Anda di halaman 1dari 81

PROFIL UPT KESMAS BLAHBATUH I

Oleh:
I Komang Ery Purnama Warsana P (177008019)
LM. Winda Astari (177008063)

Pembimbing:
dr.Ketut Tangking Widarsa, MPH

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA


DI BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS - ILMU
KEDOKTERAN PENCEGAHAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS WARMADEWA
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya,
laporan yang berjudul “Profil UPT Kesmas Blahbatuh I” dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan rasa terimakasih dan penghormatan
yang setinggi-tingginya kepada:
1. dr. Ketut Tangking Widarsa, MPH selaku pembimbing yang telah banyak
memberikan masukan sehingga proposal ini bisa diselesaikan dengan baik.
2. dr. Ni Made Dahlia selaku Kepala UPT Kesmas Blahbatuh I yang telah
memberikan arahan, bimbingan, dan masukan kepada penulis.
3. Seluruh staf pegawai UPT Kesmas Blahbatuh I dan seluruh pihak yang
membantu dalam penyelesaian penelitian ini.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi seluruh
pihak yang memerlukan.

Denpasar, 3 Juni 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
1. Wilayah Puskesmas ............................................................................................. 1
1.1 Kondisi Geografis......................................................................................... 1
1.2 Kondisi Demografi ....................................................................................... 2
2. Struktur Organisasi ............................................................................................. 3
2.1 Unit-unit Kerja di UPT Kesmas Blahbatuh I ............................................... 3
2.2 Analisis Tugas dan Fungsi ........................................................................... 4
3. Ketenagaan .......................................................................................................... 5
4. Sarana dan Prasarana........................................................................................... 6
4.1 Sarana Kesehatan ......................................................................................... 6
4.2 Prasarana ...................................................................................................... 6
5. Layanan Puskesmas ............................................................................................ 6
5.1 Upaya Kesehatan Wajib ............................................................................... 6
5.2 Upaya kesehatan Pengembangan ................................................................. 7
5.3 Upaya Kesehatan Penunjang ........................................................................ 7
6. Cakupan Pelayanan ............................................................................................. 8
6.1 Upaya Kesehatan Wajib ............................................................................... 8
6.2 Upaya Kesehatan Pengembangan .............................................................. 14
7. Status Kesehatan Masyarakat ............................................................................ 15
KESIMPULAN ..................................................................................................... 16
SARAN ................................................................................................................. 17
LAMPIRAN

ii
PROFIL PUSKESMAS

1. Wilayah Puskesmas

1.1 Kondisi Geografi

Unit Pelaksana Teknis Kesehatan Masyarakat (UPT Kesmas) Blahbatuh I


merupakan salah satu dari dua UPT Kesmas yang berada di Kecamatan
Blahbatuh dengan luas wilayah kerja 19,65 km2 dimana Desa Pering
merupakan desa dengan wilayah terluas.UPT Kesmas Blahbatuh I terletak
di Desa Keramas dengan jarak + 4 km dari kota Gianyar dengan waktu
tempuh dari masing-masing wilayah kerja yakni + 15 menit dengan
kendaraan bermotor.

Batas wilayah kerja UPT Kesmas Blahbatuh I diantaranya:

 Sebelah Utara : Desa Abianbase


 Sebelah Selatan : Pantai Masceti
 Sebelah Timur : Desa Lebih
 Sebelah Barat : Desa Blahbatuh

Wilayah kerja UPT Kesmas Blahbatuh I meliputi5 desa dan 29 fusun


terdiri dari :

 Desa Medahan : 4 dusun


 Desa Keramas : 6 dusun
 Desa Pering : 7 dusun
 Desa Belega : 6 dusun
 Desa Bona : 6 dusun

1
Gambar 1. Peta Wilayah Kerja UPT Kesmas Blahbatuh 1

1.2 Kondisi Demografi

Jumlah penduduk di wilayah kerja UPT Kesmas Blahbatuh I pada tahun 2016
sejumlah 32.736 jiwa yang terdiri dari laki-laki 16.491 orang dan perempuan
16.245 orang. Jumlah kepala keluarga (KK) di UPT Kesmas Blahbatuh I
tahun 2016 sebanyak 7.148 KK dengan keluarga miskin yang dilayani
sebanyak 6.967 KK dan Kartu Sehat Sulinggih sebnayak 11 orang.

Tabel 1. Kondisi Demografi Wilayah Puskesmas


No. Nama Desa Jumlah Jumlah Penduduk Rasio Jumlah
KK Laki Perempuan Total L/P Jiwa/ KK
1 Medahan 1.427 2.920 2.788 5.708 1,00025 5
2 Keramas 2.353 4.851 4.564 9.415 1,06288 4
3 Pering 1.603 4.008 4.007 8.015 1,04734 4
4 Belega 1.303 2.536 2.677 5.213 0,98506 4
5 Bona 1.096 2.176 2.209 4.485 0,94732 4
JUMLAH 7.148 16.491 16.245 32.736 1,01

2
2. Struktur Organisasi

2.1 Unit-unit Kerja di UPT Kesmas Blahbatuh I

Struktur organisasi UPT Kesmas Blahbatuh I mengacu kepada Permenkes


No.5 tahun 2014.

Kepala UPT Kesmas Blahbatuh I


Kepala Sub Bag. Tata Usaha

Sistem Informasi Kepegawaian Rumah tangga Keuangan


Puskesmas (Logistik)

Jabatan Fungsional

Penanggung Jawab Penanggung Penanggung Penanggung Jawab


UKM Esensial dan Jawab UKM Jawab UKP & Jaringan Pelayanan &
Keperawatan Kesehatan Pengembangan Laboratorium Jejaring Fasilitas Yankes

Kesehatan Jiwa Pemeriksaan Puskesmas Pembantu


Pelayanan Promkes
Umum
Puskesmas Keliling
Pelayanan Kesehatan Kesehatan Gigi
Kesehatan Gigi &
Lingkungan
Mulut
Kesehatan Bidan Desa
Tradisional
Pelayanan KIA-KB Kesehatan KIA-
Komplementer Jejaring Fasilitas
KB yang UKP Pelayanan Kesehatan
Pelayanan Gizi Kesehatan
Olahraga Gawat Darurat
Pelayanan Pencegahan
dan Pengendalian Kesehatan Indra Pelayanan Gizi
Penyakit yang UKP
Kesehatan
Lansia Kefarmasian
Pelayanan Perawatan
Kesehatan Masyarakat
Kesehatan Laboratorium
Kerja

Gambar 2. Struktur Organisasi UPT Kesmas Blahbatuh I

3
2.2 Analisis Tugas dan Fungsi

Tabel 2. Tugas Pokok dan Tugas Intergrasi Petugas UPT Kesmas


Blahbatuh I
NO TUGAS POKOK TUGAS INTEGRASI
1 Kepala Puskesmas Pelayanan medis
Puskesmas dalam dan luar
gedung
2 Ka. Subag TU Mewakili Kepala UPT
3 Program Kesehatan Gigi dan Yankes medis Puskesmas
Mulut dalam dan luar gedung
4 Program Upaya Pengobatan Pelayanan medis
Puskesmas dalam dan luar
gedung
5 Koordinator Program Upaya Yankes medis Puskesmas
KIA dan KB dalam dan luar gedung
6 Program Lansia, PTM Petugas BP
7 Program Gizi Koordinator Posyandu
8 Program Diare, Surveilens
9 Program UKS, Jiwa, Indra Petugas BP
Masyarakat
10 Program TB Paru, Kusta Petugas BP Yankes
11 Pelayanan Kesehatan di Pustu Pelayanan KIA-KB di
Medahan Pustu Medahan
12 Pelayanan Kesehatan di Pustu Pelayanan KIA-KB di
Bona Pustu Bona
13 Pelayanan Kesehatan di Pustu Pelayanan KIA-KB di
Belega Pustu Belega
14 Bidan Desa Keramas Posyandu Keramas
15 Program Anak PPTK
16 Petugas Pendaftaran
17 Petugas Apotek
18 Program UKGS Pelayanan Poli Gigi
19 Bendahara Pembantu Petugas JKBM
Pengeluaran
20 Program Promkes, PMS, UKK Apotik
21 Bendahara Penerimaan Petugas JKBM
22 Bendahara Pengeluaran
23 Perencanaan SDM
24 Program Kesling, DBD Apotik
Pelayanan Kesehatan di Pustu
Belaga
25 Pelayanan Kesehatan di Pustu
Medahan
26 Pelayanan Kesehatan di Pustu
Pering
27 Pelayanan Kesehatan di Pustu
Bona
4
28 Petugas KIA Petugas Gudang Obat
29 Laboratorium Puskesmas Bendahara BOK
30 ISPA, Batra Putugas BOK
31 Program Imunisasi
32 Pengurus Barang
33 Program Remaja dan Kespro
34 Pelayanan Kesehatan di Pustu BPJS
Bona
35 SP2TP, Rujukan, Rabies
36 CS

3. Ketenagaan

UPT Kesmas Blahbatuh I adalah UPT Kesmas dengan jejaring pelayanan


pemerintah terdiri atas 4 puskesmas pembantu, 1 unit Pusling, dan 1 unit
ambulans. Berikut adalah tabel dari Ketenagaan yang bertugas di UPT Kesmas
Blahbatuh I.

Tabel 3. Ketenagaan yang bertugas di UPT Kesmas Blahbatuh I


No Jenis Tenaga Jlm. Pendidikan Tempat %
Bertugas
S2 S1 D3 D2 D1 SMA Pusk Pustu
1 Dokter Umum 4 4 4 8,69
2 Dokter Gigi 3 3 3 6,52
3 Ka. TU 1 1 1 2,17
4 Perawat 12 4 6 2 9 3 26,09
5 Bidan 13 3 10 8 5 28,26
6 Sanitarian 2 1 1 2 4,35
7 Ahli Gizi 1 1 1 2,17
8 Tenaga Farmasi 1 1 1 2,17
9 Analis 1 1 1 2,17
10 SPPM 3 3 3 6,52
11 SPRG 1 1 1 2,17
12 Lain-lain* 4 4 4 8,69
JUMLAH 46 16 17 3 10 38 8 100
Ket: *Tenaga pendukung kesehatan (Tenaga administrasi dan petugas kebersihan)
Seusai dengan kedudukan UPT Kemas Blahbatuh I membina Usaha
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang terdiri dari 33 Posyandu
dengan 165 orang kader Posyandu, 10 orang kader Desa Siaga, 10 orang kader
GSI, 29 orang Jumantik dan 23 orang Batra.

5
4. Sarana dan Prasarana

4.1 Sarana Kesehatan

Pada UPT Kesmas Blahbatuh I, terdapat beebrapa sarana maupun


prasarana yang digunakan untuk menunjang kegiatan pelayanan kesehatan.
Sarana yang dimaksud adalah sarana yang dapat menunjang diagnosis atau
pelayanan. Sedangkan prasarana adalah tempat pelayanan kesehatan itu
berlangsung.

Tabel 4. Sarana Pelayanan di UPT Kesmas Blahbatuh I tahun 2016


No Jenis Sarana Puskesmas Pustu Pustu Pustu Pustu
Medahan Bona Pering Belega
1 KIA kit 1 1 1 1 1
2 Minor Surgery 2 1 1 1 1
Set
3 Diagnostic Set 2 1 1 1 1
4 Kesling Kit 1
5 Lab Kit 1
6 Ambulan 1
7 Sepeda Motor 13
JUMLAH 21 3 3 3 3

4.2 Prasarana

Tabel 5. Prasarana Pelayanan di UPT Kesmas Blahbatuh I tahun 2016


No Jenis Prasarana Jumlah
1 Puskesmas Induk 1
2 Puskesmas Pembantu 4
3 Pusling 1
4 Posyandu 33

5. Layanan Puskesmas

5.1 Upaya Kesehatan Wajib

Upaya kesehatan wajib UPT kesmas adalah upaya yang ditetapkan


berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global serta mempunyai
daya ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Upaya kesehatan wajib UPT Kesmas Blahbatuh I meliputi :

a) Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana


6
b) Upaya Kesehatan Gizi Masyarakat

c) Upaya Kesehatan Lingkungan

d) Upaya Promosi Kesehatan

e) Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

f) Upaya Pengobatan Dasar

5.2 Upaya Kesehatan Pengembangan

Upaya kesehatan pengembangan UPT Kesmas adalah upaya ditetapkan


berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta
yang disesuaikan dengan kemampuan UPT Kesmas. Upaya kesehatan
pengembangan UPT Kesmas Blahbatuh I meliputi :

a) Upaya Kesehatan Sekolah

b) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

c) Upaya Kesehtan Kerja

d) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut

e) Upya Kesehatan Jiwa

f) Upaya Kesehatan Mata

g) Upaya Kesehatan Usia Lanjut

5.3 Upaya Kesehatan Penunjang

Upaya pelayanan peenunjang UPT Kesmas adalah upaya yang menunjang


setiap kegiatan dalam upaya kesehatan wajib dan pengembangan. Upaya
pelayanan penunjang UPT Kesmas Blahbatuh I meliputi :

a) Registrasi Kunjungan berbasis SIK

b) Farmasi

c) Laboratorium Sederhana
7
6. Cakupan Pelayanan

6.1 Upaya Kesehatan Wajib

Berikut adalah tabel dari program dan cakupan kegiatan dari masing-
masing upaya kesehatan wajib di UPT Kesmas Blahbatuh I.

Tabel 6. Program dan cakupan kegiatan dari upaya kesehatan wajib UPT Kesmas
Blahbatuh I
No Program Sasaran Terget (%) Pencapaian (%)
1 UPAYA PROMOSI
KESEHATAN (PROMKES)
A. Penuluhan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat
pada
a. Rumah tangga 6.628 KK 70,01% 146,77%
b. RT yang memenuhi 6.628 KK 15,84% 100%
syarat PHBS
c. Institusi pendidikan 19 sekolah 100% 100%
(Sekolah)
d. Institusi sarana 5 sarkes 100% 100%
kesehatan (RS,
Puskesmas, Pustu, Lab,
Klinik)
e. Institusi TTU 25 lokasi 60% 100%
f. Institusi tempat kerja 10 institusi 50% 100%
B. Mendorong Terbentuknya
Upaya Kesehatan
Bersumber Masyarakat
a. Posyandu purnama dan 33 posyandu 51,52% 194,12%
mandiri
b. Posyandu madya 0 0 0
C. Penyuluhan Napza 33 kelompok 15,5% 160%
D. Penyuluhan HIV/AIDS 33 kelompok 15,5% 280%
2 KESEHATAN
LINGKUNGAN (KESLING)
A. Penyehatan Air
a. Penduduk yang memiliki 3.186 90% 111,09%
akses air minum yang penduduk
berkwalitas
b. Inspeksi sanitasi sarana 3.186 sarana 90% 16,39%
air minum
c. Kualitas air minum yang 3.186 sarana 90% 16,39%
memenuhi syarat
B. Hygiene dan sanitasi
makanan dan minuman

8
a. Inspeksi sanitasi dan 44 sarana 90% 110%
pembinaan TPM
(warung, pedagang kaki
lima)
b. Cakupan TPM (warung, 42 sarana 90% 110,53%
pedagang kaki lima)
yang memenuhi syarat
kesehatan
c. Inspeksi sanitasi dan 44 sarana 90% 110%
pembinaan TPM (rumah
makan, jasa boga, kantin
sekolah)
d. Cakupan TPM (rumah 42 sarana 90% 110,53%
makan, jasa boga, kantin
sekolah) yang memenuhi
syarat kesehatan
e. Inspeksi sanitasi dan 24 sarana 90% 109,09%
pembinaan kantin
sekolah
f. Cakupan kantin sekolah 23 sarana 90% 109,52%
yang memenuhi syarat
kesehatan
g. Inspeksi sanitasi dan 4 sarana 100% 100%
pembinaan PIRT
h. Cakupan pangan industri 3 sarana 100% 100%
rumah tangga PIRT yang
memenuhi syarat
kesehatan
C. Penyehatan tempat
pembuangan sampah dan
limbah
a. Inspeksi sanitasi sarana 6.839 sarana 90% 18,03%
pembuangan sampah
b. Ispeksi SPAL 6.839 sarana 90% 14,72%
D. Penyehatan lingkungan
pemukiman dan jamban
keluarga
a. Pemeriksaan penyehatan 6.839 rumah 90% 111,11%
lingkungan rumah
b. Cakupan rumah 1.068 rumah 90% 111,13%
memenuhi syarat
kesehatan
c. Cakupan penduduk yang 3.069 90% 111,12%
menggunakan jamaban penduduk
sehat
d. Penduduk stop BAB 3.069 90% 111,12%
sembarangan penduduk

