Anda di halaman 1dari 3

2.3.

Produk Tata Ruang


Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Denpasar nomor 27 tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kota Denpasar tahun 2011 – 2031 pasal 42 paragraf 6 dijelaskan mengenai
ruang terbuka hijau kota ( RTH ) sebagai berikut yaitu :

(1) RTH, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (1) huruf e, dikembangkan dalam
bentuk area/kawasan maupun memanjang/jalur, yang didominasi oleh tumbuhan yang
dibina untuk fungsi perlindungan habitat tertentu, dan/atau sarana kota, dan/atau
pengaman jaringan prasarana, dan/atau budidaya pertanian.

(2) Penyediaan RTH, terdiri atas:


a. RTH pada persil terdiri atas:
1. RTH pekarangan pada perumahan;
2. RTH halaman perkantoran, pertokoan dan tempat usaha; dan
3. RTH dalam bentuk taman atap bangunan.
b. RTH pada lingkungan perumahan, terdiri atas:
1. RTH berupa taman skala lingkungan perumahan; dan
2. RTH berupa taman Unit Lingkungan atau Banjar.
c. RTH skala kota, terdiri atas:
1. RTH berupa taman skala Desa/Kelurahan atau Unit Lingkungan;
2. RTH berupa taman skala beberapa desa/kelurahan atau Sub BWK;
3. RTH berupa taman skala kecamatan atau BWK;
4. RTH Taman Kota;
5. RTH Hutan Kota;
6. RTH Sabuk Hijau atau pertanian/persawahan;
7. RTH Taman Hutan Raya;
8. RTH Jalur hijau jalan;
9. RTH Ruang pejalan kaki; dan
10. RTH fungsi tertentu seperti sempadan pantai, sempadan sungai, sempadan
jalur tegangan tinggi, setra/makam.

(3) RTH dikembangkan seluas kurang lebih 4.700 (empat ribu tujuh ratus) hektar atau 36
% (tiga puluh enam perseratus) dari luas wilayah kota, terdiri atas:
a. RTH Publik; dan
b. RTH Privat.
(4) RTH Publik sebagaimana dimaksud ayat (3) huruf a, dikembangkan seluas kurang
lebih
2.480 (dua ribu empat ratus delapan puluh) hektar atau 20 % (dua puluh perseratus)
dari luas wilayah kota berupa: taman-taman kota, taman rekreasi kota, lapangan olah
raga, jalur hijau jalan, sempadan pantai, sempadan sungai, Tahura Ngurah Rai, hutan
kota, setra, makam, estuary dam, serta areal persawahan ekowisata.
(5) RTH Privat sebagaimana dimaksud ayat (3) huruf b, dikembangkan seluas kurang
lebih
2.220 (dua ribu dua ratus dua puluh) hektar atau 16 % (enam belas perseratus) dari luas
wilayah berupa: areal persawahan, kebun campuran serta taman pekarangan rumah dan
perkantoran.

Selain itu pada pasal 13 ayat 3 dijelaskan mengenai penyediaan dan pemanfaatan prasarana
dan sarana jaringan jalan pejalan kaki dalam bentuk :

a. ruang pejalan kaki di sisi jalan berupa trotoar;


b. ruang pejalan kaki di sisi saluran air berupa jalan inspeksi;
c. ruang pejalan kaki di sisi pantai sepanjang Pantai Desa Kesiman Kertalangu, Pantai
Desa Kesiman Petilan, Pantai Padanggalak, Pantai Sanur dan Serangan;
d. ruang pejalan kaki dalam bentuk plasa di kawasan perdagangan dan jasa, kawasan
perkantoran, kawasan pendidikan dan kawasan lainnya;
e. ruang kawasan pedestrian khusus dikembangkan di Jalan Gajah Mada, jalan Sugianyar,
Jalan Kamboja, Jalan Sudirman, Kawasan Niti Mandala, Kawasan Niti Praja Lumintang,
Kawasan sekitar Sanglah, Kawasan Pengembangan Ubung Kaja, dan Kawasan
Pengembangan Margaya;
f. ruang pejalan kaki di RTH sekaligus berfungsi sebagai lintasan lari (jogging track);
g. ruang pejalan kaki di kawasan permukiman tertentu;
h. ruang pejalan kaki di kawasan tempat suci dan kawasan suci;
i. ruang pejalan kaki di kawasan rekreasi; dan
j. ruang pejalan kaki di bawah tanah.

Anda mungkin juga menyukai