Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nadya Septian Dwi Mulyana

NIM : 2270121150
Kelompok :Urogenitalia

CACAR MONYET : AKANKAH MENJADI

WABAH BARU GLOBAL ?

Belakangan sedang cukup ramai perbincangan mengenai penyakit cacar


monyet atau yang secara global disebut dengan monkeypox. Penyakit cacar monyat
sendiri menjadi ramai diperbincangkan setelelah kasusnya meningkat secara
signifikan di Amerika Serikat dalam rentang waktu yang cukup dekat belakangan
ini, sehingga hal ini menimbulkajn kekhawatiran baru bagi masyarakat dunia,
terutama setelah meledaknya pandemic covid-19 beberapa waktu lalu. Penyakit
cacar monyet disebapkan oleh virus orthopoxvirus, dimana secara umum
manifestasi gejalanya hampir sama dengan penyakit cacara pada umunya seperti
demam, nyeri otot, timbulnya ruam atau lesi pada kulit, sakit kepala dan sakit
punggung. Perbedaan utama antara cacar monyet dengan cacar biasa adalah, pada
penyakit cacar monyet, terjadi pembengkakan pada kelenjar getah bening, dimana
ini tidak terjadi pada kasus cacar biasa.

Secara Epidemiologi, penyakit cacar pada awalnya ditemukan pada


sekelompok monyet di Kongo, kemudian pada tahun 1970, untuk pertama kalinya,
cacar monyet mulai menyerang manusia. Pada awalnya orang-orang yang tertular
cacar monyet adalah mereka yang tinggal di daerah hutan, sehingga memiliki
potensi yang besar untuk dapat berinteraksi dengan hewan-hewan terinfeksi dan
tertular, Adapun secara umum, penularan cacar monyet dapat terjadi melalui
sentuhan kulit, terutama pada bagian kulit yang terdapat lesi atau ruam, kegiatan
mengkonsumsi hewan-hewan yang sudah terinfeksi juga dapat menjadi salah satu
jalan penularan penyakit cacar monyet. Pada tahun 2003, penyakit cacar monyet
sempat meledak Kembali di Amerika Serikat, dimana ini diindikasikan dengan
dilaporkannya sekelompok orang yang terinfeksi cacar monyet. Beberapa waktu
lalu, di Amerika cacar monyet kemudian kembali ditemukan menginfeksi hewan-
hewan seperti anjing, tikus, dan beberapa hewan lainnya. Kasus cacar monyet
pertama di Amerika yang terjadi dari interaksi manusia dengan anjing peiharaany,
kasus ini kemudian meningkat dengan cukuo cepat, sehingga di Amerika Serikat
sendiri saat ini sudah terdapat kurqang lebih 600 kasus.

Ketakutan masyarakat terhadap pandemic Covid-19 yang menjadi wabah


global sebelumnya tentu saja masih membekas, sehingga pertanyaan akankah cacar
monyet menjadi pandemic baru secara global menjadi topik serius yang
dipertanyakan. Pada dasarnya, angka kematian dari penyakit cacar monyet sendiri
tidak terlalu besar, terutama apabila dibandingkan dengan penularan virus Covid-
19. Hanya 1 dibanding 10 dari penderita cacar monyet yang mengalami kematian,
sehingga dapat disimpulkan sebenarnya, penyakit cacar monyet tidak terlalu
berbahaya.. Selain itu, sebenarnya masyarakat sendiri telah mendapatkan vaksin
cacar sejak kecil, vaksin ini tekah menciptakan antobodi baru yang cukup kuat utuk
menangkal penyebar luasan cacar monyet secara masif di masyakat Sebelum
ditemukannya vaksin cacar, memang, penyakit cacar menjadi pandemi berbahaya
yang menyerang masyarakat dunia pada saat itu, namun setelah ditemukannya
vaksin cacar, penyakit cacar dapat diatasi dengan baik, dan tidak lagi menjadi
pandemic global.

Penyebaran kasus perorangan yang terjadi di Amerika Serikat, dapat


dikatakan masih dalam kisaran aman, dimana ini bearti penyebaran virus dan
penyakitnya tidak semasif dan semudah penyebaran virus covid-19. Akan tetapi,
tidak dapat dipungkiri pula. Penyebaran virus ini apabila tidak diwaspadai secara
hati-hati juga tetap berpotensi menjadi wabah baru secara global yag nantinya dapat
menjadi pandemic baru yakni Covid-19. Kesadaran dalam menjaga keberisihan diri
baik itu secara fisik, bahkan juga kegiatan mengkonsumsi hewan-hewan pengerat
dan hewan-hewan lainnya yang berpotensi terinfeksi cacar monyet sebenarnya
dapat menjadi solusi utama yang sangat baik untuk mengindari penyebaran virus
secara lebih masuf lagi.

Salah satu solusi untuk menjaga diri dari penyebaran virus cacar monyet
adalah dengan menerapkan PHBS atau perilaku hidup bersih dan sehat, dimana ini
berarti setiap orang wajib menjaga kebersihan diri untuk menghindari manifestasi
virus kedalam tubuh, selain itu, upaya dalam mengurangi interaksi dengan hewan-
hewan pengerat dan hewan-hewan liar yang berpotensi terinfeksi cacar monyet juga
penting untuk dilakukan. Cacar monyet tidak pada dasarnya memiliki prelevensi
bahaya dan penyebaran yang cukup rendah, akan tetapi, penyakit ini tetap dapat
berpotensi menjadi pandemic global apabila masyarakat tidak waspada dan
menerapkan PHBS.

Referensi.

HUSNA, F., dan Wicaksono, I. A 2020, ‘REVIEW ARTIKEL: INFORMASI TENTANG


PENYAKIT INFEKSI CACAR MONYET (Monkeypox) YANG MENYERANG
MANUSIA’, Farmaka, vol. 18, no.1, hh. 148-154.

Qelina, L., & Graharti, R 2019, ‘Human Monkeypox Virus: Respon Kesiapan Darurat
Dunia’, Jurnal Medula, vol. 9, no. 3, hh. 483-489.

Rizk, J. G., Lippi, G., Henry, B. M., Forthal, D. N., dan Rizk, Y 2022, ‘Prevention and
treatment of monkeypox’, Drugs, vol.1, no.7.

Yinka-Ogunleye, A., Aruna, O., Ogoina, D., Aworabhi, N., Eteng, W., Badaru, S., dan
Ihekweazu, C 2018, ‘Reemergence of human monkeypox in Nigeria,
2018’, Emerging infectious diseases, no. 24, vol. 6, hh. 1149.

Plagiarisme check

Anda mungkin juga menyukai