Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH KIMIA FISIKA III

“PROSES IRREVERSIBLE”

“Viskositas,Mobilitas Ion,Hantaran Elektrolit,Difusi Molekul Dalam Fase Cair”

DISUSUN OLEH

NAMA : RIZKY JASAHULDIA

NIM : E1M 017 065

PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2019
BAB I
LATAR BELAKANG

Proses irreversible merupakan suatu proses reaksi dimana reaksi yang telah terjadi
tidak dapat kembali lagi seperti keadaan awal. Suatu proses irreversible dapat dikatakan
sebagai suatu reaksi yang berlangsung spontan. Karena suatu reaksi yang berlangsung
spontan tidak dapat kembali ke keadaan semula. Contoh reaksi spontan (irreversible)
misalnya air terjun dimana air mengalir dari dataran yang tinggi ke yang rendah dan ketika
air itu sudah mengalir ke bawah maka air tersebut tidak dapat naik lagi,sehingga hal tersebut
dapat dikatakan sebagai suatu proses irreversible. Proses irreversible dapat berlangsung
secara cepat maupun lambat. Contoh proses irreversible yang berlangsung cepat misalnya
peledakan bom,dimana peledakan bom ini berlangsung sangat cepat dan tidak dapat kembali
seperti semula. Sedangkan untuk contoh proses irreversible yang lambat misalnya perkaratan
besi atau korosi yang dimana prosesnya berlangsung secara spontan namun dalam waktu
yang sangat lambat,dimana korosi ini terjadi karena faktor lingkungan.
Dalam makalah ini akan dibahas beberapa materi yang terkait dengan proses
irreversible diantaranya yaitu viskositas,mobilitas ion,hantaran elektrolit,dan difusi molekul
dalam fase cair. Viskositas dapat dikatakan sebagai derajat kekentalan dari fluida atau cairan.
Mobilitas ion merupakan kecepatan yang diperoleh suatu ion dalam ruang elektroda dalam
setiap satuan medan listrik. Hantaran elektrolit artinya terdapat zat yang menghasilkan ion-
ion yang dapat menghantarkan listrik. Difusi merupakan perpindahan suatu zat dalam pelarut
dari larutan yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis) ke larutan yang berkonsentrasi rendah
(hipotenis).
BAB II
PEMBAHASAN
A. VISKOSITAS
Viskositas merupakan derajat kekentalan dari suatu fluida atau cairan.
Viskositas menyatakan besarnya daya tahan aliran suatu fluida. Kekentalan
merupakan salah satu sifat cairan yang berkaitan dengan hambatan ketika mengalir.
Hambatan ini terjadi akibat gaya kohesi dari zat cair tersebut. Viskositas akan
menyebabkan gesekan antara lapisan zat cair yang bergerak (mengalir) dengan benda
lainnya. Alat yang digunakan untuk mengukur kekentalan suatu fluida disebut
viscometer. Viscometer biasanya digunakan untuk menghitung besarnya laju atau
kecepatan mengalirnya suatu fluida yang melewati suatu pipa kapiler. Viskositas
suatu zat cair dapat ditentukan secara kuantitatif dengan besaran yang disebut
koefisien viskositas. Satuan SI koefisien viskositas adalah (Ns/m2/Pa.s). Satuan
viskositas yang lain adalah centipoises (cP). Dimana nilai 1 cP adalah 1/1000 P.
Sedangkan,koefisien viskositas dalam satuan cgs adalah dyn.s/cm2.
 Jenis-jenis viskositas
a. Viskositas dinamis (mutlak/absolut)
Viskositas dinamis merupakan gaya tangensial per satuan luas yang
dibutuhkan untuk memindahkan bidang horizontal ke bidang yang lain.
Berdasarkan Hukum Newton yang berbunyi :”Tegangan geser dalam suatu
cairan sebanding dengan laju perubahan kecepatan normal aliran,laju
kecepatan ini disebut sebagai gradient kecepatan”.
Rumus viskositas dinamis adalah :

T=µ(dc/dy)

Keterangan :

 T = Tegangan geser (N/m2)


 µ = Viskositas dinamis (Ns/m2)
 dc = satuan kecepatan (m/s)
 dy = satuan jarak antara (m)

Satuan viskositas dinamis dalam SI adalah Ns/m2,Pa.s atau kg/(ms),dimana 1


Pa.s nilainya adalah 1 Ns/m2 atau sama dengan 1 kg/(ms).

b. Viskositas kinematis
Viskositas kinematis merupakan rasio antara viskositas absolute untuk
densitas tanpa adanya kekuatan yang terlibat. Perhitungan viskositas kinematis
dilakukan dengan membagi viskositas absolut cairan dengan densitas massa
cairan.
Rumus viskositas kinematis yaitu :

V = µ/ ᵨ
Keterangan :
 v = Viskositas kinematis satuan (m2/s)
 µ = Viskositas absolute/dinamis satuan (Ns/m2)
 ᵨ = Densitas satuan (kg/m3)

satuan viskositas kinematis dalam SI adalah m2/s atau Stoke (St),dimana


nilai 1 st (stoke) sama dengan 10-4 m2/s atau 1 cm2/s.

 Sifat-sifat dari zat cair (fluida) diantaranya adalah:


a. Memiliki densitas dan berat jenis
b. Dapat membentuk permukaan bebas yang horizontal jika ruangan lebih besar
dari volume fluida
c. Mempunyai kekentalan
Setiap fluida memiliki derajat kekentalan atau koefisien viskositas yang
berbeda-beda.
d. Tidak dapat dimampatkan
Fluida karena berbentuk cair maka sulit dimampatkan sehingga fluida dapat
dianggap taktermampatkan.
e. Memiliki tegangan permukaan, gaya kohesi dan adhesi
Gaya kohesi merupakan gaya tarik menarik antar partikel yang sejenis.
Sedangkan,adhesi adalah gaya tarik menarik antar partikel yang tidak sejenis.
Gaya kohesi dipengaruhi oleh densitas dan jarak antar partikel.
 Manfaat viskositas
Beberapa manfaat viskositas dalam kehidupan yaitu sebagai minyak pelumas dan
penyerapan air oleh akar untuk disebarkan ke bagian tumbuhan yang lain (batang).
B. MOBILITAS ION
Mobilitas ion merupakan kecepatan yang diperoleh suatu ion yang bergerak dalam
ruang elektroda pada satuan medan listrik (Muhlisin.,dkk,2018). Mobilitas pembawa
muatan (µ) dipengaruhi oleh karakteristik arus dan tegangan (I-V). Pada mobilitas ion
terdapat 2 pendekatan yang menjelaskan hubungan arus ion terhadap tegangan dan
kaitannya dengan mikroskopik masalah-masalah transpor partikel bermuatan dalam
plasma korona (Nur.,dkk,2012).
a. Pendekatan umum Robinson
Pendekatan Robinson ini melalui medan simetris. Robinson mencari hubungan
dasar tiga parameter utama yaitu laju u (ms-1),tegangan V(volt),kuat arus korona
A(amphere). Jarak antar elektroda dapat dituliskan sebagai berikut:

u α V α i1/2 (1)
Hukum Gauss diaplikasikan untuk mendapat kiatan antara kuat arus,jarak antar
eleektroda,tegangan,kuat arus,korona. Sehingga diperoleh hubungan antara medan
listrik dengan disipasi daya untuk tegangan V dan kuat arus I.
b. Pendekatan hiperbolik bidang
Pendekatan Choelo khusus untuk elektroda hiperbolik bidang yang umumnya
menghasilkan medan yang simetris. Choelo melakukan analisis terhadap
hubungan arus korona,tegangan,jarak antar elektroda untuk system elektroda yang
menghasilkan medan tak simetris. Korona ion yang mengalir dalam kondisi
lucutan merupakan ion unipolar (satu jenis). Sedangkan lucutan arc dapat berupa
ion positif,ion negatif,maupun bipolar. Arus ion unipolar dengan mobilitas μ
mengalir dengan rapat muatan ρ(r,t) dan rapat arus j=ρv tanpa mengalami difusi
dalam medan listrik E(r,t) (Nur.,dkk,2012).
C. HANTARAN ELEKTRIK
Hantaran elektrik merupakan hantaran yang dihasilkan oleh zat yang
menghasilkan ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Arus listrik merupakan
arus elektron yang membawa ion yang bermuatan negatif melalui sebuah hantaran.
Terjadinya perpindahan electron ini disebabkan oleh adanya beda potensial antara
tempat yang satu dengan yang lainnya. Arus listrik mengalir dari tempat yang
memiliki potensial tinggi ke tempat dengan potensial rendah. Arus listrik dapat
diartikan sebagai banyaknya muatan listrik yang melintasi penampang per satuan
waktu.
Faraday mengamati bahwa ketika arus listrik sesuai dengan jumlah arus listrik
yang dialirkan. Sehingga,ketika dilewati dalam suatu larutan akan diperoleh sejumlah
massa pada elektroda yang dimana terdapat proses pengaliran energy. Hal ini sesuai
dengan hukum kekekalan massa yang menyatakan bahwa energy tidak dapat
diciptakan atau dimusnahkan,namun energi dapat mengalir dari satu bentuk ke
bentuk yang lain.
Listrik yang mengalir pada suatu medium akan mendapat 2 reaksi yaitu resistansi
dan konduktansi. Resistansi merupakan pertahanan,penolakan,hambatan dari bahan
untuk mengalirkan arus listrik. Resistensi berbanding lurus dengan voltase listrik
(V),namun berbanding terbalik dengan arus listrik (I) :
R = V/I

Jika dilakukan plot pada grafik antara V dan I dengan perbandingan yang tetap,maka
akan diperoleh garis lurus yang merupakan nilai R. sedangkan konduktansi
merupakan kemampuan medium mengalirkan atau meneruskan arus listrik. Sehingga
konduktansi berbanding terbalik dengan resistensi. Konduktansi listrik dianggap
sebagai fungsi kecepatan,dimana semakin besar konduktansi suatu bahan maka
semakin cepat electron mengalir. Sebaliknya,semakin kecil konduktansi suatu bahan
maka semakin lambat electron mengalir.

Hukum coloumb yaitu gaya,elektrostatik (F) berbanding lurus dengan perkalian


dua muatan uji (q1xq2) dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara keduanya
(r2). Semakin tinggi konsentrassi zat elektrolit,maka jumlah partikel akan semakin
banyak sehingga jarak antar muatan semakin kecil yang mengakibatkan gaya
elektrostatik semakin kuat.
D. DIFUSI MOLEKUL DALAM FASE CAIR
Difusi merupakan suatu proses dimana zat dalam pelarut mengalir atau berpindah
dari larutan yang hipertonis ke larutan yang hipotenis. Perbedaan konsentrasi antara
kedua larutan dinyatakan dalam gradient konsentrasi. Proses difusi berlangsung secara
menyeluruh artinya proses difusi ini akan terhenti setelah semua zat tersebar secara
merata. Penyebaran secara merata ini menandakan bahwa telah tercapainya keadaan
setimbang,dimana perpindahan terus berjalan namun dengan konsentrasi yang
konstan (tetap) atau tidak ada perubahan konsentrasi. Contoh dari proses difusi ini
misalnya pembuatan the mawar yang ditambahkan gula yang menghasilkan larutan
yang lambat laun akan manis. Difusi molekuler merupakan salah satu jenis difusi
yang sering terjadi. Difusi ini terjadi jika terjadinya perpindahan dari lapisan molekul
yang diam dari fluida atau cairan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya proses difusi ini,yaitu :
a. Ukuran partikel
Nilai difusi akan semakin tinggi jika ukuran partikelnya kecil,karena partikel akan
semakin cepat bergerak. Sebaliknya,nilai difusi akan semakin kecil jika ukuran
partikelnya besar yang menyebabkan lajunya lambat.
b. Ketebalan membran
Ketebalan membran dapat mempengaruhi besarnya nilai difusi,dimana semakin
tipis membran maka nilai difusi akan semakin besar. Begitupun sebaliknya,nilai
difusi akan semakin kecil jika membrannya semakin tebal.
c. Luas permukaan
Nilai difusi akan semakin besar seiring dengan semakin luasnya permukaan.
Namun,nilai difusi akan semakin kecil seiring dengan sempitnya luass permukaan.
d. Selisih konsentrasi
Semakin besar selisih konsentrasi antara kedua larutan,maka semakin kecil nilai
difusinya artinya difusi berlangsung lambat. Sedangkan,nilai difusi akan semakin
besar jika selisih konsentrasi larutannya kecil yang menyebabkan laju difusi
semakin cepat.
e. Suhu
Laju difusi akan semakin besar jika suhunya tinggi,karena partikel dapat bergerak
lebih cepat. Sedangkan,pada suhu rendah laju difusi akan semakin kecil,karena
partikel akan bergerak semakin lambat.
BAB III
DAFTAR PUSTAKA

Muhlisin,Zaenul.,dkk.2018.”Pengaruh Deposisi Partikel-Partikel Ion Negative pada Kondisi


Atmosfer terhadap Kain Polyester Grey”.Jurnal Arena Tekstil.33(2):93-98.
Nur,Muhammad.,dkk.2012.”Mobilitas Ion-Ion AR+,OH-,H+,CO2-,O2 dan Laju Aliran
Angin Ion Dalam Plasma Korona Pada Tekanan Atmosfer”.Jurnal Mat
Stat.12(2):165-175.

Anda mungkin juga menyukai