Ujung selang pada saat menyedot dalam tangki septik mampat oleh kotoran.

5. Penggantian Suku Cadang, hal ini dilakukan jika terjadi kerusakan bagian-

bagian tertentu dari truk tinja dan tidak dapat diperbaiki lagi, maka perlu

dilakukan penggantian suku cadang. Pada saat kita membeli truk tinja untuk

investasi, maka perlu dipertimbangkan kemudahan memperoleh suku cadang

truk tersebut dan di mana saja suku cadang tersebut dapat diperoleh. Ada

baiknya memiliki persediaan beberapa suku cadang truk tinja yang diketahui

mudah rusak untuk mengantisipasi berhentinya pengoperasian truk tinja.

Selain suku cadang tinja perlu pula diadakan persediaan suku cadang pompa

yang digunakan untuk menghisap lumpur tinja.

Operasi dan Pemeliharaan Bak Pengumpul

Operasional pemasukan lumpur tinja dari truk ke dalam bak pengumpul

Bak pengumpul atau tangki ekualisasi berupa bak penampung sementara yang

langsung menerima influen lumpur tinja, berbentuk persegi panjang dengan

kedalaman 2-3 meter. Bak pengumpul berfungsi untuk:

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E - 13


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

 Menyederhanakan debit dan konsentrasi akibat adanya variasi dan fluktuasi

kedatangan mobil tinja

 Meningkatkan kemampuan dan menghemat biaya pengolahan unit berikutnya

 Mengurangi ukuran dan biaya investasi pembangunan fasilitas pengolahan

Lokasi fasilitas akan bervariasi dan tergantung dari sistem yang digunakan,

berupa tipe pengolahan, karakteristik sistem pengumpulan dan jenis lumpur

tinja.

Operasional pemasukan (unloading) lumpur tinja dari truk ke dalam bak

pengumpul dilakukan dengan cara sebagai berikut:

 Masukkan limbah cair ke dalam bak penyaring

 Amati aliran air yang mengalir ke dalam Sump Well, dimana apabila tidak

lancar maka harus segera bersihkan screen/penyaring dari kotoran yang

menyumbat

 Hasil buangan kotoran dan pasir dari bak penampung awal tidak diperkenankan

dibuang ke dalam Sump Well dan ditempatkan ke dalam bak khusus

 Air dapat ditambah untuk memperlancar aliran dan membersihkan permukaan

penyaring

Pemeliharaan bak pengumpul (Platform)

Letak bak pengumpul berada di hulu proses pengolahan sehingga unit ini

memerlukan pemeliharaan yang seksama mengingat berpotensi terjadinya

akumulasi lumpur didalamnya. Hal yang harus diperhatikan adalah pengaliran

effluent dari bak pengumpul ke dalam kolam anaerobik agar jangan sampai

merusak lapisan kerak buih yang menutupi kolam. Buih tersebut berfungsi untuk

mencegah keluarnya bau ke sekitar lingkungan kolam.

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E - 14


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

Operasi dan Pemeliharaan Pompa, Alat Ukur Debit dan Sump Well

Pemompaan limbah dari sump well

Prosedurnya adalah sebagai berikut:

 Amati level/kedalaman limbah dalam Sump Well, dan jika sudah penuh maka

nyalakan pompa submersible dan perhatikan apakah aliran ke Imhoff Tank

telah masuk

 Pompa secara otomatis berhenti jika level air telah mencapai titik tertentu,

dan apabila pompa masih tetap menyala maka lakukan pengecekan pada switch

otomatisnya

 Hidupkan pompa I dan II (back up) secara bergantian dari waktu ke waktu

Pemeliharaan pompa & sump pit

 Harus diperhatikan jangan sampai ada gangguan/halangan terhadap sistem

dan peralatannya akibat masuknya benda-benda besar/tak terolah oleh

Bangunan Pengolahan. Benda-benda padat tersebut umumnya masuk dalam

unit sump pit melalui tutup manhole yang rusak/bocor

 Bila waktu tinggal air limbah di sump pit terlalu lama akan berakibat

timbulnya bau yang berlebihan

 Waktu kerja pompa efluen dari sump pit dilakukan secara bergiliran dan

bekerja bersama-sama pada saat beban puncak. Waktu detensi dapat diatur

melalui level pada sensor

 Pada pompa sump pit secara periodk harus dilakukan perawatan karena air

limbah yang dipompa dapat mengandung senyawa-senyawa asam yang dapat

mempersingkat umur pompa yang pada akhirnya akan mengurangi efisiensi

pompa.

Pemeliharaan alat ukur debit aliran

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E - 15


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

 Upayakan dilakukan pembersihan dari akumulasi kotoran, busa (slum),

ganggang/alga yang mungkin terbentuk karena adanya proses fotosintesa sel,

maksudnya agar kebocoran dan tumbuhan tersebut tidak mengganggu

kecepatan aliran dan sistem pembaca alat ukur

 Upayakan menghindari adanya kerusakan akibat faktor lingkungan, karena

alat ukur umumnya dibangun secara terbuka

 Untuk pemeriksaan rutin setiap hari kalibrasi (menentukan ukuran sesuatu)

dan

pemeriksanaan kebenaran pengukuran alat ini

Operasi dan Pemeliharaan Unit Penyaring

Unit penyaringan merupakan proses pertama dalam pengolahan limbah tinja, yang

berfungsi untuk menahan padatan yang ada pada lumpur tinja. Penyaring terdiri

dari batangan-batangan paralel atau kawat, kawat jala, kisi-kisi atau piringan

yang berlubang-lubang. Penyaring ini pada umumnya berbentuk lingkaran atau

persegi panjang. Beberapa tipe saringan yang sering digunakan pada pengolahan

limbah dapat dilihat pada Tabel. Saringan batang juga digunakan untuk

melindungi pompa, katup, perpipaan dan perlengkapan lainnya dari kerusakan

akibat penyumbatan kotoran.

