Crs 10 Year Old Fix
Crs 10 Year Old Fix
Disusun oleh:
Pembimbing:
PADANG
2019
ABSTRAK
biasanya dimulai dari masa kanak – kanak. Penyalahgunaan inhalan minyak tanah jarang
dilaporkan pada anak dengan deficit intelektual. Kami melaporkan sebuah kasus
ketergantungan terhadap bensin pada anak berumur 10 tahun dengan retardasi mental.
Efek yang mungkin terjadi pada kebiasaan dan pemikiran akan di diskusikan nanti
KATA KUNCI
1. Pendahuluan
minat pada era ini, meskipun literature pada India mengenai subjek ini masih sedikit.
Inhalan merupakan substansi yang mudah menguap dan dapat dihirup untuk menghasilkan
efek psikoaktif dan mengubah pikiran1. Golongan inhalansia ini dikelompokan menjadi
kelompok pelarut (bensin, lem, pengencer cat, pengapus cat kuku), aerosol (cat semprot,
semprotan rambut), gas (nitrooksida, helium), dan nitirt (amil dan nitrit butil)2. Inhalan
paling sering digunakan di Amerika pada anak – anak adalah lem, semir sepatu, toluene,
dan cairan perekat7 telah dilaporkan ada di India. Penelitian tentang penyalahgunaan
inhalan di India berjumlah sedikit dan kebanyakan adalah laporan kasus dan seris. Data
pengenai inhalansia yang paling sering disalahgunakan di India beragam. Minyak bumi
(bensin) adalah inhalan yang paling jarang disalahgunakan (menurut dua penelitian
<5%).7,10
berumur 12 – 25 tahun, dengan rata – rata usia onset berumur 14 tahun. Usia
usia 5 – 6 tahun juga pernah didokumentasikan. Sekitar 0,4% dari penduduk Amerika
berusia 12 – 17 tahun memiliki pola yang memenuhi criteria penyalahgunaan inhalan pada
12 bulan terakhir.11 Pada sebuah tinjauan yang dipublikasikan oleh jurnal Kanada,
penyalahgunaan inhalansia dalam populasi India yang diisolasikan ditemukan terjadi pada
tingkat 10% dari total populasi dan 25% pada kelompok usia 5 – 15 tahun.15 Alasan yang
sering muncul sebagai awalan penyalahgunaan inhalansia adaalah; rasa ingin merasakan
rasa ‘high’, rasa ingin tahu, dorongan teman sebaya, sebagai trend dalam pertemanan, dan
untuk melupakan permasalahan di sekolah. Alasan yang paling sering dikemukakan adalah
rasa ingin tahu yang tinggi dan untuk merasakan rasa ‘high’.7,.10,12
Inhalansia memiliki uap yang dapat diserap melalui hidung atau secara dalam melalui
mulut untuk mengalami efeknya. Hal ini berlanjut ke absorbsi transpulmonar dengan akses
substansi yang sangat cepat ke otak. Efek dapat muncul mulai dari lima menit dan dapat
bertahan dari 30 menit sampai beberapa jam, tergantung dari dosis inhalan. Efek akut dari
inhalan dapat menunjukan efek yang mirip dengan depresan system saraf pusat (CNS),
khususnya alkohol. Pada dosis – dosis awal kecil, inhalansia dapat memproduksi euphoria
dan sensasi seperti melayang, efek yang dicari oleh orang yang menggunakan zat tersebut.
Pada dosis tinggi inhalansia dapat menyebabkan rasa takut, ilusi, halusinasi auditori/visual,
neurobehavioral yang meliputi; iritabilitas, emosi labil, gangguan daya ingat, penurunan
kemampuan berkonsentrasi, bicara tidak jelas, penurunan kecepatan berbicara, gangguan
pendengaran, neuropati perifer, nyeri kepala, tanda – tanda serebral, gangguan motorik,
parkinsonisme, dan apatis. Perubahan substansia alba pada pemeriksaan magnetic resonant
imaging (MRI) telah dikaitkan dengan penurunan intellingence quotient (IQ). IQ verbal
memori yang berfungsi juga fungsi eksekutif, termasuk pengambilan memori, terganggu
dengan komplikasi dari keracunan timbal, termasuk gangguan palsy yang disebabkan oleh
timbale dan ensefalopati timbal. Sejarawa dari ensefalopati timbale dan beban yang besar
diakibatkan oleh timbal berkaitan secara independen dengan gangguan neurologis lebih
berat lainnya.18-20 Selain itu, derajat keparahan dari penyalahgunaan berkaitan dengan
mereka berhenti dari penyalahgunaan bensin, memiliki gangguan ringan dari memori
pengenalan namun fungsi lainnya dapat kembali normal. Bukti dari pemulihan
ganglia kortikal dan basal dari otak yang disebabkan oleh penghirupan bensin secara
dikaitkan dengan efek – efek yang berpotensi lebih serius, dengan komplikasi terberat
dapat berujung ke kematian (disebabkan oleh depresi respirasi, aritmia jantung, asfiksia,
rasa keinginan terhadap inhalansia, rasa cemas, kesemutan, nyeri kepala, konsenstrasi
jarang. Terdapat satu laporan kasus dan dependensi inhalansia pada ada dengan latar
belakang retardasi mental. Laporan kasus menggambarkan gangguan kognitif sangat berat
yang terjadi akibat inhalasi dari bensin jangka panjang pada pasien berusia 19 tahunyang
memiliki retardasi mental ringan sebelum penyalahgunaan bensin. Hal ini menunjukkan
Sebuah penelitian yang dilakukan di suatu klinik di India Selatan melaporak bahwa 16%
persemn dari populasi grup yang menyalahgunakan inhalansia memiliki tingkat intelek
dibawah rata – rata dan 60% memiliki gangguan impulsifitas, hiperaktifitas, dan gejala
konduksi. Tingkat fungsi intelek tidak dilaporakan, dan apakah gejala diatas yang ada
Kami melaporkan kasus ketergantungan pada bensin pada anak berumur 10 tahyn
dengan retardasi mental dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) dengan onsen
ketergantungan bensin dua tahun belakangan. Persetujuan tertulis dari publikasi ini telah
2. Laporan Kasus
Kedua orang tua pasien melaporkan anak dilahirkan dengan persalinan normal
cukup bulan dan tidak terjadi komplikasi antepartum/peripartum, Pada usia satu
bulan, anak memiliki satu episode kejang demam umum tonik – klonik. Kemudian,
tunggal seperti mama dan papa pada usia tiga tahun. Pada usia lima tahun pasien
baru dapat berkata dua atau tiga kata dan tidak adanya perkembangan bermakna
sampai sekarang ini. Perkataan dari pasien tidak jelas dan sulit dimengerti, bahkan
oleh kedua orang tua pasien sendiri. Keterampial dan penilaian social pasien juga
tidak adekuat pada golongan usia pasien. Perkembangan motorik pasien sesuai
Pada saat berumur 5 tahun, kedua orang tua pasien memperhatikan anak
menjadi lebih gelisah, berlarian seharian, bermain, dan memiliki kesulitan untuk
tenang dan duduk. Anak akan merusak apapun yang berada di tangannya. Seiring
perkembangannya, orang tua pasien memperhatikan bahwa anak kurang atentif dan
tidak mau mendengarkan instruksi apapun, selalu bergerak aktif dan berlalu lalang.
Anak tidak dapat menyelesaikan satu tugas secara tuntas, dan mudah untuk
teralihkan fokusnya dan terus berganti permainan. Apabila pasien ditahan, pasien
barang, dan akan memanjat atau melompat – lompat. Tidak ada yang dapat
mengontrol anak, walaupun anak dapat tidur cukup pada malam hari. Anak juga
dilihat memasukan benda asing ke mulutnya speerti gundu, pasir, atau pakaian, atau
akan menggigit tangannya sendiri dan menghisap jempolnya apabila dia tidak
Saat anak berumur delapan tahun, salah satu tetangga keluarga melaporkan
anak sedang menghirup bensin dari tanki kendaraan. Kedua orang tua menjadi lebih
kawatir dan mulai memonitor anak secara rutin. Anak dilihat menghirup bensin dari
tangki kendaraan secara regular dua atau tiga kali sehari. Setelah menghirup bensin,
akan terjadi perubahan signifikan dari tingkah – laku anak, kegelisahan dan
hiperaktivitas dari anak akan berkurang selama dua atau tiga jam dan pasca durasi
tersebut anak akan kembali gelisah dan hiperaktif. Ayah dari pasien menyatakan
bahwa ketika anak menghirup bensin pada durasi yang lebih lama, mata anak akan
tertarik keatas, anak akan mengantuk, dan cara berjalan anak akan menyerupai orang
dalam bensin tiga atau empat hari sehari, frekuensinya meningkat hingga tujuh
sampai delapan kali sehari selama dua tahun belakangan ini. Apabila anak tidak
mendapatkan bensin dan ditahan oleh kedua orangtua pasien. Anak akan menjadi
lebih gelisah dan marah – marah, mulai memukuli kedua orangtua anak dan
menrusak barang, berteriak, menjerit, dan bahkan kesulitan untuk tidur. Kondisi ini
akan hilang apabila anak menghirup bensin. Anak sering menghilang, kabur dari
rumah, dan bersembunyi dari kedua orang tuanya untuk mencari dan menghirup
bensin. Kedua orang tua anak sudah mencoba teknik konvensional untuk melatih
anak namun tidak berdampak banyak. Pasien juga sudah berobat ke dokter umum
pada rumah sakit umum local, namum kedua orang tua pasien tidak puas dengan
psikiatri ini, yang merupakan bagian lebih tinggi dari rumah sakit umum daearah
pasien.
Pada saat pasien datang ke klinik kami, anak sedang gelisah, tidak dapat duduk
dengan tenang, meletakkan kakinya di atas meja, berdiri dan melompat di tempat
tidur, terus berlari, menghisap jempolnya, berbicara berulang kata singkat yang tidak
dapat dimengerti, dan sulit mengikuti perintah sederhana. Dapat dilihat banyak bekas
gigitan pada ibu jari pasien. Pemeriksaan IQ awal pasien dilakukan oleh psikolog
klinis menggunakan tes Seguin Form Board (SFB). Hasil tes IQ pasien 40 – 45,
orang tua pasien dan menghasilkan skor 64 dari 81. Kadar timbal serum pasien
penggunaan bensin timbale atau memakan benda yang tidak lazim dimakan seperti
pasir. Kadar timbal yang diukur oleh LeadCare II Analyzer kurang dari 3.3µg/dL,
Pasien datang saat berumur 10 tahun. Mengingat bahwa bensin memiliki sifat
depresan system saraf pusat (SSP) dikarenakan komponennya yang mirip alcohol
carbamazepin 100 mg tiga kali sehari. Orang tua pasin melaporkan pengurangan
penghirupan bensin bertahap, dan anak dapat bebas dari penyalahgunaan bensin
selama tiga bulan. Anak tidak lagi mencari bensin seperti sebelumnya namun
hiperaktivitas dari anak belum menurun pada tingkat setelah pemakaian bensin.
Kuesioner ADHD Conners versi singkat yang direvisi diisi lagi oleh kedua orang tua
pasien tiga bulan kemudian, dan hasilnya 60. Dengan demikian, ada perkembangan
3. Diskusi
substansu yang sering disalahgunakan pada golongan remaja, yang selalu penasaran
anak berumur dibawah 10 tahun merupakan skenario yang tidak biasa. Tidak ada
penelitian lain yang melaporkan penggunaan inhalan pada anak yang memiliki
retardasi mental.
Pasien anak ini memiliki onset awal yang tidak biasa yaitu dibawah 8 tahun,
dibandingkan pada onset rata – rata yaitu 14 tahun. Walaupun literature melaporkan
onset dapat terjadi bahkan saat anak berumru lima atau enam tahun, rincian dari
substansi, dan juga telah diperkisakan oleh orang tua pasien menurut riwayat medis
anak untuk menjauhi penggunaan substansi), dilaporkan pada pasien ini. Adanya
gejala gelisah, inatensi, iritabilitas, telah ada sebelum penggunaan bensin. Oleh
karena itu, sulit ditentukan apakah gejala tersebut disebabkan oleh penyalahgunaan
bensin. Namun, gejala ini memburuk setelah penghirupan bensin, dan perburukan
panjang.
4. Kesimpulan
setelah penggunaan bensin memperumit gambaran dan membuatnya sulit bagi dokter
untuk menilai perjalanan penyakit. Ini juga menunjukkan bahwa ketergantungan zat
juga harus dianggap sebagai bagian dari presentasi kompleks pada anak. ADHD dan
menunjukkan bahwa peran impulsif dalam penggunaan zat termasuk bensin perlu
5. Kontribusi penulis
GKV. Penulis draft pertama naskah: MJ. Setuju tentang kesimpulan naskah: MJ,
GKV. Bersama-sama mengembangkan struktur dan argumen untuk makalah ini: MJ,
GKV. Membuat revisi kritis dan menyetujui versi final: MJ, GKV. Kedua penulis