Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Di era globalisasi seperti sekarang ini, ragam penelitian dalam dunia
pendidikan kian hari semakin dikembangkan. Banyak hal- hal baru yang perlu
diteliti dan dikaji lebih lanjut. Keanekaragaman budaya, perkembangan informasi
dan teknologi turut andil besar dalam kemajuan zaman seperti sekarang ini. Dahulu
manusia tidak mengenal telepon genggam atau internet. Seiring berjalannya waktu,
dengan adanya riset dan penelitian oleh para ahli teknologi, lahirlah telepon
genggam, internet, laptop, tablet, dan perangkat canggih lainnya. Semua hal ini tak
lepas dari yang namanya penelitian.
Seperti yang diketahui ragam penelitian ada banyak sekali dan dapat
ditinjau dari beberapa aspek, namun dalam kajian ini dideskripsikan tentang konsep
dasar penelitian kualitatif. Ketika penelitian kualitatif sedang diperkenalkan kira-
kira tahun 1990, pandangan mata peneliti khususnya peneliti muda memincing ke
arah itu. Penelitian kualitatif relatif lebih baru atau muda dibandingkan dengan
penelitian kuantitatif. Tentunya kedua penelitian ini juga memiliki kelemahan,
keuntungan ataupun kerugian.1
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah, sistematis terhadap bagian-
bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan dari penelitian ini
adalah mengembangkan dan mengunakan model-model matematis, teori-teori dan
atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah
bagian sentral dalam penelitian ini karena hal ini emberikan hubungan yang
fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari hubungan-
hubungan kuantitatif. Sedangkan penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset
yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna
(perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian ini. Landasan teori

1
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan, Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta, 2006, hal. 188.

1
dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di
lapangan. Selain itu landasan teori juga dimanfaatkan sebagai gambaran umum
tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan penelitian.
Peneliti membangun sebuah gambaran yang kompleks dan menyeluruh
(holistik). Peneliti juga menganalisis kata-kata dan melaporkan pandangan atau
opini para informan. Keseluruhan studi berlangsung dalam latar situasi yang
alamiah / wajar (natural setting). Hal ini dimungkinkan karen penelitian kualitatif
adalah sebuah proses inkuiri yang menyelidiki masalah-masalah sosial dan
kemanusiaan dengan tradisi metodologi yang berbeda.2
Lebih jauh Creswell menyatakan: Characteristics of a qualitative research
problem are: (a) the concept is immature due to a conspicuous lack of theory and
previous research; (b) a notion that the available theory may be inaccurate,
inappropriate, incorrect, or biased; (c) a need exists to explore and describe the
phenomena and to develop theory; or (d) the nature of phenomenon may not be
suited to quantitative measure.
Pernyataan tersebut menginformasikan empat karakteristik masalah dalam
penelitian kualitatif, yaitu: 1) Konsep belum menunjukkan kemantapan sehubungan
dengan teori dan penelitian sebelumnya, 2) Patut diduga bahwa teori yang
dikemukakan mungkin tidak akurat, tidak sesuai, salah, atau mengalami bias, 3)
Adanya tuntutan untuk menyelidiki dan menguraikan gejala dalam rangka
mengembangkan teori yang sudah ada. (4) Sifat alami peristiwa tidak cocok jika
diukur secara kuantitatif.
Hal-hal di atas menunjukkan betapa tidak sederhananya pola kerja
penelitian kualitatif. Kerumitan akan semakin dirasakan peneliti ketika sampai pada
tahap menganalisis data. Diperlukan pemahaman yang menyeluruh dan mendetil
langkah-langkah penelitian. Di samping itu, peneliti harus memiliki penguasaan
prosedur, teknik, dan langkah-langkah penelitian. Termasuk dalam hal ini adalah
analisis data.

2
Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kualitatif. Aktualisasi Metodologis Kearah
Ragam Varian Kontemporer). Jakarta: Rajawali Press, 2001, hal. 76-77.

