Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM STATIKA

KELOMPOK 22

Ade Dwi R. R. Sirfefa 1806265204


Audry Amaradyaputri Suryawan 1806202701
Daud Nobel 1806202582
Rizka Harastuti Oktaviani 1806149980

LAB STRUKTUR DAN MATERIAL


DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2019

1
Universitas Indonesia
MODUL B

MOMEN LENTUR PADA BALOK-BALOK

I. TUJUAN
• Memahami kelakuan momen tahanan pada balok.
• Mengukur momen lenturan pada penampang normal pada balok yang
dibebani dan menguji kesesuaiannya dengan teori.

II. TEORI
x

A B

x
Potongan penampang x-x
RA RB

Gambar 1. Balok Sederhana dengan Beban P

Pertimbangkan sebuah balok yang bertumpu pada perletakan A & B dan


menerima beban P. Bila balok dipotong pada penampang vertikal xx, dan
supaya balok seimbang, maka setiap bagiannya harus berada pada
keseimbangan. Abaikan beban balok sendiri, setiap kelebihan beban melalui
yang terjadi di A untuk menjaga keseimbangan harus dipindahkan ke bagian
B melalui potongan xx, dan sebaliknya. Juga gaya di A akibat B harus
sebanding dan berlawanan arah dari gaya B akibat A.

Bila hanya terdapat gaya vertikal dan berada pada bidang balok, maka tidak
akan ada reaksi- reaksi horizontal, maka keseimbangan akan memenuhi
kondisi-kondisi :
1. Keseimbangan vertikal.
2. Keseimbangan momen.
Kondisi di atas digunakan untuk keseluruhan balok untuk menghitung reaksi
di A & B.

2
Universitas Indonesia
Momen Lentur
P
x
x

A B

x
RA RB

a b
l
Gambar 2. Balok Sederhana dengan Beban P dan Potongan xx

Untuk keseimbangan momen, ambil absis pada potongan xx kemudian


menentukan persamaan momen dengan menggunakan perjanjian tanda
pada balok bagian A.
Mx =RA . a

Dan pada balok bagian B.

Mx = [RB . b] – [ P (b – l)]
Dapat dibuktikan dengan mudah bahwa momen tersebut memiliki nilai
yang sama dengan mensubstitusi untuk RB dan P.l sebagai berikut :
Mx = [-b . (P – RB)] + [P . l]
= RA . a

III. PERALATAN
1. 1 – HST. 9a Rangkaian batang momen lentur
2. 3 – HST. 905 Penggantung beban
3. 2 – HST. 906 Tempat kedudukan
4. 1 – HST. 907 Balok besi paralel
5. 1 – HST. 908 Sifat datar gelembung udara

IV. CARA KERJA


a. Bagian 1 : Beban langsung

3
Universitas Indonesia
1. Memasang balok seperti pada gambar. Menjaga kelurusan balok.
Meletakkan penggantung beban pada jarak 10 cm dari A. Mencatat
pembacaan awal alat ukur sebelum diberi beban.
2. Meletakkan beban langsung pada titik yang diminta. Mencatat
pembacaan akhir alat ukur.
3. Mengulangi percobaan dengan meletakkan beban yaitu :
P=5N X = 10 cm dari A.
P = 10 N X = 20 cm dari A.
P = 15 N X = 40 cm dari A.
P = 20 N X = 60 cm dari A.

b. Bagian 2 : Garis pengaruh


1. Memasang balok seperti pada gambar. Menjaga kelurusan balok
Meletakkan penggantung beban pada jarak 10 cm dari A. Mencatat
pembacaan awal alat ukur sebelum diberi beban.
2. Meletakkan beban langsung 10 N pada titik 10 cm dari A.
Mencatat pembacaan akhir alat ukur.
3. Mengulangi percobaan dengan beban yang sama pada titik 10, 20,
30, 40, 50, 60, 70, 80 cm dari A.

c. Bagian 3 : Beban tak langsung


1. Memasang balok seperti pada gambar. Menjaga kelurusan balok.
2. Meletakkan balok beban tak langsung. Meletakkan penggantung
beban pada jarak 5 cm dari A. Mencatat pembacaan awal alat ukur
sebelum diberi beban.
3. Meletakkan beban tak langsung pada titik yang diminta. Mencatat
pembacaan akhir alat ukur.
4. Mengulangi percobaan dengan meletakkan beban yaitu :
P=5N X = 10 cm dari A.
P = 10 N X = 20 cm dari A.
P = 15 N X = 40 cm dari A.
P = 20 N X = 60 cm dari A.

