Anda di halaman 1dari 18

Pengembangan profesi: makalah terjemahan |1

MAKALAH TERJEMAHAN BIDANG EPIDEMIOLOGI KESEHATAN

REVIEW ARTICLE

MONKEYPOX DISEASE OUTBREAK (2022):

Epidemiology, challenges, and the way forward

CHANDRAKANLAHARIYA, ARHANATHAKUR, NONITADUDEJA

PUBLISHED ONLINE: 27 Juni 2022

PII: S097475591600438

BERNADETE LUKITA MAKARTI, MNS


NIP. 197502121998032001
EPIDEMIOLOG KESEHATAN AHLI MADYA

KANTOR KESEHATAN PELABUHAN KELAS I BATAM

1 | TERJEMAHAN BIDANG EPIDEMIOLOGI / MAKALAH


Pengembangan profesi: makalah terjemahan |2

MAKALAH TERJEMAHAN BIDANG EPIDEMIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN

Monkeypox atau yang dikenal dengan cacar monyet merupakan penyakit zoonosis, yaitu
penyakit yang ditularkan oleh virus ke manusia dari hewan seperti monyet dan hewan
pengerat (rodent) melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh atau lesi kulit
hewan yg terinfeksi, dan mengonsumsi daging hewan liar yang terkontaminasi (bush
meat). Penularan antar manusia sangat mungkin, namun jarang. Virus monkeypox dapat
ditularkan ke manusia ketika ada kontak langsung dengan hewan terinfeksi (gigitan atau
cakaran), pasien terkonfirmasi monkeypox, atau bahan yang terkontaminasi virus
(termasuk pengolahan daging binatang liar). Masuknya virus adalah melalui kulit yang
rusak, saluran pernapasan, atau selaput lendir (mata, hidung, atau mulut).

Wabah penyakit cacar monyet terbesar di negara-negara non-endemik dimulai pada Mei
2022. Meskipun demikian, Kementerian Kesehatan di Singapura, pada Bulan Mei
mengkonfirmasi tentang satu kasus cacar monyet. Pasien kasus adalah pria Nigeria
berusia 38 tahun yang tiba di Singapura pada 28 April 2019 dan menghadiri lokakarya
dari 29-30 April. Batam merupakan salah satu kota dengan letak yang sangat strategis.
Selain berada di jalur pelayaran internasional, kota ini memiliki jarak yang sangat dekat
dan berbatasan langsung dengan Singapura.

Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Batam merupakan Unit Pelaksana Teknis


Kementerian Kesehatan yang mempunyai tugas dan fungsi dalam cegah tangkal penyakit
dan faktor risiko kesehatan yang berpotensi menimbulkan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat (KKM), serta melaksanakan respon dan tindakan kekarantinaan kesehatan
yang diperlukan. Kantor Kesehatan Pelabuhan mempunyai tugas melaksanakan
pencegahan masuk dan keluarnya penyakit karantina dan penyakit menular potensial
wabah melalui pesawat udara, pemeliharaan dan peningkatan sanitasi pesawat dan

2 | TERJEMAHAN BIDANG EPIDEMIOLOGI / MAKALAH


Pengembangan profesi: makalah terjemahan |3

lingkungan bandara serta pelayanan kesehatan terbatas di pelabuhan udara berdasarkan


peraturan perundangan dan ketentuan yang berlaku. Wabah penyakit yang muncul di
dunia, yang meningkat dengan cepat dalam kejadian atau rentang geografis,
dikategorikan ke dalam satu terma sebagai Emerging Infectious Disease, dan wabah yang
“muncul kembali” disebut sebagai Re-emerging Infectious Disease.

Terlebih lagi, Batam memiliki jarak yang sangat dekat dan tedapat beberapa pelabuhan
dan bandara yang berbatasan langsung dengan Singapura. Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas I Batam membawahi beberapa wilayah kerja yang berbatasan langsung dengan
Singapura. Terdapat 4 (empat) pintu masuk penumpang dari Singapura; Bandara Hang
Nadim, Terminal Ferry Sekupang Internasioal, Terminal Ferry Harbor Bay, dan
Nongsapura Ferry Terminal. Belum termasuk di dalamnya, terdapat banyak kapal kergo
rutin menuju dan dari Batam setiap hari.

Sebagai petugas Petugas Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi di KKP


selayaknya memiliki pengetahuan yang cukup untuk memahami tentang seluk beluk
Penyakit Cacar Monyet. Untuk itu penulis akan menerjemahkan artikel tentang
Monkeypox yang terjadi di Singapura yang dirilis oleh WHO pada Tanggal 16 Mei 2019.