2
Tulisan ini secara khusus membahas konsep dasar penelitian kualitatif, yang
mengkaji mulai dari pengertian, prosedur dan tahapan, corak, dimensi-dimensi,
tujuan, tahapan, dan data penelitian kualitatif. Kajian ini cukup penting
dikemukakan sebagai landasan awal bagi para peneliti yang akan melakukan
penelitian atau menyusun karya tulis ilmiah khususnya disertasi dalam bentuk
penelitian kualitatif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penelitian kualitatif?
2. Bagaimana prosedur dan tahapan penelitian kualitatif?
3. Bagaimana tahapan penelitian kualitatif?

C. Tujuan Penulisan
1. Apa yang dimaksud dengan penelitian kualitatif?
2. Bagaimana prosedur dan tahapan penelitian kualitatif?
3. Bagaimana tahapan penelitian kualitatif?

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian Kualitatif


Moleong setelah melakukan analisis terhadap beberapa definisi penelitian
kualitatif kemudian membuat definisi sendiri sebagai sintesis dari pokok-pokok
pengertian penelitian kualitatif. Menurut Moleong, penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi , tindakan, dan lain-
lain. secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa,
pada suatu konteks khusus yang alamiah dahn dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah.
Sementara itu, Mulyana mendeskripsikan penelitian kualitatif sebagai
penelitian dengan menggunakan metode ilmiah untuk mengungkapkan suatu
fenomena dengan cara mendeskripsikan data dan fakta melalui kata-kata secara
menyeluruh terhadap subjek penelitian.
Nana Syaodi menyebutkan bahwa penelitian kualitatif (qualitative research)
adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
fenomena, peristiwa, aktivitas social, sikap, kepercayaan, persepsi pemikiran orang
secara individual maupun kelompok.3
Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan
penjelasan yang mengarah pada penyimpulan. Penelitian kualitatif bersifat induktif
yaitu peneliti membiarkan permasalahan-permasalahan muncul dari data atau
dibiarkan terbuka untuk interpretasi. Data dihimpun dengan pengamatan yang
seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetail disertai catatan-
catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis dokumen dan catatan-
catatan. Penelitian kualitatif berangkat dari filsafat konstruktivisme, yang

3
Sudjana, Nana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru,
2001, hal. 104.

4
memandang kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif, dan menuntut interpretasi
berdasarkan pengalaman sosial.
Sukardi menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian
berdasarkan mutu atau kualitas dari tujuan sebuah penelitian itu. Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang di desain secara umum yaitu penelitian yang
dilakukan untuk objek kajian yang tidak terbatas dan tidak menggunakan metode
ilmiah menjadi patokan.
Penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan dunia sosial, dan
perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan
tentang manusia yang diteliti. Misalkan dapat berupa penelitian tentang kehidupan,
riwayat dan perilaku seseorang. Rancangan penelitian kualitatif dalam pendidikan
penelitiannya bersifat sementara, karena ketika penelitian berlangsung, peneliti
secara terus menerus menyesuaikan rancangan tersebut dengan proses penelitian
dan kenyataan yang terjadi di lapangan khususnya di dalam dunia pendidikan.
Pendekatan kualitatif merupakan salah satu pendekatan yang secara primer
menggunakan paradigma pengetahuan berdasarkan pandangan konstruktivist
(seperti makna jamak dari pengalaman individual, makna yang secara sosial dan
historis dibangun dengan maksud mengembangkan suatu teori atau pola) atau
pandangan advokasi/partisipatori (seperti orientasi politik, isu, kolaboratif, atau
orientasi perubahan) atau keduanya. 4
Penelitian kualitatif menggunakan pendekatan atau metode kualitatif.
Menurut Sugiyono bahwa metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah ekperimen) di mana peneliti
adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan
secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan data dengan triangulasi
(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

4
Creswell, John W. Research Design Qualitative & Quantitative Approaches. California:
Sage Publications, Inc., 1994, hal. 203.