Catatan :
Besarnya variasi beban dan jarak dapat ditentukan oleh asisten praktikum
yang terkait.
Pada setiap pengambilan data catat :
1. Jenis percobaan

4
Universitas Indonesia
2. Beban
3. Jarak dari titik A
4. Pembacaan awal alat ukur
5. Pembacaan akhir alat ukur

V. PENGAMATAN DAN PENGOLAHAN DATA

Data Pengamatan

Panjang balok (L) = 90 cm


Panjang potongan = 28 cm
Jarak alat ukur terhadap potongan = 15 cm

BEBAN LANGSUNG
No x (cm) P (N) Awal Akhir Selisih Momen (Nm)
1 10 5 10 12 2 0,3
2 20 10 12 20 8 1,2
3 40 15 12 27 15 2,25
4 60 20 11 22 11 1,65

BEBAN TAK LANGSUNG


No x (cm) P (N) Awal Akhir Selisih Momen (Nm)
1 10 5 14 16 2 0,3
2 25 10 14 24 10 1,5
3 65 15 14 22 8 1,2
4 70 20 14 22 8 1,2

GARIS PENGARUH
No x (cm) P (N) Awal Akhir Selisih Momen (Nm)
1 10 10 10 14 4 0,6
2 20 10 11 20 9 1,35
3 30 10 12 23 11 1,65
4 40 10 12 22 10 1,5
5 50 10 11 20 9 1,35
6 60 10 11 17 6 0,9
7 70 10 10 14 4 0,6
8 80 10 10 12 2 0,3

5
Universitas Indonesia
Pengolahan Data

A. Beban Langsung
1. X = 10 cm dan P = 5 N

MB = 0
-5 (80) + RA (90) = 0
400 = 90 RA
RA = 4,444 N

V = 0
RA + RB - 5 = 0
RA + RB = 5
4,444 +RB = 5
RB = 0,556 N

[Lihat Kanan]
M = RB (0,62)
M = 0,556 (0,62)
M = 0,34472 Nm

2. X = 20 cm dan P = 10 N

MB = 0
-10 (70) + RA (90) = 0
700 = 90 RA
RA = 7,778 N

V = 0
RA + RB - 10 = 0
RA + RB = 10
7,777 +RB = 10
RB = 2,222 N

[Lihat Kanan]
M = RB (0,62)
M = 2,222 (0,62)
M = 1,37764 Nm

3. X = 40 cm dan P = 15 N

MB = 0
-15 (50) + RA (90) = 0
750 = 90 RA
RA = 8,333 N

6
Universitas Indonesia
V = 0
RA + RB - 15 = 0
RA + RB = 15
8,333 +RB = 15
RB = 6,667 N

[Lihat Kiri]
M = RA (0,28)
M = 8,333 (0,28)
M = 2,33324 Nm

4. X = 60 cm dan P = 20 N

MB = 0
-20 (30) + RA (90) = 0
600 = 90 RA
RA = 6,667 N

V = 0
RA + RB - 20 = 0
RA + RB = 20
6,666 +RB = 20
RB = 13,333 N

[Lihat Kiri]
M = RA (0,28)
M = 6,667 (0,28)
M = 1,86676 Nm

Kesalahan Relatif :

𝑀𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝑀𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚
𝐾𝑅 = | | × 100%
𝑀𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖

x P M Praktikum M Teori Kesalahan Relatif


(cm) (N) (Nm) (Nm) (%)
10 5 0,3 0,34472 12,97284753
20 10 1,2 1,37764 12,89451526
40 15 2,25 2,33324 3,567571274
60 20 1,65 1,86676 11,61156228