Tabel Tipe-Tipe Saringan (Screen)

Permukaan Penyaring
Pembagian Tipe
Aplikasi
Penyaring
Klasifikasi Rentang (inci) Materi

Saringan Batang Kasar 0,6 - 1,5 Besi, stainless steel Pra pengolahan
Stainless steel, kawat besi
Lengkungan (tetap) Sedang 0,01 - 0,1 Pengolahan primer
berlubang piringan
Lengkungan 0,03 x 0,09 x Tembaga atau gilingan
Kasar Pra pengolahan
(berputar) 2 perunggu

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E - 16


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

Permukaan Penyaring
Pembagian Tipe
Aplikasi
Penyaring
Klasifikasi Rentang (inci) Materi

Stainless steel, kawat besi


berlubang Pra pengolahan
Kasar Stainless steel, kawat besi Pengolahan primer
0,1 x 0,2 0,1 -
Sedang berlubang Pengendapan residu
Drum (berputar) 0,2 0,01 - 0,1
Halus Stainless steel, kawat besi materi padatan dari
6- 35 r|m
Sedang berlubang pengolahan sekunder
Stainles steel dan kain Pengolahan primer
penyaring polyester

Sedang 0,01 - 0,4 0,001 Stainless steel Stainless Pengolahan primer


Cakram berputar
Halus - 0,02 steel Pengolahan primer

Pengolahan primer,
Stainless steel dan variasi pengolahan sekunder
Sentrifugal Halus 0,002 - 0,02
penyaring polyester dengan pengendapan
materi padat
Sumber: Balai Pelatihan Air Bersih Dan Penyehatan Lingkungan Permukiman, 2000

Pembersihan saringan dilakukan setiap kali selesai pemasukan limbah dari mobil

tinja, terutama untuk sampah non-tinja yang kemungkinan ditemukan seperti

plastik, kondom dan pembalut. Pembersihan pada unit bar screen/mechanical

screen dilakukan dengan cara:

 Untuk bar screen (manual) secara periodik dibersihkan dari benda-benda

yang tertahan di kisi-kisinya

 Untuk mechanical screen secara periodik dilakukan perawatan pada motor

kerja

 Dilakukan pengencangan pada rantai dan memberikan tambahan pelumas

secara teratur

 Melakukan pengaturan tekanan pada rantai kerja dan mengatur lengan kerja

mechanical screen

Operasi dan Pemeliharaan Tangki Imhoff

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E - 17


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

Persiapan pengoperasian (start up)

 Isi Tangki Imhoff dengan air hingga penuh dan melimpah keluar melalui pipa

outlet dan biarkan selama 2 (dua) hari

 Masukkan lumpur tinja melalui ruang penerima lumpur tinja sebanyak dua atau

tiga truk dan biarkan selama (2-5) hari

 Buka kran pipa pembuang lumpur untuk mengalirkan lumpur ke bak pengering

 Biarkan lumpur tersebar di bak pengering selama 10 hari dan buat catatan

harian kondisi proses pengeringan lumpur

Tata cara pengoperasian tangki imhoff

Proses yang berlangsung adalah proses sedimentasi, dimana adanya pemisahan

lumpur tinja menjadi bagian padat dan bagian cair yang terjadi dalam ruang

sedimentasi. Bagian padat membentuk endapan lumpur di dasar tangki dan

sedangkan bagian cair di lapisan atasnya disebut supernatan. Supernatan akan

mengalir keluar melalui penyekat (baffle) dari pipa outlet menuju kolam

stabilisasi. Endapan secara periodik dikeluarkan melaui pipa pembuang lumpur

dan mengalir menuju bak pengering lumpur. Upayakan aliran lumpur

didistribusikan secara merata dan hindari gejolak dalam tangki.

Pelaksanaan pemeliharaan tangki imhoff

Lumpur tinja dari truk dipompakan ke dalam TangkiImhoff melalui pipa ke ruang

lumpur dengan hati-hati. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

pemeliharaan Tangki Imhoff antara lain:

 Ruang penerima lumpur harus selalu dibersihkan sebelum dan sesudah

pelaksanaan pemompaan lumpur ke tangki

 Pembersihan lemak dan zat-zat padat yang mengapung pada permukaan air di

ruang sedimentasi harus dilakukan setiap hari

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E - 18


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

 Pengikisan/pengerukan zat pada yang menempel pada dinding dan pada bagian

dasar yang landai dari ruang sedimentas dengan sikat atau sapu karet dan

harus dilakukan setiap minggu

 Pembersihan celah (slot) pada dasar ruang sedimentasi dengan menggunakan

keruk rantai harus dilakukan setiap minggu

 Pengendalian busa/buih yang terdapat pada ruang busa dengan menggunakan

air bertekanan dan busa akan keluar setelah ketebalan 0,5 m

 Pengendapan lumpur dari tangki dilakukan sebelum permukaan lapisan endapan

lumpur di ruang pengendapan mendekati 0,5 m ke celah (slot) dasar ruang

sedimentasi. Estimasi volume lumpur yang dikeluarkan dari tangki kira-kira

20-25% volume lumpur tinja yang masuk

 Setelah pelaksanaan pengeluaran lumpur, pipa pembuang dibersihkan dengan

penggelontaran menggunakan air bersih. Hal ini berguna untuk mencegah

pengerasan dalam pipa

 Apabila terdapat endapan pasir maka pipa berpotensi tersumbat

 Saluran inlet dan outlet Tangki Imhoff harus dibersihkan secara berkala dari

timbunan zat padat

Operasi dan Pemeliharaan Kolam-Kolam Stabilisasi

Sebuah IPLT pada umumnya akan terdiri dari beberapa kolam, yaitu:

 Kolam/Bak Pengumpul

 Kolam Anaerobik/Kolam Fakultatif

 Kolam Maturasi

 Kolam Pengeringan Lumpur

Adapun operasi dan pemeliharaan masing-masing adalah sebagai berikut:

1. Operasional Kolam/Bak Pengumpul

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E - 19


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

Bak pengumpul telah dijelaskan pada bagian segingga sehingga tidak akan

diuraikan lagi. Namun, perlu diingatkan agar pengaliran effluent dari bak

pengumpul ke dalam kolam anaerobik jangan sampai merusak lapisan kerak buih

yang berfungsi untuk mencegah keluarnya bau ke lingkungan di sekitar kolam.

