P
P
Oleh:
I Komang Ery Purnama Warsana P (177008019)
LM. Winda Astari (177008063)
Pembimbing:
dr.Ketut Tangking Widarsa, MPH
Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya,
laporan yang berjudul “Profil UPT Kesmas Blahbatuh I” dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan rasa terimakasih dan penghormatan
yang setinggi-tingginya kepada:
1. dr. Ketut Tangking Widarsa, MPH selaku pembimbing yang telah banyak
memberikan masukan sehingga proposal ini bisa diselesaikan dengan baik.
2. dr. Ni Made Dahlia selaku Kepala UPT Kesmas Blahbatuh I yang telah
memberikan arahan, bimbingan, dan masukan kepada penulis.
3. Seluruh staf pegawai UPT Kesmas Blahbatuh I dan seluruh pihak yang
membantu dalam penyelesaian penelitian ini.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh
pihak yang memerlukan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
1. Wilayah Puskesmas ............................................................................................. 1
1.1 Kondisi Geografis......................................................................................... 1
1.2 Kondisi Demografi ....................................................................................... 2
2. Struktur Organisasi ............................................................................................. 3
2.1 Unit-unit Kerja di UPT Kesmas Blahbatuh I ............................................... 3
2.2 Analisis Tugas dan Fungsi ........................................................................... 4
3. Ketenagaan .......................................................................................................... 5
4. Sarana dan Prasarana........................................................................................... 6
4.1 Sarana Kesehatan ......................................................................................... 6
4.2 Prasarana ...................................................................................................... 6
5. Layanan Puskesmas ............................................................................................ 6
5.1 Upaya Kesehatan Wajib ............................................................................... 6
5.2 Upaya kesehatan Pengembangan ................................................................. 7
5.3 Upaya Kesehatan Penunjang ........................................................................ 7
6. Cakupan Pelayanan ............................................................................................. 8
6.1 Upaya Kesehatan Wajib ............................................................................... 8
6.2 Upaya Kesehatan Pengembangan .............................................................. 14
7. Status Kesehatan Masyarakat ............................................................................ 15
KESIMPULAN ..................................................................................................... 16
SARAN ................................................................................................................. 17
LAMPIRAN
ii
PROFIL PUSKESMAS
1. Wilayah Puskesmas
1
Gambar 1. Peta Wilayah Kerja UPT Kesmas Blahbatuh 1
Jumlah penduduk di wilayah kerja UPT Kesmas Blahbatuh I pada tahun 2016
sejumlah 32.736 jiwa yang terdiri dari laki-laki 16.491 orang dan perempuan
16.245 orang. Jumlah kepala keluarga (KK) di UPT Kesmas Blahbatuh I
tahun 2016 sebanyak 7.148 KK dengan keluarga miskin yang dilayani
sebanyak 6.967 KK dan Kartu Sehat Sulinggih sebnayak 11 orang.
2
2. Struktur Organisasi
Jabatan Fungsional
3
2.2 Analisis Tugas dan Fungsi
3. Ketenagaan
5
4. Sarana dan Prasarana
4.2 Prasarana
5. Layanan Puskesmas
b) Farmasi
c) Laboratorium Sederhana
7
6. Cakupan Pelayanan
Berikut adalah tabel dari program dan cakupan kegiatan dari masing-
masing upaya kesehatan wajib di UPT Kesmas Blahbatuh I.
Tabel 6. Program dan cakupan kegiatan dari upaya kesehatan wajib UPT Kesmas
Blahbatuh I
No Program Sasaran Terget (%) Pencapaian (%)
1 UPAYA PROMOSI
KESEHATAN (PROMKES)
A. Penuluhan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat
pada
a. Rumah tangga 6.628 KK 70,01% 146,77%
b. RT yang memenuhi 6.628 KK 15,84% 100%
syarat PHBS
c. Institusi pendidikan 19 sekolah 100% 100%
(Sekolah)
d. Institusi sarana 5 sarkes 100% 100%
kesehatan (RS,
Puskesmas, Pustu, Lab,
Klinik)
e. Institusi TTU 25 lokasi 60% 100%
f. Institusi tempat kerja 10 institusi 50% 100%
B. Mendorong Terbentuknya
Upaya Kesehatan
Bersumber Masyarakat
a. Posyandu purnama dan 33 posyandu 51,52% 194,12%
mandiri
b. Posyandu madya 0 0 0
C. Penyuluhan Napza 33 kelompok 15,5% 160%
D. Penyuluhan HIV/AIDS 33 kelompok 15,5% 280%
2 KESEHATAN
LINGKUNGAN (KESLING)
A. Penyehatan Air
a. Penduduk yang memiliki 3.186 90% 111,09%
akses air minum yang penduduk
berkwalitas
b. Inspeksi sanitasi sarana 3.186 sarana 90% 16,39%
air minum
c. Kualitas air minum yang 3.186 sarana 90% 16,39%
memenuhi syarat
B. Hygiene dan sanitasi
makanan dan minuman
8
a. Inspeksi sanitasi dan 44 sarana 90% 110%
pembinaan TPM
(warung, pedagang kaki
lima)
b. Cakupan TPM (warung, 42 sarana 90% 110,53%
pedagang kaki lima)
yang memenuhi syarat
kesehatan
c. Inspeksi sanitasi dan 44 sarana 90% 110%
pembinaan TPM (rumah
makan, jasa boga, kantin
sekolah)
d. Cakupan TPM (rumah 42 sarana 90% 110,53%
makan, jasa boga, kantin
sekolah) yang memenuhi
syarat kesehatan
e. Inspeksi sanitasi dan 24 sarana 90% 109,09%
pembinaan kantin
sekolah
f. Cakupan kantin sekolah 23 sarana 90% 109,52%
yang memenuhi syarat
kesehatan
g. Inspeksi sanitasi dan 4 sarana 100% 100%
pembinaan PIRT
h. Cakupan pangan industri 3 sarana 100% 100%
rumah tangga PIRT yang
memenuhi syarat
kesehatan
C. Penyehatan tempat
pembuangan sampah dan
limbah
a. Inspeksi sanitasi sarana 6.839 sarana 90% 18,03%
pembuangan sampah
b. Ispeksi SPAL 6.839 sarana 90% 14,72%
D. Penyehatan lingkungan
pemukiman dan jamban
keluarga
a. Pemeriksaan penyehatan 6.839 rumah 90% 111,11%
lingkungan rumah
b. Cakupan rumah 1.068 rumah 90% 111,13%
memenuhi syarat
kesehatan
c. Cakupan penduduk yang 3.069 90% 111,12%
menggunakan jamaban penduduk
sehat
d. Penduduk stop BAB 3.069 90% 111,12%
sembarangan penduduk
9
E. Pengertian sanitasi TTU
a. Inspeksi sanitasi TTU 115 sarana 90% 110,58%
b. Sanitasi TTU yang 114 sarana 90% 110,68%
memenuhi syarat
F. Pengamanan tempat
pengelolaan pestisida
a. Inspeksi sanitasi sarana 5 sarana 100% 100%
pengelolaan pestisida
b. Cakupan tempat 1 sarana 100% 100%
pengelolaan pestisida
yang memenuhi syarat
3 KESEHATAN IBU DAN
ANAK TERMASUK
KELUARGA BERENCANA
(KIA-KB)
A. Kesehtan Ibu
a. Pelayanan kesehatan 536 ibu 98% 91,24%
bagi bumil sesuai hamil
standar, untuk kunjungan
lengkap (K4)
b. Pelayanan persalinan 511 ibu 100% 90,41%
oleh tenaga kesehatan bersalin
yang memiliki
kompetensi kebidanan
sesuai standar
c. Pelayanan nifas lengkap 486 ibu bayi 98% 93,91%
sesuai standar
d. Pelayanan dan atau 107 ibu 80% 83,72%
rujukan ibu hamil atau hamil
komplikasi
B. Kesehatan bayi
a. Penanganan dan atau 69 neonatus 80% 78,18%
rujukan neonatus resiko
tinggi
b. Cakupan BBLR 9 BBLR 100% 100%
ditangani
C. Upaya kesehatan balita
dan anak pra sekolah
a. Pelayanan deteksi dan 2.326 balita 90% 106,16%
