Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Anak merupakan manusia kecil yang memiliki potensi yang harus dikembangkan.
Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa,
mereka selalu aktif, dinamis, antusias dan ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar,
dan dirasakan, mereka seolah-olah tidak pernah berhenti bereksplorasi dan belajar. Anak
bersifat egosentris, dan memiliki rasa ingin tahu secara alamiah. Anak merupakan
makhluk sosial, unik, kaya dengan fantasi, memiliki daya perhatian pendek, dan memiliki
masa yang paling potensial untuk belajar, maka dari itu upaya pendidikan untuk
kesehatan anak melalui Unit Kesehatan Sekolah (UKS) yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan Puskesmas sangat penting karena akan sangat membantu anak dalam tumbuh
kembangnya ke masa depan. Anak yang sehat merupakan akar dari pertumbuhan generasi
muda yang kuat dan unggul untuk mengisi pembangunan suatu Negara. Faktor yang
kondusif untuk kesehatan anak ke masa depan adalah dengan upaya pendidikan kesehatan
anak sejak dini (Sujiono, 2009).
Pendidikan merupakan pengaruh lingkungan atas anak untuk menghasilkan
perubahan-perubahan yang tetap atau permanen didalam kebiasaan tingkah laku, pikiran
dan sikap seseorang anak. Kualitas pendidikan untuk anak berkaitan erat dengan sumber
daya manusia yang berkualitas pula. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah yang
memiliki jasmani dan rohani yang sehat. Upaya pengembangan sumber daya manusia
yang berkualitas dan sehat antara lain dengan melaksanakan Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS) (Sujiono, 2009).
Program tentang pembinaan dan pengembangan UKS di sekolah/satuan
pendidikan luar sekolah dilaksanakan melalui tiga program pokok (TRIAS UKS) yang
meliputi: Pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan
kehidupan sekolah sehat. Pendidikan kesehatan dilakukan secara intrakurikuler dan
ekstrakurikuler. Pelayanan kesehatan merupakan upaya promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitative yang dilakukan secara serasi dan terpadu terhadap peserta didik pada
khususnya dan warga sekolah pada umumnya, dibawah koordinasi guru pembina UKS
dengan bimbingan teknis dan pengawasan puskesmas setempat. Pembinaan lingkungan
sekolah sehat mencakup lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat sekitar (Depkes

1
RI,2007). Seperti yang kita ketahui, UKS merupakan salah satu wahana untuk
meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini
mungkin. Atas dasar tersebut pelaksanaan program UKS perlu dilaksanakan secara
optimal di sekolah, yang meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan
kesehatan lingkungan (Depkes, 2007).
1.2 Rumusan Masalah
2. Apakah definisi dari UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)
3. Bagaimanakah Trias UKS di tingkat SD dan tingkat lanjutan (SLTP/SLTA)
4. Bagaimanakah kebijakan SKB 4 menteri terkait UKS
5. Bagaimanakah KMS remaja
6. Bagaimanakah rujukan kesehatan UKS
7. Bagaimanakah peran dokter kecil pada UKS pada UKS TK dan SD
8. Bagaimanakah peran kader kesehatan remaja pada UKS tingkat lanjut SLTP dan
SLTA

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui bagaimana KMS remaja


2. Untuk mengetahui bagaimana rujukan kesehatan UKS
3. Untuk mengetahui bagaimana peran dokter kecil pada UKS pada UKS TK dan SD
4. Untuk mengetahui bagaimana peran kader kesehatan remaja pada UKS tingkat lanjut
SLTP dan SLTA

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi dari UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)

Menurut Departemen Pendidikan nasional UKS adalah upaya mengembangkan dan


membina kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu melalui program
pendidikan dan pelayanan kesehatan di sekolah, perguruan agama serta usaha- usaha yang
dilakukan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan kesehatan di lingkungan sekolah.

