I PENDAHULUAN
Dalam Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, maka perlu disusun
persyaratan ruang operasi rumah sakit yang memenuhi standar pelayanan, keamanan, serta
keselamatan dan kesehatan kerja.
Kamar Operasi adalah suatu unit khusus di rumah sakit yang berfungsi sebagai daerah
pelayanan kritis yang mengutamakan aspek hirarki zonasi sterilitas dan merupakan salah
satu faktor yang sangat penting dalam penyelenggaraan pelayanan medik di sarana
pelayanan kesehatan. Kamar Operasi juga merupakan salah satu fasilitas yang ada di rumah
sakit dan termasuk sebagai fasilitas yang mempunyai banyak persyaratan.
Fasilitas ini dipergunakan untuk pasien - pasien yang membutuhkan tindakan operasi.
Proses operasi terbagi menjadi 3 periode yaitu
1. Prior Surgery,
Kegiatan periode prior surgery dapat dilakukan di ruang perawatan atau di ruang persiapan
operasi untuk kasus kasus One Day Care Surgery.
2. During Surgery
Kegiatan periode During Surgery yaitu kegiatan yang dilakukan di Kamar Operasi.
3. After Surgery.
kegiatan periode After Surgery yaitu pasien yang telah selesai dilakukan tindakan operasi
dipindahkan ke ruang pemulihan selama 1 atau 2 jam. Setelah pasien siuman dapat
dipindahkan ke ruang perawatan yang tentunya tergantung dari kondisi pasien itu sendiri,
jika pasien dalam keadaan baik maka akan dipindahkan ke bangsal perawatan biasa, apabila
pasien perlu mendapatkan perawatan intensive maka akan di relokasi ke ICU.
Rumah sakit dirancang dengan sistem zonasi (zoning). Zonasi rumah sakit dikelompokkan
sebagai berikut: Zona Publik ,Zona Semi Publik ,Zona Privasi ,Zona Pelayanan. Kamar
Operasi sendiri adalah termasuk dalam zona Privasi yang didalamnya terbagi menjadi 4
zona ,yaitu sebagai berikut :
Keterangan :
5 = Area Nuklei Steril (Meja Operasi)
4 = Zona Resiko Sangat Tinggi (Steril dengan prefilter,
medium filter dan hepa filter, Tekanan Positif)
3 = Zona Resiko Tinggi (Semi Steril dengan Medium Filter)
2 = Zona Tingkat Resiko Sedang (Normal dengan Pre Filter)
1 = Zona Tingkat Resiko Rendah (Normal)
Zona ini terdiri dari ruang tunggu keluarga pasien dan ruang utilitas kotor.
b. Zona II : Tingkat Resiko Sedang (Normal dengan Pre Filter) ditandai dgn warna
Kuning
Zona ini terdiri dari ruang istirahat dokter dan perawat, pantri petugas. Ruang
Tunggu Pasien (holding) / ruang transfer dan ruang loker (ruang ganti pakaian dokter
dan perawat) merupakan area transisi antara zona 1 dengan zone 2.
c. Zona III : Tingkat Resiko Tinggi (Semi Steril dengan Medium Filter) ditandai dgn
warna Orange
Zona ini meliputi kompleks ruang operasi, yang terdiri dari ruang persiapan (Pre
Op), peralatan/instrument steril, area scrub up, ruang pemulihan (recovery room /
PACU), ruang resusitasi neonatus, ruang linen, ruang pelaporan bedah, ruang
penyimpanan perlengkapan bedah, ruang penyimpanan peralatan anastesi, implant
orthopedi dan emergensi serta koridor-koridor di dalam kompleks ruang operasi.
Merupakan area dengan kebersihan ruangan kelas 100.000 (ISO 8 – ISO 14644-1
cleanroom standards, Tahun 1999)
d. Zona IV : Zona Steril Tingkat Resiko Sangat Tinggi (Steril dengan Pre Filter,
Medium Filter, Hepa Filter) ditandai dengan warna Merah.
Zona ini adalah ruang operasi, dengan tekanan udara positif. Merupakan area dengan
kebersihan ruangan kelas 10.000 (ISO 7 – ISO 14644-1 cleanroom standards, Tahun
1999)
e. Area Nuklei Steril :
Area ini terletak dibawah area aliran udara kebawah (;laminair air flow) dimana
bedah dilakukan. Merupakan area dengan kebersihan ruangan kelas 1.000 sampai
dengan 10.000 (ISO 6 s/d 7 – ISO 14644-1 cleanroom standards, Tahun 1999).
V PERSONIL
1. PARAMEDIS
2. OBGYN
3. ORTHOPEDI
4. BEDAH
a. dr Sudartana SpB KBD
b. dr IB Dharma Putra SpB KBD
c. dr Sudiasa SpB
d. dr Budhiarta SpB
e. dr Budi Setiawan SpB K Onk
f. dr Semadi SpB TKV
g. dr Roy Rusli SpBP
h. dr Vivi SpBP
5. BEDAH SARAF
a. dr Tjok Mahadewa SpBS
b. Prof dr Sri Maliawan SpBS
6. UROLOGI
7. THT
a. dr Agus Santosa SpTHT
b. dr Wartawan SpTHT
8. ANASTHESI