stimulasi dini tumbuh
kembang balita di
posyandu
b. Pelayanan deteksi dan 662 anak 100% 98,79%
stimulasi dini tumbuh
kembang anak pra
sekolah (TK)
D. Upaya kesehatan anak
usia sekolah dan remaja
10
a. Pelayanan kesehatan 535 anak 100% 100%
anak sekolah dasar oleh
nakes atau tenaga
terlatih/ guru UKS/
dokter kecil
b. Cakupan pelayanan 6.466 anak 15% 143,83%
kesehatan remaja
E. Pelayanan Keluarga
Berencana (KB)
a. Akseptor KKB aktif di 4.874 PUS 80% 98,85%
puskesmas
b. Akseptor aktif MKJP di 4.874 orang 80% 59,14%
puskesmas
c. Akseptor MKJP dengan 0 0% 0%
komplikasi yang
tertangani
d. Akseptor MKJP 2.306 orang 2,5% 1,72%
mengalami kegagalan
yang tertangani
4 UPAYA PERBAIKAN GIZI
MASYARAKAT
a. Pemberian kapsul 1.904 anak 100% 100%
vitamin A pada anak
usia 6-59 bulan
sebanyak 2 kali per
tahun
b. Pemberian tablet besi 536 ibu 98% 91,24%
(90 tablet) pada ibu hamil
hamil
c. Balita yang ditimbang 2.164 anak 80% 102,14%
berat badannya
d. Bayi usia 0-6 bulan 248 bayi 80% 89,45%
mendapat ASI Ekslusif
e. Presentase balita gizi 0 0% 0%
buruk yang mendapat
perawatan
f. Cakupan RT yang
mengkonsumsi garam
beryodium
g. Presentase desa/ lurah 5 desa 100% 100%
yang melaksanakan
survele
5 UPAYA PENCEGAHAN
DAN PEMBERANTASAN
PENYAKIT MENULAR
(P2M)
A. TB Paru
a. Jumlah kasus TB 10 orang 100% 100%
11
b. Penemuan penderita TB 8 orang 100% 100%
Paru (DOTS) BTA
Positif
c. Jumlah penderita TB 8 orang 100% 100%
Paru BTA positif yang
diobati
B. Malaria
a. Jumlah penderita 152 orang 10% 47,06%
suspect malaria
b. Pemeriksaan sediaan 152 orang 100% 8,55%
darah pada penderita
malaria klinis
c. Penderita positif 1 orang 100% 100%
malaria yang diobati
sesuai standar
d. Penderita yang 0 0% 0%
terdeteksi malaria berat
di puskesmas yang
dirujuk ke rumah sakit
C. Kusta
a. Penemuan tersangka 32.417 orang 0,01% 0%
penderita kusta
b. Pengobatan penderita 1 orang 100% 100%
kusta
c. Pemeriksaan kontak 9 orang 100% 100%
penderita
D. Diare
a. Penemuan kasus diare 32.417 orang 2,14% 37,32%
di puskesmas dan kader
b. Kasus diare yang 259 orang 0% 0%
ditangani puskesmas
dan kader dengan
pembarian oralit
c. Angka kematian diare 0 0% 0%
E. ISPA
a. Penemuan kasus 3.233 orang 10% 4,33%
pneumoni dan
pneumoni berat oleh
puskesmas dan kader
b. Jumlah kasus pneumoni 14 orang 100% 100%
dan pneumoni berat
yang ditangani
c. Jumlah kasus pneumoni 0 0% 0%
berat dengan tanda
bahaya yang ditangani/
dirujuk
F. Flu Burung
12
a. Kasus suspect flu 0 0% 0%
burung yang ditemukan
dan ditangani sesuai
standar
G. Demam Bedarah Bengue
(DBD)
a. Angka kejadian DBD 32.417 orang 0,02% 850%
b. Angka kematian 68 orang 5% 0%
c. Angka bebas jentik 459% 95% 92,43%
d. Cakupan penyelidikan 68% 100% 100%
epidemiologi <24 jam
H. Pencegahan dan
penanganan HIV/AIDS
a. Kasus PMS yang 120 orang 100% 100%
diobati
b. Klien yang mendapat 1 orang 100% 100%
penanganan HIV/AIDS
I. Pencegahan dan
penanggulanagn rabies
a. Cuci luka kasus gigitan 400% 100% 100%
HPR sesuai standar
b. Vaksinasi terhadap 29% 100% 100%
kasus gigitan HPR yang
terindikasi
J. Pelayanan Imunisasi
a. Imunisasi DPT HB 1 486 bayi 100% 88,48%
pada bayi
b. Imunisasi HB 1 < 7 hari 486 bayi 80,4% 119,28%
c. Imunisasi campak pada 486 bayi 90% 100,69%
bayi
d. Imunisasi DT pada 521 anak 100% 100%
anak kelas 1 SD
e. Imunisasi TD pada 1.081 anak 100% 100%
anak kelas 2 dan 3 SD
f. Desa yang mencapai 5 desa 100% 100%
UCI
K. Pengendalian vektor
a. Pengawasan terhadap 5 lokasi 100% 100%
potensial perindukan
vektor malaria di
pemukiman penduduk
dan sekitarnya
b. Pengawasan terhadap 5 lokasi 100% 100%
potensial perindukan
DBD malaria di
pemukiman penduduk
dan sekitarnya
13
c. Pemberdayaan sarana/ 29 kelompok 100% 100%
kelompok/ potensial
dalam upaya
pemberantasan tempat
perindukan vektor
d. Desa/lokasi yang 0 desa 0% 0%
mendapat intervensi
pemberantasan vektor
penyakit menular
6 UPAYA PENGOBATAN
A. Pengobatan
a. Kunjungan rawat jalan 32.417 orang 15% 431,85%
umum
b. Kunjungan rawat jalan 32.417 orang 4% 276,95%
gigi
B. Pemeriksaan
laboratorium
a. Pemeriksaan terhadap 0 spesimen 0% 0%
spesimen darah, urine,
dan feses
b. Pemeriksaan terhadap 0 spesimen 0% 0%
spesimen lain : vagina
swab, uretra swab,
dahak pusk. PRM,
rectal swab
c. Spesimen yang dirujuk 0 spesimen 0% 0%
(papsemear) dahak
pada pusk non PRM
darah malaria
d. Pemeriksaan Hb pada 536 orang 100% 100%
ibu hamil
c. Pemeriksaan darah 0 spesimen 0% 0%
tersangka malaria
Tabel 7. Program dan cakupan kegiatan dari upaya kesehatan pengembangan UPT
Kesmas Blahbatuh I
No Program Sasaran Terget (%) Pencapaian (%)
1 UPAYA KESEHATAN USIA
LANJUT
a. Pembinaan kelompok lansia 29 kelompok 30% 33%
14
b. Pemantauan kesehatan pada 2.764 orang 70% 26,72%
anggota kelompok lansia
yang dibina sesuai standar
2 UKGS
a. Pembinaan kesehatan gigi 7 TK 100% 100%
di TK
b. Pembinaan dan bimbingan 20 SD 100% 100%
sikat gigi masal pada SD
c. Murid SD yang mendapat 20 orang 100% 100%
perawatan kesehatan gigi
3 UPAYA KESEHATAN
MATA
a. Penemuan kelainan refraksi 32.417 orang 0,41%
di masyarakat dan
puskesmas melalui
pemeriksaan visus/ refraksi
b. Penemuan kasus penyakit 32.417 orang 0,80%
mata di puskesmas
c. Penemuan kasus buta 32.417 orang 10% 2,07%
katarak di puskesmas
4 PERAWATAN
KESEHATAN
MASYARAKAT
a. Keluarga rawan yang dibina 199 keluarga 100% 48,24%
b. Pembinaan asuhan panti 0 panti 0% 0%
asuhan/weda
5 BINA KESEHATAN KERJA
a. Pos UKK yang berfungsi 0 pos 0% 0%
baik
b. Pelayanan kesehatan oleh 0 orang 0% 0%
tenaga kesehatan pada
pekerja di pos UKK
c. Pembinaan K3 di tempat 0 tempat 0% 0%
kerja kerja
6 KESEHATAN JIWA
a. Penemuan gangguan jiwa 32.417 orang 5% 1,23%
baru
b. Penanganan kasus 336 orang 100% 100%
gangguan jiwa
15
kematian anak balita (AKABA). Berikut adalah tabel dari situasi AKI, AKB,
dan AKABA UPT Kesmas Blahbatuh I tahun 2010-2015.
Tabel 8. Situasi Jumlah Kelahiran Hidup, Kematian Ibu, dan Kematian Bayi-
Balita UPT Kesmas Blahbatuh I tahun 2010-2016
Tahun Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Kelahiran Kematian Ibu Kematian Kematian
Hidup (orang) Bayi Anak Balita
2010 469 0 4 0
2011 539 2 12 3
2012 526 1 1 0
2013 496 0 5 2
2014 463 0 2 1
2015 462 0 4 1
2016 468 0 0 0
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui jumlah kematian ibu pada tahun
2016 yaitu 0 dimana hal ini berarti terget Millenium Development Goals
(MDGs) telah tercapai. Jumlah kematian bayi tahun 2016 yakni 0, begitu juga
jumlah kematian anak balita. Hal ini juga berarti target MDGs telah tercapai
namun terdapat fluktuasi dari tahun 2010 sampai 2016.
KESIMPULAN
1. UPT Kesmas Blahbatuh I merupakan salah satuh dari dua UPT Kesmas
yang berada di Kecamatan Blahbatuh dengan luas wilayah kerja 19,65
km2, UPT Kesmas Blahbatuh I terletak di Desa Keramas.
16
2. Jumlah penduduk di wilayah kerja UPT Kesmas Blahbatuh I tahun 2015
yakni 32.736 jiwa yang terdiri dari laki-laki 50,4% dan perempuan 49,6%
dengan sex ration 1,01 dengan kepadatan penduduk 1.649 per km2.
SARAN
17
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS- ILMU KEDOKTERAN
PENCEGAHAN (IKK-IKP)
KEPANITRAAN KLINIK MADYA (KKM)
I. Deskripsi Program
Program P2P termasuk kedalam program dasar puskesmas yang bertujuan
untuk mengendalikan dan mencegah penyakit menular dan tidak menular.