Usaha kesehatan sekolah adalah salah satu wahana untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin, selanjutnya di sebutkan
UKS harus sudah mendapat tempat dan perhatian yang baik di dalam lingkungan
pendidikan. Secara garis besar UKS dapat dikelompokan dalam tiga bidang atau di sebut
dengan 3 program UKS atau yang dikenal sebagai Trias UKS yaitu: a. pendidikan
kesehatan, b. pemeliharaan atau pelayanan kesehatan c. kehidupan lingkungan yang sehat.
Usaha ini dijalankan mulai dari Sekolah Dasar sampai sekolah lanjutan, sekarang
pelaksanaanya diutamakan di sekolah Dasar. Hal ini disebabkan karena Sekolah
merupakan komunitas (kelompok) yang sangat besar, rentan terhadap berbagai penyakit,
dan merupakan dasar bagi pendidikan selanjutnya. Meskipun demikian bukan berarti
mengabaikan pelaksanaan selanjutnya di sekolah sekolah lanjutan,(Mu’rifah,1991: 251).

Dapat disimpulkan bahwa yang di maksud dengan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
adalah usaha kesehatan sekolah yang di dalam lingkungan sekolah maupun yang di
sekitar lingkungan sekolah, yang sasaranya adalah peserta didik beserta masyarakat
sekolah yang lainya yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta
didik sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis serta
optimal, menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

2.2 Trias UKS di tingkat SD dan tingkat lanjutan (SLTP/SLTA)

a. Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan merupakan upaya memberikan bimbingan kepada
peserta didik untuk meningkatkan pengetahuan kemampuan dan keterampilan peserta
didik dalam melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat agar dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik, selain di bidang kesehatan peserta didik juga dibina dalam
bidang kesehatan lingkungan yang merupakan bagian yang sangat mempengaruhi

3
pembentukan pribadi peserta didik, adanya proses kenaikan bagi peserta didik maka
harus menyelenggarakan kegiatan sosialisasi setiap tahun sehingga seluruh peserta
didik terpapar materi kesehatan dan kesehatan lingkungan.(Tim Pembina UKS,
2008,33)
Pendidikan kesehatan dilakukan secara intra kurikuler dan ekstra kurikuler.
Kegiatan intra kurikuler adalah melaksanakan pendidikan pada saat jam pelajaran
berlangsung sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pendidikan ini tidak hanya
diberikan pada saat mata pelajaran Pendidikan Jasmani saja, namun bisa juga secara
integratif pada saat mata pelajaran lainnya disampaikan kepada peserta didik.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah melaksanakan pendidikan di luar jam pelajaran yang
dilakukan di sekolah atau di luar sekolah. Misalnya, melaksanakan penyuluhan
tentang, gizi, narkoba, dan sebagainya terhadap peserta didik, guru dan orangtua.
Melaksanakan pelatihan UKS bagi peserta didik, guru pembina UKS dan kader
kesehatan. Melaksanakan pendidikan dan kebiasaan hidup bersih melalui program
sekolah sehat.(Tim Pembina UKS,2008,26).
Beberapa pelaksanaan yang dilakukan dalam pendidikan kesehatan yaitu :
1. Pelaksanaan pemeriksaan berkala
2. Pelaksanaan pemeriksaan rutin
3. Pelaksanaan lomba pengetahuan kesehatan sekolah
4. Pelaksanaan pemeriksaan tinggi badan
5. Pengadaan alat peraga
6. Pelaksanaan dokter kecil
7. Pelaksanaan pemeriksaan berat badan
8. Pengadaan alat peraga UKS
9. Pengadaan kegiatan lomba kebersihan badan
10. Pengadaan kegiatan lomba kebersihan ruang kelas
b. Pelayanan kesehatan
Pelaksanaan pelayanan kesehatannya meliputi kegiatan – kegiatan antara lain:
1. Kegiatan Peningkatan (Promotif), Latihan Keterampilan teknis pemeliharaan
kesehatan dan pembentukan peran serta aktif peserta didik dalam pelajaran
kesehatan, antara lain : Kader Kesehatan Sekolah, Olahraga, Kesenian, Berkebun
dan Lomba.
2. Pembinaan Sarana Lingkungan Sekolah, antara lain :
a. Pembinaaan Warung Sekolah (Kantin)
4
b. Lingkungan Sekolah yang terpelihara
c. Pembinaan Keteladan berperilaku hidup sehat
3. Kegiatan Pencegahan (Preventif)
4. Memelihara Kesehatan yang bersifat umum dan khusus
5. Penjaringan kesehatan bagi anak
6. Monitoring / memantau peserta didik
7. Usaha Pencegahan Penyakit Menular
8. Kegiatan Penyembuhan dan Pemulihan (Kuratif dan Rehabilitatif)
9. Diagnosa Dini
10. Pengobatan pada penyakit
11. P 3 K dan P 3 P
Ada beberapa pelaksanaan dari pelayanan kesehatan yaitu:
1. Kegiatan penjaringan anak sekolah (screening)
2. Pelaksanaan imunisasi
3. Pelaksanaan pemberantasan sarang penyakit
4. Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan atau deteksi dini penyakit
5. Pengadaan upaya alih teknologi kesehatan
6. Pengadaan rujukan ke puskesmas
c. Pembinaan lingkungan sekolah sehat
Pembinaan lingkungan sekolah sehat yang merupakan salah satu unsur penting
dalam membina ketahanan sekolah harus dilakukan, karena lingkungan kehidupan
yang sehat sangat diperlukan untuk meningkatkan kesehatan seluruh komunitas
sekolah serta peningkatan daya serap siswa dalam proses belajar mengajar Maka
pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat dilaksanakan melalui 6 K yaitu:
Keamanan Keindahan Kebersihan Kekeluargaan Ketertiban Kerindangan (Tim
Pembina UKS 2008, 75-76)
Beberapa pengadaan atau pelaksanaan yang dilakukan untuk lingkungan sekolah
sehat yaitu:
1. Pengadaan ruang/sudut UKS
2. Pembinaan kantin sekolah
3. Pengadaan sarana air bersih yang memenuhi syarat
4. Pengadaan tempat pembuanagn air limbah yang memenuhi syarat
5. Pengadaan kamar mandi/WC khusus siswa

5
2.3 Kebijakan SKB (Surat Keputusan Bersama) 4 menteri terkait UKS
Pembinaan dan pengembangan UKS dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh,
serta berdaya guna dan berhasil guna, yang melibatkan 4 (empat) Departemen yaitu
Departemen Pendidikan Nasional, Departemen Agama, Departemen Kesehatan dan
Departemen Dalam Negeri. Dasar hukum keterpaduan dan penyelenggaraan upaya
pembinaan dan pengembangan UKS adalah Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia: Nomor 1408a/U/1984, Nomor 319/Menkes/SKB/VI/1984, Nomor 74/Th/1984,
Nomor 60 Tahun 1984 tentang Pokok Kebijaksanaan Pembinaan dan Pengembangan
Usaha Kesehatan Sekolah dan telah diperbaharui pada tahun 2003 dengan Nomor
1/U/SKB: Nomor 1067/Menkes/SKB/VII/2003, Nomor 26 Tahun 2003 tanggal 23 Juli
2003 tentang Pembinaan dan Pengembangan UKS. Pada tahun 1989 ada juga Surat
Keputusan Nomor 0372a/P/1989, Nomor 390a/Menkes/SKB/VI/1989, Nomor
140A/Tahun 1989 dan Nomor 30A Tahun 1989 tentang Tim Pembina UKS yang juga
telah diperbaharui pada tahun 2003 (Depdiknas, 2003).
Berdasarkan SKB 4 Menteri tersebut di atas, dibentuklah Tim Pembina UKS baik
di tingkat pusat maupun daerah, yang akan melaksanakan pembinaan dan pengembangan
UKS di seluruh Indonesia. Pelaksanaan pembinaan dan pengembangan UKS/M
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, Kementerian Agama, dan Kementerian Dalam
Negeri baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
a. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan pembinaan dan pengembangan
UKS/M sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 meliputi:
1. menetapkan kebijakan teknis dalam pembinaan dan pengembangan UKS/M melalui
kurikuler dan ekstrakurikuler
2. merumuskan dan menyusun standar, prosedur, dan pedoman pelaksanaan UKS/M
3. mendorong pemerintah daerah melaksanakan pelatihan bagi guru pembina UKS/M, dan
kader kesehatan
4. menyusun pedoman pendidikan kesehatan yang dibutuhkan untuk proses kegiatan
belajar mengajar
5. mengembangkan metodologi pendidikan dan pembudayaan perilaku hidup bersih dan
sehat