2. Operasional Kolam Anaerobik /Kolam Fakultatif

Kolam anaerobik dapat diletakkan setelah bak pengumpul, atau juga dapat

berfungsi sebagai penerima apabila bak pengumpul tidak ditemukan. Hal yang

harus diperhatikan pada kolam ini adalah:

 Kolam ini beroperasi tanpa adanya oksiden terlarut DO (dissolved oxygen)

 Pembersihan terhadap screen harus dilakukan secara regular agar tidak

mengganggu pengisian kolam

 Apabila pengoperasian bar screen secara otomatis maka perlu diberikan

oli/pelumas pada alat-alat mekanik

 Tanaman disekitar tanggul kolam diusahakan pendek (tanaman perdu) dan

jangan sampai meluas ke dalam kolam

 Buih (scum) dan alga dari kolam fakultatif dikurangi dan dibersihkan

 Inlet dan outlet dari kolam untuk pengaliran air harus bebas dari akumulasi

lumpur

 Pemeriksaan rutin terhadap kerusakan tanggul akibat gangguan binatang, dan

apabila perlu ditambah dengan racun atau perangkap binatang

 Pemagaran untuk menghindari hal-hal yang mungkin terjatuh ke dalam kolam

3. Operasional Kolam Maturasi

Penempatannya adalah setelah Kolam Fakultatif dengan proses aerobik penuh

sehingga kolam ini relatif dangkal (< 1 m) dan mempunyai waktu tinggal

(retention time) selama 5-7 hari. Operasi dan pemeliharaannya adalah sebagai

berikut:

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E - 20


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

 Inlet dan outlet harus dijaga kelancaran pengolahannya, dimana inlet harus

bebas dari lumpur

 Alga yang terbentuk tidak boleh tinggal dan harus dibuang dari permukaan

karena berpotensi menimbulkan bau

 Tidak boleh adanya tumbuhan/tanaman keras disektiar tanggul kolam, namun

rumput boleh asalkan disekeliling tanggung

 Pencatatan debit, kualitas efluen, inlet dan outlet dilakukan agar proses

dapat dikontrol dari segi kualitas (efluen, beban aliran hidrolik dan organik)

maupun kuantitas (kebocoran, dsb)

 Pemeriksaan rutin terhadap kerusakan tanggul akibat gangguan binatang, dan

apabila perlu ditambah dengan racun atau perangkap binatang

 Pemagaran untuk menghindari hal-hal yang mungkin terjatuh ke dalam kolam

Adapun estimasi keperluan tenaga kerja untuk kolam ini akan tergantung dari

jumlah populasi yang dilayani. Estimasi kebutuhan tenaga kerja dapat dilihat

pada Tabel di bawah ini.

Tabel Estimasi Kebutuhan Tenaga Kerja


Kebutuhan Tenaga Jumlah Penduduk

10.000 25.000 50.000 100.000 250.000


Tenaga Supervisi - - 1 1 1
Tenaga Mekanik n - - - 1 1
Tenaga Laboratorium (**) - 1 1 1 2
Asisten Supervisi - 1 2 2 2
Tenaga Penunjang 1 2 4 6 10
Driver (***) - 1 1 1 2
Pengawas r") 1 1 1 3 5
JUMLAH 2 6 10 15 23
Sumber: Balai Pelatihan Air Bersih Dan Penyehatan Lingkungan Permukiman, 2000 Catatan:

(*) : tergantung jumlah peralatan yang dipakai

(**) : tergantung ada tidaknya laboratorium di lokasi

(***) : tergantung ada tidaknya fasilitas kendaraan atau mesin pemotong rumput

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E - 21


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

Pada saat pengoperasian, beberapa masalah dapat dihindari dengan adanya

perencanaan yang baik dan waktu istirahat yang memadai. Masalah yang mungkin

terjadi beserta penanggulangannya adalah sebagai berikut:

Operasional Aerator Dan Tangki Aerasi

Proses aerasi/penguraian zat organik harus berfungsi secara baik sehingga

menghasilkan efluen yang dapat diendapkan dengan baik pada unit clarifier

Sistem mekanis aeratornya harus berfungsi dengan baik serta pengamatan

terus-menerus terhadap zat/bahan pengganggu proses biologis yang ada pada

influent air limbah domestic.

Tabel Permasalahan dalam Pengoperasian Kolam Maturasi


No. Masalah/Gangguan Penanggulangan/Solusi
1. Bau pada kolam fakultatif Biasanya terjadi apabila akumulasi busa (scum) dan peningkatan alga
biru karena proses anaerobik mendominasi proses pada sistem. Agar
segera dibersihkan scum dari permukaan air/pinggiran kolam. Bila pH <
7 maka tambahkan kapur pada inletnya

2. Rembesan tinggi pada Kondisi ini sering terjadi pada dasar kolam, yang nantinya akan
kolam tertutup dengan sendirinya. Kolam memerlukan bahan proteksi air
misalnya plastik, semen, dsb. Alternatif lain adalah memakai
penutup/sealing secara menyeluruh dengan tanah liat

3. Tanaman yang tumbuh Semua jenis tanaman haras dijauhkan dari dasar kolam sebelum kolam
diisi

4. Lapisan alga tumbuh pada kolam Semprotkan air dengan tekanan tinggi secara teliti pada permukaan,
fakultatif dan maturasi atau tambahkan CuSO4 dengan konsentrasi 1 mg/liter

5 Ketinggian tanaman di kolam Pemotongan dilakukan secara periodik untuk menjaga agar tanaman
tersebut dikendali dan tidak tumbuh liar

6. Tumbuhan berkembang Kedalaman kolam ditambah atau ditingkatkan beban untuk menutup
sampai permukaan kolam cahaya dari dasar kolam. Rumput liar harus dihilangkan secara hati-
hati dari dasar kolam dengan alat (perahu) agar lapisan kedap air tidak
rusak

7. Lubang hewan dan Lubang yang ada harus ditutup, hindarkan keberadaan makanan hewan
serangga pada tanggul yang mungkin tumbuh di sekitar fasilitas pengolahan air limbah.
kolam Perangkap atau racun bila diperlukan

Gangguan hewan terbang Usahakan agar bagian pinggir kolam dalam keadaan bersih dari
8.
tumbuhan liar