12,97284753+12,89451526+3,567571274+11,61156228
KR = 4
KR = 10,26162408 %

7
Universitas Indonesia
Grafik 1. Momen Praktikum Beban Langsung

Grafik 2. Momen Teori Beban Langsung

Grafik 3. Momen Praktikum vs Momen Teori Beban Langsung

8
Universitas Indonesia
B. Beban Tidak Langsung
1. X = 10 cm dan P = 5 N

MB = 0
-1,25 (65) - 3,75 (85) + RA (90) = 0
400 = 90 RA
RA = 4,444 N

V = 0
RA + RB - 5 = 0
RA + RB = 5
4,444 +RB = 5
RB = 0,556 N

[Lihat Kanan]
M = RB (0,62)
M = 0,556 (0,62)
M = 0,34472 Nm

2. X = 25 cm dan P = 10 N

MB = 0
-10 (65) + RA (90) = 0
650 = 90 RA
RA = 7,222 N

V = 0
RA + RB - 10 = 0
RA + RB = 10
7,222 +RB = 10
RB = 2,778 N

[Lihat Kanan]
M = RB (0,62)
M = 2,778 (0,62)
M = 1,72236 Nm

3. X = 65 cm dan P = 15 N

MB = 0
-15 (25) + RA (90) = 0
375 = 90 RA
RA = 4,167 N

V = 0

9
Universitas Indonesia
RA + RB - 15 = 0
RA + RB = 15
4,167 +RB = 15
RB = 10,833 N

[Lihat Kiri]
M = RA (0,28)
M = 4,167 (0,28)
M = 1,16676 Nm

4. X = 70 cm dan P = 20 N

MB = 0
-15 (25) - 5 (5) + RA (90) = 0
400 = 90 RA
RA = 4,444 N

V = 0
RA + RB - 20 = 0
RA + RB = 20
4,444 +RB = 20
RB = 15,556 N

[Lihat Kiri]
M = RA (0,28)
M = 4,444 (0,28)
M = 1,24432 Nm

Kesalahan Relatif :

𝑀𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝑀𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚
𝐾𝑅 = | | × 100%
𝑀𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖

x P M Praktikum M Teori Kesalahan Relatif


(cm) (N) (Nm) (Nm) (%)
10 5 0,3 0,34472 12,97284753
25 10 1,5 1,72236 12,91019299
65 15 1,2 1,16676 2,848914944
70 20 1,2 1,24432 3,56178475

12,97284753+12,91019299+2,848914944+3,56178475
KR = 4
KR = 8,073435053 %

10
Universitas Indonesia
Grafik 4. Momen Praktikum Beban Tidak Langsung

Grafik 5. Momen Teori Beban Tidak Langsung

Grafik 6. Momen Praktikum vs Momen Teori Beban Tidak Langsung

11
Universitas Indonesia
C. Garis Pengaruh

Segmen AB (0 < X < 0,9)


MA = 0
-RB (0,9) + 10 (X) = 0
10𝑋
RB = 0,9

MB = 0
-10 (0,9-X) + RA (0,9) = 0
9 − 10𝑋
RA = 0,9

Untuk mencari momen pada potongan I-I, maka segmen dibagi menjadi 2, yaitu
AI dan IB :

A. Segmen AI (0 < X < 0,28)

M = RB (0,62)
10𝑋
M = 0,9 (0,62)
-X=0 M=0
- X = 0,28 M = 1,928 Nm

B. Segmen IB (0,28 < X < 0,9)

M = RA (0,28)
9 − 10𝑋
M = 0,9 (0,28)
- X = 0,28 M = 1,928 Nm
- X = 0,9 M=0

1. X = 0,1 m

MA = 0
10 (0,1) + VB (0,9) = 0
1 = 0,9 VB
VB = 1,111 N

V = 0
VA + VB - 10 = 0
VA + VB = 10
VA + 1,111 = 10
VA = 8,889 N

[Lihat Kanan]
M = VB (0,62)
M = 1,111 (0,62)