5
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian
kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena
tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi,
motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks yang alamiah dan dengan
menggunakan metode kualitatif, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.5

B. Tahapan Penelitian Kualitatif


Bahwa prosedur penelitian kualitatif memiliki perbedaan dengan penelitian
kuantitatif. Penelitian kualitatif biasanya didesain secara longgar, tidak ketat,
sehingga dalam pelaksanaan penelitian berpeluang mengalami perubahan dari apa
yang telah direncanakan. Hal itu dapat terjadi bila perencanaan ternyata tidak sesuai
dengan apa yang dijumpai di lapangan. Meski demikian, kerja penelitian mestilah
merancang langkah-langkah kegiatan penelitian. Paling tidak terdapat tiga tahap
utama dalam penelitian kualitatif, yaitu:
1. Tahap deskripsi atau tahap orientasi. Pada tahap ini, peneliti
mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar dan dirasakan. Peneliti baru
mendata sepintas tentang informasi yang diperolehnya.
2. Tahap reduksi. Pada tahap ini, peneliti mereduksi segala informasi yang
diperoleh pada tahap pertama untuk memfokuskan pada masalah tertentu.
3. Tahap seleksi. Pada tahap ini, peneliti menguraikan fokus yang telah
ditetapkan menjadi lebih rinci kemudian melakukan analisis secara
mendalam tentang fokus masalah. Hasilnya adalah tema yang dikonstruksi
berdasarkan data yang diperoleh menjadi suatu pengetahuan, hipotesis,
bahkan teori baru.
Secara spesifik, ketiga tahap tersebut dapat djabarkan dalam tujuh langkah
penelitian kualitatif yaitu: 1) Identifikasi masalah, 2) Pembatasan masalah, 3)

5
Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2009, hal.134.

6
Penetapan fokus masalah, 4) Pelaksanaan penelitian, 5) Pengolahan dan pemaknaan
data, 6) Pemunculan teori, dan 7) Pelaporan hasil penelitian
Sementara itu, Danim mengemukakan bahwa secara garis besar tahapan
penelitian kualitatif adalah:
1. Merumuskan masalah sebagai fokus penelitian.
2. Mengumpulkan data di lapangan.
3. Menganalisis data.
4. Merumuskan hasil studi.
5. Menyusun rekomendasi untuk pembuatan keputusan.

C. Corak Penelitian Kualitatif


Penelitian dengan pendekatan kualitatif dapat dibedakan menjadi tujuh tipe
utama, yaitu : phenomenology, ethnography, action research, biography, grounded
theory, design and development research, and case studi and field research.
1. Penelitian Etnografi
Etnografi adalah suatu bentuk penelitian yang berfokus pada makna
sosiologi melalui observasi lapangan tertutup dari fenomena sosiokultural.
Biasanya para peneliti etnografi memfokuskan penelitiannya pada suatu
masyarakat (tidak selalu secara geografis, juga memerhatikan pekerjaan,
pengangguran, dan masyarakat lainnya). Penelitian etnografi khusus
menggunakan tiga macam pengumpulan data yaitu wawancara, observasi
dan dokumentasi. Penelitian ini menghasilkan tiga jenis data: kutiapan,
uraian, dan kutipan dokumen menghasilkan dalam suatu produk: uraian
naratif.
2. Penelitian Grounded Theory “Teori Dasar”
Strauss dan Corbin dalam Sugiyono mendefinisikan grounded
theory (tori dasar) adalah suatu teori yang secara induktif diperoleh dari
pengkajian fenomena yang mewakilinya. Menurut Strauss dan Corbin,
penelitian grounded theory mempunyai tujuan untuk membangun teori yang
dapat dipercaya dan menjelaskan wilayah di bawah studi.

7
3. Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan (action research) adalah suatu proses yang
dirancang untuk memberdayakan semua partisipan dalam proses (siswa,
guru, dan peserta didik lainnya) dengan maksud untuk meningkatkan
praktik yang diselenggarakan di dalam pengalaman pendidikan. Penelitian
tindakan bertujuan untuk memberikan konstribusi kepada kepedulian
praktis dari orang dalam situasi problematis secara langsung dan untuk
tujuan lebih lanjut dari ilmu sosial secara serempak.
4. Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan (design and development research)
adalah salah satu jenis penelitian pragmatik yang menawarkan suatu cara
untuk menguji teori dan memvalidasi parktikyang terus-menerus dilakukan
secara esensial melalui tradisi yang tidak menantang. Suatu cara untuk
menetapkan prosedur-prosedur, teknik-teknik, dan peralatan-peralatan baru
yang didasarkan pada suatu analisis metodik tentang kasus-kasus spesifik.
5. Penelitian Kasus dan penelitian lapangan (Case Studi and field
research)
Yin dalam Bungin menyatakan bahwa studi kasus merupakan suatu
inquiry empiris yang mendalami fenomena dalam kehidupan yang nyata,
ketika batas antara fenomena dan konteks tak tampak dengan jelas. Tujuan
penlitian kasus dan penelitian lapangan adalah untuk mempelajari secara
instensif tentang latar belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan
suatu unit sosial. Macam-macam penelitian studi kasus, antara lain:
a. Studi kasus intrinsik (intrinsic case study)
Studi kasus ini dilakukan untuk memahami secara lebih baik dan
mendalam tentang suatu kasus tertentu. Studi atau kasus dilakukan
karena alasan peneliti ingin mengetahui secara intrinsik fenomena,
keteraturan, dan kekhususan kasus, bukan untuk alasan eksternal
lainnya.

8
b. Studi kasus instrumental (instrumental case study)
Studi kasus instrumental merupakan studi atas kasus untuk alasan
eksternal, bukan karena ingin mengetahaui hakikat suatu kasus
tersebut. Kasus hanya dijadikan sebagai sarana untuk memahami hal
lain di luar kasus seperti untuk membuktikan suatu teori yang
sebelumnya sudah ada.
c. Studi kasus kolektif (collective case study)
Studi kasus ini dilakukan untuk menarik kesimpulan atau
generalisasi atas fenomena atau populasi dari kasus-kasus tersebut.
Studi kasus kolektif ingin membentuk suatu teori atas dasar
persamaan dan keteraturan yang diperoleh dari setiap kasus yang
diselidiki.6
6. Biografi
Biogafi (biography) merupakan study terhadap seseorang atau
individu yang dituliskan oleh peneliti atas permintaan individu tersebut atau
atas keinginan peneliti yang bersangkutan. Denzin dan Lincoln dalam
Herdiansyah mendefinisikan biografi sebagai suatu studi yang berdasarkan
kepada kumpulan dokumen-dokumen tentang kehidupan seseorang yang
melukiskan momen penting yang terjadi dalam kehidupannya tersebut.
Sehingga dalam penelitian ini yang dijadikan sebagai subyek dalam
penelitian dapat berupa orang yang masih hidup ataupun orang yang sudah
meninggal dunia, sepanjang data yang relevan dapat diperoleh peneliti dari
dokumen yang tersedia.
7. Fenomenologi
Polkinghorne dalam Herdiansyah mendefinisikan fenomenologi
sebagai sebuah studi untuk memberikan gambaran tentang arti dari
pengalaman-pengalaman beberapa individu mengenai konsep tertentu.

6
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta, 2012, hal. 57.

9
Fenomenologi dapat bersifat individu misalnya seseorang
mengalami malam lailatul qadar yang dialami oleh beberapa orang Muslim
pada bulan Ramadhan atau seseorang yang mengalami near-death
experiences atau dapat disebut dengan pengalaman terhadap kematian
menyatakan bahwa pengalaman tersebut merupakan pengalaman yang luar
biasa fenomenal sepanjang hidupnya dan dirasakan sangat ekstrim yang
mendekati kematiannya.
Contoh tersebut merupakan contoh yang bersifat individual yang hanya
dialami oleh perseorangan. Selanjutnya pengalaman yang bersifat masal yaitu
misalnya pada saat terjadinya tsunami di Aceh pada tahun 2004 lalu yang
menewaskan ratusan ribu orang.7

D. Dimensi-Dimensi Penelitian Kualitatif


Penelitian kualitatif disebut juga penelitian naturalistik, metode
fenomenologis, metode impresionistik, dan metode postpositivistic. Adapun
karakteristik penelitian jenis ini adalah sebagai berikut:
1. Menggunakan pola berpikir induktif (empiris rasional atau bottomup).
Metode kualitatif sering digunakan untuk menghasilkan grounded theory,
yaitu teori yang timbul dari data bukan dari hipotesis seperti dalam metode
kuantitatif. Atas dasar itu penelitian bersifat generating theory, sehingga
teori yang dihasilkan berupa teori substansif.
2. Perspektif emic/partisipan sangat diutamakan dan dihargai tinggi. Minat
peneliti banyak tercurah pada bagaimana persepsi dan makna menurut sudut
pandang partisipan yang diteliti, sehingga bias menemukan apa yang
disebut sebagai fakta fenomenologis.
3. Penelitian kualitatif tidak menggunakan rancangan penelitian yang baku.
Rancangan penelitian berkembang selama proses penelitian.

7
Danim, Sudarwan. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung; Pustaka Setia, 2002, hal. 98.

10
4. Tujuan penelitian kualitatif adalah untuk memahami, mencari makna di
balik data, untuk menemukan kebenaran, baik kebenaran empiris sensual,
empiris logis, dan empiris logis.
5. Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, sumber data yang dibutuhkan,
dan alat pengumpul data bisa berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan.
6. Pengumpulan data dilakukan atas dasar prinsip fenomenologis, yaitu
dengan memahami secara mendalam gejala atau fenomena yang dihadapi.
7. Peneliti berfungsi pula sebagai alat pengumpul data sehingga keberadaanya
tidak terpisahkan dengan apa yang diteliti.
8. Analisis data dapat dilakukan selama penelitian sedang dan telah
berlangsung.
9. Hasil penelitian berupa deskripsi dan interpretasi dalam konteks waktu serta
situasi tertentu.8

E. Tujuan Penelitian Kualitatif


Atas dasar penggunaanya, dapat dikemukakan bahwa tujuan penelitian
kualitatif dalam bidang pendidikan yaitu untuk:
1. Mendeskripsikan suatu proses kegiatan pendidikan berdasarkan apa yang
terjadi di lapangan sebagai bahan kajian lebih lanjut untuk menemukenali
kekurangan dan kelemahan pendidikan sehingga dapat ditentukan upaya
penyempurnaannya.
2. Menganalisis dan menafsirkan suatu fakta, gejala dan peristiwa pendidikan
yang terjadi di lapangan sebagaimana adanya dalam konteks ruang dan
waktu serta situasi lingkungan pendidikan secara alami.

8
Moloeng, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2013, hal. 243.

11
3. Menyusun hipotesis berkenaan dengan konsep dan prinsip pendidikan
berdasarkan data dan informasi yang terjadi di lapangan (induktif) untuk
kepentingan pengujian lebih lanjut melalui pendekatan kualitatif.9

F. Data Penelitian Kualitatif


Dalam hubungannya dengan data penelitian kualitatif, Sugiyono,
menyebutkan terdapat 4 macam teknik pengumpulan data, yaitu:
1. Observasi
Menurut S. Margono dalam Zuriah observasi diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala yang tampak
pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan dilakukan terhadap objek
di tempat terjadi, karena penting untuk melihat perilaku dalam keadaan
(setting) alamiah, melihat dinamika, dan gambaran perilaku berdasarkan
situasi yang ada.
2. Wawancara/Interview
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam
suatu topik tertentu. Menurut Zuriah wawancara ialah alat pengumpul
informasi dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk
dijawab secara lisan pula. Dalam penelitian kualitatif, sering
menggabungkan teknik observasi partisipatif dengan wawancara
mendalam.
3. Dokumentasi
Menurut Zuriah, dokumentasi adalah cara mengumpulkan data
melalui peninggalan tertulis seperti arsip, termasuk juga buku tentang teori,
pendapat, dalil atau hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan
masalah penelitian.

9
Herdiansyah, Heri. Metodologi Penelitian Kualitatif: Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta:
Salemba Humanika, 2010, hal. 23.

12
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode
observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
4. Triangulasi
Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data
yang telah ada. Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data-data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari
sumber yang sama. Tujuan dari triangulasi bukan untuk mencari kebenaran
tentang beberapa fenomena, tetapi lebih pada peningkatan pemahaman
peneliti terhadap apa yang ditemukan.10
Sementara itu, dalam permasalahan teknis analisis data dalam
penelitian kualitatif, dapat dilakukan sebagai berikut:
5. Analisis data sebelum di lapangan
Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan, atau data
sekunder, yang digunakan untuk menentukan fokus penelitian. Namun
demikian fokus penelitian ini masih bersifat sementara, dan berkembang
setelah peneliti masuk dan selama di lapangan.
6. Analisis data di lapangan model Miles and Huberman
a. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hak yang penting, dicari tema dan polanya.
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

10
Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008,
hal. 201.

13
b. Data Display (penyajian data)
Penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan natar kategori, flowchart, dan
sejenisnya. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dala
penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. Dalam
melakukan display data, selain teks naratif, juga dapat berupa, grafik,
matrik, network (jejaring kerja) dan chart.
c. Conclusion Drawing/verification
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan
baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa
deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-
remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa
hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori. 11

11
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari deskripsi yang dikemukakan pada pembahasan, dapat dikemukakan
kesimpulan sebagai berikut:
1. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara
holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada
suatu konteks yang alamiah dan dengan menggunakan metode kualitatif,
analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dari pada generalisasi.
2. Setidaknya terdapat tiga tahap utama dalam penelitian kualitatif, yaitu: 1)
Tahap deskripsi atau tahap orientasi, 2) Tahap reduksi, dan 3) Tahap seleksi.
3. Penelitian dengan pendekatan kualitatif dapat dibedakan menjadi lima tipe
utama, yaiu : phenomenology, ethnography, action research, biography,
grounded theory, design and development research, and case studi and field
research,
4. Karakteristik penelitian kualitatif antara lain: 1) Menggunakan pola berpikir
induktif (empiris rasional atau bottomup), 2) Perspektif emic/partisipan
sangat diutamakan dan dihargai tinggi, 3) Penelitian kualitatif tidak
menggunakan rancangan penelitian yang baku, 4) Pengumpulan data
dilakukan atas dasar prinsip fenomenologis, 5) Peneliti berfungsi pula
sebagai alat pengumpul data sehingga keberadaanya tidak terpisahkan
dengan apa yang diteliti, dan 6) Analisis data dapat dilakukan selama
penelitian sedang dan telah berlangsung.
5. Tujuan penelitian kualitatif dalam bidang pendidikan yaitu: 1) Untuk
mendeskripsikan suatu proses kegiatan pendidikan berdasarkan apa yang
terjadi di lapangan, 2) Menganalisis dan menafsirkan suatu fakta, gejala dan
peristiwa pendidikan yang terjadi di lapangan, dan 3) Menyusun hipotesis

15
berkenaan dengan konsep dan prinsip pendidikan berdasarkan data dan
informasi yang terjadi di lapangan.
6. Terdapat 4 macam teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif,
yaitu: 1) Observasi, 2) Wawancara, 3) Dokumentasi, dan 4) Trianggulasi.
Sedangkan pada analisis datanya dilakukan sebelum di lapangan dan setelah
di lapangan dengan model Miles and Huberman

16
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan, Praktek. Jakarta:


Rineka Cipta, 2006.

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Kualitatif. Aktualisasi Metodologis Kearah


Ragam Varian Kontemporer). Jakarta: Rajawali Press, 2001.

Creswell, John W. Research Design Qualitative & Quantitative


Approaches. California: Sage Publications, Inc., 1994.

Danim, Sudarwan. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung; Pustaka Setia, 2002.

Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan, Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Raja


Grafindo Persada, 2009.

Herdiansyah, Heri. Metodologi Penelitian Kualitatif: Untuk Ilmu-Ilmu


Sosial. Jakarta: Salemba Humanika, 2010.

Moloeng, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya, 2013.

Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya,


2008.

Sudjana, Nana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar
Baru, 2001.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D. Bandung: Alfabeta, 2012.

17

Anda mungkin juga menyukai