9
E. Pengertian sanitasi TTU
a. Inspeksi sanitasi TTU 115 sarana 90% 110,58%
b. Sanitasi TTU yang 114 sarana 90% 110,68%
memenuhi syarat
F. Pengamanan tempat
pengelolaan pestisida
a. Inspeksi sanitasi sarana 5 sarana 100% 100%
pengelolaan pestisida
b. Cakupan tempat 1 sarana 100% 100%
pengelolaan pestisida
yang memenuhi syarat
3 KESEHATAN IBU DAN
ANAK TERMASUK
KELUARGA BERENCANA
(KIA-KB)
A. Kesehtan Ibu
a. Pelayanan kesehatan 536 ibu 98% 91,24%
bagi bumil sesuai hamil
standar, untuk kunjungan
lengkap (K4)
b. Pelayanan persalinan 511 ibu 100% 90,41%
oleh tenaga kesehatan bersalin
yang memiliki
kompetensi kebidanan
sesuai standar
c. Pelayanan nifas lengkap 486 ibu bayi 98% 93,91%
sesuai standar
d. Pelayanan dan atau 107 ibu 80% 83,72%
rujukan ibu hamil atau hamil
komplikasi
B. Kesehatan bayi
a. Penanganan dan atau 69 neonatus 80% 78,18%
rujukan neonatus resiko
tinggi
b. Cakupan BBLR 9 BBLR 100% 100%
ditangani
C. Upaya kesehatan balita
dan anak pra sekolah
a. Pelayanan deteksi dan 2.326 balita 90% 106,16%
stimulasi dini tumbuh
kembang balita di
posyandu
b. Pelayanan deteksi dan 662 anak 100% 98,79%
stimulasi dini tumbuh
kembang anak pra
sekolah (TK)
D. Upaya kesehatan anak
usia sekolah dan remaja
10
a. Pelayanan kesehatan 535 anak 100% 100%
anak sekolah dasar oleh
nakes atau tenaga
terlatih/ guru UKS/
dokter kecil
b. Cakupan pelayanan 6.466 anak 15% 143,83%
kesehatan remaja
E. Pelayanan Keluarga
Berencana (KB)
a. Akseptor KKB aktif di 4.874 PUS 80% 98,85%
puskesmas
b. Akseptor aktif MKJP di 4.874 orang 80% 59,14%
puskesmas
c. Akseptor MKJP dengan 0 0% 0%
komplikasi yang
tertangani
d. Akseptor MKJP 2.306 orang 2,5% 1,72%
mengalami kegagalan
yang tertangani
4 UPAYA PERBAIKAN GIZI
MASYARAKAT
a. Pemberian kapsul 1.904 anak 100% 100%
vitamin A pada anak
usia 6-59 bulan
sebanyak 2 kali per
tahun
b. Pemberian tablet besi 536 ibu 98% 91,24%
(90 tablet) pada ibu hamil
hamil
c. Balita yang ditimbang 2.164 anak 80% 102,14%
berat badannya
d. Bayi usia 0-6 bulan 248 bayi 80% 89,45%
mendapat ASI Ekslusif
e. Presentase balita gizi 0 0% 0%
buruk yang mendapat
perawatan
f. Cakupan RT yang
mengkonsumsi garam
beryodium
g. Presentase desa/ lurah 5 desa 100% 100%
yang melaksanakan
survele
5 UPAYA PENCEGAHAN
DAN PEMBERANTASAN
PENYAKIT MENULAR
(P2M)
A. TB Paru
a. Jumlah kasus TB 10 orang 100% 100%
11
b. Penemuan penderita TB 8 orang 100% 100%
Paru (DOTS) BTA
Positif
c. Jumlah penderita TB 8 orang 100% 100%
Paru BTA positif yang
diobati
B. Malaria
a. Jumlah penderita 152 orang 10% 47,06%
suspect malaria
b. Pemeriksaan sediaan 152 orang 100% 8,55%
darah pada penderita
malaria klinis
c. Penderita positif 1 orang 100% 100%
malaria yang diobati
sesuai standar
d. Penderita yang 0 0% 0%
terdeteksi malaria berat
di puskesmas yang
dirujuk ke rumah sakit
C. Kusta
a. Penemuan tersangka 32.417 orang 0,01% 0%
penderita kusta
b. Pengobatan penderita 1 orang 100% 100%
kusta
c. Pemeriksaan kontak 9 orang 100% 100%
penderita
D. Diare
a. Penemuan kasus diare 32.417 orang 2,14% 37,32%
di puskesmas dan kader
b. Kasus diare yang 259 orang 0% 0%
ditangani puskesmas
dan kader dengan
pembarian oralit
c. Angka kematian diare 0 0% 0%
E. ISPA
a. Penemuan kasus 3.233 orang 10% 4,33%
pneumoni dan
pneumoni berat oleh
puskesmas dan kader
b. Jumlah kasus pneumoni 14 orang 100% 100%
dan pneumoni berat
yang ditangani
c. Jumlah kasus pneumoni 0 0% 0%
berat dengan tanda
bahaya yang ditangani/
dirujuk

F. Flu Burung
12
a. Kasus suspect flu 0 0% 0%
burung yang ditemukan
dan ditangani sesuai
standar
G. Demam Bedarah Bengue
(DBD)
a. Angka kejadian DBD 32.417 orang 0,02% 850%
b. Angka kematian 68 orang 5% 0%
c. Angka bebas jentik 459% 95% 92,43%
d. Cakupan penyelidikan 68% 100% 100%
epidemiologi <24 jam
H. Pencegahan dan
penanganan HIV/AIDS
a. Kasus PMS yang 120 orang 100% 100%
diobati
b. Klien yang mendapat 1 orang 100% 100%
penanganan HIV/AIDS
I. Pencegahan dan
penanggulanagn rabies
a. Cuci luka kasus gigitan 400% 100% 100%
HPR sesuai standar
b. Vaksinasi terhadap 29% 100% 100%
kasus gigitan HPR yang
terindikasi
J. Pelayanan Imunisasi
a. Imunisasi DPT HB 1 486 bayi 100% 88,48%
pada bayi
b. Imunisasi HB 1 < 7 hari 486 bayi 80,4% 119,28%
c. Imunisasi campak pada 486 bayi 90% 100,69%
bayi
d. Imunisasi DT pada 521 anak 100% 100%
anak kelas 1 SD
e. Imunisasi TD pada 1.081 anak 100% 100%
anak kelas 2 dan 3 SD
f. Desa yang mencapai 5 desa 100% 100%
UCI
K. Pengendalian vektor
a. Pengawasan terhadap 5 lokasi 100% 100%
potensial perindukan
vektor malaria di
pemukiman penduduk
dan sekitarnya
b. Pengawasan terhadap 5 lokasi 100% 100%
potensial perindukan
DBD malaria di
pemukiman penduduk
dan sekitarnya
13
c. Pemberdayaan sarana/ 29 kelompok 100% 100%
kelompok/ potensial
dalam upaya
pemberantasan tempat
perindukan vektor
d. Desa/lokasi yang 0 desa 0% 0%
mendapat intervensi
pemberantasan vektor
penyakit menular
6 UPAYA PENGOBATAN
A. Pengobatan
a. Kunjungan rawat jalan 32.417 orang 15% 431,85%
umum
b. Kunjungan rawat jalan 32.417 orang 4% 276,95%
gigi
B. Pemeriksaan
laboratorium
a. Pemeriksaan terhadap 0 spesimen 0% 0%
spesimen darah, urine,
dan feses
b. Pemeriksaan terhadap 0 spesimen 0% 0%
spesimen lain : vagina
swab, uretra swab,
dahak pusk. PRM,
rectal swab
c. Spesimen yang dirujuk 0 spesimen 0% 0%
(papsemear) dahak
pada pusk non PRM
darah malaria
d. Pemeriksaan Hb pada 536 orang 100% 100%
ibu hamil
c. Pemeriksaan darah 0 spesimen 0% 0%
tersangka malaria

6.2 Upaya Kesehatan Pengembangan

Berikut adalah tabel dari target, sasaran, dan pencapaian masing-masing


upaya kesehatan pengembangan di UPT Kesmas Blahbatuh I.

Tabel 7. Program dan cakupan kegiatan dari upaya kesehatan pengembangan UPT
Kesmas Blahbatuh I
No Program Sasaran Terget (%) Pencapaian (%)
1 UPAYA KESEHATAN USIA
LANJUT
a. Pembinaan kelompok lansia 29 kelompok 30% 33%

14
b. Pemantauan kesehatan pada 2.764 orang 70% 26,72%
anggota kelompok lansia
yang dibina sesuai standar
2 UKGS
a. Pembinaan kesehatan gigi 7 TK 100% 100%
di TK
b. Pembinaan dan bimbingan 20 SD 100% 100%
sikat gigi masal pada SD
c. Murid SD yang mendapat 20 orang 100% 100%
perawatan kesehatan gigi
3 UPAYA KESEHATAN
MATA
a. Penemuan kelainan refraksi 32.417 orang 0,41%
di masyarakat dan
puskesmas melalui
pemeriksaan visus/ refraksi
b. Penemuan kasus penyakit 32.417 orang 0,80%
mata di puskesmas
c. Penemuan kasus buta 32.417 orang 10% 2,07%
katarak di puskesmas
4 PERAWATAN
KESEHATAN
MASYARAKAT
a. Keluarga rawan yang dibina 199 keluarga 100% 48,24%
b. Pembinaan asuhan panti 0 panti 0% 0%
asuhan/weda
5 BINA KESEHATAN KERJA
a. Pos UKK yang berfungsi 0 pos 0% 0%
baik
b. Pelayanan kesehatan oleh 0 orang 0% 0%
tenaga kesehatan pada
pekerja di pos UKK
c. Pembinaan K3 di tempat 0 tempat 0% 0%
kerja kerja
6 KESEHATAN JIWA
a. Penemuan gangguan jiwa 32.417 orang 5% 1,23%
baru
b. Penanganan kasus 336 orang 100% 100%
gangguan jiwa

7. Status Kesehatan Masyarakat

Status kesehatan masyarakat di wilayah UPT Kesmas Blahbatuh I dapat dilihat


dari angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), dan angka

15
kematian anak balita (AKABA). Berikut adalah tabel dari situasi AKI, AKB,
dan AKABA UPT Kesmas Blahbatuh I tahun 2010-2015.

Tabel 8. Situasi Jumlah Kelahiran Hidup, Kematian Ibu, dan Kematian Bayi-
Balita UPT Kesmas Blahbatuh I tahun 2010-2016
Tahun Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Kelahiran Kematian Ibu Kematian Kematian
Hidup (orang) Bayi Anak Balita
2010 469 0 4 0
2011 539 2 12 3
2012 526 1 1 0
2013 496 0 5 2
2014 463 0 2 1
2015 462 0 4 1
2016 468 0 0 0

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui jumlah kematian ibu pada tahun
2016 yaitu 0 dimana hal ini berarti terget Millenium Development Goals
(MDGs) telah tercapai. Jumlah kematian bayi tahun 2016 yakni 0, begitu juga
jumlah kematian anak balita. Hal ini juga berarti target MDGs telah tercapai
namun terdapat fluktuasi dari tahun 2010 sampai 2016.

Tabel 9. Sepuluh Penyakit Terbesar di UPT Kesmas Blahbatuh I Tahun 2016


No Nama Penyakit Kode Jumlah
1 Acute Upper Respiratory J069 2.098
2 Common Cold J00 1.663
3 Disturbances in tootheruption K04.6 668
4 HT I 10 605
5 Gastritis K29.7 483
6 Allergic Contact Dermatitis L23 456
7 Fever R50.9 392
8 Dyspepsia K30 372
9 DM E11 330
10 Other Arthritis M13 247

KESIMPULAN

Kesimpulam dari profil mengenai UPT Kesmas Blahbatuh I, yakni :

1. UPT Kesmas Blahbatuh I merupakan salah satuh dari dua UPT Kesmas
yang berada di Kecamatan Blahbatuh dengan luas wilayah kerja 19,65
km2, UPT Kesmas Blahbatuh I terletak di Desa Keramas.

16
2. Jumlah penduduk di wilayah kerja UPT Kesmas Blahbatuh I tahun 2015
yakni 32.736 jiwa yang terdiri dari laki-laki 50,4% dan perempuan 49,6%
dengan sex ration 1,01 dengan kepadatan penduduk 1.649 per km2.

3. Berdasarkan tabel sepuluh besar penyakit di UPT Kesmas Blahbatuh I


yangbpaling banyak dideruta yaitu acute upper respiratory dengan jumlah
2.098 orang.

4. Sarana pelayanan kesehatan pemeritah UPT Kesmas Blahbatuh I adalah


UPT Kesmas dengan jejaringan pelayanan pemerintah terdiri dari 4
puskesmas pembantu,1 unit pusling, dan 1 unit ambulan.

SARAN

1. Dalam laporan profil kesehatan UPT Kesmas Blahbatuh I terdapat


beberapa kesalahan penulisan serta penyajian profil laporan kurang
lengkap dan tidak terlihat acak.

2. Selain koreksi laporan kurang tersusun rapi, diperlukan adanya koreksi


mengenai kelengkapan data-data dalam satu tahun yang telah dikumpulkan
dapat berguna untuk masa mendatang.

17
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS- ILMU KEDOKTERAN
PENCEGAHAN (IKK-IKP)
KEPANITRAAN KLINIK MADYA (KKM)

Judul Upaya Kesmas : Pencegahan dan Pengendalian Penyaklit (P2P)

Pemegang Program : Adhy Suardhana Saputra

I. Deskripsi Program
Program P2P termasuk kedalam program dasar puskesmas yang bertujuan
untuk mengendalikan dan mencegah penyakit menular dan tidak menular.
Tujuan program P2P adalah menurunkan angka kesakitan, kematian, dan
kecacatan akibat penyakit menular dan tidak menular. Prioritas program
P2M Puskesmas meliputi :
 Penyakit yang menular langsung (TB, Malaria, DBD, Kuata,
Pneumonia, Diare, HIV/AIDS)
 Penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi (polio, difteri, campak,
pertusis)
 Penyakit yang tidak menular (hipertensi, jantung, kanker, diabetes
mellitus)
II. Input Program
a. Staf
Staf program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) di UPT
Kesmas Blahbatuh I terdiri dari masing-masing pemegang program
yaitu koordinator program TBC, Kusta, DBD, diare, surveilen,
penyehatan lingkungan, dan HIV/AIDS. Pemegang program P2P adalah
Adhy Suardhana Saputra dimana beliau juga merangkap sebagai
pemegang program penyakit diare dan surveilen.
b. Prasarana dan Sarana
Berikut ini adalah sarana dan prasarana yang tersedia pada program
P2P di UPT Kesmas Blahbatuh I.
1. Poster diare
2. Leaflet penyuluhan
3. Bubuk abate
4. Senter
5. Posbindu dasar kit
6. Oralit
7. Masker
c. Dana
Dana dalam kegiatan ini bersumber dari biaya operasional kesehatan
(BOK).
d. Sasaran
Sasaran program P2P adalah penduduk di wilayah kerja UPT Kesmas
Blahbatuh I yaitu bayi, anak balita, siswa SD, siswa SMP, siswa SMA,
penderita TB, penderita kusta, penderita HIV, dan rumah tangga.
III. Analisis Kegiatan
Tabel berikut ini mejelaskan mengenai jenis kegiatan dan indikator capaian
setiap kegiatan yang terdapat dalam program P2P di UPT Kesmas
Blahbatuh I tahun 2016.
Tabel1. Analisis Kegiatan Program P2P
No Kegiatan Sasaran Jumlah Indikator Target Capaian Keterangan
. Capaian (%) (%)
A. Program Diare
1. Penyuluhan Masyarakat 1.736 Masyarakat 100 100 2 kali/
di lima desa dapat tahun
mengetahui
tentang
penyakit
diare
2. Penemuan kasus Penderita 223 Meningkat 2,14 37,32 Setiap ada
diare yang nya cakupan kasus
berkunjung penemuan
ke penderita
posyandu, diare
pustu, dan
puskesmas
3. Penatalaksanaan Penderita 223 Terpantaunya 100 100 Saat ada
kasus diare yang penyebab, kasus
mengalami pencegahan,
diare di dan kondisi
puskesmas, penderita
pustu, dan diare
posyandu
B. Imunisasi
1. BIAS (bulan Anak SD 532 Semua anak 100 100 1 kali/
imunisasi anak kelas I, II, SD kelas I, II, tahun
sekolah) dan III dan III
mendapatkan
imunisasi
2. Imunisasi di Bayi usia 465 Semua bayi 100 96,3 Pustu hari
puskesmas dan kurang dari usia kurang rabu atau
pustu satu tahun dari satu tanggal 20.
tahun Imunisassi
mendapat di
imunisasi puskesmas
setiap hari
kamis,
khusus
BCG dan
campak
pada
minggu ke
3 dan 4.
3. Pekan imunisasi Anak usia 1.668 Semua anak 97 100 1 kali/
nasional (PIN) 0-59 bulan usia 0-59 tahun
bulan
medapatkan
PIN polio
4. Sweeping Bayi usia 1.668 Semua bayi 100 100 4 kali/
imunisasi kurang dari usia kurang tahun
satu tahun dari satu
yang tidak tahun yang
mendapat tidak
kan mendapatkan
imunisasi imunisasi

C. Kusta
1. Penemuan dini Masyarakat 2.736 Kasus kusta 0,01 0 12 kali/
kasus kusta dapat tahun
ditemukan
2. Pengobatan Penduduk 1 Semua kasus 100 100 12 kali/
penderita kusta kusta kusta terobati tahun
3. Pemeriksaan Semua 5 Tidak ada 100 100 12 kali/
kontak anggota penularan di tahun
keluarga keluarga
kusta

D. TB Paru
1. Penemuan kasus Masyarakat 736 Ditemukan 70 100 12 kali/
TB kasus baru tahun
TB paru
2. Pengobatan/ Semua 7 Kasus pasien 100 100 12 kali/
tatalaksana TB penderita TB Paru tahun
kasus TB menurun
paru

3. Penyuluhan Masyarakat 336 Pengetahuan 100 100 5 kali/


dan pasien masyarakat tahun
TB tentang TB
meningkat

E. HIV/AIDS
1. Penyuluhan Masyarakat, 4.327 Terlaksana 100 100 12 kali/
STT, ibu nya tahun
PKK, siswa penyuluhan
SMP yang dihadiri
sebanyak 50
orang setiap
penyuluhan

2. Deteksi dini Ibu hamil, 553 Dilakukan 100 100 5 kali/


penderita 1 nya deteksi tahun
TBC, dini terhadap
pelayan 30 HIV
café,
pasien yang 7
berisiko
F. DBD
1. Penyelidikan Penderita 327 Pemeriksaan 100 100 Saat ada
epidemiologi dan jentik kasus
(PE) lingkungan nyamuk
disekitar disekitar
DBD tempat
tinggal
penderita,
rumah/bangu
nan disekitar,
dan tempat
umum dalam
radius 100
meter

2. Pemeriksaan Tempat 459 Pemeriksaan 100 100 1 kali/


jentik berkala penampung tempat bulan
(PJB) an air penampung
an air di
dalam/ di luar
rumah
3. Pemberantasan Tempat 459 Pemberantas 100 100 1 kali/
sarang nyamuk perkembang an jentik di minggu
(PSN) biakan tempat
nyamuk perkembang
biakan
nyamuk,
abatisasi, dan
memelihara
ikan

A. Diare
1. Penyuluhan
 Perencanaan (P1)
Kegiatan penyuluhan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang penyakit diare di wilayah kerja UPT Kesmas
Blahbatuh I. Penyuluhan dilakukan di Desa Medahan, Desa Bona,
Desa Pering, Desa Blega, dan Desa Keramas. Materi disampaikan
oleh dokter atau bidan mengenai penyebab diare, pencegahan diare,
dan penanganan diare. Sasaran dari kegiatan ini adalah 1.736 orang
dengan target dan capaian sebesar 100%. Dana dalam program ini
diperoleh dari biaya operasional kesehatan (BOK).
 Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan ini dilakukan oleh pemegang program, dokter, dan bidan
desa. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini mengikuti jadwal
posyandu di masing-masing banjar. Penyuluhan yang diberikan
berupa informasi mengenai penyebab diare, gejala diare, penganan
awal diare, dan tempat pengobatan diare. Kegiatan penyuluhan ini
juga dilakukan dengan kunjungan rumah untuk memberikan
informasi mengenai diare serta mencari faktor penybab diare pada
penderita diare dan keluarga pasien. Kegiatan penyuluhan ini
lengkapi dengan penggunaan poster dan pamflet untuk
mempermudah penyampaian informasi kepada masyarakat.
 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan penyuluhan dilakukan oleh
penangggung jawab program, dokter, dan bidan desa. Evaluasi
kegiatan ini dilakukan setiap bulan. Laporan kegiatan ini dibuat
pada akhir tahun oleh bidan desa dan disampaikan kepada
penanggung jawab program. Pada tahun 2016, capaian kegiatan ini
sebesar 100%. Kegiatan ini sudah berjalan dengan baik sesuai
dengan jadwal. Kegiatan penyuluhan diare dilaksanakan dua kali
dalam setahun dan kegiatan kunjungan rumah dilaksanakan
sebanyak lima kali dalam sebulan.
2. Penemuan kasus
 Perencanaan (P1)
Kegiatan penemuan kasus bertujuan untuk mengetahui jumlah
kasus diare yang terjadi di wilayah kerja UPT Kesmas Blahbatuh I.
Kegiatan ini dilakukan dengan mendata pasien yang terdiagnosis
diare di posyandu, pustu, dan puskesmas. Sasaran dari kegiatan ini
adalah 223 orang dengan target dan capaian sebesar 100%. Dana
dalam program ini diperoleh dari biaya operasional kesehatan
(BOK).
 Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan penemuan kasus diare dilakukan oleh pemegang program
dan bidan desa setiap adanya kasus diare dimasyarakat.
Pelaksanaan kegiatan ini meliputi pendata kasus diare pada
posyandu yang kemudian dilaporkan kepada staf program. Selain
itu data juga berasal dari diagnosis oleh dokter puskesmas,
puskesmas keliling, dan praktek dokter swasta yang berada di
wilayah UPT Kesmas Blahbatuh I.
 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan penyuluhan dilakukan oleh
penangggung jawab program dan bidan desa. Evaluasi kegiatan ini
dilakukan setiap bulan. Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir
tahun oleh bidan desa dan disampaikan kepada penanggung jawab
program. Pada tahun 2016, tercatat sebanyak 223 kasus diare serta
tidak terjadi kematian karena kasus diare. Capaian kegiatan
penemuan kasus diare sebesar 100%.
3. Penatalaksanaan kasus diare
 Perencanaan (P1)
Penanggung jawab kegiatan diare ini adalah Adhy Suardhana
Saputra. Kegiatan penatalaksanaan diare bertujuan untuk
memantau kondisi penderita, menemukan penyebab diare, dan
mencegah penyebar luasan kasus. Kegiatan ini ditujukan bagi
pasien yang mengalami diare di wilayah UPT Kesmas Blahbatuh I.
Sasaran dari kegiatan ini adalah 223 orang dengan target dan
capaian sebesar 100%. Dana dalam program ini diperoleh dari
biaya operasional kesehatan (BOK).
 Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan penatalaksanaan diare dialaksanakan oleh pemegang
program yang diabntu oleh dokter, bidan desa, dan kader posyandu.
Penatalaksanaan diare dilaksanakan di puskesmas, pustu, dan
posyandu oleh petugas kesehatan terkait. Pasien yang didiagnosis
diare akan dilakukan pengobatan untuk mencegah dehidrasi dengan
pemberian oralit serta pengobatan untuk mencegah kesakitan dan
kematian.
 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan penatalaksanaan diare dilakukan
oleh penangggung jawab program, dokter, bidan desa, dan kader
posyandu. Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap bulan. Laporan
kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh bidan desa dan
disampaikan kepada penanggung jawab program. Pada tahun 2016,
capaian kegiatan ini sebesar 100%. Kegiatan ini sudah berjalan
dengan baik dan tidak terjadi kematian pasien karena diare.

B. Imunisasi
1. Bulan imunisasi anak sekolah (BIAS)
 Perencanaan (P1)
Penanggung jawab kegiatan imunisasi ini adalah Gst Ayu Nym.
Astarani, A.Md Kep yang dibantu oleh beberapa orang staf yang
terdiri dari bidan, perawat, dan bagian management. Bulan
Imunisasi Anak Sekolah atau disingkat BIAS adalah bentuk
kegiatan operasional dari imunisasi lanjutan pada anak sekolah
yang dilakukan pada bulan tertentu setiap tahunnya. Kagiatan bulan
imunisasi anak sekolah bertujuan untuk meberikan imunisasi
campak ke-2 dan DT kepada siswa kelas 1 SD dan imunisasi Td
pada siswa kelas 2 dan 3 SD. Sasaran dari kegiatan ini adalah 532
orang anak SD kelas 1, 2, dan 3 dengan target dan capaian sebesar
100%. Dana dalam program ini diperoleh dari biaya operasional
kesehatan (BOK).
 Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan imunisasi dilakukan oleh pemegang program, perawat,
dan tenaga administrasi. Imunisasi anak sekolah langsung
dilakukan di sekolah masing-masing. Imunisasi campak ke 2
kepada siswa kelas 1 SD dilakukan pada bulan September
sedangkan imunisasi difteri tetanus (DT) dilakukan pada bulan
November. Imunisasi toksoid difteri (Td) pada siswa kelas 2 dan 3
SD dilaksanakan pada bulan November. Pemberian vaksin DT dan
Td merupakan salah satu upaya preventif untuk pencegahan dan
menciptakan kekebalan secara terus menerus untuk penyakit difteri
dan tetanus.
 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan penatalaksanaan diare dilakukan
oleh penangggung jawab program. Evaluasi kegiatan ini dilakukan
setiap bulan. Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh
penanggung jawab program. Pada tahun 2016, capaian kegiatan ini
sebesar 100%. Kegiatan imunisasi untuk anak sekolah telah
terlaksana dan sebanyak 532 anak mendaptkan imunisasi.
2. Pelayanan imunisasi
 Perencanaan (P1)
Kegiatan pelayanan imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka
kesakitan penyakit serta meningkatkan angka cakupan imunisasi
bagi bayi dan anak balita. Kegiatan imunisasi dilakukan di
puskesmas setiap hari kamis serta minggu ke 3 dan 4 oleh bidan
dan perawat. Pelaksanaan imunisasi di pustu setiap tanggal 20 oleh
bidan desa. Sasaran dari kegiatan ini adalah 462 bayi serta 1.668
balita dengan target dan capaian sebesar 100%. Dana dalam
program ini diperoleh dari biaya operasional kesehatan (BOK).
 Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan pelayanan imunisasi dilakukan oleh pemegang program,
bidan, dan perawat yang berada di puskesmas serta pustu. Tenaga
kesehatan yang terlibat dalam kegiatan ini sebanyak enam bidan
dan sembilan perawat di puskemsas serta enam bidan dan tiga
perawat di pustu. Jenis imunisasi yang diberikan yaitu bagi bayi
diberikan BCG, Hepatitis B, Pentabio (DPT-HB), campak, dan
polio. Pemberian imunisasi BCG dan campak diberikan pada
minggu ke 3 dan 4 setiap bulannya sedangkan imunisasi lainnya
dilaksanakan setiap minggu di puskesmas. Orang tua sang anak
diberikan konseling sebelum imunisasi oleh bidan mengenai jenis
imunisasi, manfaat, dan kejadian pasca imunisasi yang dapat timbul
pada anak. Setelah bayi atau balita diimunisasi maka petugas
kesehatan melengkapi data imunisasi pada buku kesehatan ibu dan
anak (KIA).
 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan pelayanan imunisasi dilakukan
oleh penangggung jawab program. Evaluasi kegiatan ini dilakukan
setiap bulan. Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh
penanggung jawab program. Pada tahun 2016, capaian kegiatan
imunisasi lengkap pada bayi sebesar 96,3% dengan cakupan
masing-masing imunisasi yaitu HB0 sebesar 91,9%, BCG sebesar
91,9%, Polio 1 sebesar 91,9%, DPT/HB-Hib (1) sebesar 91%,
Polio 2 sebesar 91%, DPT/HB-Hib (2) sebesar 92,5%, Polio 3
sebesar 92,5%, DPT/HB Hib (3) sebesar 90,3%, polio 4 sebesar
90,3%, dan campak sebesar 96,3%. Pada batita cakupan imunisasi
DPT/HB Hib sebesar 95,9% dan campak sebesar 86,2%.
3. Pekan imunisasi nasional (PIN)
 Perencanaan (P1)
Kegiatan pekan imunisasi nasional bertujuan untuk memberikan
imunisasi polio kepada seluruh anak usia 0 sampai 59 bulan di
seluruh Indonesia. Perencanaan awal dari kegiatan ini yaitu
menentukan jumlah sasaran anak usia 0-59 bulan yang tercatat di
puskesmas dan pustu. Kegiatan ini dilakukan oleh penanggung
jawab program yang dibantu oleh perawat. PIN dilaksanakan satu
kali dalam satu tahun tepatnya bulan Maret. Sasaran dari kegiatan
ini adalah 1.668 orang dengan target 97% dan capaian sebesar
100%. Dana dalam program ini diperoleh dari biaya operasional
kesehatan (BOK). Pada tahun 2017, UPT Kesmas Blahbatuh I
memiliki jadwal imunisasi Japanese Encephalitis yang
dilaksanakan pada bulan September hingga November.
 Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan pelayanan imunisasi dilakukan oleh pemegang program,
bidan, dan perawat yang berada di puskesmas serta pustu. Kegiatan
ini dilakukan dengan pemberian tetesan imunisasi oleh petugas
yang berjumlah dua orang. Pekan imunisasi nasional ini
dilaksanakan pada bulan Maret dengan pemberian imunisasi polio.
 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan pekan imunisasi nasional (PIN)
dilakukan oleh penangggung jawab program. Evaluasi kegiatan ini
dilakukan setiap tahun. Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir
tahun oleh penanggung jawab program. Pada tahun 2016, kegiatan
ini telah terlaksana dengan baik dan sudah memenuhi target pusat
data dan informasi (Pusdatin) sebesar 97%. Capaian kegiatan PIN
pada UPT Kesmas Blahbatuh I sebesar 113%.
4. Sweeping imunisasi
 Perencanaan (P1)
Sweeping imunisasi dilakkan untuk melacak sasaran yang belum
mendapatkan imunisasi untuk segera dapat diberikan imunisasi.
Kegiatan ini bertujuan untuk mecari alasan mengapa tidak
melakukan imunisasi serta mendata bayi dan balita yang telah
mendapatakan imunisasi ditempat lain tetapi belum dilaporkan ke
staf pemegang program. Kegiatan sweeping imunisasi dilakukan
oleh penanggung jawab dan bidan desa. Sasaran dari kegiatan ini
adalah 1.668 orang dengan target dan capaian sebesar 100%. Dana
dalam program ini diperoleh dari biaya operasional kesehatan
(BOK).
 Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Pemegang program yang dibantu oleh bidan desa datang
mengunjungi balita yang belum mendapatkan imunisasi dengan
lengkap. Kegiatan ini diawali dengan pelacakan sasaran yang sudah
terdata sebelumnya yang belum mendapat imunisasi. Pelacakan
dilakukan di setiap rumah saaran dan selanjutnya diberikan
konseling untuk segera melakukan imunisasi di puskesmas atau
pustu. Sweeping imunisasi ini dilakukan setiap tiga bulan sekali.
 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan sweeping imunisasi dilakukan
oleh penangggung jawab program yang diabntu oleh bidan desa.
Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap tiga bulan sekali. Laporan
kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh penanggung jawab
program. Pada tahun 2016, kegiatan ini telah terlaksana dengan
baik dan sudah memenuhi target 100%. Sehingga semua bayi dan
balita yang belum mendapat imunisasi sudah disarankan untuk
datang ke puskesmas atau pustu untuk mendapat imunisasi.
C. Kusta
1. Penemuan dini kasus kusta
 Perencanaan (P1)
Penanggung jawab kegiatan kuata ini adalah Ketut Sukreni.
Kegiatan penemuan dini kasus kusta bertujuan untuk menemukan
pasien positif kusta sehingga dapat mencegah penularan penyakit
ini dimasyarakat. Penemuan dini kasus kusta dilakukan pada pasien
yang melakukan rawat jalan di puskesmas dan pustu serta screning
di masyarakat. Kegiatan ini dilakukan oleh penanggung jawab
program yang dibantu oleh dokter di puskesma dan di luar
puskesmas. Sasaran dari kegiatan ini adalah 2.736 orang dengan
target 0,01% dan capaian sebesar 0%. Dana dalam program ini
diperoleh dari biaya operasional kesehatan (BOK).
 Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Pasien yang dicurigai terkena kusta yang memiliki gejala khas
seperti terapat bercak kusta keputihan atau kemerahan disertai
dengan mati rasa dan kesemutan pada ekstremitas. Pasien yang
dicurigai dengan kusta akan dilakukan pemeriksaan selanjutnya
dan jika ditemukan hasil pemeriksaan bakteri M. Leprae positif,
maka orang tersebut dapat dinyatakan menderita kusta. Setelah itu,
akan dilakukan pencatatan dari kasus tersebut.
 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan penemuan dini kasus kusta
dilakukan oleh penangggung jawab program yang dibantu oleh
bidan desa. Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap tiga bulan sekali.
Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh penanggung
jawab program. Selama tahun 2016 terdapat 2 orang yang
menderita kusta dengan tipe Multi basiler, tetapi 1 orang penderita
pindah ke Kabupaten Singaraja.
2. Pengobatan penderita kusta
 Perencanaan (P1)
Kagiatan pengobatan penderita kusta bertujuan untuk
menyembuhkan dan meminimalisir terjadinya komplikasi pada
penderita. Pada tahun 2016 terdapat 1 pasien kusta yang sedang
melakukan pengobatan. Kegiatan ini dilakukan di puskesmas,
dimana penderita akan datang ke puskesmas setiap bulannya untuk
mengambil blister MDT. Sasaran dari kegiatan ini adalah 1 orang
dengan target 100% dan capaian sebesar 100%. Dana dalam
program ini diperoleh dari biaya operasional kesehatan (BOK).
 Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Penanggung jawab program yang bekerja sama dengan dokter
puskesmas memeriksa penderita setiap bulannya. Pasien yang
didiagnosis kusta akan dilakukan pengobatan yaitu dengan Multi
Drugs Treatment (MDT). Untuk mencegah terjadinya kecacatan
dilakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui jika terdapat
komplikasi yang dialami pasien seperti kelumpuhan.
 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan pengobatan penderita kusta
dilakukan oleh penangggung jawab program yang dibantu oleh
dokter puskesmas. Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap bulan
sekali. Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh
penanggung jawab program. Pada tahun 2016 kegiatan ini sudah
berjalan dengan baik dan 1 orang pasien sudah menjalani
pengobatan. Tidak ada hambatan dalam kegiatan ini.
3. Pemeriksaan kontak
 Perencanaan (P1)
Kegiatan pemeriksaan kontak bertujuan untuk mencegah penularan
dan kecacatan pada penderita kusta beserta keluarga penderita.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh pemegang program yang dibantu
oleh dokter puskesmas melalui kunjungan rumah dan pemeriksaan
di tempat pelayanan kesehatan seperti di puskesmas serta scering di
bale banjar. Pemeriksaan kontak kusta ini dilakukan setiap bulan
dengan sasaran anggota keluarga penderita kusta yang kontak
setiap harinya dengan penderita. Sasaran dari kegiatan ini adalah 5
orang dengan target 100% dan capaian sebesar 100%. Dana dalam
program ini diperoleh dari biaya operasional kesehatan (BOK).
 Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan pemeriksaan kontak ini dilakukan pada seluruh anggota
keluarga penderita kusta yang dilaksanakan di puskesmas dan
pustu. Kegiatan ini juga diisi dengan pemberian informasi
mengenai gejala, tanda dan cara penularan kusta serta informasi
lainnya. Penyuluhan dan pemeriksaan kusta dilakukan oleh dokter
puskesmas.
 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan pemeriksaan kontak kusta
dilakukan oleh penangggung jawab program yang dibantu oleh
dokter puskesmas. Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap bulan
sekali. Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh
penanggung jawab program.Kegiatan ini sudah terlaksana dengan
baik, dimana semua penderita kusta beserta keluarganya sudah
dilakukan pemeriksaan. Tidak ada hambatan yang dialami dalam
kegiatan ini.

D. TB paru
1. Penemuan kasus TB
 Perencanaan (P1)
Penanggung jawab kegiatan TB paru ini adalah Ketut Sukreni.
Penemuan kasus TB bertujuan untuk mencegah penularan penyakit
di masyarakat dengan cara memastikan diagnosis secara cepat pada
pasien suspek TB. Penemukan kasus baru TB paru dapat dilakukan
melalui pemeriksaan lebih lanjut pada orang dengan suspek TB
paru. Kegiatan ini dilakuakan oleh pemegang program, dokter
puskesmas, dan petugas laboratorium. Sasaran dari kegiatan ini
adalah 140 orang dengan target 100% dan capaian sebesar 100%.
Dana dalam program ini diperoleh dari biaya operasional kesehatan
(BOK).
 Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan ini dilakukan oleh dokter puskesmas seperti anamnesis
dan pemeriksaan fisik pada pasien.Setelah dilakukan anamnesis
dan pemeriksaan fisik pasien suspek TB akan dilakukan
pemeriksaan sputum untuk mendiagnosis TB paru. Pengambilan
sputum pada pasien dilakukan oleh pasien saat pagi hari, sebelum
makan, dan setelah makan. Selanjutnya sputum akan diperiksa oleh
petugas laboratorium puskesmas. Jika pasien didapatkan positif
akan dilakukan pencatatan sebagai penemuan kasus baru dan
pasien diberikan pengobatan agar tidak menularkan ke orang
disekitarnya.
 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan penemuan kasus TB Paru
dilakukan oleh penangggung jawab program yang dibantu oleh
dokter puskesmas. Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap bulan
sekali. Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh
penanggung jawab program. Pada tahun 2016, kegiatan ini sudah
dilakukan dengan baik dan didapatkan sebanyak 7 orang denga
BTA +. Sebaran terbanyak terdapat di Desa Bona 4 orang dan di
Desa Keramas, Desa Pering, serta Desa Belege masing-masing
terdapat 1 orang. Tidak ada hambatan dalam melaksanakan
kegiatan ini.
2. Pengobatan/ tatalaksana TB
 Perencanaan (P1)
Pengobatan atau tatalaksana TB bertujuan untuk menurunkan
tingkat penularan, menurunkan angka kematian, dan meningkatkan
kesembuhan penderita. Pengobatan TB ditunjukan bagi pasien yang
positif menderita TB serta keluarga penderita. Kegiatan ini
dilakukan oleh pemegang program yang dibantu oleh dokter
puseksmas. Sasaran dari kegiatan ini adalah 7 orang dengan BTA +
serta 35 orang keluarga penderita dengan target dan capaian
sebesar 100%. Dana dalam program ini diperoleh dari biaya
operasional kesehatan (BOK).
 Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan pengobatan ditunjukan bagi pasien yang positif menderita
TB. Kegiatan yang dilakukan diantaranya pemberian kartu
pengobatan TB, pemeriksaan oleh dokter sebelum pengambilan
obat serta pemberian obat yang diperoleh dari apotek. Pasien juga
diberikan KIE mengenai penyakitnya dan pengobatan dari peyakit
tersebut. Pengobatan dilakukan secara intensif dengan memberikan
obat untuk 2 bulan pertama selanjutnya diberian obat sesuai dengan
kebutuhan selama 6 bulan.
Kegiatan konseling ditunjukkan kepada keluarga pasien dengan
memberikan informasi berupa cara etika batuk, gejala dan tanda
penyakit TB, bagaimana kontak dengan pasien TB serta informasi
lainnya. Kegiatan ini dapat dilakukan di puskesmas, pustu, dan
pusling. Penyuluhan juga dilakukan secara berkelompok yang
biasanya dilakukan di posyandu.
 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan pengobatan atau
penatalaksanaan TB Paru dilakukan oleh penangggung jawab
program yang dibantu oleh dokter puskesmas. Evaluasi kegiatan ini
dilakukan setiap bulan sekali. Laporan kegiatan ini dibuat pada
akhir tahun oleh penanggung jawab program. Pada tahun 2016,
kegiatan ini sudah berjalan dengan baik dimana semua pasien
sudah mendapat pengobatan. Tetapi terdapat beberapa pasien yang
kurang mengonsumsi obat.
3. Penyuluhan TB Paru
 Perencanaan (P1)
Penyuluhan mengenai TB Paru bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan mengenai penyakit TB paru yaitu mengenai
pencegahan, gejala, penularan, dan cara kontak dengan penderita
TB. Penyuluhan dilakukan dengan bekerja sama dengan staf
program promosi kesehatan (Promkes). Sasaran dari kegiatan ini
adalah 336 orang dengan target dan capaian sebesar 100%. Dana
dalam program ini diperoleh dari biaya operasional kesehatan
(BOK).
 Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Penyuluhan mengenai TB Paru dilakukan melalui bekerja sama
dengan program promosi kesehatan serta dokter puskesmas.
Kegiatan penyuluhan ini dilakukan oleh dokter puskesmas dengan
memberikan informasi mengenai gejala, pencegahan, penularan,
dan cara kontak dengan penderita TB paru. Untuk tempat dan
waktu dipersiapkan oleh staf pemegang program Promkes.
Kegiatan ini dilakukan satu kali dalam satu bulan.
 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan penyuluhan TB Paru dilakukan
oleh penangggung jawab program yang dibantu oleh dokter
puskesmas serta penanggung jawab program promosi kesehatan.
Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap tiga bulan sekali. Laporan
kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh penanggung jawab
program. Pada tahun 2016 kegiatan ini sudah berjalan dengan
capaian 100% dan telah dilaksanakan di desa wilayah kerja UPT
Kesmas Blahbatuh I sebanyak lima kali dalam setahun.

E. HIV/AIDS
1. Penyuluhan HIV
 Perencanaan (P1)
Penanggung jawab kegiatan HIV/AIDS ini adalah Luh Putu
Sumartini. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan
mengenai kesehatan HIV/AIDS yaitu mengenai pencegahan,
gejala, dan agar siswa tidak mendiskriminasi ODHA. Sasaran dari
kegiatan ini adalah masyarakat, STT, ibu PKK, siswa SMP.
Penyuluhan dilakukan dengan bekerjasama dengan staf program
Promkes. Sasaran dari kegiatan ini adalah 4.327 orang dengan
target dan capaian sebesar 100%. Dana dalam program ini
diperoleh dari biaya operasional kesehatan (BOK).
 Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Pemegang program HIV/AIDS bekerja sama dengan dokter
puskesmas dan penanggung jawab program promosi kesehatan.
Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan informasi berupa
kesehatan reproduksi remaja, penyakit IMS dan HIV/AIDS oleh
dokter puskesams. Untuk tempat dan waktu dipersiapkan oleh staf
pemegang Promkes. Penyuluhan ini dilakukan satu kali dalam
sebulan.
 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan penyuluhan HIV/AIDS
dilakukan oleh penangggung jawab program yang dibantu oleh
dokter puskesmas serta penanggung jawab program promosi
kesehatan. Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap tiga bulan sekali.
Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh penanggung
jawab program. Pada tahun 2016 kegiatan ini sudah berjalan
dengan baik dengan jumlah peserta penyuluhan yang hadir lebih
dari 50 orang setiap kali penyuluhan.
2. Screening HIV/AIDS
 Perencanaan (P1)
Screening HIV/AIDS bertujuan untuk deteksi secara dini seseorang
yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Kegiatan
ini dilakukan oleh pemegang program HIV, dokter puskesmas,
bidan, dan petugas laboratorium. Sasaran kegiatan screening
HIV/AIDS adalah ibu hamil sebanyak 553 orang, penderita TB
sebanyak 1 orang, dan orang yang berisiko tinggi seperti pelayan
kafe sebanyak 30 orang. Target dan capaian kegiatan ini sebesar
100%. Dana dalam program ini diperoleh dari biaya operasional
kesehatan (BOK).
 Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan ini diawali dengan konseling kepda pasien yang datang ke
puskesmas. Pasien lalu diberikan lembar persetujuan untuk
dilakukan tindakan pemeriksaan HIV. Screening HIV yang
dilakukan kepada ibu hamil dapat dilakukan di puskesmas saat
kunjungan ANC serta saat pelaksanaan kelas ibu hamil. Screening
HIV pada pelayan kafe dan penderita TB Paru dilakukan di
puskesmas oleh petugas laboratorium. Hasil tes HIV akan
disampaikan oleh konselor kepada pasien diruangan khusus karena
hasil ini bersifat rahasia. Jika pasien memiliki hasil positif HIV
maka akan dilakukan pengobatan, mencari informasi awal
penularannya serta pencarian patner seksualnya untuk dilakukan
pemeriksaan.
 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan screening HIV/ AIDS dilakukan
oleh penangggung jawab program yang dibantu oleh dokter
puskesmas serta penanggung jawab program promosi kesehatan.
Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap tiga bulan sekali. Laporan
kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh penanggung jawab
program. Kegiatan ini sudah berjalan dengan lancar serta diperoleh
satu orang positif HIV. Tidak ada kendala dalam melaksanakan
kegiatan ini.

F. DBD
1. Penyelidikan epidemiologi (PE) DBD
 Perencanaan (P1)
Penanggung jawab kegiatan DBD ini adalah Ni Ketut Suartini yang
dibantu oleh tiga orang staf. Penyelidikan epidemiologi DBD
adalah penyelidikan yang dilakukan dengan memperhatikan
beberapa aspek seperti kronologis penyakit, memantau keadaan
jentik nyamuk di rumah atau di sekitar rumah penderita serta untuk
menentukan tindak lanjut penanganan dan pencegahan penularan.
Sasaran dari kegiatan ini adalah rumah penderita DBD dan
lingkungan sekitar rumah penderita. Sasaran dari kegiatan ini
adalah 327 orang dengan target dan capaian sebesar 100%. Dana
dalam program ini diperoleh dari biaya operasional kesehatan
(BOK).
 Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Penyelidikan epidemiologi dilakukan untuk mencari penderita
DBD atau tersangka DBD lainnya dan pemeriksaaan jentik nyamuk
penular DBD ditempat tinggal penderita dan rumah sekitar.
Pelaksanaan program DBD menggunakan peralatan survei
(tensimeter, termometer, senter, dan formulir PE) dan kemudian
memberitahukan kepada kepala desa atau lurah bahwa di
wilayahnya terdapat penderita DBD. Kegiatan yang dilakukan
adalah sebagai berikut
1. Melakukan wawancara dengan keluarga
2. Melakukan pemeriksaan jentik pada tempat perindukan
nyamuk.
3. Bila ditemukan penderita demam tanpa sebab yang jelas,
dilakukan pemeriksaan kulit dan uji torniquet.
4. Hasil pemeriksaan adanya penderita DBD dan hasil
pemeriksaan terhadap penderita demam serta pemeriksaan
jentik dicatat dalam formulir PE.
5. Hasil PE kemudian dilaporkan kedinas kesehatan kabupaten.
 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan penyelidikan epidemiologi (PE)
DBD dilakukan oleh penangggung jawab program yang dibantu
oleh dua orang staff. Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap tiga
bulan sekali. Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh
penanggung jawab program. Kegiatan ini sudah berjalan dengan
capaian sebesar 100%. Tidak ada kendala dalam melaksanakan
kegiatan ini.
2. Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB)
 Perencanaan (P1)
Kegiatan pemeriksaan jentik nyamuk bertujuan untuk memeriksa
tempat penampungan air (TPA) di dalam dan di luar rumah/
bangunan serta benda-benda lain yang dapat menampung air hujan
di halaman. Kegiatan ini dilakukan oleh pemegang program yang
dibantu oleh petugas kesehatan di UPT Kesmas Blahbatuh I sesuai
dengan jadwal. Pemeriksaan jentik nyamuk secara berkala
dilaksanakan satu kali dalam satu bulan. Sasaran dari kegiatan ini
adalah 459 orang dengan target dan capaian sebesar 100%. Dana
dalam program ini diperoleh dari biaya operasional kesehatan
(BOK).
 Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan pemeriksaan jentik berkala meliputi pengumpulan dan
pengolahan data secara langsung setelah kegiatan posyandu
didaerah binaan. Petugas akan memperkenalkan diri terlebih dahulu
kepada keluarga yang dikunjungi. Keluarga beserta petugas
melakukan pemeriksaan pada tempat penampungan air yang ada di
luar dan di halaman rumah, baik yang dipakai ataupun tidak.
Pemeriksaan pada tempat yang gelap akan dilakukan dengan
bantuan senter. Bila terlihat ada jentik maka petugas meminta
keluarga juga melihatnya. Kegiatan dilanjutkan dengan pemberian
penyuluhan dengan anjuran 3M yang meliputi menguras, menutup,
dan mengubur.
 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan pemeriksaan jentik berkala
(PJB) dilakukan oleh penangggung jawab program yang dibantu
oleh dua orang staff. Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap tiga
bulan sekali. Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh
penanggung jawab program. Kegiatan ini sudah berjalan dengan
baik dan diperoleh angka bebas jentik (ABJ) sebesar 87%, dimana
capaian ABJ masih dibawah target yaitu 95% .
3. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
 Perencanaan (P1)
Kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dilakukan untuk
memberikan informasi mengenai manfaat PSN sehingga
masyarakat memiliki niat untuk melaksanakannya. Kegiatan PSN
yang biasanya dilakukan adalah 3M (menguras, menutup dan
mengubur). Selain itu dapat juga dilakukan dengan mengguakan
bubuk abate. Kegiatan ini dilakukan satu kali dalam satu minggu
oleh pemegang program yang dibantu dengan petugas kesehatan
sesuai dengan jadwal yang telah dibuat. Sasaran dari kegiatan ini
adalah 459 orang dengan target dan capaian sebesar 100%. Dana
dalam program ini diperoleh dari biaya operasional kesehatan
(BOK).
 Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan pemberantasan sarang nyamuk dilaksanakan setiap hari
jumat pagi. Kegiatan yang dilakukan diantaranya memeriksa jentik
pada tempat penampungan air yang kemudian dicatat dalam
blangko PSN. Petugas PSN dengan bantuan senter akan melihat
tempat penampungan air masyarakat seperti tempat penampungan
air di kamar mandi, di dapur, dan tempat lainnya. Selain itu,
dilakukan pula pemberian bubuk abate pada tempat penampungan
air yang tidak dapat dikuras. Setelah itu, warga akan diberikan KIE
mengenai pentingnya PSN dan bagaimana cara yang benar untuk
melakukannya.
 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan pemberantasan sarang nyamuk
(PSN) dilakukan oleh penangggung jawab program yang dibantu
oleh tenaga kesehatan di UPT Kesmas Blahbatuh I sesuai dengan
jadwal. Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap tiga bulan sekali.
Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh penanggung
jawab program. Kegiatan ini sudah terlaksana dengan baik. Tetapi
terkadang saat melakukan kunjungan rumah, tidak ada anggota
keluarga yang berada di rumah. Selain itu berdasarkan data tahun
2016 didapatkan ABJ sebesar 87,8% dimana belum mencapai
target yaitu 95%.

IV. Kesimpulan
 Hasil Positif
Pada tahun 2016, seluruh indikator program TB paru, program kusta,
program HIV/AIDS, dan program DBD.
 Masalah yang tersisa
Masalah kesehatan yang masih tersisa diantaranya penemuan kasus
diare, pelayanan imunisasi pada bayi belum mencapai target, dan saat
kegiatan PSN masih terdapat anggota keluarga yang tidak hadir serta
ABJ yang berlum sesuai dengan target.