Tujuan penulisan makalah ini adalah: Sebagai pengetahuan serta bahan pertimbangan
untuk pimpinan dalam pengambilan keputusan, mengingat Batam berbatasan langsung
dengan Singapura. Terdapat 4 (empat) pintu masuk penumpang dari Singapura; Bandara
Hang NadimTerminal Ferry Sekupang Internasioal, Terminal Ferry Harbor Bay, dan
Nongsapura Ferry Terminal.

BAB II HASIL TERJEMAHAN

3 | TERJEMAHAN BIDANG EPIDEMIOLOGI / MAKALAH


Pengembangan profesi: makalah terjemahan |4

Wabah Penyakit Cacar Monyet (2022):

Epidemiologi, Tantangan, dan Langkah ke depan.

Chandrakanlahariya, Arhanathakur, Nonitadudeja (2022)

Wabah penyakit cacar monyet terbesar di negara-negara non-endemik dimulai pada Mei
2022. Meskipun tidak ada kasus cacar monyet yang dilaporkan dari India, hingga
pertengahan Juni 2022, mengingat tingkat penyebaran ke negara-negara non-endemik,
ada kebutuhan mendesak untuk pemahaman yang lebih baik tentang virus monkeypox
dan epidemiologi penyakit untuk membantu dokter, spesialis kesehatan masyarakat, dan
pembuat kebijakan untuk bersiap menghadapi segala kemungkinan. Tinjauan ini
merangkum epidemiologi penyakit cacar monyet, gambaran klinis, terapi, vaksin, dan
menguraikan langkah-langkah untuk kesiapsiagaan dan respons terhadap kemungkinan
wabah. Penyakit ini diketahui menyebabkan hasil yang parah pada anak-anak, wanita
hamil, dan host immunocompromised dan kelompok ini perlu mendapat perhatian
khusus.

Monkeypox telah endemik di 11 negara di Afrika Barat dan Tengah sejak tahun 1970-
an. Pada Mei 2022, wabah penyakit cacar monyet terbesar yang pernah ada di negara
non-endemik telah dimulai dan pada 15 Juni 2022, sekitar 36 negara non-endemik
telah melaporkan penyakit ini di wilayah mereka [3,4]. Meskipun penyakit ringan dan
sembuh sendiri untuk sebagian besar orang yang terkena, penyakit ini diketahui
memiliki hasil yang relatif parah pada wanita hamil, anak-anak dan individu yang
mengalami penurunan kekebalan. Dalam ulasan ini, penulis menjelaskan
epidemiologi, gambaran klinis, dan langkah-langkah pencegahan dan penatalaksanaan
kasus cacar monyet secara klinis. Artikel ini juga menganalisis potensi epidemi dan
pandemi, serta kemungkinan langkah kesiapsiagaan dan respons untuk India dan
negara non- endemik lainnya.

METODE

4 | TERJEMAHAN BIDANG EPIDEMIOLOGI / MAKALAH


Pengembangan profesi: makalah terjemahan |5

Tinjauan literatur dilakukan untuk mengumpulkan, menyusun, mensintesis, dan


menganalisis informasi tentang epidemiologi, dan dampak virus monkeypox (MPXV)
dan penyakit. Informasi dari sumber yang kredibel dan dapat diandalkan seperti situs
web Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Pusat Pengendalian dan Pencegahan
Penyakit (CDC), dan publikasi dalam jurnal peer-review ditinjau.
Rekomendasi dan pembaruan dari badan ilmiah dan pemerintah internasional dan
nasional dicari untuk informasi yang relevan.

EPIDEMIOLOGI

Monkeypox adalah penyakit zoonosis menular yang disebabkan oleh virus monkeypox
(MPXV), yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus dari famili Poxviridae, genus
yang sama dengan virus cacar [4-7]. Ini adalah virus asam deoksi ribonukleat
(dsDNA) beruntai ganda. MPXV pertama kali terdeteksi pada tahun 1958, pada
sekelompok monyet di laboratorium di Denmark [8,9]. Kasus manusia pertama
diidentifikasi pada anak berusia 9 bulan, selama pencarian intensif untuk kasus cacar,
di Republik Demokratik Kongo (kemudian dikenal sebagai Zaire) pada tahun 1970.
Sejak saat itu, penyakit ini menjadi endemik di hampir 11 negara di wilayah Afrika
Tengah dan Barat dengan ribuan kasus dilaporkan setiap tahun. Meskipun berbagai
spesies hewan telah diidentifikasi rentan terhadap virus cacar monyet.
Tingkat fatalitas kasus cacar monyet berkisar antara 0-11%, sedikit lebih rendah
sekitar 0 hingga 3% untuk clade Afrika Barat dan 0 hingga 11% untuk clade Afrika
Tengah (cekungan Kongo), dibandingkan dengan tingkat kematian yang tinggi. dari
30% untuk virus cacar [16]. Sampai saat ini, kematian di negara- negara endemik
terutama telah dilaporkan sebagian besar pada anak-anak muda dan orang dengan
human immuno-deficiency virus dan Acquired Immunodeficiency syndrome
(HIV/AIDS) atau host immunocompromised lainnya.