Tujuan program P2P adalah menurunkan angka kesakitan, kematian, dan
kecacatan akibat penyakit menular dan tidak menular. Prioritas program
P2M Puskesmas meliputi :
Penyakit yang menular langsung (TB, Malaria, DBD, Kuata,
Pneumonia, Diare, HIV/AIDS)
Penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi (polio, difteri, campak,
pertusis)
Penyakit yang tidak menular (hipertensi, jantung, kanker, diabetes
mellitus)
II. Input Program
a. Staf
Staf program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) di UPT
Kesmas Blahbatuh I terdiri dari masing-masing pemegang program
yaitu koordinator program TBC, Kusta, DBD, diare, surveilen,
penyehatan lingkungan, dan HIV/AIDS. Pemegang program P2P adalah
Adhy Suardhana Saputra dimana beliau juga merangkap sebagai
pemegang program penyakit diare dan surveilen.
b. Prasarana dan Sarana
Berikut ini adalah sarana dan prasarana yang tersedia pada program
P2P di UPT Kesmas Blahbatuh I.
1. Poster diare
2. Leaflet penyuluhan
3. Bubuk abate
4. Senter
5. Posbindu dasar kit
6. Oralit
7. Masker
c. Dana
Dana dalam kegiatan ini bersumber dari biaya operasional kesehatan
(BOK).
d. Sasaran
Sasaran program P2P adalah penduduk di wilayah kerja UPT Kesmas
Blahbatuh I yaitu bayi, anak balita, siswa SD, siswa SMP, siswa SMA,
penderita TB, penderita kusta, penderita HIV, dan rumah tangga.
III. Analisis Kegiatan
Tabel berikut ini mejelaskan mengenai jenis kegiatan dan indikator capaian
setiap kegiatan yang terdapat dalam program P2P di UPT Kesmas
Blahbatuh I tahun 2016.
Tabel1. Analisis Kegiatan Program P2P
No Kegiatan Sasaran Jumlah Indikator Target Capaian Keterangan
. Capaian (%) (%)
A. Program Diare
1. Penyuluhan Masyarakat 1.736 Masyarakat 100 100 2 kali/
di lima desa dapat tahun
mengetahui
tentang
penyakit
diare
2. Penemuan kasus Penderita 223 Meningkat 2,14 37,32 Setiap ada
diare yang nya cakupan kasus
berkunjung penemuan
ke penderita
posyandu, diare
pustu, dan
puskesmas
3. Penatalaksanaan Penderita 223 Terpantaunya 100 100 Saat ada
kasus diare yang penyebab, kasus
mengalami pencegahan,
diare di dan kondisi
puskesmas, penderita
pustu, dan diare
posyandu
B. Imunisasi
1. BIAS (bulan Anak SD 532 Semua anak 100 100 1 kali/
imunisasi anak kelas I, II, SD kelas I, II, tahun
sekolah) dan III dan III
mendapatkan
imunisasi
2. Imunisasi di Bayi usia 465 Semua bayi 100 96,3 Pustu hari
puskesmas dan kurang dari usia kurang rabu atau
pustu satu tahun dari satu tanggal 20.
tahun Imunisassi
mendapat di
imunisasi puskesmas
setiap hari
kamis,
khusus
BCG dan
campak
pada
minggu ke
3 dan 4.
3. Pekan imunisasi Anak usia 1.668 Semua anak 97 100 1 kali/
nasional (PIN) 0-59 bulan usia 0-59 tahun
bulan
medapatkan
PIN polio
4. Sweeping Bayi usia 1.668 Semua bayi 100 100 4 kali/
imunisasi kurang dari usia kurang tahun
satu tahun dari satu
yang tidak tahun yang
mendapat tidak
kan mendapatkan
imunisasi imunisasi
C. Kusta
1. Penemuan dini Masyarakat 2.736 Kasus kusta 0,01 0 12 kali/
kasus kusta dapat tahun
ditemukan
2. Pengobatan Penduduk 1 Semua kasus 100 100 12 kali/
penderita kusta kusta kusta terobati tahun
3. Pemeriksaan Semua 5 Tidak ada 100 100 12 kali/
kontak anggota penularan di tahun
keluarga keluarga
kusta
D. TB Paru
1. Penemuan kasus Masyarakat 736 Ditemukan 70 100 12 kali/
TB kasus baru tahun
TB paru
2. Pengobatan/ Semua 7 Kasus pasien 100 100 12 kali/
tatalaksana TB penderita TB Paru tahun
kasus TB menurun
paru
E. HIV/AIDS
1. Penyuluhan Masyarakat, 4.327 Terlaksana 100 100 12 kali/
STT, ibu nya tahun
PKK, siswa penyuluhan
SMP yang dihadiri
sebanyak 50
orang setiap
penyuluhan
A. Diare
1. Penyuluhan
Perencanaan (P1)
Kegiatan penyuluhan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang penyakit diare di wilayah kerja UPT Kesmas
Blahbatuh I. Penyuluhan dilakukan di Desa Medahan, Desa Bona,
Desa Pering, Desa Blega, dan Desa Keramas. Materi disampaikan
oleh dokter atau bidan mengenai penyebab diare, pencegahan diare,
dan penanganan diare. Sasaran dari kegiatan ini adalah 1.736 orang
dengan target dan capaian sebesar 100%. Dana dalam program ini
diperoleh dari biaya operasional kesehatan (BOK).
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan ini dilakukan oleh pemegang program, dokter, dan bidan
desa. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini mengikuti jadwal
posyandu di masing-masing banjar. Penyuluhan yang diberikan
berupa informasi mengenai penyebab diare, gejala diare, penganan
awal diare, dan tempat pengobatan diare. Kegiatan penyuluhan ini
juga dilakukan dengan kunjungan rumah untuk memberikan
informasi mengenai diare serta mencari faktor penybab diare pada
penderita diare dan keluarga pasien. Kegiatan penyuluhan ini
lengkapi dengan penggunaan poster dan pamflet untuk
mempermudah penyampaian informasi kepada masyarakat.
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan penyuluhan dilakukan oleh
penangggung jawab program, dokter, dan bidan desa. Evaluasi
kegiatan ini dilakukan setiap bulan. Laporan kegiatan ini dibuat
pada akhir tahun oleh bidan desa dan disampaikan kepada
penanggung jawab program. Pada tahun 2016, capaian kegiatan ini
sebesar 100%. Kegiatan ini sudah berjalan dengan baik sesuai
dengan jadwal. Kegiatan penyuluhan diare dilaksanakan dua kali
dalam setahun dan kegiatan kunjungan rumah dilaksanakan
sebanyak lima kali dalam sebulan.
2. Penemuan kasus
Perencanaan (P1)
Kegiatan penemuan kasus bertujuan untuk mengetahui jumlah
kasus diare yang terjadi di wilayah kerja UPT Kesmas Blahbatuh I.
Kegiatan ini dilakukan dengan mendata pasien yang terdiagnosis
diare di posyandu, pustu, dan puskesmas. Sasaran dari kegiatan ini
adalah 223 orang dengan target dan capaian sebesar 100%. Dana
dalam program ini diperoleh dari biaya operasional kesehatan
(BOK).
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan penemuan kasus diare dilakukan oleh pemegang program
dan bidan desa setiap adanya kasus diare dimasyarakat.
Pelaksanaan kegiatan ini meliputi pendata kasus diare pada
posyandu yang kemudian dilaporkan kepada staf program. Selain
itu data juga berasal dari diagnosis oleh dokter puskesmas,
puskesmas keliling, dan praktek dokter swasta yang berada di
wilayah UPT Kesmas Blahbatuh I.
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan penyuluhan dilakukan oleh
penangggung jawab program dan bidan desa. Evaluasi kegiatan ini
dilakukan setiap bulan. Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir
tahun oleh bidan desa dan disampaikan kepada penanggung jawab
program. Pada tahun 2016, tercatat sebanyak 223 kasus diare serta
tidak terjadi kematian karena kasus diare. Capaian kegiatan
penemuan kasus diare sebesar 100%.
3. Penatalaksanaan kasus diare
Perencanaan (P1)
Penanggung jawab kegiatan diare ini adalah Adhy Suardhana
Saputra. Kegiatan penatalaksanaan diare bertujuan untuk
memantau kondisi penderita, menemukan penyebab diare, dan
mencegah penyebar luasan kasus. Kegiatan ini ditujukan bagi
pasien yang mengalami diare di wilayah UPT Kesmas Blahbatuh I.
Sasaran dari kegiatan ini adalah 223 orang dengan target dan
capaian sebesar 100%. Dana dalam program ini diperoleh dari
biaya operasional kesehatan (BOK).
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan penatalaksanaan diare dialaksanakan oleh pemegang
program yang diabntu oleh dokter, bidan desa, dan kader posyandu.
Penatalaksanaan diare dilaksanakan di puskesmas, pustu, dan
posyandu oleh petugas kesehatan terkait. Pasien yang didiagnosis
diare akan dilakukan pengobatan untuk mencegah dehidrasi dengan
pemberian oralit serta pengobatan untuk mencegah kesakitan dan
kematian.