6
6. membantu pelaksanaan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala di semua
sekolah
7. melaksanakan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) tentang UKS/M
8. mendorong pemerintah daerah untuk pengadaan sarana dan prasarana UKS/M
9. mengembangkan model sekolah sehat
10. melaksanakan pengendalian faktor resiko lingkungan di sekolah
b. Kementerian Kesehatan melakukan pembinaan dan pengembangan UKS/M sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 meliputi:
1. menetapkan kebijakan yang mendukung kegiatan UKS/M
2. memfasilitasi gerakan masyarakat sekolah maupun kampanye kesehatan yang
mendukung pelaksanaan UKS/M
3. melaksanakan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) tentang UKS/M
4. menyediakan prototype media KIE, pedoman pembinaan UKS/M bagi tenaga kesehatan
dan memfasilitasi dinas kesehatan provinsi dan kabupaten/kota untuk penggandaan
media KIE
5. meningkatkan akses terhadap media KIE, pedoman, dan buku-buku tentang materi
kesehatan
6. meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan
sekolah
7. memonitor, mengendalikan, mengelola agar penjaringan kesehatan oleh tenaga
kesehatan dapat terlaksana dengan baik
8. melakukan persiapan penyelenggaraan dan pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah
(BIAS)
9. melaksanakan pembinaan pengendalian faktor risiko lingkungan di sekolah/madrasah
10. melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pengendalian faktor resiko lingkungan
secara terpadu
11. menyelenggarakan pelayanan kesehatan sebagaimana disebutkan dalam Pasal 6
12. mengembangkan metode promosi kesehatan di sekolah yang mendukung UKS/M

c. Kementerian Agama melakukan pembinaan dan pengembangan UKS/M sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 10 meliputi :
1. menetapkan kebijakan teknis dalam pembinaan dan pengembangan UKS/M melalui
kurikuler dan ekstrakurikuler
2. menetapkan standar, prosedur, dan pedoman pelaksanaan UKS/M
7
3. mengembangkan metodologi pendidikan dan pembudayaan perilaku hidup bersih dan
sehat melalui pendekatan agama
4. menyusun, menggandakan dan mendistribusikan pedoman, pendidikan kesehatan dan
buku-buku UKS/M lainnya untuk memenuhi kebutuhan madrasah dan pondok pesantren
umum di bawah binaan Kementeriaan Agama
5. menyediakan fasilitas UKS/M yang meliputi sarana prasarana berupa ruang UKS/M
beserta peralatan yang dibutuhkan
6. membantu pelaksanaan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala di semua
madrasah dan pondok pesantren
7. melaksanakan pengendalian faktor resiko lingkungan di madrasah dan pondok
pesantren
8. melaksanakan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) tentang lingkungan madrasah
dan pondok pesantren sehat
9. mengembangkan model Madrasah dan Pondok Pesantren sehat.
d. Kementerian Dalam Negeri melakukan pembinaan dan pengembangan UKS/M
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 meliputi :
1. memfasilitasi penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria program UKS/M
2. mendorong pemerintah daerah kabupaten/kota untuk membuat Peraturan Daerah
tentang penyelenggaraan UKS/M
3. mendorong pemerintah daerah untuk memasukkan UKS/M dalam perencanaan daerah
di tingkat kecamatan, kabupaten/kota dan provinsi
4. mendorong daerah untuk mengalokasikan pembiayaan pelaksanaan UKS/M
5. mendorong daerah untuk membentuk dan mengoptimalkan fungsi dan peran TP UKS/M
dan sekretariat TP UKS/M provinsi, sekretariat TP UKS/M/kabupaten/kota, dan
sekretariat TP UKS/M kecamatan
2.4 KMS Remaja
KMS remaja memuat kolom untuk diisi dan penayangan informasi tentang :
1). identifikasi siswa
2). Immunisasi
3). tanda-tanda remaja sehat
4). pemeliharaan kebersihan diri
5). anjuran makanan bergizi
6).grafik berat badan (BB) terhadap tinggi badan (TB), atau grafik pertumbuhan.
Obyektif grafik pertumbuhan ini adalah untuk mempromosikan pertumbuhan yang
8
sehat dengan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan siswa dan orangtua melalui
presentasi hasil pengukuranan thropometri. Grafik ini juga berguna untuk dapat
mengidentifikasi individu, kelompok, atau masyarakat, tentang keadaan gizi dan pola
pertumbuhan badan. Pertumbuhan yang kurang baik karena infeksi atau kekurangan
gizi, atau karena lainnya, baik pada individu maupun kelompok populasi, perlu
dideteksi agar dapat dilakukan perbaikan. KMS remaja merupakan suatu teknologi
sederhana yang dapat dipergunakan untuk maksud tersebut di atas, dan relevan dengan
upaya kesehatan anak sekolah dalam menuju sehat untuk semua sebelum tahun 2000
2.5 Rujukan kesehatan UKS
a. Pengertian
Rujukan Kesehatan adalah sistem usaha yankes antara berbagai tingkat unit
yanmed di suatu daerah tertentu (Permenkes No.038/1972)
Rujukan Kesehatan adalah sistem yankes yang memungkinkan terjadinya
pelimpahan wewenang dan tanggung jawab masalah kesehatan secara timbal balik
baik secara vertical maupun horizontal (Kepmenkes No.128/2004)
b. Strata Pelayanan
1. Menurut Permenkes 038/1972, berdasarkan tk wilayah rujukan:
a) Wilayah pelaksana di Kab/Kota
b) Wilayah pelaksana di Provinsi
c) Wilayah pelaksana secara nasional
2. Menurut SKN, dibagi menjadi 3 strata:
a) UKP strata pertama (tk Dasar): BPS, BP, Praktek bersama
b) UKP starta kedua (tk lanjtan)
- praktek dokter spesialis
- BKMM
- Rs tipe C dan B Non pendidikan
c) UKP strata ketiga (tk Unggulan):
- praktek dokter spesialis konsultan
-RS Tipe B Pendidikan dan RS Tipe A

c. Tujuan Rujukan Kesehatan:

1. memberikan pelayanan kepada seluruh lapisan masyarakat dengan


didasarkan atas tanggung jawab bersama antar semua unit pelayanan
kesehatan.

9
2. Agar dapat melaksanakan yankes atas dasar rujukan kesehatan, maka unit
yankes harus memenuhi persyaratan, yaitu :
a) Ketenagaan
b) Fasilitas kesehatan dan perlengkapan fisik lainnya
2.6 Peran dokter kecil pada UKS pada UKS TK dan SD
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang kesehatan
pasal 17, dinyatakan bahwa kesehatan anak diselenggarakan untuk mewujudkan
pertumbuhan dan perkembangan anak dan kesehatan anak dilakukan melalui peningkatan
kesehatan anak dalam kandungan, masa bayi,, masa balita, usia pra sekolah dan usia
sekolah. Selanjutnya dalam pasal 45 dinyatakan bahwa kesehatan sekolah
diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam
lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang
secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Di samping
itu kesehatan sekolah juga diarahkan untuk memupuk kebiasaan hidup sehat agar
memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat
aktif berpartisipasi dalam usaha peningkatan kesehatan, baik di sekolah, rumah tangga
maupun dalam lingkungan masyarakat
Konsep hidup sehat yang tercermin pada perilaku sehat dalam lingkungan sehat perlu
diperkenalkan seawal mungkin kepada generasi penerus dan selanjutnya dihayati dan
diamalkan. Peserta didik bukanlah lagi semata-mata sebagai obyek pembangunan
kesehatan melainkan sebagai subyek dan dengan demikian diharapkan mereka dapat
berperan secara sadar dan bertanggung jawab dalam pembangunan kesehatan.
Anak sekolah tingkat SMP dan SMA atau sederajat memasuki usia remaja di mana
periode ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik fisik, psikologis
maupun intelektual. Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari kanak-kanak ke
masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 s/d 24 th. Namun jika pada
usia remaja sudah menikah maka ia sudah tergolong dalam kelompok dewasa.
Oleh sebab itu masa remaja merupakan tahap penting dalam siklus kehidupan manusia.
Dikatakan penting karena merupakan peralihan dari masa anak yang sangat tergantung
kepada orang lain ke masa dewasa yang mandiri dan bertanggung jawab.
Di samping itu, masa ini juga mengandung reiko akibat suatu masa transisi yang selalu
membawa cirri-ciri tertentu, yaitu kebimbangan, kebingu dan gejolak remaja seperti
masal;ah seks, kejiwaan dan tingkah laku eksprimental ( selalu ingin mencoba)
Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan suatu program yang mendukung tingkat
10
perkembangan masa remaja yang baik. Bentuk programnya adalah Usaha Kesehatan
Sekolah dengan salah satu kegiatannya yaitu pembentukan kader kesehatan remaja yang
melibatkan sekolah dan kesehatan adalah pembentukan Dokter Kecil untuk tingkat
SD/MI dan Kader Kesehatan Remaja untuk tingkat SLTP/Mts dan SLTA/MA.
Dokter Kecil dan kader Kesehatan Remaja adalah peserta didik yang dipilih guru guna
ikut melaksanakan sebagian usaha pelayanan kesehatan terhadap diri sendiri, kelurga,
teman peserta didik pada khususnya dan sekolah pada umumnya. Tujuan didirikan Dokter
kecil di Kader Kesehatan Remaja yaitu :
1. Agar peserta didik dapat menolong dirinya sendiri dan orang lain untuk hidup
sehat.
2. Agar peserta didik dapat membina teman-temannya dan berperan sebagai promotor
dan motivator dalam menjalankan usaha kesehatan terhadap diri masing-masing.
Peran dokter kecil/KKR dalam memelihara, membina, meningkatkan dan
melestarikan kesehatan lingkungan sekolah sangat menentukan. Untuk itu pihak sekolah
dalam menunjuk dan menetapkansiswa yang akan jadi dokter kecil/KKR haruslah siswa
yang berprestasi disekolah, memiliki watak pemimpin, berperilaku sehat (PHBS),
bertanggung jawab dan telah mendapat pelatihan dari petugas kesehatan(puskesmas).
Karena nantinya dokter kecil/KKR tersebut akan bertindak,berbuat dan berperilaku sehat
tampa menunggu perintah dari guru atau pihak sekolah dan juga akan menjadi contoh
Kader kesehatan Remaja adalah kader kesehatan sekolah yang biasanya berasal dari
murid kelas 1 dan 2 SLTP dan sederajat, murid kelas 1 dan 2 SMU/SMK atau sederajat
yang telah mendaptkan pelatihan Kader Kesehatan Remaja. Kader Kesehatan Remaja
juga diartikan kader yang memiliki pengetahuan tentang kesehatan remaja yang mau
membantu bersama-sama memecahkan permasalah kesehatan khususnya pada remaja.
Dalam rangka menunjang peran kader kesehatan remaja tersebut perlu adanya pembinaan
Pembinaan kader kesehatan remaja dilakukan bersama lintas sektor tekait yaitu piahk
kecamatan, pendodikan, puskesmas dan depag. Pembinaan KKR meliputi kegiatan
penemuan dini, pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut, dan pelatihan kader kesehatan
remaja.Dalam pelatihan kesehatan remaja siswa diberikan pengetahuan tentang kesehatn
reproduksi sehat, berbagai penyakit menular, konsulatasi bibingan psikologis, P3K dan
Narkoba.
Hasil yang ingin dicapai setelah terbentuknya kader kesehatn remaja yaitu para kader
kesehatan remaja menjadi rujukan teman-temannya yang kebetulan ada masalah
kesehatan, permasalahan yang sering timbul diantara remaja, maupun remaja dengan
11
orang tuanya akan lebih banyak dicurahkan pada teman sebayanya. Dengan adanya kader
kesehatan remaja yang merupakan temannya sendiri maka diharapkan permasalahan yang
ada dapat dipecahkan dikalangan mereka sendiri.

2.7 Peran kader kesehatan remaja pada UKS tingkat lanjut SLTP dan SLTA
Peran dokter kecil/KKR dalam memelihara, membina, meningkatkan dan
melestarikan kesehatan lingkungan sekolah sangat menentukan. Untuk itu pihak sekolah
dalam menunjuk dan menetapkan siswa yang akan jadi dokter kecil/KKR haruslah siswa
yang berprestasi disekolah, memiliki watak pemimpin, berperilaku sehat (PHBS),
bertanggung jawab dan telah mendapat pelatihan dari petugas kesehatan(puskesmas).
Karena nantinya dokter kecil/KKR tersebut akan bertindak,berbuat dan berperilaku sehat
tampa menunggu perintah dari guru atau pihak sekolah dan juga akan menjadi contoh
bagi peserta didik lainnya.
Dalam rangka menunjang peran kader kesehatan remaja tersebut perlu adanya
pembinaan. Pembinaan kader kesehatan remaja dilakukan bersama lintas sektor terkait
yaitu pihak kecamatan, pendidikan dan puskesmas.
Ruang lingkup kegiatan KKR meliputi:
1. Kegiatan penemuan dini, pemeriksaan gigi dan mulut
2. Pendidikan dan pelatihan kader kesehatan remaja
Hasil yang ingin dicapai setelah terbentuknya KKR yaitu para kader kesehatan remaja
menjadi rujukan teman-temannya yang kebetulan ada masalah kesehatan, permasalahan
yang sering timbul di antara remaja, maupun remaja dengan orang tuanyaakan lebih
banyak dicurahkan kepada teman sebayanya. Dengan adanya kader kesehatan remaja
yang merupakan temannya sendiri maka diharapkan permasalahan yang ada dapat
dipecahkan di kalangan mereka sendiri.

12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan merupakan pengaruh lingkungan atas anak untuk menghasilkan
perubahan-perubahan yang tetap atau permanen didalam kebiasaan tingkah laku, pikiran dan
sikap seseorang anak. Kualitas pendidikan untuk anak berkaitan erat dengan sumber daya
manusia yang berkualitas pula. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah yang memiliki
jasmani dan rohani yang sehat. Upaya pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas
dan sehat antara lain dengan melaksanakan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)

3.2 Saran
Dengan adanya makalah pengetahuan tentang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
diharapkan agar mampu menciptakan pribadi siswa yang sehat sehingga siswa dapat
mengoptimalkan proses belajar mereka dan memberikan pengetahuan lebih mengenai
UKS.

13

Anda mungkin juga menyukai