12
Universitas Indonesia
M = 0,68882 Nm

2. X = 0,2 m

MA = 0
10 (0,2) + VB (0,9) = 0
2 = 0,9 VB
VB = 2,222 N

V = 0
VA + VB - 10 = 0
VA + VB = 10
VA + 2,222 = 10
VA = 7,778 N

[Lihat Kanan]
M = VB (0,62)
M = 2,222 (0,62)
M = 1,37764 Nm

3. X = 0,3 m

MA = 0
10 (0,3) + VB (0,9) = 0
3 = 0,9 VB
VB = 3,333 N

V = 0
VA + VB - 10 = 0
VA + VB = 10
VA + 3,333 = 10
VA = 6,667 N

[Lihat Kiri]
M = VA (0,28)
M = 6,667 (0,28)
M = 1,86676 Nm

4. X = 0,4 m

MA = 0
10 (0,4) + VB (0,9) = 0
4 = 0,9 VB
VB = 4,444 N

13
Universitas Indonesia
V = 0
VA + VB - 10 = 0
VA + VB = 10
VA + 4,444 = 10
VA = 5,556 N

[Lihat Kiri]
M = VA (0,28)
M = 5,556 (0,28)
M = 1,55568 Nm

5. X = 0,5 m

MA = 0
10 (0,5) + VB (0,9) = 0
5 = 0,9 VB
VB = 5,555 N

V = 0
VA + VB - 10 = 0
VA + VB = 10
VA + 5,555 = 10
VA = 4,445 N

[Lihat Kiri]
M = VA (0,28)
M = 4,445 (0,28)
M = 1,2446 Nm

6. X = 0,6 m

MA = 0
10 (0,6) + VB (0,9) = 0
6 = 0,9 VB
VB = 6,667 N

V = 0
VA + VB - 10 = 0
VA + VB = 10
VA + 6,666 = 10
VA = 3,333 N

[Lihat Kiri]
M = VA (0,28)
M = 3,333 (0,28)
M = 0,93324 Nm

14
Universitas Indonesia
7. X = 0,7 m

MA = 0
10 (0,7) + VB (0,9) = 0
7 = 0,9 VB
VB = 7,778 N

V = 0
VA + VB - 10 = 0
VA + VB = 10
VA + 7,777 = 10
VA = 2,222 N

[Lihat Kiri]
M = VA (0,28)
M = 2,222 (0,28)
M = 0,62216 Nm

8. X = 0,8 m

MA = 0
10 (0,8) + VB (0,9) = 0
8 = 0,9 VB
VB = 8,889 N

V = 0
VA + VB - 10 = 0
VA + VB = 10
VA + 8,888 = 10
VA = 1,111 N

[Lihat Kiri]
M = VA (0,28)
M = 1,111 (0,28)
M = 0,31108 Nm

Kesalahan Relatif :

𝑀𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝑀𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚
𝐾𝑅 = | | × 100%
𝑀𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖

x P M Praktikum M Teori Kesalahan Relatif


(cm) (N) (Nm) (Nm) (%)
10 10 0,6 0,68882 12,89451526
20 10 1,35 1,37764 2,006329665

15
Universitas Indonesia
30 10 1,65 1,86676 11,61156228
40 10 1,5 1,55568 3,57914224
50 10 1,35 1,2446 8,468584284
60 10 0,9 0,93324 3,56178475
70 10 0,6 0,62216 3,56178475
80 10 0,3 0,31108 3,56178475

12,89451526+2,006329665+11,61156228+3,57914224+8,468584284+3,56178475
KR = 8
KR = 6,155685997 %

16
Universitas Indonesia
Grafik 7. Momen Praktikum Garis Pengaruh

Grafik 8. Momen Teori Garis Pengaruh

Grafik 9. Momen Praktikum vs Momen Teori Garis Pengaruh

17
Universitas Indonesia
VI. ANALISA PRAKTIKUM

1. Analisa Percobaan
Praktikum modul B berjudul momen-momen lentur pada balok
dilaksanakan pada tanggal 7 November 2019 di laboratorium Statika Departemen
Teknik Sipil Universitas Indonesia. Praktikum momen-momen lentur pada balok
memiliki tujuan untuk memahami kelakuan momen tahanan pada balok dan
mengukur momen lenturan pada penampang normal pada balok yang dibebani dan
menguji kesesuainnya dengan teori. Peralatan yang digunakan pada percobaan kali
ini adalah rangkaian batang momen lentur sebagai komponen utama dalam
percobaan, Penggantung beban digunakan untuk menggantungkan beban, tempat
dudukan untuk mendudukan batang momen lentur, Balok besi pararel digunakan
untuk beban tak langsung, dan sifat datar gelembung udara.
Percobaan dilakukan dalam 3 bagian yaitu beban langsung, beban tak
langsung, dan garis pengaruh. Pada bagian pertama tentang beban langsung,
pembebanan dilakukan secara langsung sehingga gaya akibat beban langsung
mengarah kepada balok. Praktikan pertama-tama menyusun alat dan bahan yang
diperlukan seperti memasang balok pada alat. Kemudian, praktikan mengukur jarak
antara sendi A dan roll B menggunakan meteran dan juga mengukur jarak antara
sendi A ke potongan menggunakan meteran diperoleh panjang batang seluruhnya
adalah 90 cm dan panjang sendi A ke potongan adalah 28 cm, Kemudian praktikan
menggantungkan penggantung beban dengan jarak 10 cm dari sendi A dilanjutkan
dengan membaca pembaca beban yang tergantung pada balok hal ini dicatat sebagai
kondisi awal. Kemudian, praktikan menggantung beban 5 N diikuti pembacaan
kembali hal ini dicatat sebagai kondisi akhir. Kemudian dilakukan variasi data 20
cm dengan berat 10 N, 30 cm dengan berat 15N, 40 cm dengan berat 20 N, dan 50
cm dengan berat 25 N.
Bagian kedua adalah mengenai beban tidak langsung. Cara pengerjaannya
adalah sama seperti pada beban secara langsung. Perbedaannya adalah adanya
balok besok yang diletakkan diatas balok momen lentur, hal ini mengakibatkan
gaya akibat beban tidak langsung bekerja pada balok. Kemudian praktikan
menggantungkan penggantung beban pada jarak 10 cm dan mencatat pembacaan
sebagai kondisi awal diikuti penggantungan beban 5 N pada penggantung dan

18
Universitas Indonesia
dicatat sebagai kondisi akhir. Kemudian dilakukan variasi data 20 cm dengan berat
10 N, 30 cm dengan berat 15N, 40 cm dengan berat 20 N, dan 50 cm dengan berat
25 N.
Pada bagian ketiga mengenai garis pengaruh, beban yang digunakan
adalah sama yaitu 10 N. Variabel bebas dalam bagian ketiga adalah jarak
penggantung beban dari titik A. Mula-mula praktikan menggantungkan
penggantung beban dengan jarak 10 cm dari titik A, hal ini dicatat sebagai kondisi
awal. Dilanjutkan dengan penggantungan beban dengan berat 10 N dilakukan
pembacaan dan hal ini disebut sebagai kondisi akhir. Kemudian jarak penggantung
beban ke titik A diganti dengan variasi 20 cm, 30 cm, 40 cm, 50 cm, 60 cm, 70 cm,
dan 80 cm.

2. Analisa Hasil
Pada praktikum momen lentur pada balok-balok ini, data yang didapatkan
adalah data mengenai pembacaan dalam kondisi awal, pembacaan dalam kondisi
akhir, dan jarak dari titik A. Data yang diperoleh secara kuantitas berjumlah 16 data,
4 data tentang beban langsung, 4 data tentang beban tak langsung, dan 8 data
mengenai garis pengaruh. Dengan data-data yang didapatkan, praktikan dapat
melakukan beberapa perhitungan. Pengolahan data dilakukan dengan metode yang
sama untuk masing-masing percobaan.