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan penatalaksanaan diare dilakukan
oleh penangggung jawab program, dokter, bidan desa, dan kader
posyandu. Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap bulan. Laporan
kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh bidan desa dan
disampaikan kepada penanggung jawab program. Pada tahun 2016,
capaian kegiatan ini sebesar 100%. Kegiatan ini sudah berjalan
dengan baik dan tidak terjadi kematian pasien karena diare.
B. Imunisasi
1. Bulan imunisasi anak sekolah (BIAS)
Perencanaan (P1)
Penanggung jawab kegiatan imunisasi ini adalah Gst Ayu Nym.
Astarani, A.Md Kep yang dibantu oleh beberapa orang staf yang
terdiri dari bidan, perawat, dan bagian management. Bulan
Imunisasi Anak Sekolah atau disingkat BIAS adalah bentuk
kegiatan operasional dari imunisasi lanjutan pada anak sekolah
yang dilakukan pada bulan tertentu setiap tahunnya. Kagiatan bulan
imunisasi anak sekolah bertujuan untuk meberikan imunisasi
campak ke-2 dan DT kepada siswa kelas 1 SD dan imunisasi Td
pada siswa kelas 2 dan 3 SD. Sasaran dari kegiatan ini adalah 532
orang anak SD kelas 1, 2, dan 3 dengan target dan capaian sebesar
100%. Dana dalam program ini diperoleh dari biaya operasional
kesehatan (BOK).
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan imunisasi dilakukan oleh pemegang program, perawat,
dan tenaga administrasi. Imunisasi anak sekolah langsung
dilakukan di sekolah masing-masing. Imunisasi campak ke 2
kepada siswa kelas 1 SD dilakukan pada bulan September
sedangkan imunisasi difteri tetanus (DT) dilakukan pada bulan
November. Imunisasi toksoid difteri (Td) pada siswa kelas 2 dan 3
SD dilaksanakan pada bulan November. Pemberian vaksin DT dan
Td merupakan salah satu upaya preventif untuk pencegahan dan
menciptakan kekebalan secara terus menerus untuk penyakit difteri
dan tetanus.
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan penatalaksanaan diare dilakukan
oleh penangggung jawab program. Evaluasi kegiatan ini dilakukan
setiap bulan. Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh
penanggung jawab program. Pada tahun 2016, capaian kegiatan ini
sebesar 100%. Kegiatan imunisasi untuk anak sekolah telah
terlaksana dan sebanyak 532 anak mendaptkan imunisasi.
2. Pelayanan imunisasi
Perencanaan (P1)
Kegiatan pelayanan imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka
kesakitan penyakit serta meningkatkan angka cakupan imunisasi
bagi bayi dan anak balita. Kegiatan imunisasi dilakukan di
puskesmas setiap hari kamis serta minggu ke 3 dan 4 oleh bidan
dan perawat. Pelaksanaan imunisasi di pustu setiap tanggal 20 oleh
bidan desa. Sasaran dari kegiatan ini adalah 462 bayi serta 1.668
balita dengan target dan capaian sebesar 100%. Dana dalam
program ini diperoleh dari biaya operasional kesehatan (BOK).
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan pelayanan imunisasi dilakukan oleh pemegang program,
bidan, dan perawat yang berada di puskesmas serta pustu. Tenaga
kesehatan yang terlibat dalam kegiatan ini sebanyak enam bidan
dan sembilan perawat di puskemsas serta enam bidan dan tiga
perawat di pustu. Jenis imunisasi yang diberikan yaitu bagi bayi
diberikan BCG, Hepatitis B, Pentabio (DPT-HB), campak, dan
polio. Pemberian imunisasi BCG dan campak diberikan pada
minggu ke 3 dan 4 setiap bulannya sedangkan imunisasi lainnya
dilaksanakan setiap minggu di puskesmas. Orang tua sang anak
diberikan konseling sebelum imunisasi oleh bidan mengenai jenis
imunisasi, manfaat, dan kejadian pasca imunisasi yang dapat timbul
pada anak. Setelah bayi atau balita diimunisasi maka petugas
kesehatan melengkapi data imunisasi pada buku kesehatan ibu dan
anak (KIA).
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan pelayanan imunisasi dilakukan
oleh penangggung jawab program. Evaluasi kegiatan ini dilakukan
setiap bulan. Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh
penanggung jawab program. Pada tahun 2016, capaian kegiatan
imunisasi lengkap pada bayi sebesar 96,3% dengan cakupan
masing-masing imunisasi yaitu HB0 sebesar 91,9%, BCG sebesar
91,9%, Polio 1 sebesar 91,9%, DPT/HB-Hib (1) sebesar 91%,
Polio 2 sebesar 91%, DPT/HB-Hib (2) sebesar 92,5%, Polio 3
sebesar 92,5%, DPT/HB Hib (3) sebesar 90,3%, polio 4 sebesar
90,3%, dan campak sebesar 96,3%. Pada batita cakupan imunisasi
DPT/HB Hib sebesar 95,9% dan campak sebesar 86,2%.
3. Pekan imunisasi nasional (PIN)
Perencanaan (P1)
Kegiatan pekan imunisasi nasional bertujuan untuk memberikan
imunisasi polio kepada seluruh anak usia 0 sampai 59 bulan di
seluruh Indonesia. Perencanaan awal dari kegiatan ini yaitu
menentukan jumlah sasaran anak usia 0-59 bulan yang tercatat di
puskesmas dan pustu. Kegiatan ini dilakukan oleh penanggung
jawab program yang dibantu oleh perawat. PIN dilaksanakan satu
kali dalam satu tahun tepatnya bulan Maret. Sasaran dari kegiatan
ini adalah 1.668 orang dengan target 97% dan capaian sebesar
100%. Dana dalam program ini diperoleh dari biaya operasional
kesehatan (BOK). Pada tahun 2017, UPT Kesmas Blahbatuh I
memiliki jadwal imunisasi Japanese Encephalitis yang
dilaksanakan pada bulan September hingga November.
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan pelayanan imunisasi dilakukan oleh pemegang program,
bidan, dan perawat yang berada di puskesmas serta pustu. Kegiatan
ini dilakukan dengan pemberian tetesan imunisasi oleh petugas
yang berjumlah dua orang. Pekan imunisasi nasional ini
dilaksanakan pada bulan Maret dengan pemberian imunisasi polio.
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan pekan imunisasi nasional (PIN)
dilakukan oleh penangggung jawab program. Evaluasi kegiatan ini
dilakukan setiap tahun. Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir
tahun oleh penanggung jawab program. Pada tahun 2016, kegiatan
ini telah terlaksana dengan baik dan sudah memenuhi target pusat
data dan informasi (Pusdatin) sebesar 97%. Capaian kegiatan PIN
pada UPT Kesmas Blahbatuh I sebesar 113%.
4. Sweeping imunisasi
Perencanaan (P1)
Sweeping imunisasi dilakkan untuk melacak sasaran yang belum
mendapatkan imunisasi untuk segera dapat diberikan imunisasi.
Kegiatan ini bertujuan untuk mecari alasan mengapa tidak
melakukan imunisasi serta mendata bayi dan balita yang telah
mendapatakan imunisasi ditempat lain tetapi belum dilaporkan ke
staf pemegang program. Kegiatan sweeping imunisasi dilakukan
oleh penanggung jawab dan bidan desa. Sasaran dari kegiatan ini
adalah 1.668 orang dengan target dan capaian sebesar 100%. Dana
dalam program ini diperoleh dari biaya operasional kesehatan
(BOK).
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Pemegang program yang dibantu oleh bidan desa datang
mengunjungi balita yang belum mendapatkan imunisasi dengan
lengkap. Kegiatan ini diawali dengan pelacakan sasaran yang sudah
terdata sebelumnya yang belum mendapat imunisasi. Pelacakan
dilakukan di setiap rumah saaran dan selanjutnya diberikan
konseling untuk segera melakukan imunisasi di puskesmas atau
pustu. Sweeping imunisasi ini dilakukan setiap tiga bulan sekali.
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan sweeping imunisasi dilakukan
oleh penangggung jawab program yang diabntu oleh bidan desa.
Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap tiga bulan sekali. Laporan
kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh penanggung jawab
program. Pada tahun 2016, kegiatan ini telah terlaksana dengan
baik dan sudah memenuhi target 100%. Sehingga semua bayi dan
balita yang belum mendapat imunisasi sudah disarankan untuk
datang ke puskesmas atau pustu untuk mendapat imunisasi.
C. Kusta
1. Penemuan dini kasus kusta
Perencanaan (P1)
Penanggung jawab kegiatan kuata ini adalah Ketut Sukreni.
Kegiatan penemuan dini kasus kusta bertujuan untuk menemukan
pasien positif kusta sehingga dapat mencegah penularan penyakit
ini dimasyarakat. Penemuan dini kasus kusta dilakukan pada pasien
yang melakukan rawat jalan di puskesmas dan pustu serta screning
di masyarakat. Kegiatan ini dilakukan oleh penanggung jawab
program yang dibantu oleh dokter di puskesma dan di luar
puskesmas. Sasaran dari kegiatan ini adalah 2.736 orang dengan
target 0,01% dan capaian sebesar 0%. Dana dalam program ini
diperoleh dari biaya operasional kesehatan (BOK).
