Anda di halaman 1dari 3

Tema: Menjadi Muslim Millennial

Judul: Kita Muslim Millennial?

Apa sih millennial itu? Pasti kebanyakan dari kita sudah pernah mendengarnya bukan?
Yuk kita simak bersama. Istilah tersebut berasal dari ‘millennials’ yang diciptakan oleh dua
pakar sejarah dan penulis Amerika, William Strauss dan Neil Howe dalam beberapa bukunya.
Millennial generation atau generasi Y juga akrab disebut generation me atau echo boomers.
Namun, para pakar menggolongkannya berdasarkan tahun awal dan akhir. Penggolongan
generasi Y terbentuk bagi mereka yang lahir pada 1980 - 1990, atau pada awal 2000, dan
seterusnya.
Generasi millennial bisa dibilang adalah generasinya pemuda-pemuda, pada genernasi
inilah terdapat jiwa-jiwa membara generasi yang akan menjalankan islam dimasa yang akan
datang. Merkalah kompenen-komponen yang akan menjadi penggerak Islam dengan kekuatan
yang produktif dan kontribusi yang tersus menerus nantinya. Maka dari itu penting untuk
menjaga generasi ini agar tidak jauh dari nilai-nilai Islam.
Setelah dipahami posis generasi millennial ini sebagai generasi penggerak islam dimasa
yang akan datang. Sebagai generasi millenial perlulah untuk menjaga nilai-nilai islam dan
menjalankan perannya sebagai seorang muslim agar bisa bersama-sama menjadi penjaga bagi
agama islam terhadap apa fitnah-fitnah yang ditujukan. Peran-peran tersebut adalah sebagai
berikut.
Pertama, mempelajari ilmu agama. Wajib hukumnya seorang muslim untuk
mempelajari ilmu agama. Jika dihadapkan dalam sebuah diskusi tentang agama tidak lah dapat
seorang muslim dapat membela agamanya jika dia tidak tau tentang ilmu agama. Oleh karena
itu, merupakan hal yang penting untuk bersegera (bersemangat) mendatangi majelis-majelis
ilmu agama (pengajian), baik di masjid atau di pusat dakwah Islam guna memperdalam ilmu
agama.
Kedua, berdakwah dan memberikan edukasi kepada masyarakat. Berdakwah dan
mengajar adalah zakat ilmu. Wajib bagi seseorang yang telah mempelajari ilmu syar’i untuk
menyampaikan (mengajarkan) ilmu tersebut kepada yang lainnya, sehingga dapat memberikan
hidayah orang-orang kafir agar masuk Islam dan memberikan hidayah orang-orang yang
berbuat maksiat agar menjadi istiqomah (dalam menjalankan agamanya).
Ketiga, bersabar terhadap perkataan masyarakat. Merupakan suatu keniscayaan -atau
seringkali terjadi- bahwa seorang da’i akan mengalami gangguan, baik verupa perkataan
ataupun perbuatan. Hendaknya hal itu tidaklah menghalangi mereka dari konsisten berdakwah
kepada Allah Ta’ala
Keempat, menaati perintah Allah dan menjauhi larangannya. Pemuda muslim
generasi milenial hendaknya menjadi orang-orang yang taat kepada Allah Ta’ala. Tidaklah
mereka mendengar perintah, kecuali mereka akan menjadi yang terdepan dalam
melaksanakannya. Tidaklah mereka mendengar suatu larangan, kecuali mereka akan menjadi
yang terdepan dalam menjauhinya. Pemuda semacam ini berhak untuk mendapatkan pahala
yang banyak pada hari kiamat, di bawah naungan ‘arsy milik Allah Ta’ala, ketika panas
matahari didekatkan di atas kepala manusia
Kelima, mendekat kepada para ulama. Penting untuk mendengarkan nasehat dari
ulama-ulama karena mereka memiliki pengalaman yang sangat bermanfaat sehingga dapat
memberikan manfaat kepada orang lain dan terhidar dari propaganda-propaganda yang
menjauhkan diri dari nilai-nilai islam.
Keenam, menjadi tauladan bagi orang sekitarnya. Tidaklah cukup hanya
menyampaikan suatu kebaikan jika kita sendiri tidak menaatinya sendiri. Hendaklah jika
berdakwah kepada oranglain juga menunjukkan akhlak yang mulia sehingga bisa menjadi
tauladan bagi orang-orang disekitar kita.
Ketujuh, bangga sebagai muslim. Dikatakan didalam Al-Qur’an
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang
yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka, ‘Sesungguhnya kami
berlepas diri darimu dari dari apa yang kamu sembah selain Allah. Kami ingkari (kekafiran)mu
dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai
kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya, ‘Sesungguhnya
aku akan memohonkan ampunan bagimu dan aku tiada dapat menolak sesuatu pun dari kamu
(siksaan) Allah.’ (Ibrahim berkata), ‘Ya Tuhan kami, hanya kepada Engkaulah kami
bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami
kembali. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang
kafir. Dan ampunilah kami, ya Tuhan kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana. Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) terdapat teladan yang
baik bagimu; (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada)
hari kemudian. Dan barangsiapa yang berpaling, maka sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha
kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. Al-Mumtahanah [60]: 4-6).
Yang banyak kita saksikan pada hari ini di penjuru dunia yang mengikuti (taqlid) orang-
orang kafir dalam pakaian, penampilan, dan perilaku mereka adalah kelompok pemuda. Sangat
disayangkan. Oleh karena itu, di antara peran pemuda muslim adalah hendaknya dia bangga
dengan agamanya. Tidak malu menampakkan syi’ar-syi’ar agamanya. Tidak pura-pura di
hadapan manusia ketika beribadah kepada Pencipta-nya. Hal ini dapat menyebabkan
kemarahan orang-orang kafir. Maka janganlah menyerupai perilaku dan pakaian mereka.
Dengan demikian, dia menjadi contoh bagi para pemuda lainnya yang mengikuti budaya jelek
orang kafir barat.

Pengaruh Teknologi

Teknologi yang kita tahu saat ini merupakan satu media dengan banyak kegunaan. Kita
bisa ambil dua contoh saja seperti mobile phone dan Personal Computer (PC). Seiring
berjalannya waktu, berbagai platform teknologi tersebut selalu berlomba-lomba untuk
menciptakan fitur atau kegunaan yang terbaru dan lebih canggih. Hal tersebut membuat
konsumen dari generasi Millennial tertarik untuk menjelajahi kemajuan teknologi.
Awal 2016 Ericsson mengeluarkan 10 Tren Consumer Lab untuk memprediksi
beragam keinginan konsumen. Laporan Ericsson lahir berdasarkan wawancara kepada 4.000
responden yang tersebar di 24 negara dunia. Dari 10 tren tersebut beberapa di antaranya, adalah
adanya perhatian khusus terhadap perilaku generasi millennial. Dalam laporan tersebut
Ericsson mencatat, produk teknologi akan mengikuti gaya hidup masyarakat millennial. Sebab,
pergeseran perilaku turut berubah beriringan dengan teknologi. "Produk teknologi baru akan
muncul sebagai akomodasi perubahan teknologi," ujar Presiden Director Ericsson Indonesia
Thomas Jul.

Sepanjang tahun ini, beberapa prediksi yang disampaikan Ericsson berhasil terbukti.
Salah satunya, perilaku Streaming Native yang kini kian populer. Jumlah remaja yang
mengonsumsi layanan streaming video kian tak terbendung. Ericsson mencatat, hingga 2011
silam hanya ada sekitar tujuh persen remaja berusia 16 - 19 tahun yang menonton video melalui
Youtube. Rata-rata mereka menghabiskan waktu di depan layar perangkat mobile sekitar tiga
jam sehari. Angka tersebut melambung empat tahun kemudian menjadi 20 persen.
Referensi: Kominfo. 2016. Available at kominfo.go.id/mengenal-generasi-millennial
https://muslim.or.id/27701-nasihat-dan-bimbingan-untuk-pemuda-muslim-terhadap-diri-
agama-dan-masyarakatnya.html

Anda mungkin juga menyukai