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E - 22


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

No. Masalah/Gangguan Penanggulangan/Solusi


Konsentrasi alga yang tinggi Hentikan aliran dari bawah ke permukaan dimana populasi alga rendah,
9.
pada efluen aliran penerima pakai aliran horisontal dengan filter dari batu kerikil
Terjadinya aliran pendek yang Perbaiki sistem aliran (sirkulasi) dengan menambahkan inlet atau
10.
mengakibatkan efisiensi outlet dengan penyekat (baffle), perbaiki sistem sirkulasi arah air bila
treatment rendah mungkin dan bersihkan lumpur serta daur ulang
Sumber: Balai Pelatihan Air Bersih Dan Penyehatan Lingkungan Permukiman, 2000

 Pengukuran Biomasa

 Untuk mengetahui beban lumpur yang mengendap digunakan pengukuran

secara manual dengan melihat ketinggian yang ada. Konsentrais lumpur

sebaiknya diukur di laboratorium sebagai MLVSS (Mixed Liquor Volatile

Suspended Solid), tingkat keterendapan lumpur sebaiknya diukur sebagai SVI

(Sludge Volume Index).

 Pengolahan lumpur

Lumpur berlebihan yang dihasilkan setiap hari harus dibuang untuk

menjaga F/M ratio (rasio makanan dengan jumlah mikroba) atau waktu

tinggal sel yang sudah ditetapkan

Kelebihan lumpur dialirkan ke tangki primer/tangki pengentalan

Kelebihan lumpur juga dapat dikeluarkan dengan cara membuang mixed

liquor langsung dari pipa effluent ke tangki aerasi

Gambar Pengolahan Biologis Pada IPLT

(Sumber: Dirjen Tata Perkotaan Dan Tata Perdesaan, 2003)

Operasi dan Pemeliharaan Kolam Pengering Lumpur

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E - 23


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

Untuk mengoperasikan kolam ini dengan efisien perlu diketahui sumber,

karakteristik dan kuantitas dari lumpur yang akan diolah. Permasalahan yang

terkait dengan penanganan lumpur sangat kompleks karena:

 Komposisi lumpur sebagian besar memiliki karakter buangan yang tidak

terolah

 Lumpur yang berasal dari pengolahan biologi memerlukan pembuangan terdiri

dari materi organik yang berasal dari lumpur tinja atau air limbah tetapi

dalam bentuk yang berbeda, dimana lumpur tersebut dapat terdekomposisi

dan menjadi tidak stabil

 Hanya sedikit bagian dari lumpur yang berupa materi padat

Perbedaan karakteristik lumpur tergantung dari sumber lumpur, tipe pengolahan

yang menghasilkan lumpur tersebut, penambahan zat-zat kimia dalam proses

pengolahan, kandungan pH, alkanitas serta asam organik. Adapun karakteristik

lumpur dapat dilihat pada Tabel

Tabel Sumber dan Karakteristik Lumpur di IPLT


No. Lumpur/Padatan Karakteristik

1. Penyaring/screening Menyangkut semua tipe materi organik and anorganik yang banyak
tersaring pada jaring-jaring
2. Buih dan lemak Buih mengandung materi-materi terapung yang tersaring dipermukaan
pada proses pengendapan. Buih mengandung lemak dan minyak yang
berasal dari hewan dan tumbuhan

3. Lumpur pada pengolahan Biasanya tipis, berwarna abu-abu, dan sering berbau menusuk. Lumpur ini
primer mudah terurai

4. Lumpur aktif/activated Umumnya berwarna coklat dan berupa gumpalan-gumpalan. Jika berwarna
sludge hitam maka lumpur tersebut dalam kondisi septik (tidak mengandung
oksigen). Jika berwarna lebih terang maka lumpur tersebut telah
diaerasi. Lumpur aktif akan terurai dengan sendirinya atau ketika
bercampur dengan lumpur primer

5. Lumpur yang terurai Umumnya berwarna hitam kecoklatan dan berupa gumpalan. Baunya tidak
secara aerobik terlalu menusuk dan lumpur yang terurai dengan baik secara biologi akan
mudah dikeringkan pada bak pengering lumpur
6. Lumpur yang terurai Umumnya berwarna kehitaman dan banyak mengandung gas ketika terjadi
secara anaerob proses penguraian sehingga menimbulkan bau menusuk

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E - 24


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

No. Lumpur/Padatan Karakteristik

7. Lumpur hasil Umumnya berwarna coklat kehitaman, namun juga bervariasi jika
pengomposan terdapat zat-zat lain dalam proses pengomposan seperti golongan-
golongan kayu tidak akan menimbulkan bau busuk
8. Lumpur tangki septik Umumnya berwarna hitam walaupun lumpur tersebut terurai dengan baik
melalui proses penyimpanan yang lama, berbau menusuk karena
mengandung gas H2S

Sumber: Balai Pelatihan Air Bersih Dan Penyehatan Lingkungan Permukiman, 2000

Volume Lumpur

Volume lumpur bergantung pada kandungan airnya. Sebagai contoh lumpur yang

terdiri dari 90% air dan 10% materi padatan akan disebut lumpur 10%. Kuantitas

lumpur yang memasuki suatu sistem pengolahan akan berfluktuatif sehingga

faktor-faktor seperti rata-rata aliran lumpur maksimum dan kapasitas

penyimpanan dari unit pengolahan harus diperhatikan saat mendesain sebuah

IPLT.

Operasional Pengolahan Lumpur

Secara umum, pengolahan lumpur terbagi atas 2 jenis yaitu pengolahan secara

biologi dan bukan biologi dengan tahapan mulai dari stabilisasi, pengkondisian dan

akhirnya pengeringan.

a) Stabilisasi Lumpur Tujuannya adalah:

 Mereduksi bakteri patogen

 Mengurangi bau

 Mencegah, mengurangi atau menghilangkan faktor-faktor pembusukan

Keberhasilan dari stabilisasi lumpur tergantung dari pengaruh proses

stabilisasi terhapat materi-materi organik yang dikandung oleh lumpur

tersebut. Kemampuan hidup bakteri patogen, pembebasan bau dan

pembusukan yang terjadi selama mikroorganisme menghancurkan

materi organik di dalam lumpur, yang meliputi:

Pengurugan meteri organik secara biologi

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E - 25


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

Oksidasi secara kimia materi organik

Penambahan zat-zat kimia ke dalam lumpur

Pengolahan dengan proses untuk mendefinisikan atau menstrerilkan

lumpur

b) Pengkondisian Bertujuan untuk mempermudah pengeringan, yang dapat

dilakukan dengan metode kimia maupun metode panas.

c) Pengeringan Bertujuan untuk menurunkan kadar air yang terkandung dalam

lumpur. Hal yang harus dipertimbangkan dalam tahap pengeringan antara

lain:

 Biaya yang diperlukan untuk mengangkut lumpur kering akan lebih murah

apabila telah dikeringkan

 Penguraian kadar air dilakukan untuk mencegah bau dan pembusukan

 Lahan yang tersedia

Pengeringan dapat di lalukan pada bak pengering lumpur, dimana keuntungannya

antara lain biaya operasi yang murah, tidak dibutuhkan operator yang banyak,

tidak dibutuhkan keahlian khusus untuk mengoperasikannya, keperluan energi

yang kecil, serta tidak terlalu sensitif terhadap variasi perubahan lumpur.

Lumpur dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu dari unit pengolahan awal

(preliminary treatment) dan dari unit pengolahan sekunder (kolam fakultatif dan

kolam maturasi). Lama waktu yang diperlukan untuk mengeringkan lumpur adalah

sekitar (1-2) minggu (tergantung pada ketebalan lumpur yang ditampung).

Hal yang harus diperhatikan dalam pengoperasian dan pemeliharaan bak

pengering lumpur adalah:

 Ketebalan lumpur di dalam setiap sel bak pengering harus selalu dijaga

setebal 0,1-0,3 m

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E - 26


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

 Pengisian bak pengering lumpur dilakukan secara bertahap (satu per satu atau

sel demi sel)

 Pengambilan lumpur kering dari setiap sel kolam pengering dilakukan setelah

lumpur menetap selama 10 hari setelah waktu pengisiannya

 Apabila setelah hujan lebat, di atas permukaan pasir yang masih kosong

biasanya akan terdapat kotoran-kotoran yang menggumpal dan akan

mengganggu proses perembesan sehingga perlu dibersihkan atau dikeruk

 Pada saat pengerukan, perhatikan apakah ada lapisan pasir yang terangkat.

Apabila ada maka perlu penambahan pasir agar ketebalan media di dalam bak

pengering lumpur tetap terjaga

Hasil buangan endapan lumpur dari Tangki Imhoff akan mengalami pengeringan

dengan panas matahari yang berlangsung selama 14 hari (saat kemarau).

Tanah/hasil dari proses pengeringan dapat dibuang ke TPA atau digunakan

sebagai pupuk alam.

Operasi dan Pemeliharaan Unit Pengolahan Kimia

 Sebagian besar klorin digunakan di pengolahan air limbah domestik untuk

desinfeksi dan mengontrol bau busuk

 Klorin juga digunakan pada pembersih nitrogen, melalui sebuah proses yang

menghubungkan titik patah klorinasi (break point chlorination). Untuk

pembersihan nitrogen cukup ditambahkan klorin ke air limbah untuk

mengkonversi mengubah semua amonium nitrogen ke gas nitrogen. Kira-kira

10 mg/liter klorin harus ditambahkan setiap 1 mg/liter amonium nitrogen air

limbah

 Untuk desinfeksi dengan klorin, waktu kontak antara klorin dengan aliran air

limbah selama direncanakan selama 30 menit sehingga dapat mematikan

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E - 27


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

organisme penyebab penyakit yang ditemukan di pengolahan air limbah

domestik.

6. PEDOMAN PEMELIHARAAN SISTEM DAN PROSES/TEKNOLOGI

PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Program Pemeliharaan

Tujuan utama program pemeliharaan adalah untuk memanfaatkan modal investasi

yang telah ditanam dalam pembangunan sistem pengolahan air limbah domestik,

agar dapat dioperasikan dengan efisien dan kinerja yang optimum. Jenis-jenis

program pemeliharaan diantaranya yang penting adalah sebagai berikut:

 Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance): jadwal operasi

pemeliharaan harus direncanakan dengan sistematis dan ketat, agar dapat

memperkecil gangguan (misal: pelapis/coating tidak cepat keropos akibat

korosi) dan memperbaiki kemacetan (misal: pelumasan peralatan) serta

memperlancar operasi setempat (misal: pengetesan alat-alat seperti ada mur

baut yang akan lepas) sehingga umur efektifnya panjang

 Pemeliharaan Perbaikan (Corrective Maintenance): Pemerliharaan perbaikan

meliputi normalisasi jaringan pipa, perbaikan atau mengganti peralatan atau

perlengkapan yang telah rusak. Kerusakan pada saluran diklasifikasikan ke

dalam 2 tipe yaitu kerusakan struktur dan kerusakan fungsi

 Pemeliharaan Urusan Rumah Tangga (House Keeping Maintenance): menjaga

kebersihan dan keindahan semua unit fasilitas yang ada

 Pendataan dan Pelaporan (Records and Report): Pendataan dan pelaporan ada

dua kelompok, yaitu data intern dan ekstern. Data internal yaitu data sistem

organisasi dan sumber daya manusia, desain dan pelaksanaan pembangunan,

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E - 28


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

investasi pelaksanaan dan pembiayaan operasi dan pemeliharaan. Sedangkan

data eksternal adalah dampaknya terhadap lingkungan sekitar

Permasalahan Operasi yang Sering Terjadi dan Penanganannya

Permasalah hidrolis

Ketersediaan air penggelontor sangat kecil, sehingga transportasi tinja tidak

selalu dapat berang hanyut, melainkan sebagian kandas, tertinggal dan lengket

pada dasar saluran. Hal ini dapat mengakibatkan kekerasan pipa menjadi besar

dan mengecilnya ruang dalam pipa, di samping itu emisi gas H2S tidak dapat

dihindari. Alternatif penanganan:

 Sistem penggelontor di setiap WC distandarisasi, misal 15 liter

 Mejaga agar kotoran pada dari luar tidak masuk ke dalam pipa dengan

membuat saringan pada setiap inlet pemasukan, misal inlet pengenceran air

hujan dan pada bak kontrol pada tanah persil

 Pembersihan saluran diintensifkan, terutama pembilasan air dari terminal

clean out sering dilakukan, serta sistem penggelontor yang ada diefektifkan

 Elevasi setiap bak kontrol dibuat lebih tinggi dari elevasi permukaan tanah

disektiarnya, agar tidak terbenan oleh limpasan air hujan yang mungkin dapat

masuk dan membawa kotoran yang hanyut

 Sistem drainase jalan yang dilalui jalur perpipaan diperbaiki, agar air

infiltrasi yang masuk celah-celah lubang tutup manhole tidak membawa

hanyutan benda-benda padat kasar yang berpotensi menyebabkan

penyumbatan

Program kerja pemeliharaan pencegahan meliputi pekerjaan rutin terjadwal

pengawasan dan pembersihan saluran. Dimulai dengan pengawasan pendahuluan

diperoleh metoda dan jenis pemeliharaan dan pencegahan berikutnya sehingga

dapat diketahui peralatan yang diperlukan.