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Pasien yang dicurigai terkena kusta yang memiliki gejala khas
seperti terapat bercak kusta keputihan atau kemerahan disertai
dengan mati rasa dan kesemutan pada ekstremitas. Pasien yang
dicurigai dengan kusta akan dilakukan pemeriksaan selanjutnya
dan jika ditemukan hasil pemeriksaan bakteri M. Leprae positif,
maka orang tersebut dapat dinyatakan menderita kusta. Setelah itu,
akan dilakukan pencatatan dari kasus tersebut.
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan penemuan dini kasus kusta
dilakukan oleh penangggung jawab program yang dibantu oleh
bidan desa. Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap tiga bulan sekali.
Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh penanggung
jawab program. Selama tahun 2016 terdapat 2 orang yang
menderita kusta dengan tipe Multi basiler, tetapi 1 orang penderita
pindah ke Kabupaten Singaraja.
2. Pengobatan penderita kusta
Perencanaan (P1)
Kagiatan pengobatan penderita kusta bertujuan untuk
menyembuhkan dan meminimalisir terjadinya komplikasi pada
penderita. Pada tahun 2016 terdapat 1 pasien kusta yang sedang
melakukan pengobatan. Kegiatan ini dilakukan di puskesmas,
dimana penderita akan datang ke puskesmas setiap bulannya untuk
mengambil blister MDT. Sasaran dari kegiatan ini adalah 1 orang
dengan target 100% dan capaian sebesar 100%. Dana dalam
program ini diperoleh dari biaya operasional kesehatan (BOK).
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Penanggung jawab program yang bekerja sama dengan dokter
puskesmas memeriksa penderita setiap bulannya. Pasien yang
didiagnosis kusta akan dilakukan pengobatan yaitu dengan Multi
Drugs Treatment (MDT). Untuk mencegah terjadinya kecacatan
dilakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui jika terdapat
komplikasi yang dialami pasien seperti kelumpuhan.
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan pengobatan penderita kusta
dilakukan oleh penangggung jawab program yang dibantu oleh
dokter puskesmas. Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap bulan
sekali. Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh
penanggung jawab program. Pada tahun 2016 kegiatan ini sudah
berjalan dengan baik dan 1 orang pasien sudah menjalani
pengobatan. Tidak ada hambatan dalam kegiatan ini.
3. Pemeriksaan kontak
Perencanaan (P1)
Kegiatan pemeriksaan kontak bertujuan untuk mencegah penularan
dan kecacatan pada penderita kusta beserta keluarga penderita.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh pemegang program yang dibantu
oleh dokter puskesmas melalui kunjungan rumah dan pemeriksaan
di tempat pelayanan kesehatan seperti di puskesmas serta scering di
bale banjar. Pemeriksaan kontak kusta ini dilakukan setiap bulan
dengan sasaran anggota keluarga penderita kusta yang kontak
setiap harinya dengan penderita. Sasaran dari kegiatan ini adalah 5
orang dengan target 100% dan capaian sebesar 100%. Dana dalam
program ini diperoleh dari biaya operasional kesehatan (BOK).
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan pemeriksaan kontak ini dilakukan pada seluruh anggota
keluarga penderita kusta yang dilaksanakan di puskesmas dan
pustu. Kegiatan ini juga diisi dengan pemberian informasi
mengenai gejala, tanda dan cara penularan kusta serta informasi
lainnya. Penyuluhan dan pemeriksaan kusta dilakukan oleh dokter
puskesmas.
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan pemeriksaan kontak kusta
dilakukan oleh penangggung jawab program yang dibantu oleh
dokter puskesmas. Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap bulan
sekali. Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh
penanggung jawab program.Kegiatan ini sudah terlaksana dengan
baik, dimana semua penderita kusta beserta keluarganya sudah
dilakukan pemeriksaan. Tidak ada hambatan yang dialami dalam
kegiatan ini.
D. TB paru
1. Penemuan kasus TB
Perencanaan (P1)
Penanggung jawab kegiatan TB paru ini adalah Ketut Sukreni.
Penemuan kasus TB bertujuan untuk mencegah penularan penyakit
di masyarakat dengan cara memastikan diagnosis secara cepat pada
pasien suspek TB. Penemukan kasus baru TB paru dapat dilakukan
melalui pemeriksaan lebih lanjut pada orang dengan suspek TB
paru. Kegiatan ini dilakuakan oleh pemegang program, dokter
puskesmas, dan petugas laboratorium. Sasaran dari kegiatan ini
adalah 140 orang dengan target 100% dan capaian sebesar 100%.
Dana dalam program ini diperoleh dari biaya operasional kesehatan
(BOK).
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan ini dilakukan oleh dokter puskesmas seperti anamnesis
dan pemeriksaan fisik pada pasien.Setelah dilakukan anamnesis
dan pemeriksaan fisik pasien suspek TB akan dilakukan
pemeriksaan sputum untuk mendiagnosis TB paru. Pengambilan
sputum pada pasien dilakukan oleh pasien saat pagi hari, sebelum
makan, dan setelah makan. Selanjutnya sputum akan diperiksa oleh
petugas laboratorium puskesmas. Jika pasien didapatkan positif
akan dilakukan pencatatan sebagai penemuan kasus baru dan
pasien diberikan pengobatan agar tidak menularkan ke orang
disekitarnya.
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan penemuan kasus TB Paru
dilakukan oleh penangggung jawab program yang dibantu oleh
dokter puskesmas. Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap bulan
sekali. Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh
penanggung jawab program. Pada tahun 2016, kegiatan ini sudah
dilakukan dengan baik dan didapatkan sebanyak 7 orang denga
BTA +. Sebaran terbanyak terdapat di Desa Bona 4 orang dan di
Desa Keramas, Desa Pering, serta Desa Belege masing-masing
terdapat 1 orang. Tidak ada hambatan dalam melaksanakan
kegiatan ini.
2. Pengobatan/ tatalaksana TB
Perencanaan (P1)
Pengobatan atau tatalaksana TB bertujuan untuk menurunkan
tingkat penularan, menurunkan angka kematian, dan meningkatkan
kesembuhan penderita. Pengobatan TB ditunjukan bagi pasien yang
positif menderita TB serta keluarga penderita. Kegiatan ini
dilakukan oleh pemegang program yang dibantu oleh dokter
puseksmas. Sasaran dari kegiatan ini adalah 7 orang dengan BTA +
serta 35 orang keluarga penderita dengan target dan capaian
sebesar 100%. Dana dalam program ini diperoleh dari biaya
operasional kesehatan (BOK).
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan pengobatan ditunjukan bagi pasien yang positif menderita
TB. Kegiatan yang dilakukan diantaranya pemberian kartu
pengobatan TB, pemeriksaan oleh dokter sebelum pengambilan
obat serta pemberian obat yang diperoleh dari apotek. Pasien juga
diberikan KIE mengenai penyakitnya dan pengobatan dari peyakit
tersebut. Pengobatan dilakukan secara intensif dengan memberikan
obat untuk 2 bulan pertama selanjutnya diberian obat sesuai dengan
kebutuhan selama 6 bulan.
Kegiatan konseling ditunjukkan kepada keluarga pasien dengan
memberikan informasi berupa cara etika batuk, gejala dan tanda
penyakit TB, bagaimana kontak dengan pasien TB serta informasi
lainnya. Kegiatan ini dapat dilakukan di puskesmas, pustu, dan
pusling. Penyuluhan juga dilakukan secara berkelompok yang
biasanya dilakukan di posyandu.
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan pengobatan atau
penatalaksanaan TB Paru dilakukan oleh penangggung jawab
program yang dibantu oleh dokter puskesmas. Evaluasi kegiatan ini
dilakukan setiap bulan sekali. Laporan kegiatan ini dibuat pada
akhir tahun oleh penanggung jawab program. Pada tahun 2016,
kegiatan ini sudah berjalan dengan baik dimana semua pasien
sudah mendapat pengobatan. Tetapi terdapat beberapa pasien yang
kurang mengonsumsi obat.
3. Penyuluhan TB Paru
Perencanaan (P1)
Penyuluhan mengenai TB Paru bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan mengenai penyakit TB paru yaitu mengenai
pencegahan, gejala, penularan, dan cara kontak dengan penderita
TB. Penyuluhan dilakukan dengan bekerja sama dengan staf
program promosi kesehatan (Promkes). Sasaran dari kegiatan ini
adalah 336 orang dengan target dan capaian sebesar 100%. Dana
dalam program ini diperoleh dari biaya operasional kesehatan
(BOK).
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Penyuluhan mengenai TB Paru dilakukan melalui bekerja sama
dengan program promosi kesehatan serta dokter puskesmas.
Kegiatan penyuluhan ini dilakukan oleh dokter puskesmas dengan
memberikan informasi mengenai gejala, pencegahan, penularan,
dan cara kontak dengan penderita TB paru. Untuk tempat dan
waktu dipersiapkan oleh staf pemegang program Promkes.
Kegiatan ini dilakukan satu kali dalam satu bulan.
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan penyuluhan TB Paru dilakukan
oleh penangggung jawab program yang dibantu oleh dokter
puskesmas serta penanggung jawab program promosi kesehatan.
Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap tiga bulan sekali. Laporan
kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh penanggung jawab
program. Pada tahun 2016 kegiatan ini sudah berjalan dengan
capaian 100% dan telah dilaksanakan di desa wilayah kerja UPT
Kesmas Blahbatuh I sebanyak lima kali dalam setahun.
E. HIV/AIDS
1. Penyuluhan HIV
Perencanaan (P1)
Penanggung jawab kegiatan HIV/AIDS ini adalah Luh Putu
Sumartini. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
mengenai kesehatan HIV/AIDS yaitu mengenai pencegahan,
gejala, dan agar siswa tidak mendiskriminasi ODHA. Sasaran dari
kegiatan ini adalah masyarakat, STT, ibu PKK, siswa SMP.
Penyuluhan dilakukan dengan bekerjasama dengan staf program
Promkes. Sasaran dari kegiatan ini adalah 4.327 orang dengan
target dan capaian sebesar 100%. Dana dalam program ini
diperoleh dari biaya operasional kesehatan (BOK).
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Pemegang program HIV/AIDS bekerja sama dengan dokter
puskesmas dan penanggung jawab program promosi kesehatan.
Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan informasi berupa
kesehatan reproduksi remaja, penyakit IMS dan HIV/AIDS oleh
dokter puskesams. Untuk tempat dan waktu dipersiapkan oleh staf
pemegang Promkes. Penyuluhan ini dilakukan satu kali dalam
sebulan.
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan penyuluhan HIV/AIDS
dilakukan oleh penangggung jawab program yang dibantu oleh
dokter puskesmas serta penanggung jawab program promosi
kesehatan. Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap tiga bulan sekali.
Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh penanggung
jawab program. Pada tahun 2016 kegiatan ini sudah berjalan
dengan baik dengan jumlah peserta penyuluhan yang hadir lebih
dari 50 orang setiap kali penyuluhan.
2. Screening HIV/AIDS
Perencanaan (P1)
Screening HIV/AIDS bertujuan untuk deteksi secara dini seseorang
yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Kegiatan
ini dilakukan oleh pemegang program HIV, dokter puskesmas,
bidan, dan petugas laboratorium. Sasaran kegiatan screening
HIV/AIDS adalah ibu hamil sebanyak 553 orang, penderita TB
sebanyak 1 orang, dan orang yang berisiko tinggi seperti pelayan
kafe sebanyak 30 orang. Target dan capaian kegiatan ini sebesar
100%. Dana dalam program ini diperoleh dari biaya operasional
kesehatan (BOK).
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan ini diawali dengan konseling kepda pasien yang datang ke
puskesmas. Pasien lalu diberikan lembar persetujuan untuk
dilakukan tindakan pemeriksaan HIV. Screening HIV yang
dilakukan kepada ibu hamil dapat dilakukan di puskesmas saat
kunjungan ANC serta saat pelaksanaan kelas ibu hamil. Screening
HIV pada pelayan kafe dan penderita TB Paru dilakukan di
puskesmas oleh petugas laboratorium. Hasil tes HIV akan
disampaikan oleh konselor kepada pasien diruangan khusus karena
hasil ini bersifat rahasia. Jika pasien memiliki hasil positif HIV
maka akan dilakukan pengobatan, mencari informasi awal
penularannya serta pencarian patner seksualnya untuk dilakukan
pemeriksaan.
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan screening HIV/ AIDS dilakukan
oleh penangggung jawab program yang dibantu oleh dokter
puskesmas serta penanggung jawab program promosi kesehatan.
Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap tiga bulan sekali. Laporan
kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh penanggung jawab
program. Kegiatan ini sudah berjalan dengan lancar serta diperoleh
satu orang positif HIV. Tidak ada kendala dalam melaksanakan
kegiatan ini.
F. DBD
1. Penyelidikan epidemiologi (PE) DBD
Perencanaan (P1)
Penanggung jawab kegiatan DBD ini adalah Ni Ketut Suartini yang
dibantu oleh tiga orang staf. Penyelidikan epidemiologi DBD
adalah penyelidikan yang dilakukan dengan memperhatikan
beberapa aspek seperti kronologis penyakit, memantau keadaan
jentik nyamuk di rumah atau di sekitar rumah penderita serta untuk
menentukan tindak lanjut penanganan dan pencegahan penularan.
Sasaran dari kegiatan ini adalah rumah penderita DBD dan
lingkungan sekitar rumah penderita. Sasaran dari kegiatan ini
adalah 327 orang dengan target dan capaian sebesar 100%. Dana
dalam program ini diperoleh dari biaya operasional kesehatan
(BOK).
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Penyelidikan epidemiologi dilakukan untuk mencari penderita
DBD atau tersangka DBD lainnya dan pemeriksaaan jentik nyamuk
penular DBD ditempat tinggal penderita dan rumah sekitar.
Pelaksanaan program DBD menggunakan peralatan survei
(tensimeter, termometer, senter, dan formulir PE) dan kemudian
memberitahukan kepada kepala desa atau lurah bahwa di
wilayahnya terdapat penderita DBD. Kegiatan yang dilakukan
adalah sebagai berikut
1. Melakukan wawancara dengan keluarga
2. Melakukan pemeriksaan jentik pada tempat perindukan
nyamuk.
3. Bila ditemukan penderita demam tanpa sebab yang jelas,
dilakukan pemeriksaan kulit dan uji torniquet.
4. Hasil pemeriksaan adanya penderita DBD dan hasil
pemeriksaan terhadap penderita demam serta pemeriksaan
jentik dicatat dalam formulir PE.
5. Hasil PE kemudian dilaporkan kedinas kesehatan kabupaten.
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan penyelidikan epidemiologi (PE)
DBD dilakukan oleh penangggung jawab program yang dibantu
oleh dua orang staff. Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap tiga
bulan sekali. Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh
penanggung jawab program. Kegiatan ini sudah berjalan dengan
capaian sebesar 100%. Tidak ada kendala dalam melaksanakan
kegiatan ini.
2. Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB)
Perencanaan (P1)
Kegiatan pemeriksaan jentik nyamuk bertujuan untuk memeriksa
tempat penampungan air (TPA) di dalam dan di luar rumah/
bangunan serta benda-benda lain yang dapat menampung air hujan
di halaman. Kegiatan ini dilakukan oleh pemegang program yang
dibantu oleh petugas kesehatan di UPT Kesmas Blahbatuh I sesuai
dengan jadwal. Pemeriksaan jentik nyamuk secara berkala
dilaksanakan satu kali dalam satu bulan. Sasaran dari kegiatan ini
adalah 459 orang dengan target dan capaian sebesar 100%. Dana
dalam program ini diperoleh dari biaya operasional kesehatan
(BOK).
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan pemeriksaan jentik berkala meliputi pengumpulan dan
pengolahan data secara langsung setelah kegiatan posyandu
didaerah binaan. Petugas akan memperkenalkan diri terlebih dahulu
kepada keluarga yang dikunjungi. Keluarga beserta petugas
melakukan pemeriksaan pada tempat penampungan air yang ada di
luar dan di halaman rumah, baik yang dipakai ataupun tidak.
Pemeriksaan pada tempat yang gelap akan dilakukan dengan
bantuan senter. Bila terlihat ada jentik maka petugas meminta
keluarga juga melihatnya. Kegiatan dilanjutkan dengan pemberian
penyuluhan dengan anjuran 3M yang meliputi menguras, menutup,
dan mengubur.
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan pemeriksaan jentik berkala
(PJB) dilakukan oleh penangggung jawab program yang dibantu
oleh dua orang staff. Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap tiga
bulan sekali. Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh
penanggung jawab program. Kegiatan ini sudah berjalan dengan
baik dan diperoleh angka bebas jentik (ABJ) sebesar 87%, dimana
capaian ABJ masih dibawah target yaitu 95% .
3. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
Perencanaan (P1)
Kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dilakukan untuk
memberikan informasi mengenai manfaat PSN sehingga
masyarakat memiliki niat untuk melaksanakannya. Kegiatan PSN
yang biasanya dilakukan adalah 3M (menguras, menutup dan
mengubur). Selain itu dapat juga dilakukan dengan mengguakan
bubuk abate. Kegiatan ini dilakukan satu kali dalam satu minggu
oleh pemegang program yang dibantu dengan petugas kesehatan
sesuai dengan jadwal yang telah dibuat. Sasaran dari kegiatan ini
adalah 459 orang dengan target dan capaian sebesar 100%. Dana
dalam program ini diperoleh dari biaya operasional kesehatan
(BOK).
Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dilaksanakan setiap hari
jumat pagi. Kegiatan yang dilakukan diantaranya memeriksa jentik
pada tempat penampungan air yang kemudian dicatat dalam
blangko PSN. Petugas PSN dengan bantuan senter akan melihat
tempat penampungan air masyarakat seperti tempat penampungan
air di kamar mandi, di dapur, dan tempat lainnya. Selain itu,
dilakukan pula pemberian bubuk abate pada tempat penampungan
air yang tidak dapat dikuras. Setelah itu, warga akan diberikan KIE
mengenai pentingnya PSN dan bagaimana cara yang benar untuk
melakukannya.
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan pemberantasan sarang nyamuk
(PSN) dilakukan oleh penangggung jawab program yang dibantu
oleh tenaga kesehatan di UPT Kesmas Blahbatuh I sesuai dengan
jadwal. Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap tiga bulan sekali.
Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh penanggung
jawab program. Kegiatan ini sudah terlaksana dengan baik. Tetapi
terkadang saat melakukan kunjungan rumah, tidak ada anggota
keluarga yang berada di rumah. Selain itu berdasarkan data tahun
2016 didapatkan ABJ sebesar 87,8% dimana belum mencapai
target yaitu 95%.
IV. Kesimpulan
Hasil Positif
Pada tahun 2016, seluruh indikator program TB paru, program kusta,
program HIV/AIDS, dan program DBD.
Masalah yang tersisa
Masalah kesehatan yang masih tersisa diantaranya penemuan kasus
diare, pelayanan imunisasi pada bayi belum mencapai target, dan saat
kegiatan PSN masih terdapat anggota keluarga yang tidak hadir serta
ABJ yang berlum sesuai dengan target.
V. Saran
Saran yang dapat diberikan, yaitu:
Sebaiknya orang tua bayi diberikan komunikasi, informasi, dan
edukasi (KIE) mengenai pentingnya imunisasi sehingga mereka dapat
aktif berpartisipasi dalam kegiatan imunisasi.
Sebaiknya kegiatan pemberantasan sarang nyamuk lebih ditingkatkan
lagi agar angka bebas jentik sesuai dengan target.
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS- ILMU KEDOKTERAN
PENCEGAHAN (IKK-IKP)
KEPANITRAAN KLINIK MADYA (KKM)
I. Deskripsi Program
Program KIA-KB merupakan salah satu program wajib puskesmas yang
memberikan beberapa pelayanan meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, neonatus,
bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi, dan balita. Tujuan dari program ini
adalah untuk menurunkan angka kematian ibu bersalin, angka kematian bayi
dan angka kematian balita dengan meningkatkan cakupan K1, K4 serta
persalinan oleh tenaga kesehatan serta imunisasi pada bayi. Kegiatan pada
program KIA KB dan anak meliputi Pelaksanaan Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), pelaksanaan kelas ibu hamil,
pemantauan ibu hamil resiko tinggi (resti), pematauan kesehatan ibu nifas,
pendataan sassaran bayi, balita, dan anak pra sekolah, pemeriksaan neonatus
(kunjungan rumah KN3), pemantauan kesehatan neonatus termasuk
neonatus resti, kunjungan rumah bayi resti, melaksanakan SDIDTK pada
anak pra sekolah, pemantauan kesehatan anak balita resti, pelaksanaan kelas
balita, pemantauan kesehatan anak balita, pelayanan MTBM, pelayanan
MTBS, pelacakan kematian balita, dan kunjungan rumah PUS yang tidak
ber-KB atau DO .
II. Input Program
a. Staf
Pemegang program KIA-KB adalah Ni Nyoman Nurani. Beliau dibantu
oleh 11 orang bidan bertugas pada program KIA diantaranya ada 6
orang bidan yang bertugas di puskesmas dan 5 bidan yang bertugas di
pustu. Kader posyandu berjumlah 5 orang yang ditempatkan di 33
Posyandu.
b. Prasarana dan Sarana
Berikut ini adalah sarana dan prasarana yang tersedia pada program KIA
KB di UPT Kesmas Blahbatuh I.
Meja
Tensimeter,
Blangko pencatatan,
Alat kontrasepsi
Funduskop dan doppler,
Thermometer
Timbangan
Pengukur LILA
Kursi
Tempat tidur pasien,
c. Dana
Dana dalam kegiatan ini bersumber dari biaya operasional kesehatan
(BOK).
d. Sasaran
Sasaran dari program ini adalah ibu hamil, ibu nifas, ibu dengan risti
(risiko tinggi), neonatus, neonatus dengan risiko tinggi (risti), balita,
Pasangan Usia Subur (PUS), Wanita Usia Subur (WUS). Sasaran pada
program KIA-KB ditetapkan untuk wilayah cakupan puskesmas yang
terdiri dari 5 desa.
III. Analisis Kegiatan
Tabel berikut ini mejelaskan mengenai jenis kegiatan dan indikator capaian
setiap kegiatan yang terdapat dalam program KIA KB di UPT Kesmas
Blahbatuh I tahun 2016.
Tabel 1. Analisis Kegiatan Program KIA KB
No Kegiatan Sasaran Jumlah Indikator Target Capaian Keterangan
Capaian (%) (%)
A. Upaya Kesehatan Ibu
1. Pelayanan ANC Ibu Hamil 513 Kunjungan 1 100 95,52 Setiap hari
Kunjungan 4 87,33
2. Pelaksanaan Ibu hamil 513 Kunjungan 100 100 20 kali/
Program rumah ibu bulan
Perencanaan hamil dan
Persalinan dan terpasangnya
Pencegahan stiker P4K
Komplikasi
(P4K)
3. Pelaksanaan Ibu hamil 513 Terlaksana 100 100 2 kali/
kelas ibu hamil nya kelas ibu bulan di
hamil Desa
minimal 4 Pering dan
kali 1 kali/
bulan di
desa
lainnya,
4. Pemantauan Ibu Ibu hamil 103 Menurunnya 100 100 1 kali/
Hamil Resiko resti jumlah bulan
Tinggi (Resti) kematian ibu
5. Pematauan Ibu nifas 491 Terpantaunya 100 100 1 bulan/
kesehatan ibu kesehatan ibu kali
nifas pasca
melahirkan
hingga hari
ke 42
IV. Kesimpulan
1. Hasil Positif
Pada tahun 2016, indikator kegiatan pelayanan ANC, pelaksanaan
program perencanaan persalinan dan pencegahan Komplikasi (P4K),
pelaksanaan kelas ibu hamil, pemantauan ibu hamil resiko tinggi (Resti),
pemantauan kesehatan ibu nifas, kunjungan rumah bayi resti,
melaksanakan SDIDTK pada anak pra sekolah, pemantauan kesehatan
anak balita termasuk balita yang resti, pelayanan MTBS, pelacakan
kematian balita, kunjungan rumah PUS yang tidak ber-KB, dan
pelayanan KB telah berhasil mencapai target.
2. Masalah Yang Tersisa
Masalah kesehatan yang masih tersisa diantaranya pemeriksaan neonatus
(kunjungan rumah KN3) yang belum mencapai target.
V. Saran
Saran yang dapat diberikan adalah:
1. Sebaiknya ibu yang memiliki neonatus diberikan informasikan lagi agar
melakukan kunjungan neonatus secara lengkap di puskesmas atau
pustu.
2. Sebaiknya perlu dilakukan pendataan lagi mengenai jumlah ibu hamil
dan ibu nifas agar dapat mengetahui secara pasti jumlah sasaran dari
kegiatan tersebut.
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS- ILMU KEDOKTERAN
PENCEGAHAN (IKK-IKP)
KEPANITRAAN KLINIK MADYA (KKM)
I. Deskripsi Program
Program perbaikan gizi puskesmas adalah adalah salah satu program pokok
Puskesmas yang meliputi penyuluhan gizi di Posyandu, penimbangan balita,
pemberian suplemen gizi (melalui pemberian vitamin A dan tablet besi),
pemberian makanan tambahan termasuk makanan pendamping Air Susu Ibu
(MP-ASI), pemantauan dan penanganan gizi buruk.
II. Input Program
a. Staf Staf pelaksana program gizi adalah 1 orang pemegang program yaitu
A.A.Gd Rai Sujana yang dibantu oleh 1 orang bidan desa dan 5 kader di
setiap posyandu.
b. Prasarana dan Sarana Adapun sarana prasarana yang digunakan dalam
menunjang kegiatan adalah: Alat timbang, meteran lingkar kepala dan
lingkar lengan atas (LILA), Antropometri kit, Buku pedoman, Buku
pencatatan.
c. Dana Sumber dana yang digunakan pada tahun 2016 adalah berasal dari
Bantuan Operasional Kerja (BOK).
d. Sasaran Pada tahun 2016, sasaran program gizi UPT Blahbatuh I terdiri dari
bayi, balita, balita gizi buruk, bumil, bufas, masyarakat gakin, dan rumah
tangga.
III. Analisis Kegiatan
Tabel berikut ini mejelaskan mengenai jenis kegiatan dan indikator capaian
setiap kegiatan yang terdapat dalam program pelayanan gizi di UPT Kesmas
Blahbatuh I tahun 2016.
Tabel1. Analisis Kegiatan Program Pelayanan Gizi
3) Pemberian vitamin A
a. Perencanaan (P1)
Pemberian vitamin A merupakan kegiatan dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan vitamin A kepada balita dan ibu nifas untuk mengatasi
hilangnya vitamin A pasca melahirkan. Sasaran dari kegiatan ini adalah
ibu nifas vitamin A dosis 200.000 IU selama masa nifas (0-42 hari), balita
usia 6 – 11 bulan yang diberikan vitamin A 1 kali dosis 100.000 IU
(kapsul warna biru), balita usia 12 – 59 bulan vitamin A dosis 200.000 IU
2 kali pertahun (kapsul warna merah) dengan target bayi, balita (98%)
sedangkan ibu nifas (90%). Kegiatan ini tidak membutuhkan dana karena
vitamin A sudah tersedia di balai pengobatan.
V. Kesimpulan
- Hasil positif : Berdasarkan hasil kegiatan tahun 2016, PMT dan
penyuluhan di posyandu, pemberian vitamin A, pelacakan Gizi buruk,
monitoring Garyo di masyarakat, pemantauan status gizi balita sudah
berjalan dan mencapai target
- Masalah:
- Masalah kesehatan
Terdapat beberapa kegiatan pada tahun 2016 yang belum mencapai
target sasaran yaitu 90 tablet tambah darah kepada ibu hamil dan
pemantauan ASI eksklusif
- Masalah manajemen
Tidak terdapat masalah manajemen dalam melakukan program gizi
di UPT Kesmas I Blahbatuh.
VI. Saran
- Perlu dilakukan sosialisasi mengenai manfaat dan melakukan pemeriksaan
di posyandu sehingga minat bumil untuk dating keposyandu meningkat.
- Perlu sosialisasiatau promosi kesehatan yang lebih lagi mengenai
pentingnya pemberian ASI eksklusif agar cakupan pemberian ASI
eksklusif meningkat.
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS- ILMU KEDOKTERAN
PENCEGAHAN (IKK-IKP)
KEPANITRAAN KLINIK MADYA (KKM)
I. Deskripsi program
Kesehatan lingkungan (Kesling) merupakan salah satu program pokok untuk
mengembangkan bagian dari dasar-dasar kesehatan masyarakat yang meliputi
semua aspek manusia dalam hubungannya dengan lingkungan. Menurut WHO,
kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan yang harus ada antara
manusia dan lingkungan karena lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan
dari manusia. Ruang lingkup dari kesehatan lingkungan menurut WHO yang
meliputi : Penyediaan air minum, pengolahan air buangan dan pengendalian
pencemaran, pembuangan sampah padat, pengendalian vektor, pencegahan /
pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia, hygiene makanan
termasuk hygiene susu, pengendalian pencemaran udara, pengendalian radiasi,
kesehatan kerja, pengendalian kebisingan, aspek kesling dant ransportasi udara,
tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemik/
wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk, tindakan pencegahan untuk
menjamin lingkungan. Sasaran dari pelaksanaan kesehatan lingkungan yaitu
tempat umum berupa hotel, pasar, pemukiman dan terminal; lingkungan
pemukiman yang meliputi rumah tinggal dan asrama sejenis; lingkungan kerja
seperti perkantoran dan kawasan industri yang sejenis serta lingkungan lainnya
berupa lingkungan yang berada di dalam keadaan darurat.
V. Kesimpulan
Hasil positif
Berdasarkan kegiatan yang telah berlangsung diprogram kesehatan
lingkungan tahun 2016 ini, terlihat bahwa kegiatan pemeriksaan sampel
air makanan dan pemicuan STBM sudah mencapai target.
Masalah yang tersisa
o Masalah kesehatan: beberapa dari kegiatan ini tidak dapat
memenuhi target diantaranya inspeksi sanitasi TPM dan TTU dan
pemeriksaan sampel air minum. Pencapaian pada inspeksi sanitasi
TPM sebanyak 88,57% dan pada pemeriksaan TTU 92,17%.
o Masalah manajemen: Pada pemeriksaan TPM dan TTU wilayah
kerja UPT Kesmas Blahbatuh I sangat luas sedangkan tenaga
kesehatan pada program kesling sedikit. Sehingga petugas
kesehatan agak kesulitan melakukan pengawasan pada TPM dan
TTU. Selain itu, partisipasi masyarakat ketika dilakukan
pemeriksaan TPM masih kurang.
VI. Saran
Untuk mengatasi masalah tersebut pada program kegiatan kesling
sebaiknya ketenagaan kerja diefisiensikan seperti menambah ketenagaan
atau bekerja sama dengan program UPT Kesmas Blahbatuh I lainnya.
Perlu dilakukan kerja sama dengan pihak dinas kesehatan untuk bertindak
tegas kepada pemilik TPM dan TTU yang belum memenuhi syarat
kesehatan dan memiliki sertifikat layak sehat.
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS- ILMU KEDOKTERAN
PENCEGAHAN (IKK-IKP)
KEPANITRAAN KLINIK MADYA (KKM)
I. Deskripsi Program
Upaya pelayanan kesehatan usia lanjut adalah upaya kesehatan paripurna dasar
dan menyeluruh dibidang usia lanjut yang meliputi peningkatan kesehatan,
pencegahan, pengobatan dan pemulihan. Program ini bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua
yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat
sesuai dengan keberadaannya dalam strata kemasyarakatan.
- Timbangan
- Stetoskop
- Thermometer
- Tensi Meter
c. Dana
Dana yang digunakan pada tahun 2016 bersumber dari Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK).
d. Sasaran
Seluruh lansia yang ada di banjar cakupan wilayah kerja di UPT kesmas
Blahbatuh I.
1. Posyandu lansia
a. Perencanaan (P1)
Penanggung jawab kegiatan upaya kesehatan usia lanjut adalah Ni
Nyoman Trililayanti. Perencanaan kegiatan ini dilakukan dengan
mendata jumlah lansia yang ada di setiap dusun/banjar. Pendataan
dilakukan oleh pemegang program dan dibantu oleh kelian banjar.
Saat ini jumlah posyandu yang terdapat di wilayah kerja UPT Kesmas
Blahbatuh I yaitu sebanyak 5 posyandu. Tujuan dari kegiatan ini
adalah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat usia lanjut supaya
hidup mandiri dan menikati hari tua. Selain mendata jumlah lansia,
pemegang program juga membuat jadwal pelaksanaan posyandu
lansia. Sasaran dari kegiatan ini adalah pralansia sebanyak 329 orang
serta lansia 366 orang dengan target 90% dan capaian sebesar 92,5%.
Dana dalam program ini diperoleh dari biaya operasional kesehatan
(BOK).
b. Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan posyandu lansia diadakan sebulan sekali sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan bertempat di banjar-banjar yang ada di
wilayah kerja UPT Kesmas Blahbatuh I. Kegiatan yang dilakukan
diantaranya adalah penyuluhan mengenai kesehatan, senam lansia,
pemeriksaan umum (berat badan, tinggi badan, tekanan darah dan gula
darah) serta pengobatan. Pengobatan umumnya hanya pemberian
vitamin saja pada lansia karena lansia lebih diutaman untuk
meningkatkan pola hidup sehat. Apabila terdapat lansia dengan
penyakit tertentu akan disarankan untuk kontrol ke puskesmas.
c. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan posyandu lansia dilakukan oleh
penangggung jawab program dan bidan desa. Evaluasi kegiatan ini
dilakukan setiap bulan. Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir tahun
oleh penanggung jawab program. Berdasarkan data tahun 2016,
kegiatan ini hanya tercapai sebesar 92,5%.
2. Senam Lansia
a. Perencanaan (P1)
Kegiatan senam lansia bertujuan untuk memperlancar proses
degenerasi karena perubahan usia, mempermudah untuk
menyesuaikan kesehatan jasmani dalam kehidupan (adaptasi),
memperbaiki tenaga cadangan dalam fungsinya terhadap
bertambahnya sakit. Saat ini kegiatan senam lansia di wilayah kerja
UPT Kesmas Blahbatuh I dilaksanakan ditiga posyandu. Sasaran dari
kegiatan ini adalah pralansia sebanyak 329 orang serta lansia 366
orang dengan target 50% dan capaian sebesar 70%. Dana dalam
program ini diperoleh dari biaya operasional kesehatan (BOK).
b. Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan senam lansia dilaksanakan setiap bulan dengan jumlah
kegiatan sebanyak 3 kali yang bertempat di Desa Medahan, Desa
Pering, dan Desa Belega. Kegiatan ini dilakukan oleh penanggung
jawab kegiatan dan bidan desa. Senam lansia dilaksanakan pada sore
hari yang bertempat di bale banjar. Peseta senam disarankan untuk
menggunkan pakaian senam seperti baju kaos, celana trening atau non
jens, dan menggunakan sepatu olahraga.
c. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan senam lansia dilakukan oleh
penangggung jawab program dan bidan desa. Evaluasi kegiatan ini
dilakukan setiap bulan. Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir tahun
oleh penanggung jawab program. Berdasarkan data tahun 2016,
kegiatan ini hanya tercapai sebesar 70%. Hal ini dikarenakan jumlah
kehadiran penduduk lansia yang masih kurang, penyebab dari
kurangnya kehadiran karena terbentur dengan kegiatan upacara
keagamaan atau kegiatan lain penduduk lansia.
IV. Simpulan
1. Hasil Positif
Pada tahun 2016, indikator kegiatan posyandu lansia dan senam lansia
berjalan dengan aktif dan rutin dilaksanakan di setiap banjar.
2. Masalah yang Tersisa
Masalah dalam kegiatan ini adalah partisipasi yang kurang dari
masyarakat lansia sehingga kegiatan ini berjalan kurang baik.
V. Saran
Staf program lansia perlu lebih aktif memberikan informasi terkait
pentingnya melakukan pemeriksaan berkala atau pengobatan ke fasilitas
kesehatan (puskesmas, pustu atau posyandu) bagi lansia yang sakit atau sehat,
sehingga kunjungan lansia ke fasilitas kesehatan meningkat dan seluruh
lansia dapat memperoleh pelayanan kesehatan.