Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN

PENAHANAN OBSERVASI IGD


BAB I

PENGERTIAN

Pasien RS yang ada di IGD tentunya membutuhkan pertolongan yang cepat dan
tepat. Untuk itu perlu adanya standar dalam memberikan pelayanan gawat darurat
sesuai dengan kompetensi dan kemampuannya sehingga dapat menjamin suatu kasus
penanganan gawat darurat dengan respon time yang cepat dan penanganan yang tepat.
Pada pasien yang sudah teratasi kegawatdaruratannya perlu diobservasi hingga pasien
layak untuk di transfer atau pindah ke tempat yang lebih sesuai dengan kondisinya.

Observasi pasien IGD adalah melakukan penilaian dan pengawasan kepada


pasien yang sudah diatasi kegawatdaruratannya. Tujuannya adalah untuk mencegah
terjadinya perburukan kondisi pasien dan memonitor ulang kondisi pasien.
BAB II

RUANG LINGKUP

Proses penahanan pasien untuk observasi di IGD memerlukan waktu paling lama
2 jam. Pasien yang mengalami observasi adalah pasien yang menurut dokter IGD
memerlukan pengawasan sampai kondisi pasien stabil, dengan kriteria :

 Gagal jantung
 Gangguan pernafasan
 Sumbatan jalan nafas
 Frekuensi pernafasan < 10x/menit atau > 28x/menit
 Distress pernafasan berat
 TD < 80 mmHg ( dewasa ) atau syok pada anak / bayi
 Perdarahan
 Tidak responsif atau hanya respon dengan nyeri ( GCS < 9 )
 Nyeri hebat
 Gangguan kesadaran
 Kejang berkepanjangan / berkelanjutan
 Gangguan perilaku berat dengan ancaman langsung kekerasan berbahaya
BAB III

TATA LAKSANA

1. Pasien baru IGD RSUD Dr. R. Soetijono Blora dilakukan assesmen oleh Dokter
Jaga IGD dan jika hasil pemeriksaan perlu dilakukan observasi, maka Dokter Jaga
IGD akan memberikan penjelasan / informasi kepada pasien dan keluarganya
bahwa pasien memerlukan tindakan pengawasan / observasi di IGD
2. Observasi dilakukan oleh Dokter Jaga atau perawat
3. Dokter memberi terapi sesuai kebutuhan klinis pasien
4. Observasi dilakukan tiap 5 -15 menit sesuai dengan tingkat kegawatdaruratannya.
Hal – hal yang perlu di observasi antara lain :
a. Keadaan umum pasien
 Gagal jantung
 Gangguan pernafasan
 Sumbatan jalan nafas
 Perdarahan
 Nyeri hebat

b. Tanda vital
 Frekuensi pernafasan < 10x/menit atau > 28x/menit
 Distress pernafasan berat
 TD < 80 mmHg ( dewasa ) atau syok pada anak / bayi
 Frekuensi nadi < 60x/menit atau > 100x/menit
 Temperatur > 390 C

c. Kesadaran pasien
 Tidak responsif atau hanya respon dengan nyeri ( GCS < 9 )
 Gangguan kesadaran
 Kejang berkepanjangan / berkelanjutan
 Gangguan perilaku berat dengan ancaman langsung kekerasan berbahaya
5. Apabila dalam masa observasi keadaan pasien memburuk, maka perawat yang
melakukan observasi akan melaporkan kepada Dokter Jaga, Dokter Jaga akan
melakukan re assesment terhadap kondisi pasien
6. Batas observasi di IGD selama 2 jam apabila selama waktu yang ditentukan
belum baik maka pasien dan keluarganya akan diberikan penjelasan / informasi
oleh Dokter Jaga IGD bahwa pasien tersebut dianjurkan untuk rawat inap. Jika
kondisi pasien membaik, pasien diperkenankan pulang dan diberikan resep untuk
di rumah
7. Perkembangan pasien selama observasi di catat di lembar observasi pasien
BAB IV

DOKUMENTASI

Dokumentasi yang dijadikan bukti bahwa Dokter Jaga dan perawat IGD sudah
melakukan observasi, yang didokumentasikan pada proses observasi pasien di IGD
adalah :

 Tanggal dan waktu observasi


 Nama pasien
 Umur atau tanggal lahir pasien
 Alamat
 Nomor RM
 Nama Dokter dan perawat jaga IGD
 Kondisi umum pasien, kesadaran dan tanda – tanda vital
 Tindakan yang sudah dilakukan dan obat – obat yang sudah diberikan

Pada proses observasi di IGD RSUD Dr. R. Soetijono Blora menggunakan lembar rekam
medis :

 Form pengkajian pasien IGD atau triage


 Lembar monitoring / evaluasi pasien
 Lembar persetujuan / penolakan tindakan medis ( informed consent )
BAB VII

PENUTUP

Panduan ini disusun untuk menjadi acuan dalam pelaksanaan penahanan


observasi pasien IGD sesuai prosedur di RSUD Dr. R. Soetijono Blora. Tentunya masih
banyak kekurangan dan kelemahan dalam pembuatan panduan ini, dikarenakan
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atas dasar referensi.

Tim penyusun berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan panduan ini pada kesempatan berikutnya. Semoga
panduan ini berguna bagi pokja Akses Pelayanan dan Kontinuitas Pelayanan RSUD Dr.
R. Soetijono Blora khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai