Belajar dari sejarah pandemi, bisa memberi inspirasi, bahwa pandemi pasti ada
akhirnya. Bisa melandai dan akhirnya menuju fase endemi. Bisa jadi suatu saat melonjak
meliputi kawasan regional tertentu saja, menjadi epidemi. Berbagai skenario berakhirnya
pandemi mungkin bisa terjadi.
Lancet, sebuah majalah kedokteran terkemuka memprediksi, pandemi akan segera
berakhir. Itu disampaikan dalam publikasi terbarunya akhir Januari 2022. Estimasi itu
berdasarkan model dari Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME). Diprediksi hingga
akhir Maret 2022, lebih dari 50 persen penduduk dunia akan terinfeksi Omicron. Namun
karena mayoritas kasus tidak bergejala atau hanya ringan saja, maka tidak dilakukan
pelacakan terhadap kontak erat. Dengan demikian testing untuk kepastian diagnosis juga
akan menurun. Angka deteksi secara global diperkirakan akan menurun, dari 20 persen
menjadi hanya lima persen saja. Konsekuensinya, fenomena “gunung es” akan terjadi. Artinya
kasus yang tercatat, hanya merupakan bagian kecil dari jumlah kasus yang sebenarnya.
Sebagai perbandingan, sebanyak 40 persen Covid-19 dari varian-varian sebelumnya tidak
bergejala. Sebaliknya yang terjadi pada Omicron. Tanpa gejala bisa mencapai 80-90 persen.
Bahkan bisa lebih dari angka tersebut.
Ada suatu hal yang “mengejutkan” dari model IHME. Laju transmisi Omicron mampu
mengungguli penggunaan masker dan vaksinasi. Peningkatan 80 persen pemakaian masker,
“hanya” akan menurunkan 10 persen angka infeksi dalam jangka waktu empat bulan.
Peningkatan intensitas vaksinasi juga terlambat. Program itu baru digalakkan pada saat
gelombang Omicron sudah berada pada puncaknya. Diperlukan suatu strategi baru untuk
mengendalikan laju Covid-19.
Masih ada beberapa hasil analisis lainnya. Prediksi “berakhirnya” pandemi menuju
fase endemi, terkait pada imunitas global. Baik yang berasal dari meningkatnya program
vaksinasi global, penyintas ataupun “imunitas hibrida”. Penggunaan obat anti virus seperti
Molnupiravir dan Paxlovid akan menambah harapan tersebut.
Skenario akan berjalan sesuai harapan, bila tidak timbul mutasi baru yang
mengkhawatirkan. Namun prediksi para ahli menyatakan, Omicron adalah puncak mutasi.
Semoga pandemi benar-benar dapat dikendalikan.
-----o-----
Surabaya, 16 Februari 2022