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E - 29


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

Permasalah Endapan dan Sampah

Sistem drainasei yang buruk menyebabkan infiltrasi air hujan yang membawa

hanyutan suspensi diskrit padat dan sampah. Hal ini berpotensi untuk membuat

sumbatan-sumbatan aliran sehingga menghasilkan gas H2S, CO2 dan methan.

Permasalahannya adalah operasi pembersihan endapan tidak dapat dilakukan

karena adanya gas CO2 yang bisa meracuni operator. Agar dihindari pengujian

dengan nyala lampu lilin atau lantera, karena bisa menimbulkan ledakan bila

konsentrasi gas methan tinggi. Disarankan untuk perbaikan di dalam pipa

menggunakan tabung udara. Alternatif penanganan:

 Perbaikan sistem drainase

 Kebersihan jalan masuk dan jalan akses dijaga

 Tutup manhole(lubang kontrol) dikunci sehingga tidak dapat diisi sampah

 Inspeksi rutin sistem penyaluran air limbah baik kinerja maupun peralatan

dan perlengkapan

Permasalah Akar Pohon

Akar pepohonan disekitar jalur perpipaan berpotensi untuk:

 Merubah dudukan peletakan pipa, yang dapat mengangkat, menurunkan,

menggeser, dan mungkin mengakitbatkan sambungan pipa lepas atau patah

 Akar serabut yang halus dapat masuk ke dalam celah-celah sambungan pipa

sehingga mengakibatkan kebocoran dan mengganggu jalannya aliran yang

akhirnya dapat menyebabkan penyumbatan

Alternatif Penanganan:

 Dilarang menanam pohon terlalu dekat dengan jalur perpipaan, terutama jenis

pohon berakar panjang dan serabut

 Pemeliharaan rutin dan bila telah diperlukan harus dilakukan pembersihan

dengan alat (root cutting saw)

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E - 30


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

7. PEMELIHARAAN SISTEM PERPIPAAN

Beberapa masalah teknis yang sering terjadi dalam pemeliharaan suatu sistem

perpipaan air limbah adalah:

Masalah Hidrolis

 Belum seluruh saluran kakus (water closet) memakai tangki penggelontor,

sehingga air untuk menggelontor saluran tidak mencukupi dan ini akan dapat

mengakibatkan terjadinya pengendapan partikel-partikel padat sepanjang

saluran

 Perlu dilakukan upaya penggelontoran yang cukup keras, sehingga adanya

kedalaman berenang yang cukup untuk menghanyutkan benda-benda keras

yang ada di dalamnya

Masalah Endapan

 Sistem drainase sepanjang jalur air limbah domestik harus diperbaiki

 Tutup manhole air limbah harus jauh dari bahaya limpasan air hujan, yakni

harus dijaga jangan sampai terbuka

 Perlu membangun kesadaran masyarakat melalui penyuluhan dan penetapan

peraturan agar tidak membuang sampah ke dalam manhole

 Perlu program inspeksi yang terjadwal terhadap setiapmanhole jaringan

penyaluran air limbah yang ada untuk dapat mengatasi masalah yang timbul

sedini mungkin

 Untuk sistem setempat perlu dilakukan penggelontoran secara periodik dan

pembuatan bak kontrol untuk mengawasi timbul endapan yang berlebihan

Metoda Pembersihan Endapan

 Pembersihan manual menggunakan pipa bambu dengan sikat kawat

 Alat angkat dengan gulungan tangan harus digunakan dalam satu set yang

terdiri dari 2 unit. Alat gulung mempunyai tali kawat yang akan dimasukkan ke

dalam saluran pipa yang akan dibersihkan melalui manhole. Sebelum

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E - 31


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

dimasukkan, pasang ember pada ujung kawat. Dengan alat angkat ini, tanah

dan pasir dapat diangkat dari dasar lautan

Gambar Metoda Pembersihan Endapan Dalam Pipa

 Mesin pengangkat dengan ember penjepit (bucket machine), yaitu mesin yang

dilengkapi dengan alat angkat dengan gulungan mesin dilengkapi dengan suatu

rangka dengan alat penarik dipasang pada kendaraan atau traktor trailer

 Mesin pemberih khusus, yang terdiri dari 2 tipe yaitu tipe manual dan tipe

tenaga penggerak. Pembersih dipasang pada tongkat (rod) yang dapat diputar

dengan handle dan bergerak maju mundur untuk membuang tanah, pasir dan

sampah

 Kendaraan pembersih berkecepatan tinggi dilengkapi dengan pompa dan

tangki air. Dengan mengoperasikan pompa bertekanan tinggi, mesin menekan

air dalam tangki air sehinigga terbentuk pancaran air (water jet) sebesar 70-

100 kg/cm2 yang keluar dari nozzle khusus yang dipasang pada kepala/ujung

pipa dan mendorong pasir dan tanah yang berada dalam pipa saluran keluar

melalui manhole

 Mesin pembersih berkecepatan tinggi ukuran kecil, yaitu sebuah mesin yang

dilengkapi dengan pompa dan tangki air. Pipa mensuplai air dari tangki dan

pompa bertekanan tinggi memompa air tersebut dan disemprotkan melalui

nozzle khusus yang dipasang pada kepala pipa, semprotan air dapat

membersihkan tanah dan pasir

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E - 32


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

 Mobil penghisap (vaccum vehicle/vaccum truck), yang dapat diklasifikasikan

dalam 2 tipe yaitu tipe mobil penghisap dengan tenaga reguler dan

mobilpenghisap dengan tenaga tinggi

Sistem pemeliharaan tutup manhole, yang diterapkan sebagai berikut:

 Konstruksi tutup manhole harus diberi lubang penghawaan (vent) dan dikunci

 Harus dihindarkan jalur saluran air limbah domestik, khususnya yang memiliki

banyak manhole, berada pada jalur jalan lalu lintas kelas berat

 Perlu dilalukan upaya peningkatan kesadaran masyarakat terhadap urgensi

pemeliharaan sistem penyaluran air limbah domestik melalui program

penyuluhan

8. PEMELIHARAAN BANGUNAN PADA IPLT

Pemeliharaan bangunan pengolahan air limbah sistem terpusat maupun setempat

merupakan upaya menjamin operasional bangunan berjalan optimal sesuai dengan

tujuan dari pengelolaan yang dilakukan. Faktor-faktor yang menentukan

keberhasilan operasi dan pemeliharaan, antara lain:

a. Pemeriksaan peralatan dan memastikan bahwa semua peralatan yang ada

sesuai dengan petunjuk pelaksanaan (juklak) atau manual operasi yang

dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya

b. Seluruh operator yang bertugas harus melewati penataran/training agar

dapat melakukan operasisesuai denganjuklak yang ada

c. Seluruh operator dan pengawas yang bertugas pada bangunan pengolahan air

limbah domestik tersebut mengerti fungsi dan letak dari masing-masing

peralatan yang ada dalam bangunan tersebut

d. Program pemeliharaan harus sesuai dengan instruksi yang ada pada manual

operasi dan pemeliharaan

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E - 33


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

e. Semua buku juklak harus siap dibaca sesuai dengan kepentingan/keperluan

serta harus diletakkan pada tempat yang mudah untuk ditemukan secara

cepat

f. Buku catatan/laporan harian harus dipergunakan setiap hari/dibuat untuk

memudahkan pengawasan keadaan sehari-hari

9. PEMANTAUAN (MONITORING)

Pemantauan perlu dilakukan tidak hanya untuk melihat efisiensi pengolahan yang

ada juga untuk melihat bagaimana kualitas effluent limbah (baik lumpur maupun

airnya) sebelum dibuang ke badan air ataupun ke lingkungan lainnya. Kualitas

effluent diperiksa di laboratorium dan selanjutnya dibandingkan dengan standar

baku mutu yang ada. Jika konsentrasi (beberapa paramater seperti KOB, TSS

dan mikrobiologi masih tinggi, maka kondisi ini menunjukkan bahwa IPLT

bermasalah dan tidak berjalan dengan baik. Parameter yang rutin dipantau dapat

dilihat pada Tabel berikut ini.

Tabel Lembar Pemantauan Pengujian Kuantitas Dan Kualitas Air Limbah Pada

IPLT
SUB SISTEM DAN PARAMETER SATUAN SPESIFIKASI FREKUENSI KETERANGAN
YANGDIUJI
Air Limbah Baku
- Debit rata-rata M3/hari Sesuai desain 1 Hari -1 kali
-PH 6-8 1 Hari -1 kali
-SS mg/L <3000 1 Hari -1 kali
- SS endapan 30 menit mg/L - 30 Hari-1 kali
- VSS endapan 30 menit mg/L - 30 Hari-1 kali
- Kadar air endapan 30 menit % - 30 Hari-1 kali
-BOD mg/L <8000 7 Hari -1 kali
- COD/BOD <2 7 Hari -1 kali
- Paremeter air limbah industri Bila COD/BOD > 3 7 Hari -1 kali
Bar screen
- Kotoran screening M3/hari ■ 15 Hari-1 kali
- Kecepatan aliran M/detik 0.30-0.60 1 Hari -1 kali
Grit chamber
- Kotoran grit mg/L - 30 Hari-1 kali
- Kecepatan aliran mg/L 0.3 (konstan) 1 Hari -1 kali

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E - 34


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

SUB SISTEM DAN PARAMETER SATUAN SPESIFIKASI FREKUENSI KETERANGAN


YANGDIUJI
Tangki Imhoff
- Tinggi zona bersih m >0.50 1 Hari -1 kali
- SS lumpur mg/L - 30 Hari-1 kali
- VSS lumpur mg/L - 30 Hari-1 kali
- Kadar air lumpur % 90-95 30 Hari-1 kali
- Warna lumpur Hitam 30 Hari-1 kali
- Bau lumpur Bau ter 30 Hari-1 kali
- Beban hidraulik permukaan m3/(m2.hari) >30 1 Hari -1 kali
- Waktu detensi jam 1.50-2 1 Hari -1 kali Zona pengendap
- Efisiensi pemisahan:
SS % 30-40 30 Hari-1 kali
BOD % 40-60 30 Hari-1 kali
- pH lumpur teratas 6-8 7 Hari -1 kali
- Buih Kepadatan Tidaksampaipadat 7 Hari -1 kali Ruang ventilasi
Tidak boieh ada 7 Hari -1 kali Zona pengendap

Tabel Lembar Pemantauan Pengujian Kuantitas Dan Kualitas Air Limbah Pada

IPLT (Lanjutan)
SUB SISTEM DAN PARAMETER SATUAN SPESIFIKASI FREKUENSI KETERANGAN
YANG DIUJI
Kolam anaerobik
- DO Mg/L 0 1 Hari -1 kali
- Beban BOD volumetrik grBOD5(M3/hari) 100-400 1 Hari -1 kali
- PH lumpurteratar 6-8 1 Hari -1 kali
- Efisiensi pemisahan: SS % 30-40 7 Hari - 1 kali Per-unit

BOD % 40-60 7 Hari - 1 kali Per-unit


- Buih Kepadatan Tdk sampai padat 7 Hari - 1 kali
Kolam fakultatif/maturasi
- MLDO Mg/L >0.50 1 Hari -1 kali
- Jenis biologi yang dominan Chlorela 7 Hari - 1 kali
- Waktu detensi hari >3 1 Hari - 1 kali
- Beban BOD volumetrik gr BOD5 40-50 1 Hari - 1 kali K. Fakultatif
(M3/hari) 20-40 1 Hari - 1 kali K. Maturasi
- Efisiensi pemisahan: SS % 30-40 7 Hari - 1 kali Per-unit

BOD % 40-50 7 Hari - 1 kali Per-unit


Kolam aerasl
- MLDO mg/L >0.50
- MLSS mg/L 100-300 1 Hari -1 kali
- Jenis biologi yang hari >3 1 Hari -1 kali 7
dominan Hari - 1 kali
- Beban BOD volumetrik
Waktu detensi grBOD5(M3/hari) 0.10-0.40 1Hari-1 kali
- Kebutuhan power kg BOD5 5-8 7 Hari - 1 kali K. aerasi aerobik
(M3/hari) 1 -2 7 Hari -1 kali K .aerasi fakultatif
- Efisiensi pemisahan: %%
SS 30-40 7 Hari - 1 kali

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E - 35


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

SUB SISTEM DAN PARAMETER SATUAN SPESIFIKASI FREKUENSI KETERANGAN


YANG DIUJI
BOD >70 7 Hari - 1 kali
Drying bed %
- Kadar air cake <70 15 Hari-1 kali
- Produk cake (M /hari) - 7 Hari - 1 kali
- Kadar N dan Pcake % Sesuai 30 Hari-1 kali
Badan air (M3/hari) mg/L pemanfaatan 15 Hari-1 kali 30
- Debit air rata-rata mg/L >8 Q air limbah Hari-1 kali
- BOD di hulu dan hilir Sesuai dihulu atau 30 Hari-1 kali
- Oksigen terlarut dihulu peruntukkannya
dan hilir Sesuai dihulu atau
peruntukkannya
Sesuai dihulu atau
- Biota air di hulu dan hilir peruntukkannya 30 Hari-1 kali

Sumber: Petunjuk Teknis No. CT/AL/Op-TC/003/98

E.2 METODOLOGI
Metodologi adalah prosedur atau cara yang ditempuh dalam mencapai suatu

tujuan tertentu. Dalam melakukan pendampingan operasional dilakukan survey

untuk mengetahui kinerja opersional IPLT Klungkung yang dilakukan melalui

evaluasi aspek teknis dan non teknis, yang dijabarkan sebagai berikut:

A. ASPEK TEKNIS

1. Tingkat Pelayanan

2. Tingkat Kapasitas

3. Timbulan Lumpur Tinja

4. Unit Pengolah

5. Imhoff Tank

6. Kolam Fakultatif

7. Kolam Maturasi

8. Kolam Pengering Lumpur

9. Pompa Penguras Lumpur

10. Pompa Pengencer

11. Saluran Efluen Air Limbah dan Bak Pengontrol Aliran

12. Sarana dan Prasarana meliputi kantor, jalan masuk dan truk tinja

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E - 36


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

B. ASPEK NON TEKNIS

1. Tenaga kerja

2. Pemanfaatan oleh pihak lain

3. Sistem operasional

4. Biaya operasional dan perawatan

Hal tersebut di atas dijabarkan dalam pengerjaan evaluasi dan optimalisasi IPLT

Klungkung ini terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan yang digambarkan

pada diagram

alir berikut

ini:

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E - 37


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

E.3 RENCANA KERJA


1. Review studi yang berkaitan perencanaan Optimalisasi IPLT Kab. Klungkung

2. Menyiapkan tenaga ahli (trainer) yang berkompeten dalam masalah IPLT

3. Melaksanakan koordinasi dengan Pemerintah Daerah Kab. Klungkung (cq.

Dinas Kebersihan dan Pertamanan) berkaitan dengan koordinasi antara

operator IPLT di lapangan dan tenaga trainer.

4. Melaksanakan kegiatan OJT (On The Job Training) kepada operator

lapangan di IPLT

5. Menyusun modul pelatihan/pendampingan

6. Memberikan rekomendasi terkait dengan kondisi permasalahan dan kendala

di lapangan

E.4 ORGANISASI DAN PERSONIL


Setelah tersusun metoda penanganan pekerjaan, maka perlu juga dibuatkan

suatu system dan susunan organisasi konsultan secara rinci. Hal ini dilakukan

untuk menjamin adanya kemudahan bagi pemberi tugas untuk melakukan

monitoring dan evaluasi terhadap hasil pekerjaan yang dilaksanakan oleh

konsultan berdasarkan KAK yang telah disepakati.

Untuk memberikan hasil yang optimal dari suatu kegiatan, maka disusun team

work dalam suatu organisasi pelaksanaan pekerjaan. Dalam organisasi ini akan

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E - 38


USULAN TEKNIS
PT. KENCANA ADHI KARMA

disusun hierarki kewenangan, kerjasama, tanggung jawab dan instruksi

sehingga semua yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan dapat

terakomodir.

1. Team Leader, akan berkoordinasi dengan direksi pekerjaan dan PPK untuk

pelaksanaan pekerjaan ini. Team Leader akan mengelola seluruh anggota

team untuk mengikuti setiap alur pelaksanaan pekerjaan.

2. Tenaga pendukung, memberikan layanan kepada seluruh anggota tim

pekerjaan.

Organisasi pelaksanaan pekerjaan ini disusun untuk dapat mengendalikan dan

mengatur pelaksanaan pekerjaan agar diperoleh hasil yang optimal yaitu selesai

tepat waktu, hasil pekerjaan yang bermutu, efisien, tepat sasaran serta sesuai

dengan maksud dan tujuan pekerjaan.

Pada dasarnya fungsi organisasi pelaksanaan pekerjaan tidak hanya sekedar

untuk mengatur hubungan internal tenaga ahli konsultan, tetapi juga untuk

mengatur hubungan keluar antara konsultan dengan pihak pemilik pekerjaan

dan instansi terkait lainnya yang dibutuhkan dalam penyelesaian pekerjaan.

Organisasi pekerjaan ini dibuat dalam bentuk Struktur Organisasi Pekerjaan

yang mengacu kepada kebutuhan, ketersediaan personil, kualifikasi dan

penugasan personil sesuai arahan Kerangka Acuan Kerja yang dapat dilihat

pada gambar berikut ini :

Pendampingan Operasional IPLT Klungkung E - 39

Anda mungkin juga menyukai