Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRATIKUM

BIOLOGI DASAR

“PENGUKURAN SUHU MANUSIA”

Oleh:

Nama : Khusnul Khotimah

NIM : 190210103012

Kelompok : 4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JEMBER

2019
I JUDUL

Pengukuran Suhu Manusia

II TUJUAN

Untuk mengetahui suhu badan makhluk hidup homoiothermal

III DASAR TEORI

Reaksi metabolisme pada makhluk hidup menghasilkan panas yang dapat


mempengaruhi suhu internal tubuh. Makhluk hidup dapat menerima panas dari
lingkungannya ataupun mengeluarkan panas dari dalam tubuh menuju lingkungan.
Agar memiliki suhu yang stabil panas yang dikeluarkan dari dalam tubuh harus
seimbang dengan panas yang diterima oleh tubuh. Panas dapat berpindah secara
radiasi, konduksi, konveksi, dan evaporasi. Radiasi merupakan perpindahan panas
tanpa perantara. Konduksi adalah perpindahan panas melalui perantara tanpa
disertai perpindahan perantaranya. Konveksi adalah perpindahan panas disertai
perpindahan zat perantaranya. Pada evaporasi energi panas mengubah cairan
menjadi gas (Starr et al., 2013:339).

Homeotermi adalah kemampuan untuk menjaga temperatur tubuh agar


konstan. Makhluk homoitem suhu tubuhnya tidak bergantung pada lingkungan
sekitarnya karena memiliki mekanisme pengaturan panas badan yang berpusat pada
hipotalamus melalui saraf-saraf otonom, serta adanya pengaruh kelenjar endokrin.
Hal tersebut menyebabkan makhluk hidup mampu bertahan untuk menguasai
daratan. Mekanisme pengaturan panas dengan cara menjaga keseimbangan antara
termogenesis dan termolisis yang mana keduanya bergantung pada metabolisme
tubuh. Semakin besar metabolisme tubuh maka semakin banyak panas diproduksi
oleh tubuh. Pada hewan sumber panas utamanya adalah kontraksi otot. Saat
berkontraksi, sebanyak 30% energi dilepaskan dari degradasi bahan bakar
ditransformasi menjadi energi mekanis kontraksi, sedangkan 70% dikonversi
menjadi panas (Fried dan Hademenos, 2006: 176).
Sistem endoktrin adalah sistem yang mengatur dan menghasilkan hormon-
hormon yang dibutuhkan oleh tubuh makhluk hidup. Hormon-hormon
melaksanakan berbagai fungsi dalam tubuh, termasuk mempertahankan
homeostasis, merangsang dan mengatur metabolisme, serta pertumbuhan jaringan.
Sistem endokrin pada manusia memiliki hubungan yang erat dengan sistem saraf
pada manusia, kedua sistem ini berfungsi untuk mengontrol dan memadukan satu
sama lain. Selain itu, kedua sistem ini juga bertugas untuk menjaga homeostatis
dalam tubuh. Kelenjar endokrin menyekresikan hormon secara langsung ke dalam
cairan sekitar (Campbell dan Reece, 2010:141).

Hipotalamus terletak di pangkal otak, di bawah thalamus dan di dekat


kelenjar pituitari. Hipotalamus berfungsi sebagai penghubung antara endokrin dan
sistem saraf makhluk hidup. Hipotalamus mampu merangsang endokrin untuk
memproduksi hormon lewat sinyal saraf dan mengedarkannya ke seluruh tubuh.
Oksitosin adalah hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus untuk memproduksi
ASI, mengatur suhu tubuh, dan mengendalikan siklus tubuh. Selain itu juga terdapat
hormon antidiuretik, hormon pengendali prolaktin, dan hormone pelepas
kartikotropin (Hidayah et al., 2016:31).

Demam terjadi jika terdapat peningkatan suhu tubuh di atas 38ºC akibat
peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus yang umumnya merupakan
respons tubuh terhadap penyakit. Suhu tubuh yang meningkat atau demam
merupakan salah satu cara sistem kekebalan tubuh manusia untuk memerangi
infeksi. Selain itu demam juga berperan dalam meningkatkan perkembangan
imunitas spesifik dan nonspesifik dalam membantu pemulihan atau pertahanan
terhadap infeksi (Fadli dan Hasan, 2018:78).

Untuk melakukan pengukuran terhadap suhu tubuh digunakan termometer.


Termometer memanfaatkan sifat termometrik dari suatu zat, yakni perubahan dari
sifat-sifat zat yang disebabkan perubahan suhu dari zat tersebut. Zat cair
termometrik adalah zat cair yang mudah mengalami suatu perubahan fisik jika
dipanaskan atau didinginkan, misalnya air raksa dan alkohol. Termometer memiliki
beberapa jenis sesuai dengan fungsinya yaitu termometer analog dan digital.
Termometer digital menggunakan logam sebagai sensor suhunya untuk kemudian
diterjemahkan oleh rangkaian elektronik dan ditampilkan dalam bentuk angka agar
mudah dipahami (Jamzuri, 2016:25).

IV METODE PRATIKUM

4.1 Alat dan Bahan

4.1.1 Alat:

a. Termometer klinis

b. Handuk/lap bersih

4.1.2 Bahan:

a. Kapas steril

b. Alkohol 70%

c. Air es

4.2 Skema Kerja

Probandus (orang percobaan) berbaring dengan badan bagian atas


terbuka, ketiak dikeringkan dari keringat dengan menggunakan
handuk/lap bersih

Menyelipkan ujung termometer di ketiak dengan lengan dirapatkan ke


badan, yang sebelumnya termometer diturunkan dulu sampai kurang
lebih 35ºC. setelah sepuluh menit dilakukan pembacaan suhu
Melakukan seperti pada poin 2, tetapi termometer di masukkan ke dalam
mulut di bawah lidah. Setelah sepuluh menit melakukan pembacaan suhu

Melakukan seperti poin 3, tetapi mulut sambil bernafas (hembuskan dan


menghirup udara), baca suhu setelah 5 menit dan 10 menit (tanpa
menurunkan air rakksa pada termometer)

Melakukan seperti poin 3, tetapi sebelumnya probandus berkumur


dengan air es selama I menit, baca suhu setelah 5 menit dan 10 menit
(tanpa menurunkan air rakksa pada termometer)
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. A., Reece, J. B. 2008. Biology. Eight Edition. New York: Person
Benjamin Cummings. Terjemahan oleh D. T. Wulandari. 2010. Biologi.
Edisi Delapan. Jakarta: Erlangga.

Fadli, Hasan, A. 2018. Pengaruh kompres hangat terhadap perubahan suhu tubuh
pada pasien febris. Jurnal Ilmiah Kesehatan Pencerah. 7(2):78.

Fried, G. H., Hademenos, G. J. 2006. Biologi. Edisi Dua. Jakarta: Erlangga.

Hidayah, N., Suhartono, Endahwahyuningsih, N., Apoina, Budiono. 2016.


Riwayat paparan pestisida dan kadar insulin like growth factor pada siswa
SD Negeri Dukuhlo 01 kecamatan Bulakamba kabupaten Brebes. Journal
of Health Education. 1(1):31.

Jamzuri. 2016. Pembuatan sistem akuisisi data pengukur suhu menggunakan


labview interface for arduino. Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika.
6(1):25.

Starr, C,. Taggrat, R., Evers, C., Starr, L. 2009. Biology. Twelve Edition. New
Tech Park: Cengange Learning. Terjemahan oleh Y. Prasaja. 2013. Biologi.
Edisi Duabelas. Jakarta: Salemba Teknika.

Anda mungkin juga menyukai