V. Saran
Saran yang dapat diberikan, yaitu:
 Sebaiknya orang tua bayi diberikan komunikasi, informasi, dan
edukasi (KIE) mengenai pentingnya imunisasi sehingga mereka dapat
aktif berpartisipasi dalam kegiatan imunisasi.
 Sebaiknya kegiatan pemberantasan sarang nyamuk lebih ditingkatkan
lagi agar angka bebas jentik sesuai dengan target.
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS- ILMU KEDOKTERAN
PENCEGAHAN (IKK-IKP)
KEPANITRAAN KLINIK MADYA (KKM)

Judul Upaya Kesmas : KIA KB

Pemegang Program : Ni Nyoman Nurani

I. Deskripsi Program
Program KIA-KB merupakan salah satu program wajib puskesmas yang
memberikan beberapa pelayanan meliputi pelayanan ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, neonatus,
bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi, dan balita. Tujuan dari program ini
adalah untuk menurunkan angka kematian ibu bersalin, angka kematian bayi
dan angka kematian balita dengan meningkatkan cakupan K1, K4 serta
persalinan oleh tenaga kesehatan serta imunisasi pada bayi. Kegiatan pada
program KIA KB dan anak meliputi Pelaksanaan Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), pelaksanaan kelas ibu hamil,
pemantauan ibu hamil resiko tinggi (resti), pematauan kesehatan ibu nifas,
pendataan sassaran bayi, balita, dan anak pra sekolah, pemeriksaan neonatus
(kunjungan rumah KN3), pemantauan kesehatan neonatus termasuk
neonatus resti, kunjungan rumah bayi resti, melaksanakan SDIDTK pada
anak pra sekolah, pemantauan kesehatan anak balita resti, pelaksanaan kelas
balita, pemantauan kesehatan anak balita, pelayanan MTBM, pelayanan
MTBS, pelacakan kematian balita, dan kunjungan rumah PUS yang tidak
ber-KB atau DO .
II. Input Program
a. Staf
Pemegang program KIA-KB adalah Ni Nyoman Nurani. Beliau dibantu
oleh 11 orang bidan bertugas pada program KIA diantaranya ada 6
orang bidan yang bertugas di puskesmas dan 5 bidan yang bertugas di
pustu. Kader posyandu berjumlah 5 orang yang ditempatkan di 33
Posyandu.
b. Prasarana dan Sarana
Berikut ini adalah sarana dan prasarana yang tersedia pada program KIA
KB di UPT Kesmas Blahbatuh I.
 Meja
 Tensimeter,
 Blangko pencatatan,
 Alat kontrasepsi
 Funduskop dan doppler,
 Thermometer
 Timbangan
 Pengukur LILA
 Kursi
 Tempat tidur pasien,
c. Dana
Dana dalam kegiatan ini bersumber dari biaya operasional kesehatan
(BOK).
d. Sasaran
Sasaran dari program ini adalah ibu hamil, ibu nifas, ibu dengan risti
(risiko tinggi), neonatus, neonatus dengan risiko tinggi (risti), balita,
Pasangan Usia Subur (PUS), Wanita Usia Subur (WUS). Sasaran pada
program KIA-KB ditetapkan untuk wilayah cakupan puskesmas yang
terdiri dari 5 desa.
III. Analisis Kegiatan
Tabel berikut ini mejelaskan mengenai jenis kegiatan dan indikator capaian
setiap kegiatan yang terdapat dalam program KIA KB di UPT Kesmas
Blahbatuh I tahun 2016.
Tabel 1. Analisis Kegiatan Program KIA KB
No Kegiatan Sasaran Jumlah Indikator Target Capaian Keterangan
Capaian (%) (%)
A. Upaya Kesehatan Ibu
1. Pelayanan ANC Ibu Hamil 513 Kunjungan 1 100 95,52 Setiap hari
Kunjungan 4 87,33
2. Pelaksanaan Ibu hamil 513 Kunjungan 100 100 20 kali/
Program rumah ibu bulan
Perencanaan hamil dan
Persalinan dan terpasangnya
Pencegahan stiker P4K
Komplikasi
(P4K)
3. Pelaksanaan Ibu hamil 513 Terlaksana 100 100 2 kali/
kelas ibu hamil nya kelas ibu bulan di
hamil Desa
minimal 4 Pering dan
kali 1 kali/
bulan di
desa
lainnya,
4. Pemantauan Ibu Ibu hamil 103 Menurunnya 100 100 1 kali/
Hamil Resiko resti jumlah bulan
Tinggi (Resti) kematian ibu
5. Pematauan Ibu nifas 491 Terpantaunya 100 100 1 bulan/
kesehatan ibu kesehatan ibu kali
nifas pasca
melahirkan
hingga hari
ke 42

B. Upaya Kesehatan Anak


1 Pemeriksaan Neonatus 468 Meningkat 98 92,7 1 kali/
Neonatus nya cakupan bulan
(kunjungan KN3 bayi
rumah KN3)

2 Kunjungan Bayi resti 70 Meningkat 15 100 1 kali/


rumah bayi resti nya cakupan bulan
pemantauan
bayi resti
3 Melaksanakan Anak TK 662 Meningkat 90 100 2 kali/
SDIDTK pada dan PAUD nya cakupan tahun
anak pra sekolah SDIDTK
pada apras di
PAUD dan
TK
4 Pemantauan Balita 1816 Terpantaunya 100 100 1 kali/
kesehatan anak semua balita bulan
balita termasuk yang
balita yang resti mengalami
penyimpang
an tumbuh
kembang
5 Pelayanan Bayi dan 1769 Meningkat 80 84,12 Setiap hari
MTBS balita sakit nya cakupan
MTBS
6 Pelacakan Balita yang 3 Terlacak 100 100 Setiap ada
kematian balita mati kasus kasus
kematian
balita
C. Keluarga Berencana (KB)
1 Kunjungan PUS yang 108 Meningkat 70 78,9 1 kali/
rumah PUS tidak ber- nya bulan
yang tidak ber- KB penggunaan
KB atau DO KB pada
wanita usia
subur
2. Pelayanan KB Pasangan 513 Penggunaan 70 78,9 Setiap hari
usia subur KB aktif

A. Upaya Kesehatan Ibu


1. Pelayanan ANC
 Perencanaan (P1)
Penanggung jawab kegiatan upaya kesehatan ibu adalah Ni
Nyoman Nurani. Pelayanan ANC bertujuan untuk medeteksi
secara dini kelainan atau gangguan yang diderita ibu hamil.
Kegiatan ini meliputi satu kali kunjungan saat trimester pertama
kehamilan, satu kali kunjunga saat trimester kedua kehamilan,
serta dua kali kunjungan saat trimester ketiga dan keempat
kehamilan. Sasaran dari kegiatan ini adalah 513 ibu hamil dengan
target 100% dan capaian sebesar 95,52% untuk K1 dan 87,33%
untuk K4. Dana dalam program ini diperoleh dari biaya
operasional kesehatan (BOK).
 Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Pelayanan ANC dilakukan di puskesmas dan pustu oleh bidan
yang bertugas. Pelayanan yang dilakukan adalah 10T yang terdiri
dari pemeriksaan timbang berat dan tinggi badan; ukur tekanan
darah; nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas; ukur tinggi
fundus uteri; tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin;
skrining status imunisasi TT (pemberian imunisasi TT);
pemberian tablet besi (minimal 90 tablet selama kehamilan); tes
laboratorium sederhana; tatalaksana kasus; dan temu wicara
(konseling) termasuk P4K serta KB pasca persalinan.
 Pengawasan, pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan pelayanan ANC dilakukan
oleh penangggung jawab program dan bidan desa. Evaluasi
kegiatan ini dilakukan setiap bulan. Laporan kegiatan ini dibuat
pada akhir tahun oleh bidan desa dan disampaikan kepada
penanggung jawab program. Laporan yang disampaikan bahwa
kunjungan 1 (K1) sebanyak 490 ibu hamil dan K4 sebanyak 448
ibu hamil. Berdasarkan data tahun 2016, kegiatan ini hanya
tercapai sebesar 95,52% untuk K1 dan 87,33% untuk K4.
2. Pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K)
 Perencanaan (P1)
Kegiatan program perencanaan persalinan dan pencegahan
komplikasi (P4K) bertujuan untuk mendata ibu hamil dan
merencanakan persalinan serta persiapan dalam menghadapi
kemungkinan komplikasi. Kegiatan P4K dilakukan melalui
kunjungan rumah serta pemasangan stiker P4K di setiap rumah
ibu hamil. Sasaran dari kegiatan ini adalah 513 ibu hamil dengan
target dan capaian sebesar 100%. Dana dalam program ini
diperoleh dari biaya operasional kesehatan (BOK).
 Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan P4K dilaksanakan setiap bulan dengan jumlah kegiatan
enam kali di Desa Pering, dua kali di Desa Belaga, dan empat kali
di Desa Bona, Desa Medahan serta Desa Keramas. Kegiatan ini
dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan dan bidan desa
melalui kunjungan rumah ibu hamil serta pendataaan dan
pemasangan stiker P4K di setiap rumah ibu hamil. Stiker P4K
berisikan informasi mengenai nama ibu hamil, taksiran
persalinan, penolong persalinan, tempat bersalin, pendamping
persalinan, transportasi yang digunakan dan calon donor darah.
 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan P4K dilakukan oleh
penangggung jawab program dan bidan desa. Evaluasi kegiatan
ini dilakukan setiap bulan. Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir
tahun oleh bidan desa dan disampaikan kepada penanggung jawab
program. Laporan yang disampaikan bahwa sebanyak 513 ibu
hamil telah mendapat stiker P4K. Berdasarkan data tahun 2016,
kegiatan ini telah mencapai target sebesar 100%. Hasil tersebut
telah memenuhi capaian tahun 2016 karena kegiatan P4K tidak
ditemukan kendala dalam pelaksanaannya.
3. Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil
 Perencanaan (P1)
Kelas ibu hamil merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan
oleh program KIA yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan ibu tentang kehamilannya yang meliputi tanda
bahaya kehamilan, persiapan persalinan, masa nifas, cara
perawatan bayi, dan pelaksanaan senam ibu hamil. Kegiatan kelas
ibu hamil meliputi penyuluhan kepada seluruh ibu hamil dan
senam ibu hamil yang diberikan pada ibu dengan usia kehamilan
lebih dari lima bulan. Sasaran pada kegiatan ini adalah 513 ibu
hamil. Target dan capaian dalam kegiatan kelas ibu hamil sebesar
100%. Dana pada kegiatan ini bersumber dari biaya operasional
kesehatan (BOK).
 Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kelas ibu hamil dilaksanakan oleh penanggung jawab kegiatan,
penanggung jawab program anak, dan bidan desa. Kegiatan kelas
ibu hamil ini rutin dilakukan setiap bulan untuk menambah
pengetahuan ibu hamil mengenai kehamilannya. Kelas ibu hamil
di Desa Pering dilakukan sebanyak dua kali dalan satu bulan dan
satu kali dalam sebulan di Desa Bona, Desa Medahan, Desa
Keramas, serta desa Belega. Kegiatan ini diawali dengan absensi
peserta, pretest, penyuluhan, posttest¸dan senam ibu hamil.
Materi yang diberikan dalam penyuluhan mengenai kehamilan,
persalinan, nifas, dan perwatan bayi baru lahir serta pada
pertemuan kelas ke emapat dilaksanakan diskusi mengenai materi
yang sebelumnya.
 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pada tahun 2016, kegiatan ini diawasi oleh penanggung jawab
program dan telah dilaksanakan dengan baik. Seluruh ibu hamil
yang hadir telah mendapatkan penyuluhan dan mengikuti kelas
ibu hamil. Evaluasi mengenai kelas ibu hamil ini dilakukan setiap
bulan serta laporannya akan dibuat diakhir tahun.
4. Pemantauan Ibu Hamil Resiko Tinggi (Resti)
 Perencanaan (P1)
Kegiatan pemantauan ibu hamil resiko tinggi (resti) bertujuan
untuk mengetahui ibu hamil resti dan memantau kehamilan pada
ibu resti. Kegiatan ini dilakukan oleh pemegang program KIA
yang dibantu oleh bidan desa. Pemantauan ibu hamil resti
dilakukan melalui kunjungan ke setiap rumah ibu hamil resti
untuk mengetahu fakto risiko resti dan memantau kehamilan dari
ibu hamil resti. Sasaran pada kegiatan ini adalah 103 ibu hamil.
Target dan capaian dalam kegiatan kelas ibu hamil sebesar 100%.
Dana pada kegiatan ini bersumber dari biaya operasional
kesehatan (BOK).
 Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Penanggung jawab program KIA KB dan bidan desa melakukan
kunjungan rumah pada ibu hamil yang berisiko tinggi setiap satu
kali dalam sebulan atau jika terdapat kasus ibu hamil dengan resti.
Ibu hamil dengan resti akan didata untuk mengetahui faktor risiko
yang mempengaruhinya seperti usia ibu hamil kurang dari 20
tahun, usia ibu hamil lebih dari 35 tahun, paritas lebih dari
emapat, jarak anak terakhir dengan kehamilan yang sekarang
kurang dari dua tahun, jarak anak terakhir dengan kehamilan yang
sekarang lebih dari 10 tahun, Hb ibu hamil kurang dari 11 g %,
dan LILA ibu hamil kurang dari 23,5 cm. Jika telah ditemukan
ibu hamil dengan resti maka satu kali dalam sebulan penanggung
jawab program dan bidan desan akan mengunjungi ibu hamil resti
untuk memantau perjalanan kehamilannya.
 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan pemantauan ibu hamil resti
dilakukan oleh penangggung jawab program dan bidan desa.
Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap bulan. Laporan kegiatan ini
dibuat pada akhir tahun oleh bidan desa dan dismpaikan kepada
penanggung jawab program. Laporan yang disampaikan bahwa
sebanyak 103 ibu hamil dengan resti. Berdasarkan data tahun
2016, kegiatan ini telah mencapai target sebesar 100%.
5. Pemantauan Kesehatan Ibu Nifas
 Perencanaan (P1)
Pemantauan kesehatan ibu nifas merupakan salah satu kegiatan
yang dilaksanakan oleh program KIA untuk memantau kesehatan
ibu setelah melahirkan seperti kerutinan melakukan kunjungan
ulang, penggunaan alat kontrasepsi, keberhasilan ASI Ekslusif.
Sasaran dari program ini adalah 491 ibu nifas yang berada di
wilayah UPT kesmas Blahbatuh I. Alat yang dibutuhkan antara
lain tensi lapangan, alat tulis dan form pencatatan. Target dan
capaian dalam kegiatan kelas ibu hamil sebesar 100%. Dana pada
kegiatan ini bersumber dari biaya operasional kesehatan (BOK).
 Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Pemantauan kesehatan ibu nifas dilakukan oleh penanggung
jawab progran dan bidan desa setiap satu kali dalam sebulan.
Kegiatan ini dimulai dengan kunjungan rumah ibu nifas untuk
memantau kesehatan ibu nifas yang meliputi kondisi umum ibu
nifas, penggunaan kontrasepsi, kunjungan ulang, dan keberhasilan
pelaksanaan ASI eksklusif. Apabila hal tersebut bermasalah maka
petugas kesehatan akan memberikan KIE kepada ibu nifas
mengenai manfaat dan pentinggnya melakukan hal tersebut.
Melalui kunjungan rumah tersebut petugas akan memotivasi ibu
nifas untuk melakukan pemeriksaan rutin, penggunaan
kontrasepsi dan pemberian ASI eksklusif.
 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pada tahun 2016, kegiatan ini diawasi oleh penanggung jawab
program serta bidan desa dan telah dilaksanakan dengan baik.
Seluruh ibu nifas yang bermasalah dalam hal: pemeriksaan rutin,
penggunaan kontrasepsi dan pemberian ASI eksklusif telah
dikunjungi oleh petugas kesehatan. Evaluasi mengenai pematauan
kesehatan ibu nifas dilakukan setiap bulan serta laporannya akan
dibuat diakhir tahun.