Kasus di negara non-endemik dan wabah yang sedang berlangsung

5 | TERJEMAHAN BIDANG EPIDEMIOLOGI / MAKALAH


Pengembangan profesi: makalah terjemahan |6

Pada tahun 2003, terjadi wabah MPXV pertama kali di luar negara endemik, di AS
dengan sekitar 70 kasus yang dikonfirmasi atau diduga [18-20]. Wabah ini terkait
dengan impor tikus raksasa Gambia, tupai dari Ghana, yang telah menularkan virus
tersebut ke anjing padang rumput yang kemudian dijual dan diangkut ke AS sebagai
hewan peliharaan [18]. Tidak ada kasus penularan dari orang ke orang yang
dikonfirmasi [19]. Infeksi cacar monyet yang diimpor pada manusia setelah perjalanan
telah dilaporkan di Inggris, Israel, dan Singapura pada 2018-19 dan kemudian di AS
lagi pada 2021.

Dalam wabah yang sedang berlangsung, clade Afrika Barat bertanggung jawab atas
peningkatan kasus yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sesuai pembaruan WHO
terbaru, hingga 15 Juni 2022, sekitar 2.039 kasus penyakit cacar monyet yang
dikonfirmasi laboratorium telah diberitahukan dari 36 negara non- endemik di seluruh
dunia. Sebagian besar kasus (84%) telah dilaporkan dari WHO wilayah Eropa. Namun,
kasus telah dilaporkan dari Wilayah WHO di Amerika; Mediterania Timur dan
Wilayah Pasifik Barat. Di antara negara-negara endemik, wabah penyakit cacar
monyet sedang berlangsung di Nigeria sejak 2017.
Penularan dan patogenesis

Masa inkubasi, periode dari paparan hingga berkembangnya gejala pertama, MPXV
biasanya dari 6 hingga 13 hari (berkisar antara 5 hingga 21 hari) [4]. Seseorang tidak
menular selama masa inkubasi. MPXV, terutama menginfeksi hewan.
Penularan dari manusia ke manusia terjadi terutama melalui kontak langsung kulit ke
kulit dengan lesi (kulit dan mukokutan) dan cairan tubuh (seperti nanah, cairan, atau
darah dari lesi kulit). Penularan juga dapat terjadi melalui plasenta dari ibu ke janin
(yang dapat menyebabkan cacar monyet bawaan) atau selama kontak dekat selama dan
setelah kelahiran. Selama wabah multi-negara yang sedang berlangsung, sebagian
besar kasus telah dilaporkan di antara laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-
laki (LSL). Meskipun, ada bukti variabel transmisi seksualnya [3,4]. Virus
berkembang biak di tempat inokulasi sebelum memasuki aliran darah [22]. Lesi

6 | TERJEMAHAN BIDANG EPIDEMIOLOGI / MAKALAH


Pengembangan profesi: makalah terjemahan |7

biasanya dimulai di orofaring kemudian muncul di kulit. Antibodi serum sering


terdeteksi pada saat lesi muncul.

FITUR KLINIS

Presentasi klinis dapat dibagi menjadi dua fase. Pertama, masa invasi atau fase demam
yang berlangsung antara 0-5 hari dan ditandai dengan demam, sakit kepala hebat,
limfadenopati, nyeri punggung, dan mialgia atau nyeri otot. Limfadenopati merupakan
ciri khas cacar monyet dibandingkan dengan penyakit lain yang mungkin awalnya
tampak serupa (cacar air, campak, cacar). Kedua, fase erupsi kulit, yang biasanya
dimulai dalam 1-3 hari setelah munculnya demam. Ruam cenderung lebih
terkonsentrasi di wajah dan ekstremitas daripada di badan. Ini mempengaruhi wajah
(95%), telapak tangan dan telapak kaki. Area lain yang mungkin terpengaruh adalah
selaput lendir mulut, alat kelamin dan konjungtiva serta kornea. Ruam berkembang
secara berurutan dari makula ke papula ke vesikel, pustula, dan kemudian membentuk
kerak yang mengering dan rontok.

Jumlah lesi dapat bervariasi dari beberapa hingga beberapa ribu. Komplikasi yang
biasa diamati adalah konjungtivitis dan jaringan parut kornea, muntah dan diare,
ensefalitis, sepsis, dan bronkopneumonia. Pemulihan penuh mungkin memakan waktu
berhari-hari hingga berminggu-minggu setelah ruam mereda (Kotak I).

7 | TERJEMAHAN BIDANG EPIDEMIOLOGI / MAKALAH


Pengembangan profesi: makalah terjemahan |8

Hasil infeksi dan risiko pada anak-anak

Cacar monyet biasanya merupakan penyakit yang sembuh sendiri dan tetap ringan
tetapi kasus yang parah terjadi pada anak-anak, hamil wanita, komorbid dan host
immunocompromised [4,13,10,25,26]. Penularan cacar monyet melalui plasenta telah
mengakibatkan keguguran dan kematian janin. Namun hubungan antara keparahan
penyakit ibu dan hasil ini tidak jelas [27,28]. Selama bertahun-tahun, telah terjadi
pergeseran usia rata-rata penyakit cacar monyet di Afrika, yaitu anak-anak berusia 4
dan 5 tahun pada tahun 1970-an dan 1980-an menjadi 10 dan 21 tahun pada tahun
2000-an dan 2010-an. Dalam wabah di AS di masa lalu, di antara kasus yang
dikonfirmasi 10 dari 34 (29%) berusia di bawah 18 tahun. Namun, selama tahun
pertama wabah yang sedang berlangsung di Nigeria, pada 2017-2018, sekitar 8% dari
91 kasus terjadi pada anak- anak.

Sebuah studi longitudinal baru-baru ini dari Republik Demokratik Kongo


menunjukkan bahwa di antara 216 pasien cacar monyet yang dirawat dari tahun 2007

8 | TERJEMAHAN BIDANG EPIDEMIOLOGI / MAKALAH


Pengembangan profesi: makalah terjemahan |9

hingga 2021, setengahnya berada dalam kelompok usia 0-12 tahun. Data yang tersedia
menunjukkan bahwa risiko anak-anak yang terkena penyakit mungkin telah turun.
tahun-tahun; namun, mereka terus menjadi kelompok yang lebih rentan mengingat
kemungkinan hasil yang merugikan pada populasi ini. Prognosisnya terkait dengan
tingkat paparan virus, infeksi clade Congo Basin virus, status kesehatan pasien dan
sifat komplikasi [32,33]. Komplikasi dan gejala sisa jangka panjang dari penyakit ini
tercantum dalam Kotak II.

Kotak II Komplikasi dan Sekuel dari Monkeypox

Komplikasi
• Infeksi bakteri kulit dan jaringan lunak seperti selulitis,
abses, infeksi jaringan lunak nekrosis
• Akum ulasi cairan subkutan pada fase pengerasan kulit yang
m enyebabkan deplesi intravaskular dan syok
• Pengelupasan kulit
• Pneumonia berat dan gangguan pernapasan
• Infeksi kornea dan kehilangan penglihatan
• Kehilangan nafsu makan, muntah dan diare yang dapat
menyebabkan dehidrasi berat, kelainan elektrolit, dan syok
• Limfadenopati serviks yang dapat menyebabkan abses
retrofaringeal atau gangguan pernapasan, sepsis, syok septik,
dan ensefalitis
TERAPI • Kematian

sekuel
Pengobatan penyakit cacar monyet sebagian besar bersifat simtomatik dengan
• Komplikasi
penanganan komplikasi selama kehamilangejala
dan pencegahan (keguguran,
sisaperdarahan, lahir
jangka panjang. Cairan dan nutrisi
mati)
yang adekuat diperlukan untuk meningkatkan pemulihan secara keseluruhan.
• Penyakit bawaan pada bayi baru lahir yang lahir dari ibu yang terkena.

9 | TERJEMAHAN BIDANG EPIDEMIOLOGI / MAKALAH


P e n g e m b a n g a n p r o f e s i : m a k a l a h t e r j e m a h a n | 10

Diadaptasi dari Referensi disetujui untuk MPX Vina beberapa negara pada awal 2022;
Namun, itu belum tersedia secara luas [4,20]. Dua obat antivirus lain Cidofovir dan
Brinci-dofovir, juga dikembangkan untuk mengobati cacar dan bekerja dengan
menghambat polimerase DNA virus, telah menunjukkan kemanjuran dalam penelitian
pada hewan [3,22,24]. Namun, data tidak cukup mengenai keefektifannya untuk
pengobatan penyakit cacar monyet pada manusia.

Penelitian juga sedang berlangsung pada kombinasi antibodi monoklonal. Vaccinia


Immunoglobulin (VIG) menunjukkan beberapa kemanjuran melawan Orthopoxvirus
lain dan dilisensikan oleh US Food and Drug Administration [35]. VIG berperan
dalam profilaksis pasca pajanan dan mengurangi keparahan penyakit, tetapi penelitian
lebih lanjut diperlukan.

Vaksinasi

Dalam studi observasional, vaksinasi terhadap cacar telah menunjukkan perlindungan


silang hingga 85% dan mengurangi keparahan penyakit cacar monyet [19]. Namun,
dalam wabah saat ini, kekebalan dari vaksinasi cacar masa lalu mungkin tidak berguna
karena pertama, terbatas pada mereka yang diberikan vaksin pada atau sebelum tahun
1980-an dan kedua, ada kemungkinan semakin berkurangnya efek perlindungan di
populasi itu, selama empat dekade terakhir [4,20]. Vaksin cacar belum tersedia untuk
umum sejak pemberantasannya pada tahun 1980. Dipercaya juga bahwa vaksinasi,
hingga 14 hari setelah terpapar dan empat hari sebelum munculnya gejala, juga dapat
mencegah penyakit atau mengurangi keparahannya, karena penyakit cacar monyet
telah lama. masa inkubasi.

Vaksin cacar generasi ketiga, MVA-BN (Modified vaccinia strain Ankara-Bavarian


Nordic) telah disetujui melawan cacar monyet pada tahun 2019. Vaksin ini didasarkan
pada strain virus vaccinia dan dianggap protektif terhadap MPXV.

Setelah satu atau lebih kasus MPXV dilaporkan, upaya khusus harus dilakukan untuk
meningkatkan kesadaran tentang gejala klinis dan pencegahan penyebaran. Namun,
10 | TERJEMAHAN BIDANG EPIDEMIOLOGI / MAKALAH
P e n g e m b a n g a n p r o f e s i : m a k a l a h t e r j e m a h a n | 11

hal tersebut tidak boleh dilakukan secara berlebihan yang dapat mengakibatkan
kepanikan.Mulai 11 Juni 2022, vaksin cacar MVA-BN tersedia di banyak negara
Eropa, AS, dan Nigeria, sebagian besar untuk penggunaan 'di luar label'. Pedoman
sementara dari WHO telah merekomendasikan agar otoritas lokal dapat
mempertimbangkan penggunaan cacar yang disetujui dan/ atau vaksin monkeypox
dalam menanggapi wabah yang sedang berlangsung [36]. Hanya vaksin cacar generasi
kedua dan ketiga yang dapat digunakan untuk vaksinasi cincin dalam wabah cacar
monyet, dipandu dan ditentukan di tingkat lokal [24,36] Ringkasan fitur utama dari
vaksin cacar/cacar monyet yang disetujui disediakan diWebTableI.

Vaksin ini dapat digunakan untuk profilaksis pra pajanan dan pasca pajanan untuk
kelompok tertentu; Namun, vaksinasi populasi umum tidak dianjurkan. Pedoman
menyarankan bahwa data keamanan dan reaktogenisitas pada vaksin yang tersedia
harus dipertimbangkan oleh para ahli teknis untuk menilai 'kebutuhan-risiko-manfaat'
sebelum sampai pada keputusan dan pemilihan vaksin.

Untuk wanita hamil dan menyusui, lebih disukai non-replikasi (MVN-BN) dan
minimal replikasi (LC16). Untuk anak-anak, MVA-BN dan LC-16 lebih disukai.
Hanya vaksin yang disetujui untuk bayi dan anak-anak adalah LC 16; namun, MVA-
BN, yang disetujui untuk orang dewasa, juga dapat diberikan sebagai penggunaan off-
label pada anak-anak pada pengaturan yang berbeda.

Pada akhir Mei 2022, Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga (MoHFW),
Pemerintah India merilis panduan tentang deteksi dan pengelolaan penyakit Cacar
Monyet [37]. Ada penekanan pada pengawasan intensif dan identifikasi kasus dini,
menggunakan definisi kasus standar [37]. Laboratorium di National Institute of
Virology (NIV) di Pune telah ditunjuk sebagai laboratorium nodal untuk pengujian
virus monkeypox di India.

11 | TERJEMAHAN BIDANG EPIDEMIOLOGI / MAKALAH


P e n g e m b a n g a n p r o f e s i : m a k a l a h t e r j e m a h a n | 12

Pedoman tanggapan sementara oleh WHO untuk pengendalian wabah cacar monyet,
telah memberikan rekomendasi untuk mencegah penyebaran dan mengelola penyakit
cacar monyet [24]. Fitur utama dirangkum dalam Kotak III.

DISKUSI

Dalam wabah penyakit Monkeypox yang sedang berlangsung, selain kasus indeks di
Inggris, tidak ada hubungan perjalanan substansial dari kasus tersebut ke daerah
endemik di Afrika, yang menunjukkan bahwa penularan komunitas mungkin telah
dimulai di beberapa negara. Mayoritas populasi di negara-negara non-endemik,
termasuk yang terkena wabah yang sedang berlangsung, serta orang-orang di India,
tidak memiliki kekebalan alami atau didapat terhadap MPXV. Padahal vaksin cacar
diketahui telah memberikan perlindungan terhadap penyakit cacar monyet; setelah
pemberantasan virus cacar dari India pada tahun 1978, imunisasi cacar dihentikan
12 | TERJEMAHAN BIDANG EPIDEMIOLOGI / MAKALAH
P e n g e m b a n g a n p r o f e s i : m a k a l a h t e r j e m a h a n | 13

yang membuat orang yang berusia kurang dari 42 tahun relatif lebih rentan. Namun,
orang yang berusia lebih dari 42 tahun mungkin tidak memiliki banyak perlindungan
karena kekebalan yang menurun.

Pada wabah cacar monyet, sebagian besar kasus telah terdeteksi pada laki-laki yang
berhubungan seks dengan laki-laki (LSL)[3]. Namun, hal ini mungkin terkait dengan
pencarian perawatan dini oleh LSL, dan rute penularan seksual lebih lanjut
membutuhkan penilaian yang lebih hati-hati [4]. Para ahli berpendapat bahwa kontak
seksual hanyalah sebuah konteks yang telah memberikan kontak fisik yang dekat dan
dengan demikian peluang untuk menyebar.

Karena pandemi COVID-19, kapasitas di banyak negara untuk melakukan pengurutan


genom telah diperkuat. Dalam kasus MPXV, pengurutan genom akan berguna untuk
mengidentifikasi clade dan rantai infeksi. Namun, mengingat bahwa MPXVis adalah
virus DNA yang memiliki tingkat mutasi yang lambat, pengurutan genom yang
berulang memiliki nilai yang terbatas. Kemudian, genom MPXV memiliki sekitar
200.000 basis nukleotida, enam kali lebih besar dari virus corona-virus sindrom
pernafasan akut yang parah (SARSCoV-2) dan dengan demikian pengurutan genom
sedikit lebih sulit, lebih memakan waktu dan mahal, dengan manfaat terbatas.

Pertanyaan kuncinya adalah apakah MPXV mampu menyebabkan pandemi? Ada


beberapa hal yang membuat penyakit MPXV tidak mungkin menjadi pandemi.
Pertama, ini bukan virus baru dan sudah ada secara global selama lima dekade. Ada
pemahaman yang masuk akal tentang struktur virus, penularan dan patogenisitas.
Kedua, sebagian besar virus menyebabkan penyakit ringan, terbukti dari nol kematian
yang terjadi sejak awal wabah yang sedang berlangsung. Ketiga, itu kurang menular
dan membutuhkan kontak pribadi yang dekat berbeda dengan SARS- CoV-2 yang
memiliki penyebaran pernapasan dan proporsi kasus tanpa gejala yang tinggi. Pada
penyakit cacar monyet, seseorang hanya menular ketika gejala mulai muncul, oleh
karena itu, kemungkinan penularan tidak terdeteksi dapat diabaikan. Keempat,
beberapa vaksin cacar sudah tersedia dan penggunaannya di luar label dapat

13 | TERJEMAHAN BIDANG EPIDEMIOLOGI / MAKALAH


P e n g e m b a n g a n p r o f e s i : m a k a l a h t e r j e m a h a n | 14

direkomendasikan, dan produksi dapat ditingkatkan di seluruh dunia, jika diperlukan.


Kelima, virus ini relatif stabil dengan tingkat mutasi yang sangat lambat. Dengan latar
belakang inilah, sebagian besar ahli penyakit menular percaya bahwa wabah cacar
monyet tidak akan berubah menjadi pandemi. Ada banyak alasan, seperti saat ini,
untuk percaya bahwa wabah cacar monyet dapat secara efektif diatasi dan virus
dibasmi dengan isolasi kasus terkonfirmasi, karantina kontak dan penggunaan vaksin
cacar resmi sebagai off-label untuk vaksinasi cincin. Vaksinasi populasi umum saat ini
tidak direkomendasikan.

Wabah cacar monyet yang sedang berlangsung juga menimbulkan pertanyaan tentang
respons dan kolaborasi kesehatan masyarakat global yang lebih luas. Meskipun
keberadaan penyakit cacar monyet di 11 negara di Afrika selama lebih dari lima
dekade, penyakit ini mendapat perhatian global sekarang hanya ketika negara
berpenghasilan tinggi dan menengah telah terpengaruh. Ini mencerminkan bias yang
melekat dalam kesehatan masyarakat global, di mana penyakit negara berpenghasilan
rendah dan menengah tidak mendapatkan prioritas yang sepadan untuk penelitian dan
intervensi kebijakan.

Ada kebutuhan untuk diskusi teknis di antara para ahli, di semua tingkatan, mengenai
kemungkinan penggunaan vaksin cacar untuk situasi wabah cacar monyet. Kelompok
penasehat teknis nasional untuk imunisasi (NTAGI) di India dan kelompok kerja
imunisasi dan komite ahli dari asosiasi profesional harus mendiskusikan kemungkinan
kelompok sasaran serta menghasilkan panduan teknis tentang kemungkinan kelompok
sasaran dan untuk merencanakan, mengadakan, menimbun dan jika diperlukan
penyebaran vaksin semacam itu.

Di India, banyak penyakit virus dan zoonosis telah muncul dan muncul kembali dalam
dua dekade terakhir [39,40]. Dengan perubahan iklim di seluruh dunia, ada perkiraan
peningkatan risiko penularan virus lintas spesies dan zoonosis. penyakit [41].
Intervensi untuk mengatasi penyakit tersebut sebagian besar serupa. Sistem perawatan
kesehatan primer yang lebih kuat, sistem surveilans penyakit yang berfungsi dengan

14 | TERJEMAHAN BIDANG EPIDEMIOLOGI / MAKALAH


P e n g e m b a n g a n p r o f e s i : m a k a l a h t e r j e m a h a n | 15

baik, tenaga kesehatan masyarakat yang terlatih dan fokus pada pendekatan 'Satu-
kesehatan' di mana intervensi dikoordinasikan untuk melindungi kesehatan manusia,
hewan, dan ekosistem [42] sangat penting untuk kemungkinan semacam itu. Dalam
satu tahun terakhir, pemerintah India telah meluncurkan misi Infrastruktur Kesehatan
Pradhan Mantri- Ayushman Bharat (PM-ABHIM) untuk memperkuat laboratorium
dan tenaga kerja kesehatan masyarakat blok tersebut. Kemudian, pada April 2022,
sebuah dokumen pedoman kader manajemen dan kesehatan masyarakat (PHMC)
dirilis. Implementasi PM-ABHIM dan PHMC yang dipercepat dan tepat waktu oleh
negara bagian India akan mempersiapkan negara bagian India untuk kesiapsiagaan dan
respons epidemi dan pandemi termasuk untuk menanggapi penyakit zoonosis.
KESIMPULAN

Munculnya penyakit cacar monyet di daerah non-endemik merupakan pengingat


bahwa penyakit menular dan patogen tidak dibatasi oleh batas geografis. Tidak ada
kasus virus dan penyakit cacar monyet yang dilaporkan dari India dalam wabah yang
sedang berlangsung; Namun, ada kebutuhan untuk kesiapan yang lebih baik.
Pengawasan yang ketat di pelabuhan masuk dan identifikasi dini, isolasi, dan
manajemen kasus adalah kunci respons. Surveilans penyakit, pelacakan kontak dan
vaksinasi cincin dengan vaksin cacar yang tersedia, diizinkan untuk penggunaan off-
label untuk cacar monyet, untuk orang yang terkena dampak yang diprioritaskan
populasi adalah strategi kunci. Wabah di negara-negara nonendemik harus digunakan
sebagai peluang oleh India dan negara-negara lain untuk memperkuat pengawasan
kesehatan masyarakat dan kapasitas sistem kesehatan untuk kesiapsiagaan dan respons
wabah dan epidemi.

Catatan: Materi tambahan yang terkait dengan penelitian ini tersedia dengan versi
online diwww.indianpediatrics.net

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

15 | TERJEMAHAN BIDANG EPIDEMIOLOGI / MAKALAH


P e n g e m b a n g a n p r o f e s i : m a k a l a h t e r j e m a h a n | 16

Berdasarkan makalah yang diterjemahkan dari artikel terlampir, dapat diambil


kesimpulan sebagai berikut;

1. Monkeypox telah endemik di 11 negara di Afrika Barat dan Tengah sejak tahun
1970- an. Pada Mei 2022, wabah penyakit cacar monyet terbesar yang pernah ada
di negara non-endemik telah dimulai dan pada 15 Juni 2022, sekitar 36 negara
non-endemik telah melaporkan penyakit ini di wilayah mereka.
2. Kasus manusia pertama diidentifikasi pada anak berusia 9 bulan, selama
pencarian intensif untuk kasus cacar, di Republik Demokratik Kongo (kemudian
dikenal sebagai Zaire) pada tahun 1970. Sejak saat itu, penyakit ini menjadi
endemik di hampir 11 negara di wilayah Afrika Tengah dan Barat dengan ribuan
kasus dilaporkan setiap tahun.
3. Pengawasan yang ketat di pelabuhan masuk dan identifikasi dini, isolasi, dan
manajemen kasus adalah kunci respons. Surveilans penyakit, pelacakan kontak
dan vaksinasi cincin dengan vaksin cacar yang tersedia, diizinkan untuk
penggunaan off-label untuk cacar monyet, untuk orang yang terkena dampak yang
diprioritaskan populasi adalah strategi kunci.
4. Disarankan kepada penduduk dan pelaku perjalan ke daerah / negara endemik
harus:
a. Menghindari kontak dengan hewan yang sakit, mati atau hidup yang dapat
mengandung MPXV (hewan pengerat, marsupial, dan primata)
b. Menahan diri dari makan atau menangani daging semak.
c. Menjaga kebersihan tangan menggunakan sabun dan air, atau pembersih
berbasis alkohol harus ditekankan.
d. Harus melaporkan penyakit apa pun selama perjalanan atau saat kembali
ke profesional kesehatan, termasuk informasi tentang semua riwayat
perjalanan dan imunisasi terkini.
5. Kapada petugas karantina yang bertugas di wilayah kerja yang berbatasan
langsung dengan singapura; Bandara Hang NadimTerminal Ferry Sekupang
Internasioal, Terminal Ferry Harbor Bay, dan Nongsapura Ferry Terminal
disarankan untuk;
16 | TERJEMAHAN BIDANG EPIDEMIOLOGI / MAKALAH
P e n g e m b a n g a n p r o f e s i : m a k a l a h t e r j e m a h a n | 17

a. Memantau dengan lebih teliti kedatangan penumpang yang datang dari


Singapura, serta kru dari kapal kargo yang datang dari Singapura.
b. Segera melaporkan kepada perwira jaga apabila menemukan kasus yang
dicurigai
c. Melaksanakan tugas sesuai dangan protap dan protokol kesehatan secara
benar.
d. Demikian Makalah ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya,
terima kasih.

BAB IV SUMBER DAN REFERENSI

1. Mahdi et al, (2022) BMC Infectious Diseases, Syndromic Surveillance of


Respiratory-Tract Infections and Hand Hygiene Practice Among Pilgrims
Attended Hajj In 2021: A Cohort Study, https://doi.org/10.1186/s12879-022-
07559-0 PUBLISHED: 15 September 2022
2. Shitrit Pnina, Zuckerman Neta S, Mor Orna, Gottesman Bat-Sheva, Chowers
Michal. Wabah nosokomial yang disebabkan oleh varian Delta SARS-CoV-2

17 | TERJEMAHAN BIDANG EPIDEMIOLOGI / MAKALAH


P e n g e m b a n g a n p r o f e s i : m a k a l a h t e r j e m a h a n | 18

pada populasi yang sangat divaksinasi, Israel, Juli 2021. Euro Surveill.
2021;26(39): https://doi.org/10.2807/1560-7917.ES.2021.26.39.2100822
3. Firdaus T, Nisak, Oktavia MP, Shodiq MA, 2022,: Epidemiology in Madura:
Public behaviours compliance to government policy. Journal of Public Health
for Tropical and Coastal Region (JPHTCR), ISSN: 2579-438
4. Sanyaolu A, et al, 2020, Transmission and Control Efforts of COVID-19 Journal
of Infectious Diseases and Epidemiology ISSN: 2474-3658, Pub Date: May 22,
2020
https://clinmedjournals.org/articles/jide/journal-of-infectious-diseases-and-
epidemiology-jide-6-126.pdf?jid=jide
5. Susilo A, 2020, Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini,
http://jurnalpenyakitdalam.ui.ac.id › download

Mengetahui, Batam, 12 Desember 2022


Koordinator Substansi PKSE Penulis,

dr. Romer Simanungkalit, MH Bernadete Lukita M, MNS


NIP. 197502152003121001 NIP. 197502121998032001

18 | TERJEMAHAN BIDANG EPIDEMIOLOGI / MAKALAH

Anda mungkin juga menyukai