Anda di halaman 1dari 18

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Administrasi publik atau administrasi negara dewasa ini telah diberikan arti
lebih dari sekedar pengertian yang sederhana yaitu “ilmu urusan negara”
administrasi publik memiliki peranan yang sangat besar dalam
mencakupkeseluruhan aspek dari lingkungan sosial, politik, budaya, dan hukum
yangmempengaruhi pelaksanaan tugas dari lembaga negara. Suatu organisasi baik
itu organisasi pemerintah maupun organisasi swasta, untuk mencapai suatutujuan
perlu adanya unsur-unsur yang mendukung jalannya operasional organisasi.
Salah satu unsur yang menunjang berhasilnya tujuan tersebut adalah manusia
yang merupakan sumber daya yang paling berharga dan terpenting yang ada dalam
lingkungan organisasi. Budaya organisasi merupakan seperangkat nilai-nilai
kepercayaan dan prinsip- prinsip yang dianut oleh suatu organisasi yang mendasari
sistem manajemenyang berlaku didalamnya dan dijadikan pedoman perilaku bagi
anggota organisasi. Budaya organisasi yang kuat memberikan para pegawai
suatu pemahaman yang jelas dari tugas-tugas yang diberikan oleh suatuorganisasi.
Mempunyai pengaruh yang besar terhadap prilaku anggota-anggotanya. Apabila
budaya organisasi ini telah dijiwai dan dipraktekan dengan kuat oleh setiap pegawai
dengan baik sebagai individu maupun sebagai satuan kerja didalam organisasi, maka
apa yang diharapkan oleh pegawai maupun stakeholders akan terwujud.
Dengan perilaku kerja yang sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku, maka akan
menimbulkan konsistensi yang tinggi terhadap organisasi, sehingga kinerja pegawai
pada akhirnya akan meningkat dan hal ini berarti akan meningkatkan pula kinerja
1
dari unit kerja dan pada gilirannya akan meningkatkan kinerja orgnisasi, Sehingga
organisasi akan dapat terus berkembang dan bertahan untuk waktu yang lama.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian administrasi publik menurut beberapa ahli dan global.
2. Fungsi administrasi publik
3. Tujuan administrasi publik
4. Paradigma administrasi publik
5. Ruang Lingkup administrasi publik

6. Posisi etika dalam administrasi publik

7. Ciri-ciri administrasi public

C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari pembuatan makalah yakni untuk memenuhi tugas Ilmu


Administrasi Publik, serta untuk mempelajari Ilmu Administrasi Publik tidak hanya
dari segi pengertian saja melainkan dari setiap aspekyang tercakup didalamnya.

BAB 2

2
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ADM. PUBLIK MENURUT BEBERAPA AHLI:

1. Dr. H. Amin Ibrahim

Menurut Dr. H. Amin Ibrahim pengertian administrasi publik adalah seluruh


upaya penyelenggaraan pemerintah yang meliputi kegiatan manajemen pemerintah
(perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap
pembangunan) dengan sebuah mekanisme kerja serta dukungan sumber daya
manusia.

2. Nicholas Henry

Menurut Nicholas Henry pengertian administrasi publik adalah suatu kombinasi


yang kompleks antara teori dan praktek, dengan tujuan mempromosikan pemahaman
terhadap pemerintah dalam hubungannya dengan masyarakat yang diperintah, dan
juga mendorong kebijakan publik agar lebih responsive terhadap kebutuhan sosial.

3. Dwight Waldo

Menurut Dwight Waldo definisi administrasi publik adalah manajemen yang


dilakukan dalam suatu organisasi dari manusia-manusia dan peralatannya untuk
mencapai tujuan pemerintah.

4. Harbani Pasolong

Menurut Harbani Pasolong administrasi publik adalah suatu kerjasama yang


dilakukan oleh sekelompok orang atau lembaga dalam melaksanakan tugas-tugas
pemerintahan untuk memenuhi kebutuhan publik secara efektif dan efisien.

5. Nigro
Menurut Nigro, pengertian administrasi publik adalah suatu kerjasama
kelompok dalam lingkungan publik, yang mencakup dalam tiga cabang, yakni
lembaga Yudikatif, Legislatif, dan lembaga eksekutif yang bekerjasama dalam
upaya menciptakan kesejahteraan publik.