B. Upaya Kesehatan Anak


1. Pemeriksaan Neonatus (kunjungan rumah KN3)
 Perencanaan (P1)
Penanggung jawab kegiatan upaya kesehatan anak adalah Ni
Wayan Yanti Lestari,A.Md.Keb. Pemeriksaan neonatus
merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh program
anak yang bertujuan untuk menjamin kelangsungan hidup
neonatus, tumbuh kembang anak secara optimal, memelihara dan
meningkatkan kesehatan anak serta perlindungan khusus dari
kekerasan. Kegiatan pemeriksaan neonatus meliputi pemeriksaan
KN1, KN2, dan KN3 pada buku KIA KB. Sasaran dari kegiatan
ini adalah 468 neonatus yang berada di wilayah kerja UPT
Kesmas Blahbatuh I. Kegiatan ini dilaksanakan oleh pemegang
program dan dibantu oleh bidan desa. Alat yang digunakan
berupa form pencatatan dan alat tulis. Target kegiatan
pemeriksaan neonatus (kunjungan rumah KN3) sebesar 98% dan
capaian dalam kegiatan ini sebesar 92,7%. Dana pada kegiatan ini
bersumber dari biaya operasional kesehatan (BOK).
 Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan ini dilaksanakan sebanyak minimal tiga kali selama
periode 0-28 hari setelah lahir, baik di fasilitas kesehatan maupun
melalui kunjungan rumah. Pelayanan kesehatan ini dilakukan oleh
bidan desa dengan mengunjungi neonatus yang sehat atupun yang
mengalami resti secara langsung, minimal sebanyak 3 kali, yaitu:
1. Kunjungan neonatal ke-1 (KN1) pada 6 sampai 48 jam setelah
lahir
2. Kunjungan neonatal ke-2 (KN2) pada hari ke-3 sampai hari
ke-7 setelah lahir
3. Kunjungan neonatal ke-3 pada hari ke-8 sampai hari ke-28
setelah lahir
Kegiatan kunjungan neonatus meliputi berat badan, panjang
badan,suhu, frekuensi nafas, frekuensi denyut jantung, ikterus,
diare, masalah pemberian ASI, pemeriksaan BBLR, pemberian
viatamin K, status imunisasi hepatitis B, skrining hipotiroid
kongenital, keluhan lain, dan penanganan keluhan. Kegiatan KN1
telak dilaksanakan di tempat persalinan ibu sedangkan KN2, ibu
secara aktif membawa neonatus untuk memperoleh imunisasi
dasar. Kegiatan kunjungan neonatus ini lebih ditekankan pada
KN3 karena tidak semua ibu melakukannya. Maka dari petugas
kesehatan akan melakukan kunjungan rumah untuk memantau
KN3 sesuai dengan buku KIA KB. Saat kegiatan ini juga dipantau
kesehatan neonatus yang mengalami resti, jika tidak dapat
ditangani maka neonatus akan di rujuk ke puskesmas atau rumah
sakit.
 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pada tahun 2016, kegiatan ini diawasi oleh penanggung jawab
program serta bidan desa dan telah dilaksanakan dengan baik.
Seluruh kunjungan neonatus (KN1, KN2, dan KN3) telak
terlaksana dengan terpantaunya kesehatan neonatus melalui buku
KIA KB. Berdasarkan data tahun 2016 sebanyak 17 neonatus resti
dapat ditangani dan 11 neonatus resti dilakukan rujukan. Evaluasi
mengenai pematauan pemeriksaan neonatus dilakukan setiap
bulan serta laporannya akan dibuat diakhir tahun.
2. Kunjungan rumah bayi resti
 Perencanaan (P1)
Kunjungan rumah bayi resti merupakan kegiatan yang bertujuan
untuk memantauan kesehatan bayi risti agar puskesmas dapat
melakukan penanganan dini terhadap bayi yang berisiko. Sasaran
dari kegiatan ini adalah bayi resti usia 0-1 tahun sebanyak 70
bayi. Kegiatan kunjungan rumah bayi resti meliputi pematauan
kesehatan bayi resti dan penatalaksanaan terhadapt kasus bayi
resti. Kegiatan ini dilaksanakan oleh pemegang program dan
dibantu oleh bidan desa. Target kegiatan kunjungan rumah bayi
resti sebesar 15% dan capaian dalam kegiatan ini sebesar 100%.
Dana pada kegiatan ini bersumber dari biaya operasional
kesehatan (BOK).
 Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kunjungan rumah ibu resti dilakukan oleh penanggung jawab
progran dan bidan desa setiap satu kali dalam sebulan atau saat
ada bayi resti. Kegiatan ini meliputi kunjungan ke setiap rumah
yang memiliki bayi resti untuk memantau kesehatan bayi risti
atau bayi yang mengalami tanda-tanda akan terjadi risti seperti
berat badan yang tidak naik tiga kali berturut-turut, BBLR, bibir
sumbing, dan lain-lain. Saat kegiatan ini akan dilakukan
pengukuran berat badan, panjangan badan, suhu, dan LILA bayi.
Apabila bayi resti memerlukan rujukan maka bidan desa akan
merujuk ke puskesmas bila puskesmas tidak mampu untuk
memberikan penanganan maka rujukan akan di lanjutkan ke
rumah sakit.
 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan kunjungan rumah bayi resti
dilakukan oleh penangggung jawab program dan bidan desa.
Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap bulannya. Laporan
kegiatan ini dibuat pada akhir tahun oleh bidan desa dan
disampaikan kepada penanggung jawab program. Berdasarkan
data tahun 2016, kegiatan ini telah mencapai target sebesar 100%.
Hasil tersebut telah memenuhi capaian tahun 2016 karena
kegiatan kunjungan rumah bayi resti tidak ditemukan kendala
dalam pelaksanaannya.
3. Melaksanakan SDIDTK pada anak pra sekolah
 Perencanaan (P1)
Kegiatan stimulasi, deteksi, dan intervensi dini tumbuh kembang
(SDIDTK) bertujuan agar semua anak pra sekolah usia 60-72
bulan tumbuh dan berkembang secara optimal. Kegiatan ini
dilaksanakan oleh penanggung jawab program, bidan desa, dan
beberapa program lain. Sasaran dari kegiatan ini adalah anak usia
60-72 bulan atau saat masa TK dan PAUD sebanyak 662 anak.
Target kegiatan kunjungan rumah bayi resti sebesar 90% dan
capaian dalam kegiatan ini sebesar 100%. Dana pada kegiatan ini
bersumber dari biaya operasional kesehatan (BOK).
 Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan SDIDTK pada anak pra sekolah dilakukan oleh
penanggung jawab progran, bidan desa dan pemegang program
lainnya seperti program gizi serta kesehatan gigi dan mulut.
Kegiatan ini dilakukan setiap dua kali dalam setahun tepatnya
bulan Februari dan Agustus. Kegiatan SDIDTK meliputi
pengukuran tinggi badan, berat badan, pemberian vitamin A, serta
bersama dengan tim UKS dan kesehtan gigi melakukan
pemeriksaan gigi kepada anak pra sekolah. Apabila ditemukan
kelainan saat pemeriksaan yang tidak dapat ditanggani makan
anak akan dirujuk ke puskesmas.
 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pada tahun 2016, kegiatan ini diawasi oleh penanggung jawab
program, bidan desan serta pemegang program yang terkait.
Seluruh anak pra sekolah telah mengikuti kegiatan SDIDTK
dengan baik. Evaluasi mengenai pematauan kegiatan SDIDTK
dilakukan setiap tiga bulan serta laporannya akan dilakukan setiap
bulannya.
4. Pemantauan kesehatan anak balita termasuk balita yang resti
 Perencanaan (P1)
Pematuan kesehatan anak balita teramsuk balita resti merupakan
salah satu kegiatan dalam upaya kesehatan anak yang bertujuan
untuk memantau kesehatan balita yang dinilai dari peningkatan
berat badan dan pajang badan. Sasaran kegiatan ini adalah balita
sebanyak 1816 balita. Target dan capaian kegiatan pematauan
kesehatan anak balita termasuk balita yang resti sebesar 100%.
Dana pada kegiatan ini bersumber dari biaya operasional
kesehatan (BOK).
 Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan pemantauan kesehatan anak balita termasuk balita yang
resti dilakukan oleh penanggung jawab program, bidan desa,
kader, dan pemegang program lainnya seperti program gizi.
Pemantauan kesehatan balita dilakukan setiap bulan di posyandu
yang meliputi pengukuran berat badan, panjang badan, pengisian
kartu menuju sehat (KMS), imunisasi, dan penyuluhan mengenai
gizi balita. Adapun balita yang dilakukan kunjungan rumah
adalah balita yang dua kali berturut-turut tidak naik berat
badannya, balita dengan berat badan di bawah garis merah pada
KMS, dan balita gizi buruk. Kegiatan kunjungan rumah bertujuan
untuk memantau pertumbuhan anak balita agar tidak
berkelanjutan status gizi buruk dan dilakukan konseling pada
orang tua balita.
 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pada tahun 2016, kegiatan ini diawasi oleh penanggung jawab
program, bidan desa, kader serta pemegang program yang terkait.
Seluruh balita telah mengikuti kegiatan Pemantauan kesehatan
anak balita termasuk balita yang resti dengan baik. Evaluasi
mengenai pematauan kegiatan Pemantauan kesehatan anak balita
termasuk balita yang resti dilakukan setiap tiga bulan serta
laporannya akan dilakukan setiap bulannya.
5. Pelayanan MTBS
 Perencanaan (P1)
Kegiatan manajemen terpadu balita sakit (MTBS) merupakan
suatu manajemen melalui pendekatan terpadu dalam tatalaksana
balita sakit yang datang ke pelayanan kesehatan. Kegiatan ini
bertujuan utnuk menurunkan angka kesakitan dan kematian
sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di
puskesmas. Sasaran dari kegiatan ini adalah balita usia 0-5 tahun
sebanyak 1768 balita. Kegiatan ini dibagi menjadi dua yaitu
manajemen terpadu bayi muda (MTBM) usia 0-2 bulan dan
MTBS pada usia 2 bulan sampai 5 tahun. Target kegiatan MTBS
sebesar 80% dan capaian dalam kegiatan ini sebesar 84,12%.
Dana pada kegiatan ini bersumber dari biaya operasional
kesehatan (BOK).
 Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan MTBS merupakan kegiatan perseorangan yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan di puskesmas setiap harinya.
Kegiatan ini meliputi langkah penilaian, klasifikasi penyakit,
identifikasi tindakan, pengobatan, konseling, perawatan di rumah,
dan kapan kembali untuk tindak lanjut. Balita yang melakukan
kunjungan ke puskesmas akan diperiksa sesuai dengan panduan
form pemeriksaan MTBS dan MTBM.
 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pada tahun 2016, kegiatan ini diawasi oleh penanggung jawab
program dengan capaian kegiatan sebesar 84,12%. Evaluasi
mengenai MTBS dilakukan setiap tiga bulan serta pelaporannya
akan dilakukan setiap bulannya.
6. Pelacakan kematian balita
 Perencanaan (P1)
Kegiatan pelacakan kematian balita bertujuan untuk mendata
jumlah kematian balita serta mecari fakto risikonya. Penanggung
jawab program beserta bidan desa melakukan otopsi verbal pada
setiap kasus kemaatian balita. Sasaran dari kegiatan ini adalah
kematian balita usia 0-5 tahun sebanyak 3 balita. Target dan
capaian kegiatan pelacakan kematian balita sebesar 100%. Dana
pada kegiatan ini bersumber dari biaya operasional kesehatan
(BOK).
 Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Pelacakan kematian balita dilakukan setiap kali ada kasus oleh
penanggung jawab program dan bidan desa. Kegiatan ini meliputi
kunjungan rumah untuk melakukan otopsi verbal pada keluarga
balita. Otopsi verbal bertujuan untuk mengetahui penyebab
kematian melalui wawancara dengan anggota keluarga mengenai
tanda-tanda dan gejala-gejala yang muncul sebelum balita
tersebut meninggal dengan menggunakan kuesioner yang telah
terstandar.
 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan pelacakan kematian balita
dilakukan oleh penangggung jawab program dan bidan desa.
Evaluasi kegiatan ini dilakukan setiap tiga bulan. Laporan
kegiatan ini dibuat setiap kali ada kasus oleh bidan desa dan
disampaikan kepada penanggung jawab program. Berdasarkan
data tahun 2016, sebanyak 2 neonatus meninggal saat pesalinan
dan 1 bayi meninggal pada usia 29 hari sampai 12 bulan.
C. Keluarga Berencana (KB)
1. Kunjungan rumah PUS yang tidak ber-KB
 Perencanaan (P1)
Penanggung jawab kegiatan kunjungan rumah PUS yang tidak
ber-KB adalah Ni Komang Suardiasih. Kegiatan kunjungan
rumah pasangan usia subur (PUS) yang tidak ber-KB merupakan
salah satu kegiatan yang dilakukan oleh program KIA KB yang
bertujuan untuk meningkatkan penggunaan KB pada wanita usia
subur sehingga pelaksanaan program KB terlaksana. Kegiatan ini
dilakukan oleh pemegang program dibantu oleh bidan desa,
petugas lapangan KB dan staf dari puskesmas yang turun
langsung ke lapangan untuk melakukan pencatatan, penyuluhan
serta pemberian KIE kepada pasien. Sasaran dari program ini
adalah 108 wanita usia subur yang berada di wilayah UPT kesmas
Blahbatuh I. Target dalam kegiatan ini sebersa 70% dan capaian
dalam kegiatan sebesar 78,9%. Dana pada kegiatan ini bersumber
dari biaya operasional kesehatan (BOK).
 Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kunjungan rumah PUS yang tidak ber-KB dilakukan oleh
pemegang program dibantu oleh bidan desa, petugas lapangan KB
dan staf dari puskesmas setiap satu kali dalam sebulan untuk satu
desa di wilayah kerja UPT Kesmas Blahbatuh I. Kegiatan ini
diawali dengan kunjungan ke setiap rumah wanita usia subur
yang belum menggunakan KB dan dilakukan pendataan oleh
petugas kesehatan. Saat kunjungan juga dilakukan penyuluhan
kepada WUS mengenai KB dengan alat bantu berupa lembar
bolak balik. Materi yang disampaikan saat kegiatan penyuluhan
meliputi pengertian KB, manfaat KB, jenis-jenis KB, dan masalah
yang ditimbulkan jika WUS tidak menggunakan KB. Pemasangan
KB dapat dilakukan oleh dokter dan bidan praktik mandiri
ataupun datang langsung ke puskesmas. Sebelum dilakukan
pemasangan KB dilakukan KIE kepada pasien bahwa KB tidak
selalu berhasil 100% dan terdapat kemungkinan gagal walaupun
kecil.
 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pada tahun 2016, kegiatan ini diawasi oleh penanggung jawab
program serta bidan desa. Penilaian dalam kegiatan ini dilihat dari
peningkatan wanita usia subur yang tidak ber-KB menjadi
menggunakan KB. Evaluasi mengenai kunjungan rumah PUS
yang tidak ber-KB dilakukan setiap bulan serta laporannya akan
dibuat diakhir tahun.
2. Pelayanan KB
 Perencanaan (P1)
Program pelayanan KB bertujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang
bahagia dan sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan
pengendalian pertumbuhan penduduk di Indonesia khususnya di
wilayah kerja UPT Kesmas Blahbatuh 1. Alat-alat kontrasepsi di
UPT Kesmas Blahbatuh 1 didapatkan dari Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), kemudian
dilakukan pendistribusian ke pustu. Target dalam kegiatan ini
sebersa 70% dan capaian dalam kegiatan sebesar 78,9%. Dana
pada kegiatan ini bersumber dari biaya operasional kesehatan
(BOK).
 Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Pelaksanaan program ini diawali dengan pemberian konseling
pada peserta KB mengenai jenis-jenis dan efek samping
kontrasepsi. Setelah peserta menentukan jenis KB lalu dilakukan
pemeriksaan fisik dan penunjang bila diperlukan, jika peserta KB
memenuhi syarat pemasangan maka petugas kesehatan akan
meminta persetujuan (informed consent) pada peserta KB.
Kemudian dilakukan pemasangan KB, setelah pemasangan
selesai dilakukan, peserta dianjurkan untuk kontrol kembali ke
fasilitas kesehatan tempat pemasangan KB tersebut. Metode
kontrasepsi yang paling banyak digunakan di wilayah kerja UPT
Kesmas Blahbatuh 1 yakni metode kontrasepsi suntikan 3 bulan.
 Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan pelayanan KB dilakukan oleh
penangggung jawab program dan bidan desa. Evaluasi kegiatan
ini dilakukan setiap tiga bulan. Laporan kegiatan ini oleh bidan
desa dan disampaikan kepada penanggung jawab program.
Berdasarkan laporan tahun 2016 capaian dalam kegiatan ini
sebesar 78,9%.

IV. Kesimpulan

1. Hasil Positif
Pada tahun 2016, indikator kegiatan pelayanan ANC, pelaksanaan
program perencanaan persalinan dan pencegahan Komplikasi (P4K),
pelaksanaan kelas ibu hamil, pemantauan ibu hamil resiko tinggi (Resti),
pemantauan kesehatan ibu nifas, kunjungan rumah bayi resti,
melaksanakan SDIDTK pada anak pra sekolah, pemantauan kesehatan
anak balita termasuk balita yang resti, pelayanan MTBS, pelacakan
kematian balita, kunjungan rumah PUS yang tidak ber-KB, dan
pelayanan KB telah berhasil mencapai target.
2. Masalah Yang Tersisa
Masalah kesehatan yang masih tersisa diantaranya pemeriksaan neonatus
(kunjungan rumah KN3) yang belum mencapai target.