Melalui pembacaan alat ukur awal dan akhir, didapatkan selisih


pembacaan alat ukur. Selisih pembacaan ini menunjukkan gaya yang bekerja pada
sistem. Dari selisih pembacaan tersebut, dapat diperoleh momen praktikum dengan
rumus berikut:
𝑀𝑜𝑚𝑒𝑛 = 𝐹. 𝑙
Dengan l merupakan jarak alat ukur terhadap potongan, yang diketahui
sebesar 15 cm. Berikut rincian momen praktikum yang diperoleh:
 Beban Langsung
- X = 10 cm dan P = 5 N
Momen Praktikum = 0,3 Nm
- X = 20 cm dan P = 10 N

19
Universitas Indonesia
Momen Praktikum = 1,2 Nm
- X = 40 cm dan P = 15 N
Momen Praktikum = 2,25 Nm
- X = 60 cm dan P = 20 N
Momen Praktikum = 1,65 Nm
 Beban Tidak Langsung
- X = 10 cm dan P = 5 N
Momen Praktikum = 0,3 Nm
- X = 25 cm dan P = 10 N
Momen Praktikum = 1,5 Nm
- X = 65 cm dan P = 15 N
Momen Praktikum = 1,2 Nm
- X = 70 cm dan P = 20 N
Momen Praktikum = 1,2 Nm
 Garis Pengaruh
- X = 10 cm
Momen Praktikum = 0,6 Nm
- X = 20 cm
Momen Praktikum = 1,35 Nm
- X = 30 cm
Momen Praktikum = 1,65 Nm
- X = 40 cm
Momen Praktikum = 1,5 Nm
- X = 50 cm
Momen Praktikum = 1,35 Nm
- X = 60 cm
Momen Praktikum = 0,9 Nm
- X = 70 cm
Momen Praktikum = 0,6 Nm
- X = 80 cm
Momen Praktikum = 0,3 Nm

20
Universitas Indonesia
Untuk momen teori sendiri, diperoleh melalui perhitungan yang telah
dilakukan pada bagian pengolahan data berdasarkan prinsip keseimbangan, yaitu
∑ 𝑀 = 0 dan ∑ 𝑉 = 0. Melalui hasil pengolahan data, dapat dianalisis bahwa besar
momen dipengaruhi oleh jarak titik diletakannya beban dan berat beban. Semakin
berat beban, semakin besar momen yang diperoleh. Sedangkan, semakin ringan
beban, semakin kecil momen yang diperoleh. Selain itu, semakin dekat jarak beban
dengan potongan, semakin besar momen yang diperoleh. Begitu pula sebaliknya.

3. Analisa Grafik
Pada setiap percobaan, diperoleh tiga grafik dengan rincian grafik momen
praktikum, grafik momen teori, dan grafik momen praktikum versus momen teori.
Pada ketiga jenis grafik, jarak beban berlaku sebagai sumbu x dan momen berlaku
sumbu y. Berikut persamaan grafik yang diperoleh oleh praktikan:
 Beban Langsung
- Momen Praktikum
R2 = 0,54915
y = 0,0275x + 0,4576
- Momen Teori
R2 = 0,59906
y = 0,0297x + 0,5142
- Momen Praktikum vs Momen Teori
R2 = 0,54915
y = 0,0275x + 0,4576
 Beban Tidak Langsung
- Momen Praktikum
R2 = 0,2709
y = 0,0091x + 0,6614
- Momen Teori
R2 = 0,14198
y = 0,0073x + 0,8099
- Momen Praktikum vs Momen Teori
R2 = 0,2709

21
Universitas Indonesia
y = 0,0091x + 0,6614
 Garis Pengaruh
- Momen Praktikum
R2 = 0,23422
y = -0,0098x + 1,4732
- Momen Teori
R2 = 0,2794
y = -0,0113x + 1,5857
- Momen Praktikum vs Momen Teori
R2 = 0,23422
y = -0,0098x + 1,4732
Pada percobaan pertama, kurva ketiga grafik cenderung naik-turun dengan
gradien yang bernilai positif. Begitu pula untuk kurva percobaan kedua. Sedangkan,
pada percobaan ketiga, kurva ketiga grafik cenderung naik-turun pula tetapi dengan
gradien yang bernilai negatif. Pada kurva-kurva ketiga percobaan, dapat dilihat
bahwa persebaran titik-titk kurang merata untuk membentuk suatu garis linier yang
berpengaruh terhadap relatif kecilnya koefisien korelasi.
Nilai koefisien korelatif sendiri menunjukan sebaran data dan keterikatan
hubungan antara nilai x dan y yang nilainya dari 0 sampai 1. Jika nilai R2 mendekati
0 maka keterikatan antara x dan y sangat jauh, sedangkan jika nilai R 2 mendekati
nilai 1 maka keterikatan anatra x dan y sangat dekat.

4. Analisa Kesalahan
Setelah dilakukan pengolahan data, data praktikan untuk besar momen
yang didapatkan melalui praktikum serta yang didapatkan melalui perhitungan teori
berbeda semua. Hal ini menunjukkan bahwa data-data yang diperoleh menyimpang,
walaupun dengan kesalahan relatif yang kecil. Momen praktikum dan momen teori
dapat dibandingkan dan dihitung kesalahan relatifnya menggunakan rumus berikut:
𝑀𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖 − 𝑀𝑝𝑟𝑎𝑘𝑡𝑖𝑘𝑢𝑚
𝐾𝑒𝑠𝑎𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑅𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 = | | 𝑥 100%
𝑀𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖

Berikut rincian kesalahan relatif yang diperoleh praktikan:

22
Universitas Indonesia
 Kesalahan Relatif Beban Langsung = 10,26162408%
 Kesalahan Relatif Beban Tidak Langsung = 8,073435053%
 Kesalahan Relatif Garis Pengaruh = 6,155685997%
Perbedaan hasil pengolahan data praktikum dan teori dapat didasari karena
adanya kesalahan-kesalahan, baik yang eksternal maupun internal. Kesalahan-
kesalahan ini tentu saja mempengaruhi hasil data pengamatan yang diperoleh serta
pengolahan datanya. Berikut kesalahan-kesalahan yang kemungkinan besar terjadi
ketika praktikum:
 Kesalahan Kesalahan praktikan dalam melakukan pengamatan terhadap
panjang jarak, sehingga letak penggantung beban tidak tepat berada
pada posisi yang diinginkan hal ini tentu saja mempengaruhi ketelitian
hasil praktikum. Selain itu, terdapat kesalahan pembacaan alat yang
mengakibatkan data menjadi tidak valid.
 Kesalahan praktikan dalam menjaga balok momen lentur agar tetap
lurus dibuktikan dengan balok jatuh berulang kali. Hal ini tentu saja
mempengaruhi presisi dalam perhitungan
 Kesalahan praktikan dalam melakukan perhitungan terutama dalam hal
pembulatan. Hal ini tentu saja mengakibatkan hasil yang diperoleh
berbeda dari yang seharusnya.

VII. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh pada percobaan momen-momen lentur pada
balok kali ini adalah:
 Momen pada balok terjadi akibat adanya perletakan beban dan jarak
terhadap suatu titik sehingga besarnya momen merupakan hasil
perkalian antara jarak dan beban (Nm).
 Adanya perbedaan antara momen praktikum dan momen teori
mengakibatkan adanya angka kesalahan relative. Pada praktikum kali
ini, angka kesalahan relative cukup kecil sehingga dapat dikatakan
percobaan cukup berhasil.

23
Universitas Indonesia
VIII. REFERENSI

Pedoman Praktikum Mekanika Benda Padat, Laboratorium Struktur dan


Material, Departeman Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Indonesia :
Depok, 2019.

IX. LAMPIRAN

24
Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai