“PROSES IRREVERSIBLE”
DISUSUN OLEH
UNIVERSITAS MATARAM
2019
BAB I
LATAR BELAKANG
Proses irreversible merupakan suatu proses reaksi dimana reaksi yang telah terjadi
tidak dapat kembali lagi seperti keadaan awal. Suatu proses irreversible dapat dikatakan
sebagai suatu reaksi yang berlangsung spontan. Karena suatu reaksi yang berlangsung
spontan tidak dapat kembali ke keadaan semula. Contoh reaksi spontan (irreversible)
misalnya air terjun dimana air mengalir dari dataran yang tinggi ke yang rendah dan ketika
air itu sudah mengalir ke bawah maka air tersebut tidak dapat naik lagi,sehingga hal tersebut
dapat dikatakan sebagai suatu proses irreversible. Proses irreversible dapat berlangsung
secara cepat maupun lambat. Contoh proses irreversible yang berlangsung cepat misalnya
peledakan bom,dimana peledakan bom ini berlangsung sangat cepat dan tidak dapat kembali
seperti semula. Sedangkan untuk contoh proses irreversible yang lambat misalnya perkaratan
besi atau korosi yang dimana prosesnya berlangsung secara spontan namun dalam waktu
yang sangat lambat,dimana korosi ini terjadi karena faktor lingkungan.
Dalam makalah ini akan dibahas beberapa materi yang terkait dengan proses
irreversible diantaranya yaitu viskositas,mobilitas ion,hantaran elektrolit,dan difusi molekul
dalam fase cair. Viskositas dapat dikatakan sebagai derajat kekentalan dari fluida atau cairan.
Mobilitas ion merupakan kecepatan yang diperoleh suatu ion dalam ruang elektroda dalam
setiap satuan medan listrik. Hantaran elektrolit artinya terdapat zat yang menghasilkan ion-
ion yang dapat menghantarkan listrik. Difusi merupakan perpindahan suatu zat dalam pelarut
dari larutan yang berkonsentrasi tinggi (hipertonis) ke larutan yang berkonsentrasi rendah
(hipotenis).
BAB II
PEMBAHASAN
A. VISKOSITAS
Viskositas merupakan derajat kekentalan dari suatu fluida atau cairan.
Viskositas menyatakan besarnya daya tahan aliran suatu fluida. Kekentalan
merupakan salah satu sifat cairan yang berkaitan dengan hambatan ketika mengalir.
Hambatan ini terjadi akibat gaya kohesi dari zat cair tersebut. Viskositas akan
menyebabkan gesekan antara lapisan zat cair yang bergerak (mengalir) dengan benda
lainnya. Alat yang digunakan untuk mengukur kekentalan suatu fluida disebut
viscometer. Viscometer biasanya digunakan untuk menghitung besarnya laju atau
kecepatan mengalirnya suatu fluida yang melewati suatu pipa kapiler. Viskositas
suatu zat cair dapat ditentukan secara kuantitatif dengan besaran yang disebut
koefisien viskositas. Satuan SI koefisien viskositas adalah (Ns/m2/Pa.s). Satuan
viskositas yang lain adalah centipoises (cP). Dimana nilai 1 cP adalah 1/1000 P.
Sedangkan,koefisien viskositas dalam satuan cgs adalah dyn.s/cm2.
Jenis-jenis viskositas
a. Viskositas dinamis (mutlak/absolut)
Viskositas dinamis merupakan gaya tangensial per satuan luas yang
dibutuhkan untuk memindahkan bidang horizontal ke bidang yang lain.
Berdasarkan Hukum Newton yang berbunyi :”Tegangan geser dalam suatu
cairan sebanding dengan laju perubahan kecepatan normal aliran,laju
kecepatan ini disebut sebagai gradient kecepatan”.
Rumus viskositas dinamis adalah :
T=µ(dc/dy)
Keterangan :
b. Viskositas kinematis
Viskositas kinematis merupakan rasio antara viskositas absolute untuk
densitas tanpa adanya kekuatan yang terlibat. Perhitungan viskositas kinematis
dilakukan dengan membagi viskositas absolut cairan dengan densitas massa
cairan.
Rumus viskositas kinematis yaitu :
V = µ/ ᵨ
Keterangan :
v = Viskositas kinematis satuan (m2/s)
µ = Viskositas absolute/dinamis satuan (Ns/m2)
ᵨ = Densitas satuan (kg/m3)
u α V α i1/2 (1)
Hukum Gauss diaplikasikan untuk mendapat kiatan antara kuat arus,jarak antar
eleektroda,tegangan,kuat arus,korona. Sehingga diperoleh hubungan antara medan
listrik dengan disipasi daya untuk tegangan V dan kuat arus I.
b. Pendekatan hiperbolik bidang
Pendekatan Choelo khusus untuk elektroda hiperbolik bidang yang umumnya
menghasilkan medan yang simetris. Choelo melakukan analisis terhadap
hubungan arus korona,tegangan,jarak antar elektroda untuk system elektroda yang
menghasilkan medan tak simetris. Korona ion yang mengalir dalam kondisi
lucutan merupakan ion unipolar (satu jenis). Sedangkan lucutan arc dapat berupa
ion positif,ion negatif,maupun bipolar. Arus ion unipolar dengan mobilitas μ
mengalir dengan rapat muatan ρ(r,t) dan rapat arus j=ρv tanpa mengalami difusi
dalam medan listrik E(r,t) (Nur.,dkk,2012).
C. HANTARAN ELEKTRIK
Hantaran elektrik merupakan hantaran yang dihasilkan oleh zat yang
menghasilkan ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Arus listrik merupakan
arus elektron yang membawa ion yang bermuatan negatif melalui sebuah hantaran.
Terjadinya perpindahan electron ini disebabkan oleh adanya beda potensial antara
tempat yang satu dengan yang lainnya. Arus listrik mengalir dari tempat yang
memiliki potensial tinggi ke tempat dengan potensial rendah. Arus listrik dapat
diartikan sebagai banyaknya muatan listrik yang melintasi penampang per satuan
waktu.
Faraday mengamati bahwa ketika arus listrik sesuai dengan jumlah arus listrik
yang dialirkan. Sehingga,ketika dilewati dalam suatu larutan akan diperoleh sejumlah
massa pada elektroda yang dimana terdapat proses pengaliran energy. Hal ini sesuai
dengan hukum kekekalan massa yang menyatakan bahwa energy tidak dapat
diciptakan atau dimusnahkan,namun energi dapat mengalir dari satu bentuk ke
bentuk yang lain.
Listrik yang mengalir pada suatu medium akan mendapat 2 reaksi yaitu resistansi
dan konduktansi. Resistansi merupakan pertahanan,penolakan,hambatan dari bahan
untuk mengalirkan arus listrik. Resistensi berbanding lurus dengan voltase listrik
(V),namun berbanding terbalik dengan arus listrik (I) :
R = V/I
Jika dilakukan plot pada grafik antara V dan I dengan perbandingan yang tetap,maka
akan diperoleh garis lurus yang merupakan nilai R. sedangkan konduktansi
merupakan kemampuan medium mengalirkan atau meneruskan arus listrik. Sehingga
konduktansi berbanding terbalik dengan resistensi. Konduktansi listrik dianggap
sebagai fungsi kecepatan,dimana semakin besar konduktansi suatu bahan maka
semakin cepat electron mengalir. Sebaliknya,semakin kecil konduktansi suatu bahan
maka semakin lambat electron mengalir.