V. Saran
Saran yang dapat diberikan adalah:
1. Sebaiknya ibu yang memiliki neonatus diberikan informasikan lagi agar
melakukan kunjungan neonatus secara lengkap di puskesmas atau
pustu.
2. Sebaiknya perlu dilakukan pendataan lagi mengenai jumlah ibu hamil
dan ibu nifas agar dapat mengetahui secara pasti jumlah sasaran dari
kegiatan tersebut.
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS- ILMU KEDOKTERAN
PENCEGAHAN (IKK-IKP)
KEPANITRAAN KLINIK MADYA (KKM)

Judul Upaya Kesmas : Pelayanan Gizi

Pemegang Program : Anak Agung Gede Rai Sujana

I. Deskripsi Program
Program perbaikan gizi puskesmas adalah adalah salah satu program pokok
Puskesmas yang meliputi penyuluhan gizi di Posyandu, penimbangan balita,
pemberian suplemen gizi (melalui pemberian vitamin A dan tablet besi),
pemberian makanan tambahan termasuk makanan pendamping Air Susu Ibu
(MP-ASI), pemantauan dan penanganan gizi buruk.
II. Input Program
a. Staf Staf pelaksana program gizi adalah 1 orang pemegang program yaitu
A.A.Gd Rai Sujana yang dibantu oleh 1 orang bidan desa dan 5 kader di
setiap posyandu.
b. Prasarana dan Sarana Adapun sarana prasarana yang digunakan dalam
menunjang kegiatan adalah: Alat timbang, meteran lingkar kepala dan
lingkar lengan atas (LILA), Antropometri kit, Buku pedoman, Buku
pencatatan.
c. Dana Sumber dana yang digunakan pada tahun 2016 adalah berasal dari
Bantuan Operasional Kerja (BOK).
d. Sasaran Pada tahun 2016, sasaran program gizi UPT Blahbatuh I terdiri dari
bayi, balita, balita gizi buruk, bumil, bufas, masyarakat gakin, dan rumah
tangga.
III. Analisis Kegiatan
Tabel berikut ini mejelaskan mengenai jenis kegiatan dan indikator capaian
setiap kegiatan yang terdapat dalam program pelayanan gizi di UPT Kesmas
Blahbatuh I tahun 2016.
Tabel1. Analisis Kegiatan Program Pelayanan Gizi

No Kegiatan Sasaran Jml. Indikator Target Capaia Keterang


Capaian (%) n an
(%)

1 PMT dan Ibu 12x/t Semua 100 100 tercapai


penyuluhan balita ahun posyandu
di dan mendapat
posyandu kader penyuluh
an

2 Pemberian Ibu 499 Semua 98 488 12x/tahu


90 tablet hamil Bumi bumil bumil n
tambah l mendapat (97,8)
darah kan
tablet
tambah
darah

3 Pemberian balita 1.839 Semua Bayi, 453 2x/tahun


vitamin A dan Balita target balita bayi (feb dan
bumil 513 sasaran (98), (100) agustus)
di 5 Bumi telah Bumil 1.839
desa l mendapat (90) balita
vitamin (100)
A 513
bumil
(100)

4 Pemantauan Ibu 400 Semua 80 204 12x/tahu


ASI menyus busui ibu telah busui n
Eksklusif ui bayi memberi (51)
0-6 kan ASI
bulan Eksklusif

5 Pelacakan Semua 1839 Semua 100 100 22x/tahu


Gizi buruk balita balita bayi n, serta
terlaca gizi
untuk buruk
mengetah 0,05%
ui status
gizi

6 Monitoring Masyar 130 Semua 80 115 2x/tahun


Garyo di akat samp sampel sampel (februari
masyarakat el dilakukan (88,5) dan
pengetesa agustus)
n
7 Pemantauan Balita 1839 Semua 85 1.572 12/tahun
status gizi balita balita balita masing-
balita telah (85,5) masing
terpantau posyandu

IV. Deskripsi Kegiatan


1) PMT dan Penyuluhan di Posyandu
a. Perencanaan (P1)
Kegiatan penyuluhan PMT merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
meningkatakan pengetahuan ibu balita dan kader posyandu akan
pentingnya PMT untuk memperbaiki gizi masyarakat. Kegiatan ini
dilakukan di 33 posyandu yang ada di setiap desa cakupan UPT Kesmas
Blahbatuh I dan dilakukan oleh petugas gizi dan pemegang program
promkes dengan target kegiatan dilakukan 12x/tahun. Selain dilakukan
juga pemberian makanan berupa kacang hijau kepada peserta penyuluhan.
Dana yang digunakan dalam kegiatan ini berasal dari BOK yang sebagian
besar digunakan untuk penyediaan bahan PMT.

b. Pelaksanaan dan Pengendalian (P2)


Kegiatan ini dilaksanakan di 33 posyandu dengan memberikan materi
penyuluhan dan dilanjutkan dengan pembagian bahan PMT yang dapat
diberikan kepada masyarakat untuk menambah gizi dan memperbaiki gizi
yang kurang dan buruk. Kegiatan ini dilakukan sebanyak 12x pertahun
setiap posyandu. Kegiatan ini diorganisasi oleh pemegang program dan
pelaksanaanya dibantu oleh bidan desa dan kader posyandu.

c. Pengawasan dan Pertanggung jawaban (P3)


Pada tahun 2016, kegiatan ini diawasi oleh penanggung jawab program
dan telah terlaksana dengan baik diseluruh posyandu. Seluruh ibu balita
dan kader yang hadir dalam kegiatan ini telah mendapatkan bahan PMT.
Evaluasi mengenai PMT dan penyuluhan ini dilakukan setiap bulan serta
laporannya akan dibuat diakhir tahun.
2) Pemberian 90 Tablet Tambah Darah (TTD)
a. Perencanaan (P1)
Pemberian 90 TTD merupakan salah satu upaya perbaikan gizi untuk ibu
hamil dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan zat besi saat hamil yang
dilakukan selama masa kehamilannya. Sasaran dari kegiatan ini adalah ibu
hamil yang berjumlah 499 orang dengan target 98%. Kegiatan ini
dilaksanakan pada saat melakukan pemeriksaan kehamilan di poli KIA
Puskesmas. Sarana yang digunakan adalah 90 TTD dan tidak ada dana
yang digunakan dalam melakukan kegiatan ini.

b. Pelaksanaan dan Pengendalian (P2)


Kegiatan ini digerakan oleh pemegang program dan dibantu
pelaksanaanya oleh tenaga kesehatan dipuskesmas. Pemberian 90 TTD
dilakukan saat ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan di puskesmas.
Selain itu, ibu hamil juga mendapat KIE mengenai tujuan dan manfaat
TTD pada saat masa kehamilan. Tidak ada hambatan dalam melakukan
kegiatan ini karena obat sudah tersedia dengan cukup.

c. Pengawasan dan Pertanggung jawaban (P3)


Pada tahun 2016, kegiatan ini diawasi pemegang program dan dievaluasi
pada akhir tahun untuk pendataannya sebagai laporan. Kegiatan ini hampir
mencapai target yaitu dari 499 ibu hamil yang sudah mendapatkan 90 TTD
sebanyak 488 ibu hamil (97,79%). Hal ini disebabkan karena tidak semua
ibu hamil yang terdata melakukan pemeriksaan kehamilan di puskesmas.

3) Pemberian vitamin A
a. Perencanaan (P1)
Pemberian vitamin A merupakan kegiatan dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan vitamin A kepada balita dan ibu nifas untuk mengatasi
hilangnya vitamin A pasca melahirkan. Sasaran dari kegiatan ini adalah
ibu nifas vitamin A dosis 200.000 IU selama masa nifas (0-42 hari), balita
usia 6 – 11 bulan yang diberikan vitamin A 1 kali dosis 100.000 IU
(kapsul warna biru), balita usia 12 – 59 bulan vitamin A dosis 200.000 IU
2 kali pertahun (kapsul warna merah) dengan target bayi, balita (98%)
sedangkan ibu nifas (90%). Kegiatan ini tidak membutuhkan dana karena
vitamin A sudah tersedia di balai pengobatan.

b. Pelaksanaan dan Pengendalian (P2)


Penggerak kegiatan ini adalah penanggungjawab program dan
pelaksanaanya dibantu oleh bidan desa maupun petugas yang ada
dipuskesmas. Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Februari dan Agustus
kepada seluruh balita dan ibu nifas. Kegiatan ini dilaksanakan di posyandu
maupun di puskesmas. Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan
vitamin A secara gratis.

c. Pengawasan dan Pertanggung jawaban (P3)


Pada tahun 2016, pengawasan dan evaluasi dilakukan oleh
penanggungjawab program dengan cara meminta hasil kegiatan kepada
bidan kooordinator diposyandu dan puskesmas untuk dievaluasi setelah
kegiatan dan pada akhir tahun dibuat laporannya. Cakupan pemberian
vitamin A dosis tinggi kepada balita usia 6 – 11 bulan dan 12 – 59 bulan
sudah mencapai 100%. Target dari kegiatan ini adalah 90% dimana
cakupan pemberian vitamin A tahun 2016 sudah melebihi target. Untuk
cakupan pemberian vitamin A dosis tinggi kepada ibu nifas sudah
mencapai 100% dan sudah melebihi dari target yakni sebanyak 90%.
Tidak ada kendala dalam melaksanakan kegiatan ini.

4) Pemantauan ASI Eksklusif


a. Perencanaan (P1)
Pemantauan ASI eksklusif adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan
dengan melakukan kunjungan ke rumah ibu agar setiap ibu menyusui
dapat memberikan ASI eksklusif kepada bayi baru lahir hingga berusia 6
bulan. Sasaran dari kegiatan ini yaitu 400 ibu yang sedang menyusui bayi
berusia hingga 6 bulan. Data ibu nifas didapatkan dari puskesmas dan
posyandu untuk mengetahui ibu nifas yang pernah melakukan persalinan
di praktek swasta atau dokter. Dana berasal dari BOK yang sebagian besar
digunakan untuk transportasi petugas.
b. Pelaksanaan dan Pengendalian (P2)
Penggerak kegiatan ini dilakukan oleh penanggung jawab program yang
pelaksanaannya dibantu oleh bidan desa. Kegiatan yang dilakukan berupa
kunjungan ke rumah untuk melakukan pencatatan dan memberikan
penyuluhan mengenai ASI eksklusif kepada setiap ibu nifas yang sedang
menyusui yang dilakukan setiap ada posyandu. Jika busui telah datang ke
posyandu dipantau di posyandu saja sedangkan yang tidak datang baru
dilakukan kunjungan rumah. Penyuluhan yang diberikan mengenai
pengertian ASI, kegunaan ASI, dan keuntungan menyusui bagi ibu dan
bayinya. Pada saat kunjungan dilakukan pula pemantauan kepada ibu nifas
dan bayinya.

c. Pengawasan dan Pertanggung jawaban (P3)


Pada tahun 2016, kegitan ini diawasi dan dievaluasi oleh
penanggungjawab program dengan cara mengevaluasi 3 bulan sekali dari
data bidan koordinator desa. Kegiatan ini belum mencapai target yaitu
hanya 51% dari 400 ibu yang menyusui bayi berusia hingga 6 bulan,
sedangkan target untuk kegiatan ini adalah 80%. Hal ini disebabkan karena
kurangnya tenaga untuk melaksanakan kegiatan ini sehingga tidak semua
ibu dapat dikunjungi dan didampingi. Selain itu terkadang keluarga bayi
sedang tidak ada dirumah ketika dikunjungi. Pada akhir tahun dibuat
laporan keseluruhan kegiatan.

5) Pelacakan Gizi Buruk


a. Perencanaan (P1)
Pelacakan gizi buruk bertujuan untuk mengetahui status gizi balita.
Dilakukan pada semua balita dengan target semua balita yang dilakukan
oleh bidan desa dibantu kader posyandu. Dana kegiatan ini berasal dari
BOK. Bentuk kegiatan berupa posyandu yang ada di meja pendaftaran,
penimbangan dan registrasi. Kegiatan ini capaiannya sudah 100%.

b. Pelaksanaan dan Pengendalian (P2)


Pemegang program bertindak sebagai penggerak yang dilakukan dengan
cara berkoordinasi dengan bidan desa yang nantinya akan berkerjasama
dengan kader posyandu. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan di masing
masing posyandu oleh bidan desa dan kader yang dilakukan 12x/tahun
pada masing masing posyandu. Kegiatan ini dilakasanakan dengan
mendata balita yang datang ke posyandu pada meja pendaftaran,
penimbangan dan administrasi, jika ada balita yang tidak datang
keposyandu akan dilakukan kunjungan rumah untuk melihat status gizinya
oleh bidan desa yang didampingi kader.

c. Pengawasan dan Pertanggung jawaban (P3)


Pada tahun 2016 kegiatan ini sudah mencapai target yaitu 100%.
Pengawasan dilakukan oleh pemegang program, dengan melakukan
evaluasi setiap bulan setelah posyandu yang dilakukan bersama bidan
desa, serta pembuatan laporan akhir tahun. Pelacakan gizi buruk ini sudah
mencapai target sebesar 100% dan ditemukan gizi buruk 0,05%.

6) Monitoring Garyo di masyarakat


a. Perencanaan (P1)
Monitoring Garyo di masyarakat bertujuan untuk mengetes garyo yang
dikonsumsi masyarakat dengan target 80% dari sasaran 130 sampel.
Bentuk kegiatannya diluar gedung dengan melakukan monitoring garam
ke masyrakat. Kegiatan ini dilakukan oleh pemegang program dengan
dana yang berasal dari BOK.

b. Pelaksanaan dan Pengendalian (P2)


Penggerakan kegiatan ini dilakukan oleh penanggung jawab program serta
dilaksanakan sendiri dengan cara memilih 130 sampel garam pada
masyarakat dari 5 desa lalu dilihat ketempat apakah gramnya sudah
beryodium atau belum yang dilakukan 2 kali setahun pada bulan februari
dan agustus.

c. Pengawasan dan Pertanggung jawaban (P3)


Evaluasi program ini dilakukan setelah program dilakukan dan dilaporkan
pada laporan akhir tahun oleh penanggungjawab program. Pada tahun
2016 sudah mencapai target yaitu 88,5% dari 80%.
7) Pemantauan status gizi balita
a. Perencanaan (P1)
Pemantauan status gizi balita merupakan salah satu kegiatan yang
bertujuan untuk mengetahui adanya gangguan pertumbuhan pada balita
yang dilakukan di posyandu. Pemantauan pertumbuhan balita hingga kini
dilakukan dengan menggunakan indakator SKDN yaitu sasaran balita di
suatu wilayah (S), balita yang memiliki KMS (K), balita yang ditimbang
berat badannya (D) dan balita yang ditimbang dan naik berat badannya
(N). SKDN ini diperoleh dari hasil dari posyandu yang dimuat di KMS.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh petugas gizi dan dibantu oleh kader
posyandu dengan target 85%. Peralatan yang digunakan berupa
antropometri kit dan alat pengukur lingkar kepala.

b. Pelaksanaan dan Pengendalian (P2)


Kegiatan ini digerakkan oleh penangungjawab program dan pelaksanaanya
dibantu oleh bidan desa dan kader posyandu. Kegiatan ini dilaksanakan
dengan mengukur dan menimbang berat badan serta tinggi badan untuk
mengetahui pertumbuhan balita dengan menggunakan pedoman kartu
KMS yang dilakukan di posyandu setiap. Hasil dari pemeriksaan akan
dicatat di kartu KMS. Kartu KMS dapat menggambarkan status gizi balita
seperti gangguan pertumbuhan.

c. Pengawasan dan Pertanggung jawaban (P3)


Berdasarkan hasil yang didapatkan tahun 2016, kegiatan ini sudah
mencapai target pemantauan yaitu 85,51% dengan target 80%.
Keberhasilan pemantauan pertumbuhan didapatkan dari perhitungan D/S
atau jumlah balita yg ditimbang dibagi dengan jumlah balita yang ada
diwilayah setempat. Kegiatan ini dievaluasi pada akhir tahun dengan
berkoordinasi dengan bidan koordinator desa mengenai data kegiatan
selama setahun dan dibuat laporan akhir tahunnya.

V. Kesimpulan
- Hasil positif : Berdasarkan hasil kegiatan tahun 2016, PMT dan
penyuluhan di posyandu, pemberian vitamin A, pelacakan Gizi buruk,
monitoring Garyo di masyarakat, pemantauan status gizi balita sudah
berjalan dan mencapai target
- Masalah:
- Masalah kesehatan
Terdapat beberapa kegiatan pada tahun 2016 yang belum mencapai
target sasaran yaitu 90 tablet tambah darah kepada ibu hamil dan
pemantauan ASI eksklusif
- Masalah manajemen
Tidak terdapat masalah manajemen dalam melakukan program gizi
di UPT Kesmas I Blahbatuh.
VI. Saran
- Perlu dilakukan sosialisasi mengenai manfaat dan melakukan pemeriksaan
di posyandu sehingga minat bumil untuk dating keposyandu meningkat.
- Perlu sosialisasiatau promosi kesehatan yang lebih lagi mengenai
pentingnya pemberian ASI eksklusif agar cakupan pemberian ASI
eksklusif meningkat.
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS- ILMU KEDOKTERAN
PENCEGAHAN (IKK-IKP)
KEPANITRAAN KLINIK MADYA (KKM)

Judul Upaya Kesmas : Kesehatan Lingkungan

Pemegang Program : Ni Ketut Suartini

I. Deskripsi program
Kesehatan lingkungan (Kesling) merupakan salah satu program pokok untuk
mengembangkan bagian dari dasar-dasar kesehatan masyarakat yang meliputi
semua aspek manusia dalam hubungannya dengan lingkungan. Menurut WHO,
kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan yang harus ada antara
manusia dan lingkungan karena lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan
dari manusia. Ruang lingkup dari kesehatan lingkungan menurut WHO yang
meliputi : Penyediaan air minum, pengolahan air buangan dan pengendalian
pencemaran, pembuangan sampah padat, pengendalian vektor, pencegahan /
pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia, hygiene makanan
termasuk hygiene susu, pengendalian pencemaran udara, pengendalian radiasi,
kesehatan kerja, pengendalian kebisingan, aspek kesling dant ransportasi udara,
tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemik/
wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk, tindakan pencegahan untuk
menjamin lingkungan. Sasaran dari pelaksanaan kesehatan lingkungan yaitu
tempat umum berupa hotel, pasar, pemukiman dan terminal; lingkungan
pemukiman yang meliputi rumah tinggal dan asrama sejenis; lingkungan kerja
seperti perkantoran dan kawasan industri yang sejenis serta lingkungan lainnya
berupa lingkungan yang berada di dalam keadaan darurat.

II. Input Program


a. Staf
Staf pelaksana program kesling terdiri dari 3orang. Salah satunya Ni Ketut
Suartini sebagai pemegang program kesling. Beliau di bantu oleh dua orang
lainnya yang membantu sebagai bendahara dan surveilans.
b. Sarana dan Prasarana
Blangko inspeksi sanitasi TPM dan TTU, Buku register TPM dan TTU,
Formulir data sekunder disetiap banjar, Checklist rumah sehat, Termometer
suhu untuk mengukur kelembaban, Kendaraan pribadi.
c. Dana
Sumber dana berasal dari Bantuan Operasional Kerja (BOK) dan Anggaran
Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Gianyar.
d. Sasaran
Sasaran dari program ini adalah semua TPM, TTU dan seluruh masyarakat
yang berada di wilayah kerja UPT Kesmas Blahbatuh I yang masing-
masing berjumlah 21 TPM dan 12 TTU. Selain itu sasaran lainnya adalah
rumah-rumah penduduk desa di wilayah kerja UPT Kesmas Blahbatuh I.
III. Analisis Kegiatan (P1,P2, dan P3)
No Kegiatan Sasaran Jumlah Indikator Target Capaian Keterangan
Capaian (%) (%)
1 Inspeksi
kesling
a. TPM Semua 70 Meningkatk 100 88,57 Tidak
TPM an TPM tercapai
yang
memenuhi
syarat
kesehatan
b. TTU Semua 115 Meningkatk 100 92,17 Tidak
TTU an TTU tercapai
yang
memenuhi
syarat
kesehatan
2 Pemeriksa 22 Meningkatk 100 100 Tercapai
an sampel an kualitas
air minum air minum
3 Pemberda Semua 5x/1x Meningkatn 100 100 Terlaksana
yaan desa perdesa ya jumlah
masyakat warga yang
melalui melakukan
pemicuan kegiatan
STBM STBM
IV. Deskripsi Kegiatan
1. Inspeksi Sanitasi
a. Pemeriksaan TPM
 Perencanaan (P1)
Pemeriksaan TPM dilakukan untuk meningkatkan kualitas TPM
yang dinilai baik dari segi kesehatan yaitu dimana TPM tersebut
dapat memenuhi syarat kesehatan yang dilihat berdasarkan inspeksi
sanitasi. Jumlah TPM yang diperiksa sebanyak 32 TPM. Dana yang
digunakan untuk kegiatan ini sebanyak berasal dari BOK.
 Pelaksanaan dan Pengendalian (P2)
Dalam melaksanakan kegiatan ini, petugas dari puskesmas mendata
serta memeriksa secara langsung sarana yang dipakai oleh
masyarakat umum dan rumah-rumah yang dilakukan 3 kali sebulan.
Selain itu pemeriksaan juga dilakukan di kantin sekolah. Data
tersebut didapat dari kelian banjar. Pemeriksaan dilakukan oleh salah
satu petugas kesling dengan mengisi blanko inspeksi yang kemudian
akan digolongkan sesuai dengan grade TPM.
 Pengawasan dan Pertanggungjawaban (P3)
Pada tahun 2016, TPM yang diawasi sebanyak 70 dimana yang
sudah memenuhi syarat kesehatan sebanyak 88,57%. Hal ini belum
mencapai target yang ditentukan yaitu 100%. Kendala dari kegiatan
ini yaitu wilayah yang diawasi cukup luas, sedangkan tenaga yang
melakukan pengawasan tidak terlalu banyak. Evaluasi dilakukan
setiap 3 bulan dan dibuat laporan pada akhir tahun.
b. Pemeriksaan TTU
 Perencanaan (P1)
Kegiatan TTU adalah kegiatan pemeriksaan pada TTU dengan
tujuan untuk mewujudkan TTU yang memenuhi syarat kesehatan
agar penduduk mendapatkan lingungan yang lebih sehat. Sasaran
dari kegiatan ini yaitu hotel, pondok wisata, objek wisata, pasar, pura
dan sekolah. Data mengenai TTU diberikan oleh kelian banjar
kepada petugas kesling yaitu sebanyak 12 TTU. Dana yang
diberikan untuk kegiatan ini berasal dari BOK.
 Pelaksanaan dan Pengendalian (P2)
Kegiatan ini dilaksanakan setiap bulan dua kali. Kegiatan ini
dilakukan dengan mendata, memeriksa serta mengingatkan kepada
pemilik TTU yang belum memiliki sertifikat laik sehat. Sertifikat
laik sehat merupakan sertifikat yang dikeluarkan oleh dinas
kesehatan Kabupaten / Kota untuk memperoleh izin usaha oleh
pemerintah daerah. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan
blanko sebagai pedoman sekaligus kriteria untuk menilai kesehatan
dari TTU.
 Pengawasan dan Pertanggungjawaban (P3)
Hasil pemeriksaan TTU pada tahun 2016, pemeriksaan dilakukan
pada 115 TTU dimana didapatkan belum mencapai target yaitu
92,17% TTU yang sudah memenuhi syarat. Kendala dari kegiatan ini
adalah kurangnya partisipasi pada beberapa TTU. Evaluasi
dilakukan oleh pemegang program setiap 3 bulan dan dibuat laporan
pada akhir tahun
2. Pemeriksaan Sampel Air Minum
 Perencanaan (P1)
Kegiatan ini bertujuan untuk memonitoring kualitas air minum yang
terdapat pada TPM agar dapat meningkatkan kualitasair minum. Data
TPM didapatkan berdasarkan data sekunder dari kelian banjar disetiap
desa wilayah tersebut. Sampel yang diambil sebanyak 22 sampel sesuai
dengan dana yang tersedia. Dana yang disediakan untuk kegiatan ini
berasal dari BOK.
 Pelaksanaan dan Pengendalian (P2)
Kegiatan ini dilaksanakan setiap dua bulan sekali yang dilakukan oleh
pemegang program serta menjadi penanggung jawab kegiatan.
Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan beberapa sarana yaitu
coolbox dan botol media penyimpanan sampel air minum untuk dibawa
ke laboratorium dan diperiksa lebih lanjut. Selain sarana umum,
pemeriksaan juga dilakukan dirumah warga.
 Pengawasan dan Pertanggungjawaban (P3)
Dari 22 sampel yang diambil, terdapat sebanyak 100% yang memenuhi
syarat kesehatan. Kendala dari kegiatan ini adalah masih banyak yang
menunda, tidak ingin diambil sampel minumannya, serta dana yang
kurang. Menurut petugas hal ini disebabkan karena pemilik takut jika
air minumnya tidak layak. Evaluasi dilakukan di akhir tahun serta
dibuat laporanya.
3. Pemberdayaan Masyarakat Melalui STBM
 Perencanaan (P1)
Pemicuan STBM adalah kegiatan yang betujuan untuk merubah
perilaku hygiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat. STBM
terdiri dari 5 pilar yaitu Stop BAB sembarangan, cuci tangan pakai
sabun, pengelolaan air minum/makanan rumah tangga, pengelolaan
sampah dan pengelolaan limbah cair rumah tangga. Dana yang
digunakan dalam kegiatan ini berasal dari dana BOK. Fasilitator STBM
dapat berasal dari UPT Kesmas Blahbatuh I atau juga dapat berasal dari
puskesmas lain dan dinas kesehatan.
 Pelaksanaan dan Pengendalian (P2)
Pelaksanaan dari kegiatan ini berupa pemicuan masyarakat tanpa
melalui penyuluhan untuk melakukan 5 pilar STBM. Pemicuan
dilakukan dengan menjelaskan mengenai sebab dan akibat jika tidak
melakuakan STBM. Pemicuan STBM dilakukan 1 tahun sekali di 5
desa. Pemegang program sebagai penanggung jawab yang
pelaksanaanya dibantu oleh tenaga kesehatan di puskesmas maupun
dinas kesehatan.
 Pengawasan dan Pertanggungjawaban (P3)
Pada tahun 2016 kegiatan ini sudah terlaksana 1 kali setahun di lima
desa. Kendala dari kegiatan ini adalah antusias peserta pemicuan masih
kurang sehingga terkadang peserta yang mengikuti pemicuan sedikit.
Setelah dilakukannya pemicuan, dilanjutkan dengan kegiatan
pembinaan pasca pemicuan STBM. Kegiatan ini dilakukan untuk
mengevaluasi perilaku masyarakat setelah dilakukan pemicuan dengan
melakukan kunjungan rumah. Evaluasi dilakukan pada akhir tahun dan
dibuat pelaporannya.

V. Kesimpulan
 Hasil positif
Berdasarkan kegiatan yang telah berlangsung diprogram kesehatan
lingkungan tahun 2016 ini, terlihat bahwa kegiatan pemeriksaan sampel
air makanan dan pemicuan STBM sudah mencapai target.
 Masalah yang tersisa
o Masalah kesehatan: beberapa dari kegiatan ini tidak dapat
memenuhi target diantaranya inspeksi sanitasi TPM dan TTU dan
pemeriksaan sampel air minum. Pencapaian pada inspeksi sanitasi
TPM sebanyak 88,57% dan pada pemeriksaan TTU 92,17%.
o Masalah manajemen: Pada pemeriksaan TPM dan TTU wilayah
kerja UPT Kesmas Blahbatuh I sangat luas sedangkan tenaga
kesehatan pada program kesling sedikit. Sehingga petugas
kesehatan agak kesulitan melakukan pengawasan pada TPM dan
TTU. Selain itu, partisipasi masyarakat ketika dilakukan
pemeriksaan TPM masih kurang.
VI. Saran
 Untuk mengatasi masalah tersebut pada program kegiatan kesling
sebaiknya ketenagaan kerja diefisiensikan seperti menambah ketenagaan
atau bekerja sama dengan program UPT Kesmas Blahbatuh I lainnya.
 Perlu dilakukan kerja sama dengan pihak dinas kesehatan untuk bertindak
tegas kepada pemilik TPM dan TTU yang belum memenuhi syarat
kesehatan dan memiliki sertifikat layak sehat.
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS- ILMU KEDOKTERAN
PENCEGAHAN (IKK-IKP)
KEPANITRAAN KLINIK MADYA (KKM)

Judul Upaya Kesmas : Kesehatan Usia Lanjut

Pemegang Program : Ni Nyoman Trililayanti

I. Deskripsi Program
Upaya pelayanan kesehatan usia lanjut adalah upaya kesehatan paripurna dasar
dan menyeluruh dibidang usia lanjut yang meliputi peningkatan kesehatan,
pencegahan, pengobatan dan pemulihan. Program ini bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua
yang bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat
sesuai dengan keberadaannya dalam strata kemasyarakatan.

II. Input Program


a. Staf
Staf pelaksana pada program kesehatan usia lanjut adalah satu orang
pemegang program yaitu Ni Nyoman Trililayati seorang perawat, satu orang
dokter umum, satu bidan, dan lima kader posyandu.
b. Prasarana dan Sarana
Adapun sarana prasarana yang digunakan dalam menunjang kegiatan
adalah:
- Buku pencatatan

- Timbangan

- Stetoskop

- Thermometer

- Tensi Meter
c. Dana
Dana yang digunakan pada tahun 2016 bersumber dari Bantuan Operasional
Kesehatan (BOK).
d. Sasaran
Seluruh lansia yang ada di banjar cakupan wilayah kerja di UPT kesmas
Blahbatuh I.

III. Analisis Program


Tabel berikut ini mejelaskan mengenai jenis kegiatan dan indikator capaian
setiap kegiatan yang terdapat dalam program kesehatan usia lanjut di UPT
Kesmas Blahbatuh I tahun 2016.
Tabel 1. Analisis Kegiatan Program KIA KB
No Kegiatan Sasaran Jumlah Indikator Target Capaian Keterangan
Capaian (%) (%)
1. Posyandu Pra lansia 329 Tingkat 90 92,5 1 kali/
Lansia Lansia 366 kunjungan bulan
2. Senam lansia Pra lansia 329 Tingkat 50 70 1 kali/
Lansia 366 kunjungan bulan

1. Posyandu lansia
a. Perencanaan (P1)
Penanggung jawab kegiatan upaya kesehatan usia lanjut adalah Ni
Nyoman Trililayanti. Perencanaan kegiatan ini dilakukan dengan
mendata jumlah lansia yang ada di setiap dusun/banjar. Pendataan
dilakukan oleh pemegang program dan dibantu oleh kelian banjar.
Saat ini jumlah posyandu yang terdapat di wilayah kerja UPT Kesmas
Blahbatuh I yaitu sebanyak 5 posyandu. Tujuan dari kegiatan ini
adalah untuk meningkatkan kesehatan masyarakat usia lanjut supaya
hidup mandiri dan menikati hari tua. Selain mendata jumlah lansia,
pemegang program juga membuat jadwal pelaksanaan posyandu
lansia. Sasaran dari kegiatan ini adalah pralansia sebanyak 329 orang
serta lansia 366 orang dengan target 90% dan capaian sebesar 92,5%.
Dana dalam program ini diperoleh dari biaya operasional kesehatan
(BOK).
b. Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan posyandu lansia diadakan sebulan sekali sesuai dengan
jadwal yang telah ditentukan bertempat di banjar-banjar yang ada di
wilayah kerja UPT Kesmas Blahbatuh I. Kegiatan yang dilakukan
diantaranya adalah penyuluhan mengenai kesehatan, senam lansia,
pemeriksaan umum (berat badan, tinggi badan, tekanan darah dan gula
darah) serta pengobatan. Pengobatan umumnya hanya pemberian
vitamin saja pada lansia karena lansia lebih diutaman untuk
meningkatkan pola hidup sehat. Apabila terdapat lansia dengan
penyakit tertentu akan disarankan untuk kontrol ke puskesmas.
c. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan posyandu lansia dilakukan oleh
penangggung jawab program dan bidan desa. Evaluasi kegiatan ini
dilakukan setiap bulan. Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir tahun
oleh penanggung jawab program. Berdasarkan data tahun 2016,
kegiatan ini hanya tercapai sebesar 92,5%.
2. Senam Lansia
a. Perencanaan (P1)
Kegiatan senam lansia bertujuan untuk memperlancar proses
degenerasi karena perubahan usia, mempermudah untuk
menyesuaikan kesehatan jasmani dalam kehidupan (adaptasi),
memperbaiki tenaga cadangan dalam fungsinya terhadap
bertambahnya sakit. Saat ini kegiatan senam lansia di wilayah kerja
UPT Kesmas Blahbatuh I dilaksanakan ditiga posyandu. Sasaran dari
kegiatan ini adalah pralansia sebanyak 329 orang serta lansia 366
orang dengan target 50% dan capaian sebesar 70%. Dana dalam
program ini diperoleh dari biaya operasional kesehatan (BOK).
b. Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan senam lansia dilaksanakan setiap bulan dengan jumlah
kegiatan sebanyak 3 kali yang bertempat di Desa Medahan, Desa
Pering, dan Desa Belega. Kegiatan ini dilakukan oleh penanggung
jawab kegiatan dan bidan desa. Senam lansia dilaksanakan pada sore
hari yang bertempat di bale banjar. Peseta senam disarankan untuk
menggunkan pakaian senam seperti baju kaos, celana trening atau non
jens, dan menggunakan sepatu olahraga.
c. Pengawasan, Pengendalian dan Penilaian (P3)
Pengawasan dan evaluasi kegiatan senam lansia dilakukan oleh
penangggung jawab program dan bidan desa. Evaluasi kegiatan ini
dilakukan setiap bulan. Laporan kegiatan ini dibuat pada akhir tahun
oleh penanggung jawab program. Berdasarkan data tahun 2016,
kegiatan ini hanya tercapai sebesar 70%. Hal ini dikarenakan jumlah
kehadiran penduduk lansia yang masih kurang, penyebab dari
kurangnya kehadiran karena terbentur dengan kegiatan upacara
keagamaan atau kegiatan lain penduduk lansia.

IV. Simpulan
1. Hasil Positif
Pada tahun 2016, indikator kegiatan posyandu lansia dan senam lansia
berjalan dengan aktif dan rutin dilaksanakan di setiap banjar.
2. Masalah yang Tersisa
Masalah dalam kegiatan ini adalah partisipasi yang kurang dari
masyarakat lansia sehingga kegiatan ini berjalan kurang baik.
V. Saran
Staf program lansia perlu lebih aktif memberikan informasi terkait
pentingnya melakukan pemeriksaan berkala atau pengobatan ke fasilitas
kesehatan (puskesmas, pustu atau posyandu) bagi lansia yang sakit atau sehat,
sehingga kunjungan lansia ke fasilitas kesehatan meningkat dan seluruh
lansia dapat memperoleh pelayanan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai