Anda di halaman 1dari 8

ALGORITMA LOGISTIC REGRESSION BERDASARKAN DATA PENYAKIT

INFEKSI MONKEY POX


Janwar Ari Prasojo1,Muhammad Ikhsan Al Fiqri2,Hendrikus Gawi3Firmansyah Adi Saputra4
1234
Universitas Bina Sarana Informatika

ABSTRAK
Monkeypox merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh orthopoxvirus. Setelah pemberantasan cacar
global pada tahun 1977, orthopoxvirus menjadi penyebab utama wabah cacar monyet pada manusia,
terutama di negara-negara di Afrika Barat dan Tengah yang biasanya terjadi di daerah terpencil.
Monkeypox memiliki manifestasi klinis seperti bentuk cacar biasa, termasuk gejala flu, demam, malaise,
sakit punggung, sakit kepala, dan ruam. Saat ini, belum ada terapi yang tepat untuk mengobati penyakit
cacar monyet yang menginfeksi manusia. Hal ini menimbulkan pemfokusan perhatian pada virus cacar
monyet sebagai potensi ancaman terhadap pemberantasan cacar. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan
untuk memaparkan studi terkait dengan penyakit monkeypox agar masyarakat menjadi lebih paham dan
waspada terhadap virus monkeypox yang telah terjadi di dunia. Artikel review ini menggunakan metode
komparatif dari berbagai sumber artikel dan jurnal penelitian tentang cacar monyet. Data yang tersedia
dalam tinjauan ini menunjukkan betapa terbatas dan terfragmentasi informasi tentang monkeypox.
Kata kunci: Penyakit infeksi, Cacar monyet, Orthopoxvirus.

ABSTRACT
Monkey pox is an infectious disease caused by orthopoxvirus. After the eradication of global smallpox in
1977, orthopoxvirus became the leading cause of outbreak of monkey pox in humans, especially in
countries in West and Central Africa that usually occur in forested areas. Monkey pox has clinical
manifestations like ordinary smallpox, including symptoms of flu, fever, malaise, back pain, headaches,
and rash characteristics. At present, there is no appropriate therapy to treat monkey pox that infected
humans. This raises attention to the monkey poxvirus as a potential threat to the eradication of smallpox.
Therefore, this article is intend to describe the studios related to monkey pox so that people become more
aware and aware of the monkey poxvirus that has been proven to occur in the world. This article review
uses comparative method from various sources of articles and research journals about smallpox monkey.
The available data in this review demonstrate how limited and fragmented the information about monkey
pox.
Keywords: Infection disease, Monkeypox, Orthopoxvirus.

Pendahuluan saat ini telah diberantas melalui program


vaksinasi yang diadakan di seluruh dunia. Kasus
Cacar adalah salah satu penyakit menular cacar terakhir di dunia terjadi pada tahun 1977 di
yang harus ditangani dengan serius. Wabah
Somalia. Setelah itu, penyakit cacar menjadi
cacar telah terjadi dari masa ke masa, namun
mulai berkurang sehingga vaksinasi rutin mulai dihentikan karena dianggap sudah tidak
terhadap penyakit cacar di kalangan masyarakat
diperlukan pencegahan lagi terhadap penyakit Diagnosis laboratorium untuk menetapkan
cacar (Mahendra, Mengstie, dan Kandi, 2017). penyakit monkeypox sangat penting karena secara
Monkeypox merupakan penyakit infeksi klinis tidak dapat dibedakan dengan penyakit
virus yang disebabkan oleh virus dengan genus cacar lainnya. Saat ini, belum ada terapi yang
orthopoxvirus. Virus cacar monyet ditemukan tepat untuk mengobati monkeypox yang
pada tahun 1958 saat dilakukan isolasi dari lesi menginfeksi manusia. Pencegahan yang efektif
vesikuloid pustular di antara monyet tawanan di bergantung pada pembatasan kontak dengan
Kopenhagen. Penyakit cacar monyet sebagian pasien atau hewan yang terinfeksi dan membatasi
besar terjadi di hutan hujan Afrika bagian tengah paparan melalui pernapasan bagi pasien yang
dan barat. Orangorang yang tinggal di sekitar terinfeksi (WHO, 2018).
kawasan berhutan mungkin memiliki resiko Artikel ini bertujuan untuk memaparkan
terpapar yang dapat menyebabkan infeksi studi terkait dengan penyakit monkeypox agar
subklinis. Namun barubaru ini, muncul penyakit masyarakat menjadi lebih paham dan waspada
cacar monyet di Amerika Serikat pada hewan terhadap virus monkeypox yang telah terjadi di
pengerat liar yang diimpor dari Afrika dunia.
(Mahendra, Mengstie, dan Kandi, 2017).
Monkeypox memiliki manifestasi klinis
Bahan dan Metode
seperti bentuk cacar biasa, termasuk gejala flu,
Artikel review ini dibuat dengan metode
demam, malaise, sakit punggung, sakit kepala,
komparatif dari berbagai sumber jurnal
dan karakteristik ruam (Reed et al, 2004). Gejala
penelitian. Studi literatur dalam dilakukan secara
seperti itu di daerah endemik monkeypox harus
online melalui penelusuran jurnal-jurnal yang
ditangani dengan hati-hati. Penularan monkeypox
terdapat pada Elsevier, ResearchGate,
kepada manusia dapat terjadi melalui kontak
Sciencedirect, dan situs jurnal lain. Kriteria
langsung antara manusia dengan hewan yang
inklusi dalam pembuatan artikel ini adalah jurnal
terinfeksi atau dengan memakan daging yang
dan artikel yang membahas tentang monkeypox
tidak dimasak dengan benar. Infeksi melalui
dan dipublikasi dari tahun 2004 – 2019. Jurnal
inokulasi melalui kontak dengan lesi kulit atau
dan artikel yang digunakan merupakan jurnal dan
mukosa pada hewan, terutama ketika kulit
artikel nasional maupun internasional dengan
terkena gigitan, goresan dari hewan yang
kata kunci “Monkeypox” dan “Monkeypox virus”.
terinfeksi (Peterson et al, 2018).
Hasil dan Pembahasan
Hasil penelusuran dari sumber data review terkait dengan
monkeypox adalah sebagai berikut:
Pokok
No. Hasil Pustaka
Bahasan
1. Karakteristik Virus cacar monyet merupakan anggota keluarga (Mahendra,
Poxviridae dan subkeluarga Chordopoxvirinae dengan Mengstie, dan
genus Orthopoxvirus. Kandi, 2017).

2. Epidemiologi monkeypox adalah penyakit infeksi virus yang terutama (Drugs.com,


terjadi di pedalaman Afrika bagian tengah dan barat atau 2019).
daerah dekat hutan hujan tropis.
3. Penularan (WHO, 2018).
Virus cacar monyet sebagian besar ditularkan melalui
binatang liar (tikus dan primate), namun dapat juga
terjadi penularan sekunder dari manusia.
4. Faktor risiko
(Claire et al,
Gender (pria), usia, lingkungan.
2017).
5. Patogenesis (William et al,
Virus cacar monnyet bereplikasi dalam jaringan limfoid. 2013).
Virus pertama kali melokalisasi sel fagositik
mononuclear lalu masuk ke aliran darah, kemudian
terlokalisasi di dalam sel kulit.
6. Gejala (Petersen et al,
Demam, ruam 2 – 3 hari dan menyebar ke lengan, kaki, 2019).
serta kepala, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri
punggung, sakit kepala.
7. Diagnosis
Tes darah, biopsi, kultur swab, teknik GeneXpert (Mahendra,
MPX/OPX, Antibody Immuno Column for Analytical Mengstie, dan
Processes (ABICAP). Kandi, 2017).

8. Prognosis Malnutrisi, masalah paru-paru, dapat mengalami (Patrick, 2018).


komplikasi infeksi bakteri sekunder, pneumonia, dan
dehidrasi.
9. Pengobatan (Centers
Cidofovir, Brincidofovir, Tecovirimat (ST-246), dan for
Vaccinia Immune Globulin (VIG). Disease
Control and
Prevention,
2016).

10. Pencegahan Mengurangi risiko infeksi pada manusia, pendidikan (WHO, 2018).
kesehatan masyarakat, mengontrol infeksi pada fasilitas
kesehatan, pembatasan perdagangan hewan.

Karakteristik
Virus monkeypox adalah anggota genus penderita yang mengalami kematian adalah anak-
Orthopoxvirus, keluarga Poxviridae, dan sub anak. Namun juga terkait dengan tingkat dari
keluarga Chordopoxvirinae yang dapat paparan virus, keparahan komplikasi, dan status
menginfeksi manusia, vertebrata, dan arthropoda kesehatan penderita. Secara umum, kelompok
(Mahendra, Mengstie, dan Kandi, 2017). usia yang lebih muda memiliki resiko kematian
Poxvirus berukuran 200 hingga 250 nm yang yang lebih besar terhadap penyakit cacar monyet
diselimuti tubulus yang khas dan komponen (Kemenkes RI, 2019).
intinya berbentuk halter. Poxvirus memiliki Cara Penularan
virion yang mengandung asam deoksiribonukleat
Penularan monkeypox kepada manusia
beruntai ganda linier (dsDNA) dan enzim yang
dapat terjadi melalui kontak langsung cairan
mensintesis ribonucleic acid messenger
tubuh seperti darah dan lesi kulit atau mukosa
(mRNA). Virus ini berkembang biak di
hewan yang terinfeksi, mengonsumsi daging
sitoplasma sel inang (Parker dan Buller, 2013).
hewan terinfeksi yang tidak dimasak dengan
Epidemiologi
benar. Lesi kulit atau mukosa hewan yang
Penyakit cacar monyet pertama kali
terinfeksi kemungkinan merupakan sumber
menyerang manusia pada tahun 1970 di Kongo
penularan kepada manusia, terutama ketika kulit
dan pada tahun 2003 di Amerika Serikat pada
manusia rusak akibat gigitan, goresan, atau
seseorang yang memiliki binatang peliharaan
trauma lainnya dan melalui saluran pernapasan
berupa prairie dog yang terinfeksi oleh tikus dari
atau selaput lendir, seperti mulut, mata, atau
Afrika. Selanjutnya pada tahun 2017, terjadi
hidung. Penularan sekunder dari manusia juga
kejadian luar biasa penyakit cacar monyet di
dapat terjadi melalui plasenta atau disebut
Nigeria selanjutnya Inggris dan Israel juga
monkeypox bawaan (Peterson et al, 2018).
melaporkan adanya kasus cacar monyet pada
Faktor Risiko
tahun 2018. Pada tahun 2019, dilaporkan ada
Faktor risiko yang berhubungan dengan
seorang warga negara Nigeria yang mengikuti
penyakit cacar monyet di antaranya adalah
sebuah lokakarya di Singapura menderita
pekerjaan (petani, peternak, pemburu), jenis
penyakit cacar monyet,
kelamin (pria lebih besar daripada wanita), usia
Saat ini, wilayah yang ditetapkan sebagai
(usia > 36 tahun lebih rentan terkena cacar
darah endemik cacar monyet secara global adalah
monyet), kepadatan rumah tangga, kejadian
Afrika Tengah, Gabon, Kongo, Sierra Leone,
digigit hewan yang dapat terinfeksi (Claire et al,
Kamerun, Nigeria, Liberia, Ivory Coast, dan
2017).
Sudan Selatan. Kasus kematian karena penyakit
cacar monyet sangat bervariasi, sebagian besar
pada kulit mulai dari wajah kemudian menyebar
secara bertahap. Ruam atau lesi pada kulit
Patogenesis
berkembang mulai dari bintik merah menjadi
Monkeypox dimulai dengan infeksi pada
lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah,
kedua dermis (setelah penularan dari hewan yang
kemudian mengeras dan ruptur.
terinfeksi) atau epitel pernapasan (setelah
Perbedaan utama dengan penyakit cacar
penularan dari orang yang terinfeksi). Virus
air terletak pada gejalanya, yaitu pada penyakit
menyebar melalui sistem limfatik yang
cacar monyet terjadi pembengkakan kelenjar
mengakibatkan viremia primer dan infeksi
getah bening, sedangkan pada penyakit cacar air
sistemik. Viremia sekunder menyebabkan infeksi
tidak terjadi. (Kemenkes RI, 2019).
epitel, menghasilkan lesi kulit dan mukosa.
Setelah replikasi pada mukosa, virus
dapat ditularkan melalui sekresi orofaringeal
melalui kontak langsung. Risiko penularan
kemungkinan tergantung pada kepadatan lesi
orofaringeal, kedekatan dan durasi kontak, dan
kelangsungan hidup virus terlepas dari respons
imun inang. Virus cacar monyet mempunyai
mekanisme untuk menghindari respons imun. Gambar 1. Lesi pada Cacar Monyet
Virus cacar monyet cenderung stabil dan jumlah (Monkeypox) (Public Health England, 2018).
virion yang diperlukan untuk infeksi cukup
Diagnosis
rendah, berdasarkan kesamaan potensial dengan
virus variola. Masa inkubasi dari paparan hingga Penyakit cacar monyet hanya dapat
timbulnya gejala klinis dan tanda-tanda adalah didiagnosis melalui pemeriksaan laboratorium
10-14 hari (William et al, 2013). rujukan. Tes-tes ini didasarkan pada pendeteksian
Tanda dan Gejala struktur antigenik (biasanya dari sampel kulit
Gejala awal yang timbul dari penyakit atau cacar atau kadang-kadang serum) khusus
cacar monyet adalah demam, sakit kepala, nyeri untuk virus monkeypox atau imunoglobulin yang
punggung, nyeri otot, lemas, dan pembengkakan bereaksi dengan virus (Kemenkes RI, 2019).
kelenjar getah bening leher, ketiak, atau Diagnosis cacar monyet dilakukan
selangkangan. Setelah gejala awal (fase dengan mengisolasi virus melalui reaksi berantai
prodromal) selama 1 – 3 hari akan terjadi fase polimerase (PCR) dari spesimen klinis melalui
erupsi dengan gejala munculnya ruam atau lesi biopsi kulit atau kultur tenggorokan (Maksyutov,
Gavrilova, dan Shchelkunov, 2016). Sekarang ini belum dapat dipastikan. Studi menggunakan
telah dikembangkan metode yang merupakan berbagai spesies hewan telah menunjukkan
kombinasi uji reaksi rantai polimerase kuantitatif bahwa Tecovirimat (ST-246) efektif dalam
(PCR) realtime dan teknik GeneXpert MPX/OPX mengobati penyakit yang disebabkan oleh
yang lebih otomatis dalam diagnosis ortopoxvirus. Uji klinis pada manusia
laboratorium monkeypox (Li et al, 2016). menunjukkan bahwa obat itu aman dan dapat
Pengembangan tes diagnostik laboratorium ditoleransi dengan efek samping yang minor.
adalah teknik ABICAP (Antibody Immuno Vaccinia Immune Globulin (VIG)
Column for Analytical Processes) dengan VIG dapat dipertimbangkan
ELISA (Stern et al, 2016). untuk penggunaan profilaksis pada orang yang
Prognosis terpajan dengan defisiensi imun yang parah
Prognosis pasien monkeypox dengan dalam fungsi sel T yang vaksinasi cacar setelah
kekebalan atau masalah kesehatan lain adalah terpapar monkeypox dikontraindikasikan
malnutrisi atau masalah paru-paru, komplikasi (Centers for Disease Control and Prevention,
infeksi bakteri sekunder, pneumonia, dan 2016).
dehidrasi. Perkiraan tingkat kematian 10% yang Pencegahan
lebih lama dipublikasikan, tetapi dalam 10-15 Pencegahan terhadap penyakit cacar monyet
tahun terakhir, angka ini telah direvisi menjadi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
kurang dari 2% orang yang terinfeksi, dengan 1. Menerapkan PHBS (perilaku hidup bersih
kasus terburuk berasal dari infeksi hewan ke dan sehat), seperti cuci tangan dengan air
manusia, bukan orang ke orang (Patrick, 2018). dan sabun atau alkohol.
Pengobatan 2. Menghindari kontak langsung dengan
Cidofovir dan Brincidofovir (CMX001) hewan (tikus atau primata), hewan liar lain,
Efektivitas Cidofovir dan Brincidofovir dan konsumsi darah atau daging hewan liar
dalam mengobati kasus monkeypox pada manusia (bush meat).
belum dapat dipastikan. Namun, keduanya telah 3. Menghindari kontak langsung dengan orang
membuktikan aktivitas melawan poxvirus dalam yang terinfeksi atau material yang
penelitian in vitro dan hewan. Brincidofovir terkontaminasi.
mungkin memiliki profil keamanan yang lebih 4. Melakukan antisipasi bagi pelaku perjalanan
baik daripada Cidofovir. dari wilayah endemik cacar monyet.
Tecovirimat (ST-246) 5. Menggunakan alat pelindung diri (sarung
tangan, masker, dan pakaian pelindung) saat
Efektivitas Tecovirimat (ST-246) dalam
menangani kasus monkeypox pada manusia
menangani pasien atau binatang yang sakit Kemenkes RI. 2019. Cacar Monyet. Tersedia
online di
(Kemenkes RI, 2019).
http://infeksiemerging.kemkes.go.id
[Diakses 24 Agustus 2019].
Li, D., Wilkins, K., McCollum, A.M., et al. 2017.
Simpulan
Evaluation of the GeneXpert for Human
Cacar monyet adalah salah satu penyakit Monkeypox Diagnosis. The American
Journal of Tropical Medicine and
yang harus diperhatikan karena merupakan
Hygiene. Vol. 96 : 405-410.
masalah kesehatan yang signifikan bagi orang Mahendra,P., Mengstie, F., dan Kandi, V. 2017.
Epidemiology, Diagnosis, and Control of
yang tinggal di daerah endemis, tetapi juga
Monkeypox Disease: A comprehensive
merupakan masalah keamanan kesehatan global. Review. American Journal of Infectious
Diseases and Microbiology. Vol. 5 (2) :
Intervensi yang tepat dan efektif serta kegiatan
94 – 99.
pengawasan aktif sangat dibutuhkan untuk Maksyutov, R.A., Gavrilova, E.V., and
Shchelkunov, S.N. 2016. SpeciesSpecific
mencegah peningkatan kejadian monkeypox.
Differentiation Of Variola, Monkeypox,
Data yang tersedia dalam tinjauan ini And Varicella-Zoster Viruses By
Multiplex Real-Time PCR Assay. J Virol
menunjukkan betapa terbatas dan terfragmentasi
Methods. 236: 215-220.
informasi tentang monkeypox. Meskipun Parker, S., dan Buller, M. 2013. A Review Of
Experimental And Natural Infections Of
ditemukan pada tahun 1958 dan untuk pertama
Animals With Monkeypox
kalinya diketahui menginfeksi manusia pada Virus Between 1958 And 2012. Future
Virol. Vol. 8 (2) : 129 – 157.
tahun 1970, tidak ada pedoman standar untuk
Patrick, C. D. 2018. Monkeypox. Tersedia online
manajemen klinis, terapi, ataupun vaksin di
https://www.medicinenet.com/monkeyp
terhadap monkeypox.
ox/article.htm#monkeypox_facts
[Diakses 24 Agustus 2019].
Peterson et al. 2018. Monkeypox−Enhancing
Daftar Pustaka Public Health Preparedness for an
Centers for Disease Control and Prevention. Emerging Lethal Human Zoonotic
2016. Treatment Monkeypox. Tersedia Epidemic Threat in the Wake of the
online di Smallpox Post-Eradication Era.
https://www.cdc.gov/poxvirus/monkeyp International Journal of Infectious
ox/clinicians/treatment.html [Diakses 24 Diseases. Vol. 78 (2019) : 78 – 84.
Agustus 2019]. Public Health England. 2018. Monkeypox:
Claire, A. Q., et al. 2017. Presumptive risk information for primary care. Tersedia
factors for monkeypox in online di
rural communities in the Democratic https://www.gov.uk/guidance/monkeypo
Republic of the Congo. PLOS ONE. Vol. x [Diakses 24 Agustus 2019].
12 (2) : 1 – 14. Reed, KD., Melski, JW., Graham, MB.,
Drugs.com. 2019. Monkeypox. Tersedia online Regnery, RL., Sotir, MJ., Wegner, MV.,
di et al. 2004. The Detection Of
https://www.drugs.com/cg/monkeypox.h Monkeypox In Humans In The Western
tml [Diakses pada 24 Agustus 2019]. Hemisphere. N Engl J Med. Vol. 350 :
342 – 350.
Stern, D., Olson, V.A., Smith, S.K., et al.2016.
Rapid and sensitive point-
of-care detection of Orthopoxviruses by
ABICAP immunofiltration. Virology
Journal. Vol. 13 : 207.
WHO. 2018. Monkeypox. Tersedia online di
https://www.who.int/news-room/facthttps
://www.who.int/news-room/fact-sheets/
detail/monkeypoxsheets/detail/
monkeypox [Diakses pada 24 Agustus
2019].
William, J. et al. 2013. Viral Infections with
Cutaneous Lesions. HUNTER’S
TROPICAL MEDICINE AND
EMERGING INFECTIOUS DISEASE.
251 – 262.

Anda mungkin juga menyukai