3
Administrasi Publik secara global adalah suatu proses yang bersangkutan
dengan pelaksanaan beberapa kebijaksanaan pemerintah, pengarahan kecakapan dan
teknik-teknik yang tar terhitung jumlahnya, memberikan pengarahan dan maksud
terhadap sejumlah usaha orang.

B. FUNGSI ADMINISTRASI PUBLIK

Mengacu pada pengertian administrasi publik, menurut Gerald E. Caiden,


secara umum ada 6 fungsi administrasi publik. Berikut ini adalah fungsi
administrasi publik:
1. Fungsi Tradisional
Ini adalah fungsi utama dari administrasi publik, yang meliputi; hubungan
luar negeri, ketertiban dalam negeri, pertahanan dan keamanan, pekerjaan umum,
perpajakan, dan kesejahteraan umum.

2. Fungsi Pembangunan Bangsa


Fungsi administrasi publik yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa cinta
tanah air dan bangsa di tengah masyarakat Indonesia yang sangat heterogen.

3. Fungsi Manajemen Ekonomi


Masalah ekonomi juga merupakan tanggungjawab dari administrasi publik
dan tidak bisa diserahkan sepenuhnya pada pihak swasta. Dalam hal ini administrasi
publik dapat berperan langsung maupun dalam pembuatan regulasi.

4. Fungsi Kesejahteraan Sosial


Pemerintah harus campur tangan dalam meningkatkan kesejahteraan sosial.
Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan pelayanan masyarakat seperti; pelayanan
kesehatan, kesejahteraan sosial, jaminan sosial, dan perumahan umum.

5. Fungsi Kontrol Lingkungan


Menjaga kelestarian alam merupakan salah satu bentuk kontrol lingkungan.
Untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan akibat eksploitasi alam, maka

4
perlu dilakukan fungsi kontrol lingkungan seperti, riset dan pengembangan,
konservasi, tata kota, dan kontrol lingkungan.

6. Fungsi Hak Asasi Manusia


Negara yang berlandaskan tatanan demokrasi harus melayani dan melindungi
publik secara adil. Beberapa fungsi hak asasi manusia tersebut meliputi,
perlindungan HAM, privasi, dan pengendalian penduduk.

C. TUJUAN ADMINISTRASI PUBLIK

Tujuan utama dari administrasi publik adalah agar dapat mencapai tujuan
negara sesuai keinginan publik. Adapun beberapa keingin publik tersebut adalah:

 Keamanan
 Kesejahteraan
 Keadilan
Untuk dapat mencapai tujuan administrasi publik tersebut, maka diperlukan
beberapa hal berikut ini:

 Partisipasi Sosial, yaitu keikutsertaan masyarakat dalam pelaksanaan


administrasi publik.
 Tanggung jawab Sosial, yaitu pertanggungjawaban yang dilakukan oleh
pelaksana administrasi publik kepada masyarakat.
 Dukungan Sosial, yaitu dukungan yang diberikan oleh publik terhadap
pelaksanaan administrasi publik.
 Kontrol Sosial, yaitu kontrol atau pengawasan yang dilakukan oleh publik
terhadap kegiatan administrasi publik.

Dari sini kita mengerti bahwa administrasi publik dapat menentukan apa saja
tujuan pembangunan dan menentukan bagaimana cara untuk mencapai tujuan
tersebut. Apalagi yang berhubungan dengan pelayanan umum bagi semua warga
negara Indonesia. Administrasi publik bisa berkembang sesuai dengan kebutuhan
suatu negara. Semakin kompleks masalah di suatu negara, maka akan muncul cara-
cara baru sebagai solusi terhadap masalah tersebut. Itu sebabnya ilmu administrasi
publik berkembang dinamis sesuai perkembangan manusia dan suatu negara.

5
D. PARADIGMA ADMINISTRASI PUBLIK

Paradigma adalah corak berpikir seseorang Atau sekelompok orang. Menurut


Thomas S. Khun mengatakan bahwa paradigm merupakan suatu cara pandang, nilai-
nilai, metode-metode, prinsip dasar yang dianut suatu masyarakat ilmiah pada suatu
masa tertentu.

Goerge Frederickson memilah-milah bahwa ada 6 (enam) kelompok corak


berpikir dalam pertumbuhan administrasi Publik yaitu :

1. Paradigma birokrasi klasik, Tokoh-tokohnya ialah Max webber, Woodrow


Wilson, Fredrick Taylor dan Luther Gullick.
2. Paradigma birokrasi neo klasik, tokoh-tokohnya adalah Herbert simon, dan
James G.A. March.
3. Paradigma kelembagaan, tokoh-tokohnya adalah Charles E. Lindblom,
James D.thomson dan amitai Etzioni.
4. Paradigma hubungan kemanusian, tokoh-tokohnya adalah Rensis Likert,
Daniel Katz dan Robert kahn.
5. Paradigma pilihan masyarakat umum, tokoh-tokohnya ialah Vincent
Ostorm, James buchanan dan Gordon tullock.
6. Paradigma administrasi public baru tokohhnya adalah frank marini dan
Goerge H.

Nicholas Henry (1985), memaparkan Lima paradigma administrasi


publikyang dipetakan dalam upaya untuk menunjukkan bahwa gagasan
administrasi publik sebagai sesuatu yang unik, sintesis lapangan yang relatif baru.
Disiplin ilmu ini disusun sebagai suatu pencampuran dari teori organisasi, ilmu
manajemen, dan konsep kepentingan umum. Kemudian menyarankan bahwa sudah
waktunya administrasi publik membentuk dirinya sebagai kurikulum otonom di
perguruan tinggi dan universitas dalam rangka mempertahan kanrelevansi dan
kelayakan sosialnya. Masing-masing fase dapat ditandai menurut "lokus" atau
"fokus”. Lokus adalah tempat yang menggambarkan di mana ilmu tersebut berada.
Sebuah lokus administrasi publik adalah birokrasi pemerintah, tetapi ini tidak
sepebuhnya tepat dan lokus tradisional ini sering dikaburkan. Dalam
perkembangannya lokus dariilmu administrasi publik menjadi kepentingan publik
( public interest) dan urusan publik ( public affair). Fokus adalah apa yang

6
menjadi pembahasan penting dalam memepelajari ilmu administrasi publik. Salah
satu fokus administrasi publik yaitu"prinsip-prinsip administrasi" tertentu, tapi,
sekali lagi, fokus disiplin ilmu ini telah berubah dengan paradigma perubahan
administrasi publik. Dalam perkembangannya fokus dari ilmu administrasi publik
menjadi teori organisasidan ilmu manajemen. Lima Paradigma Administrasi
Negara, yaitu:

1. Paradigma 1: Dikotomi Politik dan Administrasi, tahun 1990 - 1926

Paradigma 1, dikotomi politik dalam administrasi menekankan pada lokus


dimana administrasi publik seharusnya diletakkan. Jelas, dalam pandangan
Goodnow dan rekan-rekannya sesama pemerhati public administration, administrasi
publik harus berpusat pada birokrasi pemerintah. Fokus bidang ini terbatas pada
masalah-masalah- masalah organisasi dan penyususnan anggaran dalam
birokrasi pemerintahan, politik dan kebijakan merupakan isi dari ilmu politik. Awal
legitimasi konseptual lokus ini yang berpusat pada definisi lapangan, dan salah satu
permasalahan yang akan berkembang untuk akademisi dan praktisi yaitu masalah
dikotomi ilmu politik dan ilmu administrasi.

2. Paradigma 2: Prinsip- Prinsip Administrasi, tahun 1927-1937

Pada masa ini lokus administrasi publik kurang diperhatikan, sedangkan


fokusnyaadalah
“prinsip-prinsip” manajerial yang dipandang berlaku universal pada setiap bentuk
organisasi dan lingkungan budaya. Perbedaan pendapat dari administrasi publik
pada 1940-an salah satunya adalah keberatan bahwa politik dan pemerintahan tidak
akan pernah bisa dipisahkan. Kemudian yang lainnya adalah bahwa prinsip-prinsip
administrasi secara logis tidak konsisten. Pada abad pertengahan, dua definisi pilar
yaitu dikotomi politik/administrasi publik dan prinsip-prinsip administration telah
digulingkan dan ditinggalkan oleh kaum intelektual yang kreatif di lapangan.
Pengabaian ini meninggalkan administrasi
publik dari epistemologi yang berbeda-identitas yang tidak jelas.
Beberapa berpendapat bahwa suatu identitas belum dapat ditemukan. Hubungan
konseptualyang logis antara Administrasi Publik dan Ilmu Politik yaitu, proses
pembuatan kebijakan publik. Administrasi Publik menentukan isi “kotak hitam"
pada proses itu: perumusan kebijakan publik dalam birokrasi publik dan
mengubungkannya ke politik. Ilmu politik dianggap mempertimbangkan "Input Dan

7
output" dari prosesitu: tekanan dalam politik menghasilkan perubahan Politik Dan
sosial.

3. Administrasi Publik Sebagai Ilmu Politik, tahun 1950-1970.

Definisi fase ketiga ini sebagian besar adalah usaha membangun


kembalihubungan antara administrasi publik dan ilmu politik. Tapi konsekuensi dari
usahaini adalah untuk "mendefinisikan" bidang ilmu ini, setidaknya dalam hal focus
analisis, "keahlian” esensial. Dengan demikian, tulisan-tulisan tentang administrasi
publik di tahun 1950-an berbicara tentang bidang ini sebagai"penekanan," sebuah
"daerah kepentingan, "atau bahkan sebagai" sinonim "ilmu politik. Administrasi
publik kembali menjadi bagian dari ilmu politik. Pelaksanaan prinsip-prinsip
administrasi sangat dipengaruhi oleh berbagai macam factor lingkungan, jadi tidak
“value free” (bebas nilai).
Pada tahun 1962, administrasi publik tidak dimasukkan sebagai Sub bidang ilmu
politik dalam laporan KomiteIlmu Politik sebagai Disiplin Asosiasi Ilmu Politik
Amerika.

4. Administrasi Negara sebagai Ilmu Administrasi, tahun 1956-1970

Pada masa ini Administrasi publik tetap menggunakan paradigma ilmu


administrasi, dengan mengembangkan pemahaman sosial psikologi, dan analisis
sistem sebagai pelengkapnya. Sebagai sebuah paradigma, ilmu administrasi
memberikan fokus tapi tidak lokus. Menawarkan teknik yang membutuhkan
keahlian dan spesialisasi, tetapi dalam pengaturan kelembagaan bahwa keahlian
yang harus diterapkan tidak dapat didefinisikan. Sebagai Paradigma, administrasi
adalah administrasi dimana pun ia ditemukan; Fokus lebih difavoritkan daripada
lokus. Ada masalah dalam ilmu administrasi, dan nyata. Jika Ilmu administrasi
terpilih sebagai satu-satunya fokus administrasi publik, bisakah satu hal ini
terus berbicara dalam administrasi publik? Setelah semua, ilmu administrasi, tidak
menganjurkan prinsip-prinsip universal, namun berpendapat bahwa
semuaorganisasi dan metodologi manajerial memiliki karakteristik tertentu, pola,
dan patologi yang sama. Kalau saja ilmu administrasi didefinisikan dalam
paradigma bidang ini, maka administrasi publik akan bertukar, terbaik, "penekanan"
dalam bidang ilmu politik, yang terbaik, sub bidang di sekolah ilmu administrasi.
Hal inisering diartikan bahwa sekolah administrasi bisnis akan menyerap
bidangadministrasi publik. Sebagai sebuah paradigma, ilmu administrasi tidak
bisamemahami nilai lebih dari kepentingan umum. Tanpa unsur kepentingan

8
umum,ilmu administrasi dapat digunakan untuk tujuan apa pun, tidak peduli
seberapa bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi. Konsep penentuan dan
penerapankepentingan publik mendefinisikan pilar administrasi publik dan lokus
dari bidangyang hanya menerima sedikit jika setiap perhatian hanya dalam konteks
ilmuadministrasi, hanya sebagai fokus teori organisasi / ilmu manajemen
kurangmenyimpan dukungan dalam ilmu politik.

