Anda di halaman 1dari 10

COVID-19

3/27/2020
Tugas Biologi

MUHAMAD DENY FIRMANSYAH

SMA NAHDLATUL ‘ULAMA PAKIS


Jl. H. Mustofa No. 108, Tegalpsangan Pakiskembar,
Pakis, Malang, Jawa Timur 65154
1.LATAR BELAKANG
Latar belakang virus Corona atau COVID-19, kasusnya dimulai dengan pneumonia atau radang paru-
paru misterius pada Desember 2019. Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar hewan Huanan di
Wuhan yang menjual berbagai jenis daging binatang, termasuk yang tidak biasa dikonsumsi, misal
ular, kelelawar, dan berbagai jenis tikus.

Kasus infeksi pneumonia misterius ini memang banyak ditemukan di pasar hewan tersebut. Virus
Corona atau COVID-19 diduga dibawa kelelawar dan hewan lain yang dimakan manusia hingga
terjadi penularan. Coronavirus sebetulnya tidak asing dalam dunia kesehatan hewan, tapi hanya
beberapa jenis yang mampu menginfeksi manusia hingga menjadi penyakit radang paru.

Sebelum COVID-19 mewabah, dunia sempat heboh dengan SARS dan MERS, yang juga berkaitan
dengan virus Corona. Dengan latar belakang tersebut, virus Corona bukan kali ini saja membuat
warga dunia panik. Memiliki gejala yang sama-sama mirip flu, virus Corona berkembang cepat
hingga mengakibatkan infeksi lebih parah dan gagal organ.

2.STRUKTUR ANATOMI VIRUS DAN KEMAMPUAN


FISIOLOGIS DALAM MENGINFEKSI MANUSIA
Bagian-Bagian Virus COVID-19

Berdasarkan informasi yang dirilis oleh health.mil, bentuk virus corona ini memiliki 3 elemen dasar,
yaitu Protein E, Protein S, dan Protein M. Sebagaimana kita ketahui, salah satu ciri dari virus yang
pling menonjol adalah strukturnya yang sangat simpel dan sederhana. Dia tidak memiliki kulit,
bahkan sel seperti makhluk hidup lainnya. Satu-satunya ciri makhluk hidup yang terdapat pada virus
adalah kemampuannya untuk berkembang biak dengan adanya RNA/DNA. RNA dan DNA sendiri
adalah protein, sehingga elemen virus satu-satunya yaitu protein itu sendiri sebagaimana ilustrasi di
bawah ini.
Sedangkan menurut rujukan yang lebih umum seperti Wikipedia, ilustrasi bentuk COVID-19
digambarkan lebih detail tidak hanya elemen luar namun juga menggambarkan lapisan virus
tersebut. Berikut ilustrasi 3 dimensi untuk virus corona yang dirilis pada tanggal 27 Januari 2020.

Lapisan virus corona COVID-19 (Wikipedia)

Dari ilustrasi medis di atas, dapat disimpulkan bahwa virus COVID-19 memiliki 4 elemen utama,
keempat elemen tersebut adalah:

 Spike Glycoprotein

 RNA dan N Protein

 Envelope (pembungkus)

 Hemagglutinin-esterase dimer (HE)

Kemampuan Virus dalam Meginfeksi Manusia

Dilansir laman IFL Science yang melakukan wawancara dengan pakar kesehatan untuk memahami
bagaimana kemampuan virus Corona baru, menyerang tubuh manusia mengatakan bahwa virus ini
mirip tetapi berbeda dengan sindorm pernapasan akut parah (SARS).

Sama seperti flu, COVID-19 dimulai di paru-paru dan menyebar melalui tetesan air ketika seseorang
bersin atau batuk. WHO melaporkan bahwa SARS menyerang tubuh dalam tiga fase, yaitu replikasi
virus, hiperaktif imun, dan perusakan paru-paru, yang tampaknya mirip dengan bagaimana COVID-19
menyerang tubuh manusia.
Penelitian awal menunjukkan COVID-19 bereplikasi secara efisien di saluran pernapasan bagian atas.
Orang yang terinfeksi menghasilkan sejumlah besar virus pada awal infeksi dan penelitian baru
mengungkapkan bahwa masa inkubasi infeksi adalah 5,1 hari.

COVID-19 hadir dalam tiga pola infeksi, yaitu dimulai dengan penyakit ringan dan gejala saluran
pernapasan atas, kemudian diikuti oleh pneumonia. Setelah sekitar satu minggu, pneumonia berat
dengan sindrom gangguan pernapasan akut dapat berkembang dengan cepat dan kadang-kadang
membutuhkan alat bantu pernapasan.

Ilustrasi paru-paru yang terinfeksi virus corona wuhan. (Shutterstock)

Ketika terinfeksi, tubuh memicu respons sitokin di mana sel-sel kekebalan menyerang virus. Dalam
beberapa kasus, virus dapat memicu respons yang terlalu reaktif dari sistem kekebalan tubuh, yang
selanjutnya dapat menghambat upaya pemulihan.

Juru bicara WHO Carla Drysdale mengatakan bahwa gejala COVID-19 yang paling umum adalah
demam, kelelahan, dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami sakit dan nyeri, hidung
tersumbat, pilek, sakit tenggorokan, atau diare ringan.

Meski begitu, ada beberapa orang yang terinfeksi tidak mengalami gejala apa pun dan merasa baik-
baik saja, sementara sekitar 80 persen orang sembuh dari penyakit tanpa memerlukan perawatan
khusus.

“Sekitar 1 dari setiap 6 orang yang terkena COVID-19, sakit parah dan mengalami kesulitan bernapas.
Orang yang lebih tua, dan mereka yang memiliki masalah medis seperti tekanan darah tinggi,
masalah jantung, atau diabetes, lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit menjadi lebih
serius. Sekitar 2 persen orang dengan penyakit ini telah meninggal dunia," ucap Drysdale.

Saat ini, ada periode sekitar 20 hari antara timbulnya gejala dan pemulihan penuh, tetapi Drysdale
mencatat bahwa COVID-19 adalah penyakit baru, dan para ahli membutuhkan lebih banyak data
epidemiologis untuk menentukan apakah seseorang telah kebal setelah infeksi.
Ini juga tidak akurat untuk membandingkan COVID-19 dengan virus influenza tahunan. Drysdale
mengatakan bahwa COVID-19 adalah virus unik dengan karakteristik unik.

Baik COVID-19 dan influenza menyebabkan penyakit pernapasan dan menyebar dengan cara yang
sama, yaitu melalui tetesan kecil cairan dari hidung dan mulut seseorang yang sakit, tetapi ada
perbedaan penting antara keduanya.

Ilustrasi virus Corona (Coronavirus) Covid-19. (Shutterstock)

"Pertama, COVID-19 tidak mentransmisikan seefisien influenza, dari data yang kami miliki sejauh ini.
Dengan influenza, orang yang terinfeksi tetapi belum sakit adalah pendorong utama penularan, yang
tampaknya bukan kasus COVID-19. Bukti dari China adalah bahwa hanya 1 persen dari kasus yang
dilaporkan tidak memiliki gejala, dan sebagian besar dari kasus tersebut melaporkan gejala dalam 2
hari," jelas Drysdale.

3.SOLUSI ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH, AGAR


PANDEMI SEGERA USAI
Situasi ini merupakan respons terhadap wabah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tapi,
kapankah semua ini berakhir dan kapankah kita bisa kembali ke kehidupan normal?

Perdana Menteri Boris Johnson menyatakan bahwa ia yakin Inggris akan menangani virus corona
dalam 12 minggu ke depan dan negara tersebut dapat mengakhiri wabah ini segera.

Tapi kalau pun angka kasus mulai menurun dalam tiga bulan ke depan, kita masih jauh dari akhir
masalah.

Butuh waktu lama hingga badai benar-benar berlalu - mungkin butuh tahunan.

Strategi karantina wilayah dan berbagai pembatasan sudah jelas tidak dapat diterapkan terus-
menerus karena konsekuensi ekonomi dan sosialnya akan terlalu besar dan mengganggu.
Apa yang dibutuhkan semua negara
yang kini tengah bertarung
menghadapi wabah adalah
"strategi keluar" - sebuah cara
untuk menghentikan berbagai
kebijakan pembatasan dan
mengembalikan kehidupan normal.

Tapi virus corona tidak akan


menghilang dalam waktu dekat.

Jika pembuat kebijakan


membatalkan berbagai karantina
wilayah, jumlah kasus bisa
melonjak tajam.

"Kita punya masalah besar dengan apa strategi keluar yang baik dan bagaimana mengakhiri semua
ini," kata Mark Woolhouse, profesor epidemiologi penyakit menular di University of Edinburgh.

"Tidak hanya Inggris, tidak ada satupun negara yang punya strategi keluar."

Pandemi ini merupakan tantangan ilmiah dan sosial yang sangat serius.

 vaksinasi

 cukup orang yang mengembangkan kekebalan tubuh dari infeksi

 atau mengubah perilaku masyarakat secara tetap

Masing-masing pendekatan ini dapat mengurangi kemampuan virus untuk menyebar.

Vaksin - setidaknya 12 - 18 bulan lagi

Vaksin dapat memberikan ketahanan tubuh terhadap seseorang sehingga mereka tidak akan sakit
jika terpapar.

Berikan vaksin ke banyak orang, atau setidaknya 60% dari populasi, dan virus tidak akan
menimbulkan wabah - konsep yang dikenal sebagai herd immunity atau imunitas kelompok.

Orang pertama telah diberikan vaksin yang tengah diuji coba di Amerika Serikat minggu ini setelah
peneliti mendapatkan izin untuk melewatkan tahapan uji pada binatang.

Penelitian untuk menemukan vaksin dilakukan secara cepat, tapi tidak ada garansi jika upaya ini
berhasil dan akan dibutuhkan imunisasi secara global.

Perkiraan terbaik memprediksi vaksin akan tersedia dalam 12 sampai 18 bulan jika semua berjalan
lancar. Ini merupakan waktu yang lama jika membayangkan harus ada karantina wilayah sepanjang
waktu tersebut.

"Menunggu vaksin tidak seharusnya dianggap bagian dari strategi, itu bukan strategi," kata Prof
Woolhouse kepada BBC.

Hak atas fotoGETTY IMAGESImage captionBatuk merupakan salah satu gejala Covid-19.
Imunitas alami - setidaknya dua tahun lagi

Salah satu strategi jangka pendek Inggris adalah untuk menekan angka kasus untuk menghindari
lonjakan pasien yang membebani rumah sakit - saat sebuah negara kekurangan kasur perawatan
intensif, angka kematian akan melonjak.

Setelah kasus berhasil ditekan, sebuah negara akan punya sedikit keleluasaan untuk mengurangi
pembatasan untuk sementara waktu - hingga ada kenaikan kasus dan pembatasan kembali
dibutuhkan.

Kapan ini dapat terjadi, masih menjadi pertanyaan. Kepala penasihat sains, Sir Patrick Vallance,
mengatakan "menentukan tenggat waktu adalah hal yang tidak mungkin dilakukan."

Melakukan hal ini dapat, secara tidak sengaja, menciptakan imunitas kelompok karena semakin
banyak orang terinfeksi.

Tapi pendekatan ini butuh waktu tahunan, menurut Prof Neil Ferguson dari Imperial College London:
"Kita berbicara tentang menekan penularan pada level di mana, jika memungkinkan, hanya sedikit
dari populasi yang terinfeksi."

"Jadi, pada akhirnya kita akan melanjutkan ini untuk dua tahun atau lebih mendatang, mungkin pada
saat itu sudah cukup orang terinfeksi untuk menciptakan perlindungan kelompok."

Tapi ada pertanyaan seputar sampai kapan imunitas ini akan bekerja. Varian virus corona lainnya,
yang menimbulkan gejala demam biasa, menciptakan respons imun yang lemah dan manusia dapat
terkena virus yang sama berkali-kali sepanjang hidupnya.

Image captionMencuci tangan merupakan hal paling mendasar.


Alternatif - tidak ada akhir

"Opsi ketiga adalah perubahan secara permanen perilaku masyarakat yang membantu kita untuk
menekan penularan," kata Prof Woolhouse.

Opsi ini menuntut pemerintah untuk tetap memberlakukan beberapa kebijakan yang sudah
diterapkan. Atau meningkatkan tes cepat dan isolasi pasien untuk berusaha menekan wabah.

"Kita sudah melakukan deteksi dini dan pelacakan kontak tapi metode itu tidak efektif," Prof
Woolhouse menambahkan.

Mengembangkan obat-obatan yang dapat menangkal infeksi Covid-19 dapat membantu strategi lain
juga.

Obat-obatan ini dapat digunakan sesegera mungkin setelah seseorang menunjukkan gejala dalam
proses yang disebut "pengendalian penularan".

Atau merawat pasien di rumah sakit untuk membuat penyakitnya tidak terlalu mematikan dan
mengurangi tekanan terhadap ruang gawat darurat. Ini dapat memungkinkan banyak negara untuk
menangani kasus sebelum kembali memberlakukan karantina wilayah.

Meningkatkan jumlah ranjang di unit gawat darurat akan menimbulkan efek yang sama dengan
peningkatan kapasitas penanganan wabah yang lebih besar.

Saya bertanya pada kepala penasihat medis Inggris, Prof Chris Whitty, apakah jalan keluar yang ia
miliki.

Ia berkata: "Untuk jangka panjang, yang jelas vaksin adalah salah satu jalan keluar dari semua ini dan
kita semua berharap ini akan terjadi secepatnya."

Dan jika "di tingkat global, sains dapat menawarkan solusi".

4.USAHA PERTAHANAN DIRI UNTUK


MENGHADAPI VIRUS CORONA

Kasus infeksi virus Corona atau COVID-19 yang masih mewabah bisa dicegah dengan cara yang
sederhana. Berikut empat cara pencegahan virus Corona atau COVID-19,

1. Cuci tangan

Saat cuci tangan dengan sabun dan air minimal dilakukan selama 20 detik. Jika tak ada air dan sabun
bisa dengan hand sanitizer dengan kandungan alkohol minimal 60 persen. Cuci tangan harus
dilakukan sebelum dan setelah beraktivitas.

2. Jangan menyentuh tempat umum

Ketika berada di fasilitas umum, sebaiknya jangan menyentuh tombol lift, pegangan pintu, pegangan
tangga atau eskalator. Jika harus menyentuh, sebaiknya gunakan tisu atau lengan baju dan segera
cuci tangan setelahnya.
3. Hindari keramaian

Kasus infeksi virus Corona atau COVID-19 mudah menyerang saat di tempat ramai. Karena itu,
usahakan tidak berada di keramaian apalagi dalam ruangan berventilasi buruk. Bila terpaksa berada
di keramaian, jangan sembarangan menyentuh wajah, hidung, dan mata, apalagi bila belum cuci
tangan.

4. Rajin membersihkan rumah

Bersih-bersih rumah menggunakan cairan disinfektan menjadi upaya lain mencegah kasus
infeksi virus Corona atau COVID-19. Setelah cara-cara pencegahan ini dilakukan, jangan lupa
gunakan masker saat beraktivitas di luar rumah.

5.HIKMAH YANG DAPAT DIAMBIL


Ka.Kemenag MM : Sebagai Ujian Keimanan, Ambil Hikmahnya dibalik Wabah Virus Corona

 16 Maret 2020 |  Tatang Wahyono, S.I.Kom

Mukomuko (Informasi dan Humas) - Kepala Kantor Kementerian


Agama Kabupaten Mukomuko Drs. H. Ajamalus, MH mengatakan,
bahwa wabah Virus Corona yang menyerang belahan dunia ini,
termasuk dibeberapa wilayah Negara Indonesia agar dapat diambil
pembelajaran dan hikmahnya sebagai umat beragama yang meyakini
atas kehendak dan kebesaran Allah swt.

''Mari kita ambil hikmah dan pembelajaran terhadap wabah Virus


Corona ini. Sebagai umat beragama, Virus Corona ini merupakan
bahagian dari ciptaan Allah swt yang mengandung hikmah dan pelajaran bagi kita selaku hambanya.
Di dalam Al Qur’an Allah menjelaskan bahwa “tidaklah Allah menciptakan/menjadikan sesuatu itu
sia-sia melainkan ada hikmahnya” (QS.Ali Imran ayat 191),'' kata Ajamalus.

Oleh karenanya, dalam ajaran agama Islam, penyebaran Virus Corona dapat diambil pembelajaran
dan hikmahnya dalam tiga hal, yaitu: Pertama: sebagai ujian keimanan bagi hamba-hambanya yang
sholeh sebagai cara dan bentuk Allah untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan
hambanya, jika kita terima dan kita hadapii dengan penuh keimanan, kesabaran dan ikhtiar secara
maksimal.

Kedua: sebagai teguran Allah kepada hambanya, Allah turunkan bermacam musibah yang membuat
manusia ketakutan, termasuk wabah Virus Corona ini sebagai teguran kepada hambanya
dikarenakan hambanya sudah banyak yang lalai melaksanakan ajaran agamanya dan banyak
pelanggaran hukum-hukum agama yang seharusnya dihindari dan dijauhi, maka Allah tegur dengan
musibah ini agar manusia kembali kepada kebenaran.

Ketiga: Sebagai ‘Azab. Boleh jadi penyebaran Virus Corona ini merupakan ‘azab dari Allah swt,
karena manusia menjauhi agama, bahkan mengengkari ajaran agama, perbuatan maksiat dan dosa
terjadi dimana-mana, dilakukan manusia secara terang-terangan tanpa ada rasa malu. ''Manusia
telah banyak membuat kerusakan dan dosa dipermukaan bumi ini tanpa takut atas kemurkaan dan
‘azab Allah, maka Allah turunkan ‘azab sebagai akibat dari perbuatan manusia itu sendiri, seperti
yang dilansirkan Allah dalam Al Qur’an Surat Arrum ayat 41,'' demikian Ajamalus. (***)

6.KESIMPULAN DAN SARAN


Virus corona adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. asal mula virus ini berasal dari kota
Wuhan di Tiongkok yang bermula sejak Tahun lalu sekitar bulan September. Namun Virus itu kini
merajarela hingga penjuru dunia pada bulan Januari 2020. Virus yang diduga berasal dari pasar di
Wuhan yang berjualan daging kalelawar yang diduga sebagai asal muasal virus corona. Virus Corona
menyerang Indonesia pada bulan Maret terdapat 2 warga positif virus corona, hingga sekarang
jumlahnya sudah 120+. Untuk mencegah terjangkitnya virus corona sebaiknya kita menjaga diri
sendiri dari segi kesehatan diri sediri dan kesehatan lingkungan serta hindari hal hal yang berbau
keramaian sementara waktu ini sampai ada intruksi lebih lanjut dari pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai