1 Februari 2015
ANALISIS YURIDIS TERHADAP PERTANGGUNGJAWABAN
PIDANA KORPORASI DAN PERSOALAN HUKUMNYA
Oleh : Tansah Rahmatullah
ABSTRACT
ABSTRAK
PPs UNINUS Prodi Ilmu Hukum
Tansah R. Analisis Yuridis … 136
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kejahatan sebagai suatu gejala sosial yang sudah terlampau tua usianya
berkembang sesuai dengan perkembangan zaman dan pertumbuhan penduduk, serta
ilmu pengetahuan dan teknologi.Kejahatan erat hubungannya dan menjadi bagian dari
hasil budaya itu sendiri, ini berarti semakin tinggi tingkat budaya dan semakin modern
suatu bangsa, maka semakin modern pula kejahatan itu dalam bentuk, sifat dan cara
pelaksanaannya.1
Kejahatan korporasi(corporate crime) merupakan salah satu wacana yang timbul
dengan semakin majunya kegiatan perekenomian dan teknologi.Corporate
crimebukanlah barang baru, melainkan barang lama yang senantiasa berganti kemasan.
Di sisi lain, ketentuan Hukum Pidana yang berlaku di Indonesia belum dapat
menjangkaunya dan senantiasa ketinggalan untuk merumuskannya.
Pemikiran tentang kejahatan korporasi, banyak menimbulkan pro dan kontra
dikalangan ahli hukum, khususnya hukum pidana. Di dalam hukum pidana ada
doktrinyang berkembang yaitudoktrin universitas delinguere non potestyaitu
korporasitidak mungkin melakukan tindak pidana, ini dipengaruhi oleh pemikiran
yang menyatakan bahwa keberadaan korporasi dalam hukum pidana hanyalah fiksi
hukum (abstraksi), sehingga tidak mempunyai nilai moral yang diisyaratkan untuk
dapat dipersalahkan secara pidana (unsur kesalahan). Padahal dalam suatu delik
(tindak pidana) mensyaratkan adanya kesalahan (mens rea) selain adanya perbuatan
(actus reus).
Tindak pidana (crime)dapat diidentifikasi dengan timbulnya kerugian (harm),
yang kemudian mengakibatkan lahirnya pertanggungjawaban pidana ataucriminal
liability.Bagaimanakah pertanggungjawaban korporasi ataucorporate
liabilitymengingat di dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) Indonesia
yang dianggap sebagai subyek hukum pidana hanyalah orang perseorangan dalam
konotasi biologis yang alami (naturlijkee person).Di samping itu, KUHP juga masih
menganut asassociates delinquere non potestdimana badan hukum atau korporasi
dianggap tidak dapat melakukan tindak pidana.Jika seandainya kegiatan atau aktivitas
1
J. E. Sahetapy, Kausa Kejahatan Dan Beberapa Analisa Kriminologi, Alumni, Bandung, 1981, hal. 91
2. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam tulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah korporasi dapat dikatakan sebagai subjek hukum pidana?
2. Kapan dan dalam hal bagaimanakah korporasi melakukan tindak pidana dan
bagaimana pula bentuk pertanggunjawaban pidananya?
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif dengan
menggunakan pendekatan yuridis normatif.Pendekatan yuridis normatif dilakukan
dengan mengkaji dan menganalisis data sekunder berupa bahan-bahan hukum primer,
bahan hukum sekunder dan tersier.2
Spesifikasi penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitis untuk
menggambarkan dan menganalisa masalah yang ada melalui pendekatan penelitian
kepustakaan (library research) yang akan disajikan secara deskriptif.
Penelitian hukum normatif ini menggunakan jenis data sekunder karena lebih
menitikberatkan pada studi kepustakaan. Data sekunder sendiri dapat dibedakan
menjadi bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier.
3
Bahan Hukum Primer, yaitu bahan hukum yang mengikat yang terdiri dari peraturan
perundangan di Indonesia yaitu UUD 1945, KUHP, serta peraturan perundangan
lainnya yang terkait dengan permasalahan penelitian ini.Bahan Hukum Sekunder,
yaitu bahan hukum yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat
membantu dalam menganalisis serta memahami bahan hukum primer, misalnya buku-
buku yang relevan, hasil-hasil penelitian para ahli terkait, hasil pertemuan ilmiah
(seminar, simposium, diskusi).Bahan hukum tersier, yaitu bahan yang akan
2
Lili Rasjidi dan Ira Thania Rasjidi, Filsafat Ilmu, Metode Penelitian, dan Karya Tulis Ilmiah Hukum,
(Metode Penelitian Hukum), Monograf, Program Studi Magister Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Islam
Nusantara, Bandung, 2012, Hlm. 7
3
Ibid, Hlm. 25 – lihat juga Sarjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif Suatu
Tinjauan Singkat, Rajawali, Jakarta, 1985, Hal. 39
PPs UNINUS Prodi Ilmu Hukum
Tansah R. Analisis Yuridis … 138
5
Sue Titus Reid, 1995, Criminal Law, Printice Hall, New Jersey, hal. 53. (dikutip dari Ningrum N.
Sirait, Pidana Korporasi dan Persoalan Hukumnya (Diktat Perkuliahan, Universitas Sumatera Utara, 2013)
6
pasal 59 KUHP
PPs UNINUS Prodi Ilmu Hukum
Tansah R. Analisis Yuridis … 140
10
Ningrum N. Sirait, Pidana Korporasi dan Persoalan Hukumnya (Diktat Perkuliahan, Universitas
Sumatera Utara, 2013
PPs UNINUS Prodi Ilmu Hukum
Tansah R. Analisis Yuridis … 142
PPs UNINUS Prodi Ilmu Hukum
Tansah R. Analisis Yuridis … 144
“Apabila tindak pidana dilakukan oleh pengurus dan/atau kuasa pengurus atas
nama korporasi, maka penjatuhan pidana dilakukan baik terhadap pengurus
dan/atau kuasa pengurus maupun terhadap korporasi.“
UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 155:
“Ketentuan mengenai tanggung jawab Direksi dan/atau Dewan Komisaris atas
kesalahan dan kelalaiannya yang diatur dalam Undang-Undang ini tidak
mengurangi ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang tentang Hukum
Pidana”.
12
Mardjono Reksodipuro, Kemajuan Pembangunan Ekonomi Dan Kejahatan, Kumpulan Karangan
Buku Kesatu, Pusat Pelayanan Keadilan Dan Pengabdian Hukum, Jakarta, 1994, Hal. 102.
13
H. Setiyono, Kejahatan Korporasi, Analisis Victimologis Dan Pertanggungjawaban Korporasi Dalam
Hukum Pidana Indonesia, Bayumedia Publissing, Malang, 2003, hal 1-2.
14
Ningrum N. Sirait, Ibid.
15
Rolling, dalam Muladi, Dwidja Priyatno, Pertanggungjawaban Korporasi Dalam Hukum Pidana,
Sekolah Tinggi Hukum, Bandung, 1991, Hal 8.
16
Hamzah Hatrik, Asas Pertanggungjawaban Korporasi Dalam Hukum Pidana Indonesia (Strict Liability
Dan Vicarious Liability), PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996, hal 7.
17
Ibid. hal. 5.
PPs UNINUS Prodi Ilmu Hukum
Tansah R. Analisis Yuridis … 146
PPs UNINUS Prodi Ilmu Hukum
Tansah R. Analisis Yuridis … 148
25
Ningrum N. Sirait, ibid
26
Mens rea atau gulty mind adalah salah satu unsur dari pertanggungjawaban pidana, disebut juga dengan
pengetahuan atau tujuan yang salah (Bismar Nasution, Kejahatan Korporasi dan
Pertanggungjawabannya (http://bismar.wordpress.com/2009/12/23/kejahatan-korporasi/,diakses terakhir tanggal
29 Agustus 2014)
27
Muladi, Penerapan Pertanggungjawaban Korporasi Dalam Hukum Pidana, Bahan Kuliah Kejahatan
Korporasi, Universitas Diponegoro, Semarang, hal 21.
PPs UNINUS Prodi Ilmu Hukum
Tansah R. Analisis Yuridis … 150
atasan yang berada di kantor pusat menjadi directing mind dari perbuatan yang
dilakukan oleh kepala cabang korporasi.
b) Sebuah korporasi tidak dapat mengelak untuk bertanggungjawab atas tindak
pidana yang dilakukan oleh pegawainya, meskipun telah ada perintah kepada
pegawai tersebut agar hanya melakukan perbuatan yang tidak melanggar hukum,
akan tetapi pejabat dan direktur korporasi jugs memiliki kewajiban untuk
memantau perbuatan-perbuatan dari para pegawai korporasi yang melanggar
pedoman umum perusahaan yang melarang mereka melakukan tindak pidana.
c) Directing mind dari korporasi tidak terbatas pada satu orang saja, pejabat dan
direktur bisa dikenakan secara bersamaan.
d) Pejabat atau direktur korporasi yang merupakan directing mind dari suatu
korporasi tidak dapat dipertanggungjawabkan atas suatu tindak pidana, apabila
tindak pidana tersebut tidak disadarinya.
(2) Doktrin Pertanggungjawaban Pengganti (Vicarious Liability).
Pertanggungjawaban pengganti adalah pertanggungjawaban seseorang tanpa
kesalahan pribadi, bertanggungjawab atas tindakan orang lain (a vicarious liability is
one where in one person, though without personal fault, is more liable for the conduct
of another). 30
Vicarious liability, diartikan Henry Black sebagai inderect legal responsibility,
the liability of an employer for the acts of employee, of a principle for torts and
contracts of an agent.(Pertanggungjawaban hukum secara tidak langsung,
pertanggungjawaban majikan atas tindakan dari karyawan, pertanggungjawaban
prinsip atas tindakan agen dalam suatu kontrak).31
Doktrin vicarius liability diambil dari hukum perdata yang diterapkan dalam
hukum pidana. Menurut doktrin ini, seseorang yang melakukan suatu perbuatan
melalui orang lain dianggap dia sendiri yang melakukan perbuatan itu dengan syarat
bahwa perbuatan yang dilakukan oleh orang lain itu adalah perbuatan dalam rangka
tugas yang diberikan.
30
Hanafi, Reformasi Sistem Pertanggungjawaban Pidana, Jurnal Hukum Vol 6-1999, Hal 33.
31
Ningrum N. Sirait, ibid
32
Christopher M. Little& Natasha Savoline, Op.Cit, hal. 8. (Bismar Nasution, Kejahatan Korporasi
danPertanggungjawabannya (http://bismar.wordpress.com/2009/12/23/kejahatan-korporasi/,
diakses terakhir tanggal 29 Agustus 2014)
33
Romli Atmasasmita, Perbandingan Hukum Pidana, Cetakan I, Mandar Maju, Bandung, 1996, Hal 76.
34
Romli Atmasasmita, op cit, Hal 77
PPs UNINUS Prodi Ilmu Hukum
Tansah R. Analisis Yuridis … 152
35
Ningrum N. Sirait, ibid
36
Actus Reus atau guilty act adalah perbuatan melawan hukum yang mengakibatkan pelaku bertanggung
jawab secara pidana jika unsur mens rea juga turut terbukti
37
http://en.wikipedia.org/wiki/Corporate_liability (diakses pada tanggal 29 Agustus 2014)
38
Ningrum N. Sirait, ibid
39
Christopher M. Little& Natasha Savoline, Op.Cit, hal. 11 (dalam Bismar Nasution, Kejahatan
Korporasi dan Pertanggungjawabannya (http://bismar.wordpress.com/2009/12/23/kejahatan-korporasi/,
diakses terakhir tanggal 29 Agustus 2014)
40
ibid
PPs UNINUS Prodi Ilmu Hukum
Tansah R. Analisis Yuridis … 154
D. Penutup
1. Kesimpulan
Perkembangan korporasi sebagai subjek hukum pidana adalah sebagai akibat
terjadinya perubahan-perubahan dalam masyarakat dalam menjalankan aktivitas usaha.
Pada masyarakat yang masih sederhana, kegiatan usaha cukup dijalankan secara
perorangan. Namun dalam perkembangan masyarakat yang tidak lagi sederhana,
timbul kebutuhan untuk mengadakan kerjasama dengan pihak lain dalam menjalankan
kegiatan usahanya.
41
Ningrum N. Sirait, ibid
Daftar Pustaka
BUKU :
Andi Zaenal Abidin, Bunga Rampai Hukum Pidana. Pradnya Paramita, Jakarta,
1983
Barda Nawawi Arief, Sari Kuliah Perbandingan Hukum Pidana, Edisi 1. cetakan
1, RafaGrafindo Persada, Jakarta, 2002
Dwidja Priyatno, Kebijakan Legislasi Tentang Sistem Pertanggungjawaban
Pidana Korporasi Di Indonesia, CV.Utomo, Bandung, 2004
PPs UNINUS Prodi Ilmu Hukum
Tansah R. Analisis Yuridis … 156
INTERNET :
Bismar Nasution, Kejahatan Korporasi dan Pertanggungjawabannya
(http://bismar.wordpress.com/2009/12/23/kejahatan-korporasi
http://en.wikipedia.org/wiki/Corporate_liability
UNDANG-UNDANG :
KUHP
Undang-Undang No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi
Undang-Undang Darurat No. 17 Tahun 1951 tentang Penimbunan Barang-barang
UU Darurat No. 7 Tahun 1965 tentang Tindak Pidana Ekonomi
Undang-Undang No. 9 Tahun 1976 tentang Penyimpanan Narkotika
UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001
UU No. 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang No. 25 Tahun 2003
UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
PPs UNINUS Prodi Ilmu Hukum