5. Administrasi Publik sebagai Administrasi Publik, tahun 1970-


Sekarang

Kurangnya kemajuan dalam menggambarkan sebuah lokus untuk bidang


ini, atauurusan publik apa dan "resep untuk kebijakan publik " harus mencakup
hal yangrelevan dengan administratior publik. Namun demikian, bidang ini tidak
munculuntuk penekanan pada keunikan faktor-faktor sosial tertentu untuk
sepenuhnyadikembangkan negara sebagai lokus yang tepat. Pilihan fenomena ini
mungkin agak sewenang-wenang pada bagian dari administratior publik, tetapi
mereka berbagi kesamaan sehingga mereka memiliki konsep lintas disiplin di
universitas, membutuhkan kapasitas sintesis intelektual, dan bersandar ke arah tema
yang mencerminkan kehidupan perkotaan, hubungan administrasi antar organisasi,
dan menghubungkan teknologi dan nilai kemanusiaan.
E. RUANG LINGKUP ILMU ADMINISTRASI PUBLIK
Ruang lingkup ilmu administrasi publik dapat diuraikan sebagai berikut:

Dibidang hubungan, peristiwa dan gejala pemerintahan yang banyak ditulis para
pakar pemerintahan, meliputi:
1. Administrasi departemen
2. Administrasi non-departemen

Dibidang kekuasaan yang banyak ditulis para pakar ilmu politik, meliputi:
1. Administrasi politik luar negeri
2. Administrasi politik dalam negeri
3. Administrasi partai politik, posisi masyarakat LSM
4. Administrasi kebijakan pemerintahan, policy, wisdom, kondisi dan peranan
pemerintah

Dibidang peraturan perundang-undangan yang banyak ditulis para pakar ilmu


hokum tata Negara, meliputi:
1. Landasan idiil

9
2. Landasan konstitusional
3. Landasan operasional

Di bidang kenegaraan yang banyak ditulis para pakar ilmu Negara, meliputi:
1. Tugaas dan kewajiban Negara
2. Hak dan kewajiban Negara
3. Tipe dan bentuk Negara
4. Fungsi dan prinsip Negara
5. Unsur-unsur Negara
6. Tujuan Negara dan tujuan nasional

Di bidang pemikiran hakiki yang banyak ditulis oleh para pakar ilmu filsafat,
meliputi:
1. Etika administrasi publik, tata nilai organisasi dana manajemen
2. Estetika administrasi publik, cinta, rasa, karsa administrator
3. Logika admiinstrasi publik, disiplin ilmu, sumber daya manusia, hokum
administrasi negara
4. Hakikat administrasi publik, pembentukan system, kultur, struktur.
Dibidang ketatalakssanaan yang banyak ditulis para pakar ilmu administrasi
publik, meliputi:
1. Administrasi pembangunan
2. Administrasi perkantoran
3. Administrasi kepegawaian
4. Administrasi kemiliteran
5. Administrasi perpajakan
6. Administrasi pengadilan
7. Administrasi kepenjaraan
8. Administrasi peruusahaan, meliputi antara lain:
a. Administrasi penjualan
b. Administrasi periklanan
c. Administrasi pemasaran
d. Administrasi perbankan
e. Administrasi perhotelan
f. Administrasi pengangkutan

F. POSISI ETIKA DALAM ADMINISTRASI PUBLIK

10
 Teori administrasi publik klasik (Wilson, Weber, Gulick, Urwick) kurang
memberi tempat pada pilihan-pilihan moral (etika).
 Kebutuhan moral administrator hanyalah keharusan untuk menjalankan
tugas sehari-hari secara efisien.
 Dengan diskresi yang dimiliki, administrator publik tidak hanya harus
efisien, tapi juga harus dapat mendefinisikan kepentingan publik, barang
publik dan menentukan pilihan-pilihan kebijakan atau tindakan secara
bertanggung jawab.

B.1 Aliran Pemikiran Etika

Terdapat empat Aliran pemikiran dalam etika, antara lain:


• Teori Empiris: etika diambil dari pengalaman dan dirumuskan sebagai
kesepakatan
• Teori Rasional: manusia menentukan apa yang baik dan buruk berdasar
penalaran atau logika.
• Teori Intuitif: Manusia secara naluriah atau otomatis mampu membedakan hal
yang baik dan buruk.
• Teori Wahyu: Ketentuan baik dan buruk datang dari Yang Maha Kuasa.

B.2 Hukum dan Etika

Terdapat hubungan anatara Hukum dengan Etika sebagai berikut :


 Keduanya mengatur perilaku individu.
 Terdapat perbedaan: ilegalitas tidak selalu berarti tidak etis
 Hukum bersifat eksternal dan dapat ditegakkan tanpa melibatkan
perasaan, atau kepercayaan orang (sasaran hukum), sementara etika
bersifat internal, subyektif, digerakkan oleh keyakinan dan kesadaran
individu.
 Hukum dalam konteks administrasi adalah soal pemberian otoritas atau
instrumen kekuasaan.
 Basis dari hukum adalah etika, dan ketika hukum diterapkan harus
dikembalikan pada prinsip-prinsip etika.
 Banyak kasus, secara hukum dibenarkan tapi secara etika
dipermasalahkan [trend anak politisi yang jadi calon anggota legislative.

11
B.3 Debat Herman Finer Vs. Carl Friedrich

 Finer (1936): Untuk menjamin birokrasi yang bertanggungjawab yang


diperlukan adalah penegakan sistem kontrol melalui undang-undang dan
peraturan yang dapat mendisiplinkan para pelanggar hukum.
 Friedrich (1940): Birokrasi yang bertanggungjawab hanya bisa
ditegakkan dengan dengan menseleksi orang yang benar dengan kriteria
profesionalisme yang jelas, dan mensosialisasikannya ke dalam nilai-nilai
pelayanan public

B.4 Perilaku tidak etis di birokrasi pemerintah

Konsep awal yang mendasari gagasan modern tentang birokrasi berassal dar
tulisan-tulisan Max Weber, seorang Sosiolog Jerman, yang menyatakan beberapa
ciri dari Birokrasi,antara lain :

 Birokrasi melaksanakan kegiatan-kegiatan reguler dalam rangka mencapai


tujuan organisasi. Dalam mencapai tujuan tersebut dilakukan pembagian tugas
dan tugas-tugas tersebut dilaksanakan oleh para ahli sesuai spesialisasinya.
 Pengorganisasian kantor berdasar prinsip hierarkhi.
Dalam prinsip hierarkhi unit yang besar membawahi dan membina beberapa
unit kecil. Setiap unit kecil dipimpin oleh seorang pejabat yang diberi hak,
wewenang, dan pertanggungjawaban untuk melaksanakan tugas yang
dipercayakan kepadanya.
 Pelaksanaan tugas diatur dengan suatu peraturan formal dan aturan tersebut
mencakup tentang keseragaman dalam melaksanakan tugas.
 Pejabat yang melaksanakan tugas-tugasnya dengan semangat pengabdian yang
tinggi.
 Pekerjaan dalam organisasi birokratis didasarkan pada kompetensi teknis dan
dilindungi dari pemutusan kerja secara sepihak. Menganut suatu jenjang karier
berdasar senioritas dan prestasi kerja.
 Pengalaman menunjukkan bahwa tipe organisasi administratif yang murni
berciri birokratis dilihat dari sudut teknis akan mampu mencapai tingkat
efisiensi yang tertinggi.
Sebagai dasar pemikiran dalam penulisan ini, maka Perilaku tidak etis di
Birokrasi pemerintah antara lain :
• Bohong kepada publik

12
• Korupsi, kolusi, nepotisme
• Melanggar nilai-nilai publik: responsibilitas, akuntabilitas, transparansi
keadilan, dan lain-lain
• Melanggar sumpah jabatan
• Mengorbankan, mengabaikan, atau merugikan kepentingan publik

B.5 Moralitas Pribadi

 Konsep baik-buruk, benar-salah yang telah terinternalisasi dalam diri


individu
 Produk dari sosialisasi nilai masa lalu
 Moralitas pribadi adalah superego atau hati nurani yang hidup dalam jiwa
dan menuntun perilaku individu
 Konsistensi pada nilai mencerminkan kualitas kepribadian individu
 Moralitas pribadi menjadi basis penting dalam kehidupan sosial dan
organisasi

B.6 Etika profesi

 Nilai benar-salah dan baik-buruk yang terkait dengan pekerjaan


profesional
 Nilai-nilai tersebut terkait dengan prinsip-prinsip profesionalisme
(kapabilitas teknis, kualitas kerja, komitmen pada profesi)
 Dapat dirumuskan ke dalam kode etik profesional yang berlaku secara
universal
 Penegakan etika profesi melalui sanksi profesi (pencabutan lisensi)

B.7 Etika Organisasi

 Konsep baik-buruk dan benar-salah yang terkait dengan kehidupan


organisasi
 Nilai tersebut terkait dengan prinsip-prinsip pengelolaan organisasi
modern (efisiensi, efektivitas, keadilan, transparansi, akuntabilitas,
demokrasi)
 Dapat dirumuskan ke dalam kode etik organisasi yang berlaku secara
universal
13
 Dalam praktek penegakan kode etik organisasi dipengaruhi oleh
kepentingan sempit organisasi, kepentingan birokrat, atau kepentingan
politik dari politisi yang membawahi birokrat
 Penegakan etika organisasi melalui sanksi organisasi

Peraturan Etika dibutuhkan untuk meredam kecenderungan kepentingan


pribadi. Selain itu Etika bersifat kompleks, dalam banyak kasus bersifat dilematis,
karena itu diperlukan yang bisa memberikan kepastian tentang mana yang benar dan
salah, baik dan buruk. Penerapan peraturan etika juga dapat membuat perilaku etis
menimbulkan efek reputasi. Yang mana hal ini terjadi dalam Organisasi publik
sekarang yang banyak dicemooh karena kinerjanya dinilai buruk, karena itu perlu
etika.
Perilaku tidak etis di dalam Birokrasi bisa terjadi karena alasan berikut :
- Kecenderungan mengedepankan etika personal ketimbang etika yang
lebih besar (sosial).
- Kecenderungan mengedepankan kepentingan diri sendiri
- Tekanan dari luar untuk berbuat tidak etis.

G. CIRI-CIRI ADMINISTRASI PUBLIK

Di ruang publik, administrator dapat memainkan peran yang bahkan lebih


penting daripada di perusahaan. Daya pikat dari gaji yang tinggi dan
manfaat yang lebih baik secara terus menerus menarik karyawan-karyawan
hebat menjauh dari sektor layanan publik, dan seringkali kekuatan
kepemimpinan organisasi yang mencegah pendarahan penuh karyawan.
berikut ciri-ciri administrasi publik yang baik:

1. Komitmen terhadap Misi

Semangat menetes dari pimpinan ke karyawan di lapangan. Ketika


administrator antusias tentang misi organisasi atau agensi, karyawan akan
mencerminkan perasaan itu. Pada masa krisis, administrator yang hebat
mengingatkan staf mereka tentang tujuan misi mereka dan peran yang dimainkan
organisasi mereka dalam masyarakat yang lebih besar.

2. Visi Strategis

14
Seorang administrator publik harus selalu tetap fokus pada visi strategis dan
misi jangka panjang dari lembaga atau organisasi. Anggota staf dapat menjadi sangat
terobsesi dengan operasi sehari-hari dari agen, tetapi mengandalkan pemimpin
mereka untuk memahami rencana lima, 10 dan 20 tahun. Penting untuk diingat
bahwa agen atau organisasi sering berada jauh sebelum administrator publik tiba,
dan akan tetap beroperasi lama setelah administrator pergi seperti ciri-ciri
administrasi kepegawaian.

3. Kelompok

Pentingnya keterampilan konseptual adalah penginderaan organisasi secara


keseluruhan dan dari situasi total yang relevan dengannya. Apa yang dimaksudkan
adalah bahwa pemimpin harus selalu dapat melihat bagaimana satu tindakan atau
keputusan mempengaruhi setiap bagian dari perusahaan atau organisasi. Anggota
staf hanya dapat melihat sejauh departemen atau shift merek: pemimpin harus selalu
melihat melampaui batasan itu.

4. Terperinci

Sama pentingnya dengan para pemimpin untuk melihat gambaran besar dan
berpikir secara strategis, sama pentingnya bagi mereka untuk memperhatikan
detailnya. Ini tidak berarti bahwa para pemimpin harus terlibat dalam setiap
keputusan kecil, atau melemahkan keputusan bawahan, sebaliknya, para pemimpin
harus tetap sadar akan aktivitas staf mereka dan status proyek, memungkinkan
otonomi kapan pun memungkinkan.

5. Delegasi

Ada garis tipis antara mendelegasikan tugas kepada staf dan melalaikan
tanggung jawab, mengetahui bawahan akan mengambil kekosongan. Administrator
publik yang hebat menavigasi perbedaan ini dengan menetapkan bukan hanya tugas,
tetapi lingkup pengaruh yang jelas di mana anggota staf memiliki wewenang untuk
membuat keputusan. Mendelegasikan tugas dan tanggung jawab dengan cara ini
memberdayakan anggota staf untuk tumbuh di posisi mereka, mempersiapkan
mereka untuk posisi kepemimpinan masa depan seperti ciri-ciri administrasi
keuangan.

6. Tumbuh Bakat
15
Promosi internal menyelamatkan perusahaan dan organisasi ribuan dolar
daripada menambahkan karyawan dari luar. Seorang administrator publik harus
dapat mengambil bakat yang ada di dalam organisasi, memeliharanya, dan
menempatkan anggota staf dalam posisi di mana mereka bisa sukses. Administrator
publik harus berhati-hati untuk tidak menghambat pertumbuhan staf dengan menjadi
sombong atau memaksa anggota staf ke posisi yang tidak sesuai.

7. Mempekerjakan Orang yang Cerdas

Banyak orang memasuki layanan publik karena mereka memiliki keinginan


yang mendalam untuk membuat komunitas mereka menjadi tempat yang lebih baik.
Namun, keinginan dan keterampilan tidak selalu berjalan seiring. Administrator
publik dapat mengatur lembaga atau organisasi mereka untuk sukses dari awal
dengan mempekerjakan orang yang tepat untuk pekerjaan yang tepat pada waktu
yang tepat. Administrator yang hebat mengambil risiko yang terukur, mengetahui
bahwa satu karyawan yang buruk dapat memiliki efek riak negatif melalui anggota
organisasi lainnya.

8. Pengendalian

Hampir setiap orang mengalami emosi ekstrim pada satu waktu atau lainnya,
dan emosi-emosi tersebut dapat dimanfaatkan untuk kebaikan atau sakit oleh para
pemimpin. Para pemimpin besar menyalurkan emosi, seperti kemarahan,
kemarahan, dan kebahagiaan, menjadi tindakan positif yang mendorong perubahan.
Pemimpin yang miskin menggunakan emosi sebagai alasan untuk menyerang
anggota staf, menciptakan kondisi kerja yang tidak nyaman.

9. Kreativitas

Dalam sebagian besar keadaan, administrator publik bekerja dengan anggaran


yang terbatas dengan tenggat waktu yang pendek dan tujuan yang sulit, yang
tampaknya mustahil. Mereka yang tertarik pada administrasi publik berkembang
pada tantangan unik tersebut, dan menggunakan pembatasan sebagai cara untuk
menampilkan kreativitas mereka. Administrator publik dapat menemukan solusi
kreatif untuk masalah yang kompleks, biasanya dengan melihat masalah dari
perspektif baru atau dengan berinovasi pendekatan baru untuk solusi seperti ciri-ciri
administrasi usaha.

16
10. Komunikasi Digital

Media sosial dan platform komunikasi digital, seperti email dan video,
merupakan landasan komunikasi modern. Sementara para pemimpin di organisasi
nirlaba bertanggung jawab kepada pemegang saham, mereka memiliki lebih banyak
kebebasan untuk menentukan kapan dan di mana mereka akan berkomunikasi.
Administrator publik terikat pada orang-orang, dan dapat dimintai
pertanggungjawaban atas tindakan mereka kapan saja. Administrator yang berhasil
menunjukkan keterampilan komunikasi digital yang sangat baik, terutama
komunikasi melalui media sosial.
Administrator publik memilih profesi mereka karena kecintaan mereka
terhadap layanan dan keinginan mereka untuk membuat komunitas mereka menjadi
tempat yang lebih baik. 10 sifat ini dapat mengubah administrator yang tidak
berpengalaman menjadi yang sangat sukses.

BAB III
PENUTUP

17
KESIMPULAN
Berdasarkan beberapa uraian mengenai pemahaman mengenai pembidangan ilmu
administrasi, kita dapat menyimpulkan bahwa hal tersebut sangatlah perlu untuk kita
ketahui agar kita dapat membedakan tujuan dan fungsinya masing-masing sehingga
tujuannya tercapai sesuai yang di tentukan.

18

Anda mungkin juga menyukai